TUGAS DASAR-DASAR ILMU POLITIK DOSEN PENGAMPUH: Jainudin Abdullah S.pd., M.pd Oleh Nama : Defita Lukman Npm : 03071811045 Kelas :B Semester : III PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE 2019-2020 A. SUMBER-SUMBER KEKUASAAN 1. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power) Luthans (1989:431) mengemukakan “Source of Coercive Power Depends on Fear”. Kekuasaan berasal dari ketakutan pihak lain akan hukuman yang diberikan pimpinan kepada mereka yang tidak patuh terhadap apa yang dikehendakinya. Disini pemimpin memberikan sanksi atas tindakan yang tidak sesuai kehendaknya. Kekuatan dari kekuasaan ini terletak pada beratnya hukuman dan kemungkinan untuk menghindari hukuman tersebut. 2. Kekuasaan Legitimasi (Legitimate Power) Kekuasaan yang lahir dari kedudukan formal seseorang dalam organisasi. Jabatan formal yang dimiliki pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya untuk patuh. Kekuatan kekuasaan ini adalah sumber otoritas. Contoh: kekuasaan sah seorang Gubernur, Rektor, Kepala Sekolah. 3. Kekuasaan Keahlian (Expert Power) Muncul karena seseorang memiliki keahlian atau kemampuan khusus. Disini bawahan akan patuh dengan apa yang dikatakan pimpinan karena apa yang dimilikinya membantu dan bermakna bagi mereka. Bukti dari kekuasaan ini adalah keahlian seseorang dapat terlihat dari ijasah, lisensi dan piagam penghargaan. 4. Kekuasaan Penghargaan (Reward Power) Kekuasaan yang berasal dari kemampuan seorang pemimpin untuk memberikan penghargaan, yang merupakan sesuatu yang berarti dan dibutuhkan kepada mereka yang membutuhkan. Kekuasaan ini berkaitan dengan kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahan dengan memberikan ganjaran atas perilaku mereka yang positif atau sesuai kehendak pemimpin. Bentuk kekuasaan penghargaan terhadap bawahan adalah wewenang memberikan kenaikan gaji, perkembangan karier, bonus atau insentif ekonomi yang pantas bagi bawahan. Contoh: Kekuasaan seorang tenaga pendidik yang sudah tersertifikasi. 5. Kekuasaan Referensi (Reverent Power) Diperoleh dari keinginan orang lain untuk menyenangkan seorang agen yang kepadanya mereka memiliki perasaan kasih, penghormatan, dan kesetiaan yang kuat. Kekuasaan ini lahir karena seseorang memiliki daya tarik atau kharisma tertentu , dengan kata lain pimpinan mempengaruhi perilaku bawahan berdasarkan kegemaran dan identifikasi diri bawahan dengan pimpinannya. Sumber kekuasaan ini adalah kepribadian dan kecerdasan interpersonal yang luar biasa dimiliki seorang individu. Contoh: Kekuasaan Presiden Soekarno yang memiliki kharisma ketika berpidato tidak ada rakyat Indonesia yang berani berbicara dan semuanya tunduk mendengarkan pidato beliau. Bahkan kharisma beliau tidak hanya dalam negeri saja karena banyak jalan raya yang diabadikan menggunakan namanya seperti di Mesir. 6. Kekuasaan Informasi (Information Power) Memiliki akses atas informasi yang relevan dan penting. Kekuasaan seseorang tidak hanya disediakan oleh posisi orang yang bersangkutan, tetapi juga oleh penguasaan orang yang bersangkutan atas informasi yang relevan. 7. Kekuasaan Hubungan (Connection Power) Kekuasaan yang diperoleh seseorang berdasarkan hubungan kekerabatan atau relasi. B. KEWENANGAN DAN LEGITIMASI Kewenangan adalah kekuasaan yang mendapatkan keabsahan atau legitimasi Kewenangan adalah hak moral untuk membuat dan melaksanakan keputusan politik Prinsip moral – menentukan siapa yang berhak memerintah - mengatur cara dan prosedur melaksanakan wewenang Sebuah bangsa atau negara mempunyai tujuan Kegiatan untuk mencapai tujuan disebut tugas Hak moral untuk melakukan kegiatan mencapai tujuan disebut kewenangan Tugas dan kewenangan untuk mencapai tujuan masyarakat atau negara disebut fungsi Sumber kewenangan 1. Tradisi – keluarga atau darah biru 2. Kekuatan sakral seperti Tuhan, Dewa dan wahyu seperti kerajaan 3. Kualitas pribadi seperti atlit, artis 