14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KOMUNIKASI 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah elemen yang paling penting dan merupakan dasar untuk semua aktivitas kehidupan manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain, begitu juga halnya untuk suatu badan atau organisasi. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris disebut komunikasi, berasal dari kata atau komunikasi communis yang berarti arti yang sama atau rasa dengan maksud untuk mengubah pikiran perilaku penerima, sikap, dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh communicator.7 Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communcation berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah: Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asasasas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.8 Komunikasi menurut Katz & Robert Khan adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna yang merupakan hal utama dari suatu sistem sosial ataupun organisasi. Jadi komunikasi sebagai “suatu proses penyampaian informasi 7 Widjaja, A.W., Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, Hal.8. Onong Uchjana Effendy, Ilmu komunikasi teori dan praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, hal.9-10. 8 14 15 dan pengertian dari satu orang ke orang lain dan satu-satunya cara mengelola aktifitas dalam suatu organisasi adalah melalui proses komunikasi”. 9 Definisi komunikasi manusia menurut Brend D. Ruben (1998) yaitu: suatu proses melalui makna individu dalam hubungannnya, dalam kelompok, dalam organaisasi, dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannnya dan orang lain.10 Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner memberikan pengertian komunikasi: Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaiannya biasanya dinamakan komunikasi.11 Menurut Tonjowidjojo, komunikasi merupakan suatu proses saat orang berusaha untuk menyampaikan informasi dan mendapatkan hal-hal yang menjadi sasarannya. Proses itu melibatkan pengirim pesan, saluran, penerima akibat komunikasi.12 Menurut Devito dalam bukunya Human Communication menjabarkan komunikasi sebagai suatu tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), yang terjadi dalam suatu 9 Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi, Raja Grafindo, Jakarta, 2003, hal.83. 10 Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, Bumi aksara, 2009, hal 1. Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Public Relations, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000. 12 John Tondowidjojo, Dasar dan Arah Public Relations, PT. Gramedia, Jakarta Indonesia Widiasarana, 2002, hal 14. 11 16 konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk umpan balik.13 Longman Dictionary Of Contemporary English memberikan definisi kata communicate sebagai upaya untuk membuat pendapat, mengatakan perasaan, menyampaikan informasi sebagainya agar diketahui oleh orang lain (to make opinions, feelings, information etc, known or understood by others).14 2.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur yang mudah harus dipenuhi, yaitu komunikator, komunikan, dan saluran/media. Ketiga unsur komunikasi itu merupakan kesatuan yang utuh dan bulat. Apabila ada salah satu unsur tidak ada, komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian setiap unsur dalam komunikasi tidak mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan satu dengan lainnya. Artinya, keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut: 1. Komunikator/Sender/Pengirim Komunikator/sender adalah orang yang menyampaikan isi pertanyaannya kepada komunikan. Komunikator bisa perseorangan, kelompok, atau organisasi pengirim berita. 13 Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Jakarta, Proffesional Books, 1997, hal 23. Kadar Nurjaman, SE.,M.M, Khaerul Umam, S.IP.M.Ag.,M.Si.,Komunikasi & Public Relation, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hal 35. 14 17 Tanggung jawab utama dari seorang komunikator/sender pengirim adalah: a. Mengirim pesan yang jelas. b. Memilih channel/saluran/media yang cocok untuk mengirim pesan. c. Meminta kejelasan tentang dapat tidaknya pesan diterima dengan baik. Untuk itu komunikator dalam menyampaikan pesan/informasi berita harus memperhatikan orang yang diajak berkomunikasi, pesan yang akan disampaikan, dan cara menyampaikannya. Dalam menyampaikan pesan, komunikator harus menyesuaikan dengan tingkat pengetahuan pihak penerima pesan. 