BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, alat berkomunikasi, dan alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis. Unsurunsur yang terdapat dalam pemecahan masalah yaitu logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan individualitas. Menurut Dimyati terdapat enam jenis materi ilmu yaitu matematika, fisika, biologi, psikologi, ilmu-ilmu sosial, dan linguistik (Uno, 2007:126). Kedudukan matematika sebagai salah satu materi ilmu ini menjadikan matematika penting untuk dipelajari di bangku pendidikan. Matematika dapat dipelajari di setiap jenjang pendidikan mulai dari SD/MI hingga SMA/MA/SMK. Mempelajari matematika bertujuan untuk mengasah kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Pembelajaran matematika dalam setiap jenjang pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan tersebut. Mengingat pentingnya mempelajari matematika, proses pembelajaran matematika sangat diperhatikan. Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi, seperti tertuang dalam standar isi. Melalui pengenalan masalah, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Pembelajaran matematika juga harus meninggalkan bekas, sehingga tidak mudah terlupakan bagi siswa untuk waktu yang lama. Semua ini mungkin terjadi jika pembelajaran matematika berlangsung menyenangkan dan menarik diikuti. Keadaan ini mungkin terjadi apabila guru benar-benar melakukan persiapan mengajar. Persiapan yang dilakukan guru adalah merencanakan kegiatan pengajarannya (Djamarah, 2010:1). Kegiatan pengajaran tersebut meliputi perangkat pengajaran, alat-alat pengajaran, dan media pengajaran. Persiapan yang mantap akan membuat guru menjadi lebih percaya diri dan meminimalkan kesalahan yang mungkin terjadi. Kondisi guru yang demikian, menjadikan siswa percaya kepada guru untuk dibimbing. Hubungan baik antara guru dan siswa diharapkan dapat berdampak pada hasil belajar siswa. Kondisi inilah yang diharapkan dapat terjadi dalam pembelajaran matematika di setiap kelas. 1 2 Kelas XI IPA 3 merupakan kelas yang berisikan 36 siswa. Siswa laki-lakinya hanya 9 dari 36 siswa. Kelas XI IPA 3 cukup mudah dikendalikan meskipun jumlah siswanya cukup besar. Kendati demikian, nilai pelajaran matematikanya kurang memuaskan. Nilai hasil ujian tengah semester pada semester gasal menunjukan keseluruhan siswa tidak tuntas KKM. Nilai KKM yang ditetapkan sekolah untuk pelajaran matematika adalah 73 sedangkan nilai tertinggi siswa hanya mencapai 70 dan terendah 37. Rata-rata kelas untuk hasil ujian tengah semester adalah 50. Hasil yang hampir sama ditunjukan dalam nilai akhir semester siswa. Nilai akhir semester pada semester gasal menunjukan hanya 1 orang yang tuntas dan sisanya perlu perbaikan. Nilai tertinggi tepat 73 dan nilai terendah 13. Rata-rata kelas untuk hasil ujian tengah semester adalah 51. Hal ini menunjukan ketimpangan nilai yang cukup jauh. Siswa kelas XI IPA 3 cukup kondusif dalam pembelajaran matematika. Namun siswa hanya mendengarkan instruksi dari guru. Siswa hanya mengerjakan yang diminta oleh guru. Hal ini menunjukan bahwa siswa terlalu bergantung pada guru. Siswa cenderung mencatat apa yang ditulis di papan tulis dan kurang mendengarkan penjelasan yang diberikan guru. Akibatnya siswa kesulitan dalam memahami apa yang ditulisnya sendiri. Soal latihan yang diberikan dapat dikerjakan dengan mudah oleh siswa yang mendengarkan, sedangkan siswa yang lain masih mengalami kesulitan karena bingung dengan langkah pengerjaannya. Hal ini kurang diperhatikan dan perlu penanganan. Penggunaan modul dalam pembelajaran dapat menangani permasalahan tersebut. Nasution (1982:205) menjelaskan bahwa modul dapat membuka kesempatan siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. Modul baik digunakan untuk kondisi siswa yang beragam kecepatan belajarnya sehingga pembelajaran dapat dengan mudah tercapai. Pembelajaran konvensional dengan pembelajaran menggunakan modul berbeda karena dalam pembelajaran menggunakan modul tujuan disampaikan kepada siswa sehingga setiap siswa tahu dengan jelas apa yang harus dipelajari. Prastowo (2011:109) menjelaskan kegunaan lain dari modul adalah menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi guru serta menjadi bahan untuk berlatih bagi siswa dalam melakukan penilaian sendiri (self assessment). Wena (2008:129) menegaskan bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah peningkatan kualitas pembelajaran. Salah satu variasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika adalah dengan modul. Beberapa penelitian tentang pengajaran modul yang sudah ada adalah penelitian Suradi (Wena, 2008:234) yang dilakukan pada siswa akademi 3 keperawatan pemerintah kabupaten Ponorogo. Penelitian disimpulkan: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar pelayanan kesehatan utama antara siswa yang belajar dengan menggunakan modul dan yang belajar tidak menggunakan modul, dengan nilai thitung = -8,589 pada taraf signifikan 0,000. Penggunaan modul secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar, dan (2) terdapat perbedaan retensi belajar pelayanan kesehatan utama antara siswa yang belajar dengan menggunakan modul dan yang belajar tidak menggunakan modul, dengan nilai thitung = -8,966 pada taraf signifikan 0,000. Penggunaan modul berdasar penelitian di atas, secara signifikan dapat meningkatkan retensi. Penelitian Wena, dkk (Wena, 2008:235) menyimpulkan bahwa (1) pembelajaran modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan, dan (2) pembelajaran modul dapat meningkatkan kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran. Penelitiannya dilakukan pada siswa jurusan pendidikan teknik bangunan. Penelitian-penelitian yang disebutkan menunjukan adanya pembelajaran menggunakan modul cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Rata-rata hasil ujian akhir semester kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Salatiga rendah, yaitu 51. 2. Pengajaran modul belum pernah dilakukan pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Salatiga, dikarenakan guru masih mengajar dengan cara konvensional. C. Pembatasan Masalah Penelitian yang dilaksanakan diharapkan terarah, sehingga diperlukan pembatasan terhadap masalah yang ada. Batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tindakan yang diteliti adalah pengajaran modul. 2. Hasil belajar matematika yang digunakan sebagai pascatest pada penelitian ini adalah hasil belajar matematika pada materi turunan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada permasalahan yang sudah diuraikan pada latar belakang maka dirumuskan, adakah pengaruh pengajaran modul matematika terhadap 4 hasil belajar matematika pada siswa kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 2 Salatiga semester genap tahun ajaran 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini disesuaikan dengan rumusan masalah yang sudah diutarakan di atas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengajaran modul matematika terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 2 Salatiga semester genap tahun ajaran 2013/2014. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian nampak setelah tujuan penelitian tercapai. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau referensi dalam penelitian yang terbaru, khususnya dalam pembelajaran matematika di SMA dengan menggunakan pengajaran modul. 2. Manfaat Praktis Bagi guru penelitian diharapkan dapat memanfaatkan pengajaran modul sebagai variasi dalam pembelajaran matematika di kelas. Bagi siswa diharapkan penelitian ini dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemandirian dalam belajar matematika sehingga memberikan dampak positif terhadap hasil belajar matematika siswa. Bagi sekolah, diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pihak sekolah dalam upaya memahami perlunya penerapan pengajaran modul sebagai alternatif pembelajaran pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini juga diharapkan dapat sebagai supervisi sekolah dalam pengembangan pengajaran modul.