13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Komunikasi merupakan suatu kebutuhan dalam setiap aspek kehidupan manusia dan tanpa komunikasi maka kehidupan tidak akan pernah terjadi. Dengan tidak adanya komunikasi, interaksi antara manusia baik individu, kelompok maupun organisasi tidak akan mungkin terjadi. Dengan komunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari - hari dirumah tangga, ditempat pekerjaan, dipasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. 3 Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian komunikasi menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi. Pada awal perkembangannya dapat dirumuskan bahwa ilmu komunikasi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari secara sistematis segala segi 3 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, edisi ke-9, PT. Bumi Aksara, Jakarta 2008, hal.1. 13 14 pernyataan antar manusia. 4 2.1.1. Definisi Komunikasi Definisi komunikasi menurut Hovland, Janis, dan Kelley dalam buku Miller “Communication is the process by which individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience.” Komunikasi adalah proses di mana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain. 5 Untuk mendapatkan pengertian yang lebih jelas mengenai komunikasi, penulis akan memaparkan beberapa definisi dari pakar komunikasi. Bernard Berelson dan Gary A. Steiner: “Komunikasi: transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi Gerald R. Miller: “Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”. 6 Maka dari beberapa pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan, berita, informasi dari seseorang ke orang lain 4 Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal. 11. 5 Katherine Miller, Communication Theories:perspective, process and contexts, Mc Graw Hill International, Singapore, 2005, hal. 03. 6 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hal. 62. 15 atau sekelompok orang melalui berbagai jenis media dimana tujuannya adalah untuk mempengaruhi atau menimbulkan efek tertentu. 2.1.2. Tujuan Komunikasi Menurut Effendy tujuan komunikasi dibedakan menjadi empat yaitu: 1. Perubahan sikap (attitude chance) Seorang komunikan setelah menerima sebuah pesan maka sikapnya akan berubah. Dalam berbagai situasi, komunikator berusaha mempengaruhi sikap orang lain (komunikan) dan berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai keinginan komunikator. 2. Perubahan pendapat (opinion change) Komunikator melakukan komunikasi kepada komunikan dengan tujuan agar komunikan mengalami perubahan pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi yang disampaikan oleh komunikator sehingga tercipta saling pengertian. 3. Perubahan perilaku (behaviour change) Komunikan mengalami perubahan perilaku setelah menerima sebuah pesan dari komunikator, perubahan perilaku dapat hanya bersifat sementara atau satu kali maupun terus berkelanjutan. 4. Perubahan sosial (social change) Komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan, dengan tujuan agar mendapatkan dukungan dan partisipasi oleh komunikan terhadap tujuan 16 informasi yang disampaikan sehingga menyebabkan suatu perubahan sosial. 2.1.3. Konteks Komunikasi a. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) Komunikasi dengan diri-sendiri, baik kita sadari atau tidak. Contohnya berpikir. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri. b. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) Komunikasi ini berlangsung antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesetanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Komunikasi pribadi berpotensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena seseorang dapat menggunakan keseluruhan panca indranya untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang dikomunikasikan kepada orang lain. c. Komunikasi kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang orang lain sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya keluarga, tetanggga; kelompok 17 diskusi; komite rapat. Dengan demikian, komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil (small group communication). d. Komunikasi publik Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah (umum). Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit daripada komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Daya tarik fisik pembicara bahkan sering merupakan faktor penting yang menentukan efektivitas pesan, selain keahlian dan kejujuran yang dimiliki pembicara. e. Komunikasi organisasi Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok f. Komunikasi massa Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang 18 yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Komunikasi komunikasi organisasi antarpribadi, berlangsung komunikasi juga dalam kelompok proses dan untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini. 7 2.1.4. Hambatan Komunikasi Menurut pakar manajemen dari Amerika Serikat, R. Kreitner, menyebutkan antara lain terdapat empat macam hambatan yang dapat mengganggu dalam sistem komunikasi tersebut, yakni: a. Hambatan dalam proses penyampaian (process barriers) Hambatan di sini datang dari pihak komunikatornya (sender barrier) yang mendapat kesulitan dalam penyampaian pesan-pesannya, tidak menguasai materi pesan dan belum memiliki kemampuan sebagai komunikator yang handal. Sedangkan hambatan ini bisa terjadi dari penerima pesan tersebut (receiver barrier), karena komunikan mengalami kesulitan untuk memahami pesan itu secara baik, sebagai akibat rendahnya tingkat penguasaan bahasa, pengetahuan, pendidikan, intelektual dan sebagainya. Bisa juga kegagalan terjadi pada aspekaspek mengenai; feed back-nya (hasilnya tidak tercapai), medium 7 Deddy Mulyana, op.cit., hal. 69. 19 barrier (media atau alat dipergunakan kurang tepat) dan decoding barrier (hambatan untuk memahami pesan secara tepat). b. Hambatan secara fisik (physical barriers) Sarana fisik bisa menghambat komunikasi secara efektif, misalnya pendengaran kurang tajam, dan gangguan pada sistem pengatur suara (sound systems) sering terjadi gangguan dalam suatu ruangan, sehingga pesan-pesan itu tidak efektif sampai dengan tepat pada komunikannya. c. Hambatan semantic (semantic barriers) Hambatan segi semantic (bahasa dan arti perkataan), yaitu antara pemberi pesan dan penerima tidak terdapat pengertian, pemahaman tentang bahasa atau lambang yang sama. d. Hambatan psiko-sosial (psychosocial barriers) Hambatan adanya perbedaan cukup melebar pada aspek kebudayaan, adat-istiadat, kebiasaan, persepsi, nilai-nilai yang dianut dan hingga kecenderungan, kebutuhan serta harapan-harapan dari kedua belah pihak yang berkomunikasi tersebut. 8 8 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hal. 9. 20 2.2. Public Relations Istilah PR di Indonesia baru dikenal pada dekade 1950-an, setelah kedaulatan RI diakui oleh kerajaan Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, pada waktu itu PR diperlukan untuk menunjang kegiatan Kementrian atau Departemen Penerangan yang saat itu mengedepankan penerangan politik dan kebijaksanaan pemerintah. PR dewasa ini merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat baik itu lembaga, institusi maupun organisasi/perusahaan. Kehadiran PR dalam perusahaan sangat dibutuhkan untuk menunjang aktifitas manajemen dalan meningkatkan kerjasama, dukungan, dan kepercayaan khalayak demi tercapainya citra dan tujuan perusahaan. Seperti dijabarkan oleh J.C. Seidel, Public Relations Director dari Division of Housing State of New York, menyatakan : "Public Relations adalah proses yang terus menerus dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh good will dan pengertian dari pelanggannya, para pekerjanya, dan masyarakat luas, ke dalam melalui analisis dan perbaikan sendiri, keluar melalui pernyataanpernyataan.” 9 Dilihat dari definisi diatas, maka PR diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk menanamkan pengertian guna memperoleh niat baik (good will) dan pengertian dari khalayaknya baik kegiatan ke dalam perusahaan maupun keluar. PR sebagai bagian dari Ilmu Komunikasi memiliki hubungan yang sangat 9 Atep Adya Barata, Dasar-dasar Pelayanan Prima, Jakarta: Gramedia, 2003., hal. 200. 21 luas dan menyangkut dengan public internal maupun eksternal. Frank Jefkins menjabarkan Public Relations sebagai "Sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara satu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka menangani tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.” 10 Pengertian PR diatas dapat disimpulkan dalam usaha berkomunikasi dengan khalayaknya, seorang PR hendaknya melancarkan suatu rencana yang harus bisa digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Pada akhirnya seorang PR bisa menjaga hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya sehingga akan timbul rasa memiliki bersama dan bertanggung jawab dari publiknya, agar terwujud maka harus ada saling pengertian diantara kedua belah pihak. Sedangkan menurut W. Emerson Reck mengatakan bahwa Public Relations yaitu "PR adalah lanjutan dari proses pembuatan kebjiaksanaan, pelayanan, dan tindakan bagi kepentingan terbaik suatu individu atau kelompok agar individu atau lembaga tersebut memperoleh kepercayaan dan kemauan yang baik dari publik, pembuatan kebijaksanaan, pelayanan, tindakan untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang menyeluruh.” 11 Dari uraian dan pengertian public relations diatas dapat disimpulkan bahwa PR merupakan kegiatan komunikasi dalam suatu perusahaan atau organisasi dengan memberikan informasi kepada khalayak atau publiknya sebaik mungkin 10 11 Frank Jefkins, Public Relations, Jakarta, Erlangga, 1995., hal. 8. Atep Adya Barata, loc.cit., 22 serta menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak - pihak peserta komunikasi demi tercapainya iklim usaha yang favourable serta rnenunjang lancarnya kegiatan operasional perusahaan. 2.2.1. Publik dari kegiatan PR Dalam rnenjalankan kegiatan perusahaan berhubungan dengan pihak – pihak lain baik dari dalam rnaupun dari luar perusahaan. Pihak-pihak itulah yang disebut publik perusahaan. Masyarakat yang rnenjadi sasaran kegiatan PR disebut khalayak atau publik yakni kelompok masyarakat yang senantiasa dijaga dan diperhatikan secara berkelanjutan. Khalayak (publik) adalah kelornpok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal rnaupun eksternal. 12 Sedangkan secara sosiologis, publik adalah orang-orang yang sama-sama rnenaruh perhatian terhadap suatu kepentingan yang sama tanpa ada sangkut pautnya dengan tempat dimana mereka berada. 13 . Seluruh kegiatan PR ditujukan kepada publik perusahaan. Publik dibedakan rnenjadi : 1) Publik Internal Publik Internal adalah mereka yang bekerja di dalam organisasi atau perusahaan itu, rnereka adalah top manajemen, pemegang saham 12 Frank Jefkins, op.cit., hal. 71. J. Handy Wright & Byron H. Christian, Public Relations in Management, 1st edition, Mc. Graw Hill Book Company, Inc. New York-Toronto, 1994, hal 16. 13 23 karyawan dan pegawai industri lain (anggota serikat pekerja). 2) Publik Eksternal Publik eksternal adalah mereka yang berada diluar dari organisasi / perusahaan, mereka adalah pelanggan, pemerintah, masyarakat, dan pers. 14 a). Pelanggan Bertujuan untuk tetap mempertahankan mereka agar tidak beralih ke pihak lain. PR dapat memanfaatkan media massa untuk mencapai publiknya yang tersebar. Melalui publisitas dan periklanan PR dapat mempublikasikan kegiatan dan perkembangan perusahaan, menyatakan selamat hari raya, tahun baru kemerdekaan dan lain - lain. b). Pemerintah Pemerintah merupakan suatu instansi yang memiliki wewenang untuk membuat sebuah kebijakan kepada suatu perusahaan, oleh sebab itu PR selayaknya dapat menjaga hubungan baik dengan pemerintah, khususnya dalam hal-hal yang berhubungan dengan usaha lobi dan negosiasi maupun perijinan, agar memperoleh dukungan moril dalam melakukan kegiatan publikasi suatu program. c). Pers 14 Mahidin Mahmud, Pengantar Humas, Univ. Terbuka, Jakarta, 1994, hal. 81. 24 Pers sebagai salah satu instansi penghubung untuk menyampaikan informasi atau sebuah pesan antara perusahaan dengan publiknya, melalui sarana media pers, baik media cetak maupun elektronik, maka diharapkan pesan sampai dengan baik kepada publik. Hubungan yang harmonis antara PR dan Pers dapat membantu tercapainya tujuan publikasi yaitu terciptanya pemahaman dan pengertian yang baik oleh publik yang dituju. d). Masyarakat "Komunikasi dengan mereka perlu dilakukan karena mungkin pada suatu waktu akan dibutuhkan terutama pada suatu keadaan yang mendesak.” 15 2.2.2. Peran dan Fungsi PR PR banyak dipraktekkan di berbagai organisasi untuk menunjang manajemen dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif. Kontribusinya sangat penting bagi keberhasilan suatu organisasi. Bahkan sebagai alat manajemen, yang secara struktural merupakan bagian integral dari organisasi, PR berperan aktif dan turut menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai misi, visi dan tujuan bersama perusahaan. 15 Onong Uchjana Effendy, Human Relations & Public Relations, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 2003, hal. 144. 25 Peran PR menurut Philip Lesly : "PR have the role being always in the middle-private between their clients/employers and their publics. They must be attuned to the thinking and needs of organizations. They server or they can not serve well. They must be attuned to the dynamics and the needs of the public so they can interpret the publics to the clients, as well as interpret the clients to the publics.” 16 Pengertian diatas, PR harus benar-benar berperan netral dan mengusahakan agar kedua belah pihak sama-sama merasa diuntungkan. Public Relations memiliki beberapa peran yang dapat menunjang keberhasilan suatu perusahaan serta mengangkat citra positif suatu perusahaan yaitu sebagai berikut: 1. Penasehat Ahli Manajemen Seorang praktisi Humas yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). 2. Fasilitator Komunikasi Praktisi Humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. 3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah Membantu pimpinan organisasi sebagai penasehat hingga mengambil tindakan eksekusi dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. 4. Teknisi Komunikasi Praktisi Humas sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in organization. 17 16 Lesly, Philip, Everything You Wanted to Know about PR, SS. Mubaruk & Brothers, PTE LTD, Singapore, 1999, hal. 3. 17 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Rajawali Pers, Jakarta, 1998, hal. 19-20. 26 PR harus benar-benar menjadi mata dan telinga yang baik bagi perusahaan, maupun bagi publik, PR harus mampu menangkap apa saja pemikiran dan kebutuhan masing-masing pihak agar melaluinya, kedua belah pihak dapat saling mengerti dan memahami keberadaan masing-masing. PR ketika menjalankan tugas dan operasionalisasinya, baik sebagai komunikator, mediator maupun organisator menurut Onong : a) Menunjukkan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. b) Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan public internal dan public eksternal. c) Menciptakan hubungan harmonis dua arah dengan menyebarluaskan injormasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini kepada organisasi. d) Operasionalisasi dan organisasi Public Relations adalah bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun publiknya. 18 Dilihat dari begitu banyaknya pihak yang berhubungan dengan perusahaan maka mereka harus mendapatkan perhatian khusus dari PR. PR harus mampu mengusahakan agar kelompok yang bersangkutan mempunyai hubungan yang baik dengan perusahaan. Sedangkan fungsi PR yang dikutip dari Scott M. Cutlip dan Allen Center sebagai berikut : a. 18 Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili publikpublik suatu organisasi, sehingga kebijaksanaan dan operasionalisasi Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Komunikologis, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1992, hal. 160. 27 b. c. organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam kebutuhan dan pandangan publik- publik tersebut. Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh publik. Merencanakan dan melaksanakan program - program yang dapat menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan operasionalisasi organisasi. 19 Pada dasarnya kegiatan PR bertujuan menanamkan serta mendapat pengertian, penghargaan, dan kepercayaan dari publik perusahaan yang bersangkutan, baik publik internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat tercipta opini publik yang menyenangkan bagi kelanjutan perusahaan tersebut. Dukungan publik yang positif terhadap perusahaan tentunya tidak akan muncul begitu saja. Perusahaan melalui PR harus mampu merancang dan melaksanakan program-program yang dapat menciptakan pengertian dan dukungan publik. Upaya - upaya menuju hal tersebut memerlukan sarana komunikasi. Melalui komunikasi diharapkan tercipta hubungan yang baik antara perusahaan dengan publiknya. 2.2.3. Tujuan dan Sasaran Kegiatan PR 1. Tujuan Kegiatan PR Dalam kesehariannya PR melakukan berbagai aktivitas seperti menjalin hubungan dengan media, pelanggan, masyarakat, investor, 19 3. Scoot M. Cutlip dan Allen Center, Effective Public Relations, 6th edition, New Jersey, 1985, hal. 28 dan karyawan. Semuanya dilakukan untuk mencapal tujuan antara lain: a) Image yang medukung perusahaan (Image Positif) Reputasi dan familiary bagi perusahaan merupakan asset yang sangat berharga. Image membantu perusahaan untuk menjual produk, menarik klien, mendukung usaha penjualan, menarik pegawai terbaik, menyenangkan stakeholder, dan lain-lain. b) Promosi Produk dan Jasa Membuat orang tertarik pada suatu produk tidak cukup hanya melalui iklan dan usaha-usaha penjualan. Cita rasa dan keinginan masyarakat dipengaruhi oleh apa yang mereka baca dan dengar melalui surat kabar, TV, radio, dan lain-lain. Mereka menghubungkan nama produk dan image perusahaan yang telah mereka ketahui melalui media-media tersebut. c) Merumuskan keadaan perusahaan dalam membuat persetujuan dengan publik. d) Memelihara good will pada anggota, karyawan, masyarakat, stakeholders, supplier, pemerintah, industri, dealers, dan lainlain. e) Meluruskan kesalahpahaman dan prasangka. f) Mencegah serangan-serangan. g) Good will dari konsumen. Membangun hubungan yang baik dengan pelanggan adalah salah satu langkah penting dalam membangun good will perusahaan. Perilaku yang baik saat berhadapan dengan pembeli, jasa-jasa dan info yang selalu tersedia untuk mereka dan penanganan komplain adalah hal penting bagi kepuasan terhadap produk. Pertimbangan tersebut adalah program yang harus dilakukan PR. h) Penelitian perilaku dari berbagai grup yang berhubungan dengan perusahaan. Adalah penting untuk mengetahui apa yang dipikirkan oleh pegawai, bagaimana orang menganggap perusahaan dalam hubungan dengan para pesaing, bagaimana perasaan mereka atas kelemahan dan kekuatan perusahaan. i) Memelihara kemungkinan dapat hidupnya masyarakat dimana 29 perusahaan tersebut beroperasi. 20 2. Sasaran Kegiatan PR Secara singkat kegiatan-kegiatan yang dilakukan PR mempunyai sasaran yaitu : Sasaran umum kegiatan PR : 1. Mutual Understanding PR berusaha untuk menciptakan saling pengertian antara pihak perusahaan dengan publiknya mengenai kepentingan masingmasing. 2. Good Will PR mampu menunjukkan niat baik dari perusahaan kepada publik bahwa perusahaan juga memperhatikan kepentingan mereka. 3. Good Image PR berusaha melalui kegiatan dan program yang dibuat agar perusahaan memiliki citra yang positif dimata publiknya. 4. Mutual Appreciation PR berusaha agar tercipta rasa saling menghargai baik perusahaan terhadap publik maupaun sebaliknya dengan apa adanya. 5. Tolerance PR mengusahakan agar kedua belah pihak bersikap toleran/ 20 Lesly, Philip, op.cit., hal. 11. 