BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dunia industri yang semakin kompleks dan tingkat persaingan yang semakin tinggi. Perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif yang lebih dari sekedar memproduksi barang dan jasa dengan harga murah. Konsumen yang kini memiliki keleluasaan untuk memilih barang dan jasa yang dikonsumsi, tidak lagi hanya mempertimbangkan harga semata tetapi juga melihat pada nilai-nilai lain dari perusahaan. Salah satu nilai yang menjadi perhatian masyarakat adalah nilai lingkungan perusahaan, yakni sejauh mana perusahaan bertanggung jawab terhadap kondisi lingkungan dengan menunjukkan kinerja lingkungan yang baik. Kinerja lingkungan yang baik adalah pertanggungjawaban perusahaan terkait kondisi tanah, air, dan udara di tempat dimana perusahaan tersebut berada yang terkena dampak baik secara langsung maupun tidak langsung dari limbah hasil aktivitas operasi perusahaan. Salah satu bentuk yang dapat ditemui atas implementasi kinerja lingkungan perusahan adalah pengolahan limbah 3B (bahan berbahaya dan beracun) dalam bentuk padat dan cair. Sebagai wujud pernyataan atas kinerja lingkungan yang telah dilakukan perusahaan. Manajemen memiliki kecenderungan untuk melakukan pengungkapan kepada masyarakat. Pengungkapan lingkungan dapat dilakukan perusahaan melalui instrumen laporan tahunan perusahaan, laporan keberlanjutan perusahaan, halaman internet perusahaan dan berbagai media lainnya, seperti: surat kabar atau majalah lingkungan hidup. Kondisi diatas mendorong keingintahuan peneliti untuk mengkaji pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan lingkungan. Guna mengetahui apakah perusahaan yang telah melakukan kinerja lingkungan akan terdorong untuk melakukan pengungkapan lingkungan dengan dilatarbelakangi oleh pertentangan dua teori terkait pengungkapan lingkungan, yakni teori pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dan teori sosio politik (socio political theories). Pendukung teori pengungkapan sukarela, (Dye, 1985; Preston, 1981; Verrecchia, 1983) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik memiliki kecenderungan melakukan pengungkapan lebih luas dalam rangka memposisikan diri mereka sebagai institusi yang memberi dampak positif terhadap masyarakat terkait aktivitas operasional perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Pfleiger et. al. (2005) menunjukkan bahwa ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan atas kinerja lingkungan yang dilakukan, antara lain: ketertarikan pemegang saham dan pemangku kepentingan terhadap keuntungan perusahaan yang diperoleh atas pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab, terhindarnya perusahaan dari klaim masyarakat dan pemerintah terkait dampak yang ditimbulkan perusahaan terhadap lingkungan, serta meningkatnya kualitas produk yang dihasilkan yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan ekonomi bagi perusahaan tersebut seiring dengan kesadaran perusahaan bahwa dalam perkembangan industri modern isu sosial dan lingkungan telah menjadi bagian penting dari perusahan. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik memiliki kecenderungan untuk menyampaikan kinerja mereka dengan merujuk pada pencapaian indikator kinerja lingkungan yang sulit ditiru oleh perusahaan berkinerja buruk. Sementara perusahaan dengan kinerja lingkungan yang buruk akan lebih memilih untuk mengungkapkan lebih sedikit atau bahkan tidak mengungkapkan sama sekali terkait performa lingkungan mereka. Oleh karenanya, teori pengungkapan sukarela memprediksi hubungan yang positif antara kinerja lingkungan dan tingkat pengungkapan lingkungan. Teori sosio politik, termasuk didalamnya teori politik ekonomi, teori legitimasi dan teori pemangku kepentingan (Patten, 2002) menyatakan prediksi yang berbeda, yakni bahwa hubungan antara kinerja lingkungan dan kualitas pengungkapan lingkungan memiliki hubungan yang negatif. Teori legitimasi menjelaskan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial dilakukan perusahaan dalam upayanya untuk mendapatkan legitimasi dari komunitas dimana perusahaan itu berada yang pada akhirnya akan mengamankan