landasan etika pemerintahan

advertisement
BIROKRASI DAN LEGITIMASI
ETIKA PEMERINTAHAN
Doris Febriyanti, M.Si
[email protected]
08127860271
Legitimasi
• kata latin “lex” yang berarti hukum.
• Dalam perkembanganya legitimasi mencakup
hukum formal, hukum kemasyarakatan, dan
norma-norma etis.
• Negara adalah suatu bentukan permanen yang
terdiri dari orang-orang yang hidup bersama
dalam suatu teritorial dan organisasi dibawah
pemerintahan yang bebas dari kontrol luar serta
membentuk dan memberlakukan hukum di
dalam batas-batas negara tersebut.
Unsur-unsur negara
• Unsur-unsur negara:
a) Penduduk
b) Wilayah
c) Pemerintahan/Organisasi politik
d) Kedaulatan
Setiap warga negara selalu berhubungan dengan
aktivitas birokrasi pemerintahan. Dalam setiap sendi
kehidupan kalau seseorang tinggal di sebuah tempat
melakukan interaksi sosial dengan orang lain serta
merasakan hidup bernegara , keberadaan birokrasi
pemerintahan menjadi suatu conditio sine quanon yg
tidak bisa ditawar-tawar lagi dan ia akan selalu
menentukan aktivitas mereka.
• Pelayanan umum tersebut menyangkut bidang
pendidikan, kesehatan, transportasi,
kesejahteraan sosial, dan masih banyak lagi.
• kurangnya perhatian (concern) para aparatur
birokrasi terhadap kebutuhan warga negara
tersebut. Untuk mendapatkan pelayanan yang
sederhana saja pengguna jasa sering dihadapkan
pada kesulitan-kesuliatan yang mengada-ada dan
berbelit belit.
• Buruknya tata kerja dalam birokrasi.
• Kecenderungan lain yang melekat dalam birokrasi
adalah kurang diperhatikannya asas
keterjangkauan dan pemerataan.
Ciri-Ciri Birokrasi Yang berdaya tanggap
baik
1. Berorientasi kepada kebutuhan para pemakai
jasa
2. Bersifat kreatif dan inovatif
3. Menganggap SDM sebagai modal tetap
jangka panjang
4. Kepemimpinan yang berkemampuan
mempersatukan berbagai kepentingan
sehingga menimbulkan adanya sinergisme.
Pelanggaran atau permasalahan yang
sering dilakukan aparat birokrasi :
• Ketidakjujuran (dishonesty) , melakukan tindakan-tindakan
tidak jujur dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
• Perilaku yang buruk, misalnya tindakan penyuapan
(bribery), uang sogok, suap, atau uang semir yang
merupakan perilaku buruk.
• Konflik kepentingan, pejabat publik serng dihadapkan pada
posisi konflik kepentingan, sehingga hukum kadangkala
tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
• Melanggar peraturan perundangan bertindak tanpa
wewenang yang sah.
• Perlakuan yang tidak adil terhadap bawahan, seringkali
seorang atasan bertindak semena-mena terhadap bawahan
dengan alasan yang tidak efisien.
• Pelanggaran terhadap prosedur, pelanggaran
pada prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh
pemerintah.
• Tidak menghormati kehendak pembuat
peraturaan perundangan.
• Inefisiensi atau pemborosan, pemborosan
dana, waktu barang, atau sumber-sumber
daya milik negara.
• Menutup-nutupi kesalahan, pejabat publik
seringkali menolak memberikan keterangan
yang sesungguhnya pada badan legislatif.
Download