BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Kata komunikasi itu sendiri menurut Onong Uchjana Effendi, yaitu berasal dari perkataan bahasa Latin : Communication yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Dengan demikian secara garis besar dalam suatu proses komunikasi harus dapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).1 Komunikasi menjadi salah satu hal penting dalam sendi-sendi kehidupan, dalam berkomunikasi social maupun dengan organisasi, dalam hal ini terdapat proses yang dibutuhkan untuk berkomunikasi. Adapun proses komunikasi menurut Onong Uchjana terbagi atas dua tahap, yaitu secara primer dan secara sekunder. 1. Proses Komunikasi Secara Primer Adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang yang umum digunakan seperti bahasa, namun dalam situasi komunikasi tertentu 1 Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2006. Hal:73 10 11 lambang-lambang yang digunakan dapat berbentuk gambar, gerak tubuh, warna dan sebagainya. 2. Proses Komunikasi Secara Sekunder Adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Proses ini termasuk sambungan dari proses primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, dalam prosesnya komunikasi sekunder ini akan semakin efektif dan efisien karena didukung oleh tekhnologi komunikasi yang semakin canggih yang ditopang oleh tekhnologi-tekhnologi lainnya.2 2.1.1 Komunikasi Organisasi Istilah organisasi berasal dari bahasa latin organizare yang secara hariah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantungan. Di antara para ahli menyebutkan paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana. Pandangan secara subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan yang dilakukan orang-orang. Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, transaksi yang melibatkan orang-orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan orang-orang antara yang satu dengan yang lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari pandangan secara objektif organisasi berarti struktur: berdasarkan secara subjektif 2 Onong Uchjana Effendi. Bandung. 2004. Hal. 11 Ilmu komunikasi: Teori Komunikasi dan Praktek.. Remaja Rosda Karya, 12 organisasi berarti proses. Penekanan pada perilaku atau struktur bergantung pada yang dianut. Menurut Goldhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai berikut : “organizational communications is the process of creating and exchanging message within a network of interdependent relationship to cope with environmental uncertainty”.3 Dengan kata-kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubahubah. Menurut R. Wayne Pace Don F. Faules, komunikasi organisasi dapat didefinisikan yaitu "sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu”.4 Komunikasi Organisasi adalah suatu sistem yang saling bergantung, yang mencakup komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal yaitu komunikasi yang dilakukan di dalam organisasi.Komunikasi yang dilakukan oleh atas dan bawahan ataupun sebaliknya. Komunikasi eksternal yaitu komunikasi yang dilakukan humas dengan masyarakat luas atau para stakeholdernya demi memelihara hubungan baik perusahaan. Definisi diatas memperlihatkan bahwa adanya pertunjukan dan pertukaran pesan merupakan penyampaian dan penerimaan informasi yang menurut pace dan 3 Khomsahrial Romli. Komunikasi Organisasi Lengkap. PT Grasindo. Jakarta. 2011. Hal 13 R. Wayne Pace Don F. Faules dan Deddy Mulyana. Komunikasi Organisasi. PT Remaja Rosdakarya. . Bandung. 2001. Hal. 31 4 13 faules dalam penyampaian dan penerimaan informasi keseluruh unit-unit organisasi atau seluruh bagian organisasi yang merupakan salah satu tantangan besar dalam organisasi. Hambatan komunikasi organisasi Di dalam berkomunikasi di organisasi terdapat beberapa hambatan diantaranya adalah : 1. Hambatan teknis Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efisien sebagai media Komunikasi Menurut Cruden dan Sherman dalam bukunya personel management jenis hambatan teknis dari komunikasi : a. tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas b. kurangnya informasi atau penjelasan c. kurangnya keterampilan membaca d. Pemilihan media (saluran) yang kurang tepat 2. Hambatan semantik 14 Gangguan Semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantic sebagai studi atas pengertian,yang diungkapkapn lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbale balik arti dan pengertian (komunikator dan komunikan) tetapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara symbol (kata ) dan apa yang disimbolkan (arti atau penafsiran) dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya Untuk menghindari miskomunikasi semacam ini seorang komunikatir harus memilih kata kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikan nya dan melihat kemungkinan penafisran terhadap kata-kata yang dipakainya. 