Lembaran Informasi 851-

advertisement
Yayasan Spiritia
Lembaran Informasi 851
CUCI TANGAN
Mengapa Cuci Tangan Lebih
Penting untuk Odha?
Tangan kita adalah bagian dari tubuh
kita yang sangat sering menyebarkan
infeksi. Tangan terkena kuman waktu kita
menyentuh daerah tubuh kita, tubuh
orang lain, hewan, atau permukaan yang
tercemar. Walaupun kulit yang utuh akan
melindungi kita dari infeksi langsung,
kuman tersebut dapat masuk ke tubuh kita
waktu kita menyentuh mata, hidung atau
mulut.
Orang yang terinfeksi HIV lebih rentan
terhadap infeksi apa pun karena sistem
kekebalan tubuhnya dilemahkan oleh
HIV. Oleh karena itu, kebersihan, terutama cuci tangan secara lebih teratur,
lebih penting untuk Odha.
Bukti Manfaat Cuci Tangan
Pada 1847, seorang dokter bernama
Ignaz Semmelweis bekerja di bagian
kebidanan di sebuah rumah sakit di Wina,
Austria. Semmelweis mengamati bahwa
angka kematian di antara ibu di bangsal
yang dilayani oleh mahasiswa kedokteran
tiga kali lebih tinggi dibandingkan
bangsal yang dilayani oleh bidan. Semmelweis mendalilkan bahwa hal ini
terjadi karena mahasiswa langsung ke
bangsal kebidanan setelah belajar otopsi
(bedah mayat), dan membawa infeksi
dari mayat ke ibu yang melahirkan. Dia
memerintahkan dokter dan mahasiswa
untuk mencuci tangannya dengan larutan
klorin sebelum memeriksa ibu tersebut.
Setelah aturan ini diterapkan, angka
kematian menurun menjadi serupa
dengan bangsal yang dilayani oleh bidan.
Pada 1996, Angkatan Laut AS melakukan penelitian terhadap tamtama yang
mengikuti pelatihan di suatu asrama
besar. Para tamtama tersebut sering
mengalami infeksi pada saluran pernapasan. Pada penelitian tersebut, 40.000
tamtama diperintahkan agar mencuci
tangannya dengan air dan sabun lima kali
sehari. Setelah satu tahun, angka kesakitan menurun 45%.
Apakah Cuci Tangan Efektif
terhadap Infeksi Lain?
Salmonella sp. (salmonela) adalah
bakteri yang sangat umum yang menyebabkan penyakit tifoid (sering disebut
sebagai tifus). Bakteri ini sangat mudah
disebarkan antara manusia dan hewan
melalui kontak langsung dan tidak
langsung. Bakteri ini sering ditemukan
pada unggas dan telur. Padahal, Odha
lebih rentan terhadap infeksi salmonela,
dan infeksi tersebut pada Odha lebih
sering menimbulkan septisemia (infeksi
darah) yang dapat gawat.
Selain salmonela, ada banyak jenis
bakteri lain yang ditemukan pada daging
mentah dan sayuran. Oleh karena itu, cuci
tangan setelah kita menangani bahan
makanan sangat efektif untuk mengurangi
penularan infeksi bakteri tersebut.
Ada bukti bahwa virus flu burung dan
flu (A) H1N1 (‘flu babi’) sering masuk
ke saluran pernapasan melalui tangan,
terutama setelah jabatan tangan dengan
orang yang terinfeksi flu tersebut. Cuci
tangan secara teratur terbukti mengurangi
risiko kita tertular flu.
Kapan Sebaiknya Kita Cuci
Tangan?
Sebaiknya kita cuci tangan dengan air
dan sabun:
y Sebelum dan setelah makan atau
menangani makanan (terutama daging
mentah)
y Sebelum mengobati luka pada kulit
y Sebelum dan setelah merawat orang
sakit (terutama Odha)
y Sebelum memasukkan atau mengeluarkan lensa kontak
y Sebelum melakukan kegiatan apa pun
yang mencakup memasukkan jari
dalam atau dekat pada mulut, mata, dll.
y Setelah pakai WC (toilet)
y Setelah membuang ingus
y Setelah menangani sampah
y Setelah mengganti popok
y Setelah main dengan atau menyentuh
hewan, termasuk hewan peliharaan
Apakah Cara Terbaik Mencuci
Tangan?
y Basahi tangan dengan air mengalir
y Taruh sabun dan buat busa tanpa
percikan
y Gosok: telapak tangan, punggung
tangan, sela jari, ibu jari dan pergelangan tangan, selama 10-15 detik
y Bilas dengan air sampai bersih
y Keringkan dengan kertas/tisu/handuk
katun bersih sekali pakai
y Matikan keran dengan kertas atau tisu
Yang penting kita memakai air yang
mengalir; air dalam baskom menyimpan
kuman dari semua orang yang memakainya, dan setelah mencuci tangan di
baskom, umumnya tangan kita lebih
tercemar kuman daripada sebelumnya.
Apakah Ada Cara Lain?
Ada beberapa produk yang dikemaskan
dalam botol kecil untuk mencuci tangan
bila tidak tersedia air mengalir yang
bersih. Cari yang mengandung etil
alkohol, dan yang tidak mengandung
triklosan, bahan antibakteri yang juga
dapat membunuh sel kulit manusia.
Alkohol dapat menyebabkan kulit kering,
dan produk yang mengandung gliserin
dapat mengurangi masalah ini. Bahan ini
mudah dibuat sendiri dengan bahan yang
dapat dibeli di apotek. Campurkan 100ml
alkohol isopropil atau etil 60-90%
dengan 2ml gliserin, propilena glikol atau
sorbitol.
Cara memakai produk ini: Tuangkan
bahan secukupnya untuk membasahi
seluruh permukaan tangan dan jari.
Gosok benar-benar pada tangan, di antara
jari, dan bawah kuku sampai kering.
Apakah Ada Masalah Lain?
Sebaiknya kita memakai sabun yang
lembut, terutama bila kita mengalami
masalah kulit (lihat Lembaran Informasi
620). Bila ada infeksi seperti eksema atau
dermatitis, mungkin sebaiknya kita
mengurangi penggunaan sabun, atau
memakai sabun yang lebih halus seperti
sabun cair untuk bayi.
Risiko Penggunaan Ponsel
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang memakai telepon
seluler (ponsel/HP) waktu buang air
besar. Akibatnya 82% ponsel tercemar
dengan bakteri dan satu dari enam dengan
kotoran. Sebaiknya kita membersihkan
ponsel secara berkala. Cara terbaik:
lembapkan kain lap dengan sedikit air,
dan seka seluruh ponsel.
Garis Dasar
Odha lebih rentan terhadap infeksi yang
dapat disebarkan setelah kita menyentuh
apa saja yang tercemar kuman. Oleh
karena itu, cuci tangan secara teratur
sangat penting untuk mencegah infeksi
pada Odha. Tangan sebaiknya dicuci
dengan sabun dan air yang mengalir,
bukan dalam baskom atau wastafel.
Namun Odha juga harus berhati-hati
agar kulit pada tangan tidak menjadi
terlalu kering dan pecah-pecah. Hal ini
dapat memungkinkan kuman masuk ke
tubuh melalui luka kecil di permukaan
kulit tersebut.
Ditinjau 1 September 2014 berdasarkan berbagai
sumber
Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/
Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org
Download