perusahaan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Lebih jauh lagi, legitimasi yang diperoleh perusahaan juga akan meningkatkan reputasi perusahaan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada nilai perusahaan tersebut. Lindblom (1993), Dowling dan Pfefer (1975) menyatakan bahwa terdapat empat strategi legitimasi yang dapat diadopsi organisasi ketika mereka dihadapkan pada gangguan atas legitimasinya atau jika kinerja perusahaan tidak sesuai dengan harapan dari masyarakat atau pemangku kepentingan. Dalam hal ini suatu organisasi dapat : (1) mengubah outputnya, metode atau tujuan agar sesuai dengan harapan dari masyarakat yang relevan dan kemudian mereka menginformasikan perubahan ini kepada kelompok masyarakat tersebut, (2) tidak mengubah output, metode ataupun tujuan, tapi mendemonstrasikan kesesuaian dari output, metode dan tujuan melalui pendidikan dan informasi (3) mencoba untuk mengubah persepsi dari masyarakat dengan menghubungkan organisasi dengan simbol-simbol yang memiliki status legitimasi yang tinggi dan (4) mencoba untuk mengubah harapan masyarakat dengan menyesuaikan harapan mereka dengan output, tujuan dan metode organisasi. Teori pemangku kepentingan (stakeholder) menyatakan bahwa perusahaan melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial sebagai upaya untuk memenuhi harapan atau permintaan pemangku kepentingan. Roberts (1992) menyatakan bahwa tujuan utama dari perusahaan adalah untuk mencapai kemampuan untuk menyeimbangkan konflik dari berbagai pemangku kepentingan dalam suatu perusahaan. Ulmann (1985) menyimpulkan bahwa pengungkapan sosial merupakan strategi yang digunakan utnuk mengelola hubungan dengan pemangku kepentingan dengan mempengaruhi tingkat permintaan yang berasal dari pemangku kepentingan yang berbeda. Penelitian ini termotivasi oleh penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Clarkson, et.al. (2007) yang menguji pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan tanggung jawab lingkungan perusahaan pada perusahaan berpolusi tinggi di Amerika Serikat. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kinerja lingkungan dan pengungkapan tanggung jawab lingkungan perusahaan. Didasari oleh pertentangan kedua teori diatas dan masih beragamnya hasil yang diperoleh dari penelitian terkait hubungan antara kinerja lingkungan dengan pengungkapan lingkungan yang telah dilakukan sebelumnya. Serta dalam rangka menemukan teori yang lebih mencerminkan pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan lingkungan di Indonesia. Peneliti terdorong untuk membuat skripsi yang berjudul: “PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN PERUSAHAAN: STUDI KASUS PADA PROGRAM PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (PROPER) PERIODE 2008-2010”. I.2. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian skripsi ini, peneliti membatasi pembahasan dan penelitiannya pada perusahaan yang tercatat pada Program Penilaian Perusahaan dalam Pengelolaan lingkungan Hidup (PROPER) periode 2008-2010 dan Bursa Efek Indonesia (BEI) serta melaporkan tanggung jawab lingkungan perusahaan dalam laporan tahunan dan/atau laporan keberlanjutan pada tahun 2008 dan 2009. Perusahaan yang tercatat di PROPER dipilih sebagai populasi karena memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan hidup dan telah melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan. Kegiatan analisis penelitian difokuskan kepada variabel-variabel yang diteliti yaitu variabel kinerja lingkungan dan variabel pengungkapan lingkungan. Namun, peneliti juga akan membahas beberapa variabel-variabel yang mempengaruhi pengungkapan lingkungan, yaitu: pendanaan perusahaan, perputaran aset, leverage, ukuran perusahaan, kebaruan aset dan intensitas modal. I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti dengan melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah kinerja lingkungan memiliki hubungan yang positif dengan pengungkapan lingkungan sesuai dengan teori pengungkapan sukarela 2. Untuk mengetahui apakah kinerja lingkungan memiliki hubungan yang negatif dengan pengungkapan lingkungan sesuai dengan teori sosial politik 3. Untuk mengetahui dan mengukur seberapa baik pelaksanaan kinerja lingkungan pada perusahaan yang melakukan pengungkapan lingkungan dengan luas Manfaat dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti: dapat memberikan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman mengenai praktik kinerja lingkungan pada perusahaan di Indonesia. Serta menjadi sarana aplikasi dan perbandingan antara ilmu yang diperoleh terkait pengungkapan lingkungan dengan praktik nyata. 