HUKUM KEBENDAAN PERDATA BARAT

advertisement
HUKUM KEBENDAAN
PERDATA
Hukum Kebendaan Perdata Barat (HPE 20103)
I.
Posisi Hukum Kebendaan dlm KUHPerdata
Pembidangan hukum perdata:
1. KUHPerdata
Buku I : Tentang Orang
Buku II : Tentang Benda
Buku III : Tentang Perikatan
Buku IV : Tentang Pembuktian dan Daluwarsa
2. Ilmu Pengetahuan Hukum Perdata
- hukum perorangan
- hukum kekeluargaan
- hukum kekayaan
- absolut → hak kebendaan
- relatif → hak perseorangan
- hukum waris
2
Perbandingan ke dua sistematika
Hukum Perdata
• Ilmu Pengetahuan Hukum
• KUHPerdata
Hukum Perorangan
Buku I Tentang Orang
Hukum Kekeluargaan
Absolut → Buku II Tentang
Benda
Hukum Kekayaan
Hukum Waris
Relatif → Buku III Tentang
Perikatan
Buku IV Tentang Pembuktian
dan Daluwarsa
3
II. Materi yg diatur dlm Buku II Tentang Benda Hukum Benda dan Hukum Waris
Pasal 528 KUHPerdata → hak waris identik dgn hak kebendaan
Pasal 584 KUHPerdata → “waris” → salah satu cara memperoleh hak
kebendaan
III. Berlakunya UUPA serta akibatnya thd Hukum
Pertahanan Nasional dan Buku II KUHPerdata
Menurut UUPA → Hukum Agraria adalah keseluruhan ketentuan-ketentuan
hukum yg mengatur hubungan hukum dgn bumi, air,
dan kekayaan alam yg terkandung didlmnya.
dlm Dictum UUPA → mencabut Buku II KUHPerdata Tentang Benda
sepanjang yg mengatur mengenai bumi, air serta kekayaan alam yg
terkandung didlmnya, kecuali ketentuan-ketentuan mengenai hipotik.
4
IV. Berlakunya UUHT atas Hukum Pertahanan Nasional dan akibat-akibatnya
thd Buku II KUHPerdata
UUHT No.4 Tahun 1996 → merupakan realisasi pasal 51 UUPA;
Hak Tanggungan dpt dibebankan pada:
- Hak Milik → pasal 25 UUPA
- Hak Guna Usaha → pasal 36 UUPA
- Hak Guna Bangunan → pasal 39 UUPA
Pasal 57 UUPA sebelum berlaku UUHT → tetap berlaku ketentuan Hipotik dan
Creditverband
Staablad 1908 – 542 diubah Staablad 1937 – 190.
dgn berlakunya UUHT → tercipta unifikasi penentuan tentang jaminan:
Di bidang perundang-undangan:
a. berlakunya UUHT → seperti yg diatur dlm pasal 51 UUPA
b. tdk berlakunya ketentuan CV : S. 1908 – 542
S. 1937 – 190
c. pasal 25 UUHT
5
V. Akibat thd Buku II KUHPerdata Tentang
Benda Menurut Prof. Sri Soedewi
1. Ada pasal-pasal yg masih berlaku penuh
→ Hukum Waris
2. Ada pasal-pasal yg tdk berlaku
→ yg mengatur mengenai bumi, air serta
kekayaan yg terkandung didlmnya
3. Ada pasal-pasal yg masih berlaku
→ hipotik → tetapi tdk penuh
6
VI. Tinjauan Umum Tentang Benda dan Hukum Benda
1.
PENGERTIAN BENDA
Prof. Soebekti → dlm arti sempit → dpt dilihat saja
→ dlm arti luas → segala sesuatu dpt dihaki (objek hukum)
Prof. Mariam Darus → dlm KUHPerdata ada 2 istilah:
▪ Benda (Zaak) → benda dlm arti luas (ps 499 KUHPerdata)
▪ Goed (barang)
“Zaak” → segala sesuatu yg “dpt” dikuasai manusia
“dpt” → membuka kemungkinan untuk memasukkan “sesuatu” yg sebelumnya
→ tdk memenuhi kriteria sebagai objek hukum
Misal: aliran listrik, program komputer
Arti lain dari “Zaak” dlm KUHPerdata:
1.1). Perbuatan Hukum → pasal 1792 KUHPerdata
“Last Geving” (pemberian kuasa) → suatu perjanjian yg memberikan
kuasa dari seseorang pada seorang lainnya, dimana si penerima kuasa
akan melakukan suatu “zaak” untuk kepentingan pemberi kuasa.
