BAB II LANDASAN TEORI Bab II ini menjelaskan beberapa konsep yang terkait dengan penelitian tentang pengaruh kedisiplinan belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa di SMA Kristen 1 Salatiga. A. Disiplin Belajar 1. Pengertian disiplin belajar Disiplin berasal dari bahasa latin “ disciplina” yang menunjuk pada kegiatan belajar dan mengajar. Sedangkan istilah bahasa Inggris yaitu “discipline” yang berarti : 1) tertib taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri; 2) latihan membentuk, meluruskan, atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral; 3) hukumanyang diberikan untuk melatih atau memperbaiki; 4) kumpulan atau sistem-sistem peraturan bagi tingkah laku ( Mac Millan dalam Tu’u 2004 : 20 ) Disiplin merupakan istilah yang umum bagi instansi pemerintah atau swasta. Kita mengenal disiplin kerja, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang lain. Masalah disiplin yang dibahas dalam penelitian ini adalah disiplin belajar. Disiplin yang dimaksud dalam hal ini adalah disiplin terhadap belajar siswa baik di rumah ataupun di sekolah. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. 6 a. Disiplin sekolah diartikan sebagai keadaan tertib, ketika guru, kepala sekolah, staf serta siswa yang tergabung dalam sekolah tunduk kepada peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati ( Mulyasa, 2009 ) b. Disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral ( Sukadji dalam Mu’tadin 2002 ) Disiplin yang di tunjukkan siswa akan menunjukkan kualitas bagaimana siswa dalam mengikuti proses belajar. Disiplin tersebut akan terwujud apabila adanya minat, bakat, IQ, motivasi, emosi, serta kemampuan yang kognitif. Menurut Hurlock (Gunarsa, 2003) disiplin sebagai suatu proses dari latihan atau belajar yang bersangkutan dengan pertumbuhan dan perkembangan. Disiplin akan timbul bila adanya keterbukaan, kerjasama, mematuhi suatu norma dengan rasa tanggung jawab. Pentingnya disiplin bukan hanya pada lembaga formal, namun pada lembaga non formal pun sangat penting. Selanjutnya menurut Tu’u (2004 ) (http: // honewsty. blogspot. Com / 2012 / 05) disiplin penting karena beralasan sebagaai berikut ini : a. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri akan mendorong siswa atau peserta didik berhasil dalam belajarnya, sebaliknya peserta didik yang melanggar ketentuan dari dari sekolah akan menghambat optimalisasi potensi dan prestasinya. 7 b. Tanpa disiplin yang baik suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Disiplin memberi dukungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. c. Orang tua senantiasa di sekolah anak-anak di biasakan dengan normanorma, nilai kehidupan dari disiplin. Dengan demikian anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur, dan disiplin. d. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Berdasarkan hal ini, kedisiplinan belajar dapat di rumuskan bahwa kedisiplinan tersebut harus bisa mengatur, mengendalikan, mengontrol tingkah laku dan sikap hidupnya agar bisa membuahkan hal-hal yang positif. Sedangkan pengertian belajar menurut Slameto (2010 : 2) bahwa “Belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan” seperti halnya yang di kemukakan oleh Djamarah (2002: 13) “belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, psikomotorik”. Bahkan lebih tegas lagi pernyataan Mulyati (2007 : 12) bahwa “belajar berarti mendisiplinkan mental” disiplin muncul karena adannya kesadaran batin dan iman tiap individu manusia, yang jika dilakukan itu baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan. Maka dari itu kedisiplinan belajar merupakan suatu kondisi yang terbentuk melalui proses 8 usaha yang dilakukan manusia untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi terhadap lingkungan yang menunjukkan nilai-nilai dan kepatuhan, keteraturan, ketertiban, tanggung jawab, kesungguhan, dan kesadaran. 2. Unsur – unsur kedisiplinan belajar Ditinjau dari pengertian disiplin mengandung makna bahwa setiap individu yang dididik untuk memiliki disiplin perlu diperlakukan sebagai orang yang belajar. di dalam disiplin terdapat unsur-unsur yang mana diantaranya saling mendukung satu dengan yang lain.Unsur-unsur tersebut menurut Tulus Tu’u (honewsty.blogspot.Com /2012/05) menyebutkan bahwa: Mengikuti dan mentaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku. a. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya. b. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan. c. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku. d. Peraturan-peraturaan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku. 3. Faktor – faktor yang mempengaruhi disiplin belajar 9 Peserta didik yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan baik, teratur sehingga akan menghasilkan prestasi yang baik. Faktor-faktor belajar turut berpengaruh terhadap tingkat disiplin individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar menurut (animenekoi.blogspot.com/2012/01): a. Faktor ekstrinsik 1) Faktor non sosial a) keadaan suhu udara yang terkadang tidak memungkinkan, misalnya waktu musim penghujan maka peserta didik kehujanan sehingga peserta didik menjadi kurang sehat dan menjadi belajarnya terhambat. b) waktu belajarnya terkadang buat hal-hal yang lain. c) tempat tinggal peserta didik yang jauh dari keramaian sehingga tidak ada transportasi. d) alat-alat atau fasilitas yang dipakai untuk belajar yang kurang memadai dari kriteria. 2) Faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru, dan cara mengajar, lingkungan, dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial. b. Faktor intrinsik 1) Faktor fisiologis, kondisi seperti ini umumnya sangat berpengaruh terhadap belajarnya seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda dengan orang yang dalam keadaan lelah. Maka dengan sendirinya dapat terjawab bahwa keadaan segar 10 jasmani akan lebih mudah mendisiplinkan diri terhadap aturanaturan yang berlaku. 2) Faktor psikologi, seperti minat, bakat, motivasi, konsentrasi, dan kemampuan kognitif. Faktor-faktor tersebut sama halnya dengan Tu’u (2004 : 48-49) yang mengatakan bahwa faktor kedisiplinan tersebut di pengaruhi dari 4 faktor dominan antara lain kesadaran diri, pengikutan dan ketaatan, alat pendidikan, dan hukuman. Keefektifan disiplin tidak terlepas dari peran seorang pendidik dalam pengelolaan kelas yang baik, dan akan terwujud jika ada kepemimpinan yang sesuai dengan tanggung jawab pengajar yakni, mengembangkan suasana belajar dengan baik, dan mempertahankan lingkungan positif ketika timbul masalah. c. Faktor-faktor pembentuk disiplin dan macam-macam disiplin 1) Faktor pembentuk disiplin, antara lain, konsep moral (peraturan), hukuman, hadiah. 2) Macam-macam disiplin a) Disiplin dalam kegiatan belajar mengajar. b) Disiplin untuk masuk kelas. c) Disiplin terhadap peraturan. Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu 11 perubahan tingkah laku. Sedangkan pengertian belajar menurut Slameto (2010 : 2) bahwa “Belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan” seperti halnya yang dikemukakan oleh Djamarah (2002: 13) “belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, psikomotorik”. Bahkan lebih tegas lagi pernyataan Mulyati (2007 : 12) bahwa “belajar berarti mendisiplinkan mental” disiplin muncul karena adannya kesadaran batin dan iman setiap individu manusia, yang jika dilakukan itu baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan. Maka dari itu kedisiplinan belajar merupakan suatu kondisi yang terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan manusia untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi terhaap lingkungan yang menunjukkan nilai-nilai dan kepatuhan, keteraturan, ketertiban, tanggung jawab, kesungguhan, dan kesadaran. Dalam penelitian mengenai disiplin belajar mengemukakan bahwa indikator yang menunjukan permasalahan belajar siswa sebagai kontribusi dalam mentaati peraturan sekolah meliputi : dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan tertib, perhatian saat belajar di kelas, dan ketertiban diri saat belajar. Sedangkan menurut Syafrudin dalam Jurnal Edukasi (2005:80 ) membagi disiplin menjadi 4 ( empat ) macam yaitu : 12 1. Ketaatan terhadap waktu belajar 2. Ketaatan terhadap tugas-tugas pelajaran 3. Ketaatan terhadap penggunaan fasilitas belajar 4. Ketaatan menggunakan waktu datang dan pulang. Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini penulis membuat indikator disiplin belajar menjadi 4 ( empat ) macam yaitu : 1. Ketaatan terhadap tata tertib sekolah 2. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah 3. Ketaatan dalam mengerjakan tugas latihan 4. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah B. Lingkungan keluarga 1. Pengertian lingkungan keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam perkembangan seorang anak. Di dalam keluarga seorang anak mengalami sosialisai pertama kalinya, dimana dalam proses ini anak mengenal dan diajarkan berbagai nilai kehidupan yang sangat berguna untuk masa depannya nanti. Menurut ahli psikolog lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian, karena lingkungan keluarga merupakan lingkugnan primer yang kuat pengaruhnya kepada individu dibandingkan dengan lingkungan sekunder. Dalyono (2005: 132) bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, 13 perkembangan atau life process kita kecuali gen-gen, dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain. Ki Hajar Dewantara dalam Dwi Siswoyo, dkk (2008: 139) membedakan lingkungan pendidikan berdasar pada kelembagaannya, yaitu: a. Lingkungan keluarga b. Lingkungan perguruan/sekolah, dan c. Lingkungan pergerakan/organisasi pemuda. Lingkungan tersebut dikenal dengan istilah Tri Pusat Pendidikan Menurut Hasbullah (2005: 38) berpendapat bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan bagi anak yang pertama karena di dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dalam suatu penelitian yang dilakukan Handitono dalam Monks dkk (2002:191) diketemukan cara orang tua mendidik anak menyumbang pembentukan motif stasi anak dalam hubungan dengan tiga standar keunggulan yaitu: 1. Dalam hubungan dengan prestasi orang lain artinya bahwa anak ingin berbuat lebih baik dari pada apa yang telah diperbuat orang lain. 2. Dalam hubungan dengan prestasi sendiri yang lampau berarti bahwa anak ingin berbuat melebihi prestasinya yang lalu, ingin menghasilkan yang lebih baik dari apa yang telah dihasilkannya semula. 14 3. Dan dalam hubungannya dengan tugas berarti bahwa ia ingin menyelesaikan tugas sebaik mungkin. Jadi tuganya sendiri merupakan tantangan bagi anak tersebut. Mengetahui lebih lanjut mengenai lingkungan keluarga maka perlu dikaji pengertian lingkungan keluarga terlebih dahulu. Dalyono (2005:129) membedakan pengertian lingkungan menjadi 3 ( tiga ) macam pendekatan yaitu pendekatan fisiologi, psikologi, dan sosio cultural. 2. Faktor keluarga yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Dalyono (2005:238-241) menyebutkan faktor dari keluarga yang mempengaruhi hasil belajar adalah 1. Faktor Orang Tua Orang tua memegang peran penting terhadap kemajuan dan keberhasilan anaknya. Orang tua seharusnya memberikan dorongan dan motivasi pada anak dalam belajar. Peran orang tua yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah: a. Cara mendidik anak Orang tua yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan anaknya dan meperhatikan kemajuan belajar anaknya menjadi penyebab kesulitan belajar anaknya. b. Hubungan orang tua dengan anak Hubungan orang tua dan anak yang dimaksud dalam konteks ini adalah kasih sayang, pengertian, ataupun rasa benci, sehingga hubungan 15 antara orang tua dan anak menjadi penting dalam menentukan kemajuan belajar anak. 2. Suasana Rumah atau Keluarga Suasana keluarga yang ramai tidak memungkinkan anak untuk belajar dengan baik, sehingga konsentrasi belajar anak akan tertanggu. Sebaliknya jika keadaan atau suasana yang tenang akan menjadikan anak mudah konsentrasi dalam proses belajarnya. 3. Keadaan Ekonomi Keluarga a. Keadaan ekonomi keluarga yang kurang atau miskin Keadaan yang kurang atau miskin mengakibatkan keperluan yang menunjang seperti alat alat belajar tidak bisa dibeli, serta tempat tinggal yang kurang baik mengakibatkan tempat belajar yang baik untuk anak belajar. b. Keadaan ekonomi keluarga yang berlebihan Keadaan ini sebaliknya dari keadaan yang pertama dimana kondisi ekonomi yang berlebihan akan mengakibatkan anak untuk bersenangsenang dan malas untuk belajar, sehingga kegiatan belajar anak akan terhambat. Berdasarkan uraian di atas maka indikator lingkungan keluarga dalam penelitian ini adalah 1. Cara orang tua mendidik anak 2. Hubungan/relasi orang tua dan anak 3. Suasana rumah atau keluarga, 16 4. Keadaan ekonomi keluarga C. Hasil belajar 1. Pengertian hasil belajar Dalam kehidupan manusia pasti mengejar prestasi dalam bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi dapat memberikan kepuasan tertentu kepada manusia, begitu pula untuk siswa yang duduk di bangku sekolah selalu ingin meningkatkan kemapuan dan hasil belajar yang maksimal sebagai hasil belajar. a. Prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan (Hetika,2008:23) b. Menurut Asmara (2008 : 11) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang di kembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hal itu, hasil belajar peserta didik dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Hasil belajar adalah suatu hasil yang di dapat oleh peserta didik dalam belajar. 2) Hasil belajar berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. 3) Hasil belajar peserta didik tersebut akan terbukti apabila peserta didik tersebut mendapatkan hasil berupa nilai dalam bentuk huruf 17 maupun angka yang di lakukan dengan cara tes baik itu tertulis maupun tidak tertulis. c. Hasil belajar merupakan hasil usaha yang dilakukan dan menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu. 2. Faktor - faktor yang mempengaruhi hasil belajar Ada beberapa teori yang menyatakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pestasi belajar banyak jenisnya, akan tetapi menurut Azwar (2000:165) dapat di golongkan menjadi (tiga) 3 yaitu a. Faktor fisik yang meliputi panca indra dan kondisi fisik umum. b. Faktor psikologis yang meliputi kemampuan kognitif dan kemampuan non kognitif. Kemampuan kognitif terdiri dari kemampuan khusus dan kemampuan umum atau dengan kata lain bakat dan inteligensi. c. Faktor sosial dan budaya yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kelompok, dan lingkungan masyarakat, adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Slameto (2010:54-57) mengemukakan pendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat di golongkan menjadi 2 yaitu : 18 1. Faktor intern ( dari dalam diri siswa) a. Faktor jasmani meliputi faktor kesehatan Siswa yang kesehatannya sering terganggu menyebabkan banyak waktunya untuk istirahat. Hal itu membuatnya tertinggal pelajaran. Prestasi siswa ini kemungkinan belum dapat optimal, karena itu orang tua perlu memperhatikan kesehatan anak-anaknya. Makanan yang bersih dan bergizi perlu menjadi perhatian. b. Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat 1) Intelegensi ( kecerdasan ) siswa yang kecerdasanya rendah akan menyebabkan kemampuan mengikuti pelajaran agak lambat. Kalu dia berada dalam kelas rata-rata tingkat kecerdasaanya tinggi kemungkinan akan tertinggal dalam pelajaran. Hasil yang diperolehpun tidak maksimal, selain itu kecerdasaan juga mempengaruhi cepat/lambatnya kemajuan belajar siswa. 2) Perhatian disini tediri dari perhatian dalam belajar di rumah dan di sekolah. Perhatian belajar di rumah kerapkali terganggu oleh acara televisi., kondisi rumah ,dan kondisi keluarga. Perhatian belajar di sekolah terganggu oleh kondisi kelas dan suasana pembelajaran, serta lemahnya upaya diri berkonsentrasi. Perhatian yang kurang memadai tersebut akan berdampak kurang baik bagi hasil pembelajaran. 19 3) Minat adalah kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu. Apabila pembelajaran yang dikembangkan oleh guru tidak menimbulkan minat siswa, atau siswa sendiri tidak mengembangkan minat dirinya dalam pembelajaran. Hal ini akan membuat siswa tidak belajar sungguh-sungguh. 4) Bakat adalah potensi-potensi yang dimiliki seseorang yang dibawa sejak lahir. Apabila pelajaran yang diikuti siswa tidak sesuai bakat yang dimiliki, hasil belajarnya tidak akan mencapai hasil yang tinggi. c. Faktor kelelahan 2. Faktor ekstern(dari luar diri siswa) a. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua. 1) Cara orang tua mendidik anak kemungkinan akan berpengaruh terhadap belajar anak. Hal ini berkaitan dengan peran orang tua dalam memikul tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik, guru, pemimpin bagi anak-anaknya. Peran dan tugas orang tua salah satunya dapat dilihat dari bagaimana orang tua tersebut dalam mendidik anaknya, kebiasaan-kebiasaan baik yang ditanamkan agar mendorong semangat anak untuk belajar. 2) Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara anak dengan seluruh anggota keluarga terutama orang 20 tua dengan anaknya atau anaknya dengan anggota keluarga yang lain. Wujud relasi itu bisa berupa cara hubungan penuh kasih sayang, pengertian, dan perhatian ataukah diliputi rasa kebencian, sikap terlalu keras, atau sikap acuh tak acuh. Dan relasi antara anggota keluarga ini erat hubungannya dengan bagaimana orang tua dalam mendidik anaknya. 3) Suasana rumah agar menjadi tempat belajar yang baik maka perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Suasana tersebut dapat tercipta apabila dalam keluarga tercipta rasa hubungan yang harmonis antar orang tua dengan anak dengan anggota keluarga yang lain. Selain itu keadaan rumah juga perlu ditata dengan rapi dan bersih sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman dan sejuk yang memungkinkan anak lebih suka tinggal di rumah untuk belajar. 4) Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makanan, perlindungan, alat tulis, ruang belajar serta sarana pelengkap belajar yang lain. Fasilitas tersebut dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai penghasilan yang cukup, dan kondisi yang demikian kemungkinan dapat memotivasi anak untuk maju. 21 b. Faktor lingkungan masyarakat meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat c. Faktor sekolah meliputi metode pendidik dalam mengajar, relasi pendidik dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin peserta didik, alat pelajaran, waktu sekolah 3. Indikator hasil belajar a. Menurut Muhibbin Syah (2008:150) perubahan hasil belajar meliputi segala ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa dan agar bisa megetahui perubahan hasil belajar pada seseorang b. Suharsini Arikunto (2003:117) dapat dikelompokkan ke dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dan memang ranah afektiflah yang sangat sulit, karena ranah afektif tersebut memiliki sifat yang intangible (tidak dapat diraba). Maka dari pendapat beberapa ahli tersebut, indikator hasil belajar tersebut adalah perubahan hasil belajar yang diukur melalui ranah kognitif, afektif, psikomotor yang di lakukan oleh seluruh guru mata pelajaran kemudian di laporkan dalam bentuk nilai. D. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Kahfid (2007) dengan tujuan memperoleh bukti empiris mengenai 22 disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas VIII SMPN 1 Jatinegara dengan hasil pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara simultan adalah 14,8%. Tri Minarni (2005) bertujuan mencari pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar kelas VIII semester 1 SMP Negeri II Semarang dengan nilai p=0,01 dan (p<0,05 r=0,00) dengan hasil terdapat hubungan positif antara disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar. Selain itu juga dilakukan penelitian oleh Surono (2007) dengan judul pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap belajar kelas VIII SMP Jatinegara Tegal dengan nilai p=0,00 dan (p<0,05 r=0,00) dengan hasil terdapat hubungan positif antara disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar E. Kerangka berpikir Kegiatan pembelajaran dalam peningkatkan mutu peserta didik harus memiliki hasil belajar yang berkualitas. Pada dasarnya prestasi peserta didik tersebut dipengaruh oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar individu, disiplin belajar merupakan salah satu sikap yang dimiliki oleh peserta didik agar kualitas pendidikan tersebut dapat tercapai. Disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku. Selain itu disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta melalui proses latihan yang dikembangkan menjadi serangkaian perilaku yang di dalamnya terdapat unsur ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketertiban dan 23 semua itu dilakukan sebagai tanggung jawab yang bertujuan untuk mawas diri. Dengan disiplin seorang anak akan mudah mengatur waktu dalam belajarnya sehingga dia akan terbiasa. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang menjadi tempat dan mempunyai faktor utama dalam pendidikan seorang anak karena keluarga adalah pendidikan pertama dan utama. Hasil belajar merupakan hasil usaha yang dilakukan dan menghasilakan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu. Dengan demikian dapat dijelaskan pengaruh disiplin belajar dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga. Penelitian ini ingin mencari tahu hubungan antara disiplin belajar dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga tahun 2012/2013 seperti gambar di bawah ini: Disiplin belajar ( X1 ) Hasil belajar ( Y ) Lingkungan keluarga ( X2 ) Gambar 2.1 kerangka berpikir 24 Berdasarkan kerangka berpikir tersebut variabel disiplin belajar dan lingkungan keluarga ini disajikan dalam bentuk Skala pengukuran ordinal dengan lima kategori jawaban dengan nilai atau skor, yaitu ungkapan Tidak Pernah (1), Pernah (2), Kadang-kadang (3), Sering (4), dan Selalu (5), sedangkan untuk variabel hasil belajar disajikan dalam bentuk skala interval. F. Hipotesis. Menurut Sugiyono (2010 : 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis tersebut akan diuji menggunakan pendekatan kuantitatif sehingga akan diketahui kebenarannya secara empiris. Dengan mengacu pada rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah dibuat, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : ada pengaruh positif dan signifikan antara skor disiplin belajar dengan skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS SMA 1 Kristen Salatiga. Semakin tinggi skor disiplin belajar siswa, maka semakin tinggi pula skor hasil belajar siswa. H2 : ada pengaruh positif dan signifikan skor lingkungan keluarga dengan skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS SMA 1 Kristen Salatiga. Semakin tinggi skor lingkungan keluarga siswa, maka semakin tinggi pula skor hasil belajar siswa. 25 H3 : ada pengaruh positif dan signifikan antara skor disiplin belajar dan skor lingkungan keluarga dengan skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS SMA 1 Kristen Salatiga. Semakin tinggi skor disiplin belajar dan skor lingkungan keluarga siswa, maka semakin tinggi pula skor hasil belajar siswa. Sebaliknya semakin rendah skor disiplin dan skor lingkungan keluarga siswa semakin rendah hasil siswa. 26