Yayasan Spiritia Lembaran Informasi 533 DAPSON Apa Dapson Itu? Dapson adalah obat antibiotik (antibakteri). Antibiotik menyerang infeksi yang disebabkan bakteri. Dapson juga dipakai untuk menyerang beberapa infeksi oportunistik (IO) pada Odha. Dapson biasanya dipakai sebagai obat penyakit kusta, atau masalah kulit dermatitis herpetiformis. Mengapa Odha Memakai Dapson? Banyak kuman hidup di tubuh kita atau adalah umum dalam lingkungan kita. Sistem kekebalan yang sehat dapat menyerang atau mengendalikan infeksi yang disebabkan oleh kuman tersebut. Namun, infeksi HIV dapat merusak sistem kekebalan. Infeksi yang mengambil manfaat dari kerusakan pertahanan kekebalan tubuh dikenal sebagai “infeksi oportunistik.” Orang dengan penyakit HIV tahap lanjut dapat mengalami infeksi oportunistik. Lihat Lembaran Informasi (LI) 500 untuk informasi lebih lanjut tentang IO. Satu IO pada Odha adalah PCP. Ini singkatan untuk pneumocystis jiroveci pneumonia, yang berdampak pada paru. Lihat LI 512 untuk informasi tentang PCP. Odha dengan jumlah CD4 di bawah 200 dapat mengalami PCP. Infeksi ini dapat dicegah dengan memakai obat setiap hari selama sistem kekebalan tubuhnya masih lemah. Jika jumlah CD4 kita di bawah 200, tanyakan pada dokter apakah sebaiknya kita memakai obat untuk mencegah PCP. Odha biasanya memakai kotrimoksazol (lihat LI 535) sebagai obat pilihan pertama untuk mencegah atau mengobati PCP. Namun sampai 30% Odha mengalami alergi sebagai efek samping kotrimoksazol. Untuk Odha yang tidak tahan memakai kotrimoksazol, pilihan terbaik untuk mencegah PCP adalah dapson. Untuk mengobati PCP, pilihan kedua adalah dapson bersama dengan trimetoprim. Namun kadang kala ditemukan kesulitan untuk menjangkau dapson di Indonesia. Bila hal ini terjadi, mungkin Spiritia dapat membantu; hubungi kami di alamat di bawah. Salah satu IO lain adalah toksoplasmosis (tokso), yang berdampak pada otak. Lihat LI 517 untuk informasi tentang tokso. Odha dengan jumlah CD4 di bawah 100 dapat mengalami tokso. Dapson bersama obat lain (pirimetamin) dapat dipakai untuk mengobati atau mencegah tokso, bila kotrimoksazol (pilihan pertama) tidak dapat ditahan. Siapa Sebaiknya Tidak Memakai Dapson? y Beberapa orang juga alergi terhadap dapson. Beri tahu dokter kalau mempunyai alergi pada antibiotik lain. y Dapson dapat menyebabkan anemia. Orang dengan Hb rendah (lihat LI 552) sebaiknya membahas dengan dokter apakah ada pilihan lain. y Beberapa orang mempunyai tingkat enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD) yang rendah. Orang tersebut dapat mengalami anemia berat secara mendadak. y Penggunaan dapson dalam triwulan pertama kehamilan dapat berisiko cacat lahir. Perempuan hamil atau yang ingin menjadi hamil sebaiknya menghindari dapson bila mungkin. Bagaimana dengan Resistansi terhadap Obat? Jika kita memakai obat resep apa pun, kita harus menghabiskan semua pil yang diresepkan. Banyak orang berhenti memakai obat jika mereka merasa lebih baik. Ini bukan langkah yang baik. Jika sebuah obat tidak mematikan semua kuman, kuman tersebut dapat berubah (bermutasi) sehingga menjadi kebal (resistan). Bila kuman menjadi resistan terhadap satu atau beberapa obat, obat tersebut tidak akan berhasil lagi di tubuh kita. Misalnya, jika kita memakai dapson untuk melawan PCP, dan kita lupakan terlalu banyak dosis, kuman PCP di tubuh kita dapat menjadi resistan pada dapson. Jika ini terjadi, kita harus memakai obat lain terhadap PCP. Bagaimana Dapson Dipakai? Dapson tersedia dalam tablet dengan takaran 25mg dan 100mg. Dosis yang dipakai tergantung pada jenis infeksi yang hendaknya dicegah. Kita harus memakai dapson terusmenerus selama jumlah CD4 kita masih begitu rendah sehingga kita dapat mengalami tokso atau PCP. Perhatikan bahwa kita harus pakai obat lain bersamaan dengan dapson untuk mencegah penyakit tokso. Tidak ada aturan makan untuk penggunaan dapson. Bila kita mengalami sakit perut setelah memakai dapson, sebaiknya kita pakai bersama dengan makan. Apa Efek Samping Dapson? Efek samping utama dari dapson adalah anemia. Ketidaknyamanan pada perut juga agak umum. Sedikit orang mengalami rasa pegal pada kaki atau tulang belakang, mual, muntah, sakit kepala, pusing, atau neuropati perifer (kesemutan pada kaki dan tangan, lihat LI 555). Jika kita memakai dapson, kita bisa menjadi lebih peka terhadap sinar matahari. Bila ini terjadi, memakai krim antisinar matahari (sunblock) pada kulit dan/atau memakai kacamata gelap. Periksa ke dokter jika kulitnya menjadi pucat atau berwarna kuning, atau jika mengalami sakit tenggorokan, demam, atau ruam, bahkan setelah beberapa minggu penggunaan dapson. Gejala ini mungkin menandai reaksi obat yang berat. Bagaimana Dapson Berinteraksi dengan Obat Lain? Dapson diuraikan oleh hati. Jadi obat ini dapat berinteraksi dengan obat yang diuraikan oleh hati, termasuk sebagian besar obat antiretroviral (ARV) yang dipakai untuk menyerang HIV. Namun, belum semua interaksi ini diteliti. Ada kemungkinan dapson berinteraksi dengan beberapa obat pengencer darah, obat penyakit jantung, obat antisawan (antikonvulsi), dan antibiotik lain. Pastikan dokter tahu SEMUA obat, suplemen dan jamu yang kita pakai. Dokter harus memantau kemungkinan akan interaksi secara hati-hati bila kita memakai dapson bersama dengan ARV fosamprenavir, saquinavir, tipranavir dan etravirine. Tingkat dapson dalam darah dapat berkurang bila kita juga memakai rifampisin, sebuah obat yang dipakai untuk TB (lihat LI 515) dan MAC (LI 510). Lagi pula, ddI dapat mengurangi penyerapan dapson; memakai dapson sedikitnya dua jam sebelum atau setelah minum ddI. Risiko mengembangkan anemia adalah lebih tinggi jika kita memakai dapson sekaligus dengan obat lain yang menyebabkannya, misalnya AZT. Risiko mengembangkan neuropati perifer adalah lebih tinggi jika kita memakai dapson sekaligus dengan obat lain yang menyebabkannya, misalnya ddI dan d4T. Ditinjau 1 Juni 2014 berdasarkan FS 533 The AIDS InfoNet 21 April 2014 Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/ Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org