3. Hambatan manusiawi Terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi persepsi kecakapn atau ketidakcakapan kemapanan atau ketidakmampuan alat-alat panca indra seseorang dll. 2.1.2 Aliran Komunikasi Organisasi Berbicara masalah komunikasi organisasi tidak lepas dari masalah perpindahan aliran informasi secara formal. Ada empat jenis arah aliran komunikasi dalam organisasi yaitu: 1. komunikasi kebawah Aliran komunikasi dari atasan atau orang yang memiliki otoritas lebih tinggi ke bawahan yang otoritasnya lebih rendah. 15 Menurut katz dan khan ada lima jenis informasi yang biasanya dikomunikasikan kepada bawahan yaitu : a. informasi bagaimana melakukan pekerjaan. b. informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan. c. informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi. d. informasi mengenai kinerja pegawai. Dengan landasan pengertian komunikasi dan organisasi sebagaimana yang telah diuraikan diatas, maka terdapat batasan tentang komunikasi organisasi yaitu komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi atau dengan definisi yang diungkapkan oleh Goldhaber,komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam sesuatu jaringan yang sifat hubungan nya saling berkaitan satu sama lain (The flow of messages within a network of independent relationship. 2. Fungsi Komunikasi dalam organisasi Menurut sendjaja organisasi baik yang berorientasi untuk mencari keuntungan (Profit) maupun nirlaba (Non profit) memiliki empat fungsi organisasi yaitu fungsi normative regulatif persuasif dan integrative. Keempat fungsi tersebut dijelaskan sebagai berikut : 16 a. Fungsi informatif Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi (information-processing system) maksudnya seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. b. Fungsi Regulatif Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi pada semua organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh terhadap regulatif ini. Pertama atasan atau orang orang yang berada dalam tatanan manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan kedua berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya. 2.1.3 Unsur-unsur Komunikasi Dalam definisi komunikasi yang tercantum di atas terlihat dengan jelas beberapa unsur yang mendukung terjadinya komunikasi yang efektif. Jika salah satu dari unsur pokok tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak berjalan efektif. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing unsur yang sangat diperlukan dalam komunikasi : 17 1. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang dan kelompok. 2. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. 3. Media Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antar pribadi, panca indera manusia, ada juga saluran komunikasi telepon, surat, telegram, yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi. 4. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima akibat dari adanya sumber penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. 18 5. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. 6. Tanggapan Balik Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik juga berasal dari unsur lain seperti pesan dari media, meski pesan belum sampai kepada penerima. 7. Lingkungan Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi.Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu.5 2.1.4 Komunikasi Internal Komunikasi internal adalah komunikasi antara manajer dengan komunikan yang berada di dalam organisasi, yakni para pegawai, secara timbal balik karena dalam organisasi terdapat jenjang kepangkatan yang menyebabkan adanya pegawai yang memimpin dan dipimpin, maka dalam manajemen tidak saja terjadi komunikasi antara pegawai yang sama status atau pangkat-pangkatnya, tetapi juga antara pegawai yang memimpin dan yang dipimpin.6 5 6 Dani Vardiansyah.”Pengantar Ilmu Komunikasi”, Ghalia Indonesia, Bogor Selatan. 