57 BAB III PENUTUP a. Kesimpulan Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Jumlah lahan pertanian di Salatiga pada tahun 2014 seluas 3.495,52 Ha yang terdiri dari lahan pertanian sawah seluas 713,8808 Ha, lahan pertanian tegalan seluas 2.489,4918 Ha, lahan perkebunan seluas 180,9800 Ha dan lainnya seluas 111,1700 Ha, yang tersebar diseluruh wilayah Kecamatan Kota Salatiga. Dengan jumlah petani sebanyak 8.180 orang yang terdiri 2 golongan, yaitu Petani Pemilik Lahan sebanyak 3.584 orang dan Buruh Tani sebanyak 4.596. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk satu petani pemilik lahan di Salatiga memiliki lahan pertanian hanya seluas 0,42 Ha. Dengan fakta tersebut nampak bahwa upaya pemerintah dalam mengusahakan agar setiap petani sekeluarga memiliki minimal 2 Ha lahan pertanian tidak akan pernah tercapai. 2. Kegiatan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian di Kota Salatiga alih tidak hanya terjadi pada lahan pertanian sawah saja, melainkan juga terjadi pada lahan pertanian tegalan. Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian tersebut meningkat pada setiap tahun. Tahun 2013 lahan pertanian sawah yang dialih fungsikan mencapai 1,798 Ha, yang kemudian meningkat jumlahnya pada tahun 2014 menjadi 20,341 Ha. Lahan pertanian tegalan yang 58 dialih fungsikan pada tahun 2013 mencapai 77,192 Ha, yang kemudian juga meningkat jumlahnya pada tahun 2014 menjadi 96,303 Ha. 3. Pasal 8 Undang-Undang No. 56 PRP Tahun 1960 Tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian sudah tidak relevan lagi. Karena usaha Pemerintah agar petani memiliki tanah pertanian minimum 2 Ha seperti yang termuat dalam Pasal 8 tersebut sekarang ini sudah sangat sulit untuk diwujudkan. Hal ini terbukti bahwa kepemilikan tanah pertanian oleh petani di Salatiga hanya seluas 0,42 Ha yang tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan terus berkurang setiap tahunnya karena adanya kegiatan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian. b. Saran Berdasarkan atas kesimpulan yang telah dijabarkan diatas, maka diperoleh saran sebagai berikut : 1. Pemerintah Kota Salatiga sebaiknya mengadakan pengecekan ulang terkait luasan lahan pertanian sawah yang telah dialih fungsikan ke non pertanian, pengecekan dilakukan agar memastikan bahwa lahan pertanian sawah telah dialih fungsikan tersebut bukan merupakan lahan sawah lestari. 2. Pemerintah Kota Salatiga sebaiknya mendata ulang mengenai luas lahan pertanian sawah agar luasan lahan pertanian Kota Salatiga yang ada jelas jumlahnya. 3. Pemerintah sebaiknya meninjau ulang terkait Pasal 8 Undang-Undang No. 56 PRP Tahun 1960 Tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian, hal ini diperlukan 59 karena adanya perbedaan keadaan jumlah penduduk pada saat pembentukan Undang-Undang No. 56 PRP Tahun 1960 Tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian dengan keadaan jumlah penduduk sekarang yang menimbulkan adanya kegiatan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian khusunya di pulau Jawa.