2. Komunikan/Receiver/Penerima Komunikan/penerima pesan adalah rekan komunikator dalam komunikasi. Sesuai dengan namanya, ia berperan sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan penerima selalu bergantian sepanjang pembicaraan. Penerima bisa mendengarkan pembicara atau menuliskan teks atau mengintrepretasikan pesan dengan berbagai cara, tanggung jawab penerima pesan: a. Berkonsentrasi pada pesan sehingga mengerti dengan baik dan benar akan pesan yang diterima. b. Memberikan umpan balik pada pengirim untuk memastikan pembicara/pengirim bahwa pesan telah diterima dan dimengerti (ini sangat penting, terutama pada pesan yang dikirimkan secara lisan). 18 Dengan diterimanya umpan balik dari pihak komunikan, terjadi komunikasi dua arah (two-way atau two way flow of communication). 3. Channel/Saluran/Media Channel adalah saluran atau jalan yang dilalui oleh isi penyataan komunikator kepada komunikan, atau jalan yang dilalui feedback komunikan kepada komunikator yang digunakan oleh pengirim pesan. 2.1.3 Bentuk-Bentuk Komunikasi Komunikasi mempunyai berbagai macam bentuk yang semuanya bergantung pada segi kita memandangnya, yaitu sebagai berikut: 1. Dari segi penyampaian pesannya. 2. Dari segi kemasan pesan. 3. Dari segi kemasan peresmian pelaku komunikasi. 4. Dari segi pasangan komunikasi (komunikasi intrapersonal, dan komunikasi interpersonal). Secara garis besar, komunikasi dapat dibagi menjadi komunikasi verbal dan nonverbal. 1. Komunikasi Verbal (Verbal Communication) Dalam komunikasi verbal, informasi disampaikan secara verbal atau lisan. Proses penyampaian informasi seacara lisan inilah yang dinamakan berbicara. Kualitas proses komunikasi verbal ini seringkali 19 ditentukan oleh intonasi suara dan ekspresi raut muka serta gerakan tubuh. 2. Komunikasi Nonverbal (Nonverbal Communication) Dalam komunikasi nonverbal, informasi disampaikan dengan menggunakan isyarat (gesture), gerk-gerik (movement), suatu barang, waktu, cara berpakaian, atau sesuatu yang dapat menunjukan suasana hati atau perasaan pada saat tertentu.15 2.2 PUBLIC RELATIONS 2.2.1 Pengertian Public Relations Rex Harlow dalam bukunya : A Model for Public Relations Education for Professional Practices, yang diterbitkan oleh International Public Relations Association (IPRA) 1978, menyatakan bahwa Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan, jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan 15 Ibid, hal 41-43 20 dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.16 Humas merupakan sarana ampuh yang dapat memberi kontribusi penting untuk kesuksesan perusahaan. The Institute of Public Relations memiliki definisi yang dikutip dalam buku Anthony Davis yang berjudul Everything You Should Know About Public Relations yaitu usaha yang terencana dan terkendali untuk membentuk dan mempertahankan goodwill (niat baik) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan publiknya.17 Public Relation merupakan terjemahan bebas dari istilah Humas atau PR. Kedua istilah ini akan dipakai secara bergantian terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya.18 Menurut Cutlip and Center, Humas atau Public Relations merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijakan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya.19 16 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi :Konsep dan Aplikasi Edisi Revisi, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2006, hal 15-16. 17 Anthony Davis, Everything You Should Know About PR, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005, hal 4 18 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, Malang: Umm, 2008, hal. 22 19 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2007, hal 6. 21 2.2.2 Fungsi dan Tujuan Public Relations Cutlip and Center menyimpulkan bahwa fungsi Public Relations meliputi hal-hal berikut: a. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan. b. Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum. c. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi. d. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal maupun eksternal.20 Fungsi Public Relations: a. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi atau pesan secara lisan, tertulis atau melaui gambar (visual) kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang hal perusahaan atau lembaga, segenap tujuan serta kegiatan yang akan segera dilakukan. b. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum/masyarakat. c. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan perusahaan/lembaga, maupun segala macam pendapat. 20 Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, Bogor, PT Ghalia Indonesia, 2004, hal 23-24. 22 d. Menyelenggarakan hubungan baik dengan masyarakat dan media massa untuk memperoleh public favour, public opinion, dan perubahan sikap.21 Tujuan utama public relations adalah mempengaruhi perilaku orang secara individu ataupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, serta persepsi, sikap dan opininya terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan. Menurut Rosady Ruslan (2001: 246), tujuan Public Relations adalah sebagai berikut: 1. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat, dan konsumen; 2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan; 3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan Public Relation; 4. Efektif dalam membangun pengenalan merk dan pengetahuan merk; 5. Mendukung bauran pemasaran. 22 2.2.3 Peran Public Relation a. Teknisi Komunikasi Teknisi Komunikasi disewa untuk menulis dan mengedit news letter karyawan, menulis news release dan feature, mengembangkan isi web, dan menangani kontak media. 21 22 F.Rachmadi, Public Relations Dalam Teori dan Praktek, PT Gramedia, 1996, chapter 2 opcit, hal 113 23 b. Expert Presciber Praktisi yang beroperasi sebagai praktisi pakar bertugas mendefinisikan problem, mengembangkan program, dan bertanggung jawab penuh atas implementasinya. Peran “pakar perumus“ atau expert prescriber ini menarik perhatian praktisi karena menjalani peran ini akan membuat orang dilihat sebagai pihak yang punya otoritas untuk menentukan bagaimana cara mengerjakan segala sesuatu. c. Fasilitator Komunikasi Peran fasilitator komunikasi bagi seorang praktisi adalah sebagai pendengar yang peka dan broker (perantara) komunikasi. Fasilitator komunikasi bertindak sebagai perantara (liaison), interpreter, dan mediator antara organisasi dan publiknya. Praktisi yang berperan sebagai fasilitator komunikasi ini bertindak sebagai sumber informasi dan agen kontak resmi anatara organisasi dan publik. d. Fasilitator Pemecah Masalah Praktisi pemecah masalah membantu manajer lain dan organisasi untuk mengaplikasikan PR dalam proses manajemen bertahap yang juga dipakai untuk memecahkan problem organisasi lainnya. Fasilitator pemecah masalah dimasukkan ke dalam tim manajemen karena mereka memiliki keahlian dan keterampilan dalam membantu manajer lain.23 23 Cutlip, Scot M. Center, Allen H.,Broom, Glen M. 2006. hal. 46-48. 24 2.3 STRATEGI Menurut Thompson (1995) strategi yaitu cara untuk mencapai sebuah hasil akhir : hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi, ada strategi yang luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif masing-masing aktifitas. Sementara itu strategi fungsional mendorong secara langsung strategi kompetitif.24 Strategi adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya.25 Menurut Ronald Smith dalam bukunya “Strategic Planning For Public Relations” menawarkan strategi humas dengan sembilan langkah disebut Nine Steps of Strategic PR, yang terbagi dalam empat bagian yaitu :26 A. Fase Formative Research Adalah riset formatif yang dilakukan sebelum memulai sebuah program. Riset program dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan untuk mengarahkan pengambilan keputusan dalam perencanaan. Dalam fase ini diperlukan tiga langkah yaitu 37 Cutlip, Scott M, Allen H, Center, Glen M., Broom, Effective Public Relation edisi kesembilan, kencana, Jakarta. 2007. Hal 46 25 Widjaja, H.A.W. Komunikasi dan Humas, Bumi Aksara, Jakarta, 1997, hal 53. Ronald D Smith, Strategic Planning For Public Relations, Lawrence Erlbaum Associates, USA, 2002, hal 9-11 26 25 Step 1 : Analyzing the Situation Menganalisis situasi merupakan tahapan utama yang dilakukan dan menjadi awal dari suatu kegiatan, dengan mengumpulkan informasi, mulai dari peluang apa saja yang didapatkan di dalam pelaksanaan program, dan hambatan apa saja yang dihadapi di saat melaksanakan suatu program. Step 2 : Analyzing the Organization Langkah kedua dalam melakukan strategi perencanaan terhadap organisasi, terdapat tiga tahapan yaitu : 1. Internal Environmental Dalam tahapan ini menganalisa lingkungan internal suatu organisasi, mulai dari apakah tahapan ini sesuai dengan visi dan misi yang dijalankan oleh perusahaan, kinerja dari karyawannya, program kerja dari organisasi, yang dapat mendukung dalam program strategi perencanaan ini. 2. Public Perception Menganalisa persepsi dari masyarakat terkait dengan reputasi suatu organisasi. 3. External Environment Menganalisa lingkungan ekstrenal menjadi hal yang sangat penting untuk mengetahui pesaing, kompetitor, ataupun pihak pendukung organisasi / perusahaan. 26 Step 3 : Analyzing the Public Dalam langkah ini, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan menganalisa publik. Baik publik internal maupun publik eksternal perusahaan, mulai dari siapa saja rekan – rekan yang dilibatkan di dalam suatu program. B. Fase Strategi Strategi adalah perencanaan keseluruhan organisasi. Meliputi bagaimana organisasi menentukan apa yang ingin dicapai oleh organisasi dan bagaimana keinginan tersebut akan dicapai. Step 4 : Establishing Goals & Objectives Dalam langkah ini, merupakan tahapan fokus terhadap tujuan akhir yang diinginkan oleh perusahaan, secara jelas, spesifik, dan terukur dalam melihat kesadaran (awareness), penerimaan (acceptence) atau aksi (action) dari publik terhadap perusahaan. Step 5 : Formulating Action and Response Strategies Dalam langkah ini, perusahaan dapat mempertimbangkan dan menentukan hal apa yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam situasi tertentu, kegiatan ini bisa bersifat Proaktive dan dan Reaktive. a. Strategi Proaktive Strategi Proaktive dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Startegi Aksi, yang terdiri dari : 27 a. Organizational Performance Performa Organisasi yang dilakukan oleh Public Relations sebagai usaha untuk menjaga dan meningkatkan citra perusahaan. b. Audience Perticipation Strategi yang dilakukan oleh Public Relations dengan berpartisipasi langsung dengan publik. c. Alliance and Coailitions Ketika dua organisasi bergabung bersama untuk mencapai tujuan bersama. d. Sponsorship Pihak yang dilibatkan oleh suatu perusahaan untuk mendukung, serta melengkapi keuangan dan sumber daya yang ada terhadap program yang dijalankan oleh perusahaan. e. Activism Aktivis adalah orang yang mendukung terhadap suatu permasalahan di suatu perusahaan.27 2. Startegi Komunikasi, terbagi menjadi dua hal yaitu : a. Informasi Berita Penting Nilai dari suatu berita yang biasa disingkat dalam akronim SiLoBaTi+UnFa, yaitu : Significance, Local Area, Balance, Timely. 27 Ibid, hal 87 28 a. Komunikasi yang Transparan Ide penting untuk mengembangkan startegi proactive yang dikakukan oleh Public Relations. b. Strategi Reaktive Strategi yang dilakukan oleh Public Relations dalam mengelola respon atau tanggapan dari luar untuk mencapai tujuan bersama. Ronald D.Smith mengemukakan beberapa pendekatan yang bisa dilakukan organisasi dalam memenangkan hati publik untuk membangun kembali dari suatu krisis. Pendekatan tersebut adalah : 1. Pre-emptive Action Strategy (Strategi menyelesaikan suatu maslah dengan cara penolakan). Strategi ini merupakan pengambilan tindakan untuk menolak respons sebelum pihak lain melakukan perlawanan kepada perusahaan kita. 2. Offensive Response Strategies (Strategi respons yang menyerang). Startegi yang dilakukan oleh Public Relations untuk merencanakan atau memperkuat respons dengan melakukan perlawanan seperti menyerang, mempermalukan, dan melakukan ancaman.28 3. Defensive Response Strategies (Strategi respon mempertahankan). Cara ini merupakan bentuk pertahanan pendapat terhadap semua permasalahaan. Terbagi atas tiga bagian yaitu : Mengingkari 28 Ibid, hal 100 29 (Denial), Memperjelas Masalah (Excuse), dan Pemberian Alasan yang Tepat (Justifications). 4. Diversionary Response Strategies (Strategi respon pengelakan). Ini merupakan strategi yang dilakukan oleh Public Relations dengan pengklarifikasian kembali maslah yang berhubungan dengan perusahaan. 5. Vocal Commiseration Strategies (Strategi respons simpati) Strategi ini terbagi atas kecemasan, ikut berduka cita, penyesalan, permintan maaf. 6. Rectifying Behavior Strategies (Strategi respons memperbaiki) Strategi terdiri dari tindakan penyelidikan, dan pemberian ganti rugi. 7. Strategic Inaction (Strategi respons tanpa mengambil tindakan sama sekali) Strategi yang dilakukan dengan cara diam. Step 6: Using Effective Communications Dalam langkah ini, Public Relations harus mencari tahu tentang bagaimana cara berkomunikasi yang efektif kepada publik, mulai dari siapa komunikator dan komunikan, simbol apa yang digunakan untuk berkomunikasi, struktur pesan seperti apa yang disampaikan. C. Fase Taktik 30 Fase ini digunakan untuk memecahkan tujuan dan sasaran Humas dengan dihubungkan melalui situasi yang sedang di hadapi, dengan melakukan tools sebagai berikut : Step 7: Choosing Communications Tactics Ada empat kategori dalam pemilihan pendekatan berkomunikasi antara lain; 1. Interpersonal Communications Taktik yang memberikan peluang dalam berkomunikasi secara tatap muka dengan interaksi yang lebih persuasif. 2. Organizational Media Produksi dan diterbitkan oleh organisasi dnegan menggunakan media untuk mengkontrol pesan menggunakan waktu yang baik, seperti (General Publications ; newsletter, bulletins, annual reports. Direct mail; letter) 3. News media Taktik yang digunakan untuk menyajikan informasi yang perlu diketahui oleh publik, terdiri dari Direct News Material (news release, photo and caption, media kit, feature relase, iklan layanan masyarakat), Indirect News Material (media advisory), Opinion Material (Letter to editor), Interactive News Opportunity (wawancara berita, konferensi pers, wawancara studio, editorial conference. 4. Advertising and Promotional Media 31 Kegiatan pendukung tujuan Humas seperti : Print Advertising Media (iklan dalam majalah, surat kabar, advetorial), Electronic Advertising Media (commercial, advertising cable television), Out-of-Home Advertising (Billboard,poster), Item Promosi (kalender, note pads). Step 8: Implementing the Strategic Plan Langkah ini merupakan kegiatan mulai dari penetapan jangka waktu, serta partisipasi yang terlibat di dalam program. Step 9: Evaluating the Strategic Plan Langkah terkahir yang dilakukan untuk mengukur keefektifan tools untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.29 Strategi adalah langkah terpadu yang dijalankan dengan membuat planning sebelumnya dengan berbagai perhitungan detil baik dari segi sasaran yang dicapai, budgetin, research, kendala yang akan timbul maupun result taktik memberikan detil terhadap program apa yang harus dilakukan dalam pelaksanaan tersebut.30 Menurut Drs. Anwar Arifin strategi adalah keseluruhan kondisonal tentang tindakan yang akan dijalurkan guna mencapai tujuan, jadi dalam merumuskan 29 Ibid, hal 229 Gregory, James E, dan Repper, Fred C, Strategi Management, Lawrence Erlbaum Associated, New Jersey, 1992, hal 124 30 32 strategi komunikasi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak.31 Menurut Anwar Arifin menyatakan bahwa “sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat.32 Strategi komunikasi merupakan tahapan untuk memperoleh jawaban atas memberikan solusi yang tepat untuk menanggulangi suatu masalah. Sedangkan perencanaan strategi atau yang lebih sering disebut manajemen strategi merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada pengembangan suatu strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran atau tujuan perusahaan. Proses manajemen strategi menentukan sasaran yang berupa tujuan, aktivitas, atau program dan pelaksanaan serta kesimpulan strategis.33 Dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi diperlukan suatu strategi yang tepat untuk mencapai tujuan komunikasi. Pengertian strategi menurut Effendy: 31 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, Jakarta, 1984, hal 5 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi Suatu Penagntar Ringkas, Amico, Bandung, 1984, hal 10 33 Glueck dan Jauch, Manajemen Strategi dan Kebijakan Organisasi, Erlangga, Jakarta, 1987, hal 9 32 33 “Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan”.34 Strategi humas menurut Ahmad S. Adnanputra , Presiden Institut Bisnis dan Manajemen Jayakarta, adalah alternative optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan humas dalam kerangka suatu rencana humas (public relations plan).35 2.4 CITRA PERUSAHAAN 2.4.1 Pengertian Citra Perusahaan Citra perusahaan (Corporate Image) adalah kesan menal atau suatu gambaran dari sebuah perusahaan dimata para khalayak yang terbentuk berdasarkan pengetahuan serta pengalaman mereka sendiri. Citra perusahaan ini tidak bisa diubah atau diperbaiki. Setiap orang bisa saja memiliki kesan yang berlainan terhadap suatu perusahaan.36 Citra perusahaan dimata publiknya memiliki arti yang sangat penting. Citra seseorang membantu dalam pemahaman, penilaian, dan pengidentifiakasian suatu peristiwa, gagasan, atau tujuan. Citra perusahaan juga memberikan alasan 34 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya. Bandung, 2006, hal 32. 35 Ruslan Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2005, hal 124 36 Frank Jefkin, Disempurnakan oleh Daniel Yadin, Public Relations Edisi kelima Terjemahan Harris Munandar, M.A, Jakarta. Penerbit Erlangga, 2003, hal 400 34 yang dapat diterima secara subjektif tentang mengapa segala sesuatu hadir sebagaiamana tampaknya.37 Citra adalah seperangkat keyakinan ide dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek. Sikap dan perilaku seseorang terhadap objek tersebut sangat ditentukan dari citra objek itu sendiri.38 Menurut Lawrance L.Steinmetz: citra adalah pancaran atau reproduksi jati diri atau orang-perorangan, benda atau organisasi, dan lebih lanjut beliau mengatakan bahwa citra diartikan sebagai persepsi masyarkat terhadap jati diri perusahaan. lebih lanjut bagi perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap perusahaan.39 Menurut Siswanto Sutojo, bahwa citra baik dan kuat mempunyai banyak manfaat-manfaat sebagai berikut: 1. Daya saing yang kuat dalam jangka menengah dan panjang. 2. Memberikan proteksi pada masa krisis. 3. Manjadi daya tarik eksekutif handal. 4. Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran. 5. Penghematan biaya operasional.40 37 Nimmo, Komunikasi Politik dan Khalayak dan efek (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya), 2001, hal 7 38 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi Konsep dan Aplikasi edisi revisi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hal 21 39 Siswanto Sutojo, Membangun Citra Perusahaan, Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka, 2004, hal 1. 40 Ibid, hal 11 35 Lebih lanjut menurut Sujono, dari sekian banyak dari faktor menunjang citra, ada lima (5) faktor besar yang mempengaruhi keberhasilan dalam membangun citra sebagai berikut: 1. Citra dibangun berdasarkan orientasi terhadap yang dibutuhkan dan diinginkan kelompok sasaran. 2. Manfaat yang ditonjolkan cukup realitas. 3. Citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan perusahaan. 4. Citra yang ditonjolkan mudah dimengerti kelompok sasaran. 5. Citra yang ditonjolkan merupakan sarana, bukannya tujuan usaha.41 2.4.2 Jenis-Jenis Citra Perusahaan Franks Jefkin, dalam bukunya Public Relations dan buku lainnya Essential of Public Relations mengemukakan jenis-jenis citra antara lain: 1. The mirror image (cerminan citra), yaitu bagaimana dengan (citra) management terhadap publik eksternal dalam melihat perusahannya. 2. The current image (citra masih hangat), yaitu citra yang terdapat pada publik eksternal, yang berdasarkan pengalaman atas menyangkut miskinnya informasi dan pemahaman publik eksternal. Citra ini bisa saja bertentangan dengan mirror image. 41 Ibid, hal 39 36 3. The wish image (citra yang diinginkan), yaitu management menginginkan pencapaian prestasi tertentu. Citra ini diaplikasikan untuk sesuatu yang baru sebelum publik eksternal memperoleh informasi secara lengkap. 4. The multiple image (citra yang berlapis), yaitu sejumlah individu, kantor cabang atau perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra tertentu yang belum pasti sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi atau perusahaan. Selain jenis-jenis citra diatas, ada jenis citra yang lain: 1. Citra bayangan: citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. 2. Citra yang berlaku: suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihakpihak luar mengenai suatu organisasi. 3. Citra harapan: suatu citra yang diinginkan oleh pihak management.42 Citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman suatu kenyataan. Pemahaman tersebut didasarkan pada kualitas suatu informasi yang disampaikan. Suatu informasi yang lengkap tentu akan menghasilkan citra sempurna tersebut didasarkan pada kualitas suatu informasi yang disampaikan.43 42 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, PT. Reamja Rosadakarya, bandung, 2004, hal 114 43 Rhenald Khasali, Manajemen PR Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Umum Grafika, 2000, hal 3. 37 2.5 MEDIA RELATIONS Yosal Iriantara mendefinisikan media relations sebagai bagian dari humas eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dan publik – publiknya untuk mencapai tujuan organisasi.44 Franks Jefkins mendefinisikan hubungan media sebagai usaha untuk mencari publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi perusahaan yang bersangkutan. Dari definisi diatas bisa dikatakan bahwa hubungan media itu merupakan salah satu bagian dari kegiatan humas, jadi apa yang menjadi hubungan media menjadi faktor penentu utama “hidup dan matinya” humas.45 Kesimpulannya, media relations tidak hanya terkait dengan kepentingan sepihak, organisasi saja atau media massa saja, melainkan kedua belah pihak memiliki kepentingan yang sama. Dengan demikian, akan membuat hubungan kerjasama menjadi win – win solutions. Dalam hal ini, perusahaan atau praktisi PR harus benar – benar memahami kepentingan – kepentingan perusahaan media, wartawan serta insan – insan media lain yang terlibat di dalam aktivitas industri media itu sendiri. 44 Yosal Iriantara, Media Relations : Konsep, Pendekatan, dan Oraktik, Simbiosa, Bandung, 2005, hal 29 - 30 45 Nurudin, Hubungan Media : Konsep dan Aplikasi, Raja Grafindo, Jakarta, 2008, hal 12. 38 Berdasarkan pada pemahaman diatas, maka pengertian media relations adalah : aktivitas komunikasi Public Relations / humas untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang.46 46 Diah Wardhani, Media Relations Sarana Membangun Reputasi Organisasi, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008, hal 7 - 9