2004, hal:16 Onong Uchjana Effendy. Human Relation dan Public Relations. Mandar Maju. Bandung. 1993. Hal. 17 19 2.2 Public Relations Public Relations merupakan penghubung antara organisasi dengan publiknya, baik publik internal (top management, pemegang saham, keluarga, karyawan) maupun publik eksternal (pemerintah, pesaing perusahaan, pers, konsumen). Dengan demikian, PR merupakan bentuk komunikasi yang berlaku disemua jenis organisasi, baik yang bersifat komersial atau non komersial disektor publik pemerintahan maupun swasta. Definisi Public Relations yang dikemukakan oleh Cutlip dan Center (1958: 6) dalam bukunya Effektive Public Relations mengemukakan bahwa: “Public Relationsis the communication and interpretation, and the communications and ideas from an institution to its publics, andv the communications of information, ideas, and opinions from those public to the institutions, in a sincere effort to establish mutuality of interest and this achive the harmonious adjustment of an institution to its community”. Artinya, Public Relations adalah suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, dan pengkomunikasian informasi, gagasan-gagasan, serta pendapat dari publiknya itu kepada lembaga tadi, dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakatnya.7 7 Kustadi Suhandang. Public Relations Perusahaan: Kajian, Program dan Implementasi, Penerbit Nuansa, Bandung. 2004, Hal: 45 20 2.2.1 Fungsi Public Relations Menurut pakar Humas Internasional, Cutlip & Center and Canfield dalam buku Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi fungsi Public Relations dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 5. Menciptakan komunikasi dua arah tibal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi kepubliknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.8 2.2.2 Khalayak Public Relations Dalam menjalankan tugasnya Public Relations memiliki khalayak yang menjadi sasaran dalam penyampaian informasinya. Khalayak (public) adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi baik secara internal maupun eksternal. 8 Op cit. Rosady Ruslan. 2007. Hal 19 21 Publik atau khalayak dalam Public Relations dapat diklasifikasikan dalam dua kategori yaitu : 1. Publik Internal yaitu publik yang berada di dalam organisasi atau perusahaan, seperti supervisor, karyawan pelaksana, manajemen, pemegang saham, dan direksi perusahaan. 2. Publik Eksternal yaitu publik secara organisasi tidak berkaitan langsung dengan perusahaan seperti konsumen, penyalur, pemasok, bank pers, pemerintah, pendidik atau dosen, pelanggan dan komunitas. 2.3 Media Internal Media internal adalah media yang digunakan untuk mengkonsumsikan suatu informasi kepada pendengar atau pembaca (audience) baik cetak maupun elektronik. Media internal dianggap sebagai media alternative dalam melakukan komunikasi dialogis atau two ways communicaton antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya. “Media internal menurut Ardianto adalah media yang dipergunakan untuk kepentingan kalangan terbatas dan non komersial serta lazim digunakan dalam aktivitas public relations.”9 Media internal hingga saat ini masih menjadi media utama dalam memenuhi kebutuhan informasi khalayak internal perusahaan. Kemampuannya dalam menyampaikan informasi yang lebih detail dan spesifik kepada khalayak internal sangat berpengaruh dalam menciptakan komunikasi dua arah yang efisien antara public internal dengan perusahaannya. 9 Soemirat dan Ardianto. Dasar-dasar Public Relations. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2009. Hal 75 22 2.3.1 Fungsi Media Internal Dalam Media Internal, informasi yang terkandung didalamnya harus mempunyai fungsi bagi pembacanya, fungsi tersebut adalah : 1. Fungsi Informatif, artinya materi publikasi berfungsi informati apabila materi itu menambah pengetahuan baru bagi pembaca. 2. Fungsi edukatif, materi publikasi berfungsi edukatif apabila informasi memperlihatkan kepada pembaca tentang cara baru untuk melakukan sesuatu kegiatan atau cara baru untuk mengatasi suatu masalah. 3. Fungsi Hiburan, materi publikasi berfungsi menghibur apabila informasi yang dikandung memberikan ganjaran psikologis.10 2.3.2 Bentuk – bentuk Media Internal Menurut Dedy Mulyana dalam bukunya Metodologi Penelitian Komunikasi, jenis-jenis media publikasi organisasi antara lain sebagai berikut: 1. Buletin Buletin adalah publikasi organisasi yang menyangkut perkembangan suatu topik atau aspek tertentu dan diterbitkan secara teratur dalam waktu yang relatif singkat. 2. House journal Media internal atau In House Journal dipergunakan oleh PR untuk keperluan publikasi atau sebagai sarana komunikasi yang di tujukan pada 10 Onong Uchjana Effendy. Human Relation dan Public Relations. Mandar Maju. Bandung. 1993. Hal. 212 23 kalangan terbatas ; seperti karyawan, relasi bisnis, nasabah, konsumen. Biasanya berbentuk: Newsletter, Magazine, Tabloit, Buletin, Company Profile, Annual Report, Prospektus dan lain sebagainya. 3. Printed Material Barang cetakan untuk tujuan publikasi PR dalam upaya penyampaian pesan pesan yang bentuk: Brochure, Leaflet, Booklet, Kop Surat, Kartu Nama, Kartu Ucapan Selamat, Kalender dan yang lainnya 4. Media Pertemuan (Event) Media pertemuan secara langsung dengan para audiensnya melalui tatap muka langsung, misalnya dengan presentasi seminar, pameran dan lain sebaginya. 5. Media Sarana Public Relations Media PR yang berkaitan dengan penampila identitas perusahaan (Corporate Identity) yang merupakan simbol atau nama perusahaan, logo, warna standart perusahaa dan kemasan prosuk (Corporate and Product Color image), penampilan da citra lobby kantor (front office lobby image), pakaian seragam (Uniform) dan hingga model huruf atau perusahaan (sytle of identity mark) yang sekaligus merupaka citra perusahaan yang khas sebagai pembeda dengan kompetitor lainnya. 6. Media Personal Media personal ini merupakan media PR yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengadaka pertemuan langsung (face to face contact) untuk maksud mengatakan pendekatan personal (personal approach) atau 24 melobi dan kemudian meningkatkan untuk bernegosiasi sehingga kedua belah pihak dapat terlibat dalam perundingan akan mencapai kata sepakat. Artinya kemampuan dalam presentasi, melobbi, bernegosiasi dan lain sebagainya harus dikuasai oleh seorang Public Relations yang profesional dalam perannya mewakili perusahaan. 11 2.3.3 Bentuk Tulisan dalam Media Internal 1. Berita langsung/straight news yaitu tulisan untuk menyampaikan unsurunsur terpenting dari suatu peristiwa yang secepatnya harus diketahui pembaca. 2. Karangan khas/feasture yaitu tlisan mengenai suatu kejadian yang dapat menyentuh perasaan ataupun yang menambah pengetahuan pembaca lewat penjelasan rinci, lengkap dan mendalam. 3. Laporan mendalam yaitu tulisan yang mencoba memahami permasalahan secara lebih lengkap, mendalam dan analitis. 4. Kolom opini yaitu tulisan yang menyatakan pendapat atau penilaian. 5. Artikel yaitu tulisan yang berisi tentang pengetahuan dan keterampilan. 2.4 Efektifitas Efektifitas berasal dari kata efek, yang dapat diartikan sebagai dampak atau semua jenis perubahan yang terjadi didalam diri seseorang setelah menerima pesan dari suatu sumber serta menghasilkan efek-efek perubahan seperti yang 11 Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung: 2000. Hal 45 25 diharapkan oleh sumber. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan sikap, pengetahuan dan perilaku nyata.12 Efektifitas suatu media terkait dengan tujuan dari program hubungan pengguna, untuk itu dapat dikatakan bahwa efektifitas media dapat dilihat dari pencapaian tujuan program hubungan penggunaan, apakah media itu dapat: 1. Menentukan apakah para pengguna memikirkan dan membicarakan kebijakan, tindakan, produk atau pelayanan perusahaan. 2. Menyebar luaskan informasi kepada public pengguna produk, pelayanan, kebijaksanaan, dan public perusahaan. 3. Menjawab pertanyaan penggunaan yang berhubungan dengan perusahaan, produk dan pelayanan serta manfaat. 4. Memberikan informasi dan mendidik para pengguna mengenai pengetahuan untuk memenuhi kebutuhannya. 5. Mempersiapkan dan menyebar luaskan petunjuk dan informasi tentang penggunaan produk sehingga para pengguna akan memperoleh kepuasan maksimal dalam pemakaian produk.13 Sedangkan efektifitas public relations bisa diukur dengan baik bila pesan utama, kelompok sasaran utama dan saluran komunikasi yang diinginkan organisasi sudah diidentifikasikan dan dipahami dengan jelas sebelumnya.14 12 Andre Hardjana. Audit Komunikasi: Teori Komunikasi dan Praktek. Grasindo. Jakarta. 2000. Hal 23 Cutlip Scott M, Allen H. Center and Glen M. Broom, 1985, Effective Public Relations. 