PERILAKU DAN PERKEMBANGAN ORGANISASI ORIENTASI KONSEP PERILAKU ORGANISASI Yuniadi Mayowan, S.Sos.MAB TUGAS KELOMPOK I 1. NIZAR ARIEF DARMAWAN 125030400111049 2. SUNDARU WASISMOYO 125030407111015 3. M. DARMAWAN SAPUTRA 125030400111031 KELAS A PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERPAJAKAN JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2013 Orientasi Prilaku Organisasi A. Pengertian Prilaku Organisasi Miftah Thoha (1983) : perilaku organisasi adalah studi aspek tingkah laku manusia dalam organisasi atau kelompok. Bagaimana perilaku itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan. Luthans, (2005:20) : Perilaku organisasi dapat didefinisikan sebagai pemahaman, prediksi, dan manajemen perilaku manusia dalam organisasi. Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Studi Prilaku Organisasi mencakup pembahasan tentang aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia yang bekerja di dalamnya, juga aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi yang berada, serta bertujuan untuk memperlancar upaya pencapaian tujuan organisasi. pengembangan organisasi /organizationaldevelopment adalah sebuah metode yang bertujuan mengubah sikap, nilai dan keyakinan dari karyawan sehingga karyawan itu sendiri dapat mengidentifikasi dan mengimplementasikan perubahan teknis seperti reorganisasi, fasilitas yang dirancang ulang dan hal-hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan organisasi mereka Perilaku Organisasi sangat berhubungan dengan situasi – situasi yang berkaitan dengan pekerjaan, kerja, ketidakhadiran, perputarankaryawan, produktivitas, kinerja manusia, dan manajemen. Terdapat semakin banyak persetujuan terkait komponen atau topic yang membentuk perilaku organisasi. Meski masih terdapat perdebatan serius mengenai relative pentingnya komponen – komponen tersebut, terdapat kesepakatan umum bahwa PO mencakup topic inti dari motivasi, perilaku dan kekuatan pemimpin, komunikasi antarpersonal, struktur dan proses kelompok, pembelajaran, persepsi dan pengembangan sikap, proses perubahan, konflik, rancangan kerja, dan stress kerja. B. Pendekatan Prilaku Organisasi 1. Pendekatan Kognitif Penekanan. Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri. Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan memperkuat respon perilaku. Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan. Penyebab Timbulnya Perilaku. Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan. Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku. Menurut pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan. Proses. Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi ketidak sesuaian tersebut. Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut menentukan kecenderungan perilaku masa mendatang. Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego. Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku. Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam sistem. Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya. Menurut pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu. Tingkat dari Kesadaran. Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan sangat penting. Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku terbuka. Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar. Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku. Data. Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner. Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi. Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas, teknik proyektif, dan hipnotis. 2. Pendekatan behavioristik, menekankan aspek perilaku yang dapat diamati (dalam konsteks Stimulus – Respon) dan berbagai aspek lingkungan yang mempengaruhi perilaku. 3. Pendekatan kognitif sosial menekankan bahwa orang, lingkungan dan perilaku itu berada dalam interaksi konstan satu sama lain dan secara resiprokal saling mempengaruhi. Pendekatan ini merupakan gabungan elemen kognitif dan behavioristik. C. Tingkat Analisis Prilaku Organisasi a. Variabel Dependen Variabel dependen adalah faktor utama yang ingin dijelaskan dan diprediksikan oleh beberapa faktor lain. Menurut beberapa ahli ada beberapa variabel dependen yang utama dalam PO yaitu Produktivitas, Ketidakhadiran, Perputaran karyawan, Perilaku menyimpang di tempat kerja, Perilaku kewarganegaraan Organisasi dan Kepuasan pekerjaan. a) Produktivitas Produktivitas merupakan ukuran kinerja yang mencakup efektivitas dan efisiensi. Suatu organisasi dikatakan produktif bila mencapai tujuan – tujuannya dan melakukannya dengan cara mengubah masukan menjadi hasil dengan biaya serndah mungkin. b) Mangkir Didiefinisikan sebagai ketidakhadiran di kantor tanpa izin. Mangkir merupakan kerugian dan gangguan yang sangat besar bagi para pemberi kerja. Sebagai contoh, survey terbaru mengungkapkan bahwa rata – rata kerugian langsung bagi para pemberi kerja AS dari ketidakhadiran tanpa izin adalah $789 dalam satu tahun per karyawan. c) Perputaran Karyawan Adalah pengunduran diri permanen secara sukarela maupun tidak sukarela dari suatu organisasi. Angka perputaran karyawan yang tinggi mengakibatkan bengkaknya biaya perekrutan, seleksi, dan pelatihan. Sebagai contoh, Biaya sebuah Perusahaan TI di AS untuk menggantikan seorang progeremer atau analis system adalah $34.100. d) Perilaku menyimpang di tempat kerja Perilaku sukarela yang melanggar norma – norma organisasi yang signifikan dan dengan demikian mengancam kesejahteraan anggota - anggotanya. Dengan adanya kerugian dari sikap mangkir dan perputaran karyawan bagi para pemberi kerja, semakin banyak peneliti PO yang mempelajari perilaku – perilaku ini sebagai indicator atau penanda perilaku yang menyimpang. e) Perilaku kewargaan organisasi Adalah perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif. f) Kepuasan Kerja Yaitu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi kerakteristiknya. Tidak seperti lima variabel sebelumnya, kepuasan kerja lebih menggambarkan sikap daripada perilaku. b. Variabel Independen Adalah sebab yang diperkirakan dari beberapa perubahan dari variabel dependen. Variabel Independen terdiri dari tiga tingkat yaitu, Variabel tingkat individual, Variabel tingkat kelompok, Variabel tingkat Sistem organisasi. a) Variabel Individual Terdapat empat Variabel tingkat individual lain yang telah dibuktikan dapat mempengaruhi perilaku karyawan, yaitu persepsi, Pembuatan Keputusan Individual, pembelajaran, dan motivasi. b) Variabel tingkat Kelompok Menjabarkan pemahaman kita terhadap kelompok hingga rancangan tim kerja yang efektif sampai menunjukkan bagian mana pola – pola komunikasi, kepemimpinan, kekuasaan, dan politik, dan level – level konflik yang mempengaruhi perilaku kelompok. c) Variabel tingkat system Organisasi Perilaku organisasi mencapai tingkat kecanggihan yang paling tinggi ketika kita menambahkan struktur formalkedalam pengetahuan kita sebelumnya mengenai perilaku individual dan kelompok. 1. MODEL 3 LEVEL (S.P. ROBIN) Mempelajari perilaku manusia dalam organisasi melalui tiga tingkatan analisis. Tingkatan Individu : karakteristik bawaan individu dalam organisasi. Tingkatan Kelompok : dinamika perilaku kelompok dan faktor-faktor determinannya Tingkatan Organisasi : faktor-faktor organizational yang mempengaruhi perilaku. Dikemukakan adanya tiga tingkat analisis dalam PO dan ketika berpindah dari tingkat individual menuju tingkat system organisasi, secara sistematis kita menambah pemahaman mengenai perilaku dalam organisasi. Dalam mencapai PO kita harus meletakan batasan struktural di atas tingkat individual dan kelompok. D. Keterkaitan Perilaku Organisasi dengan disiplin ilmu lain Perilaku organisasi merupakan bidang ilmu terapan yang dibentuk berdasarkan kontribusi dari sejumlah bidang yang berkaitan dengan perilaku. Bidang – bidang yang utama adalah Psikologi dan psikologi sosial, sosiologi, dan antropologi. Seperti yang akan kita pelajari, kontribusi psikologi sebagian besar ada pada tingkat analisis individual atau makro, sementara bidang – bidang lainnya menambah pemahaman kita tentang konsep – konsep makro, seperti proses kelompok dan organisasi. 1. Psikologi Psikologi (psychology) adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan, dan terkadang mengubah perilaku manusia dan makhluk lain. Para psikolog memfokuskan diri mempelajari dan berupaya memahami perilaku individual. Mereka yang telah memberikan kontribusi dan terus menambah pengetahuan Perilaku Organisasi adalah teoretikus pengetahuan, teoretikus kepribadian, psikolog konseling, dan yang terpenting psikologi industry dan organisasi. Psikolog industri/organisasi pada zaman dahulu memfokuskan diri mereka dengan permasalahan rasa lelah, bosan, dan faktor lain yang relevan dengan kondisi kerja yang menghalangi terbentuknya kinerja yang efisien. Baru – baru ini, kontribusi – kontribusi mereka telah diperluas sehingga mencakup pengetahuan persepsi, kepribadian, emosi, pelatihan, keefektifan, kepemimpinan, kebutuhan dan kekuatan motivasional, kepuasan kerja, proses pembuatan keputusan, penghargaan kinerja, ukuran sikap, teknik seleksi, karyawan, rancangan kerja, dan stres pekerjaan. 2. Psikologi sosial Psikologi sosial ( Social psikologi ) memadukan konsep dari psikologi dan sosiologi, meskipun pada umumnya dianggap sebagai cabang psikologi. Psikologi sosial berfokus pada pengaruh seseorang terhadap individu lainnya. Satu bidang utama yang banyak diteliti oleh psikolog sosial adalah perubahan cara penerapannya dan cara mengurangi hambatan terhadap penerimanya. Selain itu, kita juga menemukan psikolog – psikolog sosial yang memberikan kontribusi signifikan dalam bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola komunikasi, dan pembangunan kepercayaan. Akhirnya, para Psikologi sosial telah memberikan kontribusi yang penting terhadapstudi kita tentang perilaku, kekuatan, dan konflik kelompok. 3. Sosiologi Sementara psikologi berfokus pada individu, sosiologi (sociology) mempelajarimanusia dalam kaitannya dengan lingkungan sosial dan kultur mereka. Para sosiolog telah memberikan kontribusi untuk Perilakau Organisasi melalui studi mereka mengenai perilaku kelompok dalam organisasi, terutama organisasi formaldan kompleks. Barangkali yang terpenting, sosiologi telah memberikan kontribusi untuk penelitian tentang kultur organisasi, struktur dan teori organisasi formal, teknologi organisasi, komunikasi, kekuatan, dan konflik. 4. Antropologi Antropologi (Antropology) adalah studi kemasyarakatan untuk mempelajari manusia dan aktivitas – aktivitas mereka. Sebagai contoh, kerja para antropologdalam kultur dan lingkungan telahmembantu kita memahami perbedaan dalam nilai – nilai fundamental, sikap, perilaku di antara individu di Negara dan dalam organisasi yang berbeda – beda. Banyak dari pemahaman kita saat ini mengenai budaya organisasi, lingkungan organisasi, dan perbedaan dalam budaya bangsa merupakan hasil kerja para antropolog atau mereka yang menggunakan metode antropologi. E. Tujuan Mempelajari Perilaku Organisasi • Memahami perilaku dalam organisasi • Meramalkan kejadian-kejadian dalam organisasi • Mengendalikan perilaku. Daftar Pustaka Robbins, S. 1991. Organiation Behavior. Oncept and Application. Prentice Hall Inc. Edisi Indonesia. Jilid 1 http://perencanaan.ipdn.ac.id/kajian-perencanaan/kajian-perencanaan/perilakuorganisasi http://www.google.co.id/search?q=pendekatan+kognitif+dalam+organisasi&hl=id&gbv=2& gs_l=heirloomhp.1.1.0i13i30j0i8i13i30l3.3519.25373.0.30224.32.24.1.7.8.0.3358.7827.6j6j8j3j91.24.0...0.0...1c.1.7wSPiYuZCHA&oq=pendekatan+kognitif+dalam+organisasi http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/2012/01/perilaku-organisasi/ https://sites.google.com/site/kuliahperilakuorganisasi/