Peningkatan Penguasaan Kosakata Anak Usia 3

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Peguasaan Kosakata
2.1.1 Pengertian Kosakata
Dalam kamus arti kosakata adalah pembendaharaan kata. Sedangkan
perbendaharaan kata atau kosakata adalah kumpulan kata-kata
yang dimiliki
suatu bahasa dan akan segera mengetahui makna katanya walaupun kata tersebut
jarang digunakan lagi baik dalam bahasa lisan maupun tertulis. Dahidi dan
Sudjianto (2004) berpendapat bahwa kosakata adalah keseluruhan kata berkenaan
dengan suatu bahasa atau bidang tertentu yang ada didalamnya.
Bagi anak usia dini merupakan kegiatan yang menyenangkan dapat
menambah ilmu pengetahuan yang belum diketahui dan dapat menambah katakata baru. Dapat memperkaya perbendaharaan kata adalah hal yang luar biasa
sehingga anak dalam menggunakan kosakata tersebut menjadi lebih terampil
(Ruswandi, 2004).
2.1.2 Penguasaan Kosakata
Nurgiyantoro (2001) menjelaskan bahwa penguasaan kosakata adalah
kemampuan untuk menambah kata yang mudah dipahami oleh anak. Kemampuan
menambah kata dapat diperoleh dengan cara membaca, menyimak, menulis,
bernyanyi dan berbicara. Kosakata mempunyai peranan yang penting dalam
kehidupan seseorang, terutama dalam berinteraksi terhadap lingkungan. Interaksi
yang dilakukan anak misalnya dalam proses pembelajaran di sekolah bersama
11
teman dan guru. Penguasaan kosakata mempunyai peranan yang penting dalam
kehidupan, khususnya fungsi bahasa adalah suatu sarana di dalam berkomunikasi.
Pada dasarnya seorang anak tertarik untuk mengenal dan mempelajari katakata baru, apa bila anak mendengar suatu kata baru, maka akan mengulang-ulang
hingga hafal. Proses penguasaan kosakata sebenarnya telah dimulai pada anak
semenjak masih bayi. Kosakata dapat direspon dengan baik ketika diucapkan
orang lain. Oleh karena itu kosakata yang pertama kali dikuasai anak ialah
kosakata dengar, kemudian barulah menguasai kosakata bicara
Margaret Lynch (dalam David Matsumoto, 2008) mengungkapkan seiring
dengan tumbuh kembang anak, bahasa mereka berubah bukan sekedar karena
mereka biasa lebih banyak bicara, tapi karena mereka biasa memahami dan
menggunakan kata-kata yang semakin kompleks dan dengan cara yang berbedabeda. Saat anak menginjak usia tiga tahun anak mulai menggunakan kalimat yang
tersusun dengan baik sesuai dengan aturan bahasa. Anak mulai menggunakan kata
saya, kamu dan aku dalam berbicara.
Pada usia 3 tahun anak dapat bercakap-cakap pada diri sendiri dengan
bahagia, bernyanyi atau bertepuk tangan saat bermain. Secara harfiah anak usia
ini mampu menggunakan ratusan kata berbeda dalam percakapannya sehari-hari
(Dr. Richard C.Woolfon, 2001).
12
Ada beberapa cara peningkatan penguasaan kosakata pada anak 3 – 4 tahun
yang harus dilakukan, diantaranya dengan berlatih belajar kosakata dengan
teratur, mempelajari kosakata dengan kartu, mencari arti dalam lirik lagu dan
merespon dengan tindakan.
2.1.3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata pada anak dapat dipengaruhi beberapa faktor
diantaranya:
1. Faktor Kesehatan
Apabila anak berkembang secara sehat maka pertumbuhannya akan sehat
pula, sehingga perkembangan bahasa anak akan lebih baik dan
penguasaan kosakata akan betambah secara alami.
2. Faktor Intelegensi
Intelegensi (daya ingat) anak usia 3 – 4 tahun merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi penguasaan kosakata anak karena pada usia ini anak
memang mengalami perkembangan bahasa yang sangat pesat karena apa
yang dilihat dan didengarkan mudah sekali disimpan dalam pikirannya.
3. Faktor Sosial Ekonomi Keluarga
Anak usia 3 – 4 tahun dalam penguasaan kosakata perlu stimulasi, sarana
dan bimbingan yang baik. Keluarga yang memiliki status sosial ekonomi
lebih baik akan menjadi faktor yang berpengaruh pada penguasaan
kosakata anak menjadi lebih baik, dengan catatan keluarga benar-benar
memperhatikan perkembangan bahasa anak.
