RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Universitas Brawijaya, UB Fakultas Perikanan & Ilmu kelautan (FPIK) Jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan & Ilmu Kelautan (PSPIK) Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP) NAMA MATA KULIAH : Eksplorasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan KODE MATA KULIAH : PIP 4209 TOTAL SKS : 3 SKS; 2 SKS Tatap Muka + 1 SKS Praktikal STATUS MATA KULIAH : Wajib/Pilihan SEMESTER DIBERIKAN : 6 (enam) KURIKULUM : Inti/Institusi Program Studi KOMPETENSI : Ut/Pe/La KATEGORI : MKK/MPK/MKB/MPB/MBB DOSEN PENGAMPU : Alfan jauhari : Daduk Setyohadi : Darmawan Okto Sutjipto : Dewa Gede Raka Wiadnya : Guntur : Sukandar : Tri Djoko Lelono : [email protected] KONTAK MK Keterangan: MPK = Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian MKK = Mata Kuliah Keahlian MKB = Mata Kuliah Keahlian Berkarya MPB = Mata Kuliah Perilaku Berkarya MBB = Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat Ut = Kategori Utama Pe = Kategori Pendukung La = Kategori Lainnya Silabus Mata Kuliah (UpDate: januari 2012) Definisi dan pengertian eksplorasi, teknik eksplorasi: (i) ikan (ikan bersirip, binatang berkulit keras, dan binatang berkulit lunak); (ii) habitat (terumbu karang, bakau, dan lamun); (iii) armada (alat tangkap, perahu dan mesin perahu); dan (iv) fasilitas perikanan (pangkalan pendaratan ikan, PPI). A Latar Belakang Pengelolaan Perikanan (tangkap) diartikan sebagai usaha mengatur pemanfaatan atau pengambilan sumber daya ikan sedemikian rupa, agar tidak terjadi penangkapan berlebih (overfishing) dan artinya, sumber daya ikan tersedia secara berkelanjutan. Selama ini, usaha pengelolaan perikanan tangkap dilakukan melalui pengaturan jumlah ijin unit penangkapan yang diberikan oleh pemerintah kepada pengusaha perikanan atau nelayan. Jumlah ijin (SIUP) ditentukan oleh JTB (Jumlah Tangkapan Yang Diperbolehkan) pada tahun kalender tersebut (JTB ialah terjemahan dari istilah TAC, Total Allowable Catch). JTB didefinisikan sebagai 80% total effort, Eopt, dari effort pada saat mencapai MSY, Maximum Sustainable Yield (effort bisa dikonversi kedalam bentuk jumlah ijin alat tangkap). MSY didefinisikan sebagai laju ekstraksi atau pengambilan pada laju pemulihan alami tertinggi, sehingga total hasil tangkap pada saat itu mencapai maksimal, namun stok sumber daya ikan masih tersedia secara berkelanjutan. Ketika total alat tangkap sudah mencapai posisi JTB, pengelola perikanan akan menghentikan ijin usaha penangkapan (SIUP). Jika ada, surat ijin hanya diberikan untuk perpanjangan, atau memindahkan kepemilikan ijin, dari pemilik ijin lama yang sudah tidak beroperasi. Penentuan MSY (begitu juga JTB) dilakukan dengan menggunakan pendekatan model produksi surplus dari Schaefer – total hasil tangkap dinyatakan sebagai fungsi kuadratik dari total effort yang menangkap jenis perikanan tersebut, dimana kurva mulai dari titik origin (0,0). Mulanya, peningkatan effort (alat tangkap) akan meningkatkan total hasil tangkap dari alat tersebut. Penambahan unit alat lebih lanjut, menurunkan laju peningkatan hasil tangkap total dan akhirnya mencapai titik infleksi. Pada saat itu tingkat pemanfaatan disebut mencapai MSY, penambahan effort lebih lanjut akan menyebabkan terjadinya penangkapan berlebih atau over-fishing. Model Schaefer ini tergantung pada berbagai asumsi yang hampir tidak bisa dipenuhi pada kondisi riil di tingkat lapang, terutama pada kondisi perikanan Indonesia dengan karakteristik multi-gear dan multi-species. Akibatnya, sangat sulit untuk menetapkan JTB sementera pemerintah harus mengambil keputusan (setiap tahun) dalam menentukan jumlah effort yang harus diberi ijin. Model Schaefer bisa diaplikasikan secara langsung asal tersedia data antara total effort dan total hasil tangkap dari effort tersebut. Kenyataan di alam, keberadaan sumber daya ikan sangat tergantung pada habitat lingkungan tempat hidupnya, keberadaan sumber pakan alami dan berbagai bentuk kompleksitas interaksi didalam ekosistem. Belakangan kita sadari bahwa sebagian besar wilayah pengelolaan perikanan (WPP) sudah mengalami tangkap lebih (over-fishing). Pada sisi lain, habitat pendukung sumber daya ikan sudah mengalami degradasi dan kalau dibiarkan lebih lanjut, sumber daya ikan akan berkurang dengan sendirinya, bahkan pada kondisi tanpa ditangkap sekalipun. Eksplorasi sumber daya kelautan dan perikanan studi melalui pendekatan observasi untuk mendapatkan sumber-sumber perikanan dan kelautan baru yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia. Kegiatan observasi tidak harus difokuskan bagi sumberdaya untuk kepentingan pangan (food), namun termasuk sumber non-pangan (non-food) atau jasa ekosistem lainnya (ecosystem services). Mata kuliah ini berusaha untuk mengembangkan pendekatan dan metode untuk mendapatkan sumberdaya yang baru dan belum diketahui oleh manusia dan ilmu pengetahuan. B Tujuan Pembelajaran Pembahasan pada mata kuliah ini terutama difokuskan pada teknik eksplorasi sumberdaya kelautan dan perikanan. Teknik tersebut, dalam frame work bidang perikanan, termasuk (tapi tidak terbatas pada): 1) 2) 3) 4) 5) Eksplorasi ikan bersirip, binatang berkulit keras dan binatang berkulit lunak Eksplorasi habitat pendukung sumberdaya perikanan (terumbu karang, bakau dan lamun) Eksplorasi armada perikanan (alat tangkap, perahu perikanan dan mesin perikanan); Eksplorasi sarana dan prasarana perikanan (pelabuhan perikanan, PPI, dsb) Eskplorasi sumberdaya perikanan non-food (bio-prospecting), jasa ekosistem (ecosystem services) Kompetensi ini termasuk (tapi tidak terbatas pada) pengetahuan/kemampuan: a) XXXX (topic untuk didiskusikan); b) XXXXX (topic diskusi, TBD); c) XXXXX (TBD); Peserta yang lulus dari mata kuliah ini paling tidak menguasai XXX (XXX) teknik dasar ketrampilan untuk mencapai dasar kompetensi yang diharapkan, ialah: 1) XXXX (TBD) 2) XXX (TBD) 3) XXX (TBD) C Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah Eksplorasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dipersiapkan untuk 14x tatap muka dan dipasangkan dengan 12x kegiatan tugas terstruktur bersama praktikal. Pokok bahasan pada masing-masing tatap muka ialah: 1) Pendahuluan – eksplorasi dalam kegiatan praktis 2) Eksplorasi sumberdaya kelautan dan perikanan: definisi dan pendekatan 3) Teknik eksplorasi sumberdaya ikan bersirip (finfish) 4) Teknik eksplorasi sumberdaya binatang berkulit keras (shrimp) 5) Teknik eksplorasi sumberdaya binatang berkulit lunak (shell) 6) Teknik eksplorasi sumberdaya habitat: terumbu karang, 7) Teknik eksplorasi sumberdaya habitat: bakau, 8) Teknik eksplorasi sumberdaya habitat: lamun (sea grass bed), 9) Eksplorasi armada perikanan tangkap: fishing gears 10) Eksplorasi armada perikanan tangkap: fishing boats (vessels) 11) Eksplorasi armada perikanan: mesin kapal (fishing machines) 12) Eksplorasi sarana dan prasarana perikanan tangkap: pelabuhan perikanan 13) Eksplorasi sumberdaya kelautan dan perikanan: non-food & ecosystem services 14) Review eksplorasi sumberdaya kelautan dan perikanan