DAN CORPORATE PUBLIC RELATIONS (CPR)

advertisement
MENGKAJI RUANG LINGKUP PEKERJAAN MARKETING PUBLIC RELATIONS (MPR) DAN
CORPORATE PUBLIC RELATIONS (CPR)
Oleh Yerah Melita*
Abstract
Understanding the scope of work of Marketing Public Relations (MPR) and Corporate Public Relations
(CPR) is important, because if the public relations or marketing practitioners do not understand the scope of
their work, performance or results of their work becomes less than the maximum. It impacts on the efficiency
and effectiveness of the company itself. Overlapping of work, wastage of time and the cost eventually the
company will lose money, and it is not possible the company could go out of business. Overlapping of work,
wastage of time and the cost eventually make losses of the company and it is not likely the company could
shut down
It is necessary for the correct knowledge and understanding of the tasks and the work of each, both as MPR
and CPR, so that both are mutually supportive, complementary and fill each other's deficiencies.
Keywords: marketing public relations, corporate public relations, public internal, external public, market
target
Abstrak
Memahami ruang lingkup pekerjaan dari Marketing Public Relations (MPR) dan Corporate Public
Relations (CPR) adalah penting, karena bila para praktisi Public Relations ataupun marketing tidak
memahami ruang lingkup pekerjaan mereka masing-masing, kinerja atau hasil kerja mereka menjadi kurang
maksimal. Hal itu berdampak pada efisiensi dan efektivitas perusahaan itu sendiri. Adanya tumpang tindih
pekerjaan, pemborosan waktu dan biaya lambat laun membuat rugi perusahaan dan bukan tidak mungkin
perusahaan bisa gulung tikar.
Untuk itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang benar mengenai tugas dan pekerjaan masingmasing, baik sebagai MPR maupun CPR, sehingga keduanya saling mendukung, melengkapi dan mengisi
kekurangan masing-masing.
Kata Kunci: marketing public relations, corporate public relations, publik internal, publik eksternal, target
pasar
1. Pendahuluan
Kehadiran Marketing Public Relations (MPR)
dan eksistensinya seringkali disalahtafsirkan atau
dipandang keliru oleh sebagian masyarakat. Ada
sebagian masyarakat mempunyai penilaian atau
pendapat bahwa MPR sama dengan iklan atau bisa
dikatakan pengganti iklan. Penilaian atau pendapat
tersebut kuranglah tepat, karena MPR sebenarnya
mempunyai fungsi untuk memperkuat atau
sebagai komplementer dari iklan. Walaupun tidak
dapat dipungkiri bahwa dalam kondisi-kondisi
tertentu, MPR bisa saja menggantikan peran iklan,
tetapi secara umum MPR mengupayakan agar
kegiatan dan aktivitas promosi yang dilakukakan
perusahaan melaui periklanan menjadi lebih baik
lagi.
Dalam era globalisasi dan informasi saat ini,
MPR semakin dibutuhkan dalam kegiatan dan
| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016
23
aktivitas pemasaran. Hal ini dapat terjadi karena
saat ini menurut pengamatan penulis semakin
menurunya perhatian atau juga minat konsumen
terhadap tayangan-tayangan iklan yang cenderung
berlebihan dan kadangkala kurang rasional. Publik
atau khalayak saat ini cerdas, kritis dan responsif,
sehingga mereka dapat memilih tayangantayangan yang sesuai dengan minat, harapan dan
kebutuhan mereka. Ada begitu banyak channel
televisi dengan beragam acara yang disajikan,
sehingga pemirsa bebas memilih channel dan
program acara yang mereka sukai. Misalnya
ketika khalayak pemirsa sedang memirsa acara
disalah satu channel televisi, kemudian ada iklan,
maka umumnya sebagian besar pemirsa
mengalihkan siaran televisinya ke channel lain.
Ditambah lagi dengan semakin banyaknya
peraturan yang melarang atau membatasi tayangan
iklan untuk produk-produk tertentu, seperti jasa
dokter, rumah sakit, obat-obatan, rokok dan
sebagainya. Sepertinya dengan perkembangan
konsumerisme di Indonesia, akan menyebabkan
semaikin bertambah pula larangan, embargo
ataupun pembatasan-pembatasan.
Para pelaku pasar atau orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang marketing setidaknya
mengetahui dan memahami mengenai ruang
lingkup pekerjaan mereka. Sama halnya para
praktisi public relations, sehingga keduanya baik
bagian marketing maupun public relations
mengetahui dan memahami ruang lingkup
pekerjaan mereka masing-masing. Dengan
mengetahui dan memahami ruang lingkup
pekerjaan masing-masing, maka kedua bagian ini
akan dapat menjalankan tugas dan fungsinya
dengan baik. Tidak ada lagi tumpang tindih
pekerjaam, saling menyalahkan, menyudutkan dan
“ini bukan pekerjaan atau tugas saya”.
