BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Kata komunikasi itu

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
Kata komunikasi itu sendiri menurut Onong Uchjana Effendi, yaitu berasal
dari perkataan bahasa Latin : Communication yang berarti “pemberitahuan” atau
“pertukaran pikiran”. Dengan demikian secara garis besar dalam suatu proses
komunikasi harus dapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu
pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan
komunikan (penerima pesan).1
Komunikasi menjadi salah satu hal penting dalam sendi-sendi kehidupan,
dalam berkomunikasi social maupun dengan organisasi, dalam hal ini terdapat
proses yang dibutuhkan untuk berkomunikasi. Adapun proses komunikasi
menurut Onong Uchjana terbagi atas dua tahap, yaitu secara primer dan secara
sekunder.
1. Proses Komunikasi Secara Primer
Adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada lain
dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang yang umum
digunakan seperti bahasa, namun dalam situasi komunikasi tertentu
1
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
2006. Hal:73
10
11
lambang-lambang yang digunakan dapat berbentuk gambar, gerak tubuh,
warna dan sebagainya.
2. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama. Proses ini termasuk sambungan
dari proses primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, dalam
prosesnya komunikasi sekunder ini akan semakin efektif dan efisien
karena didukung oleh tekhnologi komunikasi yang semakin canggih yang
ditopang oleh tekhnologi-tekhnologi lainnya.2
2.1.1
Komunikasi Organisasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa latin organizare yang secara hariah
berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantungan. Di
antara para ahli menyebutkan paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya
sarana.
Pandangan secara subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan yang
dilakukan orang-orang. Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi,
transaksi yang melibatkan orang-orang. Organisasi diciptakan dan
dipupuk
melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan orang-orang
antara yang satu dengan yang lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari
pandangan secara objektif organisasi berarti struktur: berdasarkan secara subjektif
2
Onong Uchjana Effendi.
Bandung. 2004. Hal. 11
Ilmu komunikasi: Teori Komunikasi dan Praktek.. Remaja Rosda Karya,
12
organisasi berarti proses. Penekanan pada perilaku atau struktur bergantung pada
yang dianut.
Menurut Goldhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi
sebagai berikut :
“organizational communications is the process of creating and exchanging
message within a network of interdependent relationship to cope with
environmental uncertainty”.3
Dengan kata-kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan
saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu
sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubahubah.
Menurut R. Wayne Pace Don F. Faules, komunikasi organisasi dapat
didefinisikan yaitu "sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu”.4
Komunikasi Organisasi adalah suatu sistem yang saling bergantung, yang
mencakup komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal yaitu
komunikasi yang dilakukan di dalam organisasi.Komunikasi yang dilakukan oleh
atas dan bawahan ataupun sebaliknya. Komunikasi eksternal yaitu komunikasi
yang dilakukan humas dengan masyarakat luas atau para stakeholdernya demi
memelihara hubungan baik perusahaan.
Definisi diatas memperlihatkan bahwa adanya pertunjukan dan pertukaran
pesan merupakan penyampaian dan penerimaan informasi yang menurut pace dan
3
Khomsahrial Romli. Komunikasi Organisasi Lengkap. PT Grasindo. Jakarta. 2011. Hal 13
R. Wayne Pace Don F. Faules dan Deddy Mulyana. Komunikasi Organisasi. PT Remaja Rosdakarya. .
Bandung. 2001. Hal. 31
4
13
faules dalam penyampaian dan penerimaan informasi keseluruh unit-unit
organisasi atau seluruh bagian organisasi yang merupakan salah satu tantangan
besar dalam organisasi.
Hambatan komunikasi organisasi
Di dalam berkomunikasi di organisasi terdapat beberapa hambatan
diantaranya adalah :
1. Hambatan teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi
semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan
efisien sebagai media Komunikasi
Menurut Cruden dan Sherman dalam bukunya personel management jenis
hambatan teknis dari komunikasi :
a. tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
b. kurangnya informasi atau penjelasan
c. kurangnya keterampilan membaca
d. Pemilihan media (saluran) yang kurang tepat
2. Hambatan semantik
14
Gangguan Semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian
pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantic sebagai studi atas
pengertian,yang diungkapkapn lewat bahasa. Kata-kata membantu proses
pertukaran timbale balik arti dan pengertian (komunikator dan komunikan) tetapi
seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara symbol
(kata ) dan apa yang disimbolkan (arti atau penafsiran) dapat mengakibatkan kata
yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya
Untuk menghindari miskomunikasi semacam ini seorang komunikatir
harus memilih kata kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikan nya
dan melihat kemungkinan penafisran terhadap kata-kata yang dipakainya.
3. Hambatan manusiawi
Terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi persepsi
kecakapn atau ketidakcakapan kemapanan atau ketidakmampuan alat-alat panca
indra seseorang dll.
2.1.2
Aliran Komunikasi Organisasi
Berbicara masalah komunikasi organisasi tidak lepas dari masalah
perpindahan aliran informasi secara formal. Ada empat jenis arah aliran
komunikasi dalam organisasi yaitu:
1. komunikasi kebawah
Aliran komunikasi dari atasan atau orang yang memiliki otoritas lebih
tinggi ke bawahan yang otoritasnya lebih rendah.
15
Menurut katz dan khan ada lima jenis informasi yang biasanya
dikomunikasikan kepada bawahan yaitu :
a. informasi bagaimana melakukan pekerjaan.
b. informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan.
c. informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi.
d. informasi mengenai kinerja pegawai.
Dengan
landasan
pengertian
komunikasi
dan
organisasi
sebagaimana yang telah diuraikan diatas, maka terdapat batasan tentang
komunikasi
organisasi
yaitu
komunikasi
antar
manusia
(human
communication) yang terjadi dalam konteks organisasi atau dengan
definisi yang diungkapkan oleh Goldhaber,komunikasi organisasi diberi
batasan sebagai arus pesan dalam sesuatu jaringan yang sifat hubungan
nya saling berkaitan satu sama lain (The flow of messages within a
network of independent relationship.
2. Fungsi Komunikasi dalam organisasi
Menurut sendjaja organisasi baik yang berorientasi untuk mencari
keuntungan (Profit) maupun nirlaba (Non profit) memiliki empat fungsi
organisasi yaitu fungsi normative regulatif persuasif dan integrative.
Keempat fungsi tersebut dijelaskan sebagai berikut :
16
a. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi
(information-processing system) maksudnya seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih
baik dan tepat waktu.
b. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi pada semua organisasi. Ada dua hal yang
berpengaruh terhadap regulatif ini. Pertama atasan atau orang orang yang
berada dalam tatanan
manajemen
yaitu
mereka
yang memiliki
kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan
kedua berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada
dasarnya.
2.1.3 Unsur-unsur Komunikasi
Dalam definisi komunikasi yang tercantum di atas terlihat dengan jelas
beberapa unsur yang mendukung terjadinya komunikasi yang efektif. Jika salah
satu dari unsur pokok tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak berjalan efektif.
Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing unsur yang sangat
diperlukan dalam komunikasi :
17
1. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat
atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa
terdiri dari satu orang dan kelompok.
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap
muka atau melalui media komunikasi.
3. Media
Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Ada yang menilai
bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam
komunikasi antar pribadi, panca indera manusia, ada juga saluran
komunikasi telepon, surat, telegram, yang digolongkan sebagai media
komunikasi antarpribadi.
4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber.Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
kelompok, partai atau negara. Dalam proses komunikasi telah dipahami
bahwa keberadaan penerima akibat dari adanya sumber penerima adalah
elemen penting dalam proses komunikasi karena dialah yang menjadi
sasaran dari komunikasi.
18
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima
pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku
seseorang.
6. Tanggapan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu
bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi
sebenarnya umpan balik juga berasal dari unsur lain seperti pesan dari
media, meski pesan belum sampai kepada penerima.
7. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi.Faktor ini dapat digolongkan atas
empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya,
lingkungan psikologis dan dimensi waktu.5
2.1.4
Komunikasi Internal
Komunikasi internal adalah komunikasi antara manajer dengan komunikan
yang berada di dalam organisasi, yakni para pegawai, secara timbal balik karena
dalam organisasi terdapat jenjang kepangkatan yang menyebabkan adanya
pegawai yang memimpin dan dipimpin, maka dalam manajemen tidak saja terjadi
komunikasi antara pegawai yang sama status atau pangkat-pangkatnya, tetapi juga
antara pegawai yang memimpin dan yang dipimpin.6
5
6
Dani Vardiansyah.”Pengantar Ilmu Komunikasi”, Ghalia Indonesia, Bogor Selatan. 2004, hal:16
Onong Uchjana Effendy. Human Relation dan Public Relations. Mandar Maju. Bandung. 1993. Hal. 17
19
2.2
Public Relations
Public Relations merupakan penghubung antara organisasi dengan
publiknya, baik publik internal (top management, pemegang saham, keluarga,
karyawan) maupun publik eksternal (pemerintah, pesaing perusahaan, pers,
konsumen). Dengan demikian, PR merupakan bentuk komunikasi yang berlaku
disemua jenis organisasi, baik yang bersifat komersial atau non komersial disektor
publik pemerintahan maupun swasta.
Definisi Public Relations yang dikemukakan oleh Cutlip dan Center
(1958: 6) dalam bukunya Effektive Public Relations mengemukakan bahwa:
“Public Relationsis the communication and interpretation, and the
communications and ideas from an institution to its publics, andv the
communications of information, ideas, and opinions from those public to the
institutions, in a sincere effort to establish mutuality of interest and this achive the
harmonious adjustment of an institution to its community”.
Artinya, Public Relations adalah suatu kegiatan komunikasi dan
penafsiran, serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga
kepada publiknya, dan pengkomunikasian informasi, gagasan-gagasan, serta
pendapat dari publiknya itu kepada lembaga tadi, dalam usaha yang jujur untuk
menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian
yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakatnya.7
7
Kustadi Suhandang. Public Relations Perusahaan: Kajian, Program dan Implementasi, Penerbit Nuansa,
Bandung. 2004, Hal: 45
20
2.2.1 Fungsi Public Relations
Menurut pakar Humas Internasional, Cutlip & Center and Canfield dalam
buku Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi fungsi Public
Relations dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama
(fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi).
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan
publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini persepsi dan
tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau
sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada
pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah tibal balik, dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi kepubliknya atau
sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.8
2.2.2
Khalayak Public Relations
Dalam menjalankan tugasnya Public Relations memiliki khalayak yang
menjadi sasaran dalam penyampaian informasinya. Khalayak (public) adalah
kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi baik
secara internal maupun eksternal.
8
Op cit. Rosady Ruslan. 2007. Hal 19
21
Publik atau khalayak dalam Public Relations dapat diklasifikasikan dalam dua
kategori yaitu :
1. Publik Internal yaitu publik yang berada di dalam organisasi atau
perusahaan,
seperti
supervisor,
karyawan
pelaksana,
manajemen,
pemegang saham, dan direksi perusahaan.
2. Publik Eksternal yaitu publik secara organisasi tidak berkaitan langsung
dengan perusahaan seperti konsumen, penyalur, pemasok, bank pers,
pemerintah, pendidik atau dosen, pelanggan dan komunitas.
2.3
Media Internal
Media internal adalah media yang digunakan untuk mengkonsumsikan
suatu informasi kepada pendengar atau pembaca (audience) baik cetak maupun
elektronik. Media internal dianggap sebagai media alternative dalam melakukan
komunikasi dialogis atau two ways communicaton antara organisasi atau
perusahaan dengan publiknya.
“Media internal menurut Ardianto adalah media yang dipergunakan untuk
kepentingan kalangan terbatas dan non komersial serta lazim digunakan dalam
aktivitas public relations.”9
Media internal hingga saat ini masih menjadi media utama dalam
memenuhi kebutuhan informasi khalayak internal perusahaan. Kemampuannya
dalam menyampaikan informasi yang lebih detail dan spesifik kepada khalayak
internal sangat berpengaruh dalam menciptakan komunikasi dua arah yang efisien
antara public internal dengan perusahaannya.
9
Soemirat dan Ardianto. Dasar-dasar Public Relations. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2009. Hal 75
22
2.3.1 Fungsi Media Internal
Dalam Media Internal, informasi yang terkandung didalamnya harus
mempunyai fungsi bagi pembacanya, fungsi tersebut adalah :
1. Fungsi Informatif, artinya materi publikasi berfungsi informati apabila
materi itu menambah pengetahuan baru bagi pembaca.
2. Fungsi edukatif, materi publikasi berfungsi edukatif apabila informasi
memperlihatkan kepada pembaca tentang cara baru untuk melakukan sesuatu
kegiatan atau cara baru untuk mengatasi suatu masalah.
3. Fungsi Hiburan, materi publikasi berfungsi menghibur apabila informasi
yang dikandung memberikan ganjaran psikologis.10
2.3.2
Bentuk – bentuk Media Internal
Menurut
Dedy
Mulyana
dalam
bukunya
Metodologi
Penelitian
Komunikasi, jenis-jenis media publikasi organisasi antara lain sebagai berikut:
1. Buletin
Buletin adalah publikasi organisasi yang menyangkut perkembangan suatu
topik atau aspek tertentu dan diterbitkan secara teratur dalam waktu yang
relatif singkat.
2. House journal
Media internal atau In House Journal dipergunakan oleh PR untuk
keperluan publikasi atau sebagai sarana komunikasi yang di tujukan pada
10
Onong Uchjana Effendy. Human Relation dan Public Relations. Mandar Maju. Bandung. 1993. Hal. 212
23
kalangan terbatas ; seperti karyawan, relasi bisnis, nasabah, konsumen.
Biasanya berbentuk: Newsletter, Magazine, Tabloit, Buletin, Company
Profile, Annual Report, Prospektus dan lain sebagainya.
3. Printed Material
Barang cetakan untuk tujuan publikasi PR dalam upaya penyampaian
pesan pesan yang bentuk: Brochure, Leaflet, Booklet, Kop Surat, Kartu
Nama, Kartu Ucapan Selamat, Kalender dan yang lainnya
4. Media Pertemuan (Event)
Media pertemuan secara langsung dengan para audiensnya melalui tatap
muka langsung, misalnya dengan presentasi seminar, pameran dan lain
sebaginya.
5. Media Sarana Public Relations
Media PR yang berkaitan dengan penampila identitas perusahaan
(Corporate Identity) yang merupakan simbol atau nama perusahaan, logo,
warna standart perusahaa dan kemasan prosuk (Corporate and Product
Color image), penampilan da citra lobby kantor (front office lobby image),
pakaian seragam (Uniform) dan hingga model huruf atau perusahaan (sytle
of identity mark) yang sekaligus merupaka citra perusahaan yang khas
sebagai pembeda dengan kompetitor lainnya.
6. Media Personal
Media personal ini merupakan media PR yang berkaitan dengan
kemampuan untuk mengadaka pertemuan langsung (face to face contact)
untuk maksud mengatakan pendekatan personal (personal approach) atau
24
melobi dan kemudian meningkatkan untuk bernegosiasi sehingga kedua
belah pihak dapat terlibat dalam perundingan akan mencapai kata sepakat.
Artinya kemampuan dalam presentasi, melobbi, bernegosiasi dan lain
sebagainya harus dikuasai oleh seorang Public Relations yang profesional
dalam perannya mewakili perusahaan. 11
2.3.3
Bentuk Tulisan dalam Media Internal
1. Berita langsung/straight news yaitu tulisan untuk menyampaikan unsurunsur terpenting dari suatu peristiwa yang secepatnya harus diketahui
pembaca.
2. Karangan khas/feasture yaitu tlisan mengenai suatu kejadian yang dapat
menyentuh perasaan ataupun yang menambah pengetahuan pembaca lewat
penjelasan rinci, lengkap dan mendalam.
3. Laporan mendalam yaitu tulisan yang mencoba memahami permasalahan
secara lebih lengkap, mendalam dan analitis.
4. Kolom opini yaitu tulisan yang menyatakan pendapat atau penilaian.
5. Artikel yaitu tulisan yang berisi tentang pengetahuan dan keterampilan.
2.4
Efektifitas
Efektifitas berasal dari kata efek, yang dapat diartikan sebagai dampak
atau semua jenis perubahan yang terjadi didalam diri seseorang setelah menerima
pesan dari suatu sumber serta menghasilkan efek-efek perubahan seperti yang
11
Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung: 2000. Hal 45
25
diharapkan oleh sumber. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan sikap,
pengetahuan dan perilaku nyata.12
Efektifitas suatu media terkait dengan tujuan dari program hubungan
pengguna, untuk itu dapat dikatakan bahwa efektifitas media dapat dilihat dari
pencapaian tujuan program hubungan penggunaan, apakah media itu dapat:
1. Menentukan apakah para pengguna memikirkan dan membicarakan
kebijakan, tindakan, produk atau pelayanan perusahaan.
2. Menyebar luaskan informasi kepada public pengguna produk, pelayanan,
kebijaksanaan, dan public perusahaan.
3. Menjawab pertanyaan penggunaan yang berhubungan dengan perusahaan,
produk dan pelayanan serta manfaat.
4. Memberikan
informasi
dan
mendidik
para
pengguna
mengenai
pengetahuan untuk memenuhi kebutuhannya.
5. Mempersiapkan dan menyebar luaskan petunjuk dan informasi tentang
penggunaan produk sehingga para pengguna akan memperoleh kepuasan
maksimal dalam pemakaian produk.13
Sedangkan efektifitas public relations bisa diukur dengan baik bila pesan
utama, kelompok sasaran utama dan saluran komunikasi yang diinginkan
organisasi sudah diidentifikasikan dan dipahami dengan jelas sebelumnya.14
12
Andre Hardjana. Audit Komunikasi: Teori Komunikasi dan Praktek. Grasindo. Jakarta. 2000. Hal 23
Cutlip Scott M, Allen H. Center and Glen M. Broom, 1985, Effective Public Relations. 6th
14
Yosal iriantara, 2008. Media Relation Konsep Pendekatan dan praktik. Simbiosa Rekatama Media.
Bandung. Hal 190
13
26
Menurut Hardjana di dalam bukunya Audit Komunikasi menjelaskan
tentang efektifitas sebuah media internal komunikasi adalah sebagai berikut15:
1. Penerima/pemakai : penerima pesan vs penerima pesan yang dituju.
Penerima pesan merupakan objek yang diharapkan untuk menerima pesan
tersebut.
2. Isi : yang diterima atau ditelusuri vs yang dimaksud dan isi pesan yang
diterima memang sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pengirim pesan.
3. Ketepatan waktu : sesuai jadwal vs menyimpang jadwal. Pesan yang
dimaksud sampai pada penerima pesan tepat pada waktunya. Hal ini
berarti bahwa penyampaian pesan tersebut sesuai dengan kondisi dan
situasi.
4. Media : yang dimaksud di sini adalah media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan sesuai dengan kebutuhan dan diharapkan oleh
pengirim pesan dan penerima pesan.
5. Format : struktur yang diterima vs pesan yang dikirim, terdapat kesesuaian
format antara yang dimaksud oleh pengirim dengan penerima.
6. Sumber : orang yang melakukan sekaligus bertanggung jawab, artinya
terdapat kejelasan sumber yang dapat dipertanggung jawabkan sehingga
pesan yang disampaikan akurat.
Jadi sebuah media internal dikatakan efektif apabila isi dari media internal
tersebut cukup mewakili beberapa dimensi yang disebutkan di atas. Mulai dari
kejelasan sumber, ketepatan waktu, format maupun isinya.
15
Ashadi, Siregar dan Rondang Pasaribu. Bagaimana Mengelola Media Komunikasi Organisasi. Cetakan
Kelima. Kanisius. Yogyakarta. 2000. Hal 62
27
2.5
Employee Relations
Karyawan merupakan bagian dari khalayak internal sebuah organisasi
yang memiliki kedudukan penting bagi kelangsungan instansi, sehingga dapat
dikatakan bahwa roda organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar adalah
terletak pada karyawan. Tanpa adanya kedudukan karyawan, instansi akan sulit
berjalan, keberadaan public relations di dalam sebuah organisasi dapat dijadikan
sebagai komunikator atau mediator dalam mempertemukan kepentingan instansi
dengan karyawan.
Karyawan sebagai salah satu bagian penting bagi keberhasilan manajemen,
dalam hal ini perusahaan hendaknya turut mendapat perhatian ekstra. Mereka
merupakan suatu potensi yang sangat berarti dalam organisasi, potensi mana yang
dapat dikembangkan baik dari sebelumnya. Karena mereka itu di anggap salah
satu public yang menentukan suksesnya organisasi atau perusahaan, maka perlu
diadakan hubungan baik dan terarah.
Kegagalan dalam menyajikan informasi kepada karyawan tentang
kebijaksanan dan perkembangan perusahaan yang mempengaruhi kepentingannya,
akan menimbulkan kesalahpahaman, desas-desus palsu dan kecaman. Apabila
tidak diberikan informasi tentang hal seperti itu, maka karyawan akan membuat
asumsinya sendiri, yang semakin salah, atau mereka mendengar sumber dari luar
yang mungkin memberikan informasi yang tidak tepat.
Menurut Rosady Ruslan, dalam bukunya Manajamen Public Relations &
Media Komunikasi mengutip dari Scoot & Center menerangkan bahwa public
internal dapat juga disebut hubungan masyarakat internal atau hubungan dengan
28
kepegawaian (employee relations), berarti sekelompok orang-orang yang sedang
bekerja di suatu organisasi atau perusahaan yang jelas secara funsional, organisasi
ataupun bidang teknis dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapi.16
Oleh sebab itu, maka terlihat bahwa hubungan kerja antara pimpinan
dengan bawahan perlu di bina untuk lebih memudahkan pemberian motivasi kerja
kepada karyawan, disamping atasan akan terbatu dalam tugasnya melalui
informasi dan laporan yang lancar dan tepat waktu dari bawahan. Dengan begitu,
adanya hubungan kerja antara bawahan dengan atasan yang baik terlihat pada
berjalan lancarnya komunikasi dua arah tanpa hambatan.
Employee Relations merupakan bagian kegiatan internal dari seorang
humas. Humas senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman
melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan
muncul suatu dampak yakni berupa perubahan yang positif. Dengan demikian,
kunci sukses humas adalah melalui komunikasi.
Artinya, keberhasilan humas untuk mencapai tujuannya bergantung
kepada
sejauhmana
humas
itu
dapat
menjalin
hubungan
masyarakatnya,baik khalayak internal maupun eksternal.17
16
17
Op cit. Rosady Ruslan. 2005. Hal 269
M. Linggar Anggoro. Teori & Profesi Kehumasan. Bumi Aksara. Jakarta. 2001. Hal 46
dengan
Download