4. Faktor Jenis kelamin dan Hubungan Keluarga
13
Jenis kelamin berpengaruh dalam penguasaan kosakata anak. Anak lakilaki cenderung memiliki kosakata lebih sedikit dibanding perempuan
karena anak laki-laki lebih tertutup sedangkan anak perempuan lebih aktif
berbicara. Penguasaan kosakata yang baik bagi anak adalah faktor
lingkungan keluarga dimana anak itu berada, anak berada didalam
lingkungan yang positif dan bebas dari tekanan, menunjukkan sikap dan
minat yang tulus pada anak dan melibatkan anak dalam komunikasi
(Syamsu Yusuf, 2007).
5. Faktor Lingkungan Sekitar
Bayi saat dilahirkan, belum mengetahui apa-apa tentang diri dan
lingkungannya. Apa dan bagaimana dia belajar, banyak sekali di
pengaruhi oleh lingkungan sosial dimana anak tersebut dilahirkan. Walau
begitu, bayi tersebut memiliki potensi untuk mempelajari diri dan
lingkungannya. Seorang anak dapat berbicara bahasa Indonesia karena
lingkungan sekitar anak menggunakan bahasa Indonesia. Apabila di
lingkungan anak menggunakan bahasa Jawa maka otomatis anak tersebut
dapat berbahasa jawa. Begitu pula dengan kebiasaan-kebiasaan lain yang
dilakukan oleh anak. Anak melakukan kebiasaan-kebiasaan seperti doa
sebelum tidur, cuci tangan sebelum makan dan kegiatan yang lainnya
dikerenakan lingkungannya juga melakukan kegiatan yang sama.
6. Faktor Masukan
14
Dalam pemerolehan kosa kata, masukan merupakan faktor yang sangat
penting. Manusia tidak akan dapat menguasai bahasa bila tidak ada
masukan kebahasaan pada anak. Untuk itu, masukan memberikan
rangsangan kepada seseorang untuk selajutnya dapat berbahasa. Elemen
bahasa yang dikuasai terlebih dahulu oleh anak sebelum anak bisa
memproduksi apa pun yang bermakna telah banyak dinyatakan oleh para
ahli. Altman (dalam Soenjono, 2000) menyatakan bahwa sejak tujuh
bulan dalam kandungan, janin memiliki sistem pendengaran yang telah
berfungsi. Setelah bayi lahir akan mendapatkan masukan dari orang-orang
sekitar, dia mengembangkan komprehensinya terlebih dahulu. Bahkan
komprehensi ini dikatakan lima kali lipat daripada produksinya
(Soenjono, 2000).
Gorys Kraft (2004) menguraikan tingkat penguasaan kosakata pada anak
lebih ditekankan khususnya kesanggupan untuk nominasi gagasan yang konkrit
maksudnya anak hanya memerlukan istilah untuk menyebutkan kata-kata secara
terlepas dan juga ingin mengetahui semua yang dilihat, didengar dan dirasakan
setiap hari. Faktor peranan orang tua, sanak saudara, teman bermain dan guru
sangat penting dalam penguasaan kosakata dasar anak.
15
2.2. Metode Bernyanyi
2.2.1 Pengertian Bernyanyi
Bernyanyi berasal dari kata “nyanyi”. “Nyanyi” dalam kamus bahasa
Indonesia berarti membawakan sebuah lagu, mendendangkan sebuah lagu.
Asti (2007) mengemukakan bahwa bernyanyi bagi anak merupakan kegiatan yang
menggunakan instrument suara yang dapat menambah pembendaharaan kata serta
wawasan mengenai hal-hal yang belum diketahui. Dengan bernyanyi anak-anak
akan banyak belajar kosakata baru, yang dapat memperkaya perbendaharaan
kosakata dan lebih terampil dalam mempergunakannya. Lain halnya pendapat
Widia (2008) yang menyatakan bahwa bernyanyi adalah kegiatan musikal yang
pengekspresiannya sangat pribadi karena menggunakan alat musik yang ada pada
tubuh manusia serta bersifat langsung dan juga bernyanyi adalah ekspresi
natural yang artistik.
Pengertian bernyanyi secara keseluruhan dapat diartikan sebagai suatu
aktifitas yang mengekspresikan rasa yang ada dalam diri manusia melalui
nada,kata-kata dan gerak.
Lagu mempunyai tujuan yang sangat penting,
diantaranya:
1. Untuk merangsang kognitif anak
2. Untuk menidurkan
3. Untuk menghibur pada saat sedih
4. Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, misalnya: pada saat
bermain atau saat perayaan ulang tahun.
5. Untuk meningkatkan penguasaan kosakata pada anak.
16
Salah satu cara yang paling efektif dalam menumbuhkan rasa emosional
anak adalah dengan nyanyian. Sebab nyanyian merupakan salah satu
perwujudan dari bentuk pernyataan atau pesan yang memiliki kekuatan
menegakkan hati,wawasan, keindahan, dan rasa estetika hingga dapat membantu
anak menumbuh kembangkan segi emosionalnya (Fathur Rasyid, 2010).
Bernyanyi adalah kegiatan yang dapat mengeluarkan bunyi secara beraturan
dan dengan memperhatikan irama tertentu baik diiringi oleh musik maupun tidak
diiringi oleh musik. Menyanyi tanpa diiringi musik berperan melatih kekuatan
emosional anak dalam mengembangkan kemampuannya sekaligus mendengarkan
musik dalam dirinya (Fathur Rasyid, 2010). Dengan bernyanyi anak akan
mengekspresikan perasaan gembira, sedih, bersemangat dan sendu sesuai dengan
lirik dalam sebuah nyanyian.
1.2.2 Metode Bernyanyi
Pengertian metode menutut kamus adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode juga
menjadi penentu apakah pengajaran akan berhasil atau bahkan gagal. Oleh karena
itu, metode harus benar-benar dikuasai oleh guru. Jika metode pengajaran berhasil
diterapkan akan mengantarkan anak untuk mencapai tujuan selanjutnya anak akan
mampu meningkatkan kemahirannya sendiri dalam mencapai tujuan yang lebih
tinggi.
Anak usia dini akan belajar banyak kosakata baru sehingga dari waktu ke
waktu dapat memperkaya perbendaharaan kosakata dan lebih terampil dalam
berbahasa. Metode bernyanyi adalah suatu metode yang melafalkan suatu kata
17
atau kalimat yang dinyanyikan (Tantranuradi, 2008). Otib Satibi (2005)
berpendapat bahwa metode bernyanyi adalah suatu metode yang melakukan
pendekatan pembelajaran secara nyata dan mampu membuat anak senang dan
gembira melalui ungkapan kata atau nada. Hal ini menekankan pada kata-kata
yang dilagukan dengan suasana yang menyenangkan sehingga menciptakan
suasana yang menyenangkan pula.
Sedangkan manfaat metode bernyanyi yaitu anak menjadi aktif bergerak,
meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggan pada diri anak, menjalin kedekatan
anak dengan pendidik, membantu daya ingat anak khususnya kosakata yang
terdapat dalam nyanyian dan merangsang perkembangan otak.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode bernyanyi adalah guru
mengetahui pokok materi yang diajarkan, memilih lagu yang mendidik sesuai
dengan usia anak, supaya nyanyian lebih disukai anak ciptakan gerakan sesuai
dengan nyanyian, lakukanlah nyanyian secara berulang-ulang, mengajukan
pertanyaan seputar materi ajar untuk mengukur apakah anak sudah menguasai
kosakata dalam nyanyian tersebut.
1.2.3
Jenis-Jenis Nyanyian
Nyanyian yang didengarkan kepada anak usia 3 – 4 tahun sebaiknya memiliki
komposisi lagu yang sederhana namun elemen musiknya sangat kaya (nada, ritme,
warna suara). Jenis-jenisnya meliputi lagu Folk, trasidonal dan lagu klasik ringan
merupakan pilihan yang tepat untuk anak usia ini (Fathur rasyid, 2010). Jenisjenis nyanyian yang diberikan kepada anak cara pembawaannya bisa dilakukan
bervariasi misalnya jenis lagu gembira dengan tepuk tangan, membentuk
18
lingkaran, menepuk lutut/ paha. Contoh lahu gembira yang dinyanyikan
membentuk lingkaran adalah:
Mari Kawan bermain dalam lingkaran
Bermain binatang yang ada dihutan
Binatang apakah itu..? binatang apakah itu..?
(badannya besar, telinganya lebar, belalainya panjang binatang apa
namanya..?)
Gajah..gajah namanya...
Beginilah jalannya... beginilah jalannya...
Untuk jenis lagu religi bisa dibawakan saat berdoa misalnya lagu “Bismillah”
Bismilah sudah kuucapkan
Bila aku mulai kerjakan
Setiap amal dan perbuatan
Itulah kawan Nabi ajarkan
Jenis- jenis nyanyian yang bisa diperdengarkan pada anak banyak sumbernya
misalnya dari buku, VCD/ CD, media TV maupun ciptaan dan kreasi guru.
Kemampuan guru untuk mengajak anak-anak bernyanyi harus pandai memilih
jenis lagu karena ada jenis lagu anak yang justru merusak kemampuan berfikir
logis matematis anak. Tidak semua nyanyian cocok bagi perkembangan
kecerdasan psikologis anak karena daya kerja otaknya masih terbatas.
19
2.3 Manfaat Bernyanyi
Menurut Fathur Rasyid (2010) menyanyi merupakan langkah yang paling
tepat dalam pembelajaran anak usia 3 – 4 tahun karena dengan bernyanyi anak
lebih mudah menguasai, mempelajari dan
mempraktekan sesuatu yang telah
dipelajarinya. Secara umum kegiatan menyanyi bagi anak-anak lebih berfungsi
sebagai aktifitas bermain serta sebagai media untuk penyampaian pesan. Adapun
manfaat bernyanyi sebagai berikut:
1. Mendengarkan nyanyian adalah sebagai mengungkapkan pesan yang
terkandung didalam lirik tersebut melalui: nada, irama, rasa, dan gerak.
Setelah anak menikmati nyanyian tersebut anak akan dapat mengekspresikan
dirinya dan menambah kepekaan terhadap ritme, melodi, bunyi musik lainnya.
2. Memiliki rasa senang bernyanyi bersama yaitu lagu yang diberikan kepada
anak harus mengandung pesan positif bagi perkembangan otak anak. Lebih
baik lagu yang dinyanyikan anak adalah lagu ciptaan sendiri sehingga anak
lebih merasa senang dan jika dilakukan secara berulang-ulang maka otaknya
akan berkembang dengan baik, karena otak anak pada dasarnya membutuhkan
rangsangan.
3. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan suasana hatinya. Saat mengajarkan
anak-anak bernyanyi, nyanyikan lagu-lagu yang anak-anak sukai sehingga
mudah memahami lagu dengan benar dan tepat, lebih bagus lagi jika pendidik
memperkenalan lagu daerah, pendidik harus menjelaskan sejarah lagu tersebut
dan kapan lagu tersebut harus dinyanyikan. Dengan penjelasan pendidik
tersebut menambah ilmu pengetahuan anak. Anak yang harus diberi
20
kesempatan untuk mengeskspresikan perasaannya, biasanya kebahagiaan
muncul saat anak tersebut sedang bernyanyi.
4. Merasa senang bernyanyi dan belajar bagaimana mengendalikan suara. Belajar
bernyanyi membuat perasaan anak senang dan dapat mengendalikan suara,
misalnya saat menyanyikan lagu sedih maka suara yang dikeluarkan harus
merasa sedih.
5. Nyanyian menambah perbendaharaan kosakata. Anak yang diberikan
nyanyian secara terus-menerus akan menambah kosakata baru. Kosakata
tersebut dapat berupa warna, binatang, bilangan, bahkan benda disekitar anak
contohnya pada lagu “Pelangi”. Kata “merah, kuning, hijau dilangit yang
biru” anak belajar tentang berbagai macam warna. “pelangi-pelangi ciptaan
Tuhan” anak menjadi tahu bahwa yang menciptakan pelangi adalah Tuhan.
Anak juga perlu didengarkan nyanyian-nyanyian religi, misalnya sebelum
mulai pembelajaran anak diajak untuk mendengarkan lagu religi dan meminta
supaya anak menirukan nyanyian yang didengarnya, sehingga perbendaharaan
kosakata religi mereka juga dapat bertambah.
Pembelajaran tersebut tidak hanya dilakukan di sekolah saja, namun keluarga
juga perlu memberi pembelajaran kepada anak, misalnya mengajak anak
bernyanyi saat anak tersebut bangun tidur, sebelum tidur, sebelum berangkat
sekolah, menyiram tanaman, atau saat berjalan-jalan. Karena kegiatan tersebut
dilakukan secara terus-menerus maka anak akan cepat menangkap isi dalam lagulagu tersebut dan dapat menambah kosakata anak.
21
2.4 Pembelajaran Kosakata dengan Metode Bernyanyi
Anak-anak sering melakukan kegiatan yang berulang-ulang menurut irama
tertentu, begitulah ketika anak mendengar sebuah nyanyian dengan sendirinya
akan menirukan syair-syair yang terdapat pada nyanyian tersebut. Dunia anak
adalah dunia yang penuh dengan nyanyian, maka hal ini sangat menarik untuk
menjadikan nyanyian sebagai metode pengenalan kosakata baru bagi anak usia 3
– 4 tahun. Mengajarkan bernyanyi pada anak juga secara tidak langsung dapat
mengasah kemampuan anak dalam membedakan bunyi huruf dengan jelas dan
dapat mengingat huruf, kata bahkan kalimat. (Fathur Rasyid, 2010)
Fathur Rasyid (2010) Pembelajaran kosakata yang paling efektif untuk anak
usia tiga sampai empat tahun dengan menggunakan cara bernyanyi. Pada usia ini
saat belajar bernyanyi anak tidak hanya mengucapkan syairnya, tetapi juga pandai
bergaya sebagai bentuk pengekspresian diri. Alangkah baiknya apabila belajar
bernyanyi pada usia ini diikuti dengan gerak dan ekspresi. Misalnya anak diajak
menyanyikan lagu “Balonku”, anak akan mendapat beberapa kosakata, antara
lain: “balonku ada lima” (anak akan mengangkat jari tangannya yang berjumlah
5), “meletus balon hijau.. door..(seketika anak akan berekspresi kaget)”.
Anak diajak bernyanyi tentang alam semesta, misalnya “matahari terbenam
hari mulai malam” disini anak akan mengetahui apabila matahari mulai terbenam
maka hari berganti dari siang menjadi malam.
Perkenalkanlah anak usia 3 - 4 tahun dengan nyanyian yang abstrak, tetapi
harus dijelaskan kata kata abstrak tadi secara konkret. Misalnya, ketika anak
menyanyikan lagu “tik.. tik.. tik.. bunyi hujan di atas genting” berikan penjelasan
22
dan masukkan kepada anak bahwa hujan tidak mempunyai mulut namun dapat
mengeluarkan bunyi saat air hujan mengenai genting. Ini dikarenakan adanya
getaran yang terjadi saat air hujan menyentuh genting (Fathur Rasyid, 2010).
Permainan atau dongeng yang dilagukan baik untuk melatih keterampilan
sosial dan koordinasi fisik anak serta perkembangan daya ingatnya. Dongeng
yang dinyanyikan akan lebih mudah diingat dari pada diceritakan secara langsung
contohnya: cerita si kancil yang nakal akan lebih menarik bagi anak apabila
disampaikan dalam bentuk nyanyian.
Pada saat kegiatan bernyanyi sebaiknya guru berada di tengah anak-anak untuk
turut bernyanyi dan bergerak bersama. Berikanlah bantuan dan petunjuk pada
anak bila diperlukan. Apabila terdapat anak yang belum bisa bernyanyi dengan
baik, biarkanlah anak tersebut ikut bernyanyi sebisanya jangan sampai diam.
2.5
Kerangka Berfikir
Untuk meningkatkan kemampuan kosakata bahasa anak pendidik harus
menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga anak merasa tertarik dalam
mengikuti pembelajaran yang dilakukan dikelas dan tidak merasa terbebani.
Kemampuan kosakata bahasa anak dapat dikembangkan melalui beberapa metode,
namun dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode bernyanyi.
Bernyanyi bagi anak usia 3 – 4 tahun dapat mengembangkan imajinasi,
menghilangkan kecemasan, menimbulkan kepercayaan diri, memperkenalkan
keterampilan
membantu
dasar seperti menghitung, berbicara, menyimak yang dapat
anak
meningkatkan
penguasaan
kosakata.
Oleh
karena
itu
pembelajaran dengan metode bernyanyi dapat meningkatkan kosakata bahasa,
23
dimana anak usia 3 – 4 tahun memiliki kemampuan bahasa yang
dapat
berkembang dengan sangat pesat.
Dengan mendengarkan nyanyian anak juga akan terstimulasi daya ingatnya
sehingga anak juga akan lebih mudah mengingat apa yang dipelajarinya, selain itu
perkembangan motorik anak juga dapat berkembang dengan baik karena pada
umumnya anak usia 3 – 4 tahun mengekspresikan perasaannya saat bernyanyi
dengan menggunakan gerakan sesuai dengan isi dan makna lagu atau alunan
musik pada lagu tersebut.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa peningkatan penguasaan
kosakata anak akan terlihat apabila anak menguasai empat keterampilan bahasa
seperti mendengarkan, berbicara, membaca serta menulis. Keterampilan tersebut
dapat dikembangkan dengan berbagai metode, namun pada penelitian ini peneliti
menggunakan metode bernyanyi.
24
Kondisi Awal
(sebelum
pembelajaran)
TINDAKAN
9
Guru:
Siswa:
Menggunakan
metode bernyanyi
tetapi lagu-lagunya
sangat minim.
Kurang menguasai
kosakata dalam
berbahasa.
Peneliti mulai
menggunakan
metode bernyanyi
sebagai
pembelajaran.
Siklus I:
Bernyanyikan lagu lagu anak secara
klasikal tentang tema
“alam semesta” dan sub
tema “matahari”
Siklus II:
KONDISI
AKHIR
Penguasaan kosakata
bahasa anak usia 3 –
4 tahun meningkat.
Menyanyi lagu anak
dengan lengkap
dilakukan secara
berkelompok dengan
tema “alam semesta”
dengan sub tema
“pelangi”.
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir pada Penelitian Tindakan Kelas
25
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas diharapkan
menggunakan metode bernyanyi dapat meningkatkan penguasaan kosakata anak
usia 3 – 4 tahun di PAUD Terpadu KB-TK Islam Tarbiyatul Banin II Salatiga
Tahun Ajaran 2013/2014.
2.6
Hipotesis Tindakan
Hipotesis pada penelitian ini yaitu dengan metode bernyanyi dapat
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa anak usia 3 – 4 tahun di PAUD
Terpadu KB-TK Islam Tarbiyatul Banin II Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014.
26
2.7 Korelasi Antara Penguasaan Kosakata Dengan Metode Bernyanyi
Penguasaan
kosakata
Mampu mengucapkan kosakata menjadi
sebuah kalimat.
Ketepatan anak dalam mengucapkan kosakata
sesuai dengan lirik pada nyanyian.
Penguasaan kosakata adalah
kemampuan untuk menambah
kata yang mudah dipahami
oleh anak. Metode bernyanyi
merupakan salah satu alternatif
dalam mengekspresikan apa
yang dirasakan, dipikirkan dan
diimpikan oleh anak dengan
rasa yang menyenangkan
sehingga secara tidak langsung
dengan bernyanyi dapat
meningkatkan penguasaan
kosakata anak.
Kegiatannya: bernyanyi
lagu anak secara klasikal
dengan tema “alam
semesta” dan sub tema
“matahari”
Kegiatannya: lagu anak
dengan lengkap dilakukan
secara berkelompok dengan
tema “alam semesta”
dengan sub tema
“pelangi”.
Banyak lagu yang
dapat dinyanyikan
pada tema “alam
semesta”, seperti :
matahari, bintang,
dll.
Metode
bernyanyi
1. Anak mampu mengucapkan kosakata
menjadi sebuah kalimat.
2. Anak mampu mengucapkan kosakata sesuai
dengan lirik pada nyanyian.
3. Anak mampu menguasai banyak kosakata.
Gambar 2.2
Bagan Korelasi antara Penggunaan Kosakata dengan Metode Bernyanyi
27
Penguasaan kosakata pada anak dengan metode bernyanyi bertujuan agar
anak mampu mengucapkan kosakata menjadi kalimat,
ketepatan anak
mengucapkan kosakata sesuai lirik pada nyanyian. Metode bernyanyi merupakan
salah satu alternatif dalam mengekspresikan apa yang dirasakan, difikirkan oleh
anak dengan rasa yang menyenangkan sehingga secara tidak langsung bernyanyi
dapat menambah kosakata pada anak. Kegiatan bernyanyi dilakukan dengan
menggunakan lagu-lagu yang berhubungan dengan pembelajaran inti, sehingga
ketika menyampaikan pembelajaran inti anak sudah mengerti maksud, makna dan
apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran sehingga komunikasi antara guru
dan anak didik terjalin harmonis.
28
Download