Untuk
itu
tulisan
ini
mencoba
mendeskripsikan mengenai ruang lingkup
pekerjaan Marketing Public Relations (MPR)
dengan Corporate Public Relations (CPR).
Dengan penjabaran yang jelas dan tegas mengenai
ruang
lingkup
pekerjaan
masing-masing
diharapkan kedua bagian ini lebih baik lagi
kinerja, prestasi, reputasi, kredibilitas maupun
citranya di mata publik atau khalayaknya.
Sebelum membahas ruang lingkup pekerjaan
MPR dengan CPR, ada baiknya penulis paparkan
berkaitan dengan: konsep MPR dan
CPR,
definisi MPR dan CPR, posisi MPR dan CPR,
fungsi MPR dan CPR, serta ruang lingkup tugas
dan pekerjaan MPR dan CPR.
24
2. Pembahasan
2.1. Konsep Marketing Public Relations dan
Corporate Public Relations
Saat ini, pelaku pasar khususnya mereka yang
sudah ahli (expert) dan memiliki pengalaman
dalm bidang pemasaran yang cukup lama melihat
dan menilai peluang pasar yang cukup besar untuk
mengaplikasikan konsep-konsep public relations
dalam melakukan kampanye pemasarannya.
Keterkaitan antara marketing dan public
relations pertama kali disampaikan oleh Philip
Kotler dan William Mindak dalam artikelnya
berjudul “Marketing and Public Relations”yang
dimuat dalam Journal of Marketing (1978).
Dalam artikel tersebut, mereka menyatakan bahwa
public relations merupakan salah satu unsur dari
marketing mix. Awalnya, Marketing Mix hanya
memiliki empat unsur (4P), yaitu product, price,
place and promotion. Dengan perkembangan
pemasaran yang terjadi, maka unsur marketing
pun bertambah pula yaitu unsur power, people dan
public relations. Sehingga tidak lagi hanya ada
empat unsur tetapi bertambah menjadi tujuh unsur
atau sering disebut 7P. Ketujuh P ini pun ada
yang menyebutnya mega marketing.
Mega marketing didefinisikan oleh Philip
Kotler dan William Mindak, seperti yang
diterjemahkan oleh Rhenald Kasali, sebagai
aplikasi koordinasi secara terencana atas unsurunsur ekonomi, psikologi, politik dan ketrampilan
public relations untuk memperoleh simpati,
dukungan, kerjasama, pengertian dan kepercayaan
dari pihak-pihak terkait atau pemangku
kepentingan (stakeholder). Tujuannya adalah agar
cepat beroperasi atau masuk ke pasar tertentu
sesuai dengan harapan perusahaan.
Philip Kotler pun menulis artikel yang
berjudul “Mega Marketing” yang dimuat dalam
Harvard Business Review (1986). Secara jelas dan
tegas dalam artikelnya tersebut kembali dia
menyatakan bahwa public relations merupakan
bagian dari mega marketing. Dengan demikian
jelas, public relations menurut pandangan mereka
merupakan bagian dari marketing mix.
Perlu diketahui dan dipahami, latar belakang
tulisan Philip Kotler dan Willian Mindak tersebut
terutama membahas suatu situasi dimana suatu
perusahaan yang hendak beroperasi pada suatu
pasar tetapi menghadapi kenyataan bahwa
stakeholder-nya
atau
pihak-pihak
yang
berkepentingan khususnya yang bukan konsumen
berposisi sebagai penghalang atau menghalanghalangi. Pasar semacam ini sering disebut pasar
| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 |
terhalang atau blocking stakeholders. (Ahmad S.
Adnan Putra dalam Kasali, 2001)
Sejak
1990-an,
kalangan
pemasaran
berpendapat bahwa public relations merupakan
bagian dari manajemen pemasaran, khususnya
komunikasi pemasaran. Pendapat ini menjadi
perdebatan yang cukup serius bagi kalangan
public relations. Hal ini disebabkan public atau
khalayak dari public relations sangat berbeda dari
public atau khalayak sasaran pemasaran. Public
dalam public relations adalah stakeholder atau
pemangku kepentingan yaitu publik internal
(internal public) dan publik eksternal (external
public). Sedangkan sasaran dari pemasaran adalah
target pasar (market target). Dengan demikian
menjadikan public relations sebagai bagian dari
pemasaran dipandang sebagai hal yang keliru dan
mengecilkan serta meremehkan arti public
relations itu sendiri. Membahas corporate public
relations berarti sama dengan membahas public
relations.