6th 14 Yosal iriantara, 2008. Media Relation Konsep Pendekatan dan praktik. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. Hal 190 13 26 Menurut Hardjana di dalam bukunya Audit Komunikasi menjelaskan tentang efektifitas sebuah media internal komunikasi adalah sebagai berikut15: 1. Penerima/pemakai : penerima pesan vs penerima pesan yang dituju. Penerima pesan merupakan objek yang diharapkan untuk menerima pesan tersebut. 2. Isi : yang diterima atau ditelusuri vs yang dimaksud dan isi pesan yang diterima memang sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. 3. Ketepatan waktu : sesuai jadwal vs menyimpang jadwal. Pesan yang dimaksud sampai pada penerima pesan tepat pada waktunya. Hal ini berarti bahwa penyampaian pesan tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi. 4. Media : yang dimaksud di sini adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan sesuai dengan kebutuhan dan diharapkan oleh pengirim pesan dan penerima pesan. 5. Format : struktur yang diterima vs pesan yang dikirim, terdapat kesesuaian format antara yang dimaksud oleh pengirim dengan penerima. 6. Sumber : orang yang melakukan sekaligus bertanggung jawab, artinya terdapat kejelasan sumber yang dapat dipertanggung jawabkan sehingga pesan yang disampaikan akurat. Jadi sebuah media internal dikatakan efektif apabila isi dari media internal tersebut cukup mewakili beberapa dimensi yang disebutkan di atas. Mulai dari kejelasan sumber, ketepatan waktu, format maupun isinya. 15 Ashadi, Siregar dan Rondang Pasaribu. Bagaimana Mengelola Media Komunikasi Organisasi. Cetakan Kelima. Kanisius. Yogyakarta. 2000. Hal 62 27 2.5 Employee Relations Karyawan merupakan bagian dari khalayak internal sebuah organisasi yang memiliki kedudukan penting bagi kelangsungan instansi, sehingga dapat dikatakan bahwa roda organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar adalah terletak pada karyawan. Tanpa adanya kedudukan karyawan, instansi akan sulit berjalan, keberadaan public relations di dalam sebuah organisasi dapat dijadikan sebagai komunikator atau mediator dalam mempertemukan kepentingan instansi dengan karyawan. Karyawan sebagai salah satu bagian penting bagi keberhasilan manajemen, dalam hal ini perusahaan hendaknya turut mendapat perhatian ekstra. Mereka merupakan suatu potensi yang sangat berarti dalam organisasi, potensi mana yang dapat dikembangkan baik dari sebelumnya. Karena mereka itu di anggap salah satu public yang menentukan suksesnya organisasi atau perusahaan, maka perlu diadakan hubungan baik dan terarah. Kegagalan dalam menyajikan informasi kepada karyawan tentang kebijaksanan dan perkembangan perusahaan yang mempengaruhi kepentingannya, akan menimbulkan kesalahpahaman, desas-desus palsu dan kecaman. Apabila tidak diberikan informasi tentang hal seperti itu, maka karyawan akan membuat asumsinya sendiri, yang semakin salah, atau mereka mendengar sumber dari luar yang mungkin memberikan informasi yang tidak tepat. Menurut Rosady Ruslan, dalam bukunya Manajamen Public Relations & Media Komunikasi mengutip dari Scoot & Center menerangkan bahwa public internal dapat juga disebut hubungan masyarakat internal atau hubungan dengan 28 kepegawaian (employee relations), berarti sekelompok orang-orang yang sedang bekerja di suatu organisasi atau perusahaan yang jelas secara funsional, organisasi ataupun bidang teknis dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapi.16 Oleh sebab itu, maka terlihat bahwa hubungan kerja antara pimpinan dengan bawahan perlu di bina untuk lebih memudahkan pemberian motivasi kerja kepada karyawan, disamping atasan akan terbatu dalam tugasnya melalui informasi dan laporan yang lancar dan tepat waktu dari bawahan. Dengan begitu, adanya hubungan kerja antara bawahan dengan atasan yang baik terlihat pada berjalan lancarnya komunikasi dua arah tanpa hambatan. Employee Relations merupakan bagian kegiatan internal dari seorang humas. Humas senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak yakni berupa perubahan yang positif. Dengan demikian, kunci sukses humas adalah melalui komunikasi. Artinya, keberhasilan humas untuk mencapai tujuannya bergantung kepada sejauhmana humas itu dapat menjalin hubungan masyarakatnya,baik khalayak internal maupun eksternal.17 16 17 Op cit. Rosady Ruslan. 2005. Hal 269 M. Linggar Anggoro. Teori & Profesi Kehumasan. Bumi Aksara. Jakarta. 2001. Hal 46 dengan