7
1.2). Kepentingan → pasal 1354 KUHPerdata → diatur tentang seseorang yg
dgn sukarela akan menyelenggarakan suatu “zaak” untuk kepentingan
seseorang lainnya baik “diminta” dan “tdk”
1.3). Kenyataan Hukum → pasal 1263 KUHPerdata → perikatan dgn syarat
tangguh/menunda yaitu perikatan yg digantungkan pada “suatu kejadian”
yg akan datang dan belum pasti atau dari suatu “zaak” yg sudah terjadi
tetapi belum diketahui para pihak.
Terjadi kerancuan dlm menggunakan istilah “zaak” dlm KUHPerdata karena
“zaak” dpt berarti → Benda berwujud
→ Bagian dari harta kekayaan
Dua arti “zaak” adalah:
1. dilapangan hukum kebendaan (zaken recht) → dpt dilakukan
penyerahan, umumnya dpt menjadi objek hak milik. Misalnya kamar
yg disewakan, jika dianggap bagian dari rumah berarti → bahwa
bagian tersebut tdk dpt dilakukan penyerahan, karena ditinjau dari
sudut hukum benda merupakan bagian dari eigendom (hak milik) atas
rumah tersebut.
2. ditinjau dari hukum kekayaan relatif → hukum perikatan “kamar” tersebut
dijadikan objek sewa-menyewa → dgn demikian kamar dianggap
“zaak” dlm pengertian hukum perikatan
8
Contoh lain
Kasus yg telah diputus oleh Hoge Raad (HR) 27 Mei 1910.
Pagar disewa untuk reklame (iklan) uang sewa dibayar tiap bulan
Sengketa dialihkan → perjanjian sewa tersebut tdk sah.
Alasannya, untuk sahnya perjanjian sewa → harus ada “zaak” yg dijadikan
objek.
Sesuai bunyi pasal 1548 KUHPerdata → sewa menyewa adalah suatu
perjanjian yg memberikan kenikmatan atas suatu “zaak”pada si penyewa.
dlm kasus tersebut → yg disewakan adalah → luasnya, bukan “zaak.”
perjanjian sewa menyewa tersebut oleh keputusan Hoge Raad → dianggap
tdk sah.
Para ahli hukum keberatan thd keputusan tsb dgn berpendapat: luasnya pagar
bukan zaak dlm pengertian pasal 1548 KUHPerdata. Perjanjian tsb tetap
sah → atas dasar pasal 1338 KUHPerdata → dan termasuk pada perjanjian
innominat (tak bernama)
9
2. ASAS – ASAS UMUM HUKUM BENDA
1). Merupakan hukum yg memaksa (dwigen recht) → tdk memberi kewenangan lain selain yg ditentukan dlm
undang – undang.
2). Dapat dipindahkan
semua hak kebendaan dpt dipindahtangankan kecuali hak pakai dan hak mendiami. Catatan: setelah
berlaku UUHT → hak pakai atas tanah negara harus didaftarkan → dgn demikian menurut sifat dan
fakta hak pakai tersebut dapat dipindahtangankan.
3). Individualis → objek hak kebendaan adalah selalu benda yg dapat ditentukan secara individual, artinya:
orang hanya dapat sebagai eigenaar dari barang berwujud yg merupakan “kesatuan”.
4). Asas totalitas → hak kebendaan selalu terdiri atas kesatuan objeknya. MIsalnya seorang pemilik rumah
berarti ia menjadi pemilik dari bagian-bagian atas rumah tersebut seperti jendela, pintu, dan lainnya.
5). Asas prioritas → semua hak kebendaan memberi wewenang yg sejenis dgn kewenangan dari eigendom
hanya luasnya berbeda. Misalnya sebidang tanah sudah dibebani Hak Tanggungan kemudian
dibebani dengan Hak Memungut Hasil maka yang lebih diprioritaskan adalah Hak Tanggungan karena
lebih dahulu ada.
6). Asas percampuran → apabila ada dua hak saling melebur misalnya jika sebuah rumah dibebani hak sewa
kemudian rumah itu dibeli oleh si penyewa maka hak sewa menjadi hilang yang timbul adalah hak
milik.
7). Asas publisitas → berkaitan dengan status kepemilikan benda misalnya atas tanah yang dibebani Hak
Tanggungan atau dipindahtangankan harus didaftar di Badan Pertanahan Nasional.
8). Perjanjian Kebendaan, berkaitan erat dengan perjanjian pembebanan hak misalnya gadai Hak
Tanggungan.
10
3. PERBEDAAN MACAM – MACAM BENDA
Macam – macam benda:
a.