Untuk
meluruskan
dan
menetralkan
perdebatan tersebut, Thomas L. Harris, seorang
Guru Besar Journalism pada Kelog School of
Journalism, Northwestern University, menulis
buku yang berjudul “The Marketers Guide to
Public Relations” (1991) dan mengembangkan
konsep yang disebut Marketing Public Relations.
dari sasaran pemasaran. “Melalui komunikasi dan
informasi yang dapat dipercaya dan melalui
kesan-kesan”. Kata “dapat dipercaya harus diberi
garis bawah, karena mengandung konsep
publisitas media dan public relations. Keunggulan
nyata dari publitas melalui iklan dan publisitas
media, hanya dapat diperoleh melalui public
relations. Ringkasnya, ada hubungan antara
komunikasi yang dapat dipercaya dengan public
relations.
Frase “merangsang pembelian dan kepuasan
konsumen” dan “komunikasi yang dapat
dipercaya”
merupakan
kata-kata
yang
menggambarkan penerapan MPR. Keduanya juga
dapat membedakan MPR dan CPR. MPR masuk
dalam bidang pemasaran, sedangkan CPR mejadi
tanggungjawab perusahaan. Dalam konsep MPR,
pemasaran dan public relations dijalin dan
dipadukan untuk mencapai tujuan pemasaran baik
produk maupun jasa, penekanannya pada produk.
2.2. Definisi Marketing Public Relations dan
Corporate Public Relations
a. Definisi Marketing Public Relations
Thomas L. Harris dalam bukunya “The
Marketer’s Guide To Public Relations” itu
mendefinisikan Marketing Public Relations
sebagai berikut: “Marketing Public Relations is
the process of planning and evaluating programs
that encourage purchase and customer through
credible communication of information and
impression that identify companies and their
product with the needs councems of customer”.
Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
Marketing Public Relations merupakan proses
perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian
program-program yang merangsang pembelian
dan kepuasan konsumen melalui komunikasi
mengenai informasi yang dapat dipercaya dan
melalui kesan-kesan yang menghubungkan
perusahaan dengan produknya sesuai dengan
kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan
para konsumen.
Dari definisi di atas, ada dua frasa kunci,
yaitu “merangsang pembelian” dan “kepuasan
konsumen”. Hal itu merupakan yang mendasar
“Public Relations is management function, of
a continuing and planned character,
throughwhich
public
and
private
organization and institutions seek to win and
retain the under standing, sympatry, and
support of those with home there or may be
concerd by evaluating public opinion about
them selves,in order to correlate, as for as
possible their own policies and procedures
corporation and more efficient fulfillment of
their common interests” (Samson, Public
Relations en Voorlichting, 120/10).
b. Definisi Corporate Public Relatons
Mendefinisikan corporate public relations
sama dengan mendefinisikan public relations.
Ada banyak definisi public relations dengan
perspektif atau sudut pandang para ahli, namun
penulis mengutip dari International Public
Relations Association (IPRA) sebagai Asosiasi
Public Relations Internasional:
Bila diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia sebagai berikut: Public Relations
merupakan fungsi manajemen dari sikap budi
yang direncanakan dan dijalankan secara
berkesinambungan oleh organisasi, lembaga
umum dan pribadi,
bertujuan untuk
memperoleh saling pengertian, simpati dan
dukungan dari mereka yang ada kaitannya,
dengan cara menilai opini publik dan bertujuan
sedapat
mungkin
menghubungkan
kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna
mencapai kerjasama yang lebih produktif dan
untuk memenuhi kepentingan bersama yang
| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016
25
lebih efisien dengan kegiatan penerangan yang
lebih terencana dan tersebar luas.
Adapun JC Seidel mengatakan bahwa
public relations adalah suatu proses yang
berkelanjutan dari usaha manajemen untuk
memperoleh jasa baik dan pengertian dari
langganannya, pegawai-pegawainya dan publik
pada umumnya. Ke dalam mengadakan analisa
dan perbaikan terhadap diri sendiri, ke luar
dengan mengadakan pernyataan yang berarti
menguntungkan (Suhandang, 2004: 44).
Dari definisi-definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa public relations adalah
suatu proses komunikasi, dan merupakan
fungsi manajemen. Sasaran public relations
adalah internal public dan external public,
public relations mempunyai tujuan membina
hubungan harmonis dengan publiknya dan
mengutamakan kepentingan publiknya.
2.3. Posisi Marketing Public Relations dan
Corporate Public Relations
Marketing Public Relations merupakan
perpaduan atau gabungan antara marketing
dengan public relations. Hal ini tentu saja akan
menimbulkan pertanyaan, apakah marketing
bagian dari public relations? Atau sebaliknya
public relations bagian dari marketing? Atau
mungkin merupakan dua fungsi yang terpisah.
Untuk menjawab hal di atas, Philip Kotler dan
William mengusulkan lima model yang
menghubungkan antara marketing dan public
relations. Kelima model tersebut:
a. Terpisah, tetapi fungsinya sama.
Model ini mendekati model tradisional dalam
pemasaran dan public relations, dimana
masing-masing berpijak pada sudut yang
berbeda, karena disiplin ilmu yang berbeda dan
sasarannya juga berbeda, meskipun orang luar
melihat bahwa sasaran dan fungsi keduanya
adalah sama.
b. Sama fungsinya, tetapi tumpang tindih
Model ini berdasarkan pengamatan bahwa
keduanya sama pentingnya dan terpisah, tetapi
dalam bidang tertentu mempunyai sasaran yang
tumpang tindih, misalnya dalam peluncuran
produk (launching product).
c. Marketing sebagai fungsi yang lebih dominan
Model ini menyatakan bahwa public relations
merupakan bagian dari marketing. Hal ini
berdasarkan pada pemikiran bahwa corporate
public relations merupakan bagian dari
corporate marketing.
26
d. Public Relations sebagai fungsi yang lebih
dominan
Model ini menyatakan bahwa marketing
bagian dari public relations. Tugas perusahaan
adalah membangun kepercayaan dan kepuasan
publik. Kepuasan konsumen adalah salah satu
tugas public relations, disamping kepuasan
stakeholder lainnya.
e. Marketing dan public relations mempunyai
fungsi yang sama
Model ini didasarkan atas pemikiran bahwa
kedua bidang tersebut telah memasuki area
yang berbeda dari sebelumnya dan telah terjadi
sintesis diantaranya. Keduanya membahas
tentang pasar dan lingkungan pemasaran.
2.4. Fungsi Marketing Public Relations (MPR)
dan Corporate Public Relations (CPR)
Kehadiran MPR memiliki fungsi sebagai
berikut:
a. Dalam biaya, lebih efektif dan efisien.
Misalnya untuk anggaran atau biaya publikasi.
b. Saling mengisi, melengkapi atau komplementer
dengan bagian periklanan.
c. Dapat
menigkatkan
kredibilitas
atau
kepercayaan
dari
pesan-pesan
yang
disampaikan melalui PR, sehingga bisa
menembus situasi yang relatif sulit dijangkau
oleh ikllan.
d. MPR dapat mengatasi keterbatasan iklan, di
mana iklan mempunyai keterbatasan pada
ruang (space) dan waktu (timely) yang tersedia
di media massa.
Sedangkan CPR mempunyai fungsi internal
dan eksternal. Seperti yang dikemukakan oleh
Betrand Russel Canfield dalam Lubis (2001:20),
fungsi humas adalah “it should serve the public
interst” (mengabdi kepada kepentingan publik),
“maintain good communication” (memelihara
komunikasi yang baik), dan “stress good morals
and manners” (menitikberatkan moral dan
tingkah laku yang baik). Hal yang senada juga
dikemukan oleh Scott Cutlip, Allen M Center and
Gleen M Broom (1999) bahwa fungsi humas
adalah untuk mempengaruhi pendapat publik,
membuat penyajian pesan agar dapat diterima
masyarakat dan melakukan komunikasi dua arah
secara timbal balik.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa fungsi CPR memiliki dua
fungsi yaitu fungsi internal dan fungsi eksternal.
Fungsi internal CPR adalah sebagai berikut:
| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 |
a.
Mengadakan analisa terhadap kebijakan
organisasi atau instansi yang sudah maupun
yang sedang berlangsung.
b. Mengadakan perbaikan sebagai kelanjutan dari
analisa yang dilakukan terhadap kebijakan
organisasi atau instansi, baik yang sedang
berlangsung maupun terhadap perencanaan
kebijakan baru.
c. Mengadakan konseling public relations, baik
langsung maupun tak langsung dalam usaha
menumbuhkan motivasi airah kerja para
karyawan.
d. Mengadakan dan menjalin hubungan dengan
para pemegang saham, melalui pertemuan
berkala, memberi laporan dan mengirim
majalah.
Dari keempat fungsi di atas, dapat
disimpulkan bahwa fungsi internal public
pelations adalah memelihara, menjaga, membina
komunikasi yang baik diantara internal public,
seperti: karyawan, pemegang saham dan keluarga
karyawan.
Adapun fungsi CPR eksternal adalah:
a. Memelihara, menjaga, membina komunikasi
yang baik dengan para external public, seperti:
masyarakat sekitar, pelanggan, instansi
pemerintah, pihak media atau pers, konsumen,
pemasok dan pihak-pihak
lain
yang
berkepentingan dengan organisasi atau
perusahaan.
b. Mengubah dan mempengaruhi opini publik,
tujuannya untuk mendukung kebijakan
organisasi atau perusahaan sehingga terbentuk
opini
publik
yang
favourable
atau
menyenangkan.
2.5. Ruang Lingkup Tugas dan Pekerjaan
Marketing Public Relations (MPR) dan
Corporate Public Relations (CPR)
a. Ruang Lingkup Tugas dan Pekerjaan MPR:
1. Memposisikan perusahaan sebagai “leader”
atau “expert”.
Pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang
mudah,
untuk
dapat
memposisikan
perusahaan sebagai pemimpin dan yang ahli,
padahal perusahaan-perusahaan sejenis juga
banyak sebagai pesaing atau competitor.
Disinilah MPR harus dapat menunjukan
eksistensinya untuk dapat memposisikan
perusahaan yang diusungnya menjadi
perusahaan yang nomor satu.
1. Membangun
kepercayaan
konsumen
(confidence and trust)
Membangun
kepercayaan
konsumen
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah,
tetapi juga bukan pekerjaan yang sulit.
Mudah, kalau kita sebagai MPR bisa
konsisten dan konsekuen dengan apa yang
kita lakukan. Sulit, karena kita tidak
konsisten dan konsekuen. Konsisten
memiliki arti apa yang dikatakan sesuai
dengan apa yang dilakukan. Atau dengan
kata lain bila sebagai MPR jangan hanya
bisa promosi saja, kualitasnya baik,
harganya terjangkau, produknya mudah
didapat dan sebagainya tetapi kenyataannya
tidak. Itu menyesatkan dan menipu
konsumen, sehingga konsumen menjadi
kapok dan kepercayaannya menjadi hilang.
Kepercayaan konsumen yang sudah hilang,
sulit untuk ditumbuhkan dan dibangun
kembali, semuanya perlu proses yang tidak
sebentar.
3. Memperkenalkan produk baru
Memperkenalkan produk atau layanan baru
merupakan pekerjaan MPR. Dapat saja
MPR bekerjasama dengan CPR untuk
memperkenalkan produk atau layanan baru.
4. Mengomunikasikan keuntungan-keuntungan
produk lama.
Produk-produk
lama
pun
perlu
dikomunikasikan terus menerus kepada
calon konsumen atau konsumen supaya
loyal, setia, dan ingat terus. Selain itu,
konsumen diingatkan bahwa produk-produk
lama pun masih memiliki keuntungan,
kelebihan,
keunggulan
atau
bahkan
kualitasnya tidak kalah dengan produk yang
baru. Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang
harus dilakukan MPR.
5. Mempromosikan cara-cara pemakaian baru,
atas produk yang sudah dikenal
Produk-produk yang sudah dikenal oleh
konsumen, dipromosikan kembali cara-cara
pemakaiannya, tujuannya agar konsumen
lebih mudah menggunakannya, tidak repot
dan praktis untuk menggunakannya.
Pekerjaan ini termasuk pekerjaan yang
dilakukan oleh MPR.
6. Melibatkan atau menggerakkan masyarakat
terhadap produk kita
Salah satu pekerjaan MPR adalah
bagaimana mengajak, membujuk calon
konsumen ikut terlibat, ikut berpartisipasi
atau ambil bagian dalam kegiatan yang
dilakukan MPR.
Melalui keterlibatan
masyarakat
terhadap
produk
kita,
| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016
27
diharapkan produk kita lebih dikenal,
dipahami dan dari sisi kuantitas lebih
banyak masyarakat yang tahu dengan
produk yang kita promosikan.
7. Memperluas jangkauan iklan
Pekerjaan
dan kegiatan MPR akan
memperluas jangkauan iklan. Artinya,
melalui kegiatan MPR akan menambah jelas
dan melengkapi iklan yang telah ada,
sehingga calon konsumen atau pun
konsumen lebih tahu dan juga lebih
memahami mengenai produk atau layanan
yang dipromosikan.
8. Menyebarkan berita sebelum beriklan
Sebelum munculnya suatu iklan, baik
produk maupun layanan jasa, sebaiknya
informasi awal disampaikan melalui
penyebaran berita. Penyebaran informasi
awal yang mendahului ini, umumnya
disebarkan oleh MPR. Tujuannya supaya
calon konsumen atau konsumen lebih
mengetahui dan memahami tentang produk
atau layananan yang akan diiklankan
tersebut.
9. Mendapatkan dukungan konsumen dengan
menjelaskan misi perusahaan
Salah satu pekerjaan MPR adalah
bagaimana mendapat dukungan dari
konsumennya, baik konsumen yang baru
maupun konsumen yang sudah loyal. Cara
yang dilakukan MPR adalah dengan
menjelaskan misi perusahaan. Perusahaan
hadir bagi masyarakat bukan hanya melulu
untuk kepentingan perusahaan itu sendiri,
tetapi juga perusahaan hadir untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, untuk
memperhatikan kepentingan masyarakat dan
juga untuk kepedulian masyarakat.
10.Memotivasi atau mendorong tenaga-tenaga
penjual (sales force)
Memberikan dorongan atau memotivasi
tenaga-tenaga penjual untuk tetap semangat
dalam melakukan pekerjaannya adalah
pekerjaan MPR. Bila para tenaga penjual,
sudah tidak punya semangat lagi, malas
untuk melakukan pekerjaannya sudah dapat
diduga, perusahaan akan mengalami
kemerosotan dalam penjualan dan akhirnya
bukan tidak mungkin perusahaan akan
mengalami gulung tikar atau bangkrut.
Untuk itu MPR perlu bekerja keras untuk
memotivasi, memperjuangkan para tenaga
penjual untuk terus memiliki motivasi yang
28
tinggi di dalam melakukan tugas dan
pekerjaannya.
11.Memperoleh dukungan dari para pemasok
atau penyalur.
Salah tugas MPR yang cukup berat adalah
bagaimana selalu mendapat dukungan baik
dari pemasok maupun penyalur. Bisa
dibayangkan kalau pemasok tidak lagi mau
memasok bahan atau materi yang
dibutuhkan perusahaan. Atau perusahaan
tidak lagi mendapat dukungan dari para
penyalur. Barang yang diproduksi akan
menumpuk di gudang, pendistribusian tidak
ada, penyalur atau pengecer tersendat dan
tidak lancar. Disinilah tugas dan pekerjaan
MPR untuk bekerja lebih keras lagi supaya
tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan,
seperti yang diuraikan di atas.
b. Ruang Lingkup Tugas dan Pekerjaan Corporate
Public Relations (CPR):
Pada prinsipnya, ruang lingkup tugas dan
pekerjaan CPR ada dua, yaitu membina,
menjaga dan memelihara hubungan ke dalam
(internal public) dan juga hubungan ke luar
(external public). Menurut Betty Wahyu Nila
Sari dalam Maria Assumpta Rumanti (2006),
tugas pokok CPR dalam hal ini PR perusahaan
adalah:
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab
atas penyampaian informasi secara lisan,
tulisan, melalui gambar (visual) kepada
publik, supaya publik memiliki pengertian
yang benar tentang organisasi atau
perusahaan, tujuan dan kegiatan yang
dilakukannya.
2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi
tanggapan serta pendapat umum atau
masyarakat.
3. Memperbaiki
citra
organisasi
atau
perusahaan.
4. Melakukan bentuk kegiatan sebagai
tanggung jawab sosial perusahaan atau
sering disebut CSR (Corporate Social
Responsibility). Jadi CSR merupakan bentuk
atau wujud konkrit dari rasa tanggung jawab
dan kepedulian perusahaan terhadap publik.
5. Komunikasi CPR atau PR perusahaan
memilik bentuk yang khusus, yaitu
komunikasi timbal balik. Artinya, PR
perusahaan tidak hanya menyampaikan atau
memberikan informasi kepada publik, tetapi
juga meminta, memberi kesempatan kepada
publik
untuk
memberikan
respon,
| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 |
tanggapan,
masukan,
opini
ataupun
penilaiannya terhadap kegiatan-kegaitan
yang telah dilakukan perusahaan. Dengan
cara ini, PR perusahaan dapat mengetahui
aspirasi, keinginan, kebutuhan dan harapan
dari publiknya.
Dari lima tugas pokok yang telah diuraikan,
jelas bahwa lingkup pekerjaan CPR dibagi
dalam dua bagian besar, yaitu lingkup
pekerjaan yang sifatnya ke dalam dan lingkup
pekerjaan yang sifatnya ke luar:
a) Ruang Lingkup Pekerjaan PR perusahaan
atau CPR ke dalam, yaitu :
- Hubungan dengan karyawan
Melakukan dan menjalin hubungan melalui
komunikasi yang baik antar karyawan
merupakan tugas dan pekerjaan CPR. Cara
untuk tetap menjalin, menjaga dan
memelihara hubungan yang baik dengan
sesama karyawan, baik antara atasan
dengan bawahan atau sebaliknya dapat
diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan,
seperti:
kegiatan
kebersamaan, olahraga, tour, outbond dan
kegiatan lainnya yang bertujuan untuk
meningkatkan loyalitas karyawan terhadap
perusahaan. Didalamnya juga akan
terbentuk motivasi kerja, moral kerja,
budaya perusahaan, filosofi perusahaan
dan karyawan pun mendukung atas
produk-produk perusahaan.
- Hubungan dengan keluarga karyawan
Keluarga karyawan juga merupakan pihak
yang berpengaruh di dalam suatu
perusahaan. Keluarga karyawan memberi
dukungan kepada anggota keluarganya
yang bekerja di perusahaan. Tanpa
dukungan dari keluarga tidaklah mungkin
karyawan
dapat
melakukan
tugas,
pekerjaan dan kewajibannya dengan baik.
Oleh karena itu, memperhatikan dan peduli
terhadap kebutuhan dan kepentingan
keluarga karyawan adalah hal yang tak
dapat diabaikan.
Cara yang dapat dilakukan CPR dalam
melibatkan atau mengikutsertakan anggota
keluarga karyawan, seperti: family
gathering, pertandingan dan perlombaan,
melakukan kunjungan atau anjangsana dan
yang lainnya yang dapat mempererat tali
persaudaraan diantara anggota keluarga
karyawan.
- Hubungan dengan pemegang saham
(stockholder relations)
Pemegang saham atau orang yang
menanamkan modalnya atau penyandang
dana perusahaan perlu mendapat perhatian
dan pihak perusahaan. Pekerjaan ini lebih
tepat dilakukan oleh CPR. CPR dapat
menjalin dan memelihara komunikasi yang
baik dengan pihak penyandang dana,
seperti:
merancang pertemuan dan
melakukan pertemuan rutin atau berkala
dengan pihak manajer dan investor.
Mengundang investor ke perusahaan untuk
dapat melihat langsung perkembangan
perusahaan. Memberikan laporan secara
rutin dan berkala kepada pihak investor,
agar investor mengetahui dan memahami
dengan benar mengenai kemajuan dan
perkembangan perusahaan.
b) Ruang Lingkup pekerjaan PR perusahaan
atau CPR ke luar, yaitu :
- Hubungan dengan masyarakat sekitar
(community relations)
Salah satu tugas pekerjaan CPR yang
berkaitan dengn eksternal PR adalah dapat
menjalin, memelihara hubungan yang baik
dengan masyarakat sekitar. Tidak dapat
tidak,
perusahaan
wajib
membina
hubungan yang baik dengan masyarakat
yang ada di sekitar perusahaan. Maju,
mundurnya perusuhaan sedikit banyaknya
dipengaruhi
atau
ditentukan
oleh
masyarakat
yang
ada
di sekitar
perusaahaan. Perusahaan
yang tak
mempedulikan
atau
menghiraukan
masyarakat sekitar dan mengabaikan,
jangan berharap banyak perusahaan
tersebut dapat eksis apalagi berkembang
dan maju.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
dalam membina hubungan dengan
masyarakat sekitar perusahaan, seperti:
memberikan bantuan dana pendidikan atau
beasiswa, memberikan fasilitas pendidikan
dan perlengkapan sekolah. Memberikan
fasilitas ibadah, kesehatan, dan fasilitas
lainnya yang dibutuhkan masyarakat
sekitar sesuai dengan
kemampuan
perusahaan.
- Hubungan dengan pemerintah
Hubungan pemerintah merupakan salah
satu hubungan eksternal yang terjadi antara
pihak
permerintah
dengan
pihak
perusahaan.
Sama
halnya
dengan
masyarakat sekitar, perusahaan perlu dan
| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016
29
harus memelihara dan menjaga hubungan
dengan pihak pemerintah. Disinilah tugas
dan pekerjaan CPR agar dapat memellihara
dan menjaga hubungan yang baik dengan
pihak pemerintah. Hubungan yang baik
dengan pemerintah akan memudahkan
perusahaan dalam menyesuaikan kebijakan
yang akan diambil dengan kebijakankebijakan pemerinth, sehingga terwujud
sesuai dengan aturan pemerintah dan tidak
melanggar hukum. Kegiatan-kegiatan yang
dapat dilakukan dalam membina hubungan
dengan
pihak
pemerintah,
seperti:
melakukan dialog, pertemuan berkala,
bentuk perhatian ucapan selamat kepada
pejabat yang menduduki jabatan baru atau
pemberian ucapan ulang tahun dan bakti
sosial.
- Hubungan dengan media atau pers
Hubungan degan pihak media atau pers
adalah hubungan yang perlu dan penting,
karena bila CPR tidak dapat menjaga dan
memelihara hubungan yang baik dengan
pihak media, maka perusahaan tidak dapat
dikenal, dimengerti apalagi didukung.
Pihak media dapat mengecilkan berita atau
sebaliknya dapat membesarkan berita,
sehingga media sangat dibutuhkan oleh
CPR.
Berkembang
atau
tidaknya
perusahaan juga ditentukan oleh pihak
media. Bentuk-bentuk kegiatan yang dapat
dilakukan CPR dengan pihak media,
seperti: konferensi pers, press briefing,
press tour, mengirimkan press release,
special event,
press party dan yang
lainnya yang bertujuan peningkatan
hubungan yang baik dan harmonis antara
CPR dan pihak media.
- Hubungan dengan konsumen dan
pelanggan
Membina, menjaga dan memelihara
hubungan yang baik dengan konsumen dan
pelanggan adalah salah satu pekerjaan
CPR yang harus dikerjakan. Perusahaan
yang tak dapat menjaga dan memelihara
hubungan yang baik akan membuat
konsumen dan pelanggannya satu persatu
lari dan meninggalkan produk/ jasa
perusahaan. Bukanlah pekerjaan yang
mudah untuk menjaga hubungan yang baik
dengan konsumen dan pelanggan, butuh
kesabaran, kerendahan hati dan hati yang
lapang dalam menerima kritik, masukan
dan saran. Membina hubungan baik
30
dengan pelanggan bertujuan agar dapat
meningkatkan loyalitas dan kepercayaan
terhadap produk dari perusahaan itu
sendiri. Bentuk kegiatan yang dapat
dilakukan, seperti: memberikan ucapan
selamat hari raya kepada konsumen dan
pelanggan,
melakukan
publisitas,
memberikan
informasi
kegiatan
perusahaan dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan kepentingan kedua pihak yaitu
kepentingan konsumen, pelanggan dan
perusahaan.
Membahas ruang lingkup pekerjaan CPR
atau PR perusahaan tentu saja tidak cukup
sampai dengan membina, menjaga dan
memelihara hubungan dengan konsumen
atau pelanggan. Sangat tergantung pada
perusahaan, bergerak dalam bidang apa
dan sasaran perusahaan untuk siapa. Atau
dengan kata lain, publik yang ingin dituju
oleh perusahaan. Sebutan untuk tiap publik
yang dituju pun berbeda. Misal untuk
bank, sebutan yang dipakai adalah
nasabah, untuk rumah sakit sebutannya
pasien. Dengan demikian, kembali pada
perusahaan untuk publik yang dituju atau
perusahaan yang memiliki kepentingan
dengan publiknya.
3. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, cukup dapat
dimengerti atau dipahami bahwa ruang lingkup
pekerjaan MPR dan CPR tentu saja berbeda.
Walaupun ruang lingkup pekerjaan MPR dan CPR
berbeda, tetapi tujuannya sama, yaitu bermuara
kepada bagaimana suatu perusahaan dapat
meningkatkan image atau citranya di mata publik.
Dalam ruang lingkup pekerjaannya, MPR
menekankan kepada upaya-upaya atau usahausaha bagaimana menjaga dan mempertahankan
pelanggan, agar pelanggan tidak lari ke
perusahaan lain, ke produk atau merk lain
(mempertahankan loyalitas pelanggan). Di sisi
lain, MPR juga menarik atau mengajak calon
konsumen untuk membeli produk atau layanan
yang dipromosikan.
Dalam ruang lingkup pekerjaan CPR,
menekankan kepada upaya-upaya atau usahausaha CPR untuk terus memelihara, membina, dan
menciptakan hubungan
yang baik dengan
publiknya, baik publik internal maupun publik
eksternal
atau para pemangku kepentingan
(stakeholder). Bila CPR dapat terus menjalin
hubungan dengan komunikasi yang baik, tentu
| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 |
saja
harapan
perusahaan
yang
berupa
pengetahuan, pemahaman atau pengertian,
dukungan, kerjasama dan kepercayaan dari publik
dapat terwujud.
Dengan demikian, pekerjaan MPR dan CPR
adalah pekerjaan yang saling melengkapi, mengisi
dan saling mendukung, walaupun pada praktiknya
berbeda. CPR dan MPR, keduanya bersinergi
untuk mencapai tujuan, yaitu peningkatan citra
perusahaan di mata publiknya.
_____________. 1992. Manajemen Periklanan:
Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.
Jakarta; Grafiti Press.
_____________. “Public Relations: Corporate
Public Relations dan Marketing Public
Relations” dalam Majalah Manajemen dan
Usahawan Indonesia, No.7 Tahun XXI,
Juli 1992.
*Yerah Melita, Dosen Prodi S1 Ilmu Komunikasi
STISIP Widuri
REFERENSI
Abdurahman, Oemi. 2002. Dasar-dasar Public
Relations. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Cultip, Scott M, Center, Allen M, and Broom,
Glen M. 1999. Effective Public Relations.
New Jersey: Upper Saddle River.
Harris, Thomas L. 1991. The Marketer’s Guide to
Public Relations. New York: John Willey
and Sons, Inc.
Kasali, Rhenald. 2001. Membidik Pasar
Indonesia:
Segmentasi,
Targeting,
Positioning. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Kotler, Philip dan William Mindak. 1978.
“Marketing and Public Relations”. Journal
of Marketing.
Kotler, Philip. 1986. “Mega Marketing”. Harvard
Bussiness Review
Lubis, Suwardi. 2001. Public Relation dalam
Kontak Survey dan Penelitian. Medan:
USU Press.
Rumanti, Maria Assumpta. 2006. Dasar-Dasar
Public Relations: Teori dan Praktek.
Jakarta: PT Grasindo.
Suhandang, Kustadi. 2004. Public Relation
Perusahaan. Bandung: Penerbit Nuansa.
| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016
31
Download