Cytomegalovirus Cytomegalovirus atau disingkat CMV merupakan anggota “keluarga” virus herpes yang biasa disebut herpesviridae. CMV sering disebut sebagai “virus paradoks” karena bila menginfeksi seseorang dapat berakibat fatal, atau dapat juga hanya diam di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Pada awal infeksi, CMV aktif menggandakan diri. Sebagai respon, system kekebalan tubuh akan berusaha mengatasi kondisi tersebut, sehingga setelah beberapa waktu virus akan menetap dalam cairan tubuh penderita seperti darah, air liur, urin, sperma, lendir vagina, ASI, dan sebagainya. Penularan CMV dapat terjadi karena kontak langsung dengan sumber infeksi tersebut, dan bukan melalui makanan, minuman atau dengan perantaraan binatang.Cytomegalovirus juga jarang ditemukan pada trasfusi darah Klasifikasi Virus Group : Group I (dsDNA) Family : Herpesviridae Genus : Cytomegalovirus (HHV5) Dimensi 100-200 nm. infeksi dan peradangan CMV Karakteristik CMV Karakteristik CMV adalah sebagai berikut: termasuk famili Herpesvirus, diameter virion 100-200 nanomikron, mempunyai selubung lipoprotein(envelope), bentuk ikosahedral nukleokapsid, dengan asam nukleat berupa DNA double-stranded. Nama "Cytomegalo" mengacu pada ciri khas pembesaran sel yang terinfeksi virus, di dalam nukleusnya, dijumpai inclusion bodies, dan membesar berbentuk menyerupai mata burung hantu (owl’s eye). Cytomegalovirus dapat dipisahkan dari virus herpes lainnya dengan menggunakan perangkat biologi seperti jenis semang dan jenis sitopatologi yang ditimbulkan. Pembelahan virus dihubungkan dengan produksi inklusi intranukleus yang besar dan inklusi intrasitoplasma yang lebih kecil. Virus ini tampaknya bereplikasi dalam berbagai jenis sel in vivo; pada biakan jaringan virus lebih banyak bereplikasi di fibroblast. Masih belum jelas apakah sitomegalovirus bersifat onkogenik dalam tubuh. Walaupun jarang sekali, virus ini dapat mengubah bentuk fibroblast, dan pecahan gen perubah bentuk ini telah ditemukan. CMV cepat menyebar biasanya melalui berbagai macam cairan tubuh orang yang telah terinfeksi CMV, seperti contohnya air seni, air liur, darah, air mata, mani, dan air susu ibu. Penyebaran virus ini dapat berlangsung tanpa adanya gejala-gejala klinis terlebih dahulu. Penularan dapat juga terjadi diantara ibu dengan janin dan pada transfuse organ atau cangkok pada bagian badan tertentu. Pathofisiologi CMV merupakan virus litik yang menyebabkan efek sitopatik in vivo dan in vitro.tanda patologi dari infeksi CMV adalah sebuah pembesaran sel dengan tubuh yang terinfeksi virus.sel yang menunjukan cytomegaly biasanya terlihat pada infeksi yang disebabkan oleh betaherpesvirinae lain.meskipun berdasarkan pertimbangan diagnosa,penemuan histological tersebut kemungkinannya minimal atau tidak ada pada organ yang trinfeksi. Ketika inang telah terinfeksi,DNA CMV dapat di deteksi oleh polymerase chain reaction (PCR) di dalam semua keturunan sel atau dan sistem organ didalam sistem tubuh.pada permulaannya,CMV menginfeksi sel epitel dari kelenjar saliva,menghasilkan infeksi yang terus menerus dan pertahanan virus.infeksi dari sistem genitif memberi kepastian klinik yang tidak konsekuen.meskipun replikasi virus pada ginjal berlangsung terus-menerus,disfungsi ginjal jarang terjadi pada penerima transplantasi ginjal. Patogenesis Infeksi bawaan cytomegalovirus dapat terjadi karena infeksi primer atau reaktivasi dari ibu. Namun, penyakit yang diderita janin atau bayi yang baru lahir dikaitkan dengan infeksi primer ibu. Infeksi primer pada usia anak atau dewasa lebih sering dikaitkan dengan respon limfosit T yang hebat. Respon limfosit T dapat mengakibatkan timbulnya simdroma mononukleosis yang serupa seperti dialami setelah infeksi virus Epstein-Barr. Tanda khas infeksi ini adalah adanya limfosit atipik pada darah tepi. Sekali terkena, selama masa simtomatis infeksi primer, cytomegalovirus menetap pada jaringan induk semangnya. Tempat infeksi yang menetap dan laten melibatkan bermacam sel dan organ tubuh. Penularan transfusi darah atau transplantasi organ berkaitan dengan infeksi terselubung dalam jaringan