Lembaran Informasi 621--Masalah Penglihatan

advertisement
Yayasan Spiritia
Lembaran Informasi 621
MASALAH PENGLIHATAN
Apa Masalah Penglihatan Itu?
Sebagian besar Odha tidak mengalami
masalah terkait HIV yang berpengaruh
pada matanya. Penggunaan terapi antiretroviral (ART) dapat mencegah kerusakan pada sistem kekebalan tubuh yang
dapat memungkinkan masalah penglihatan. Namun, sebagian orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang lemah
mengembangkan penyakit mata yang
berat. Penyakit ini dapat menyebabkan
kebutaan jika tidak segera diobati.
Penyakit mata yang paling berat
disebabkan oleh virus sitomegalia (CMV
– lihat Lembaran Informasi (LI) 501).
Jika jumlah CD4 kita di bawah 50-75 –
atau pernah di bawah angka itu, CMV
dapat menyebabkan retinitis. Penyakit ini
adalah kerusakan sel pada retina, bagian
belakang mata yang peka pada cahaya.
Infeksi lain yang dapat berpengaruh
pada mata kita termasuk infeksi oportunistik, misalnya virus herpes (virus
varisela zoster – lihat LI 514) dan toksoplasmosis (LI 517), atau infeksi biasa
seperti virus herpes simpleks (LI 519)
dan sifilis.
Gejala Penyakit Mata
Gejala awal retinitis CMV dapat
termasuk:
y Penglihatan yang kabur
y ‘Floater’ (katung-katung) baru – titik
hitam yang sangat kecil yang bergerakgerak pada ruang penglihatan
y Titik buta
y Kilasan cahaya terang
Jika jumlah CD4 kita adalah atau
pernah rendah, kita harus menganggap
gejala ini sebagai sangat penting. Kita
sebaiknya segera periksa ke dokter,
karena semakin cepat CMV diobati,
semakin kecil kerusakannya. Jika jumlah
CD4 lebih tinggi, masalah kemungkinan
tidak disebabkan CMV, namun sebaiknya kita segera ke dokter.
Gejala serupa dapat disebabkan oleh
toksoplasmosis, pada Odha dengan
jumlah CD4 di bawah 100.
Uveitis (radang pada lapisan dalam
mata) menyebabkan kemerahan dan rasa
sakit pada mata, dan penglihatan kabur.
Uveitis terkait CMV juga dapat muncul
sebagai akibat sindrom pemulihan
kekebalan (lihat LI 483), biasanya segera
setelah kita mulai terapi antiretroviral
(ART) dengan jumlah CD4 yang sangat
rendah.
Masalah mata juga dapat disebabkan
obat tertentu, termasuk rifabutin (obat
anti-MAC, lihat LI 510), dan etambutol
(obat anti-TB, LI 515). ddI (LI 413) dan
asiklovir infus juga dapat menyebabkan
masalah mata, walau jarang.
Odha juga lebih rentan terhadap
keratokonjungtivitis sika (mata kering),
akibat radang pada kelenjar air mata
disebabkan oleh HIV. Masalah ini dapat
diburukkan dengan membaca atau memakai komputer secara berlebihan.
Pemeriksaan Mata
Ada cara sederhana untuk mengetahui
apakah kita membutuhkan kacamata.
Sediakan sehelai kertas dengan satu
lubang peniti. Lihat melalui lubang
tersebut dengan mata tunggal satu per
satu. Jika hasilnya lebih jelas, sebaiknya
kita periksa ke klinik mata/optik.
Penglihatan kita juga dapat berubah
secara sementara setelah kita sakit, akibat
perubahan pada lensa di mata.
Kita dapat memeriksa mata sendiri
waktu membaca, dengan mencari daerah
yang bengkok-bengkok, kabur atau
gelap. Cara lebih baik adalah untuk
memakai gambar jaringan, yang disebut
Grid Amsler. Gambar ini, dengan pedoman untuk memakainya, dapat diminta
dari dokter atau dapat diunduh dari situs
web Yayasan Spiritia.
Dokter kita dapat memeriksa bagian
belakang mata kita dengan alat khusus.
Jika ditemukan masalah, mungkin kita
dirujuk pada spesialis mata.
Pengobatan Masalah Penglihatan
Cara terbaik untuk mengobati masalah
penglihatan yang disebabkan oleh infeksi
oportunistik adalah dengan ART. Jika
sistem kekebalan tubuh menjadi pulih,
infeksi tersebut sering hilang tanpa
pengobatan lain. Namun, seperti dibahas
di atas, kalau kita mulai ART dengan
jumlah CD4 rendah, kita rentan terhadap
sindrom pemulihan kekebalan, yang
dapat menyebabkan atau memburukkan
masalah penglihatan.
Kerusakan pada retina akibat CMV
adalah permanen dan tidak dapat dipulihkan. Kehilangan penglihatan akibat
kerusakan ini tidak dapat diperbaiki
dengan kacamata. Tujuan pengobatan
anti-CMV adalah agar mencegah keru-
sakan menjadi lebih buruk. Obat misalnya gansiklovir, foskarnet dan sidofovir
dapat melambatkan atau mencegah
perluasan kerusakan. Obat ini dapat
dipakai dengan beberapa cara, termasuk
infus intravena, suntikan langsung ke
mata, susuk dalam mata.
Sekarang ada versi gansiklovir yang
baru, dengan nama valgansiklovir. Obat
ini dapat dipakai dengan tablet. Umumnya, obat ini sangat mahal dan sulit
terjangkau, tetapi produsen (Roche)
sudah sepakat dengan Medicines Patent
Pool untuk menyediakan obat ini dengan
harga lebih terjangkau di negara berkembang, khusus untuk dipakai untuk mengobati retinitis CMV.
Jika masalah penglihatan disebabkan
oleh infeksi lain, pengobatan yang cocok
untuk melawan infeksi dipakai. Misalnya,
untuk herpes, obat antiviral: untuk tokso,
antibiotik. Uveitis yang disebabkan oleh
obat dapat diobati dengan berhenti
penggunaan obat penyebab, atau mengurangi dosisnya. Gejala dapat dikurangi
dengan obat antiradang.
Mengawasi Mata
Masalah penglihatan dapat berdampak
pada siapa pun, apakah terinfeksi HIV
atau tidak. Masalah umum. Adalah masuk
akal untuk melakukan tes mata secara
berkala, kurang lebih dua tahun sekali,
agar masalah dapat diketahui lebih dini.
Dan sebagaimana kita menua, semakin
mungkin kita membutuhkan kacamata.
Garis Dasar
Masalah penglihatan pada Odha dapat
disebabkan oleh beberapa infeksi oportunistik atau infeksi biasa lain. Masalah
yang disebabkan oleh infeksi oportunistik, misalnya CMV atau toksoplasmosis, biasanya baru terjadi waktu sistem
kekebalan sangat rusak, yang ditunjukkan oleh jumlah CD4 yang rendah. Jika
infeksi ini diobati dengan memakai ART,
masalah penglihatan yang disebabkannya
dapat hilang.
Namun, kerusakan pada mata akibat
CMV tidak dapat dipulihkan.
Jika kita mengalami masalah penglihatan, sebaiknya kita segera periksa ke
dokter.
Diperbarui 8 Mei 2014 berdasarkan FS NAM Juni
2012 dan beberapa sumber lain
Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/
Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org
Download