Secara klasik
lihat → pokok-pokok Hukum Perdata halaman 61, Hukum Benda (Soedewi) halaman 17
b.
dlm RUU Benda Nasional
- tanah dan bukan tanah
- berwujud atau tak berwujud
- terdaftar atau tak terdaftar
- bergerak atau tak bergerak
catatan:
1. pembedaan tanah/bukan tanah sesuai dgn UUPA landasannya hukum ada pada pasal 5 UUPA
2. berwujud/tak berwujud → semakin penting → dgn kemajuan teknologi kini dan masa datang pelbagai
penemuan baru
3. terdaftar/tak terdaftar → memberi kepastian dan kedudukan yg kuat bagi pemegang hak
4. bergerak/tak bergerak → merupakan pembedaan yg terpenting;
a. kriteria pembedaan:
bergerak → sifat
→ ditentukan UU
tak bergerak → sifat
→ ditentukan UU
→ tujuan pemakaiannya
b. arti penting pembedaan benda bergerak/tak bergerak
- Bezit
- Levering (penyerahan) → bergerak (ps. 612 KUH Perdata)
→ Tak bergerak (pp 10/1961 pp 24/97)
- Bezwarring (pembebanan)
- Verjaring (daluwarsa)
11
4. HAK KEBENDAAN
a.
Makna → hak kebendaan adalah bagian dari hak perdata.
Hukum harta kekayaan terdiri atas hukum kekayaan yang
absolut dan hukum kekayaan yang relatif. Hak kebendaan
termasuk ke dalam hukum harta kekayaan yang absolut. Di
samping hak absolut lain yang dikenal dalam hak keperdataan
adalah (1) hak seseorang dalam memiliki hak untuk hidup, hak
atas kemerdekaan seseorang, dan hak atas kehormatan; (2)
hak absolut yang berkaitan dengan hak kekeluargaan adalah
hak-hak yang timbul dari hubungan orang tua dan anak, serta
hubungan antara wali dengan anak di bawah perwaliannya.
b.
Pengertian hak kebendaan adalah hak yg memberikan
kekuasaan langsung atas suatu benda dan dapat
dipertahankan thd setiap orang.
12
c. Ciri-ciri/sifat hak kebendaan
1. Bersifat “absolut” → dapat dipertahankan thd tuntutan setiap
orang.
2. “Zaak gevolg” (droit de suite) mengikuti benda di mana pun
berada.
Misalnya jika ada hak tanggungan di atas sebidang tanah
kemudian tanah tersebut dijual maka hak tanggunan tersebut
tetap melekat di atas tanah tersebut, begitu pula dengan tanah
yang di atasnya terdapat hak sewa.
3. Droit de preference hak untuk didahulukan, merupakan
pengecualian atas asas keseimbangan atau paritas creditorum,
yaitu adanya kreditur-kreditur yang kongkuren.
4. Hak untuk menuntut kebendaan adalah hak untuk menuntut
pengembalian hak dalam keadaan semula → pasal 574 KUH
Perdata.
5. Kewenangan untuk melakukan pemindahan hak, dapat dilakukan
oleh pemegang hak kebendaan.
d. Hak kebendaan berbeda dgn hak perorangan
13
Hak Kebendaan → absolut
a
Hak Perorangan → relatif
Hak Kebendaan → terdapat hubungan langsung antara subjek hukum (orang) dgn objek
hukum (benda)
b
Hak Perorangan → menimbulkan hubungan hukum antara 2 pihak atau lebih, yg berkaitan
dgn benda atau hal tertentu
Hak Kebendaan → preferent
c
Hak Perorangan → keseimbangan antara 2 pihak
Perbedaan
Hak Kebendaan
dan Hak Perorangan
Hak Kebendaan → terdapat hak → gugat kebendaan thd siapa saja
d
Hak Perorangan → gugat perorangan antara para pihak dlm perjanjian
Hak Kebendaan → pemindahan hak sepenuhnya
e
Hak Perorangan → pemindahan hak terbatas
f
Hak Kebendaan → berlaku asas perlindungan thd “bezitter”
Hak Perorangan tdk berlaku asas dlm pasal 1977 KUH Perdata
14
Ditinjau dari sudut hak kebendaan misal → A mempunyai
hak memungut hasil dari tanah milik B, ternyata B pailit,
walaupun B pailit sebagai akibat dari sifat hak kebendaan
mutlak, maka A tdk kehilangan hak untuk menungut
hasil, walaupun tanah itu dijual oleh kurator.
Perbedaan lain
dlm hal kepailitan
Ditinjau dari hak perorangan
X mempunyai piutang 1juta pada Y; Y sudah pailit
Menurut aturan kepailitan harta Y harus dijual lelang hasilnya
digunakan untuk menutupi utang – utangnya (Y)
X dapat mengajukan tuntutan untuk pembayaran
tagihannya. Tetapi belum tentu akan terpenuhi jika ternyata
harta Y tdk cukup untuk membayar hutang – hutangnya,
jika ternyata terdapat banyak kreditur Y
15
e. Batas-batas Pengaturan Hak Kebendaan
1. 1977 (1) KUHPerdata → droit de suite menjadi tdk mutlak.
Contoh kasus = A meminjam buku dari B kemudian menjual
pada C = perlindungan dibebankan pada C.