30 tanggung jawab terhadap kepentingan dan keinginan masingmasing. Sasaran khusus dari kegiatan PR : 1. Public Understanding Dari semua kegiatan PR yang dilakukan, diharapkan publik mampu memahami dan mengerti perusahaan dan keberadaannya. 2. Public Acceptance Dengan memahami bagaimana perusahaan dengan tujuannya, diharapkan publik mau menerima keberadaan perusahaan. 3. Public Support Ketika publik sudah memahami bagaimana perusahaan dengan tujuannya, diharapkan publik mau mendukung perusahaan. 4. Public Cooperation Dukungan yang diberikan terhadap perusahaan diharapkan dapat juga terbentuk kerjasama dari publik dengan perusahaan. 2.2.4. Tahapan Kegiatan PR Pada dasarnya tujuan umum dari kegiatan PR adalah bagaimana upaya menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya dengan harapan akan tercipta citra positif, kemauan yang baik, saling menghargai, saling timbul pengertian, toleransi antar kedua belah pihak yang terkait. 31 George R. Terry menjelaskan bahwa manajemen sebagai suatu proses yakni proses aktivitas yang terdiri dari empat sub-aktivitas. Keempat sub-aktivitas itu dikenal sebagai POAC yang merupakan singkatan dari Planning, Organizing, Actuating dan Controlling. Keempat sub-aktivitas itu diuraikan sebagai berikut ; 21 a. Planning (Perencanaan) Planning atau perencanaan adalah aktivitas menetapkan tujuan dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Tindakantindakan itu meliputi jawaban-jawaban dari pertanyaan sebagai berikut ; pekerjaan apa yang perlu digarap ?, berapa orang yang dibutuhkan ?, berapa biaya yang diperlukan dan dapat disediakan ?, dari mana bahan dapat diperoleh ?, peralatan apa yang harus disediakan, bagaimana melaksanakannya ?, kapan pekerjaan akan dilaksanakan ?. Dalam menyusun sebuah rencana diperlukan kemampuan meramalkan dan memvisualisasikannya agar dapat memperkirakan hambatan-hambatan yang mungkin akan dijumpai. b. Organizing (Pengorganisasian) Organizing merupakan jembatan yang menghubungkan rencana dengan pelaksanaan, yakni penggerakan atau penggiatan orangorang yang akan dilibatkan dalam pencapaian tujuan. Pengorganisasian adalah kegiatan membagi-bagikan tugas kepada komponen-komoponen aktivitas di antara para anggota kelompok. Disini peran “the right man in the right place” memegang peranan yang sangat penting. Sebab efektivitas dan efisiensi banyak ditentukan oleh ketepatan orangnya. Efektif berarti berhasil mencapai tujuan seraya memuaskan hati semua pihak yang dilibatkan dalam pencapaian tujuan tersebut. Efisien berarti ketepatan dalam mencapai tujuan dengan biaya yang telah ditetapkan. 21 Onong Uchjana Effendi, op. cit, hal. 5. 32 c. Actuating (Penggiatan) Penggiatan berarti upaya mengerahkan sambil merangsang para anggota kelompok agar melaksanakan tugasnya dengan gairah. Penggiatan ini meliputi upaya-upaya memimpin, membimbing dan mengarahkan sedemikian rupa, sehingga para anggota kelompok itu mempunyai aktivitas dan kreativitas dalam melaksanakan rencana dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. d. Controlling (Pengawasan) Controlling adalah tindakan memeriksa atau mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilakukan para anggota kelompok sesuai dengan rencana. 2.3. Strategi Public Relations Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) untuk mencapai suatu tujuan. 22 Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak hanya sebagai penunjuk arah saja, melainkan harus menunjukkan taktik operasionalnya. Oleh James Brian Quinn, strategi diartikan sebagai pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan pokok kebijakan dan rangkaian tindakan sebuah organisasi ke dalam satu kesatuan yang kohesif. Sedangkan Porter menyatakan bahwa strategi mengacu pada formula berbasis luas mengenai cara bisnis bersaing; tujuan apa yang ingin dicapai, dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Hakikat perumusan strategi yang kompetitif adalah mengaitkan 22 Onong Uchjana, op. cit., hal. 32. 33 organisasi dengan lingkungannya. 23 Menurut Ahmad S. Adnanputra pakar Humas dalam naskahnya berjudul ”Public Relations Strategy” adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning) yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. 24 Dalam menentukan suatu strategi yang efektif, maka harus diketahui terlebih dahulu tujuan (obyektif) yang hendak diraih, yaitu pada posisi tertentu atau dimensi yang hendak dicapai sesuai dengan perencanaan (statement of organization destination) yang telah diperhitungkan dengan baik, dengan pihakpihak yang terlibat dalam manajemen suatu organisasi bersangkutan, yaitu strategi ”apa dan bagaimana” yang dipergunakan dalam perencanaan untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan, dan program kerja (action plan) merupakan suatu strategi yang dijabarkan dalam langkah-langkah yang telah dijadwalkan (direncanakan semula), kemudian terakhir yang paling menentukan adalah unsur anggaran (budget) yang sudah dipersiapkan, dan sekaligus merupakan ”dana dan daya” sebagai pendukung yang bersifat khusus yang dialokasikan untuk terlaksananya atas suatu strategi program kerja manajemen humas / Public Relations. 23 Yosal Iriantara, Manajemen Strategis PR, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, hal. 12. Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hal. 114. 24 34 Mengacu pada strategi Public Relations tersebut diatas, maka Ahmad S. Adnanputra memberikan batasan pengertian strategi Public Relations yaitu ”Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna untuk mencapai tujuan Public Relations dalam rangka suatu rencana Public Relations (Public Relations Plan).” Strategi kegiatan Public Relations diharapkan mampu menegakkan dan mengembangkan suatu ”citra yang menguntungkan” (favorable image) bagi organisasi atau perusahaan terhadap khalayak sasaran yang terkait yaitu publik internal dan eskternal, sehingga diperoleh suatu persepsi yang menguntungkan bagi khalayak sasarannya. Dengan demikian pada akhirnya akan tercipta suatu opini dan citra yang menguntungkan. Untuk keperluan publikasi, maka tujuan strategi Public Relations dalam berkomunikasi adalah untuk menciptakan pengetahuan, pengertian, minat dan dukungan dari berbagai pihak untuk memperoleh citra bagi lembaga atau organisasi yang diwakilinya. Jadi strategi itu pada hakekatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktek operasionalnya. Sedangkan dalam proses komunikasi melibatkan komunikator dengan segala kemampuannya untuk mempengaruhi komunikan dengan dukungan berbagai aspek teknis dan praktis operasional dalam bentuk taktis dan strategis untuk mencapai tujuan tertentu. 35 Dari dua pengertian tersebut diatas dapat penulis pahami, bahwa yang dimaksud dengan Strategi adalah salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan oleh banyak sedikitnya orang dengan mencurahkan perasaan dan pikiran dalam tindakan yang spontan pada setiap bagian dalam setiap perusahaan, yang dilakukan berdasarkan perencanaan yang matang. 2.4. Publikasi Dalam Perspektif Public Relations Public Relations bertanggung jawab untuk menentukan dan mempertahankan komunikasi dua arah secara terbuka dengan seluruh masyarakat, serta menciptakan opini baik tentang perusahaan atau organisasi. Dan salah satu kegiatan dari bagian PR adalah mendorong publisitas. Dalam membentuk pengenalan atau pemahaman dapat ditempuh dengan mengadakan publikasi, hal ini demikian pula dilakukan untuk organisasi atau perusahaan. Publikasi merupakan tugas seorang PR dalam menceritakan atau menyampaikan informasi sebanyak mungkin mengenai kegiatan perusahaan kepada masyarakat luas, dengan kata lain publikasi merupakan bagian terbesar dan terpenting, atau ujung tombak dari pada PR. 2.4.1 Pengertian Publikasi Dalam melakukan kegiatan publikasi seorang praktisi public relations bertindak sebagai mediator yaitu menyampaikan kepentingan serta membina dan 36 meningkatkan eksternal relations antara perusahaan dengan para anggota atau publiknya. Menurut Frank Jeffkins, publisitas adalah dampak dari diketahuinya suatu informasi. Dan selain itu, Basu mengatakan definisi publikasi yaitu “Publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang, barang, jasa disuatu organisasi atau perusahaan yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya dan tanpa pengawasan dari sponsor”. Jika dibandingkan dengan promosi dan seperti periklanan, publikasi mempunyai beberapa kelebihan, antara lain: 1. Publikasi dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca iklan. 2. Publikasi dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat kabar atau pada posisi lain yang menyolok. 3. Lebih dapat dipercaya. Apabila sebuah surat kabar atau majalah mempublikasikan sebuah cerita sebagai berita, dan berita umumnya lebih dipercaya daripada iklan. Selain beberapa kelebihan di atas, publikasi juga mempunyai kekurangan, antara lain publikasi tidak dapat menggantikan peranan dari alat promosi yang lain. Publikasi hanya mendukung metode promosi lain, dan harus dipertimbangkan sebagai satu elemen dalam program komunikasi pemasaran secara keseluruhan. 37 2.5. Media Publikasi Untuk menjalankan peran dan fungsinya, public relations memerlukan media sebagai sarana penunjang guna mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki. Media dalam public relations merupakan bagian terpenting dari elemen-eemen yang tidak pernah lepas dari aktivitas public relations. Frank Jeffkins berpendapat bahwa public relations sebagai sarana untuk menjangkau khalayak tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan public relations. 25 Public Relations dalam menyalurkan informasi-informasi untuk membentuk keyakinan publik, perlu membedakan aktivitas public relations yang merupakan kegiatan Media Direct (MD) dan Media Indirect (MI). 