Upaya Meningkatkan Pengenalan Konsep Bilangan pada Anak

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Sesuai
dengan UU Sistem Pendidikan Nasional No.20/2003 pasal 28 ayat 1 Anak usia dini
berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam berbagai hal sedang mengalami masa yang cepat pada rentang
perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang
diberikan kepada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki pada tahapan
perkembangan anak.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan
tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan,
pengasuhan, dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan
dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang dapat membuat anak mengetahui
dan memahami pengalaman belajar yang diperoleh dari lingkungan, melalui cara
mengamati, meniru, dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan
melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh peserta didik PAUD adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutnya
dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan tuntutan yang berkembang dalam
1
masyarakat. Dalam Permendiknas No.58, 2009 dijelaskan bahwa tujuan pendidikan
pada anak usia dini adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi,
baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional,
kognitif, bahasa, fisik motorik, kemandirian maupun seni untuk siap memasuki
pendidikan dasar.
Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir anak. Pada kemampuan kognitif tersebut, anak diharapkan dapat mengenal
konsep sains dan matematika sederhana. Kegiatan pembelajaran matematika pada anak
diorganisir secara terpadu melalui tema-tema pembelajaran yang paling dekat dengan
konteks kehidupan anak dan pengalaman-pengalaman rill. Guru dapat menggunakan
media permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja dan belajar
secara individual, kelompok, dan juga klasikal. Penggunaan media pada kegiatan
pembelajaran matematika anak usia dini, khususnya dalam pengenalan konsep
bilangan bertujuan untuk mengembangkan pemahaman anak terhadap bilangan dan
operasi bilangan dengan benda-benda konkrit sebagai pondasi yang kokoh pada anak
untuk mengembangkan kemampuan matematika pada tahap selanjutnya.
Sejak anak usia dini, konsep bilangan perlu diperkenalkan. Pemahaman konsep
bilangan berkembang seiring dengan perkembangan waktu dan kesempatan. Dalam
pembelajaran di TK guru sering menunjukkan perasaan kecewa terhadap cara berpikir
anak. Kepercayaan diri anak akan berkurang saat anak harus bersandar pada apa yang
tidak anak ketahui. Pada prinsipnya kemampuan mengenal konsep bilangan anak usia
2
dini dapat ditingkatkan asalkan guru mengetahui cara-cara yang tepat, salah satu
diantaranya adalah melalui media kartu angka. Melalui media kartu angka diharapkan
kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia dini dapat ditingkatkan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Kelompok A TK Sosial
Samaritania Salatiga masalah yang ditemukan dalam pengembangan di kelas yaitu
kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan masih rendah. Adapun hal yang
terkait dengan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak yaitu: 1)
Kemampuan anak dalam menyebutkan urutan bilangan masih rendah. Hal ini dapat
dilihat ketika guru meminta anak untuk menyebutkan urutan bilangan anak masih suka
keliru dan tidak beraturan dalam menyebutkan urutan bilangan. 2) Kemampuan anak
dalam membilang sambil menunjukkan angka masih rendah. Misalnya ketika guru
meminta anak untuk menunjukkan angka yang disebut oleh guru anak masih kesulitan
dalam mengidentifikasi bentuk dari angka tersebut. 3) Kemampuan anak dalam
memasang lambang bilangan dengan simbol masih rendah. Misalnya ketika guru
meminta anak maju ke depan untuk menempel kartu angka sesuai dengan banyaknya
jumlah gambar yang tercantum anak masih terbolik-balik. 4) Kemampuan anak dalam
mengurutkan urutan bilangan masih rendah. Misalnya ketika anak diminta
mengurutkan angka 1-10 anak masih terbolak balik meletakkan angka tersebut. Dari
permasalahan ini, Hal yang menjadi penyebabnya adalah karena pada proses
pembelajaran peneliti melihat peran guru masih menekankan pengajaran yang berpusat
pada guru (teacher centered), ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru yang
3
terlalu menguasai kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa
memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Kondisi ini ditengarai penyebabnya adalah
dalam proses kegiatan pembelajaran guru kurang memanfaatkan media pembelajaran
dan permainan yang tepat yang dapat menumbuhkan motivasi belajar anak.
Selain itu, permasalahan lain yang terjadi di kelas adalah metode yang digunakan
oleh guru masih menggunakan drill dan praktek-praktek paper-pencil test. Pada
kegiatan pembelajaran di dalam kelas khususnya dalam pengenalan konsep bilangan
guru memberikan perintah kepada anak untuk mengambil majalah atau LKS dan pensil
masing-masing, selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak untuk menghitung
jumlah benda yang terdapat pada majalah dan mengisinya dengan angka yang sesuai
jumlah benda tersebut pada kolom yang telah disediakan. Setelah anak mengerti, guru
menyuruh anak untuk mengerjakan sendiri. Hal ini merupakan salah satu penyebab
rendahnya kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan di Kelompok A TK
Sosial Samaritania Salatiga dimana dari 9 orang anak hanya 2 orang anak yang dapat
mengenal konsep bilangan dengan kategori cukup sedangkan sisanya 7 orang anak
masih belum mampu mengenal konsep bilangan dengan baik.
Permasalahan yang terjadi pada anak Kelompok A TK Sosial Samaritania
Salatiga, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara langsung dengan
memanfaatkan media kartu angka yang merupakan salah satu cara dalam
meningkatkan pengenalan konsep bilangan pada anak dan dapat memperbaiki kondisi
pembelajaran yang terjadi pada anak Kelompok A TK Sosial Samaritania Salatiga.
4
Penggunaan media kartu angka ini di anggap mampu memecahkan masalah di atas
karena dalam proses pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya dapat
memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang anak untuk merespon
dengan baik segala pesan yang disampaikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Asiyah, (2010) yang berjudul “ Penggunaan
Media Kartu Angka dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan
pada Anak Kelompok A TK Islam Mutiara Surabaya”, memperoleh hasil bahwa
penerapan pengenalan konsep bilangan melalui media kartu angka mengalami
peningkatan kemampuan kognitif anak pada siklus I sebesar 73% dan siklus II hasil
yang di capai sebesar 93%. Perilaku yang ditunjukkan anak pun berubah setelah
diberikan tindakan. Anak lebih senang dan antusias dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran serta semakin aktif. Sehingga dapat di simpulkan dari penelitian ini
adalah pembelajaran dengan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan
kognitif dalam mengenal konsep bilangan pada anak Kelompok A TK Islam Mutiara
Surabaya.
Media memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne, 2008 menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan anak didik yang dapat memotivasi anak didik untuk belajar. Hal ini
sesuai dengan yang dijelaskan oleh Yusufhadi Miarso, 2004 bahwa penggunaan media
pembelajaran selain dapat memberikan rangsangan bagi anak untuk terjadinya proses
belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas
5
proses belajar mengajar. Pada penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan
media kartu angka karena dengan kartu angka ini bisa menciptakan pembelajaran yang
menarik yang di dalamnya anak juga bisa mengenal bilangan dengan demikian anak
bisa bermain sambil belajar dan anak tentunya tidak merasa bosan dalam belajar serta
anak dapat dengan mudah mengingat bilangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian yaitu: “Apakah melalui media kartu angka dapat meningkatkan pengenalan
konsep bilangan pada anak Kelompok A TK Sosial Samaritania Salatiga”?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan pengenalan konsep bilangan dengan menggunakan
media kartu angka pada anak Kelompok A TK Sosial Samaritania Salatiga.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
keilmuan tentang bagaimana cara meningkatkan kemampuan pengenalan konsep
bilangan pada anak dengan menggunakan media kartu angka.
6
1.4.2 Manfaat Praktis
a) Manfaat bagi anak
Meningkatkan kemampuan anak dalam pengenalan konsep bilangan dengan cara
yang menyenangkan sesuai dengan dunia anak yaitu bermain.
b) Manfaat bagi guru
Guru dapat mengetahui kelemahan terhadap program pembelajaran yang ia
lakukan di dalam kelas sehingga dengan kelemahan tersebut guru dapat memperbaiki
diri. Sebagai pandangan untuk guru supaya bisa memilih dan menerapkan
pembelajaran yang kreatif supaya anak tidak bosan dan mudah mengerti dalam
mengikuti pembelajaran pengenalan konsep bilangan.
c) Manfaat bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman tentang media pembelajaran yang
menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam meningkatkan
kemampuan pengenalan konsep bilangan melalui iringan musik.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi
Bab I. Pendahuluan
Berisi: latar belakang, rumusan masalah,tujuan penelitian, manfaat penelitian.
Bab II. Kajian Pustaka
Berisi: teori, hasil penelitian yang relevan, alur pemikiran, hipotesis.
7
Bab III. Metode Penelitian
Berisi: desain penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis
data, validitas dan reliabilitas.
Bab IV. Hasil dan Pembahasan
Berisi: gambaran umum (uraian tentang identitas subyek dan hasil observasi serta
wawancara), analisis, pembahasan.
Bab V. Penutup
Berisi: simpulan, dan saran
8
Download