BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Komunikasi pada

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi
Komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses sosial, sesuatu hal yang
kita lakukan setiap hari baik secara sadar ataupun tidak sadar kita telah melakukan
komunikasi. Apapun bentuk kegiatannya, manusia selalu melakukan proses yang
berjalan secara berkesinambungan dan tidak dapat dihindari yaitu proses
komunikasi.
Melalui
komunikasi
manusia
dapat
menyampaikan
segala
keinginannya, sehingga pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan fisik, baik bagi
dirinya sendiri maupun untuk lingkungan sosialnya.
Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku. Definisi
ini kemudian dikembangkan menjadi, komunikasi adalah suatu proses di mana
dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan
satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang
mendalam.4
Ketika kita berbicara, kita sebenarnya sedang berperilaku. Sering perilakuperilaku ini merupakan pesan-pesan yang digunakan untuk mengkomunikasikan
sesuatu pesan kepada seseorang. Sehingga Menurut Everett M. Rogers
menyatakan komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber
4
Lukiati Komala. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses dan Konteks. Widya Padjajaran Bandung.
2009 hal 73
8
9
kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka.5
Definisi ini menjelaskan komunikasi bermaksud untuk dapat mengubah
pandangan atau tingkah laku penerima pesan sehingga terjadinya penemuan suatu
kebenaran yang didapatkan penerima pesan dengan kata lain pemberi pesan
melakukan persuasif kepada penerima pesan.
Pengertian komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy: Pada hakekatnya
komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
(komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan,
informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa
keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian,
kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.6
Jadi, definisi tersebut menjelaskan bahwa proses komunikasi merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan oleh komunikator untuk menyampaikan ide,
gagasan atau pendapatnya kepada orang lain dengan tujuan tertentu sehingga
menimbilkan efek tertentu.
Alo
Liliwari
mengemukakan
komunikasi
dapat
membuat
orang
mengambil bagian untuk memberi dan mengalihkan informasi sebagai berita atau
gagasan, berarti kegiatan untuk menyebarkan informasi, mengatur kebersamaan,
5
Dedy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2005 hal
62
6
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2003 hal 11
10
membuat dan menangani komunikasi, menghubungkan, mengambil bagian dalam
kebersamaan.7
Definisi ini membantu kita memahami dan mendiskusikan bagi sebuah
pertukaran informasi. Bahkan komunikasi merupakan langkah untuk memahami
dan menganalisis keterlibatan kita di dalam berkomunikasi. Di samping itu kita
dapat memandang komunikasi sebagai suatu proses, aktivitas simbolis, dan
pertukaran makna manusia.
Salah satu model komunikasi yang menggambarkan dengan singkat
mengenai komunikasi dari proses Model Interaksional dikembangkan oleh Wilbur
Schramm yang menekankan pada proses komunikasi dua arah. Dengan kata lain
komunikasi berlangsung dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada
pengirim. Proses ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Satu
elemen yang penting bagi model interaksional adalah umpan balik (feedback),
atau tanggapan terhadap suatu pesan.
Dengan komunikasi yang baik dapat menyelesaikan problem-problem
yang terjadi dalam perusahaan. Jadi, manajemen terbuka akan mendukung
terciptanya pemeliharaan keamanan dan kesehatan loyal yang baik dari para
karyawan. Konflik yang terjadi dapat diselesaikan melalui musyawarah dan
mufakat.8
Pentingnya komunikasi menjadi salah satu faktor yang membuat
perubahan seseorang setelah menerima pesan yang dikomunikasikan dengan baik,
7
8
Alo Liliweri. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Lkis. 2002 hal 5
Onong Uchjana Effendy. Op.Cit. hal 82
11
komunikasi digunakan di mana saja dan sama siapa saja tanpa adanya perbedaan
umur maupun derajat sosial.
2.1.1. Proses komunikasi
Dalam menyampaikan informasi atau pesan, ada proses yang pada
umumnya berlangsung melalui suatu media komunikasi, khususnya bahasa
percakapan yang mengandung makna yang dapat dimengerti dan pemakaian
bahasa itu penggantinya bersifat konkret atau abstrak. Apabila dikaitkan dengan
kegiatan public relations, maka komunikasi tersebut adalah hal yang sangat
penting dalam penyampaian pesan-pesan (message) demi tercapainya tujuan dan
pengertian bersama dengan public sebagai khlayak sasarannya.
Menurut Onong Uchjana Effendy proses komunikasi terbagi menjadi dua
tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
1.
Proses Komunikasi secara primer
Proses Komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai
media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat,
warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
“menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada
komunikan.
