Pengaruh Komunikasi Orang Tua-anak terhadap Kepercayaan Diri

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap orang memiliki kepercayaan diri mulai anak-anak, remaja maupun
orang dewasa semua memiliki kepercayaan diri. Jika berbicara tentang
kepercayaan diri maka tidak dapat lepas dari kepribadian dan diri (self), karena
diri merupakan inti dari kepribadian manusia itu sendiri. Diri atau Self merupakan
komposisi pikiran dan perasaan yang menjadi kesadaran seseorang mengenai
esistensi
individualitasnya,
pengamatan
apa
yang
merupakan
miliknya,
pengertiannya mengenai siapakah dia itu dan berhubungan juga dengan perasaan
tentang sifat-sifatnya. Kualitasnya dan segala miliknya sehingga diri seseorang
merupakan jumlah total apa yang bisa disebut sebagai kepunyaannya (menurut
James dalam Sobur, 2003).
Hurlock, (1999) menyatakan bahwa remaja juga mempunyai salah satu
tugas
perkembangan.
Salah
satu
tugas
perkembangan
tersebut
adalah
mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab, keterampilan
intelektual dan penekanan tentang konsep diri. Salah satu konsep diri yang
dimiliki seorang remaja adalah kepercayaan diri, dimana dengan kepercayaan diri
dapat mengembangakan perilaku sosial. Kepercayaan diri adalah suatu sikap atau
perasaan yakin pada kemampuan diri sendiri yang timbul karena adanya sikapsikap positif terhadap kemampuannya sehingga tidak perlu membandingkan
dirinya dengan orang lain guna mencapai tujuan hidupnya tanpa mudah
terpengaruh oleh orang lain. Sebagai remaja yang masih belum mandiri dan masih
menjadi tanggungan/tanggung jawab dari orang tua maka dukungan keluarga
sangat diperlukan, karena setiap manuasia sejak dilahirkan telah memiliki suatu
lingkup kecil yaitu keluarga. Dalam keluarga juga membutuhkan salah satunya
yaitu hubungan komunikasi antara orang tua dan anak. Menurut Shochib (1998)
mengemukakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari baik disadari maupun tidak
komunikasi adalah bagian dari kegiatan atau kehidupan manusia. Menurut
Rakhmat (2002) komunikasi dapat diartikan “hubungan” atau kegiatan yang ada
kaitannya dengan masalah “ Hubungan “. Jadi Hubungan komunikasi dengan
anak juga merupakan hal yang terpenting sebab tanpa komunikasi yang baik
antara orang tua dan anak akan mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya
dan menyebabkan pengaruh yang buruk terhadap anak (menurut Shochib, 1998).
Menurut penelitian yang dlakukan oleh Niko Dimas Saputro dan Miftahun
Ni’mah Suseno (2007) tentang Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan
Employability Pada Mahasiswa Progdi Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta menunukan ada hubungan positif antara
kepercayaan diri dengan employability yang ditunjukan dari analisis korelasi
product moment Pearson yaitu r = 0,659 (p<0,01), serta sumbangan efektif
sebesar 43,4% hipotesis yang diajukan dalam penelitian dinyatakan diterima.
Menurut penelitian yang dilakukan Fadhillah (2001) dalam penelitiannya,
seorang remaja yang setiap harinya dalam lingkup keluarga selalu mendapat
makian olokan atau hujatan, tanpa menerima pujian dan dukungan, maka remaja
akan menjadi lemah. Hal tersebut akan mempengaruhi tingkat kepercayaan diri
pada remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Fadhillah (2001) mengemukakan
bahwa komunikasi antara remaja dan orang tua juga berkaitan erat dengan
perilaku dan pengalaman dalam keluarganya. Melalui komunikasi, remaja dapat
menemukan dirinya sendiri dan dapat menetapkan hubungan remaja dengan
lingkungan. Tingkat kesulitan komunikasi remaja dan orang tua akan menentukan
kualitas hidup orang tersebut. Hal ini didukung oleh Ramadhani (2009) bahwa
komunikasi menentukan kualitas hidup kita karena komunikasi menyentuh segala
aspek dalam kehidupan kita dan berpengaruh berat pada remaja.
Menurut Hakim (2002) salah satu ciri yang berpengaruh terhadap
kepercayaan diri pada remaja antara lain adalah komunikasi yang diperlukan
untuk menyesuaikan diri diberbagai situasi. Oleh sebab itu dibutuhkan adanya
kejujuran, kepercayaan, empati dan kesediaan untuk mendengarkan dalam
berkomunikasi untuk dapat menyesuaikan diri serta meningkatkan rasa percaya
diri (menurut Laswell dan Laswell, 1982).
Dengan demikian komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan seharihari. Jika remaja dalam berkomunikasi dengan orang tua terjadi suatu
pertentangan maka akan timbul kemungkinan hubungan remaja dengan orang
tuanya akan menjadi kurang baik sehingga hal tersebut yang menyebabkan faktor
penghambat/dapat menghambat rasa percaya diri pada remaja.
Menurut hasil pengamatan sekarang banyak terjadi anak remaja yang
mengabaikan komunikasi karena kesalahan orang tua itu sendiri seperti sibuk
dengan urusan mereka dan akibatnya banyak remaja yang kehilangan rasa
kepercayaan diri mereka.
Dari hasil pra penelitian yang telah dilakukan penulis pada 30 siswa salah satu
kelas X di SMK Muhammadiyah Salatiga (dalam satu kelas) diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 1.1 Hasil penyebaran skala Komunikasi Orang Tua-Anak
pada siswa salah satu kelas X di SMK Muhammdiyah
Kategori
Frekuensi
Prosentase (%)
Sangat Rendah
12
40%
Rendah
9
30%
Tinggi
5
16,67%
Sangat Tinggi
4
13,33%
Total
30
100%
Dari tabel 1.1 bahwa sebagian besar siswa salah satu kelas X di SMK
Muhammadiyah mempunyai tingkat komunikasi orang tua-anak sangat rendah
yaitu 40% dengan jumlah 12 siswa.
Tabel 1.2 Hasil Penyebaran Skala Kepercayaan Diri Siswa
pada salah satu kelas X di SMK Muhammadiyah
Kategori
Frekuensi
Prosentase (%)
Sangat Rendah
10
33,33%
Rendah
7
23,33%
Tinggi
8
26,67%
Sangat Tinggi
5
16,67%
Total
30
100%
Dan dari tabel 1.2 bahwa rata-rata siswa pada salah satu kelas X di SMK
Muhammadiyah Salatiga mempunyai tingkat kepercayaan diri sangat rendah
33,33% dengan jumlah 10 siswa.
Oleh karena itu
berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan mengambil judul tentang “Pengaruh Komunikasi
Orang
tua-Anak
Terhadap
Kepercayaan
Diri
Siswa
Kelas
XI
SMK
Muhammadiyah Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang hendak diteliti
adalah “Apakah ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi orang tua anak
terhadap kepercayaan diri Siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Salatiga?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang penulis kemukakan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan
antara komunikasi orang tua anak terhadap kepercayaan diri pada remaja.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Secara Teoritis
Secara akademik penelitian ini memberi manfaat teoritik yaitu bila hasil
penelitian ada pengaruh yang signifikan maka sejalan dengan penelitian
Fadillah (2001) dan Ramadhani (2009) dalam kajian bimbingan dan konseling
pribadi-sosial.
1.4.2
Secara Praktis
1). Bagi Sekolah
Bagi sekolah jika akhirnya terbukti bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara komunikasi orang tua anak terhadap kepercayaan diri
pada remaja yang diuji cobakan pada siswa kelas XI SMK
Muhammdiyah Salatiga, maka bagi lembaga pendidikan/sekolah hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam usaha untuk
meningkatkan kepercayaan diri siswa tersebut.
2). Bagi Orang tua
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan intropeksi orang tua dalam
mendidik anaknya sehingga dapat menjadikan anak lebih baik lagi.
Selain itu dapat menjadi masukan orang tua agar dapat menerapkan
komunikasi yang baik bagi anak-anaknya sehingga dapat menjadikan
anak-anak yang memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi.
3). Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan agar siswa lebih meningkatkan sikap
kepercayaan diri dengan adanya dukungan dari sekolah dan orang tua.
Sehingga dapat menjadikan anak-anak indonesia sebagai anak yang
peka terhadap kemampuan yang dimiliki dirinya sendiri.
1.5
BAB I
Sistematika Penulisan
Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan
BAB II
Landasan Teori, berisi pengertian kepercayaan diri, aspek-aspek yang
mempengaruhi kepercayaan diri, karateristik kepercayaan diri, ciri-ciri
kepercayaan diri serta pengaruh komunikasi terhadap kepercayaan diri
remaja, pengertian komunikasi, kualitas komunikasi orang tua-anak,
dan hipotesis.
BAB III
Metode Penelitian, berisi tentang jenis penelitian, variabel penelitian,
definisi operasional, populasi penelitian, sampel penelitian, alat ukur
penelitian, uji validitas dan realibilitas, dan teknik analisis data.
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi Subyek peneltian, prosedur
penelitian, hasil dan pembahasan, analisis data, uji hipotesis, dan
pembahasan
BAB V
Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.
Download