Perilaku Organisasi Perilaku organisasi (Organizational Behavior-OB) adalah studi sistimatis tentang tindakan dan sikap yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam organisasi. Masing-masing dari kita secara teratur menggunakan institusi, atau “perasaan,” dalam menjelaskan suatu fenomena. Sebagai contoh, seorang teman menderita flu dan kita segera mengingatkan bahwa dia “tidak meminum vitaminnya,” “tidak memakai pakaian yang tepat,” atau “ini terjadi setiap tahun pada perubahan musim.” Kita sebenarnya tidak yakin mengapa ia menderita flu, namun hal ini tidak membuat kita berhenti menawarkan analisis intuitif kita. Bidang OB mencoba menggantikan penjelasan intuitif dengan studi sistematis: yakni, dengan menggunakan bukti-bukti ilmiah yang dikumpulkan dalam kondisi terkontrol, diukur, dan diinterpretasikan dengan hati-hati untuk menjelaskan hubungan sebab dan akibat. Tujuannya, tentu saja untuk membuat kesimpulan yang akurat. Jadi, bidang OB-teori dan kesimpulannya-didasarkan pada sejumlah besar studi-studi penelitian yang dirancang secara sistematis. Apakah yang dimaksud dengan studi OB secara sistematis? Tindakan (atau perilaku) dan sikap. Namun, tidak semua tindakan dan sikap. Tiga jenis perilaku yang terbukti sebagai penentu utama kinerja karyawan adalah produktivitas, ketidakhadiran, dan turnover. Pentingnya produktivitas sudah jelas. Setiap manajer sangat peduli dengan kuantitas dan kualitas output yang dihasilkan oleh setiap karyawan. Namun, ketidakhadiran dan turnover terutama yang tingkatannya terlalu tinggi dapat sangat mempengaruhi output ini. Dalam hal ketidakhadiran, sulit bagi seorang karyawan untuk produktif jika ia tidak berada di tempat kerja. Selain itu, tingkat turnover karyawan yang tinggi meningkatkan biaya dan cenderung menempatkan individu yang kurang berpengalaman ke dalam pekerjaan. Perilaku organsasi juga terkait dengan kepuasan kerja karyawan, yang merupakan sebuah sikap. Para manajer seharusnya memperhatikan kepuasan kerja karyawan mereka untuk tiga alasan. Pertama, terdapat kaitan antara kepuasan dan produktivitas. Kedua, kepuasan berhubungan secara negatif dengan ketidakhadiran dan turnover. Terakhir, tidak dapat disangkal bahwa para manajer memiliki tanggung jawab kemanusiaan, untuk memberi pekerjaan yang menantang, penghargaan, dan kepuasan terhadap karyawan mereka. Bagian terakhir dari definisi OB yang memerlukan penjelasan yang lebih rinci adalah istilah organisasi. Bidang psikologi dan sosiologi merupakan disiplin ilmu yang dikenal mempelajari perilaku, tetapi tidak semata-mata memusatkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan. Sebaliknya, OB secara khusus memperhatikan perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan dan hal-hal yang terjadi dalam organisasi. Organisasi merupakan struktur koordinasi terencana yang formal, melibatkan dua orang atau lebih, dalam rangka mencapai tujuan bersama. Organisasi dicirikan dengan adanya hubungan kewenangan dan tingkatan pembagian tenaga kerja. Jadi, perilaku organisasi mencakup perilaku individu dalam organisasi yang begitu beragam. Perilaku organisasi adalah ilmu perilaku terapan dan akibatnya dibangun di atas kontribusi dari beberapa disiplin imu tentang perilaku. 1. Psikologi Psikologi adalah ilmu yang mencoba mengukur, menjelaskan, dan kadangkala mengubah perilaku manusia dan hewan. Para psikolog berusaha untuk mempelajari dan memahami perilaku individu. Mereka yang memberikan kontribusi dan terus member masukan pada OB. Ilmu psikologi industri sangat memperhatikan masalah kelelahan, kebosanan, dan faktor lain yang relevan dengan kondisi kerja yang dapat menghambat efisiensi prestasi kerja. 2. Sosiologi Ilmu sosiologi telah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap perilaku organisasi melalui studi tentang perilaku kelompok dalam organisasi, terutama organisasi yang formal dan kompleks. 3. Psikologi sosial Psikologi sosial adalah suatu bidang dalam psikologi, yang memadukan konsep psikologi dengan sosiologi. Bidang ini menitikberatkan pada pengaruh orang-orang antara satu sama lainnya. Salah satu bidang utama yang dipelajari dengan sungguh-sungguh oleh para ahli psikologi adalah perubahan yakni, bagaimana menerapkan ilmu tersebut dan bagaimana mengurangi hambatan terhadap penerimaannya. 4. Antropologi Antropologi adalah studi mengenai berbagai kelompok masyarakat yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan manusia dan aktivitas mereka. 5. Ilmu politik Kontribusi ilmu politik cukup signifikan untuk memahami perilaku individu dan kelompok dalam organisasi. Ilmu politik adalah studi tentang perilaku individu dan kelompok dalam suatu lingkungan politik. Topik khusus yang menjadi perhatian para ahli ilmu politik mencakup penataan konflik, alokasi kekuasaan, dan bagaimana orang memanipulasi kekuasaan untuk kepentingan pribadi.