4 Warta Pengawasan SDKP Edisi I - Tahun 2015 Edisi I - Tahun 2015 www.djpsdkp.kkp.go.id PELANTIKAN DAN SERTIJAB PEJABAT ESELON III DITJEN. PSDKP Selasa (27/1) bertempat di Ruang Rapat Hiu Macan 01, Direktur Jenderal PSDKP, Asep Burhanudin, melantik 4 (empat) Pejabat Eselon III di Lingkungan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Pelantikan berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.01/SJ-KKP/KP.430/I/2015 tentang Penetapan Pejabat Struktural Eselon III Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan tanggal 7 Januari 2015. Adapun Pejabat yang dilantik sebagai berikut : 1. Turman Hardianto Maha, SP. MMP sebagai Kepala Subdit Pengawasan Penangkapan Ikan Wilayah Timur, 1 Direktorat Pengawasan Sumber Daya Perikanan. 2. Syafrizal, SH. MH sebagai Kepala Subdit Pengawasan Penangkapan Ikan Wilayah Barat, Direktorat Pengawasan Sumber Daya Perikanan. 3. Ir. Pantja Waluyo Prasetyanto sebagai Kepala Subdit Pengawasan Usaha Budidaya,Direktorat Pengawasan Sumber Daya Perikanan. 4. Slamet, S.Pi sebagai Kepala Pangkalan PSDKP Jakarta. Ket. Foto : 1,2,3,4 : Pelantikan Pejabat Eselon III Ditjen. PSDKP 5,6,7 : Serah Terima Jabatan Kepala Pangkalan PSDKP Jakarta 2 4 3 5 6 7 Warta Pengawasan SDKP - Kantor Redaksi: Bagian Hukum Organisasi dan Humas, Sekretariat Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Gedung Mina Bahari III Lantai 15 Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat 10110. Telepon: 021-3519070 Fax: 021-3520346 Email: [email protected] / [email protected] STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Refleksi 2015 dan Outlook 2015 “ Pengawasan Mendukung Pengelolaan SDKP Yang Berkelanjutan “ Hal 1-2 Enam belas Kapal Ikan Ditangkap Kapal KKP Hal 2-3 P Perangi Illegal Fishing, KKp Perkuat Kapasitas Awak Kapal Pengawas Pelantikan dan Sertijab Pejabat Eselon III DItjen PSDKP Hal 3 Hal 4 REFLEKSI 2014 DAN OUTLOOK 2015 “PENGAWASAN MENDUKUNG PENGELOLAAN SDKP YANG BERKELANJUTAN” engawasan sumber daya kelautan dan perikanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan, yang bertujuan meningkatkan ketaatan pelaku usaha kelautan dan perikanan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini diharapkan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan. Demikian diungkapkan Direktur Jenderal PSDKP, Asep Burhanudin, pada saat konferensi pers “Refleksi 2014 dan Outlook 2015” Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), di Jakarta, 12 Januari 2015. Selanjutnya, Direktur Jenderal PSDKP mengungkapkan bahwa pelaksanaan pengawasan pada tahun 2014 dinilai telah mencapai kinerja yang diharapkan. Direktorat Jenderal PSDKP melalui operasi kapal pengawas telah berhasil melakukan pemeriksaan terhadap 2.044 kapal perikanan, yang terdiri dari 2.028 kapal perikanan Indonesia (KII), dan 16 kapal perikanan asing (KIA). Dari sejumlah kapal yang diperiksa tersebut, ditangkap karena melanggar ketentuan sebanyak 39 kapal, terdiri dari 16 KIA dan 23 KII. Selain menangkap kapal perikanan ilegal, Direktorat Jenderal PSDKP juga berhasil menggagalkan perdagangan spesies ikan yang dilindungi, Pari Manta. Sebanyak 360 kg insang kering Pari Manta atau setara dengan ± 280 ekor, dan diperkirakan memiliki nilai jual di pasar internasional senilai USD 864 juta berhasil digagalkan di 3 (tiga) lokasi yang berbeda, yaitu Surabaya, Indramayu, dan Bali. Direktorat Jenderal PSDKP juga berperan mengawal kebijakan stra- tegis Menteri Kelautan dan Perikanan, berupa peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan terkait Penghentian Sementera (Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Negara Republik Indonesia (PERMENKP No. 56/PERMEN-KP/2014), peraturan Larangan Transshipment (PERMENKP No. 57/PERMEN-KP/2014), dan peraturan Disiplin Pegawai KKP Dalam Pelaksanaan Kebijakan Moratorium dan Larangan Transshipment (PERMENKP No. 58/PERMEN-KP/2014). Peran aktif tersebut dilakukan dengan peningkatan pengawasan di pelabuhan pada saat kapal akan melakukan kegiatan perikanan. Hal ini telah terbukti, pada akhir tahun 2014, Pengawas Perikanan berhasil mengungkap dugaan pelanggaran MV HAI FA (4.306 GT) berbendera PANAMA yang melakukan kegiatan perikanan tanpa dilengkapi Surat Laik Operasi (SLO) Kapal Perikanan, sebagaimana diatur dalam undang-undang perikanan. Selanjutnya, kapal dengan muatan 900.702 kg ikan campuran dan udang beku dikawal (adhoc) menuju dermaga Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lantamal) IX Ambon. Selanjutnya dalam kerjasama lintas instansi penegak hukum, pada tahun 2014 Ditjen. PSDKP telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan TNI AL tentang Peningkatan Pengawasan dan Penegakan Hukum di Bidang Kelautan dan Perikanan. Kemudian, Ditjen. PSDKP bersama-sama dengan Mahkamah Agung telah berhasil membentuk tiga pengadilan perikanan, yakni di Ambon, Sorong dan Merauke, yang telah diresmikan oleh Ketua Mahkamah Agung dan Menteri Kelautan dan Perikanan pada tanggal 11 Desember 2014, di Ambon, Maluku. Pembentukan Pengadilan Perikanan tersebut dilakukan untuk mempercepat penyelesaian hukum atas kasus-kasus tindak pidana perikanan. Selain upaya repressive (penegakan hukum) oleh Kapal Pengawas, pengawasan juga ditekankan pada upaya preemtive (pencegahan) melalui STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN 2 Warta Pengawasan SDKP Edisi I- Tahun 2015 Sambungan dari hal. 1 sosialisasi, pembinaan masyarakat nelayan, pemeriksaan kapal-kapal di darat/pelabuhan sebelum dan setelah melakukan penangkapan ikan, pemantauan dengan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (Vessel Monitoring System/VMS), pemeriksaan terhadap unit-unit pengolahan ikan, peredaran ikan di pasar, dan usaha budidaya ikan. Selama tahun 2014, dari 4.751 kapal perikanan (> 30 GT) yang terpasang transmitter VMS, diketahui ketaatan dalam mengaktifkan transmiter VMS sebesar 41,44 % (1.969 kapal), dan sebanyak 58,56 % tidak taat dalam mengaktifkan transmiter VMS, yang disebabkan antara lain kapal tidak beroperasi (docking, dampak moratorium), kapal berada di pelabuhan pangkalan, transmiter rusak di laut, dan sengaja mematikan. Berdasaran analisis pergerakan kapal selama tahun 2014, diketahui sebanyak 528 kapal perikanan melakukan pelanggaran. Sebanyak 469 kapal melanggar daerah penangkapan, 29 kapal melakukan transshipment di laut, 15 kapal menangkap ikan tanpa SIPI, 7 kapal mengangkut ikan tidak melalui cek poin terakhir, 5 kapal membawa hasil tangkapan langsung ke Warta Pengawasan SDKP Edisi I- Tahun 2015 luar negeri, 2 kapal tidak melaporkan hasil tangkapan di pelabuhan yang ditentukan, dan 1 kapal menggunakan alat tangkap pair trawl. Pelanggaran tersebut diperkirakan sebanyak 74 % terjadi di Laut Arafura dan 16 % terjadi di perairan Laut Tiongkok Selatan. Terhadap kapal-kapal perikanan yang terindikasi melakukan pelanggaran dilakukan klarifikasi dan diberikan surat peringatan serta direkomendasikan untuk diberikan sanksi adminsitrasi kepada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Sementara itu, dalam melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 2011 tentang Perlindungan Nelayan, Ditjen. PSDKP bersama-sama dengan Kementerian Luar Negeri melalui kegiatan advokasi nelayan yang tertangkap di luar negeri, sejak tahun 2011 hingga saat ini telah berhasil memulangkan 683 orang nelayan, terdiri dari 353 orang nelayan dari Malaysia, 271 orang nelayan dari Australia, 20 orang nelayan dari Rep. Palau, 14 orang nelayan dari Papua Nugini, 14 orang nelayan dari Timor Leste, dan 11 orang nelayan dari India. Program Pengawasan Tahun 2015 Dalam rangka meningkatkan upaya pemberantasan illegal fishing dan kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan, Direktorat Jenderal PSDKP pada tahun 2015 telah merancang beberapa program dan kegiatan untuk mewujudkan program Menteri Kelautan dan Perikanan memberantas illegal fishing dari perairan Indonesia. Tahun 2015, Ditjen. PSDKP akan memperkuat armada Kapal Pengawas berukuran 60 meter sebanyak 4 (empat) unit, yang dibangun melalui program Sistem Kapal Inspeksi Perikanan Indonesia (SKIPI). Selain itu, juga akan dilaksanakan pembangunan speedboat pengawasan sebanyak 5 unit. Penambahan kedua jenis armada pengawasan tersebut akan menambah armada yang telah ada dan akan ditempatkan di wilayah rawan illegal fishing. Dari sisi operasional Kapal Pengawas, pada tahun 2015, Ditjen. PSDKP mendapatkan alokasi anggaran sebanyak 116 hari operasi Kapal Pengawas, untuk mendukung 27 kapal pengawas yang telah ada dan 4 kapal pengawas SKIPI yang akan operasional pada akhir tahun 2015. Jumlah hari operasi sedang diupayakan untuk ditingkatkan menjadi 210-280 hari, dengan mengusulkan APBN-P 2015. ENAM BELAS KAPAL IKAN DITANGKAP KAPAL PENGAWAS KKP Kapal Pengawas Perikanan, Kemen- terian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap 16 (enam belas) kapal perikanan ilegal, yang terdiri dari 8 (delapan) kapal perikanan asing (KIA), dan 8 (delapan) kapal perikanan Indonesia (KII). Penangkapan tersebut dilakukan pada tanggal 21-28 Januari 2015 dalam operasi pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), KKP. Demikian diungkapkan Direktur Jenderal PSDKP, Asep Burhanudin, di Jakarta (29/1). Selanjutnya, Asep menjelaskan, KIA yang ditangkap terdiri dari 4 (empat) KIA berbendera Vietnam yang ditangkap oleh KP. Hiu Macan 001 di Perairan Laut Natuna pada tanggal 22 Januari 2015, yaitu KM. BTH 9611075 TS (75 GT, ABK 8 orang Vietnam), BTH 96782 TS (35 GT, ABK, 11 orang Vietnam), BTH 96783 TS (35 GT, ABK 7 orang Vietnam), dan BTH 96092 TS (24 GT, ABK 9 orang Vietnam). Selan- jutnya keempat kapal tersebut dikawal menuju ke Stasiun PSDKP Pontianak. Sementara itu, 1 (satu) KIA berbendera Thailand KM 026 (80 GT, ABK 4 orang WNA Thailand dan 10 orang WNA Myanmar) ditangkap oleh KP Hiu 008 di perairan timur Lhokseumawe pada tanggal 25 Januari 2015, untuk proses hukum kapal dibawa ke Satker PSDKP Lampulo-Banda Aceh. Sedangkan 2 (dua) KIA berbendera Philipina, yaitu KM Garuda 5 (ABK 4 orang WNA Filipina) dan KM Garuda 6 (ABK 15 orang WNA Filipina), ditangkap pada tanggal 24 Januari 2015 oleh KP Hiu Macan Tutul 001 di perairan Laut Sulawesi dan diproses hukum di Pangkalan PSDKP Bitung. Kemudian pada tanggal 28 Januari 2015 KKP kembali menangkap 2 (dua) kapal perikanan ilegal. Satu KIA berbendera Malaysia atas nama KM. PKFB677 (60 GT, ABK 1 orang WNA Malaysia dan 5 orang WNA Myanmar) ditangkap oleh KP. Hiu 009 di perairan teritorial Selat Malaka, yang melaku- kan penangkapan ikan tanpa dilengkapi dokumen perijinan dari KKP. Asep menambahkan, kedelapan kapal asing ilegal tersebut melakukan kegiatan penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) tanpa dilengkapi dokumen perijinan dari Pemerintah RI, dan diduga melanggar Pasal 93 ayat (2) Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas UU 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp. 20 milyar. Delapan Kapal Ikan Indonesia Ilegal Dalam pelaksanaan gelar operasi pengawasan tersebut, KKP juga berhasil menangkap 8 (delapan) kapal perikanan Indonesia (KII) yang melakukan pelanggaran dalam kegiatan penangkapan ikan di beberapa lokasi yang berbeda. Pada tanggal 21 Januari 2015, KP Hiu 004 menangkap 2 (dua) KII yang STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN 3 Sambungan dari hal. 2 diduga melakukan kegiatan penangkapan ikan tanpa dilengkapi Surat Laik Operasi (SLO) Kapal Perikanan maupun Surat Persetujuan Berlayar di Perairan Batam, Kepulauan Riau. Kedua kapal, yaitu KM Berkat Jaya (26 GT, ABK 7 orang WNI) dan KM. Galang Permai (6 GT, ABK 9 orang WNI), dikawal ke Satuan Kerja PSDKP Batam. Sementara itu, 1 (satu) kapal ikan KM. Mandiri 777 (ABK 12 orang) ditangkap oleh KP. Hiu Macan 02 pada tanggal 24 Januari 2015 di Laut Maluku, diduga melakukan kegiatan perikanan tanpa dilengkapi SLO, selanjutnya proses hukum di Pangkalan PSDKP Bitung. Selanjutnya, tanggal 24 Januari 2015, KP Hiu Macan 003 menangkap 4 KII, yaitu KM Samudera Jaya Raya I (88 GT, ABK 14 WNI dan 8 WNA Filipina), KM Samudera Jaya Raya Perkasa (28 GT, ABK 2 WNI dan 2 WNA Filipina), KM Cahaya Samudera (6 GT, ABK 4 WNI), dan KM Cahaya Samudera-02 (6 GT, dan ABK 3 WNI). Keempat kapal tersebut melakukan pelanggaran Surat Ijin Penangkapan Ikan (SIPI) operasi tunggal namun temuan dilapangan digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan dalam sistem kelompok (group). Kapal selanjutnya dikawal ke Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Sorong untuk proses hukum oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan. Sedangkan 1 (satu) KII atas nama KM. Maharani Nusantara (104 GT) ditangkap oleh KP. Hiu 003 di perairan ZEEI Selat Malaka, diduga melaku- kan kegiatan penangkapan ikan tanpa dilengkapi Surat Laik Operasi (SLO) Kapal Perikanan dan Surat Persetujuan Berlayar, dan dikawal ke Belawan. Penangkapan kapal-kapal perikanan ilegal merupakan kerja nyata