Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum BPLH Kota Bandung
I
su-isu kerusakan lingkungan saat ini bukan lagi hanya merupakan
isu lokal daerah, akan tetapi sudah menjadi isu global, dimana
negara-negara di dunia berkomitmen secara bersama-sama ikut
serta dalam upaya-upaya pemulihan kondisi lingkungan menjadi lebih baik. Konsep
pembangunan
berkelanjutan
(sustainable
development)
yang
merupakan
kesepakatan dari hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio de Janeiro
Tahun 1992, belum seutuhnya dilaksanakan sehingga kerusakan lingkungan masih
terus berlanjut bahkan intensitasnya lebih tinggi. Komitmen bangsa Indonesia untuk
menjadikan aspek lingkungan hidup sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunan, secara tegas dituangkan dalam Undang-Undang Nomor : 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Lingkungan hidup merupakan salah satu urusan wajib yang harus diselenggarakan
oleh pemerintahan daerah karena termasuk dalam lingkup pelayanan dasar,
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 38 Tahun 2007 tentang
pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi
dan pemerintahan daerah kabupaten/kota. Oleh karena itu dibentuklah Badan
Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung, sebagai salah satu lembaga
teknis daerah berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 12 Tahun 2007
Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota
Bandung.
I-1
1.2. Tugas dan Fungsi BPLH Kota Bandung
T
ugas pokok Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota
Bandung yaitu melaksanakan sebagian kewenangan daerah
Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Untuk menyelenggarakan
tugas pokok tersebut, BPLH Kota Bandung mempunyai fungsi:
1. Perumusan
kebijakan
teknis
lingkup
perencanaan
lingkungan
hidup,
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, pengelolaan air
tanah dan energi, serta rehabilitasi lingkungan hidup;
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan
pemerintah
daerah
lingkup
perencanaan lingkungan hidup pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup, pengelolaan air tanah dan energi, serta rehabilitasi lingkungan
hidup;
3. Pembinaan
dan
pelaksanaan
lingkup
perencanaan
lingkungan
hidup,
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, pengelolaan air
tanah dan energi, serta rehabilitasi lingkungan hidup;
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
5. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan Badan.
Sedangkan struktur organisasi BPLH Kota Bandung berdasarkan Peraturan Walikota
Bandung Nomor : 474 Tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1.
Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung, membawahi :
2.
Sekretaris, membawahi :
a. Kepala Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Kepala Sub. Bagian Keuangan.
3.
Kepala Bidang Perencanaan, membawahi :
a. Kepala Sub. Bidang Pengkajian Lingkungan Hidup;
b. Kepala Sub. Bidang Program, Evaluasi dan Pelaporan;
4.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup,
membawahi :
a. Kepala Sub. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Udara;
b. Kepala Sub. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Air dan
Tanah;
I-2
5.
Kepala Bidang Pengelolaan Air Tanah dan Energi, membawahi :
a. Kepala Sub.Bidang Pengelolaan Air Tanah;
b. Kepala Sub.Bidang Pengelolaan Energi dan Keanekaragaman Hayati;
6.
Kepala Bidang Rehabilitasi Lingkungan Hidup, membawahi :
a. Kepala Sub.Bidang Rehabilitasi Udara dan Keanekaragaman Hayati;
b. Kepala Sub.Bidang Rehabilitasi Air dan Tanah;
Adapun struktur organisasi BPLH Kota Bandung adalah sebagaimana gambar
diagram berikut :
I-3
Gambar 1.1 Struktur Organisasi BPLH Kota Bandung
KEPALA
BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP
(BPLH)
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN
UMUM & KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN
KEUANGAN
BIDANG PENGENDALIAN
PENCEMARAN & KERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP
BIDANG PENGELOLAAN
AIR TANAH & ENERGI
BIDANG REHABILITASI
LINGKUNGAN HIDUP
SUB BIDANG
PENGKAJIAN
LINGKUNGAN HIDUP
SUB BIDANG PENGENDALIAN
PENCEMARAN & KERUSAKAN
UDARA
SUB BIDANG
PENGELOLAAN AIR TANAH
SUB BIDANG
REHABILITASI UDARA &
KEANEKARAGAMAN
HAYATI
SUB BIDANG
PROGRAM, EVALUASI
DAN PELAPORAN
SUB BIDANG PENGENDALIAN
PENCEMARAN & KERUSAKAN
AIR DAN TANAH
SUB BIDANG
PENGELOLAAN ENERGI &
KEANEKARAGAMAN
HAYATI
SUB BIDANG
REHABILITASI AIR
& TANAH
BIDANG PERENCANAAN
LINGKUNGAN HIDUP
U P T
I-4
1.3. Isu Strategis Lingkungan Hidup
F
isik alam Kota Bandung yang berada di Cekungan Bandung
menyebabkan luasan wilayah yang terbatas, sehingga menahan
kecenderungan pertumbuhan dan perluasan kota. Di samping itu
struktur ruang yang tumbuh tidak berimbang dan penggunaan lahan
yang tidak beraturan. Wilayah Timur relatif belum berimbang dengan wilayah Barat,
karena orientasi kegiatan penduduk umumnya masih di pusat kota. Luas lahan
terbangun dalam bentuk pertumbuhan permukiman baru di Kota Bandung semakin
meningkat dan mengurangi luasan sawah dan ruang terbuka hijau. Suhu udara
umumnya meningkat dan kualitasnya menurun.
Ketersediaan dan kualitas air tanah menurun, termasuk ketersediaan air bersih.
Bahkan di beberapa wilayah pengembangan, kualitas air tidak layak untuk minum,
bahkan untuk mandi dan cuci. Namun karena desakan kebutuhan, pada lokasi-lokasi
tersebut tetap dibangun permukiman. Pertumbuhan permukiman dan menurunnya
luasan daerah terbuka yang tidak didukung drainase sering menyebabkan banjir atau
genangan di berbagai wilayah. Banjir atau genangan ini bahkan terjadi daerahdaerah utama dan merusak berbagai sarana jalan. Sungai-sungai di Kota Bandung
juga banyak yang tercemar, dengan indikator belum memenuhi baku mutu parameter
COD dan BOD serta menjadi pembuangan sampah.
Permasalahan fisik alam yang penting untuk diperhatikan juga adalah Kota Bandung
termasuk daerah rawan bencana alam karena terletak dalam Patahan Lembang.
Keadaan ini sewaktu-waktu dapat mengancam tingkat kehidupan masyarakat yang
telah dibangun selama ini. Ditengah kepadatan pertumbuhan permukiman, bencana
non alam berupa kebakaran juga mengalami peningkatan.
Selain permasalahan tersebut di atas, fisik dan lingkungan Kota Bandung juga
memiliki potensi besar, sehingga Kota Bandung tetap menarik untuk dijadikan tempat
tinggal atau tujuan. Diantara potensi tersebut adalah posisi ketinggian kota dari
permukaan laut yang menyebabkan iklimnya masih tergolong nyaman bila
dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia. Aksesibilitas ke Ibu Kota Negara
dan pusat ekonomi dan pemerintahan Indonesia yang baik, sehingga mobilitas dari
dan menuju Bandung tergolong tinggi. Karena itu pula maka Kota Bandung dekat
juga dengan infrastruktur penting nasional. Di tengah permasalahan dan potensi fisik
lingkungan tersebut, upaya-upaya pencegahan dampak lingkungan juga sudah
dilakukan, misalnya dengan wilayah car free day, pembangunan taman-taman kota,
I-5
sawah abadi. Namun di masa depan, upaya-upaya gerakan masyarakat yang luas
masih sangat diperlukan untuk menghadapi persoalan fisik dan lingkungan tersebut,
sehingga daya dukung alam meningkat kembali.
Faktor eksternal yang timbul dari lingkup regional Jawa Barat, Nasional dan
internasional dalam beberapa situasi juga dapat mempengaruhi situasi dan kondisi
Kota Bandung. Adakalanya dampaknya positif atau negatif, namun pada intinya hal
tersebut tidak dapat dikendalikan oleh Kota Bandung. Untuk menghadapi hal
tersebut, maka diperlukan tindakan-tindakan antisipatif. Pada kelompok fisik dan
lingkungan, dampak dinamika internasional yang mungkin muncul antara lain; [1]
Gejala pemanasan global, dapat mempengaruhi iklim lokal Kota Bandung [2]
Ancaman krisis pangan dan energi, dapat mempengaruhi ketahanan pangan dan
energi Kota Bandung. Dampak dinamika nasional adalah degradasi daya dukung
alam nasional dapat berdampak pada lingkungan nasional, sedangkan dampak
regional adalah penurunan kualitas lingkungan regional akibat pertumbuhan
penduduk dan aktivitasnya berdampak pada kondisi Kota Bandung, seperti kondisi
sungai, lahan kritis, air, udara dan sebagainya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 19 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang (SPM) Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor : 20 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Lingkungan Hidup, jenis pelayanan dasar bidang lingkungan hidup daerah
kabupaten / kota diprioritaskan pada :
1. Pencegahan pencemaran air;
2. Pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak; dan
3. Tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup.
Permasalahan yang dihadapi pada pengelolaan lingkungan hidup di Kota Bandung
dalam rangka penerapan dan pencapaian Pelayanan Bidang Lingkungan Hidup
tersebut antara lain adalah :

Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendukung secara
maksimal pencapaian dan penerapan SPM Bidang Lingkungan Hidup;

Penentuan prioritas kegiatan dalam pencapaian dan penerapan SPM Bidang
Lingkungan Hidup sering terabaikan disebabkan keterbatasan anggaran; dan
I-6

Penetapan target kinerja berkaitan dengan tindak lanjut pengaduan
pencemaran sangat tergantung kepada pelaporan masyarakat. BPLH Kota
Bandung hanya bersikap pasif karena yang dilakukan adalah menunggu
pelaporan dari masyarakat.
1.4. Sistematika Penulisan
P
ada dasarnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP)
ini
merupakan suatu pengkomunikasian pencapaian kinerja BPLH
Kota Bandung selama Tahun 2014. Capaian kinerja Tahun 2014
tersebut diperoleh dengan cara membandingkan rencana kinerja/penetapan kinerja
Tahun 2014
sebagai tolok
ukur keberhasilan
tahunan organisasi dengan
realisasinya.
Terhadap capaian kinerja dimaksud, dilakukan evaluasi dan analisis kinerja sehingga
memungkinkan mengidentifikasi sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi
perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Dengan pola pikir seperti itu,
sistematika penyajian laporan akuntabilitas kinerja BPLH Kota Bandung Tahun 2014.
RINGKASAN EKSEKUTIF
Berisi uraian ringkas pencapaian sasaran-sasaran strategis BPLH Kota Bandung
Tahun 2014 dalam rangka pencapaian visi dan penyelenggaraan misi organisasi,
kendala-kendala
yang
dihadapi,
serta
langkah-langkah
dalam
mengatasi
hambatan/kendala dan langkah antisipatif untuk menanggulangi hambatan/kendala
yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi uraian mengenai Gambaran Umum BPLH Kota Bandung, Tugas dan
Fungsi BPLH Kota Bandung, Isu Strategis Lingkungan Hidup, dan
Sistematika Penulisan LKIP Tahun 2014.
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Berisi uraian mengenai Perencanaan Strategis Sebelum Reviu dan
Perencanaan Strategis Hasil Reviu.
I-7
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Bab ini menyajikan kerangka pengukuran yang dilakukan, indikator kinerja,
proses pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis kinerja. Selain itu, disajikan
juga akuntabilitas keuangan BPLH Kota Bandung Tahun 2014.
BAB IV
PENUTUP
Berisi tinjauan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan, permasalahan
dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Tahun 2014 dan strategi
pemecahan masalah.
I-8
Download