4. Peraturan perundang-undangan yang mengatur prosedur dan syarat menjadi pemimpin 5. Instrumental yaitu kekayaan dan keahlian iptek Tipe kewenangan 1. Kewenangan prosedural yaitu berasal dari peraturan perundang-undangan 2. Kewenangan substansial yaitu berasal dari tradisi, kekuatan sakral, kualitas pribadi dan instrumental Setiap masyarakat pasti memakai kedua tipe kewenangan ini hanya yang satu dijadikan sebagai yang utama dan yang lain sebagai pelengkap Peralihan kewenangan a. Turun temurun – keturunan atau keluarga b. Pemilihan – langsung atau perwakilan c. Paksaan – revolusi, kudeta atau ancaman kekerasan. Sikap terhadap kewenangan 1) Menerima 2) Mempertanyakan (skeptis) 3) Menolak 4) Kombinasi 2. LEGITIMASI Definisi Pengakuan dan penerimaan masyarakat kepada pemimpin untuk memerintah, membuat dan melaksanakan keputusan politik. Persamaan antara kekuasaan, kewenangan dan legitimasi karena ketiganya berkaitan dengan hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin atau masyarakat. Perbedaannya kekuasaan adalah penggunaan sumber-sumber kekuasaan untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana kebijakan politik, sedangkan kewenangan adalah hak moral untuk membuat dan melaksanakan keputusan politik (bersifat top down), adapun legitimasi adalah pengakuan dan penerimaan kepada pemimpin (bersifat bottom up) Objek legitimasi 1. Masyarakat politik - krisis identitas 2. Hukum - krisis konstitusi 3. lembaga politik - krisis kelembagaan 4. pemimpin politik - krisis kepemimpinan 5. kebijakan - krisis kebijakan krisis ini terjadi secara berurutan ketika sudah mencapai krisis kebijakan maka sebenarnya sudah terlewati krisis identitas, krisis konstitusi, krisis kelembagaan dan krisis kepemimpinan. Maka bila semuanya sudah mengalami krisis disebutlah krisis legitimasi. Kadar legitimasi pra legitimasi, ada dalam pemerintahan yang baru terbentuk yang meyakini memiliki kewenangan tapi sebagian kelompok masyarakat belum mengakuinya berlegitimasi, yaitu ketika pemerintah bisa meyakinkan masyarakat dan masyarakat menerima dan mengakuinya. Tak berlegitimasi, ketika pemimpin atau pemerintah gagal mendapat pengakuan dari masyarakat tapi pemimpin tersebut menolak untuk mengundurkan diri, akhirnya muncul tak berlegitimasi. Untuk mempertahankan kewenangannya biasanya digunakan cara-cara kekerasan. Pasca legitimasi, yaitu ketika dasar legitimasi sudah berubah. Cara mendapat legitimasi 1. Simbolis, yaitu memanipulasi kecenderungan moral, emosional, tradisi, kepercayaan dilakukan secara ritualistik seperti upacara kenegaraan, parade tentara atau pemberian penghargaan. 2. materiil/instumental yaitu menjanjikan dan memberikan kebutuhan dasar masyarakat (basic needs) seperti sembako, pendidikan, kesehatan dll. 3. pemilu untuk memilih orang atau referendum untuk menentukan kebijakan umum. Tipe legitimasi Tradisional – tradisi yang dipelihara dan dilembagakan contoh kerajaan ideologi – penafsir dan pelaksana ideologi, untuk mendapat dan mempertahankan legitimasi bagi kewenangannya juga menyingkirkan pihak yang membangkan terhadap kewenangannya. kualitas pribadi – kharisma, penampilan pribadi, atau prestasi prosedural – peraturan perundang-undangan instrumental – menjanjikan dan menjamin kesejahteraan materiil. Pemimpin yang mendapatkan legitimasi berdasarkan prinsip tradisional, ideologi dan kualitas pribadi menggunakan metode simbolis. Sedangkan pemimpin hasil dari prinsip prosedural dan instrumental menggunakan metode prosedural dan metode intrumental. Manfaat legitimasi menciptakan stabilitas politik dan perubahan sosial mengatasi masalah lebih cepat mengurangi penggunaan saran kekerasan fisik memperluas bidang kesejahteraan atau meningkatkan kualita kesejahteraan Krisis legitimasi peralihan prinsip kewenangan persaingan yang tajam dan tidak sehat pemerintah tidak memenuhi janjinya sosialisasi kewenangan berubah