2. Bagi masyarakat: dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada pihakpihak yang tertarik dengan penelitian ini, serta dapat menyediakan tambahan informasi yang dapat digunakan bagi mereka yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut. 3. Bagi pemerintah dan instansi terkait: dapat memberikan bahan pertimbangan kepada pemerintah dan instansi terkait dalam mengembangkan peraturan, pengawasan dan program pengembangan terkait pelaksanaan kinerja lingkungan di Indonesia. I.4. Ringkasan Metodologi Penelitian Ringkasan metodologi penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: 1. Jenis penelitian adalah penelitian pengujian hipotesis (kuantitatif) 2. Penelitian pengujian hipotesis yang digunakan adalah penelitian kausal 3. Dimensi waktu penelitian adalah urut waktu 4. Kedalaman penelitian yang dilakukan peneliti tidak terlalu mendalam tetapi melibatkan banyak objek (studi statistik) 5. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara tidak langsung 6. Lingkungan penelitian yang dilakukan adalah industri 7. Unit analisisnya adalah perusahaan, yaitu perusahaan-perusahaan yang tercatat di PROPER 2008-2010 dan Bursa Efek Indonesia periode 2008 dan 2009 8. Model Empiris berupa model regresi logistik dengan variabel-variabel yang diteliti yaitu berupa 1 variabel dependen, 1 variabel independen dan 6 variabel kontrol. I.5. Sistematika Pembahasan Untuk memberikan gambaran yang jelas dan logis, maka skripsi ini disusun menjadi beberapa bab secara sistematis. • Bab I Pendahuluan Bab ini dibagi menjadi lima subbab yang terdiri atas latar belakang penelitian; ruang lingkup penelitian; tujuan dan manfaat penelitian; ringkasan metodologi penelitian; dan sistematika pembahasan yang menguraikan secara sistematis urutan skripsi ini. • Bab II Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian landasan teori dan pengembangan hipotesis. Pada bagian landasan teori akan dibahas mengenai teori-teori yang digunakan sebagai landasan untuk membahas permasalahan dan mendukung analisis dalam skripi ini. Landasan teori terdiri dari teori terkait variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian dalam skripsi. Sedangkan pada bagian pengembangan hipotesis akan dijelaskan mengenai jawaban sementara atas penelitian yang dilakukan oleh peneliti, hipotesis tersebut akan diungkapkan ke dalam hipotesis nol (null hyphotesis) atau Ho dan hipotesis alternatif (alternative hyphotesis) atau Ha. • Bab III Objek dan Desain Penelitian Bab ini dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian objek penelitian dan desain penelitian. Objek penelitian akan membahas mengenai karakteristik sampel. Sedangkan pada bagian desain penelitian akan dibahas secara terinci mengenai jenis dan sumber data, penentuan jumlah sampel, metode pengumpulan sampel, metode analisis data, metode penyajian data, uji statistik dan operasionalisasi variabel. • Bab IV Hasil Pengujian dan Pembahasan Bab ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: statistik deskriptif, statistik inferensi, dan diskusi hasil penelitian. Secara umum, bab ini berisi uraian mengenai hasil-hasil pengujian yang dilakukan terhadap objek penelitian dengan menggunakan teknik-teknik analisis statistik menggunakan SPSS versi 16 terhadap hasil penilaian kualitas pengungkapan lingkungan yang dilakukan perusahaan, serta berisi pembahasan secara terinci atas hasil pengujian beserta implikasi dari penelitian yang dilakukan. • Bab V Simpulan dan Saran Pada bab terakhir ini akan dikemukakan tentang ringkasan penelitian dan kesimpulan yang diperoleh peneliti dari hasil penelitian. Selain itu, peneliti juga akan mengungkapkan keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini.