Peng wasan - Ditjen PSDKP

advertisement
WARTA
Peng wasan
Edisi VI / 2016
Berita Utama
KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TERTIBKAN
RUMPON ILEGAL
@humaspsdkp
humas psdkp
[email protected]
7
LENSA KEGIATAN
1
2
3
4
5
66
Keterangan:
1. Penertiban Empat Rumpon di perairan NTT (20-22/6)
2. Pembukaan Diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil, Megamendung (20/6)
3 & 4. Pelatihan Teknis HENRIKHAN Kapal Ikan Ilegal, Batam (1-3/6).
5 & 6. Arahan MKP Kepada Jajaran PSDKP pada Kegiatan Retreat Evaluasi Program Prioritas KKP, Jakarta (28/6).
Pengawasan SDKP
2 Warta
Edisi VI- Tahun 2016
Berita Utama
KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TERTIBKAN
RUMPON ILEGAL
K
apal Pengawas Perikanan (KP)
Orca 004 yang baru diresmikan oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan
pada bulan April 2016 berhasil
menertibkan empat rumpon ilegal di
perairan Nusa Tenggara Timur dalam
pengawasan yang digelar selama
tiga hari tanggal 20-22 Juni 2016.
Keempat rumpon tersebut diambil
dari lokasi dan dibawa ke Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) Tenau,
Kupang.
Operasi
pengawasan
rumpon
tersebut merupakan respon atas
laporan nelayan Kupang kepada
Menteri Kelautan dan Perikanan saat
kunjungan kerja di Kupang pada
tanggal 12 Juni 2016. Rumpon yang
berhasil ditertibkan dalam operasi
tersebut berada di sekitar perairan
selatan Pulau Timor, perairan Pulau
Sabudan, dan perairan Laut Sawu.
Nakhoda KP. Orca 004 Eko Priyono
menyampaikan bahwa data lokasi
rumpon-rumpon
yang
berhasil
diamankan tersebut diperoleh dari
nelayan. “Kami telusuri koordinatkoordinat dari nelayan tersebut dan
berhasil diamankan empat rumpon”
Pada kesempatan lain, Kepala
Pangkalan Pengawasan Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan
(PSDKP) Jakarta yang wilayah
kerjanya mencakup perairan NTT
mengatakan, operasi penertiban
rumpon merupakan kerjasama yang
baik dari berbagai pihak, salah
satunya adalah dukungan informasi
dari para nelayan. Untuk itu operasi
penertiban rumpon tersebut juga
melibatkan berbagai pihak yaitu
Satker PSDKP Kupang, Dinas
Kelautan dan Perikanan (DKP)
Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan
tujuh orang wakil nelayan.
Sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Kelautan dan Nomor 26/
PERMEN-KP/2014 tentang Rumpon,
disebutkan bahwa rumpon adalah
alat bantu pengumpul ikan yang
menggunakan berbagai bentuk dan
jenis pengikat/atraktor dari benda
padat, berfungsi untuk memikat ikan
agar berkumpul, yang dimanfaatkan
untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas operasi penangkapan ikan.
Untuk mengendalikan pemasangan
rumpon tersebut maka dalam
Peraturan Menteri juga mengatur
bahwa setiap orang yang melakukan
pemasangan rumpon di WPP-NRI
wajib memiliki Surat Ijin Pemasangan
Rumpon (SIPR). (hms)
Warta Pengawasan SDKP
Edisi VI- Tahun 2016
3
Ditjen.PSDKP Terus Sosialisasikan PERMEN
tentang Sistem Pemantauan Kapal Perikanan
Direktorat Jenderal PSDKP terus sosialiasikan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Sistem Pemantauan
Kapal Perikanan serta konsultasi publik terkait rancangan
Permen KP tentang Surat Laik Operasi (SLO) kepada
seluruh stakeholder pada tanggal 3 Juni 2016 dan 24 Juni
2016.
Kegiatan yang dilaksanakan di
pelabuhan perikanan milik Kabupaten
Probolinggo dan Balai desa Juana
Kabupaten Pati Jawa Tengah ini
merupakan
dukungan
kegiatan
KKP
untuk
menginformasikan
peraturan-peraturan terbaru agar pada
pelaksanaannya stakeholder dapat
menjalankan aktivitasnya sesuai
dengan aturan-aturan yang berlaku.
Sekretaris
Direktorat
Jenderal
PSDKP Waluyo Sejati Abutohir
dalam sambutannya menyampaikan
tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
mendapatkan masukan dari seluruh
stakeholder yang berkepentingan
terhadap
implementasi
Permen
KP Nomor 42/PERMEN-KP/2015
tentang Sistem Pemantauan Kapal
Perikanan serta meminta masukan
atau tanggapan penyempurnaan
Rancangan Permen tentang perubahan
atas Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor 45/PERMENKP/2014 tentang Surat Laik Operasi
Kapal Perikanan sebelum Rancangan
Permen ditetapkan.
Lanjutnya, sosialisasi ini juga dapat
dijadikan sebagai wadah atau sarana
pemahaman tentang Permen KP
tersebut agar pada pelaksanaanya
stakeholder atau pihak yang
berkepentingan tidak salah untuk
menafsirkan peraturan tersebut serta
dapat memahami maksud dan tujuan
dibentuknya peraturan tersebut,
tutup waluyo.
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh
stakeholder dibidang kelautan dan
perikanan yang meliputi Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi
dan Kota, TNI AL, Polri, Dinas
Perhubungan,
Pemilik
kapal
perikanan, pengusaha Penangkapan
Ikan, pengusaha pengolahan Ikan,
POKMASWAS dan organisasi
masyarakat perikanan.
Sosialiasi serupa juga telah
dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan
Benoa Bali, Belawan. Kedepannya
KKP melalui Ditjen.PSDKP akan
terus mensosialisasikan Peraturan
Menteri tersebut di beberapa lokasi
pelabuhan perikanan di Indonesia.
(hms)
Pengawasan SDKP
6 Warta
Edisi VI- Tahun 2016
Perkuat Pengawasan Dengan Diklat Calon
PPNS Perikanan
D
irektorat Jenderal Pengawasan
Sumber
Daya
Kelautan
dan
Perikanan
(PSDKP)
melalui
Direktorat Penanganan Pelanggaran
mengadakan kegiatan Pendidikan dan
Pelatihan Calon Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS) Perikanan
Tahun 2016 yang diselenggarakan di
Pusdikreskrim Polri, Megamendung,
Cipayung Bogor.
Diklat ini dibuka oleh Kepala
Pusdikreskrim Polri, Kombes Pol.
Alex Sampe, yang dihadiri perwakilan
Direktorat Jenderal PSDKP, Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi
Banten, dan Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Riau.
Dalam sambutan pembukaan Alex
mengatakan peran penting PPNS
Perikanan dalam mengawal kebijakan
Pemerintah untuk memberantas
illegal fishing khususnya yang
dilakukan oleh kapal-kapal perikanan
asing. Oleh karena itu para PPNS
Perikanan yang nantinya dikukukan
oleh Menteri Hukum dan HAM
diharapkan dapat melakukan tugas
pengawasan dan penegakan hukum
perikanan secara lebih terarah,
dilandasi jiwa dan semangat
profesionalisme yang tinggi serta
dikerjakan secara sinergi khususnya
antar penyidik Polri dengan PPNS
Perikanan.
Pembentukan
PPNS
Perikanan
ini diikuti oleh peserta sebanyak
26 orang, yang berasal dari Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi
Kabupaten/Kota menggunakan pola
400 JP, dengan materi pembelajaran
mengenai peraturan perundangundangan yang terkait, teknik dan
taktik penyidikan serta manajemen
penyidikan. Disamping itu sejumlah
keterampilan lapangan lainnya juga
akan ada dalam praktek lapangan.
PSDKP Tanjung Pinang Gagalkan Perdagangan
Telur Penyu
tanggal 2 Juni 2016 oleh Pengawas
Perikanan yang didukung oleh
Stasiun Karantina Ikan Tanjung
Pinang.
Satuan Kerja Pengawasan Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan (Satker
PSDKP) Tanjung Pinang, Kepulauan
Riau berhasil menggagalkan upaya
penjualan telur penyu sebanyak
1.150 butir.
Kepala Satker PSDKP Tanjung
Pinang mengatakan operasi tangkap
tangan tersebut dilakukan pada
Sebelumnya, Satker PSDKP Tanjung
Pinang memperoleh informasi dari
masyarakat bahwa terdapat indikasi
adanya perdagangan telur penyu yang
dibawa oleh salah satu penumpang
kapal perintis dari Anambas ke
Tanjung Pinang. Atas dasar informasi
tersebut,
Pengawas
Perikanan
kemudian melakukan pemeriksaan di
pelabuhan Sri Bintan Pura saat kapal
bersandar. Namun, pemeriksaan
tersebut tidak menemukan barang
bukti telur penyu. Tim kemudian
melakukan penelusuran di beberapa
lokasi di sekitar pelabuhan dengan
melakukan penyamaran sebagai
pembeli dan akhirnya ditemukan
di sebuah rumah di kawasan Kota
Tanjung Pinang dan ditemukan
adanya barang bukti 1.150 telur
penyu. Selanjutnya terduga pelaku
tersebut diamankan oleh petugas ke
Satker PSDKP Tanjung Pinang.
Untuk dugaan pelanggarannya, akan
dilakukan pendalaman terkait dengan
Undang-Undang 45 Tahun 2009
tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan serta UndangUndang Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya,
tutup Herno. (SBO/PSDKP)
Warta Pengawasan SDKP
Edisi VI- Tahun 2016
5
PSDKP "Asah" Awak Kapal Pengawas
Melalui Penyegaran Teknis HENRIKHAN
Illegal Fishing.
Batam – Ditjen. PSDKP melalui
Direktorat Pengoperasian Kapal
Pengawas mengadakan kegiatan
Penyegaran Teknis Penghentian,
Pemeriksaan,
Penahanan
(HENRIKHAN) kapal ikan ilegal
wilayah barat tanggal 1 – 3 Juni 2016
di Batam,Kep. Riau.
Kegiatan yang bertemakan “ Awak
Kapal Pengawas Perikanan Bisa
Perangi Penangkapan Ikan Ilegal”
ini dibuka oleh Pelaksana Teknis
(Plt.) Direktur Jenderal PSDKP,
Sjarief Widjaja, dihadiri oleh mantan
Dirjen PSDKP, Busran Kadri, serta
Direktur
Pengoperasian
Kapal
Pengawas, Goenaryo dan Direktur
Pengawasan Pengelolaan Sumber
Daya Perikanan, Tyas Budiman.
kegiatan
ini
menghadirkan
narasumber
yang
berkompeten
di lingkup Ditjen PSDKP dan
diikuti oleh peserta sebanyak 46
orang, terdiri dari nakhoda kapal
pengawas, perwira kapal pengawas
dan pengawas perikanan dari
UPT PSDKP Batam. Selain itu
dalam rangkaian acara Henrikhan,
diserahkan juga secara simbolis
penghargaan kepada perwakilan
dari armada Kapal Pengawas yang
berprestasi dalam penangkapan
Kapal Ikan yang melakukan tindakan
“Awak kapal pengawas adalah
ujung tombak dalam mekanisme
pelaksaaan
tugas pengawasan
sumber daya kelautan dan perikanan
(SDKP),” ungkap Plt. Dirjen dalam
sambutannya. Lebih lanjut Plt. Dirjen
mengatakan pentingnya kegiatan ini
sebagai salah satu upaya peningkatan
kualitas SDM pengawasan SDKP
dan dalam menjalankan tugas
pengawasan dapat terlaksana secara
lebih terarah, dilandasi jiwa dan
semangat profesionalisme yang
tinggi.
Adapun hasil yang diharapkan
dari kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman tentang
petunjuk teknis henrikhan bagi awak
kapal pengawas dalam mendukung
optimalisasi operasional kapal dan
meningkatkan kreatifitas, inofatif
dalam memeriksa, membawa dan
menahan kapal illegal oleh kapaL
pengawas secara efektif dan efisien.
(hms)
13 Kapal Ilegal Ditangkap Selama Juni 2016
Jakarta. Selama bulan Juni 2016
sudah ada 15 Kapal Illegal yang
ditangkap oleh KKP. Melalui armada
Kapal Pengawas Direktorat Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan
dan Perikanan berhasil menangkap
para pelaku yang diduga melakukan
tindakan illegal fishing.
Diawali dengan 7 (tujuh) kapal ilegal
berbendera Vietnam beserta 55 (lima
puluh lima) Anak Buah Kapal (ABK)
berkebangsaan Vietnam ke Satuan
Kerja PSDKP Natuna, Kepulauan
Riau pada tanggal 10 Juni 2016.
Setelah itu Kapal Pengawas (KP)
Perikanan kembali menangkap 8
(delapan) kapal perikanan asing
(KIA) dan Indonesi (KII) yang
melakukan illegal fishing di Wilayah
Pengelolaan
Perikanan
Negara
Republik Indonesia (WPP-NRI)
pada tanggal 15,16 dan 17 Juni 2016.
Kedelapan kapal tersebut terdiri dari
4 (empat) KIA berbendera Vietnam,
2 (dua) KIA berbendera Filipina dan
2 (dua) kapal berbendera Indonesia.
Penangkapan ini merupakan salah
satu wujud nyata KKP dalam
menegakkan
kedaulatan
laut
Indonesia demi terwujudnya laut
Indonesia yang bebas dari tindakan
IUU Fishing.
Pengawasan SDKP
4 Warta
Edisi VI- Tahun 2016
Tertibkan Alat Tangkap Terlarang, PSDKP
Jakarta Sita 15 Unit Mini Trawl
Pangkalan Pengawasan Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan
(PSDKP) Jakarta menyita sebanyak
lima belas alat tangkap terlarang
trawl yang digunakan oleh nelayan di
sekitar perairan Laut Jawa.
Kegiatan penyitaan alat tangkap
mini trawl tersebut dilakukan
dalam kegiatan pengawasan yang
dilakukan Pangkalan PSDKP Jakarta
pada tanggal 1 s.d 5 Juni 2016
menggunakan Kapal Pengawas (KP) Alat tangkap trawl merupakan salah
satu jenis alat tangkap yang dilarang
Napoleon 006.
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Dalam kegiatan pengawasan tersebut Kelautan dan Perikanan Nomor 2/
telah dilakukan pemeriksaan terhadap Permen-KP/2015 tentang Larangan
23 kapal ikan Indonesia berukuran Penggunaan Alat Penangkapan Ikan
rata-rata 5 GT dan didapati sebanyak Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik
15 kapal menggunakan alat tangkap (Seine Nets) Di Wilayah Pengelolaan
terlarang dan merusak sumber daya Perikanan Negara Republik Indonesia.
kelautan dan perikanan mini trawl.
Untuk memberikan pemahaman
kepada para nelayan yang masih
menggunakan alat tangkap tersebut,
pihak
Pengawas
memberikan
peringatan kepada pelaku dan menyita
alat tangkap, sehingga nelayan tidak
kembali menggunakannya, serta
disarankan untuk mengganti alat
tangkap yang ramah lingkungan.
Tim Terpadu Tertibkan Alat Tangkap Trawl
S
tasiun Pengawasan Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan
(PSDKP)
Belawan
bersamasama dengan Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Sumatera Utara,
Pangkalatan TNI Angkatan Laut
(Lantamal) Belawan, dan Direktorat
Polisi Perairan Polda Sumatera Utara
menggelar operasi gabungan untuk
menekan kegiatan illegal fishing
di perairan Sumatera Utara pada
tanggal 15-19 Juni 2016. Operasi
gabungan tersebut difokuskan untuk
melakukan pembinaan terhadap
nelayan yang menggunakan alat
tangkap dilarang.
Kepala
Stasiun
PSDKP
Belawan dalam keterangannya
menyampaikan operasi gabungan
tersebut ditekankan di wilayahwilayah yang diduga sebagai
daerah penangkapan alat tangkap
terlarang, trawl, seperti perairan
Langkat, peraian sekitar Batubara,
dan perairan Serdang Bedagai.
Operasi pengawasan melibatkan
5 armada speed boat dari Stasiun
PSDKP Belawan, Dinas Kelautan
dan Perikanan Sumut, Lantamal
Belawan, dan dua speedboat dari
Direktorat Polisi Perairan Polda
Sumut.
Download