26 2.5.1. Media Direct (MD) Media Direct merupakan aktivitas dimana public relations memberikan informasi secara langsung kepada media massa. Dalam hal ini praktisi public relations mewakili perusahaan tertentu dan menjadi pihak pertama yang memberikan informasi langsung kepada media. Aktivitas Media Direct dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Formal, 25 dimana perusahaan membentuk forum resmi untuk Frank Jeffkins, op. cit. hal. 122. Silih Agung Waesa, Strategi Public Relations, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005, hal. 309. 26 38 berhubungan dengan media massa, forum tersebut antara lain : 1. Press conference, perusahaan mengundang media massa untuk hadir dalam press conference mengenai suatu tema. 2. Press release, perusahaan mengirimkan siaran pers untuk dimuat oleh media massa dan kehebatan membuat press release yang memikat menjadi syarat utama press release, dan seorang public relations dituntut untuk dapat mengemasnya. 3. Product launching, merupakan perpanjangan dari press conference, hanya saja ditambah dengan event peluncuran produk. b. Informal, perusahaan menghubungi wartawan dalam situasi yang cenderung tidak formal, diantaranya adalah : 1. Media gathering, merupakan forum semi formal perusahaan dimana yang diundang hanya beberapa media massa yang tersegmentasi sesuai dengan informasi yang akan diberikan oleh perusahaan. 2. Test drive, Perusahaan mengndang wartawan untuk secara langsung mengadakan uji coba mengenai produk yang baru saja diluncurkan. 2.5.2. Media Indirect (MI) Media Indirect adalah aktivitas dimana public relations tidak langsung berhadapan dengan media. Di sini public relations menggunakan kredibilitas 39 pihak ketiga sebagai penyampai informasi. Tujuannya adalah sama, yaitu untuk mengembangkan sebuah citra atau persepsi publik. Beberapa hal yang sering dilakukan berkaitan dengan strategi Media Indirect adalah: 1. Juru Bicara Tidak Resmi Strategi ini sering dilakukan dengan mencari pembuat opini publik, seperti pengamat, pakar atau bahkan public figure, yang memiliki kesamaan pandangan terhadap suatu hal, sehingga dapat menarik perhatian publik. 2. Penulisan Artikel Opini Sering kali praktisi PR membantu menuliskan gagasannya dalam bentuk artikel, baik melalui wawancara atau menulis kembali artikel yang sudah ada, dan kemudian membantu pemuatannya di media massa, 3. Penulisan Feature Artikel Banyak hasil penelitian ataupun situasi diluar Indonesia yang terkadang sangat mendukung pembentukan citra yang diinginkan oleh perusahaan. Tapi sering kali media massa tidak memiliki banyak waktu untuk menulis dan mengakseskan hasil penelitian tersebut, dan praktisi public relations membantu penulisannya agar mudah dipahami pembaca media massa. 4. Feeding Informations 40 Memberikan informasi kepada pembuat opini publik untuk membangun persepsi yang sama dengan yang dimiliki oleh perusahaan. Atau setidaknya, pembentuk opini publik tahu latar belakang yang menjadi visi dan misi perusahaan dalam memandang sebuah masalah. 5. Focus Group Discussion Mengumpulkan pembentuk opini publik dalam suatu forum tertutup untuk mebangun diskusi yang terarah dan mendapatkan pandanganpandangan mereka secara terarah. 6. Seminar Pihak Ketiga Sebuah opini di media massa sangat mungkin berkembang melalui seminar yang diadakan oleh pihak ketiga, dan praktisi PR turut mendukung dalam menyediakan bahan dan pembicara dalam seminar tersebut. 7. Event Pihak Ketiga Event pihak ketiga untuk membentuk sebuah event dan biasanya juga memiliki dampak kuat untuk menarik pemberitaan. Taktik ini biasanya bermanfaat untuk menarik perhatian disaaat media massa tengah menghadapi banyak pilihan pemberitaan. Pada hakekatnya kegiatan PR itu mencakup kegiatan internal dan eksternal, maka media yang dimanfaatkan apabila dilihat dari jenis khalayaknya terbagi menjadi : a. Media Internal, seperti : In-house Magazine, majalah dinding, 41 email, Pengumuman, Surat dan Telephone. b. Media Eksternal, seperti : Company profile, Prospektus, Annual Report dan News Letter. 2.6. Efektifitas Publikasi Public Relations Tujuan dari publikasi itu sendiri adalah untuk menyampaikan ide atau gagasan dari suatu sumber kepada khalayak tertentu oleh karena itu, setiap upaya publikasi harus terfokus pada ide atau gagasan yang disampaikan. Dalam setiap hal, publikasi haruslah jujur, akurat dan dapat dimengerti, aturan ini berlaku untuk publikasi yang bersifat positif maupun negatif dan apabila terjadi pelanggaran, maka hal tersebut dapat menyebabkan reaksi yang merugikan. Pada dasarnya untuk mencapai suatu publikasi yang efektif, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain: 1. Publikasi haruslah benar-benar jujur dan sesuai fakta. Publikasi hanya dapat memberikan informasi membujuk yang didasarkan oleh kebaikan. Apapun yang akan dipublikasin harus merupakan sesuatu yang dapat diterima oleh khalayak luas. 2. Publikasi harus dapat dipercaya (credible) dan khalayak luas harus dapat mempercayainya. 3. Publikasi haruslah tepat, apa yang dipublikasikan harus sesuai dengan persepsi khalayak. 42 2.7. Eksternal Relations Setiap organisasi memiliki sendiri khalayak khususnya. Kepada khalayak terbatas itulah PR senantiasa menjalin komunikasi, baik secara internal maupun eksternal. Publik eksternal adalah orang-orang atau pihak-pihak yang memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak langsung dengan organisasi namun posisinya berada di luar struktur organisasi. 27 Untuk kepentingan, kemajuan dan kelangsungan suatu organisasi atau perusahaan, para customer eksternal harus selalu diperhatikan dengan baik dan dilayani secara layak. Publik eksternal terdiri dari bermacam-macam segmentasi dengan tingkat pendidikan, pendapatan, tingkat kehidupan dan sebagainya yang berbeda satu dengan lainnya. Tentu saja dalam menghadapi publik eksternal seorang PR harus memiliki strategi yang berbeda pula, sesuai dengan karakteristik segmennya. Demikian juga ketika harus berhubungan dengan pelanggannya. Tindakan-tindakan yang diarahkan kepada pelanggan eksternal dapat disebut juga sebagai eksternal public relations, yaitu kegiatan yang ditujukan untuk mempererat hubungan atau memelihara loyalitas pelanggan dengan cara membentuk opini publik yang positif terhadap organisasi/perusahaan. 28 Menurut Abdurrachrnan eksternal public relations ini mutlak diperlukan sebab akan sangat bermanfaat dalam : 27 28 Rhenald Khasali, Manajemen Public Relations, PT. Graffiti, Jakarta, 2003, hal. 11. Atep Adya Barata, op.cit., hal. 203. 43 a) Memperluas jumlah pelanggan b) Memperkenalkan produk c) Mencari modal dan hubungan d) Memperbaiki hubungan dengan serikat buruh e) Memecahkan persoalan-persoalan yang sedang dihadapi organisasi. 29 Menurut F. Rachmadi salah satu tujuan eksternal relations adalah : “Mempererat hubungan dengan orang-orang diluar perusahaan sehingga akan terbentuk opini yang menguntungkan terhadap perusahaan tersebut. Tugasnya adalah rnengadakan kornunikasi dua arah yang sifatnya informative dan persuasive kepada publik luar. lnformasi harus diberikan dengan jujur, berdasarkan fakta dan harus diteliti, karena publik mempunyai hak untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang sesuatu yang menyangkut kepentingannya .” 30 Masing-masing publik eksternal mempunyai kepentingan yang berbeda dengan organisasi, sehingga pendekatannya perlu berbeda satu dengan lainnya. Eksternal relations yang PR lakukan dapat kita lihat seperti di bawah ini : 1) Konsumen / pelanggan (customers), yaitu hubungan antara perusahaan dengan para pelanggan atau klien dengan tujuan untuk menjalin, memelihara dan memperbaiki hubungan yang harmonis dan saling pengertian serta kerjasama yang baik antara perusahaan dan publiknya. 2) Masyarakat (community), yaitu hubungan dengan masyarakat sekitar. 29 Oemi Abdurrachman, Dasar-dasar PR, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hal. 34. F. Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994, hal. 53. 30 44 Dengan saling mengenal antara PR dengan penduduk sekitar akan mudah diselesaikan apabila timbul suatu masalah yang menyangkut kepentingan penduduk dalam kaitannya dengan orang ditempat PR bekerja. Dalam hubungan ini komunikasi amat berperan. 31 3) Pemerintah (government), yaitu hubungan dengan organisasi atau instansi pemerintah. Tujuan hubungan tersebut adalah, disatu pihak melancarkan hubungan kerja bilamana suatu ketika diperlukan, memperlicin permohonan kalau sewaktu-waktu diajukan, mempermudah pemecahan masalah jika suatu saat terjadi salah pengertian. 32 4) Media Massa (press), yaitu hubungan dengan media. Tujuan pokok diadakannya hubungan pers adalah menciptakan "pengetahun dan pemahaman", jadi jelas bukan semata-semata untuk menyebarkan suatu pesan sesuai dengan keinginan perusahaan atau klien demi mendapatkan "suatu citra atau sosok yang lebih indah daripada aslinya dimata umum". Tidak seorangpun yang berhak mendikte apa yang harus diterbitkan untuk disiarkan oleh media massa, setidak-tidaknya di suatu masyarakat yang demokratis. 33 5) Pemasok (supplier), yaitu hubungan dengan para pemasok perusahaan. 31 Wilbur J. (Bill) Peak dalam Prof. Onong Uchjana Effendy MA., Hubungan Masyarakat (suatu studi komunikologis), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992, hal. 114. 32 Onong Uchjana Effendy, op.cit., hal. 118. 33 Frank Jefkins, op.cit., hal. 99. 45 6) Distributor, yaitu hubungan dengan para distributor yang sedikit banyak membantu jalannya aktivitas perusahaan. 7) Pesaing (competitor), yaitu hubungan dengan para pesaing. Tugas PR disini adalah meyakinkan para manajer bahwa dalam batasbatas tertentu perusahaan dapat memanfaatkan pesaing, yang disebut Marketing Control (mengukur efisiensi perusahaan dalam keadaan yang ditawarkan pesaing). 34 8) Lembaga Pendidikan (academic community), yaitu hubungan dengan lembaga pendidikan. Hubungan-hubungan tersebut diatas harus tetap dibina sebaik mungkin, sehingga terjalin hubungan yang harmonis agar perusahaan /organisasi memperoleh penilaian yang positif. 34 Rhenald Khasali, op.cit., hal. 79.