4 Warta Pengawasan SDKP Edisi VI - Tahun 2015 Edisi VI - Tahun 2015 www.djpsdkp.kkp.go.id BERITA DALAM GAMBAR 1 2 Ditjen. PSDKP Ungkap Pemanfaatan Ilegal Spesies Ikan Yang Dilindungi Ditjen PSDKP Siapkan Program Kerja Pemberantasan Illegal Fishing Ditjen PSDKP Tambah SDM Penyidik Perikanan Hal 1 Hal 2 Hal 2 Tingkatkan Pemberantasan Destructive fishing Ditjen PSDKP Perkuat Polsus PWP3K Peletakan Lunas (Keel Laying) Kapal Pengawas KKP Berita Dalam Gambar Hal 3 Hal 3 Hal 4 DITJEN. PSDKP UNGKAP PEMANFAATAN ILEGAL SPESIES IKAN YANG DILINDUNGI 4 3 41 6 5 7 Keterangan gambar : 1,2 : Pengawasan pemanfaatan spesies ikan dilindungi Pari Manta dan Hiu Paus, Lombok, Nusa Tenggara Barat, 22/6 3,4 : Peletakan lunas (Keel Laying) Kapal Pengawas Perikanan, Batam, 05/6 5,6 : Penutupan Diklat Polsus PWP3K, SPN Lido, 16/6 Warta Pengawasan SDKP - Kantor Redaksi: Bagian Hukum Organisasi dan Humas, Sekretariat Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Gedung Mina Bahari III Lantai 15 Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat 10110. Telepon: 021-3519070 Fax: 021-3520346 Email: [email protected] / [email protected] STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN D Barang bukti berupa insang kering Pari Manta dan sirip kering ikan Hiu Paus, yang berhasil diamankan oleh Tim Ditjen. PSDKP. irektorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Wilayah Kerja NTB, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lombok, NTB, dan Dinas Kelautan dan Perikanan Lombok, berhasil menggagalkan usaha perdagangan bagian tubuh spesies ikan yang dilindungi insang Pari Manta dan sirip ikan Hiu Paus di Lombok, Nusa Tenggara Barat, (22/6). “Kami bersama instansi terkait berhasil menggagalkan perdagangan insang kering Pari Manta dan sirip kering ikan Hiu Paus yang merupakan spesies dilindungi, berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor.4/KEPMEN-KP/2014 tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Pari Manta, dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor.18/KEPMENKP/2013 tentang Penerapan Status Perlindungan Penuh Ikan Hiu Paus (Rhincodon typus)“, ungkap Direktur Jenderal PSDKP, Asep Burhanudin, di Jakarta (23/6). Asep menambahkan kasus tersebut terungkap saat petugas Ditjen. PSDKP mendapatkan informasi dari masyarakat tentang perdagangan insang kering Pari Manta dan sirip ikan Hiu di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kemudian Tim Ditjen. PSDKP yang dipimpin oleh Direktur Pengawasan Sumber Daya Kelautan, melakukan pendalaman informasi tersebut, dan berhasil melakukan penangkapan pada tanggal 22 Juni 2015, di 2 (dua) lokasi berbeda, yaitu Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjung Luar, dan gudang pengolahan dan penyimpanan tulang Hiu dan insang kering Pari Manta di Desa Rumbuk, Sakra, Lombok Timur. Dalam operasi di TPI Tanjung Luar, petugas menemukan barang bukti sebanyak 5 (lima) karung tulang Pari Manta dan Hiu Paus yang sudah dikeringkan serta 3 (tiga) karung kecil insang kering Pari Manta (sekitar 15-20 kg). Sementara itu di Desa Rumbuk, petugas berhasil menemukan barang bukti sebanyak 2 (dua) karung tulang Pari Manta (sekitar 40-50 kg) yang dikeringkan, serta sirip ikan Hiu Paus ± 6 kg yang terdiri dari 2 (dua) sirip dada, 1 (satu) sirip punggung, dan 1 (satu) sirip ekor. Selanjutnya terhadap kasus tersebut akan dilaksanakan proses hukum oleh Satuan Kerja PSDKP Lombok. (sdk) STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN 2 Warta Pengawasan SDKP Edisi VI- Tahun 2015 Warta Pengawasan SDKP Edisi VI- Tahun 2015 DITJEN. PSDKP SIAPKAN PROGRAM KERJA PEMBERANTASAN ILLEGAL FISHING TAHUN 2016 Direktorat Jenderal PSDKP melaksanakan Rapat Teknis Perencanaan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tahun 2016 dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi seluruh Indonesia, Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Ditjen, PSDKP, dan Satker Pengawasan SDKP guna menyusun program pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan Tahun 2016, di Bandung, 9-12 Juni 2015 Kegiatan yang resmi dibuka oleh Direktur Jenderal PSDKP, Asep Burhanudin, merupakan agenda tahunan dalam kerangka sistem perencanaan pembangunan nasional, yang bertujuan menjabarkan secara rinci dokumen Rencana Kerja (RENJA) Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2016, yang telah ditetapkan sebelumnya melalui pertemuan tiga pihak Bappenas, Kementerian Keuangan, dan KKP pada bulan April 2015. Dalam sambutan pembukaannya, Asep Burhanudin menyampaikan prioritas program pemerintahan Kabinet Kerja yang fokus kepada pemberantasan illegal fishing, dan diimplementasikan melalui berbagai kebijakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kebijakan tersebut diantaranya tentang moratorium perijinan usaha perikanan tangkap bagi kapal perikanan yang pembangunannya dilakukan di luar negeri (eks asing), larangan transhipment, pembentukan Satgas Pencegahan dan Pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing, penggelaman kapal ikan asing pelaku illegal fishing, penguatan kapasitas pengawasan di laut dengan menambah hari operasi kapal pengawas menjadi 280 hari/tahun, serta penguatan sarana dan prasarana pengawasan. Dengan berbagai kebijakan tersebut, sudah sangat jelas bahwa pemberantasan illegal fishing dan tentunya program pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan adalah program prioritas KKP Tahun 2015-2019. Semangat yang ada di tingkat nasional untuk memperkuat PSDKP khususnya pemberantasan illegal fishing ini harus diwujudkan dan didukung oleh seluruh jajaran di lingkungan Ditjen. PSDKP dan Pemerintah Provinsi maupun Kab/Kota, tambah Asep. Selanjutnya, Asep menekan kan agar penyusunan perencanaan kegiatan tahun 2016 harus memperhatikan akuntabilitas kinerja, serta memprioritaskan hal-hal sebagai berikut : 1. Penguatan pemberantasan illegal fishing sebagaimana yang digariskan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, 2. Peningkatan kepatuhan pelaku usaha kelautan dan perikanan, 3. Penguatan sumber daya manusia dan kelembagaan pengawasan, 4. Pemenuhan sarana dan prasarana pengawasan yang terintegrasi, dan 5. Penguatan penanganan pelanggaran di bidang kelautan dan perikanan. (prog) DITJEN. PSDKP TAMBAH SDM PENYIDIK PERIKANAN Direktur Jenderal PSDKP, Asep Burhanudin secara resmi menutup Diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Pusdik Reskrim, Mega mendung, Bogor, tanggal 12 Juni 2015. Pelaksanaan Diklat PPNS Perikanan Tahun 2015, yang diikuti oleh 30 (tiga puluh) orang peserta dari UPT di lingkungan Direktorat Jenderal PSDKP, merupakan jawaban sekaligus upaya dalam penjabaran atas tuntutan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) PPNS Perikanan yang masih kurang khususnya di daerah yang rawan dan sering terjadi tindak pidana perikanan. Lebih lanjut, Asep mengungkapkan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan penanganan tindak pidana perikanan di lapangan, dimana akan menentukan eksistensi Direktorat Jenderal PSDKP. Selanjutnya, Ditjen PSDKP melalui Direktorat Penanganan Pelanggaran bertekad untuk mempercepat penyelesaian perkara tindak pidana kelautan dan perikanan secara cepat, akuntabel dan tepat waktu dengan melakukan beberapa langkah strategis, diantaranya yaitu melakukan peningkatan jumlah dan kompetensi SDM PPNS Perikanan. Dengan luasnya wilayah yang menjadi objek pengawasan di bidang kelautan dan perikanan perlu diimbangi dengan keberadaan PPNS Perikanan sebagai salah satu aparat penegak hukum di wilayah-wilayah tersebut. Pada penutup sambutan, Dirjen. PSDKP menekankan agar setelah di- lakukan sumpah PPNS oleh Kementerian Hukum dan HAM, para PPNS Perikanan agar tidak lagi ragu dalam melakukan penegakan hukum di bidang kelautan dan perikanan, karena telah dilandasi perangkat hukum yang memadai, serta harus bertindak secara amanah, cerdas