ini. Penelitian bedah mayat menunjukan kelenjar liur dan usus merupakan tempat terdapat infeksi yang laten. Stimulasi antigen kronis (seperti yang timbul setelah transplantasi organ) disertai melemahnya sistem imun merupakan keadaan yang paling sesuai untuk pengaktifan cytomegalovirus dan penyakit yang disebabkan oleh cytomegalovirus. Cytomegalovirus dapat menyebabkan respons limfosit T yang lemah, yang sering kali mengakibatkan superinfeksi oleh kuman oportunistik. Cytomegalovirus juga dapat mejadi faktor pembantu dalam mengaktifkan infeksi laten HIV. Penyakit yang Berhubungan Salah satu penyakit yang disebabkan oleh cytomegalovius adalah CMV retinitis.inimempengaruhi mata yang menyebabkan kerusakan retina.kemungkinan dari perkembangan CMV retinitis meningkat,jumblah dari sel CD4 berkurang.CMV retinitis mungkin mempengaruhi salah satu mata terlebih dahulu,tetapi biasanya berlanjut ke mata yang satunya dan menjadi bertambah buruk seiring dengan menurunnya kemampuan pasien melawan infeksi tersebut.virus tersebut sedang mengancam dan biasanya meminta perhatian dan perawatan dari ahli bedah mata.pasien dengan CMV retinitis beresiko untuk kehilangan retina,pendarahan,da n peradangan pada retina yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen dan menjadi buta. Gejala dan Tanda-tanda CMV retinitis biasanya menimbulkan gejala,tapi jarang.pasien dengan kondisi sistem imun tertekan harus memperhatikan gejala-gejala pada meta berikut selama perawatan. · Kehilangan penglihatan tiba-tiba · Penglihatan menjadi kabur · Bintik buta · Sorotan cahaya Gambar retina yang terinfeksi CMV retinitis Diagnosis Sebagian besar pasien dengan CMV retinitis membutuhkan trapi mata oleh seorang ahli.seorang ahli bedah mata mendiagnosa CMV retinitis dengan sepenuhnya memeriksa bagian belakang mata menggunakan ophthalmoscopy.Fluorescein angiography mungkin dibutuhkan untuk mengevaluasi system sirkulasi retina. Terapi dan Pencegahan Obat-obat spesifik yang memberikan harapan untuk terapi pada penyakit CMV adalah: 1. Ganciclovir (D H P G – dihydroxy – 2 propoxy methyl – guarine) Dosis intravena: 5 - 7,5 mg per kg berat badan Dosis oral untuk dewasa: 3 x 1 gr atau 6 x 500 mg Aktivitas anti virus dari ganciclovir adalah dengan menghambat sintesa DNA 2. Foscarnet (Fosfonoformate) Dosis intravena: 60 – 90 mg/kg BB/hari 3. Imunoglobulin yang mengandung titer antibodi anti CMV yang tinggi 4. valaciclovir dapat dipertimbangkan sebagai terapi profilaksi untuk penyakit akibat infeksi CMV pada individu dengan imunokompromais. Vaksin cytomegalovirus hidup telah dikembangkan melalui pasase yang diperluas dalam sel manusia dan telah mengalami beberapa percobaan klinik pendahuluan. Berbeda dengan infeksi alamiah, penyebaran virus maupun reaktivasi infeksi laten telah dapat dideteksi dengan virus vaksin. Namun, penggunakan vaksin hidup cytomegalovirus masih terus diperdebatkan karena keamanannya. Pendekatan lain terhadap imunisasi (tidak menggunakan virus hidup) melibatkan penggunakan polipeptida cytomegalovirus yang dimurnikan untuk menginduksi antibodi neutralisasi. Daftar pustaka Anonim, 2007, Cytomegalovirus http://www.stlukeseye.com,diakses tanggal 15 april 2008 Anonim, 2007, Cytomegalovirus, http://en.wikipedia.org/wiki/Cytomegalovirus, diakses tanggal 15 april 2008 Anonym,2007,cytomegalovirus infection, http://fkuii.org/tiki-download_wiki_attachment.php?attId=1188&page=Galih%2 0Wisnu%20Prabowo, diakses tanggal 15 april 2008 Anonym,2007, Aspek bedah saraf infeksi Cytomegalovirus pada susunan saraf pusat, http://bedahugm.com/Aspek-Bedah-Syaraf-Infeksi-Cytomegalovirus-pada-Susun an-Syaraf-Pusat.php, diakses tanggal 15 april 2008 Anonym, 2007,Infeksi Viral dan Strategi Pengobatan Anti-viral pada Penyakit Mata, http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08InfeksiViral087.pdf/08InfeksiViral087.ht ml, diakses tanggal 15 april 2008 Anonim,2007,cytomegalovirus,http://www.emedicine.com/MED/topic504.htm,diakses tanggal 15 april 2008 Juanda,2006,TORCH(Toxo,Rubella,CMV,dan Herpes)Akibat dan Solusinya,45-47,PT.Wangsa Jatra Lestari,Solo I Putu Chandradinata (078114002)