2. Proses Komunikasi secara sekunder
Proses Komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat
12
atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai
media pertama. Seseorang komunikator menggunakan media kedua
dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai
sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya
banyak. Media kedua yang dimaksud adalah surat, telepon, teleks,
surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan lain-lain.9
Dalam proses komunikasi menjelaskan bahwa proses komunikasi dapat
dilakukan dengan secara primer atau sekunder tergantung tempat dan dengan
siapa kita berbicara. Dalam proses komunikasi menggunakan media sebagai alat
komunikasinya bertujuan untuk menyatukan persamaan makna dan menciptakan
komunikasi yang efektif.
2.1.2.
Fungsi Komunikasi
Menurut Stephen P. Robbins komunikasi mempunyai empat fungsi, yaitu:
1.) Fungsi Kendali
Berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggotanya dalam
beberapa cara.
2.) Fungsi Motivasi
Komunikasi memelihara motivasi dengan memeberikan penjelasan
dengan karyawan tentang apa yang dilakukan, seberapa baik
mereka mengerjakannya, dan apa yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar.
9
Onong Uchjana Effendy. Op.Cit. hal 11-16
13
3.) Pernyataan Emosi
Komunikasi adalah jalan untuk menyatakan emosi perasaan dan
pemenuhan kebutuhan sosial. Komunikasi yang terjadi dalam
kelompok merupakan suatu mekanisme mendasar di mana para
anggotanya dapat mengungkapkan dan melukiskan perasaan
kecewa dan rasa putus asa mereka.
4.) Informasi
Fungsi ini berhubungan dengan perannya dalam menfasilitasi
pengambilan keputusan. Fungsi tersebut memberikan informasi
bagi perseorangan atau kelompok untuk membuat keputusan
dengan
menyertakan
data
untuk
mengidentifikasi
dan
mengevaluasi pilih.10
Penjelasan mengenai fungsi komunikasi menurut Stephen P. Robbins
menjelaskan empat fungsi komunikasi ini dilakukan untuk membuat suatu
penjelasan kepada lawan komunikasi kita dengan tujuan agar lawan komunikasi
kita mengerti apa yang kita inginkan atau apa yang sedang terjadi dalam diri kita,
hal itu semua dapat kita lakukan dengan komunikasi yang baik.
2.2.
Komunikasi Organisasi
Menurut R. Wayne Pace, Don F. Faules Komunikasi organisasi adalah
“Perilaku Pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat
dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas apa yang terjadi. Masih
menurut R. Wayne Pace, Don F. Faules komunikasi organisasi adalah proses
10
Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi Edisi 5. Jakarta: PT Erlangga. 2002 hal 147
14
penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah
organisasi.11
Menurut Godhalber di dalam buku Arni Muhammad mendefinisikan,
komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan
dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk
mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah.12
Definisi ini menjelaskan bahwa pentingnya pertukaran pesan dalam
membangun komunikasi yang efektif di suatu perusahaan, karena di suatu
perusahaan adanya saling keterkaitan satu sama lain yang membuat harus adanya
jaringan yang dapat membuat satu lingkungan organisasi yang harmonis sehingga
dalam menghadapi arus persaingan organisasi yang berubah-ubah.
Komunikasi organisasi merupakan komunikasi yang terjadi di dalam suatu
organisasi. Komunikasi dalam organisasi itu sendiri berarti suatu proses
penyampaian ide-ide di antara para anggota organisasi secara timbal balik dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Komunikasi organisasi dilakukan untuk membuat suatu jaringan yang
komplek pada suatu organisasi, dan juga tujuan dari komunikasi organisasi
sebagai satu alat komunikasi yang dibentuk untuk menyampaikan suatu
komunikasi yang baik dalam suatu organisasi.
Menurut Joseph A. Devito yang dikutip dalam buku Abdullah Masmuh
mendefinisikan komunikasi organisasi merupakan penerimaan berbagai pesan di
dalam organisasi–di dalam kelompok formal maupun informal oleh organisasi.
11
R. Wayne Pace, Don F. Faules, (Diterjemahkan Deddy Mulyana), Komunikasi Organisasi,
Strategi Meningkatkan Kinerja Persahaan. PT Remaja Rosdakarya Bandung. 2001 hal 185
12
Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara Jakarta. 2002 hal 6
15
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi pada organisasi. Komunikasi informal adalah
komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya tidak pada organisasinya
sendiri, tetapi lebih pada para anggotanya secara individual.13
Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan
komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi di mana melibatkan sejumlah
orang yang memiliki tujuan dan kepentingan bersama. Pemahaman yang lebih
baik tentang komunikasi organisasi, dapat diperoleh dengan mempelajari araharah dasar gerakan yang tampak dengan terbentuknya saluran-saluran komunikasi.
Saluran-saluran komunikasi formal ditentukan oleh struktur organisasi atau
ditunjukan oleh berbagai sarana formal lainnya.
2.3.
Komunikasi Internal
1) Arus Komunikasi Internal
a.
Komunikasi Vertikal
Arus komunikasi ini merupakan komunikasi dua arah secara timbal
balik antara pimpinan dengan karyawan, yaitu :
1.
Komunikasi Kebawah (Downward Communication), yang
berarti bahwa arus komunikasi mengalir
dari jabatan
berotoritas lebih rendah. Menurut Katz dan Kahn, ada 5 jenis
informasi yang bisa dikomunikasikan dari atasan kepada
bawahan :
a.
13
Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan.
Abdullah Masmuh. Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek. UMM Press
Malang. 2010 hal 6
16
b.
Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan
pekerjaan.
c.
Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi.
d.
Informasi mengenai kinerja karyawan.
e.
Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (Sense
of mission).14
Komunikasi kebawah pada prinsipnya berisi mengenai kebijakan serta
tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh pegawai.
2.
Komunikasi Keatas (Upward Communication) yang berarti bahwa
informasi
mengalir
(bawahan/karyawan)
dari
kepada
tingkat
tingkat
yang
lebih
yang
lebih
rendah
tinggi
(atasan/pimpinan). Informasi yang diberikan berupa :
a.
Pemberitahuan mengenai pekerjaan, prestasi, kemajuan
karyawan.
b.
Penjelasan persoalan yang belum dapat terselesaikan.
c.
Pemberian sasaran dan gagasan demi kemajuan perusahaan.
d.
Pengungkapan
pikiran
dan
perasaan
bawahan
tentang
pekerjaan, rekan kerja dan organisasi perusahaan.15
b.
Komunikasi Horizontal
Penyampaian informasi di antara rekan-rekan kerja sejawat dalam unit
kerja yang sama. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang berlangsung dalam
situasi formal, komunikasi horizontal berlangsung dalam situasi informal.Dalam
14
15
R. Wayne Pace, Don F. Faules, Op.cit. hal 185
R. Wayne Pace, Don F. Faules, Ibid. hal 190
17
komunikasi ini sering kali desas-desus menyebar dan menjalar dalam tempo
singkat. Disinilah tugas humas, yaitu meluruskan, menetralisirkan interpretasi
yang salah sehingga berada dalam proporsi yang sebenarnya. Tujuan komunikasi
ini antara lain :
a.
Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja.
b.
Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.
c.
Untuk memecahkan masalah.
d.
Untuk memperoleh pemahaman bersama.
e.
Untuk menumbuhkan dukungan antar personal.16
c. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal sering juga dinamakan komunikasi silang (cross
communication), yaitu komunikasi dalam organisasi antar seseorang dengan orang
lain berbeda dalam kedudukan dan bagian.17
Komunikasi berlangsung secara tidak formal, oleh karena itu tidak jarang
komunikasi yang salah terjadi. Hal ini bukan tidak mungkin akan menyebabkan
pertentangan organisasi dan manajemen akan terganggu, oleh karena itu Humas
memiliki tugas untuk mengatasi masalah ini.
2.4.
Public Relations
Public Relations merupakan unit kerja yang memiliki ruang lingkup yang
sangat luas dan menyangkut hubungan dengan berbagai pihak. Secara umum
humas memiliki kedudukan yang cukup strategis, yang maksudnya adalah berada
di pihak internal dan eksternal. Di dalam lingkup internal yaitu antara pimpinan
16
17
R. Wayne Pace, Don F. Faules, Op.Cit. hal 195-196
Onong Uchjana Effendy, Human Relations & Public Relations. Bandung: CV. Mandar Maju.
2009 hal 21
18
dengan karyawan, lingkup eksternal yaitu dengan publik dan pemegang saham.
ditujukan bagi kepentingan perusahaan atau organisasi.
Menurut institut of Public Relations (IPR), yang dikutip oleh Frank
Jefkins Praktek Humas atau PR adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan
secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan
memelihara nilai baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan
segenap khalayak.18
Selanjutnya Frank Jefkins mendefinisikan bahwa :
Praktek PR merupakan sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi
yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan
semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang
berlandaskan pada saling pengertian.19
Rex Harlow merumuskan Public Relations sebagai berikut:
“public relations is a distinctive management function which helps
establish and maintain mutual lines of communication, understanding,
acceptance and cooperation between an organization and its publics,
involves the management problems or issues; help management to keep
informed on and responsive to public opinion, defines and emphasizes the
responsibility of management to serve the public interest, help
management to keep abreast of an effectively utilize change; serving as an
early warning system to help anticipate trends; and uses research and
sound and ethica communication techniques as its principal tool”
Rex Harlow mendefinisikan public relations adalah suatu fungsi
manajemen yang khas dan menjaga jalur komunikasi bersama, rasa saling
18
Frank Jefkins. Public Relations. Erlangga Jakarta. 2003 hal 10
19
Frank Jefkins, Ibid. hal 10
19
pengertian, penerimaan dan kerjasama antara organisasi dengan publiknya,
melibatkan manajemen permasalahan dan manajemen isu, membantu manajemen
dalam mengikuti perubahan secara efektif, bertindak sebagai system peringatan
dini dalam mengantisipasi kecenderungan dengan menggunakan penelitian secara
teknik komunikasi yang etis sebagai sarana utamanya.20
Menurut Cutlip, Center dan Broom Public Relations adalah fungsi
manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan
bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau
kegagalan organisasi tersebut.21
Dalam penjelasan menurut para ahli menjelaskan bahwa PR mempunyai
suatu kegiatan komunikasi yang terencana dan spesifik. Publik dari PR tidak
hanya dari lingkup luar perusahaan tetapi juga dari dalam perusahaan yang
menjadi komponen penting bagi perusahaan. PR harus dapat membuat suatu
program untuk publik eksternal dan internal yang bertujuan membangun citra baik
perusahaan, membantu pencapaian tujuan perusahaan, saling pengertian, dan
dengan hubungan baik dengan kedua publiknya membentuk citra positif bagi
perusahaan yang berujung meningkatnya produktivitas kinerja dan hasil produk
perusahaan.
2.4.1. Fungsi dan Tugas Public Relations
Menurut Cutlip dan Center serta Canfield fungsi Public Relations adalah:
a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
20
21
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. PT Raja Grafindo
Persada Jakarta. 2007 hal 17
Scott M Cutlip et al., Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2007
hal 6.
20
b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik
ektern maupun publik intern.
c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik
dengan menyebarkan
informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini public
kepada organisasi.
d. Melayani public dan menasihati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum.22
Masih menurut Cutlip & centre and Canfield dalam buku Rosady
Ruslan fungsi Public Relations yaitu :
a. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan
bersama (fungsi melekat pada manajemen organisasi).
b. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan
publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
c. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini,
persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi yang di
wakilinya, atau sebaliknya.
d. Melayani keinginan public dan memberikan sumbang saran kepada
pemimpin organisasi demi tujuan dan manfaat bersama.
e. Menciptakan komunikasi dua arah atau timbal balik, dan mengatur
arus informasi, publikasi serta pesan dari organisasi ke publiknya atau
sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.23
22
Onong Uchana Effendy. Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis. PT Remaja
Rosdakarya Bandung. 2006 hal 36
23
Rosady Ruslan. Op.Cit. hal 19
21
Menurut Rosady Ruslan fungsi manajemen Public Relations adalah
sebagai berikut:
a. Menunjukkan kegiatan tertentu (action).
b. Kegiatan yang jelas (activities).
c. Adanya perbedaan khas dengan kegiatan lain (different).
d. Terdapat suatu kepentingan tertentu (important).
e. Adanya kepentingan bersama (common interest).
f. Terdapat komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two
ways traffic communication).24
Dalam penjelasan fungsi Public Relations berhubungan erat dengan
kebijakan organisasi yang menitik beratkan dengan hubungan pihak internal dan
eksternal organisasi.
Menurut Edward L.Bernay fungsi Public Relations adalah:
a. Memberikan penerangan kepada masyarakat.
b. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat
secara langsung.
c. Berupaya untuk menginterpretasikan sikap dan perbuatan suatu
badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau
sebaliknya.25
Menurut A. W Widjaja mengenai tugas public relations yaitu pertama
adalah pelaksanaan tujuan ke dalam dan ke luar melalui pendekatan informatif,
edukatif, persuasif dan dihadirkan pula pendekatan yang bersifat imperatif dan
punitif. Tugas Public Relations yang kedua adalah proses komunikasi lewat
24
25
Rosady Ruslan. Ibid. hal 18-19
Rosady Ruslan. Ibid. hal 18
22
kegiatan yang dilakukan secara berencana dan terus menerus yang meliputi
keterampilan komunikator, pesan yang disampaikan akurat, objektif dan punya
daya pengaruh yang kuat guna keberhasilan sasaran yang telah ditetapkan.26
Adapun tugas dari public relations menurut Frida Kusumastuti adalah :
a. Menginterpretasikan, menganalisa, dan membuat evaluasi kecenderungan
perilaku publik untuk kemudian direkomendasikan kepada pihak
manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi.
b. Mempertemukan kepentingan organisasi dengan kepentingan publik
sehingga tercipta saling pengertian, menghormati dan menyanggupi untuk
melaksanakan kebijakan yang diambil oleh organisasi.
c. Mengevaluasi program-program organisasi khususnya yang berkaitan
dengan publik.27
Menurut Sr. Maria Assumpta Rumanti tugas public relations dalam
perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan
dan
bertanggung
jawab
atas
penyampaian
informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik,
agar publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau
perusahaan, tujuan serta kegiatan yang dilakukan.
b. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
umum atau masyarakat. Di samping itu, menjalankan dan bertanggung
jawab terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat.
26
27
A.W Widjaja. kimunokasi: komunikasi dalam Humas. Jakarta: Bumi aksara. 2002 hal 53
Frida Kusumastuti. Dasar-Dasar Humas. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2004 hal 25
23
c. Memperbaiki citra organisasi. Bagi PR, menyadari citra yang baik
tidak hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi, publikasi dan
seterusnya. Tetapi, terletak pada (1) bagaimana organisasi bisa
mencerminkan organisasi yang dipercayai, memiliki kekuatan,
mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu
terbuka untuk dikontrol dan dievaluasi; (2) dapat dikatakan bahwa citra
tersebut merupakan gambaran komponen yang kompleks.
d. Tanggung jawab sosial. PR merupakan instrumen untuk bertanggung
jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung
jawab tersebut. Suatu organisasi mempunyai kewajiban dalam
pelayanan sosial yang harus menjadi tanggung jawab.
e. Komunikasi. PR mempunyai bentuk komunikasi yang khusus,
komunikasi timbal balik, maka pengetahuan komunikasi menjadi
modalnya.28
Menurut para ahli menjelaskan fungsi dan tugas PR sangatlah kompleks
semuanya berhubungan dengan komunikasi seperti fungsi PR membantu
menjemen
mencapai
tujuan
organisasi
dan
tugas
PR
diantaranya
menyelenggarakan hubungan baik dengan semua publik internal dan eksternal
perusahaan, hal ini menunjukan dibutuhkan rencana yang berkesinambungan
dan juga komunikasi yang baik.
28
Sr. Maria Assumpta Rumanti. Dasar-dasar public relations : Teori dan praktik. Jakarta:
Grasindo. 2002 hal 39
24
2.4.2. Tujuan Public Relations
Tujuan utama Public Relations adalah untuk mempengaruhi publiknya,
antara lain sejauh mana mereka mengenal dan mengetahui kegiatan lembaga atau
instansi yang diwakilinya, yang pada akhirnya menjadi publik menjadi tahu
tentang apa yang terjadi.
Tujuan Public Relations menurut M. Linggar Anggoro dalam bukunya
Teori dan Profesi Kehumasan terdapat 14 Tujuan Public Relations. Dari sekian
banyak hal yang bisa dijadikan tujuan kegiatan Public Relations dari perusahaan,
beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya
kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan. Sebagai contoh,
suatu perusahaan yang semula hanya menangani transportasi truk tapi
kemudian mulai menjual mesin pemanas ruangan. Guna menyesuaikan diri
atas kegiatan-kegiatan yang baru tersebut maka dengan sendirinya
perusahaan yang bersangkutan harus berusaha mengubah citranya supaya
kegiatan bisnis dan produk barunya itu diketahui dan mendapatkan
sambutan positif dari khalayak.
2. Untuk meningkatkan bobot atau kualitas para calon pegawai (perusahaan)
atau anggota (organisasi) yang hendak direkrut.
3. Untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan
kepada masyarakat dalam rangka mendapat pengakuan.
4. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas serta
membuka pasar-pasar baru.
25
5. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas
rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.
6. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya,
sehubungan dengan telah terjadinya suatu perusahaan yang mengakibatkan
kecaman, kesaingan atau salah paham dikalangan khalayak terhadap niat
baik perusahaan.
7. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif
dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
8. Untuk meyakinkan khalayak bahwasanya perusahaan mampu bertahan
atau bangkit kembali setelah terjadi suatu krisis.
9. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam rangka
menghadapi resiko pengambilalihan (take-over) oleh pihak-pihak lain di
bursa saham.
10. Untuk menciptakan identitas perusahaan atau citra lembaga yang baru
yang tentunya lebih baik dari pada sebelumnya, atau lebih sesuai dengan
kenyataan yang ada.
11. Untuk menyebarluaskan aneka informasi mengenai aktifitas dan partisipasi
para pemimpin perusahaan atau organisasi dalam kehidupan sosial seharihari.
12. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari
suatu acara.
13. Untuk memastikan bahwasanya para politisi atau pihak pemerintah benarbenar memahami kegiatan atau pihak pemerintah benar-benar memahami
26
kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang
bersangkutan terhindar dari aneka peraturan, undang-undang, dan
kebijakan pemerintah yang merugikan.
14. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan oleh
perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan tersebut
mementingkan kualitas dalam berbagai hal.29
2.5.
Employee Relations
Menurut Archibald Williams employee relations yaitu :
“Employee relations are a living and dinamic force and are built up or torn
down in the day-bay-day personal relationships estabilished at the bench,
machine, or office desk.”
(Hubungan dengan karyawan merupakan suatu ketaatan hidup dan
dinamis, yang dibangun dan diruntuhkan dalam hubungan dengan
perseorangan sehari-hari, terbina di belakang bangku kerja, mesin, dan
meja tulis).30
Karyawan merupakan komponen paling penting pada perusahaan, dalam
dunia kerja karyawan memiliki beberpa tingkatan yang berbeda disesuaikan
dengan keahlian karyawan tersebut. Sehingga riskan dengan terjadinya
kecemburuan sosial antar karyawan. Public relations selaku perwakilan dari
perusahaan harus mampu mengatasi perbedaan tersebut dengan melakukan
kegiatan seperti employee relations. Arti dari employee relations sendiri adalah
hubungan yang dilakukan untuk publik yang terdiri dari para karyawan di
perusahaan atau instansi.
29
M. Linggar Anggoro. Teori & Profesi Kehumasan: Serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara Jakarta. 2002 hal 71-72
30
Onong Uchana Effendy. Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis. PT Remaja
Rosdakarya Bandung. 2006 hal 107
27
Akan tetapi pada prinsipnya karyawan memiliki keinginan yang sama
terhadap pihak pimpinan atau perusahaan yaitu:
a. Upah yang diberikan cukup dan layak.
b. Ingin mendapatkan perlakuan yang adil dan sama dalam hal
kesempatan untuk berkarir dari perusahaan dan meraih prestasi kerja
yang maksimal sesuai dengan kemampuan.
c. Iklim tempat kerja yang kondusif dan penuh ketenangan serta
mendapat penghargaan yang baik dari pimpinan.
d. Keinginan-keinginan atau perasaan yang mendapat saluran positif dan
diakui atau dihargai oleh perusahaan/pimpinan.31
Ini berarti dalam perusahan memiliki publik internal yang harus
diperhatikan, tugas humas yang harus dapat mengkomunikasikan dengan baik
kepada para karyawan di perusahaan, karena mereka merupakaan komponen
penting dalam perusahaan tersebut dalam mencapai suatu tujuan dan juga sebagai
roda penggerak perusahaan.
Program employee relations dalam suatu organisasi secara tepat tersebut
merupakan sarana teknis atau suatu kegiatan metode komunikasi yang mampu
mengelola sumber daya manusia dan sebagainya demi tercapainya tujuan
organisasi atau perusahaan. Kemudian pada akhirnya dapat meningkatkan hasil
produktifitas perusahaaan baik dilihat dari kuantitas dan mendapatkan loyalitas
karyawan sebagai modal paling berharga untuk kelangsungan perusahaan.
31
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2007 hal 274
28
Employee relations dikoordinir oleh PR bersama HRD dalam berbagai
bentuk kegiatan :
a. Employee gathering
b. Forum komunikasi : open talk
c. Perlombaan antar departemen
d. Pemberian penghargaan
e. Kontribusi untuk in-house journal.
Employee relations merupakan bagian dari kegiatan PR yaitu Internal Relations.32
Manajemen memiliki peran penting dalam suatu pembentukan hubungan
yang harmonis pada perusahaan. Manajemen harus dapat membuka diri dan
memperlakukan sama pada setiap karyawannya dengan menjalin komunikasi yang
baik terhadap karyawan merupakan suatu cara yang efektif dalam mencapai
tujuan perusahaan.
Tujuan dari employee relations itu sendiri adalah untuk menghilangkan
kesalahpamahan dan menjalin hubungan yang harmonis di dalam internal
perusahaan. Sehingga employee relations merupakan hubungan dengan karyawan
yang dapat merubah suasana di dalam perusahaan menjadi nyaman bagi karyawan
dalam bekerja.
Tujuan employee relations menurut Rosady Ruslan adalah :
a. Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang dipergunakan
dalam suatu organisasi/perusahaan.
32
Ima Hardiman. 400 Istilah PR Media & Periklanan. Jakarta: PT Buku Kita. 2006 hal 37
29
b. Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan komunikasi
manajemen perusahaan dengan para karyawannya.
c. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan
tentang kebijaksanaan, peraturan dan ketatakerjaan dalam sebuah
organisasi/perusahaan.
d. Sebagai sarana atau alat komunikasi internal bagi pihak karyawan untuk
menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran dan informasi
serta laporan kepada pihak manajemen perusahaan (pimpinan).33
2.5.1. Aktivitas Employee Relations
Aktivitas employee relations dalam organisasi bertujuan menciptakan
hubungan komunikasi dalam kondisi yang baik, tentunya hal tersebut dapat
memberikan pengaruh positif terhadap perilaku dan partisipasi karyawan. Ketika
perusahaan melaksanakan aktivitas employee relations yang baik akan berdampak
kinerja tinggi dari karyawan, meningkatnya produktivitas, loyalitas dari karyawan
karena karyawan merasa sangat diperhatikan oleh perusahaan dan dianggap
penting oleh perusahaan.
Aktivitas employee relations adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan
memberikan program sesuai yang dibutuhkan karyawan dengan membuat
aktivitas yang efektif dengan tujuan karyawan merasa diperhatikan oleh
perusahaan.
33
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2007 hal 256
30
Kegiatan Employee relations dalam suatu organisasi atau perusahaan
dapat dilaksanakan dalam bentuk berbagai macam kegiatan aktivitas atau
program, sebagai berikut :
a. Program Pendidikan dan Pelatihan
Program
pendidikan
perusahaan,
yakni
dan
dalam
pelatihan
upaya
yang
dilaksanakan
meningkatkan
kinerja
oleh
dan
keterampilan (skill) karyawan, kualitas maupun kuantitas pemberian
jasa pelayanan dari perusahaan.
b. Program pencapaian motivasi kerja berprestasi
Program
pencapaian
motivasi
kerja
berprestasi
dapat
mempertemukan antara motivasi dan prestasi kerja karyawan dengan
harapan-harapan atau keinginan dari pihak perusahaan dalam
mencapai produktivitas kerja yang tinggi.
c. Program penghargaan
Program penghargaan di sini adalah dalam upaya pihak perusahaan
(pimpinan) memberikan suatu penghargaan kepada para karyawan,
baik yang berprestasi kerja maupun cukup lama pengabdiannya
secara terus menerus dan sebagainya. Dalam hal ini penghargaan
akan menimbulkan loyalitas dan rasa memiliki (sense of belonging)
yang tinggi terhadap perusahaan.
d. Program acara khusus
Yakni merupakan program khusus yang sengaja dirancang di luar
bidang pekerjaan sehari-hari, misalnya menghadapi event ulang
31
tahun, lomba dan hingga berpiknik bersama yang dihadiri oleh
pimpinan dan semua para karyawannya. Dengan maksud untuk
menumbuhkan rasa keakraban antara pimpinan dengan karyawan.
e. Program media komunikasi internal
Membentuk media komunikasi internal melalui bulletin, news release
(majalah dinding) dan majalah perusahaan atau PR yang berisikan
pesan, informasi dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar
karyawan atau perusahaan dan pimpinan.34
Penjelasan Rosady Ruslan mengenai aktivitas employee relations
merupakan kegiatan–kegiatan yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang
dapat menunjang meningkatnya produktivitas, semangat kerja karyawan yang
tinggi, dan tujuan akhirnya loyalitas yang diberikan karyawan terhadap
perusahaan.
Pentingnya aktivitas employee relations diungkapkan oleh cutlip, center
dan broom mengatakan bahwa komunikasi di dalam organisasi bisa dikatakan
lebih penting ketimbang komunikasi eksternal, karena organisasi harus berfungsi
efektif dalam mencapai tujuannya guna menjaga kelangsungan hidupnya
komunikasi yang terjadi dalam organisasi dapat diwujudkan melalui kegiatan
employee relations.35
Manfaat dari aktivitas-aktivitas untuk membangun employee relations
menurut Rosady Ruslan yaitu Karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh
pihak pimpinan perusahaa sehingga dapat menciptakan rasa saling memiliki ,
34
35
Rosady Ruslan, Op.Cit. hal 278
Scott M Cutlip et al., Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2007
hal 254.
32
motivasi, kreativitas dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin. Di
samping itu akan mengurangi dampak negative terhadap manajemen suatu
perusahaan seperti akan timbulnya rasa kejenuhan , kebosanan bagi para
pekerjanya , maka dengan cara begitu dapat membantu manajemen perusahaan
untuk menghindarkan terjadinya suatu pemborosan tenaga, waktu, dan uang
secara sia-sia( non produktif). 36
Pengertian mengenai manfaat aktivitas employee relations menjelaskan
bahwa kegiatan yang ditujukan untuk karyawan sangat penting, karena karyawan
dalam bekerja ingin dihargai dan diperhatikan oleh perusahaan, sehingga dengan
melakukan aktivitas employee relations ini dapat memenuhi kebutuhan karyawan
dalam memberikan loyalitasnya kepada perusahaan.
2.6.
Loyalitas Karyawan
Loyalitas merupakan suatu sikap yang terbentuk dari beberapa aspek
seperti kesetiaan, kepatuhan dan kesadaran. Dapat juga disebut loyalitas adalah
suatu sikap yang terbentuk karena adanya rasa nyaman dan kesetiaan pada suatu
hal. Loyalitas menjadi nilai paling penting bagi perusahaan dalam mencapai suatu
tujuan perusahaan.
Loyalitas menurut Gouzali Saydam adalah “ Kesediaan karyawan yang
ditunjukan melalui kesetiannya yang besar dalam bekerja untuk mengabdikan diri
pada organisasi guna kemajuan organisasi tersebut”.37
Dalam penjelasan loyalitas dari Gouzali Saydam loyalitas menjadi nilai
yang sangat mahal karena ketika perusahaan mendapatkan loyalitas dari karyawan
36
37
Rosady Ruslan, Op.Cit. hal 248
Gouzali Saydam. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Djambatan. 2005 hal 7
33
maka perusahaan akan mendapatkan karyawan yang bekerja dengan baik sehingga
menghasilkan profit bagi perusahaan dan juga setiap menjalani kegiatan
perusahaan mendapat dukungan dari para karyawan.