dan profesional dalam penanganan tindak pidana perikanan serta selalu menjaga keharmonisan dan koordinasi antar instansi penegak hukum. (pp) STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN 3 TINGKATKAN PEMBERATASAN DESTRUCTIVE FISHING, DITJEN. PSDKP PERKUAT POLSUS PWP3K Sekretaris Direktorat Jenderal PSDKP, Abdur Rouf Sam, mewakili Direktur Jenderal PSDKP, secara resmi menutup Pelatihan Pengawas Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dengan Kewenangan Kepolisian Khusus (Polsus PWP3K) Angkatan V Tahun 2015, di SPN Lido, 16/6. Diklat Polsus PWP3K, yang dilaksanakan selama 60 (enam puluh) hari dan diikuti oleh 100 (seratus) orang peserta dari UPT/Satker/Pos PSDKP dan beberapa Dinas Kelautan dan Perikanan di seluruh Indonesia, merupakan pelaksanaan mandat Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, dimana pemanfaatan potensi sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil harus diawasi agar sumber daya dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Direktur Jenderal PSDKP, Asep Burhanudin, dalam sambutan yang dibacakan oleh Sekretaris Ditjen. PSDKP, mengatakan banyak aktifitas di beberapa wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil yang dilakukan dengan cara merusak (destructive) memperburuk kualitas ekosistem dan berakibat pada menurunnya produktivitas dan mengancam kelestarian sumber daya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka Direktorat Jenderal PSDKP mendidik pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal PSDKP maupun Dinas Kelautan dan Perikanan untuk menjadi Polsus PWP3K. Polsus PWP3K ini diharapkan dapat berperan aktif di wilayah kerjanya sehingga berbagai permasalahan yang ada di pesisir dan pulau-pulau kecil dapat tertangani dengan baik. (sdk) PELETAKAN LUNAS (KEEL LAYING) KAPAL PENGAWAS KKP Upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam melakukan pengawasan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPPRI) terus ditingkatkan. Untuk mendukung upaya tersebut, KKP melalui Ditjen. PSDKP menambah 4 (empat) armada kapal pengawas perikanan ukuran panjang 32 meter berbahan aluminium. Hal ini ditandai dengan peletakan lunas (keel laying) oleh Direktur Jenderal PSDKP, Asep Burhanudin, di galangan PT. Palindo Marine, Batam, Kepulauan Riau, tanggal 5 Juni 2015. Dalam sambutannya, Asep Burhanudin mengungkapkan rasa syukur karena pembangunan 4 (empat) unit kapal pengawas perikanan ini merupakan bentuk nyata dari tekad KKP dalam melakukan pemberantasan illegal fishing yang selama berpuluh-puluh tahun terjadi di perairan Indonesia. Spesifikasi Teknis Kapal Pengawas 32 Meter NO URAIAN SATUAN DIMENSI 1 Panjang seluruh (LOA) Meter 32.10 2 Lebar max (B.mld) Meter 6.36 3 Tinggi tengah kapal (H.mild) Meter 3.20 4 Saraf air (T.Design) Meter 1.00 5 Tangki bahan bakar (Total) Liter 15.000 6 Tangki air tawar Liter 6000 7 Akomodasi Orang 15 + 1 VIP 8 Mesin penggerak kapal HP 2 unit marine diesel engine, output 1100 HP 9 Generator Set HP 2 unit marine diesel genset, generator output 60 KVA 10 Generator set (Harbour) HP Marine diesel engine, generator output 15 KVA, 50 Hz 11 Kecepatan maksimum Knot 25 12 Kecepatan dinas Knot 22 13 Endurance Hari 3 Selain itu, penambahan armada kapal pengawas juga merupakan regenerasi dari armada kapal pengawas yang dimiliki KKP saat ini. Dari 27 kapal pengawas yang dimiliki, sebanyak 14 unit telah berumur lebih dari 10 tahun. Spesifikasi kapal pengawas yang dibangun selain memiliki panjang 32 meter, juga memiliki lebar kapal 6 meter dan tinggi kapal 4 meter. Kapal yang ditargetkan selesai pembangunan pada akhir 2015 akan mampu menampung 15 (lima belas) orang Awak Kapal Pengawas, serta memiliki daya mesin 3 x 750 HP, dan berkecepatan 28 knot. Dengan spesifikasi yang dimiliki tersebut, kapal diharapkan mampu beroperasi di laut hingga tiga hari tanpa sandar di pelabuhan.(pip) STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN