Etika Politik

advertisement
Etika Politik
Dosen : Rudy Wawolumaja
Disiapkan: Ferly David, M.Si
Apa itu Etika Politik
• Salah jika menganggap etika politik bermaksud langsung
mencampuri politik praktis (etika pada umumnya juga
tidak mentapkan apa yang harus dilakukan oleh
seseorang)
• Tugas etika politik adalah memberi alat-alat teoritis
untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi
politik secara bertanggung jawab.
• Ada dua hal yang menjadi titik berangkat perkembangan
etika politik: (1) Ambruknya legitimasi kekuasaan yang
bersifat religius dan eliter, dan bersamaan dgn itu (2)
munculnya kesadaran akan kesalahan dari dikhotomi
moral dan politik.
3 Bentuk Legitimasi Kekuasaan
(1) Legtimasi Religius (mendasarkan hak memerintah
berdasarkan faktor yang adi duniawi). Penguasa
memiliki kekuatan ilahi, atau penguasa ditetapkan
oleh yang ilahi.
(2) Legitimasi Eliter (mendasarkan hak untuk
memerintah pada kecakapan khusus suatu golongan
untuk memerintah) Ada 4 macam legitimasi eliter:
aristokrasi (mis. kasta/kelas), pragmatis (mis. Militer),
ideologis (mis. Partai), teknokratis (mis. Para ahli)
(3) Legitimasi Demokratis (berdasarkan prinsip
kedaulatan rakyat)
Persoalan legitimasi
• Legitimasi religius, pada jaman sekarang tidak
diterima lagi.
• Legitimasi eliter: (a) aristokrasi juga sdh hilang (b)
pragmatis hanya bersifat sementara (c) ideologi
bersifat sangat subyektif (d) teknokratis terbatas
pada keahlian khusus.
• Kekuasaan harus dilegitimasi dari kehendak mereka
yang dikuasai. Prinsip kedaulatan rakyat adalah
prinsip legitimasi yang paling etis
Legitimasi Etis
• 3 Syarat legitimasi kekuasaan negara menurut
etika politik modern
(1) Negara harus mengusahakan
kesejahteraan umum
(2) Negara harus bersifat demokratis
(3) Negara harus bersifat negara hukum
2 Prinsip Kehidupan bersama
• (1) Prinsip Solidaritas
Masing-masing anggota masyarakat bertanggungjawab
atas kesejahteraan seluruh masyarakat, dan masyarakat
bertanggungjawab atas keselamatan dan kesejahteraan
anggotanya.
• (2) Prinsip Subsidiaritas
Masyarakat atau lembaga yang lebih tinggi
kedudukannya harus memberi bantuan kepada anggota
atau lembaga yang terbatas.  Bantuan yang diberikan
harus bersifat menunjang, sehingga tidak terjadi
totalitarisme negara.
Kesejahteraan Umum
• Tujuan Negara adalah penyelenggaraan
kesejahteraan umum, yaitu syarat-syarat dan kondisi
yang perlu tersedia agar para anggota masyaakat
dapat sejahtera.
Jadi:
(1) Negara bukan tujuan pada dirinya sendiri, tetapi
demi kesejahteraan manusia dan masyarakat.
(2) Fungsi negara bersifat subsidier (membantu atau
menunjang).  Negara tidak menyelenggaraan
kesejahteraan secara langsung.
Negara Demokratis
• Negara Demokratis ditandai dengan 2 prinsip: (1)
Prinsip kedaulatan Rakyat dan (2) prinsip perwakilan.
• Negara Demokratis tidak hanya ditandai dengan
terselenggaranya pemilihan umum dan adanya
lembaga perwakilan saja, tetapi terutama adanya
jaminan akan: kebebasan menyatakan pendapat,
kebebasan informasi, kebebasan pers, kebebasan
berkumpul, kebebasan membentuk serikat dst.
Negara Hukum
• Negara Demokratis harus berbentuk negara hukum,
bukan negara kekuasaan.
• Ciri-ciri Negara Hukum:
(1) Kekuasaannya dijalankan berdasarkan hukum
positif yang berlaku
(2) Kegiatan negara berada dibawah kontrol
kehakiman yang efektif
(3) Berdasarkan sebuah undang-undang dasar yang
menjamin hak-hak asasi manusia
(4) menurut pembagian kekuasaan.
Tanggungjawab Warga Negara
• Sebagaimana negara berkewajiban
menyelenggarakan kesejahteraan umum,
maka masyarakat dan masing-masing
anggotanya wajib untuk menaati
pemimpinnya.  Warga negara wajib
berkorban bagi masyarakat dan negara.
• Kewajiban menaati negara atau pemerintah
tidak berlaku untuk perintah melakukan
sesuatu yang jahat (Di sini suara hati
berperan).
Masalah-Masalah Etika Politik
Selain Masalah Legitimasi Kekuasaan:
• Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
• Demokrasi dan HAM
• Militerisme
• Hubungan Agama dan Negara
Download