Loyalitas karyawan menurut Istijanto adalah karyawan yang bekerja
melebihi kondisi biasa, bangga menceritakan perusahaan mereka kepada orang
lain, bersedia menerima berbagai tugas, merasa ada kesamaan nilai dengan
perusahaan, merasa terinpirasi, dan mempehartikan nasib perusahaan secara
keseluruhan. Sebaliknya, karyawan yang tidak setia terhadap perusahaan ditandai
dengan perasaan negatif, seperti ingin meninggalkan perusahaan, merasa bekerja
di perusahaan lain lebih menguntungkan, tidak merasakan manfaat dari
perusahaan, dan menyesali keputusan mereka bergabung dengan perusahaan. 38
Dalam pernyataan di atas dapat menjelaskan bahwa karyawan yang loyal
terhadap perusahaan akan memberikan tenaga, pikiran, waktu, dan fisik secara
lebih kepada perusahaan tersebut. Karyawan yang loyal akan merasa nyaman
berada di perusahaan karena merasa bahwa perusahaan memberikan nilai yang
positif bagi dirinya.
Perusahaan untuk mendapatkan loyalitas karyawan harus dapat memenuhi
apa yang dibutuhkan karyawan seperti: pekerjaan yang tetap, upah yang memadai,
kondisi kerja yang baik, kesempatan untuk maju, dan dana di hari tua. Dalam
usaha untuk memenuhi minat ini, manajemen meletakkan dasar untuk employee
relations yang baik.39
38
39
Istijanto. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2006 hal 206
Frazier Moore. Humas: Membangun Citra Dengan Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya
Bandung. 2005 hal 8
34
Kebutuhan karyawan harus dapat dipenuhi untuk dapat membangun
loyalitas karyawan. Karyawan akan memberikan loyal mereka kepada perushaan
jika yang mereka butuhkan dipenuhi oleh manajemen, hal ini dikarenakan
karyawan merasa bahwa perusahaan telah memberikan perhatian yang lebih
kepada karyawan.
Pembinaan loyalitas dilakukan oleh organisasi agar sumber daya manusia
atau karyawan tersebut :

Mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap perusahaan

Merasa memiliki terhadap perusahaan

Dapat mencegah terjadinya turn over

Menjamin kesinambungan kerja perusahaan

Menjamin tetap terpeliharanya motivasi kerja

Dapat meningkatkan profesiolisme dan produktivitas.40
Loyalitas yang tinggi akan tercapai jika komunikasi formal dan informal
sering dilakukan dalam perusahaan.41 Sehingga komunikasi menjadi salah satu
faktor yang harus dapat diterapkan di dalam suatu organisasi dengan komunikasi
yang baik dan efektif secara tidak langsung akan membentuk loyalitas karyawan.
Loyalitas memiliki aspek-aspek untuk menjadi sebuah devinisi, aspekaspek tersebut yaitu:
40
41
Gouzali Saydam, Op.Cit. hal 416
Malayu S.P Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2007 hal
21
35
a.
Ketaatan atau Kepatuhan
Yaitu kesanggupan seorang pegawai untuk mentaati segala peraturan
kedinasan yang berlaku dan mentaati perintah dinas yang diberikan
atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar
larangan yang ditemukan.
b. Bertanggung Jawab
Yaitu
kesanggupan
seorang
karyawan
dalam
menyelesaikan
pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik, tepat waktu, serta
berani mengambil resiko untuk keputusan yang dibuat atau tidakan
yang dilakukan.
c. Pengabdian
Yaitu sumbangan pemikiran dan tenaga secara ikhlas kepada
perusahaan atau sikap karyawan yang berbakti atau mengabdi kepada
perusahaan tempat mereka bekerja.
d. Kejujuran
Yaitu keselarasan antara yang terucap atau perbuatan dengan
kenyataan.42
Sikap loyalitas karyawan akan mereka berikan dengan sendirinya jika
mereka merasa nyaman dalam suatu organisasi tersebut dan organisasi tersebut
memiliki kepedulian yang tinggi terhadap karyawannya. Kepedulian yang
dimaksud bukan dengan upah tetapi dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang di
dalamnya melibatkan karyawan. Contohnya seperti : family gathering, rapat, atau
42
Gouzali Saydam. Op.Cit. hal 200
36
dengan kegiatan lainnya yang menjadikan karyawan sangat berarti bagi
perusahaan.
Dengan melakukan hal-hal tersebut maka secara tidak langsung karyawan
akan memberikan loyalitas mereka terhadap perusahaan atau instansi terkait
dengan berbagai bentuk, bisa dengan mereka merasa nyaman bekerja di
perusahaan tersebut, meningkatnya penjualan produk perusahaan, tercapainya
tujuan perusahaan, bahkan karyawan dapat memberikan pelindungan kepada
perusahaan di saat perusahaan sedang mendapatkan masalah. Aktivitas employee
relations dalam membangun loyalitas karyawan sangatlah penting untuk
mencapai suatu tujuan perusahaan secara bersama.
Download