Berkaitan dengan pasal di atas jika barang yang dikuasai
oleh seseorang itu ternyata memiliki pemilik sejati maka
penguasaan barang oleh orang lain akan merugikan pemilik
sejatinya karena ia harus menuntut haknya.
2. Tentang piutang-piutang yg diistimewakan →
pengaturannya ada dalam Buku ke-II KUH Perdata tetapi
secara substansi adalah merupakan materi Buku ke-III yang
mempunyai sifat hak perorangan.
16
3. Hak Perorangan mempunyai ciri Hak Kebendaan → 1365
KUHPerdata
Pasal ini mencerminkan perlindungan kepada seseorang dari
gangguan pihak lain yang sifatnya mengikat dan mutlak.
4. Pasal 1576 (1) KUHPerdata → jual beli tidak memutuskan
hubungan sewa-menyewa dengan demikian sewa-menyewa
mengandung hak kebendaan karena hak sewa itu terus
mengikuti bendanya. Alasannya dengan dijualnya benda
yang disewakan, si penyewa tetap berhak atas hak sewanya.
5. Droit de Preference
Hak perorangan memiliki sifat prioritas misalnya dalam hal
jual beli atau sewa-menyewa. Jika ada penyewa pertama dan
penyewa kedua maka yang akan didahulukan adalah
penyewa pertama.
17
a.
Hak Kebendaan yg
memberikan kenikmatan
•Atas milik sendiri
•Atas milik orang lain
Perbedaan Hak Kebendaan
Dan fungsinya
KUHPerdata
1. Erfpacht
2. Opstal
3. Servituut
4. Vruchtgebruik
b. UUPA pasal 16 UUPA
-Hak milik
-Hak guna usaha
-Hak guna bangunan
-Hak pakai
-Hak sewa
Diatur dlm KUHPerdata
-Pandrecht
-hipotek
Hak Kebendaan yg
memberi jaminan
Diatur diluar KUHPerdata
-UUHT 4/1996
-UUJF 42/1999
18
Hak Menguasai (Bezit)
•
Makna Bezit dan syarat – syaratnya
529 KUHPerdata → suatu keadaan menguasai suatu benda, baik untuk diri
sendiri, maupun dengan perantara orang lain → mempertahankan atau
menikmati selaku orang yg memiliki benda tersebut
1. Pengertian Bezit
Prof. Soebekti → Bezit → suatu keadaan lahir dimana seseorang menguasai
suatu benda seolah – olah kepunyaannya sendiri, keadaan mana oleh
hukum dilindungi, dengan tdk mempersoalkan hak atas benda tersebut
sebenarnya ada pada siapa.
Prof. Soedewi → Bezit → keadaan memegang atau menikmati
benda dimana seorang menguasai baik sendiri atau perantara orang lain
seolah – olah kepunyaan sendiri
19
Beda
eigendom → menunjukkan hubungan hukum antara
benda dan pemiliknya
bezit → menunjukkan hubungan nyata
2. Bezitter → a. Te Goeder Trouw = 531 KUHPerdata
b. Te Kwader Trouw = 532 KUHPerdata
lebih lanjut lagi → lihat = pasal 533 KUHPerdata → juncto pasal 1965 KUHPerdata
3. Syarat Bezit
corpus → ada hubungan dlm bentuk
kekuasaan nyata
animus → ada unsur kemauan untuk memiliki
4. Macam – macam Bezit → Burgelik Bezit → mempunyai kehendak
sendiri atau memiliki, misal
→ dari perjanjian jual beli
Natuurlijk Bezit → detentie → tdk punya
keinginan memiliki →
hub. hukum sewa
20
5. Cara memperoleh Bezit
a. Occupatio → Resnullius
→ Originair → Benda bergerak dari laut dan hutan
→ Benda tetap 545 KUHPerdata
b. traditio → penyerahan
6. Fungsi Bezit
Fungsi Polisionil → Bezit = menjadi perlindungan hukum =
bahwa beziter memang mendudukinya
tanpa mempersoalkan hak milik ada pada
siapa
Fungsi Zakenrecht →walaupun pencuri dilindungi sampai
terbukti dinyatakan bersalah
Beziter jujur = 548 KUHPerdata (te goeder trouw)
7. Hak – hak atas
Beziter tak jujur = 549 KUHPerdata (te kwarde trouw)
550 KUHPerdata → Gugat Bezit
21
1977 (1) KUHPerdata

Penafsiran
8. Bezit atas benda
bergerak
Eigendom theorie

Legitimatie theorie
Menafikan 2 syarat penyerahan
Harus dgn hak yg sah
Orang berwenang
Atas hak yang sah
Tdk perlu oleh
orang yg berwenang
Kewenangan
Syarat penyerahan atas
benda bergerak
Atas hak yg sah
22
Download