Pemerintah untuk menjaga sumber daya ikan yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada bangsa Indonesia. Apabila hal ini tidak dilakukan, maka lautan Indonesia akan dipenuhi oleh kapal-kapal pencuri ikan asing yang tentunya akan sangat berdampak terhadap kelestarian sumber daya ikan dan keberlanjutan mata pencaharian nelayan Indonesia, pungkas Asep. Empat KIA Vietnam ditangkap KP Hiu Macan 301, bulan Januari 2015 Tabel : Rekapitulasi Data Kapal Illegal Hasil Operasi Kapal Pengawas Perikanan Januari 2015 No 1 2 Ka pal Pengawas KP. Hiu 004 KP. Hiu 001 3. KP. Hiu 003 4. KP. Hiu Macan Tutul 001 5. KP. Hiu Macan 02 6 KP. Hiu Macan 003 Identitas Kapal Na ma/Bendera Kapal Uk uran ABK/Warga Negara KM. Berkat Jaya/ Indonesia 26 GT 7 orang/Indonesia KM. Galang Permai/ Indonesia 6 GT 9 orang/Indonesia KM. BTH 9611075 TS/ Vietnam 75 GT 8 orang/Vietnam KM. BTH 96782 TS/ Vietnam 35 GT 11 orang/Vietnam KM. BTH 96783 TS/ Vietnam 35 GT 7 orang/Vietnam KM. BTH 96092 TS/ Vietnam 24 GT 9 orang/Vietnam KM Maharani Nu santara/ Indoneisa 104 GT KM. Garuda 5/Filipina KM. Garuda 6/Filipina KM. Mandiri 777/Indonesia Tanggal/lokasi Penangk apan 21 Januari/ Perairan Batam, Kepri 22 Januari 2015/ perairan laut natuna - 24 Januari/ Perairan ZEEI Malaka - 4 orang/Filipina - 15 orang/Filipina 24 Januari 2015/ Perairan laut sulawesi - 12 orang/Indonesia KM. Samudera Jaya Raya 1 /Indonesia 88 GT 14 orang/Indonesia 8 orang/Filipina KM. Samudera Jaya Raya Perka sa/Indonesia 28 GT 2 orang/Indonesia 2 orang/Filipina KM. Cahaya Samudera/Indonesia 6 GT 4 orang/Indonesia KM. Cahaya Samudera 6 GT 3 orang/Indonesia 24 Januari 2015/ Laut maluku 24 Januari/ Laut maluku PERANGI ILLEGAL FISHING, KKP PERKUAT KAPASITAS AWAK KAPAL PENGAWAS Awak Kapal Pengawas (AKP) Perikanan menjadi ujung tombak pemerintah dalam memerangi dan menangkap pelaku illegal fishing di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP NRI). Dalam melaksanakan operasi pengawasan, AKP dituntut memiliki keberanian dan kapasitas yang mumpuni untuk mengamankan dan menegakkan kedaulatan negara di laut. Dengan tugas beratnya itulah maka kompetensi serta jiwa patriotisme dan profesionalismenya perlu terus ditingkatkan. Demikian dikatakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, saat memberikan pengarahan kepada para Nakhoda dan Perwira Kapal Pengawas Perikanan di Jakarta, Selasa (13/1). Menurut Susi, upaya strategis yang dilakukan diantaranya melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi AKP, termasuk para Nakhoda dan Perwira Kapal Pengawas. Dalam hal ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen. PSDKP) bekerja sama dengan instansi terkait, seperti TNI AL, POLRI, dan Lembaga Sandi Negara. “Kerjasama ini telah berlangsung lama dan kedepan akan terus diperkuat agar awak kami bisa bertarung di lautan”, ujar Susi Sedangkan dari sisi operasional Kapal Pengawas, tahun ini KKP mendapatkan alokasi anggaran sebanyak 116 hari operasi, untuk mendukung 27 kapal pengawas yang telah ada dan 4 kapal pengawas SKIPI yang akan operasional pada akhir tahun 2015. Jumlah hari operasi akan terus diupayakan untuk ditingkatkan menjadi 210 sampai 280 hari. STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN