PENDAHULUAN - Portal Bandung

advertisement
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
E
ra reformasi yang membawa berbagai perubahan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong
pemerintah baik pusat maupun daerah untuk lebih
bersungguh-sungguh
membangun
dan
mengimplementasikan
prinsip - prinsip pemerintahan yang baik (Good Governance) dan
pemerintahan yang bersih (Clean Government).
Sehubungan dengan penerapan prinsip-prinsip tersebut di atas,
Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung yang
merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
lingkungan Pemerintah Kota Bandung telah menyusun Rencana
Strategis
(Renstra)
untuk
periode perencanaan tahun
2013 – 2018 sebagaimana
yang diamanat kan dalam
Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan
Nasional
dan
Undang
-
Dalam
rangka
prinsip-prinsip
yang
baik
penerapan
pemerintahan
(Good
Governance)
dan pemerintahan yang bersih
(Clean Government), BPLH Kota
Bandung
dokumen
telah
merumuskan
Rencana
Tahun 2013-2018
Strategis
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang
telah diubah kedua kalinya dengan UU Nomor 12 Tahun 2008 serta
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah.
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
1
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Mekanisme penyusunan dokumen Renstra ini mengacu kepada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
B.
Kerangka Pemikiran
D
okumen Renstra BPLH Kota Bandung Tahun 2013-2018
merupakan
suatu
perencanaan
yang
berorientasi
kepada hasil yang ingin dicapai dalam waktu 5 (lima)
tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, tantangan, dan
kendala yang ada atau mungkin muncul, sehingga dapat secara
realistis mengantisipasi perkembangan masa depan. Salah satu
dokumen rujukan awal dalam menyusun Renstra SKPD adalah
Rancangan Awal RPJMD dan RPJMD Pemerintah Kota Bandung yang
menunjukkan sasaran strategis yang harus dicapai oleh SKPD dalam
periode renstra, baik dalam rangka mendukung pencapaian visi dan
pelaksanaan misi Kepala Daerah maupun untuk memperbaiki
kinerja pelayanan tugas dan fungsi organisasi.
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
2
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran Perancangan Renstra SKPD Kab/Kota sesuai
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010
C. DASAR HUKUM
Dasar hukum penyusunan Renstra BPLH Kota Bandung Tahun
2013-2018 adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah yang telah diubah kedua kalinya dengan UU Nomor 12
Tahun 2008 ;
3. Undang-Undang Nomor 58 Tahun 2003 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
3
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2008;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008;
12. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 tahun 2007 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kota Bandung;
13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Serta Musrenbang Daerah;
14. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun
2005-2025;
15. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 tahun 2014 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Bandung Tahun 2013-2018.
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
4
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
D. MAKSUD DAN TUJUAN
A
dapun maksud dari penyusunan dokumen Rencana
Strategis (Renstra) ini adalah rencana pembangunan
lingkup
Bidang
terdokumentasikan
dengan
Lingkungan
baik
sesuai
Hidup
Kota
ketentuan
Bandung
perundang-
undangan yang berlaku.
Sedangkan tujuan dari penyusunan dokumen Rencana Strategis
(Renstra) ini yaitu :
1. Sebagai pedoman bagi seluruh aparatur BPLH Kota Bandung
dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsinya masingmasing untuk kurun waktu 5 tahun mendatang.
2. Memberikan
informasi
mengenai
arah
dan
pedoman
pembangunan Bidang Lingkungan Hidup Kota Bandung 5 (lima)
mendatang bagi pemangku kepentingan (stakeholders).
E. SISTEMATIKA PENULISAN RENSTRA
Sistematika penulisan Renstra Badan Pengelola Lingkungan Hidup
(BPLH) Kota Bandung tahun 2013 - 2018 terdiri dari 6 (enam) bab.
 BAB SATU
 BAB DUA
Renstra
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Kerangka Pemikiran
C.
Dasar Hukum
D.
Maksud dan Tujuan
E.
Sistematika Penulisan Renstra
GAMBARAN PELAYANAN BPLH KOTA BANDUNG
A.
Tugas Pokok dan Fungsi serta Struktur
Organisasi BPLH Kota Bandung
B.
Sumber Daya BPLH Kota Bandung
C.
Kinerja Pelayanan BPLH Kota Bandung
D.
Tantangan dan Peluang Pengembangan
Pelayanan BPLH Kota Bandung
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
5
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
 BAB TIGA
ISU-ISU STRATEGIS
POKOK DAN FUNGSI
A.
BERDASARKAN
TUGAS
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas
Pokok dan Fungsi Pelayanan BPLH Kota
Bandung
B.
Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah
C.
Telaahan Renstra K/L dengan Renstra BPLH
Kota Bandung
D.
Telaahan
(RTRW)
Rencana
dan
Tata
Kajian
Ruang
Lingkungan
Wilayah
Hidup
Strategis (KLHS) Kota Bandung
E.
 BAB EMPAT
Penentuan Isu-Isu Strategis Kota Bandung
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI
DAN KEBIJAKAN
A.
Visi BPLH Kota Bandung
B.
Misi BPLH Kota Bandung
C.
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BPLH
Kota Bandung
D.
 BAB LIMA
Strategi dan Kebijakan BPLH Kota Bandung
RENCANA
INDIKATIF
2013-2018
PROGRAM
BPLH KOTA
DAN
KEGIATAN
BANDUNG TAHUN
A.
Program dan Kegiatan BPLH
B.
Program dan Kegiatan Lintas SKPD
C.
Indikator dan Target Kinerja serta Pendanaan
Indikatif
 BAB ENAM
Renstra
INDIKATOR KINERJA BPLH KOTA BANDUNG
YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
6
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN BPLH
KOTA BANDUNG
A.
TUGAS POKOK DANFUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI
T
ugas pokok Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota
Bandung yaitu melaksanakan sebagian kewenangan daerah
Bidang
menyelenggarakan
Pengelolaan
tugas
pokok
Lingkungan
tersebut,
BPLH
Hidup.Untuk
Kota
Bandung
mempunyai fungsi:
1.
Perumusan kebijakan teknis lingkup perencanaan lingkungan
hidup, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup, pengelolaan air tanah dan energi, serta rehabilitasi
lingkungan hidup;
2.
Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah
lingkup perencanaan lingkungan hidup pengendalian pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup, pengelolaan air tanah dan
energi, serta rehabilitasi lingkungan hidup;
3.
Pembinaan dan pelaksanaan lingkup perencanaan lingkungan
hidup, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup, pengelolaan air tanah dan energi, serta rehabilitasi
lingkungan hidup;
4.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
5.
Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan Badan.
Sedangkan struktur organisasi BPLH Kota Bandung berdasarkan
Peraturan Walikota Bandung Nomor: 474 Tahun 2008 adalah sebagai
berikut :
1.
Kepala
Badan
Pengelola
Lingkungan
Hidup
Kota
Bandung,
membawahi :
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
7
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
2.
Sekretaris, membawahi :
a. Kepala Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Kepala Sub. Bagian Keuangan.
3.
Kepala Bidang Perencanaan, membawahi :
a. Kepala Sub. Bidang Pengkajian Lingkungan Hidup;
b. Kepala Sub. Bidang Program, Evaluasi dan Pelaporan;
4.
Kepala
Bidang
Pengendalian
Pencemaran
dan
Kerusakan
Lingkungan Hidup, membawahi :
a. Kepala Sub. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Udara;
b. Kepala Sub. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Air dan Tanah;
5.
Kepala Bidang Pengelolaan Air Tanah dan Energi, membawahi :
a. Kepala Sub.Bidang Pengelolaan Air Tanah;
b. Kepala Sub.Bidang Pengelolaan Energi dan Keanekaragaman
Hayati;
6.
Kepala Bidang Rehabilitasi Lingkungan Hidup, membawahi :
a. Kepala Sub.Bidang Rehabilitasi Udara dan Keanekaragaman
Hayati;
b. Kepala Sub.Bidang Rehabilitasi Air dan Tanah;
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
8
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Gambar 2.1. Struktur Organisasi BPLH Kota Bandung
KEPALA
BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG PERENCANAAN
LINGKUNGAN HIDUP
SUB BIDANG
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
HIDUP
SUB BIDANG
PROGRAM, EVALUASI DAN
PELAPORAN
SUB BAGIAN
UMUM & KEPEGAWAIAN
BIDANG PENGENDALIAN
PENCEMARAN & KERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP
BIDANG PENGELOLAAN AIR TANAH
DAN ENERGI
SUB BAGIAN
KEUANGAN
BIDANG REHABILITASI
LINGKUNGAN HIDUP
SUB BIDANG PENGENDALIAN
PENCEMARAN DAN KERUSAKAN
UDARA
SUB BIDANG
PENGELOLAAN AIR TANAH
SUB BIDANG
REHABILITASI UDARA &
KEANEKARAGAMAN HAYATI
SUB BIDANG PENGENDALIAN
PENCEMARAN & KERUSAKAN AIR DAN
TANAH
SUB BIDANG
PENGELOLAAN ENERGI &
KEANEKARAGAMAN HAYATI
SUB BIDANG
REHABILITASI AIR
DAN TANAH
UPT
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
9
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
B. Sumber Daya Organisasi
Sumber daya yang dimiliki BPLH Kota Bandung terdiri dari pegawai,
sarana dan prasarana dan anggaran dapat digambarkan sebagai
berikut :
1.
Pegawai
Data Pegawai BPLH Kota Bandung berdasarkan latar belakang
pendidikan, pangkat, golongan dan ruang per 31 Desember 2013
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai BPLH Kota Bandung
No.
Uraian
Jumlah
1.
Kepala
1
2.
Sekretariat
18
3.
Bidang Perencanaan Lingkungan Hidup
12
4.
Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan LH
11
5.
Bidang Pengelolaan Air Tanah dan Energi
10
6.
Bidang Rehabilitasi Lingkungan Hidup
8
Jumlah
60
PEGAWAI BPLH Kota Bandung
S3
S2
S1
3%
D3
SMA
SMP
SD
1%
6%
21%
13%
5%
51%
Gambar 2.2. Diagram Pegawai BPLH Kota Bandung per 31 Desember 2013
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
10
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Tabel 2.2
Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan
No.
Uraian Pegawai Berdasarkan Pendidikan
Jumlah
1.
Strata 2 (S2)
16
2.
Strata 1 (S1)
27
3.
Diploma III (D3)
4.
Sekolah Menengah Atas (SMA)
5.
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
1
6.
Sekolah Dasar (SD)
3
3
10
Jumlah
60
Tabel 2.3
Komposisi Pegawai Berdasarkan Pangkat, Golongan dan Ruang
No.
Uraian Pegawai Berdasarkan Pangkat/Gol./Ruang
Jumlah
1.
Pembina Utama / IV / e
-
2.
Pembina Utama Madya / IV / d
-
3.
Pembina Utama Muda / IV / c
-
4.
Pembina Tingkat I / IV / b
2
5.
Pembina / IV / a
9
6.
Penata Tingkat I / III / d
9
7.
Penata / III / c
10
8.
Penata Muda Tingkat I /III / b
13
9.
Penata Muda / Golongan III / a
6
10.
Pengatur Tingkat I / II / d
3
11.
Penatur / II / c
-
12.
Pengatur Muda Tingkat I / II/b
4
13.
Pengatur Muda / II / a
2
14.
Juru Tingkat I / I / d
1
15.
Juru / I / c
-
16.
Juru Muda Tingkat / I / b
1
17.
Juru Muda / I / a
Jumlah
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
60
11
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
2. Data Sarana dan Prasarana
Kantor BPLH Kota Bandung berdiri
diatas lahan seluas 1.446 m 2
berada dijalan Sadang Tengan No. 4-6, Sadang Serang Bandung
dengan
asal
usul
tanah
Milik
Departemen
Perindustriandan
Perdagangan serta Milik Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, mulai
digunakan pada tahun 2002. Secara umum dari tahun 2002 kondisi
sarana dan prasarana BPLH Kota Bandung adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4
Kondisi Sarana dan Prasarana Kantor
Kondisi
No.
Sarana dan Prasarana Kantor
(1)
(2)
Baik
(3)
1.
Tanah
2.
Bangunan Kantor
Baik
3.
Kendaraan Bermotor Roda 4/6
Baik
4.
Kendaraan Bermotor Roda 2
Baik
5.
Komputer
Baik
6.
Notebook
Baik
7.
Jaringan Komputer
Baik
8.
Printer
Baik
9.
Kamera
Baik
10.
Scanner
Baik
11.
Mesin Tik
Baik
12.
Mesin hitung
Baik
13.
GPS
Baik
14.
Handycamp
Baik
15.
Infocus
Baik
16.
OHP
Baik
17.
Layar OHP
Baik
18.
Televisi
Baik
19.
Pendingin Ruang / AC
Baik
20.
Mesin Pengupas & Penggiling Biji Jarak
Baik
21.
Mesin Pemecah biji jarak
Baik
22.
Kompor Minyak Jarak Biokerasin
Baik
23.
Mesin Penghancur Kertas
Baik
24.
Pesawat Telepon
Baik
25.
Mesin Fax
Baik
Renstra
Rusak
Ringan
(4)
Rusak
Berat
(5)
Baik
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
12
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Kondisi
No.
Sarana dan Prasarana Kantor
(1)
(2)
Baik
(3)
26.
Aiphone (Intern)
Baik
27.
Filling Cabinet
Baik
28.
Rak arsip bahan besi
Baik
29.
Lemari besi 2 pintu
Baik
30.
Lemari pakaian
Baik
31.
Lemari buku bahan kayu
Baik
32.
Dispenser Fortable
Baik
33.
White Board
Baik
34.
Sofa
Baik
35.
Sice
Baik
36.
Meja biro
Baik
37.
Meja 1/2 Biro
Baik
38.
Meja Rapat 1 set 12 buah
Baik
39.
Meja besi
Baik
40.
Kursi putar D500/ Executive
Baik
41.
Kursi putar D.300
Baik
42.
Kursi Lipat/Chitose
Baik
43.
Kursi rangka kayu
Baik
44.
Alat Cuci Piring bahan besi
Baik
45.
Menara jaringan
Baik
46.
Speaker Aktif
Baik
47.
Sound system
Baik
48.
Box Jaringan
Baik
49.
Papan Instansi BPLH
Baik
Renstra
Rusak
Ringan
(4)
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
Rusak
Berat
(5)
13
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
3. Anggaran
Anggaran dan realisasi anggaran BPLH Kota Bandung kurun waktu 2009-2013 dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 2.5
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan BPLHKota Bandung
Jenis Belanja
Tahun Anggaran
2009
2010
2011
2012
2013
 Belanja Langsung
Rp.3.266.854.734,-
Rp.7.778.874.645,-
Rp.9.377.788.096,-
Rp.12.381.556.523,-
Rp.22.290.918.421,-
 Belanja Tidak Langsung
Rp.2.763.387.556,-
Rp.2.915.787.013,-
Rp.3.397.084.464,-
Rp.3.837.715.841,-
Rp.4.715.732.227,63,-
Rp.6.030.242.290,-
Rp.10.694.661.658,-
Rp.12.774.872.560,-
Rp.16.219.272.364,-
Rp.27.006.650.648,63,-
Jumlah
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
14
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
C. KINERJA PELAYANAN BPLH KOTA BANDUNG
Tingkat capaian kinerja pelayanan Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung kurun waktuTahun 2009-2013
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.6
Reviu Pencapaian Kinerja Pelayanan BPLH Kota Bandung
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi
BPLH
Satuan
Target
SPM
Target
IKK
(1)
(2)
(3)
(4)
I.
PELAYANAN PERLINDUNGAN SUMBER AIR
1.
Jumlah sumber air di hutan lindung yang
dilindungi
%
2.
Jumlah mata air di luar hutan lindung
yang dilindungi
3.
No
Target Renstra Tahun
Realisasi Capaian Tahun
Rasio Capaian Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
100
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
%
100
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah kawasan tertentu yang ditetapkan
sebagai kawasan penyangga
Kawasan
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4.
Jumlah sumur resapan dari tahun ke
tahun meningkat
Sumur
-
16.530
7.530
2.000
2.000
3.000
2.000
4.104
6.877
1.447
5.595
2.095
54,50
343,85
72,35
186,43
104,75
II.
PELAYANAN PENCEGAHAN PENCEMARAN
AIR
1.
Jumlah usaha dan atau kegiatan mentaati
persyaratan
administratif
dan
teknis
pengendalian pencemaran air
usaha
46
46
15
23
31
38
46
10
12
23
32,26
31,58
50,00
III.
PELAYANAN PEMULIHAN
AIR PADA SUMBER AIR
1.
Jumlah sumber air yang telah dipulihkan
akibat pencemaran air
%
50
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Renstra
PENCEMARAN
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
-
-
-
-
15
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi
BPLH
Satuan
Target
SPM
Target
IKK
(1)
(2)
(3)
(4)
2.
Kualitas air sungai memenuhi baku mutu
sesuai SK.Gubernur Jabar No.39 Thn 2000
Sungai
IV.
PELAYANAN PENCEGAHAN PENCEMARAN
UDARA
1.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) di lokasi
permukiman, industri, pusat perdagangan
dan lokasi padat lalu lintas
2.
No
Target Renstra Tahun
Realisasi Capaian Tahun
Rasio Capaian Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
-
16
16
16
16
16
16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
%
10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah kendaraan wajib uji yang secara
administratif terdaftar di Kota yang
bersangkutan dipantau emisinya
%
100
3.
Jumlah kendaraan tidak wajib uji yang
secara administratif terdaftar di Kota yang
bersangkutan dipantau emisinya
%
5
4.
Jumlah usaha/kegiatan sumber tidak
bergerak yang memenuhi persyaratan
administratif dan teknis pengendalian
pencemaran udara
%
100
5.
Kualitas udara yang memenuhi baku mutu
udara
ambient
sesuai
peraturan
perundang-undangan yang berlaku
%
100
6.
Jumlah pohon penghijauan dari tahun ke
tahun meningkat
Pohon
-
74,97
100,00
102,81
99,78
123,29
7.
Kualitas udara indoor dan roadside Kota
Bandung memenuhi baku mutu udara
ambien
%
-
100
100
100
100
100
100
95,83
94,79
85,46
8.
Jumlah kendaraan yg emisi gas buangnya
memenuhi baku mutu meningkat
%
-
95
80
85
90
92
95
100,67
100,95
100,23
V.
PELAYANAN
PENCEGAHAN
DAN
PENANGGULANGAN
DAMPAK
LINGKUNGAN AKIBAT SAMPAH
1.
Jumlah TPS dan TPA dioperasikan sesuai
persyaratan teknis dan lingkungan
%
100
Renstra
843.943 243.943 200.000 100.000 100.000 200.000 182.877 200.004 102.805 99.775 246.572
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
85,56
95,83
94,79
85,46
90,60
92,87
95,22
100,65
16
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi
BPLH
Satuan
Target
SPM
Target
IKK
(1)
(2)
(3)
(4)
2.
Kualitas tanah sekitar TPS memenuhi baku
mutu lingkungan
Titik
3.
Jumlah
Rukun
Warga
telah
dapat
melaksanakan teknis pengelolaan sampah
pola 3R
VI.
PELAYANAN TINDAK LANJUT LAPORAN
MASYARAKAT AKIBAT PENCEMARAN DAN
ATAU KERUSAKAN LINGKUNGAN
1.
Jumlah
laporan
masyarakat
akibat
pencemaran
dan
atau
kerusakan
lingkungan yang ditindaklanjuti
No
VII.
Target Renstra Tahun
Realisasi Capaian Tahun
Rasio Capaian Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
-
10
-
-
-
-
10
-
-
-
-
0
-
-
-
-
0
RW
-
700
50
150
300
300
700
50
150
317
367
617
100
100
105,67
103,45
88,14
%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Sekolah
-
16
-
1
5
5
5
-
1
5
5
9
-
100
100
100
180
Media
-
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
100
100
100
100
100
PELAYANAN LAINNYA
1.
Jumlah
sekolah
dengan
SBL/Adiwiyata meningkat
2.
Status lingkungan hidup daerah
Bandung terinformasikan ke publik
Renstra
status
Kota
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
17
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Tabel 2.7
Komparasi Capaian Kinerja dalam Renstra terhadap RPJMD dan SPM
NO
INDIKATOR KINERJA
RENSTRA
RPJMD
SPM
1.
Kualitas udara indoor dan roadside
memenuhi baku mutu udara ambient
100% kualitas udara pada titik sampling
memenuhi baku mutu
25% kualitas udara pada lokasi sampel
memenuhi baku mutu
100% kualitas udara pada titik sampling
memenuhi baku mutu
2.
Kualitas air sungai memenuhi baku
mutu sesuai SK. Gubernur Jabar No. 39
Tahun 2000
0% sungai dan anak sungai di Kota
Bandung yang memenuhi baku mutu
lingkungan
0% dari target 25% sungai dan anak
sungai memenuhi baku mutu parameter
BOD dan COD
0% sumber air yang telah dipulihkan
akibat pencemaran air
3.
Jumlah usaha / kegiatan yang mentaati
persyaratan administrasi dan teknis
pencegahan pencemaran air, udara dan
tanah.
31,58% dari target 38 usaha/ kegiatan
yang dilakukan sampling.
4.
Jumlah pengaduan masyarakat atas
permasalahan lingkungan yang telah di
tangani dan terselesaikan
100%
pengaduan
seluruhnya
telah
diselesaikan.
5.
Jumlah pohon pelindung dan pohon
produktif
dari
tahun
ke
tahun
meningkat
96,75% dari target 1.000.000 pohon
produktif dan pelindung yang ditanam
Baru 12,12% Ruang Terbuka Hijau dari
target 16% (1.084,41 ha)
120% (12% dari target 10% RTH dalam
SPM).
6.
Meningkatnya jumlah sumur resapan
dari tahun ke tahun
38.491 unit atau 101,29% dari target
38.000 unit.
Tidak ditargetkan untuk dicapai
Tidak ditargetkan untuk dicapai
7.
Masyarakat telah dapat melaksanakan
teknis pengelolaan sampah skala rumah
tangga
619 orang atau 112,55% dari target 550
orang.
Tidak
ada
data
terkait
capaian
penanganan sampah pola 3R, Landfill,
dan menggunakan teknologi ramah
lingkungan
Tidak ada data terkait jumlah TPS dan
TPA dioperasikan sesuai persyaratan
teknis dan lingkungan
8.
Jumlah sekolah dengan status Sekolah
Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)
11 sekolah atau 91,67% dari target 12
sekolah.
Tidak ditargetkan untuk dicapai
Tidak ditargetkan untuk dicapai
9.
Status Lingkungan Hidup Daerah Kota
Bandung terinformasikan ke publik
2 dokumen lingkungan
terinformasikan ke publik
Tidak ditargetkan untuk dicapai
Tidak ditargetkan untuk dicapai
Renstra
yang
masuk
ditangani
dan
hidup
yang
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
Tidak ditargetkan untuk dicapai.
100%
pengaduan
seluruhnya
telah
diselesaikan.
yang
masuk
ditangani
dan
Baru 10% dari 40 usaha/kegiatan yang
dipantau yang memenuhi baku mutu
100%
pengaduan
seluruhnya
telah
diselesaikan.
yang
masuk
ditangani
dan
18
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BPLH Kota
Bandung
L
ingkungan hidup merupakan salah satu urusan wajib yang
harus diselenggarakan oleh pemerintahan daerah karena
termasuk dalam lingkup pelayanan dasarsebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007tentang pembagian
urusan pemerintahan
provinsi
dan
antara pemerintah, pemerintahan daerah
pemerintahan
daerah
kabupaten/kota.
BPLH
Kota
Bandung yang diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan urusan
wajib tersebut dituntut supaya dapat melaksanakannyadengan sebaikbaiknya.
Untuk maksud tersebut, BPLH Kota Bandung telah melakukan
identifikasi
beberapa
tantangan
dan
peluang
pengembangan
pelayananTahun 2013-2018 antara lain:
1. Kualitas lingkungan hidup (udara, air dan tanah) cenderung
mengalami penurunan
Kondisi ini merupakan tantangan yang berat dalam rangka
pengembangan pelayanan. Kecenderungan kualitas lingkungan
hidup menurun dapat terus terjadi apabila tidak segera ditangani
dengan
cara-cara
yang
tepat
dan
bijak.
Dengan
demikian,
diperlukan langkah-langkahpengembangan pelayanan yang tepat
dan
konsisten
sehingga
diharapkan
dimasa
mendatang
kecenderungan tersebut tidak terjadi.
2. Perilaku
sebagian
masyarakat
dan
pelaku
usaha
sumber
pencemar kurang memiliki kepedulian terhadap lingkungannya
Kondisi ini juga menjadi tantangan yang berat dalam rangka
pengembangan
pelayanan.
Kurangnya
kepedulian
terhadap
lingkungannya tersebut telah berlangsung lama dan masih terjadi
sehingga perlu segera dilakukan upaya-upaya pelayanan yang lebih
mengena kepada sasaran sehingga diharapkan dimasa mendatang
timbul kepedulian yang kuat terhadap lingkungannya.
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
19
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
3. Lemahnya koordinasi dan sinergitas antar instansi pemerintah
Kondisitersebut
merupakan
pengembangan
tantangan
pelayanan
lainnya
lingkup
dalam
lingkungan
hidup.Kencenderungan lemahnya koordinasi dan sinergitas antar
instansi pemerintah ini sangat besar terjadi dan apabila tidak
segera
ditangani
dengan
baik
sangat
menghambat
kinerja
pelayanan.
4. Kuatnya
komitmen
pimpinan
terhadap
permasalahan
lingkungan hidup
Kondisi tersebut merupakan peluang besar bagi pengembangan
pelayanan bidang lingkungan hidup. Dengan adanya komitmen
pimpinan yang kuat, diharapkan dimasa mendatang beberapa jenis
pelayanan
yang
membutuhkan
sumber
daya
besar
sebagai
masukannya dapat dipenuhi sehingga cakupan pelayanan menjadi
lebih baik.
5. Adanya
dukungan
dari
organisasi
masyarakat,
tokoh
masyarakat dan pusat-pusat studi yang bergerak di bidang
lingkungan hidup
Kondisi ini merupakan peluang besar dalam rangka pengembangan
pelayanan. Dengan adanya dukungan tersebut diharapkan dimasa
mendatang beberapa jenis pelayanan dapat dilaksanakan dengan
hasil-hasil yang lebih optimal.
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
20
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
BAB III
ISU STRATEGIS BERDASARKAN
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
A.
Identifikasi
Permasalahan
Berdasarkan
Tugas
Pokok
dan
Fungsi Pelayanan BPLH Kota Bandung
T
ugas pokok Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota
Bandung yaitu melaksanakan sebagian kewenangan daerah
Bidang
menyelenggarakan
Pengelolaan
tugas
Lingkungan
pokok
tersebut,
BPLH
Hidup.
Untuk
Kota
Bandung
mempunyai fungsi :
1.
Perumusan kebijakan teknis lingkup perencanaan, pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, pengelolaan air
tanah dan energi, serta rehabilitasi lingkungan hidup.
Permasalahan yang mengemuka berkaitan dengan tugas pokok
dan fungsi ini antara lain :
a. Masih adanya kebijakan lingkup bidang lingkungan hidup
yang belum disusun diantaranya berkaitan dengan Perwal dari
Perda yang telah ditetapkan.
b. Masih adanya kebijakan lingkup bidang lingkungan hidup
yang perlu dilakukan perbaikan karena sudah tidak sesuai
dengan kondisi daerah.
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah
lingkup perencanaan lingkungan hidup, pengendalian pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup, pengelolaan air tanah dan
energi, serta rehabilitasi lingkungan hidup.
Permasalahan pokok yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsi ini antara lain :
a. Keterbatasan
alokasi
anggaran
urusan
wajib
bidang
lingkungan hidup khususnya untuk BPLH Kota Bandung.
b. Lemahnya
sinkronisasi
koordinasi
lintas
implementasi
sektoral
program
dalam
kerangka
pembangunan
yang
bersifat lintas sektoral.
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
19
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
c. Kurangnya
partisipasi
masyarakat,
pelaku
usaha
dan
stakeholder lainnya dalam upaya pencegahan pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup, dan rehabilitasi lingkungan
hidup yang telah mengalami pencemaran dan kerusakan.
3. Pembinaan dan pelaksanaan lingkup perencanaan lingkungan
hidup, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup, pengelolaan air tanah dan energi, serta rehabilitasi
lingkungan hidup;
Permasalahan yang sering timbul kepermukaan berkaitan dengan
tugas pokok dan fungsi ini antara lain :
a. Masyarakat dan pelaku usaha kurang memperhatikan atau
mengacuhkan
peraturan
perundang-undangan
terkait
pengelolaan lingkungan hidup.
b. Adanya dampak pencemaran lingkungan hidup ikutan karena
Kondisi geografis Kota Bandung yang dikelilingi pemerintah
daerah lainnya seperti Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan
Kabupaten Bandung Barat.
c. Keterbatasan jumlah sumber daya baik sumber daya aparatur
maupun sarana dan prasarana dalam rangka pelaksanaan
tupoksi.
d. Penghargaan
punishment)
dan
bagi
pemberian
aparatur
dan
hukuman
pemangku
(reward
and
kepentingan
lingkungan hidup belum memadai.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Tidak terdapat permasalahan yang mengemuka berkaitan dengan
tugas pokok dan fungsi ini.
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
20
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2014 - 2018
Tabel III A. 1-1
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi BPLH Kota Bandung
Provinsi Jawa Barat
Aspek Kajian
Capaian/Kondisi Saat ini
Perumusan kebijakan teknis  Adanya Peraturan Daerah
lingkup perencanaan, pengen
(Perda)
yang
berkaitan
dalian
pencemaran
dan
dengan urusan wajib Bidang
kerusakan lingkungan hidup,
Lingkungan
Hidup
(LH)
pengelolaan air tanah dan
belum diterbitkan Peraturan
energi, serta rehabilitasi LH.
Walikotanya (Perwal).
Standar yang Digunakan
Peraturan .......................
 Adanya Perda yang perlu  Perubahan
dilakukan perbaikan/revisi
pemerintah
karena sudah tidak sesuai
dengan kondisi daerah saat
ini.
peraturan
Faktor yang Mempengaruhi
Internal
Eksternal
Permasalahan Pelayanan
 Kemampuan SDM dalam  Politik
anggaran
atas  Kegiatan pelayanan yang berkaitan
memahami dan menter
urusan wajib Bidang LH
dengan
Perda
tersebut
tdk
dpt
jemahkan peraturan per
masih
kurang
men
diselengga rakan apabila Perwalnya
undang-undangan masih
dukung.
belum diterbitkan sehingga dapat
kurang memadai.
dipastikan
akan
mem
pengaruhi
tingkat capaian SPM/Renstra/RPJMD
 Kegiatan pelayanan terkait Perda yg
sudah tidak sesuai kondisi daerah saat
ini menjadi tidak optimal jika Perda
tersebut
belum
direvisi
sehingga
dikhawatir kan akan mempengaruhi
tingkat capaian SPM/Renstra/RPJMD
Pemberian dukungan atas penye  Alokasi anggaran urusan  Kebutuhan anggaran BPLH  Kemampuan perencana  Politik
anggaran
atas  Terdapat beberapa kegiatan pelaynan
lenggaraan pemerintah daerah
wajib Bidang Lingkungan
sebagaimana
tercantum
an anggaran dan kinerja
urusan wajib Bidang LH
yg membutuhkan dana relatif besar
lingkup
perencanaan
LH,
Hidup
khususnya
yang
Renstra 2009-2013.
para pelaksana kegiatan
masih kurang mendukung.
karena sifat dan target kinerjanya
pengendalian pencemaran dan
menjadi kewenangan BPLH
masih kurang.
sehingga apabila tidak mendapatkan
 Komitmen SKPD terkait
kerusakan LH, pengelolaan air masih kurang optimal.
alokasi dana sesuai kebutuhan maka
 Kemampuan koordinasi
terhadap urusan wajib
tanah & energi serta rehabilitasi
dikhawatirkan akan mem pengaruhi
para pelaksana kegiatan
Bidang LH masih lemah
LH.
tingkat capaian SPM/Renstra/RPJMD.
masih kurang.
 Komitmen
masyarakat,
pelaku usaha & stake  Terdapat beberapa kegiatan pelayanan
 Lemahnya koordinasi lintas  Target kinerja program
holder LH lainnya thd
sektoral dalam kerangka
lintas
sektoral
dalam
yang membutuhkan koordinasi antar
permasalahan LH masih
sinkronisasi
implementasi
RPJMD Pemerintah Kota
sektor yang lebih solid dan intens
rendah.
program pembangunan yang
Bandung 2009-2013
sehingga
jika tidak dipenuhi maka
bersifat lintas sektoral.
dikhawatirkan akan mempengaruhi tkt
.
capaian SPM/Rensra/ RPJMD.
 Kurangnya partisipasi dari  Tingkat pencemaran ter
masyarakat, pelaku usaha
hadap lingkungan hidup
dan stakeholder lingkungan
Kota Bandung cenderung
hidup lainnya dalam upaya
meningkat yg disebabkan
kelalaian
masyarakat,
pencegahan pencemaran &
pelaku
usaha
dan
perusakan
LH,
dan
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
 Terdapat beberapa kegiatan pelayanan
yg membutuhkan partisipasi relatif
tinggi dari masyarakat, pelaku usaha &
stakeholder lainnya sehing ga jika
terjadi kekurangan dikhawatirkan akan
mem pengaruhi tingkat capaian atas
19
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Aspek Kajian
Capaian/Kondisi Saat ini
Standar yang Digunakan
rehabilitasi LH yang telah
mengalami pencemaran dan
kerusakan.
stakeholder
lingkungan
hidup lainnya.
Faktor yang Mempengaruhi
Internal
Eksternal
Permasalahan Pelayanan
SPM/Renstra/RPJMD.
Pembinaan dan pelaksanaan  Masyarakat & pelaku usaha  Kondisi kualitas LH Kota  Mekanisme pengelolaan  Komitmen masyarakat &  Terdapat beberapa kegiatan pelayanan
lingkup
perencanaan
kurang memperhatikan atau
Bandung yang cenderung
LH yang baik masih
pelaku usaha terhadap
yg membutuhkan ketaatan masyarakat
lingkungan hidup, pengendalian
mengacuhkan peraturan per
menurun
salah
satu belum diterapkan secara upaya pencegahan dan
dan pelaku usaha terhadap peraturan
pencemaran dan kerusakan
undang-undangan
terkait
sebabnya yaitu kurangnya
menyeluruh.
rehabilitasi
LH
masih
mengenai pengelolaan LH sehingga jika
lingkungan hidup, pengelolaan
pengelolaan LH
ketaatan
terhadap
per  Sumber daya (aparatur
rendah.
terjadi
kurangnya
ketaatan
di
air tanah dan energi, serta
aturan perundang-undang
khawatirkan mempengaruhi tingkat
dan
sarana/prasarana
rehabilitasi lingkungan hidup.
an mengenai LH.
capai an SPM/Renstra/RPJMD
belum
dimanfaatkan
secara
optimal.
 Adanya dampak pencema  Kondisi kualitas LH yang
 Terdapat beberapa kegiatan pelayanan
ran LH ikutan pada sungaiberada di hilir lebih baik  Komitmen atas pemberi
yg berkaitan dgn pengelolaan air sungai
an
penghargaan
dan
sungai di Kota Bandung
dibandingkan dengan yang
terkena dampak pencemaran ikutan
hukuman kpd aparatur
karena kondisi geografis
berada di hulu.
yang lebih besar jika tdk ditangani
belum memadai.
yang berbatasan langsung
bersama-sama dgn Pemda lainnya
dengan Pemerintah Daerah
sehingga mempengaruhi tingkat capai
(Pemda) lainnya seperti Kab.
an SPM/Renstra/RPJMD
Bandung, Kota Cimahi dan
Kab. Bandung Barat.
Renstra
 Ketersediaan sumber daya  Kebutuhan SDM & sarana
(aparatur,
sarana
dan
dan
prasarana
dalam
prasarana) dalam rangka
dokumen
anggaran
pelaksanaan
tupoksi
tahunan.
terbatas
 Terdapat beberapa kegiatan pelayanan
yg membutuhkan ketersediaan sumber
daya yang cukup sehingga apabila
tidak dipenuhi
dikhawatirkan akan
mempengaruhi tingkat capaian atas
SPM/Renstra/ RPJMD
 Penghargaan dan pemberian  Renstra
hukuman bagi aparatur dan
Bandung
pemangku kepentingan LH
2018
belum memadai
 Terdapat beberapa kegiatan pelayanan
yg membutuhkan penghargaan dan
pemberian hukuman yang memadai
bagi aparatur & pemangku kepentingan
LH lainnya sehingga jika tidak dipenuhi
dikhawatirkan akan mem pengaruhi
tingkat capaian SPM/Renstra/RPJMD
BPLH
Tahun
Kota
2013-
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
20
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2014 - 2018
B.
TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN
WAKIL KEPALA DAERAH
R
encana Strategis BPLH Kota Bandung 2013-2018 ini sangat
terkait dengan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah khususnya Misi Pertama yaitu
mewujudkan Bandung Nyaman melalui perencanaan tata ruang,
pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang
yang berkualitas dan berwawasan lingkungan dalam rangka mencapai
Visi “Kota Bandung Yang Nyaman”. Misi ini akan diimplementasikan
beberapa SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung termasuk oleh
BPLH Kota Bandung.
Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada misi pertama
yang menjadi tanggung jawab BPLH Kota Bandung berada dalam
lingkup sasaran “Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup” terdiri
dari :
1. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
2. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam
3. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
4. Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Hidup
5. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah
6. Program Peningkatan Pengendalian Polusi Udara
7. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup
8. Program
Pembinaan
dan
Pengembangan
Bidang
Energi
dan
Ketenagalistrikan
9. Program Pengelolaan Bidang Air Tanah
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
19
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2014 - 2018
Tabel III B.1-1
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan BPLH Kota Bandung
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Visi : Mewujudkan Kota Bandung yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera
No.
Misi dan Program KDH dan Wakil KDH
Terpilih
Permasalahan Pelayanan SKPD
(1)
(2)
(3)
1.
Faktor
Penghambat
Pendorong
(4)
(5)
Misi 1 :
 Terdapat kegiatan pelayanan yang berkaitan dengan  Perilaku sebagian masyarakat dan  Kuatnya komitmen pimpinan terhadap
pelaku usaha sumber pencemar
permasalahan LH Kota Bandung.
Mewujudkan Bandung Nyaman melalui Perda yg belum diterbitkan Perwalnya.
kurang
memiliki
kepedulian
perencanaan tata ruang, pembangunan  Terdapat kegiatan pelayanan yang berkaitan dengan
Kondisi tersebut merupakan faktor
terhadap lingkungannya.
infrastruktur
serta
pengendalian
pendorong
yang
besar
bagi
Perda yang belum dilakukan revisi sesuai kondisi
pemanfaatan ruang yang
berkualitas & daerah saat ini.
Kondisi tersebut merupakan faktor
penyelesaian permasala han pelayanan
berwawasan lingkungan dalam rangka  Terdapat beberapa kegiatan pelayanan yang
penghambat terbesar dalam pelaya
dimasa men datang. Dengan adanya
mencapai
Visi
“Kota
Bandung
Yang
nan BPLH dimasa mendatang. komitmen yang kuat dari pimpinan,
membutuhkan
dana
relatif
besar
belum
Nyaman”.
Beberapa
upaya
perlu
segera
beberapa kegiatan pelayanan yang
mendapatkan alokasi dana yang memadai.
dilakukan sehingga perilaku negatif
membutuhkan masukan yang relatif
Program :
 Terdapat beberapa kegiatan pelayanan yang tersebut bisa dikurangi bahkan jika besar akan dapat dipenuhi atau
1. Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan membutuhkan koordinasi lintas dan antar sektor bisa dihilangkan.
membutuh
kan
koordinasi
dan
Sumber Daya Alam
kurang optimal dalam pelaksanaannya.
 Kuantitas dan kualitas aparatur kerjasama dengan inter atau lintas
2. Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya  Terdapat beberapa kegiatan pelayanan yang masih kurang dalam menyeleng sektor lebih mudah dilaksanakan.
Alam
membutuhkan
partisipasi
relatif
tinggi
dari
 Dukungan dari organisasi masyarakat,
garakan pelayanan prima.
masyarakat, pelaku usaha dan stakeholder lainnya
tokoh masyarakat dan pusat-pusat
3. Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan
Kondisi ini juga merupakan faktor
kurang optimal dalam pelaksanaannya.
Persampahan
penghambat dari pelayanan di studi yang bergerak di Bidang LH.

Terdapat
beberapa
kegiatan
pelayanan
yang
Kondisi ini juga merupakan faktor
lingkungan
BPLH.
Dengan
4. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
membutuhkan ketaatan masyarakat dan pelaku
pendorong penyelesaian permasalahan
kurangnya kuantitas dan kualitas
Lingkungan Hidup
usaha thd peraturan kurang optimal dalam
personil yang menyelenggarakan pelayanan yang akan dihadapi BPLH
5. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air pelaksanaannya.
pelayanan
dapat
menyebabkan seperti rendahnya tingkat partisipasi,
Minum dan Air Limbah
optimalnya
pencapaian kurangnya ketaatan thd per aturan
 Terdapat beberapa kegiatan pelayanan yang kurang
6. Peningkatan Pengendalian Polusi Udara
perundang-undangan, kerjasama dll.
target kinerja dll.
membutuhkan ketersediaan sumber daya yg cukup
belum
optimal
penyediannya.
7. Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi
Sumber Daya Alam & LH
 Terdapat beberapa kegiatan pelayanan yang
penghargaan
dan
pemberian
8. Pembinaan dan Pengembangan Bidang membutuhkan
hukuman bagi aparatur dan pemangku kepentingan
Energi dan Ketenagalistrikan
lainnya belum diimplementasikan secara optimal.
9. Pengelolaan Bidang Air Tanah
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
19
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2014 - 2018
C. Telaahan Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan Renstra
BPLH Provinsi Jawa Barat
M
erujuk kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54
Tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah
No. 8 Thn 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian,
daerah,
dan
bahwa
evaluasi
telaahan
pelaksanaan
Renstra
rencana
dilakukan
pembangunan
terhadap
Renstra
Kementerian Lingkungan Hidup dan Renstra BPLHD Provinsi Jawa
Barat terutama berkaitan dengan capaian kinerja sasaran strategis
sebagaimana tergambarkan dalam indikator kinerja sasarannya.
Kementerian Lingkungan Hidup RI dalam Renstra Tahun 2010-2014
telah menetapkan sasaran umum dan sasaran khusus Pembangunan
Lingkungan Hidup. Sasaran umum yang hendak diwujudkan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup RI untuk kurun waktu 2010-2014
yaitu
mewujudkan
perbaikan
fungsi
lingkungan
hidup,
dan
pengelolaan sumberdaya alam yang mengarah pada pengarusutamaan
prinsip pembangunan berkelanjutan, sedangkan sasaran khusus yang
hendak dicapai adalah :
a. Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan sungai,
danau, pesisir dan laut serta air tanah;
b. Terlindunginya kelestarian fungsi lahan, keanekaragaman hayati
dan ekosistem hutan;
c. Membaiknya kualitas udara dan pengelolaan sampah serta limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3);
d. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup terintegrasi
Indikator kinerja atas sasaran-sasaran Kementerian Lingkungan Hidup
RI tersebut meliputi :
 Persentase jumlah sumber air yang dipantau dan diinformasikan
status mutu airnya
 Penurunan beban pencemar
 Penurunan emisi kendaraan bermotor
 Tingkat kualitas udara kota/kab
 Registrasi B3
 Rehabilitasi sumberdaya alam dan pengelolaan kehati
 Inventarisasi kerusakan data kawasan pesisir dan laut
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
19
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
 Pengurangan beban pencemar pada industri kecil
 Jumlah industri telah menerapkan program lingkungan
 Jumlah komisi AMDAL Daerah yang berlisensi
 Jumlah kasus sengketa lingkungan yang terfasilitasi
 Tingkat ketersediaan sarana sistem informasi lingkungan
Sedangkan Renstra BPLHD Provinsi Jawa Barat tahun 2008-2013
memiliki 20 (dua puluh) sasaran strategis dengan 31 (tiga puluh satu)
indikator kinerjanya dengan rincian sebagai berikut :
1. Meningkatnya kualitas status mutu air sungai di 7 DAS
1.1. Kondisi kualitas mutu air sungai di 7 DAS
1.2. DAS yang dipantau dan diinformasikan status mutu airnya
1.3. Peta potensi sumber pencemaran berbasis DAS
1.4. Tim Pemantau Pencemaran Air berbasis masyarakat
1.5. Sumber-sumber pencemaran air yang terpantau
2. Meningkatnya kualitas udara di wilayah perkotaan di Jawa Barat
2.1. Tingkat kualitas udara perkotaan di Jawa Barat
2.2. Sistem pemantauan pencemaran udara di wilayah perkotaan
2.3. Jumlah kendaraan lulus uji emisi
2.4. Jumlah lokasi car free day di wilayah perkotaan
3. Menurunnya luasan lahan yang tercemar limbah padat dan B3
3.1. Tingkat pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah B3
4. Meningkatnya kinerja laboratorium lingkungan terakreditasi dalam
pengendalian lingkungan
4.1. Jumlah
laboratorium
lingkungan
di
daerah
sudah
praakreditasi
5. Mendorong upaya pelestarian dan pemanfaatan sumerdaya alam
dan keanekaragaman hayati
5.1. Jumlah fasilitasi kegiatan konservasi sumberdaya alam dan
pengelolaan kehati di Jawa Barat
6. Mendorong upaya perlindungan ekosistem pesisir dan laut
6.1. Jumlah
fasilitasi
pelaksanaan
pengelolaan
lingkungan
kawasan pesisir dan laut Jawa Barat
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
20
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
7. Tersedianya
kebijakan
teknis
pengelolaan
pembangunan
berkelanjutan di Jawa Barat sebagai acuan pemberian izin
lingkungan
7.1. Jumlah kajian dan rekomendasi lingkungan hidup strategis
8. Meningkatnya
penerapan
teknologi
tepat
guna
dan
ramah
lingkungan di Jawa Barat
8.1. Tingkat penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan
dalam pengelolaan lingkungan di daerah
9. Tercapainya penerapan program EPCM dan Proper di kalangan
dunia usaha dan industri
9.1. Jumlah personil industri yang bersertifikat EPCM
9.2. Jumlah
industri Jawa Barat yang menerapkan program
lingkungan
10.
Terwujudnya sertifikasi Komisi AMDAL kab/kota se Jawa Barat
10.1. Jumlah Komisi AMDAL Daerah yang berlisensi
11.
Terbitnya rekomendasi AMDAL hasil penilaian Komisi AMDAL
11.1. Jumlah rekomendasi AMDAL yang diterbitkan
12.
Tersedianya instrumen ekonomi lingkungan yang mendukung
keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
12.1. Jumlah
pedoman
dan
kebijakan
instrumen
ekonomi
lingkungan
13.
Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap
bencana di Jawa Barat
13.1. Frekuensi sosialisasi terkait kebencanaan dan perubahan
iklim
14.
Meningkatnya kemampuan mitigasi bencana dan adaptasi terhadap
dampak perubahan iklim di Jawa Barat
14.1. Jumlah pedoman dan kajian terkait perubahan iklim
14.2. Mainstreaming perubahan iklim dalam Renstra sektor
15.
Meningkatnya kerjasama pengendalian lingkungan hidup melalui
kemitraan dengan seluruh pelaku pengelola lingkungan hidup
15.1. Jumlah kemitraan dengan berbagai stakeholder
15.2. Tingkat kesadaran seluruh stake holders dalam pengelolaan
lingkungan
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
21
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
16.
Tercapainya berbagai upaya terobosan program dalam rangka
peningkatan kepedulian lingkungan
16.1. Jumlah program - program pengelolaan lingkungan di daerah
16.2. Jumlah peraih penghargaan lingkungan
17.
Meningkatnya pemahaman dan kesadaran hukum masyarakat
mengenai
upaya
penanganan
dan
penyelesaian
sengketa
lingkungan
17.1. Jumlah
pengaduan
masyarakat
terkait
permasalahan
lingkungan
18.
Terfasilitasinya sengketa lingkungan hidup yang terjadi sesuai
dengan kebijakan lingkungan hidup
18.1. Jumlah kasus sengketa lingkungan yang terfasilitasi
19.
Tersedianya data base informasi lingkungan
19.1. Tingkat ketersediaan informasi lingkungan hidup
20.
Mengembangkan sistem balai kliring lingkungan hidup
20.1. Tingkat ketersediaan sistem informasi lingkungan
Perbandingan capaian kinerja Renstra BPLH Provinsi Jawa Barat,
Kementerian Lingkungan Hidup dan BPLH Kota Bandung dapat
digambarkan dalam tabel berikut ini :
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
22
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2014 - 2018
Tabel III-C.1-1
Komparasi Capaian Sasaran Renstra BPLH Kota Bandung Terhadap Sasaran Renstra BPLHD Provinsi Jawa Barat
dan Kementerian Lingkungan Hidup
No
Indikator Kinerja
Capaian Sasaran Renstra BPLH
Kota Bandung
Capaian Sasaran Renstra BPLH
Provinsi Jawa Barat
Capaian Sasaran Renstra
Kementerian Lingkungan Hidup
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
Masyarakat telah dapat melaksanakan
teknis pengelolaan sampah skala rumah
tangga
619 rumah tangga
Tidak ditargetkan dalam Renstra
Tidak ditargetkan dalam Renstra
2.
Kualitas air sungai memenuhi baku mutu
sesuai SK. Gubernur Jabar No. 39 Th.
2000
Belum ada sungai utama yang kualitas
air sungainya memenuhi baku mutu
Tidak ditargetkan dalam Renstra
3.
Kualitas udara indoor dan roadside
memenuhi baku mutu udara ambient
Kualitas udara pada
94,79% dari baku mutu
4.
Jumlah usaha/kegiatan yang mentaati
persyaratan adm. dan teknis pencegahan
pencemaran air, udara dan tanah
12 pelaku usaha memenuhi persyaratan
administrasi dan teknis pencegahan
pencemaran air, udara dan tanah
Jumlah pengaduan masyarakat atas
permasalahan lingkungan yang telah di
tangani dan terselesaikan
100% pengaduan masyarakat berkaitan
dengan permasalahan lingkungan telah
ditangani dan dapat diselesaikan
titik
pantau
Tidak ditargetkan dalam Renstra
Penurunan
pertahun
beban
pencemar
2,5%
 37 peraturan perundangan
 36 kota dievaluasi
 Penurunan beban pencemaran 50
juta ton
Tidak ditargetkan dalam Renstra
 1000 registrasi B3
 Pengurangan 80% beban pencemar
pada industri kecil
5.
100% pengaduan ditangani
 100% pengaduan ditangani
 Terlaksananya kepastian hukum dan
penyelesaian konflik
 250 rang PPLHD dan 500 PPNS
6.
Jumlah sumur resapan dari tahun ke
tahun meningkat
7.
Jumlah pohon pelindung dan pohon
produktif dari tahun ke tahun meningkat
Renstra
38.491 sumur resapan
1.741.518 pohon (pohon
sebanyak 857.371 pohon
pelindung 884.147)
produktif
+ pohon
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
Tidak ditargetkan dalam Renstra
Tidak ditargetkan dalam Renstra
Tidak ditargetkan dalam Renstra
Rehabilitasi 500.000 ha pertahun
20
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
No
Indikator Kinerja
Capaian Sasaran Renstra BPLH
Kota Bandung
Capaian Sasaran Renstra BPLH
Provinsi Jawa Barat
Capaian Sasaran Renstra
Kementerian Lingkungan Hidup
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
8.
Jumlah sekolah dengan status Sekolah
Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)
12 sekolah telah ditetapkan sebagai
sekolah Adiwiyata
Tidak ditargetkan dalam Renstra
Tidak ditargetkan dalam Renstra
9.
Status
Lingkungan
Hidup
terinformasikan ke publik
2 media yakni media internet dan buku
status lingkungan hidup
Tidak ditargetkan dalam Renstra
Tersedianya data dan informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan hidup
Penurunan emisi kendaraan bermotor
Daerah
10.
Jumlah kendaraan bermotor yang
dilakukan pengujian emisi
92,87% kendaraan bermotor yang
dilakukan pengujian memenuhi emisi
bersih kendaraan
Tidak ditargetkan dalam Renstra
11.
Persentase jumlah sumber air yang
dipantau dan diinformasikan status mutu
airnya
16 Sungai utama (indikator ini tidak
ditetapkan
untuk
dicapai
tetapi
dilakukan
pemantauan
dan
terinformasikan status mutunya)
7 DAS status mutu airnya cemar sedang
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
 70% terpantau
 13 DAS prioritas di 119 kota/kab
21
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2014 - 2018
D. Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kota Bandung
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Sedangkan kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama
lindung atau budidaya. Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi rencana struktur dan
pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan SKPD. Berikut ini hasil telaahan RTRW dan KLHS Kota Bandung :
Tabel III D.1-1
Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Kota Bandung
No.
Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat ini
Indikasi Program
Pemanfaatan Ruang
Periode Perencanaan
Berkenaan
(1)
(2)
(3)
(4)
Pengaruh Rencana Struktur
Ruang Terhadap
Kebutuhan Pelayanan
SKPD
Arahan Lokasi
Pengembangan Pelayanan
SKPD
(5)
(6)
1.
2.
3.
Ket :
- Kolom 2 diisi dengan daftar Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang direncanakan di wilayah
Kota Bandung berupa Rencana Bandara, pelabuhan laut, pelabuhan penyebrangan, terminal, stasiun kereta, jaringan jalan primer/sekunder, jaringan
prasarana air, jaringan prasarana energi/listrik, dan jaringan prasarana telekomunikasi.
- Kolom 3 diisi dengan daftar Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang telah ada di wilayah Kota
Bandung berupa Rencana Bandara, pelabuhan laut, pelabuhan penyebrangan, terminal, stasiun kereta, jaringan jalan primer/sekunder, jaringan
prasarana air, jaringan prasarana energi/listrik, dan jaringan prasarana telekomunikasi.
- Kolom 4 diisi dengan indikasi program pemanfaatan ruang untuk setiap rencana tata ruang
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
22
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
- Kolom 5 diisi dengan perbandingan antara kondisi rencana dan kondisi saat ini, lakukan identifikasi pengaruhnya kepada kebutuhan pelayanan SKPD.
Jika ada identifikasi bentuk kebutuhan tersebut, perkiraan besaran kebutuhan dan lokasinya.
- Kolom 6 diisi dengan daftar lokasi berdasarkan hasil kolom 5. Daftar ini menjadi arahan lokasi pengembangan pelayanan SKPD untuk mendukung
perwujudan struktur ruang wilayah
Tabel D.1-2
Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Kota Bandung
No.
Rencana Pola Ruang
Pola Ruang Saat ini
Indikasi Program
Pemanfaatan Ruang Periode
Perencanaan Berkenaan
(1)
(2)
(3)
(4)
Pengaruh Rencana Pola
Ruang Terhadap
Kebutuhan Pelayanan
SKPD
Arahan Lokasi
Pengembangan Pelayanan
SKPD
(5)
(6)
1.
2.
3.
Ket :
- Kolom 2 diisi dengan daftar kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan strategis yang direncanakan di wilayah Kota Bandung.
- Kolom 3 diisi dengan daftar Pusat daftar kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan strategis yang telah ada di wilayah Kota Bandung.
- Kolom 4 diisi dengan indikasi program pemanfaatan ruang untuk setiap rencana pola ruang.
- Kolom 5 diisi dengan perbandingan antara kondisi rencana dan kondisi saat ini, lakukan identifikasi pengaruhnya kepada kebutuhan pelayanan SKPD.
Jika ada identifikasi bentuk kebutuhan tersebut, perkiraan besaran kebutuhan dan lokasinya.
- Kolom 6 diisi dengan daftar lokasi berdasarkan hasil kolom 5. Daftar ini menjadi arahan lokasi pengembangan pelayanan SKPD untuk mendukung
perwujudan pola ruang wilayah.
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
23
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Tabel III D.2-1
Hasil Analisis Terhadap Dokumen KLHS Kota Bandung
BPLH Kota Bandung
No.
Aspek Kajian
Ringkasan KLHS
Implikasi Terhadap Pelayanan
SKPD
Catatan Bagi Perumusan Program dan Kegiatan
SKPD
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
Pencemaran
Udara
- Data AQMS berdasarkan ISPU kualitas udara
cenderung menurun pada posisi sedang.
- Keberadaan Tol Cipularang berimplikasi pada
penurunan
kualitas
udara
kota
Bandung
khususnya di gerbang tol Pasteur dan jembatan
Cikapayang.
- Laju pertumbuhan kendaraan di Kota Bandung
tergolong tinggi berkisar antara 12-21%/tahun.
- Kontribusi pencemaran udara dari sektor industri
masih 15%.
- RTH masih minim, tingginya pencemaran udara
dari
aktivitas
penduduk
berkontribusi
meningkatkan iklim mikro.
- Dengan
menurunnya
kualitas
udara perlu segera dilakukan
upaya
pencegahan
dan
pengendalian terhadap sumbersumber pencemar baik yang
bergerak maupun tidak bergerak.
- Peningkatan pengendalian polusi udara melalui
berbagai kegiatan antara lain kegiatan pembinaan
dan pengendalian pencemaran udara, kampanye
langit biru dan pengujian emisi bersih kendaraan
bermotor, pengadaan sarana dan prasarana
pemantau kualitas udara dll.
2.
Sumber
Air
-
Baru 25% Rumah Tangga yang terlayani PDAM
sedangkan sisanya sebesar 75% mengakses sumber
air lain.
- Terjadi peningkatan pengambilan air tanah secara
illegal.
- Hingga
bulan
Agustus
tercatat
887
titik
pengambilan air tanah dengan pengambilan air
tanah sebessr 1.074.351 m3/bulan.
- Hampir seluruh daerah kota bandung tergolong
kategori I (kritis) dan II (rawan);
- Dengan adanya kecenderungan
pengambilan air tanah yang
berlebihan berpengaruh kepada
ketersediaan air. Untuk itu perlu
segera
dilakukan
upaya
pengendalian dan perlindungan
serta konservasi sumber-sumber
air yang mengalami kerusakan.
- Optimalisasi pengelolaan bidang air tanah melalui
kegiatan penyusunan kebijakan pengelolaan air
tanah, pengawasan pemanfaatan air tanah,
pengembangan model teknologi konservasi air
tanah, dll.
- Melakukan upaya perlindungan dan konservasi
SDA melalui kegiatan konservasi air tanah dan
mata air, konservasi sungai dan anak sungai,
pembangunan sumur resapan dangkal pada
daerah tangkapan air, pembuatan lubang biopori
dll.
Renstra
Daya
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
24
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
No.
Aspek Kajian
3.
Pencemaran Air
Implikasi Terhadap Pelayanan
SKPD
Catatan Bagi Perumusan Program dan Kegiatan
SKPD
Sebagian besar sungai utama tercemar berat.
Kualitas air sungai yang merupakan sumber air
baku PDAM Kota Bandung tidak dapat digunakan
sebagai bahan baku air minum karena berada pada
status tercemar ringan sampai dengan berat.
IPAL terpusat di Bojongsoang hanya melayani 15%
dari penduduk Kota Bandung.
Separuh sumur gali dan sumur pompa tidak
memenuhi syarat sebagai air bersih.
Hampir semua sumur gali dan sumur pasak sudah
tercemar bakteri coli.
- Dengan kualitas air sungai yang
tercemar ringan sampai dengan
berat tentu berdampak kepada
menurunnya tingkat ketersediaan
air baku dan air bersih. Untuk itu
perlu segera dilakukan upaya
pengendalian pencemaran dan
perusakan sumber-sumber air.
- Optimalisasi pengendalian pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup melalui kegiatan
penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup, pemantauan
kualitas air sungai dan air limbah dari sumber
pencemar,
penanganan
pengaduan
kasus
lingkungan hidup, penerapan dan fasilitasi
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
dll.
68 titik rawan genangan bajir di Kota Bandung.
- Peningkatan koefisien run off, tahun 1960 (Otto
Soemarwoto-2002) kira-kira 40% dan Bandung
Utara 25%, saat ini diperkirakan 75% dan di
Kawasan Bandung Utara 60%.
- Tingginya koefisien run off sangat
mempengaruhi tingkat penyediaan
air tanah sebagai sumber air baku
maupun air bersih.
- Melakukan upaya perlindungan dan konservasi
SDA melalui kegiatan pembangunan sumur
resapan dangkal pada daerah tangkapan air,
pembuatan lubang biopori dll.
Tingkat pelayanan sampah pada tahun 2012 baru
sebesar 85%.
Produksi
sampah
Kota
Bandung
semakin
meningkat
sebagian
besar
adalah
sampah
perumahan dan fasilitas umum.
Jumlah sampah yang diangkut sebanyak 10001100 ton sampah/hari dari 164 TPS.
Sekitar 3% atau 135 ton/hari timbunan sampah
telah dikelola dengan sistem 3R di 5 lokasi TPS 3R
milik PD Kebersihan dan 7% atau sekitar 105
ton/hari timbunan sampah dikelola dengan sistem
3R secara mandiri oleh masyarakat.
Terdapat 70 bank sampah di 70 RW dari 1560 RW
di Kota Bandung.
- Belum seluruh sampah yang
diproduksi dapat ditangani tentu
berdampak
kepada
kurang
optimalnya
tingkat
pelayanan
BPLH.
- Melakukan
upaya
pengembangan
kinerja
pengelolaan sampah antara lain melalui kegiatan
penyusunan kebijakan pengelolaan persampahan,
pelatihan pengelolaan sampah pola 3R, sosialisasi
pembentukan dan pengelolaan bank sampah
sosialisasi pembentukan dan pengelolaan bank
sampah, sosialisasi pengelolaan persampahan
skala RW,
pengawasan dan pengendalian
pembangunan dan operasional tempat pengolahan
sampah berbasis teknologi ramah lingkungan
pembentukan
model
kawasan
pengelolaan
sampah
terpadu,
pembangunan
sarana
percontohan waste to energy (Biogas), penyediaan
prasarana dan sarana pengelolaan persampahan,
pembangunan
model
tempat
penampungan
Ringkasan KLHS
-
-
-
4.
Bencana Banjir
-
5.
Volume
dan
Pengelolaan
Sampah
-
-
-
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
25
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
No.
Aspek Kajian
Ringkasan KLHS
Implikasi Terhadap Pelayanan
SKPD
- Pembuangan sampah ke TPA masih menjadi
alternatif
utama
pengelolaan
sampah
Kota
Bandung.
- Tidak adanya sistem pengolahan dan pengelolaan
yang baik, serta pengurangan sumber sampah
melalui kebijakan publik dan masih kurangnya
kesadaran masyarakat untuk mengurangi sampah.
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
Catatan Bagi Perumusan Program dan Kegiatan
SKPD
sementara sampah ramah lingkungan dll.
26
Simpulan
tersebut
berdasarkan
hasil
Kajian
Lingkungan
Hidup
Strategis (KLHS) Kota Bandung 2010 dan Status Lingkungan Hidup
Daerah (SLHD) Kota Bandung Tahun 2011 dan 2012.
1. Isu Air
Permasalahan lingkungan yang timbul berkaitan dengan isu air
yaitu rendahnya kualitas air sungai, rendahnya kualitas air tanah,
dan penurunan muka air tanah.
1.1. Rendahnya Kualitas Air Sungai
Kualitas air permukaan tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi
alami
sungai
tapi
sangat
dipengaruhi
oleh
kegiatan
antropogenik (aktivitas manusia). Sungai yang melintas di Kota
Bandung seperti sungai di kota-kota lainnya umumnya
memiliki tekanan yang besar, berkaitan dengan jumlah
penduduk yang terus berkembang serta fungsi sungai yang
beraneka
ragam,
mulai
dari
sumber
air
baku,
tempat
pembuangan aktivitas domestik maupun industri, tempat
rekreasi dan lain-lain.
secara
kontinu
dasarnya
di
badan
melakukan
sepanjang
air
bantaran
mempunyai
pemurnian
diri
sungai.
kemampuan
sendiri
(self
Pada
untuk
purification)
terhadap zat-zat pencemar yang masuk ke dalam air dalam
setiap badan air atau sering disebut juga daya assimilasi
(assimilative capacity).
b. Daya asimilasi (assimilative capacity) yaitu kemampuan
badan air untuk menerima beban limbah cair tanpa terjadi
pencemaran
beberapa
telah
sungai
mengalami
yang
penurunan,
melewati
wilayah
bahkan
padat
di
bisa
dikatakan tidak ada. Kemampuan ini tergantung dari debit
(kapasitas) dan kandungan pencemar didalamnya. Semakin
besar
debit
aliran
dan
semakin
rendah
kandungan
polutannya maka akan semakin besar daya asimilasi badan
air tersebut.
c. Terjadi pendangkalan sungai akibat erosi dan sampah padat
yang terbawa aliran air hujan/drainase atau yang sengaja
dibuang masyarakat ke sungai.
d. Kelas mutu sungai tidak dapat digunakan sebagai bahan
baku air minum, dan sudah berada pada status tercemar
ringan sampai dengan tercemar berat dibandingkan dengan
PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air dan SK. Gubernur Jawa
Barat no. 39 Tahun 2000 tentang Peruntukan Air dan Baku
Mutu Air pada Sungai Citarum dan Anak-Anak Sungainya
di Jawa Barat.
Barat. Dari hasil analisa kualitas air yang dilakukan selama
kurun waktu September – Oktober dan November 2007 oleh
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung di 40 titik
pantau menunjukkan parameter fisik (DHL, Kekeruhan,
TDS, suhu dan warna) menunjukan penurunan kualitas dari
hulu ke hilir dan berada diatas baku mutu.
 Parameter Kimia
Kualitas kimia sungai secara langsung dipengaruhi oleh
adanya pencemaran air yang terjadi pada sungai. Semakin
berat pencemaran berlangsung maka dapat dipastikan
bahwa kondisi kualitas sungai akan menurun. Kandungan
senyawa organik pada beberapa sungai-sungai di Kota
Bandung cukup tinggi mulai dari hulu, tengah sampai hilir
didasarkan pada nilai parameter BOD dan COD, MBAS, DO
dan E. Coli yang terukur, di 40 titik pemantauan, yaitu di
Sungai Cikapundung, S. Cikapundung Kolot, S. Cicadas, S.
Citepus, S.Cibuntu, S. Cikendal, S. Ciparumpung, S.
Cidurian, S. Cipamokolan, S. Cisaranteun, S. Cipanjalu, S.
Cinambo, dan S. Cihalarang. Hampir seluruh kualitas air
sungai di Kota Bandung telah melebihi golongan B, C, dan D
berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor : 39
tahun 2000 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air
pada Sungai Citarum dan Anak-Anak Sungainya di Jawa
Barat.
Kandungan
senyawa
organik
yang
tinggi
menjadikan
konsumsi oksigen dalam air menjadi lebih banyak dan
konsentrasi oksigen terlarut akan berkurang yang pada
mempengaruhi kandungan oksigen terlarut dalam air.
Sebagai hasil oksidasi, besarnya kandungan senyawa nitrit
dan nitrat memang tergantung dari besarnya senyawa
amonia
yang
keberadaan
terdapat
senyawa
dalam
nitrit
air.
yang
Namun
cukup
demikian
tinggi
dapat
membahayakan kesehatan makhluk hidup. Dari seluruh
sungai yang diteliti hampir semua memiliki kandungan
senyawa nitrit diluar baku mutu yang telah ditetapkan (0,06
mg/l). Sedangkan keberadaan senyawa nitrat pada air lebih
banyak menimbulkan kondisi eutrofikasi pada sungai,
selain dapat tereduksi menjadi nitrit. Pada seluruh sungai
yang diteliti di Kota Bandung tersebut tidak ada sungai yang
memiliki kandungan nitrat diluar baku mutu kelas I.
Kandungan unsur logam yang terdapat pada sungai-sungai
di Kota Bandung didominasi oleh logam-Iogam yang secara
alami terdapat pada sungai yaitu Mn, Tembaga (Cu), Pb
(timbal), Merkuri (Hg), Chromium (Cr) berada diatas baku
mutu. Hal ini menandakan adanya pencemaran berat oleh
terkait dengan kegiatan industri domestik yang masuk
kedalam perairan, air sungai tidak lagi jernih, berwarna dan
berbau.
Kandungan senyawa minyak dan lemak pada seluruh
sungai di Kota Bandung terdeteksi pada kisaran < 1 mg/L .
Berdasarkan baku mutu yang telah ditetapkan untuk
kandungan minyak dan lemak adalah Nihil. Kandungan
minyak/lemak dan deterjen pada air sungai seringkali
diindikasikan
sebagai
akibat
limbah domestik (grey water).
dari
adanya
pencemaran
mutu yang disyaratkan.
 Parameter Lain
Profil
kadar
parameter
dari
hulu
sampai
ke
hilir
menunjukkan beberapa indikasi sebagai berikut :
 Perubahan kadar parameter Nitrat pada semua lokasi dan
semua musim tidak signifikan dan tidak menunjukkan
adanya pencemaran
 Kadar Nitrit pada musim kemarau menunjukkan indikasi
pencemaran hanya pada beberapa lokasi di hulu dan di
hilir
waduk
namun
tidak
menunjukkan
trend
berakumulasi. Terdapat fenomena yang tidak jelas, justru
di musim hujan pada bulan Oktober di semua lokasi hulu
waduk terdapat peningkatan pencemaran Nitrit, yang
melebihi kadarnya di musim kemarau.
 Kadar Sulfida menunjukkan adanya pencemaran, namun
berdasarkan data yang ada hanya terjadi pada bulan Juni
pada semua lokasi di hulu waduk. Terdapat Sulfida pada
beberapa lokasi di musim hujan namun tidak signifikan.
 Kadar Chlorine tidak menunjukkan pencemaran pada
semua lokasi dan semua periode.
 Kadar Sianida tidak menunjukkan pencemaran pada
semua lokasi dan semua periode.
 Kadar Fluorida tidak menunjukkan pencemaran pada
semua lokasi dan semua periode.
 Kadar logam berat As, Hg, Cu, Co, Ni dan Pb tidak
menunjukkan pencemaran pada semua lokasi dan semua
periode. Logam Seng menunjukkan indikasi pencemaran
pada lokasi di hulu waduk, namun hanya berdasarkan
Grafik Mutu Air dengan Metode STORET PP No. 82/ 2001 Kelas IV
Sumber: Badan pengelola Lingkungan Hidup, 2012
Hampir semua sungai tergolong dalam katagori tercemar
sedang,
kecuali
Cikapundung
Sungai
Tengah
dan
Cikapundung
Sungai
Hulu,
Ciparungpung
Sungai
Hulu
tergolong dalam katagori tercemar ringan.
1.2. Rendahnya Kualitas Air Tanah
Kualitas air tanah sangat tergantung kepada komposisi kimia
batuan pembentuk akuifer, yang dilarutkan selama air tanah
mengalir, serta pencemaran yang terjadi disekitarnya. Unsur
kimia batuan sangat tergantung kepada batuan asal dan
proses terjadinya batuan tersebut. Sampai kedalaman 40 m
dari permukaan tanah yang ditutupi batuan hasil Endapan
Danau Bandung Purba, umumnya mengandung kadar besi (Fe)
dan Mangan (Mn) tinggi. Kadar kimia air pada air tanah ini,
terlihat pada air tanah sumur penduduk cukup tinggi dan
minum dan industri.
Berdasarkan pemeriksaan Dinas Kesehatan Kota Bandung,
separuh dari sumur gali dan sumur pompa di Kota Bandung
tidak memenuhi syarat sebagai air bersih. Dari analisis sampel
yang diambil dari 52 kelurahan, secara bakteriologi hanya 37
% yang memenuhi syarat. Tercemarnya berbagai sumber air
bersih
oleh
mengakibatkan
limbah
industri
penurunan
maupun
ketersediaan
domestik
air
per
telah
kapita
pertahun.
Pencemaran lingkungan sangat cepat pengaruhnya terutama
terhadap air tanah dangkal. Sumber utama berasal dari limbah
industri dan rumah tangga seperti tinja (septic tank). Di daerah
pemukiman hampir semua air yang berasal dari sumur gali
dan sumur pasak sudah tercemar bakteri coli tinja dengan
konsentrasi sudah mencapai 2400 JPT/100 ml, sedangkan
disaratkan dalam PermenKes untuk air minum tidak boleh ada
coli jenis apapun. Penyebab utama karena sanitasi kurang
baik. Berdasarkan penelitian WHO, bakteri coli tersebut akan
mati jika sudah mengalir dalam tanah minimal sejara 10 m.
Oleh karenanya disarankan pembuatan sumur yang baik
harus berjarak minimal 10 m dari septik tank dan tempat
pembuangan air kotor.
1.3. Penurunan Muka Air Tanah
Penyebab adanya penurunan muka air tanah di Kota Bandung
lebih disebabkan pengambilan air tanah yang berlebihan.
Permasalahan penyediaan air bersih di Kota Bandung saat ini
tidak saja hanya mencakup kualitas tapi juga kuantitas.
PDAM, pengambilan air tanah melalui sumur bor terus
meningkat. Pada tahun 1970 jumlah pengambilan air tanah
melalui sumur bor mencapai 10,5 juta m3/tahun, pada tahun
1985 dan 1995 meningkat masing masing menjadi 38,6 juta
m3 / tahun dan 66,9 juta m3/tahun (Dedi Hernandi dkk,
2006).
Sementara jumlah sumur bor pada tahun 1970 yang semula
hanya sekitar 500 buah, pada tahun 1985 meningkat menjadi
sekitar 1500 buah dan pada tahun 1995 mencapai sekitar
2.200 buah.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
pengambilan air tanah di Kota Bandung dan daerah sekitarnya
tahun 1996 cukup meningkat yaitu mencapai 76,8 juta
m3/tahun (sekitar 92% diantaranya dipergunakan untuk
usaha industri dan usaha komersil lainnya) dengan total
jumlah sumur bor mencapai 2.628 buah). Jumlah sumur bor
sebenarnya
diperkirakan
lebih
banyak
karena
banyak
diantaranya yang tidak didaftarkan.
Sementara
itu
berdasarkan
hasil
IWACO/
International
Workshop on Aliasing, Confinement and Ownership, (DHV dan
IWACO,1989) memproyeksikan kebutuhan air bersih di Kota
Bandung dan Daerah sekitarnya pada tahun 2015 akan naik
dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 1996, yaitu menjadi
sekitar 4.372 l/detik.
Pesatnya peningkatan aktivitas industri, mall dan hotel, telah
menyebabkan pengambilan air tanah semakin tinggi dan tidak
terkendali, sementara daerah resapan air semakin sempit.
Akibat meningkatnya jumlah kebutuhan air dan meningkatnya
bahwa dalam kurun waktu 20 tahun terakhir penurunan
muka air tanah mencapai 80 m. Variasi laju penurunan
pertahun berkisar antara 0,01 – 6,26. Tingginya pengambilan
air tanah di Bandung dan sekitarnya, telah mengakibatkan
beberapa daerah mengalami amblasan, seperti di Leuwigajah,
Kota Cimahi (Turun 52 cm), Rancaekek (turun 42 cm),
Dayeuhkolot (turun 46 cm) dan di daerah Kopo.
Menurut Direktorat Tata Lingkungan dan Pertambangan,
hingga 2002 muka air tanah di Bandung berada sekitar 100 m
di bawah muka air tanah. Selain terjadinya penurunan muka
air tanah, juga telah terjadi penurunan laju produksi rata-rata
air sumur dari 0,1 juta m3 / tahun sebelum tahun 1970
menjadi 0,03 juta m3/tahun pada tahun 1995 (Muhammad,
1997). Laporan pada tahun 1999, menunjukkan bahwa laju
produksi air sumur dalam hanya 0,01 juta m3/tahun.
Tingginya penggunaan air tanah di Kota Bandung dan
sekitarnya telah menyebabkan beberapa daerah tergolong
kritis air tanah. Bila mengacu pada peta konservasi air tanah
daerah Bandung dan sekitarnya, hampir seluruh daerah Kota
Bandung tergolong kategori I (kritis) dan II (rawan). Kategori I
tergolong daerah kritis, dan di daerah ini tidak diperbolehkan
lagi adanya pengambilan air tanah untuk semua peruntukkan
kecuali hanya untuk air minum dan rumah tangga. Sementara
kategori II pada dasarnya pengambilan air tanah disarankan
tidak
diperkenankan
untuk
industri
dan
jasa.
Namun
demikian disayangkan, pada beberapa tempat di zona kategori
I masih ada pengambilan air tanah untuk kebutuhan bukan
1327
30
1000
971
821
18.7
20
686
500
10.5
10
1.6
0.5
0
5
3.2
15
4.6
30
6.3
4.9
42
45
7.3
58
300
78
96
0
1900 1910 1920 1930 1940 1950 1960 1970 1976 1985 1988 1990 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Gambar 2. Perkembangan pengambilan air tanah pada akuifer tengah (40 - 150) m bmt
dan akuifer dalam (>150 m bmt)
Volume Pengambilan
Jumlah Sumur
Grafik. Perkembangan Pengambilan Air Tanah pada Akuifer Tengah dan Dalam
Sumber : Geologi Tata Lingkungan, 2009
Penurunan muka air tanah sangat signifikan terutama pada
akuifer dalam. Seperti diuraikan di atas, sumber air tanah ini
berasal dari daerah resapan air yang lokasinya jauh dan
pengalirannya sampai ke daerah pengambilan air tanah
memerlukan waktu lama sampai ratusan tahun bahkan air
tanah di Cekungan Bandung-Soreang berumur ribuan tahun.
Penurunan muka air tanah pada akuifer dangkal tidak separah
pada akuifer dalam, karena air tanah ini lebih cepat terisi
kembali oleh air permukaan disekitarnya, terutama dari air
hujan dimusim penghujan.
Penurunan muka air tanah yang drastis terjadi terutama sejak
tahun
delapan
puluhan,
seiring
dengan
pesatnya
perkembangan industri dan pemukiman penduduk, yang
notabenya kebutuhan air bersih dan air baku diambil dari air
tanah. Oleh karenanya penurunan muka air tanah paling
parah terjadi di daerah industri dan pemukiman, seperti
daerah sekitar Jalan Mohamad Toha, Ujungberung, Cicaheum,
dan Kiaracondong, lihat Gambar 2.5 Di daerah pemukiman
dan perumahan terjadi penurunan terutama pada muka air
Jumlah S
Volume Pengamb
1500
41.7
38.6
40
No
Lokasi
Penurunan Muka Air Tanah (mm/tahun)
1.
Husein
1,27 – 4,32
2.
Cijerah
1,27 – 4,32
3.
Arjuna
1,27 – 4,32
4.
Garuda
1,27 – 4,32
5.
Buah Batu
1,27 – 4,32
6.
Cibuntu
1,27 – 4,32
7.
Maleber
1,27 – 4,32
8.
Kebon waru
1,61 – 3,10
9.
Kiaracondong
1,61 – 3,10
10.
Gedebage
1,63 – 2,12
11.
Cipadung
1,63 – 2,12
12.
Ujungberung
1,63 – 2,12
13.
Cicaheum
1,63 – 2,12
Sumber : Geologi Tata Lingkungan, 2009
2. Isu Udara
Permasalahan lingkungan berkaitan dengan isu udara yaitu emisi
gas, dan kualitas udara ambien.
2.1. Emisi Gas
Sumber
pencemaran
transportasi,
industri,
udara
dominan
pemukiman,
adalah
dan
kegiatan
persampahan
(sudomo, 2001). Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
tahun 1992 di 5 (lima) kota, yaitu Bandung, Jakarta,
Surabaya, Semarang, dan Medan, transportasi merupakan
kegiatan yang secara umum mengemisikan polutan tertinggi.
Di Kota Bandung, sektor transportasi merupakan kontributor
Distribusi Emisi Pencemar Udara di Kota Bandung
Emisi
Transportasi Pemukiman Persampahan
(Ton/Tahun)
(%)
(%)
(%)
Parameter
CO
NOx
SOx
Hidrokarbon
Debu
97.300,00
2.800,00
2.092,00
2.270,00
1.121,10
97,4
56,3
12,6
78,5
27,4
0,1
11,1
18,8
2,2
33,2
2,4
3
0,7
17,5
19,4
Industri
(%)
0,1
29,6
68
1,8
20
Sumber : Sudomo, 2001
Data Dinas Perhubungan Kota Bandung pada tahun 2001 total
kendaraan bermotor
menjadi
501.885 unit, tahun 2005 meningkat
821.562 unit, peningkatan terbesar terjadi pada
sepeda motor dari 283.936 unit pada tahun 2001 menjadi
544.660 unit pada tahun 2005. Meningkatnya pencemaran
udara di Kota Bandung juga dipicu adanya kemudahan akses
memasuki Kota Bandung, khususnya dari Jakarta.
penelitian
Hasil
Departemen Teknik Lingkungan ITB Desember
2006, menunjukan bahwa
kebeadaan tol Cipularang telah
berimplikasi terhadap kualitas udara. Di Titik masuk Kota
Bandung seperti gerbang tol Pasteur dan jembatan Cikapayang
kandungan
CO
rata-rata
pada
hari
Jumat
dan
Sabtu
meningkat sekitar 38% (di hari normal sekitar 1,800 menjadi
2,500 kg/hari pada Jumat dan Sabtu), sedangkan NOx
meningkat 59% dan HC meningkat 50%. Meningkatnya
pencemaran udara di Kota Bandung juga dipengaruhi oleh
tidak terawatnya mesin kendaraan. Data BPLH Kota Bandung
menunjukan bahwa berdasarkan hasil uji emisi gas buang
kendaraan bermotor tahun 2002 – 2005 lebih dari 60%
kendaran berbahan bakar solar tidak memenuhi baku mutu
emisi,
sementara
untuk
yang
berbahan
bakar
bensin
Bandung merupakan nomor empat terbanyak di Jawa Barat.
Sedangkan menurut Puji Lestari tahun 2004 yang melakukan
penelitian terhadap 500 anak SD di Kota Bandung, terdeteksi
bahwa dalam darah 6 (enam) dari 10 (sepuluh) anak yang
diteliti, memiliki kandungan Pb di atas 10 mikrogram/ del.
Kemudian pada tahun 2005 Puji Lestari melakukan penelitian
kembali terhadap 400 anak dengan hasil menunjukkan bahwa
Pb dalam darah anak-anak di Kota Bandung berkisar antara
2,5-60
mikrogram/dcl
(rata-rata
14,13
mikrogram/dcl),
padahal toleransinya 10 mikrogram /dcl. Bila tidak ada upaya
penanggulangan, diprediksi bahwa kadar polutan pada tahun
2020 akan terakumulasi empat kali lipat.
Dalam kaitanya dengan daya dukung dan daya tampung,
kemampuan sumber daya udara
khususnya kualitasnya
sangat sulit diprediksi daya dukung dan daya tampungnya.
Namun demikian tanda-tanda semakin menurunnya daya
tampung kualitas udara dapat dilihat dengan jelas yaitu dari
semakin banyaknya wilayah di Kota Bandung yang udaranya
mengalami
pencemaran
dan
beberapa
parameter
konsentrasinya telah melampaui Baku Mutu (BM). Mengingat
saat
ini
sumber
pencemar
udara
terbesar
adalah
dari
kendaraan bermotor, dan laju pertumbuhan kendaraan di Kota
Bandung tergolong tinggi berkisar antara 12 - 21% pertahun,
maka apabila hal ini dibiarkan berlanjut diperkirakan dalam
kurun waktu 10-20 tahun mendatang hampir semua wilayah
Kota Bandung kualitas udaranya akan melampaui Baku Mutu
yang pada gilirannya akan menurunkan kesehatan warga Kota
Bandung. Di samping persoalan pertumbuhan kendaraan
Dari hasil sampling kualitas udara ambien di Kota Bandung
yang dilakukan tahun 2012 pada 16 titik sampling udara sisi
jalan (roadside) dan 10 titik sampling udara dalam ruang
(indoor) didapatkan hasil untuk parameter CO, 03, S02, CO,
NO2, TSP, HC, dan Pb yang hampir semuanya masih dibawah
baku mutu kecuali kebisingan. Kondisi ini diperkirakan karena
waktu pemantauan yang dilakukan pada saat musim hujan
atau baru selesai hujan turun. Sumber emisi partikulat di
udara berasal dari tersuspensinya tanah partikel halus ke
udara dari aktivitas kendaraan/transportasi dan akibat tiupan
angin. Besarnya konsentrasi partikulat selain disebabkan oleh
kedua hal tersebut di atas juga dipengaruhi oleh tata guna
lahan di lokasi pengukuran. Dan dari hasil sampling diatas
dapat diperkirakan besarnya partikulat di lokasi cenderung
berasal dari aktifitas transportasi kendaraan bermotor.
Tabel E.2-2
Hasil Pengukuran kualitas udara Roadside
Tabel E.2-3
Hasil Pengukuran kualitas udara Indoor
3. Isu Limbah Padat
Permasalahan lingkungan berkaitan dengan isu limbah padat yaitu
tekanan terhadap persampahan, tingginya jumlah perusahaan yang
belum
mengelola
Limbah
B3nya
dengan
baik,
pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
3.1. Tekanan terhadap persampahan
Saat ini di Kota Bandung selain ada pengelolaan sampah secara
formal oleh Dinas Kebersihan, juga berkembang pengelolaan
sampah oleh para pelaku informal seperti para Laskar Mandiri
(pemulung), lapak, bahkan bandar dan lapak. Disamping itu,
upaya pengomposan yang telah banyak dilakukan di Kota
Bandung juga diperhitungkan sebagai usaha mereduksi sumber
sampah.
Hasil uji komposisi menunjukkan adanya potensi untuk menekan
beban
pengelolaan
bila
sampah
organik
compostable
dapat
pertimbangan pengurangan beban bagi pengelolaan sampah. Dari
observasi terhadap proses pemulungan barang potensi daur ulang
diperkirakan besarnya pemulungan mencapai 5,6% terhadap
timbulan sampah total.
Observasi di lapangan menginformasikan bahwa sampai saat ini
masih banyak warga yang memiliki kebiasaan membuang sampah
ke sungai atau selokan, dan membuang sampah di lahan kosong
terlantar.
Hal
ini
mencerminkan
bahwa
tingkat
pelayanan
pengelolaan sampah pada warga Kota Bandung belum optimal.
a. Operasi Pengumpulan
Operasi
pengumpulan
sampah
yang
dijalankan
di
Kota
Bandung dibedakan atas 3 pola operasi pengumpulan yaitu :
individu langsung (Door to Door), individual tidak langsung,
dan Komunal langsung.

Individu langsung (Door to Door)
Sampah dari sumber sampah dikumpulkan, dan langsung
diangkut oleh kendaraan pengangkut sampai ke TPA.
Lokasi yang menggunakan sistem ini diantaranya adalah
kawasan industri, perkantoran, komersil, dan pemukiman
terutama pemukiman teratur/real estate.

Individual tidak langsung
Pengumpulan dari sumber oleh gerobak, dibawa ke TPS
dan diangkut ke TPA oleh kendaraan pengangkutan. Pada
pola ini terdapat dua jenis kendaraan pengumpulan yang
umum dipergunakan yaitu :
a). Gerobak besar volume (1 - 1,5) M3, kapasitas kerja 3
waktu tertentu. Pola ini dilaksanakan di wilayah dengan
ketersediaan lahan TPS, dengan partisipasi masyarakat
yang cukup tinggi
b. Pengangkutan
Pelayanan persampahan di Kota Bandung dibagi menjadi 4
(empat) wilayah operasional yaitu wilayah operasional Bandung
Barat, Bandung Utara, Bandung Selatan, dan Bandung Timur.
Pengangkutan sampah menggunakan 2 (dua) jenis kendaraan
yaitu Arm roll/LH dan Dump truck dengan kapasitas 10 M3
dan 6 M3. Total jumlah armada tersebut adalah 113 buah
untuk seluruh wilayah operasional.
c. Operasi Pembuangan
Sejak bulan Februari 2006, Kota Bandung tidak lagi memiliki
tempat pembuangan akhir sampah yang dapat menampung
timbulan
sampah
yang
ada.
Berdasarkan
perhitungan
timbulan sampah, total timbulan sampah Kota Bandung tahun
2007 adalah 6.860 M3/hari dengan sumber timbulan sampah
terbesar
dari
perumahan
dan
fasilitas
umum.
Tempat
penampungan sampah sementara (TPS) yang digunakan di
Kota Bandung berjumlah 202 buah. Volume sampah yang
dapat diangkut pada tahun 2007 adalah 2.231 M3 hari.
Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah milik PD Kebersihan
Kota Bandung pada saat ini terdapat di lima lokasi, yaitu TPA
Pasir Impun, Leuwigajah, Cicabe, Cieunteung, dan Jelekong.
TPA Pasir Impun, Cieunteung, dan Cicabe telah ditutup, begitu
juga dengan TPA Leuwigajah dan Jelekong. TPA Leuwigajah
Rendahnya kinerja pengelolaan sampah di kabupaten ini
berdampak secara langsung terhadap kualitas lingkungan dan
sanitasi masyarakat. Penumpukan dan pembuangan sampah
ilegal kerap ditemukan di saluran, sungai, tanah kosong, serta
tempat lainnya sehingga menimbulkan berbagai gangguan
kesehatan, kenyamanan, dan estetika.
3.2. Tingginya jumlah perusahaan yang belum mengelola Limbah
B3nya dengan baik
Untuk mendeteksi jumlah Limbah B3 yang dihasilkan oleh
kegiatan di suatu daerah dan statusnya, termasuk aktivitas
pemindahan atau pengangkutannya, perkiraan data minimum
yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan
penghasil
limbah
B3,
jenis
limbah
dan
volumenya
b. Perusahaan yang mendapat izin untuk penyimpanan,
pengumpulan, pengolahan, pemanfaatan, dan pemusnahan
(Land fill) limbah B3.
c. Perusahaan yang mendapat rekomendasi dan izin dari
perhubungan untuk pengangkutan limbah B3.
Timbulan limbah B3 dari seluruh sektor di Kota Bandung terus
mengalami kenaikan dari tahun 2000 sampai 2009 seperti
yang terlihat pada Tabel 2.8.
Sejalan dengan aktifitas masyarakat Kota Bandung, selain
sampah
limbah
padat
domestik
dan
limbah
cair,
juga
dihasilkan limbah yang dapat dikategorikan sebagai limbah
B3. Limbah tersebut dihasilkan dari hasil usaha atau kegiatan
sampah dari pada menghasilkan listrik.
PLTSa Gedebage merupakan salah satu PLTSa yang akan
dibangun di Bandung Timur yang pembangunannya bertujuan
untuk mengatasi masalah persampahan di Kota Bandung.
Dalam pelaksanaannya, PLTSa Gedebage mendapat berbagai
respon
negatif
dari
warga
sekitar,
khususnya
warga
Perumahan Griya Cempaka Arum Gedebage yang memiliki
lokasi tak jauh dari lokasi PLTSa Gedebage. Tidak hanya
warga, beberapa ahli lingkungan juga memberikan respon
negatif terhadap PLTSa Gedebage karena PLTSa ini dianggap
tidak bisa menuntaskan masalah persampahan kota, sehebathebatnya hanya mengurangi sebagian besar sampah kota,
sisanya
mungkin
saja
menumpuk
lagi,
bahkan
besar
kemungkinan kejadian-kejadian yang lebih buruk bisa terjadi.
Kemudian tinjauan teknologi tepat guna dan letak geografis
Bandung. Indonesia sangat minim pengalaman mengenai
tekhnologi incenerasi (pembakaran), bahkan beberapa bahan
berbahaya yang sementara ini harus diincenarasi saja tidak
semua dijalani. Jadi AMDAL dalam hal ini tidak bisa secara
optimal memberikan study kelayakan yang obyektif, semua
studi bukan khayalan harus berdasarkan perhitungan real
yang teruji. Penerapan teknologi tidak bisa coba-coba atau
prediksi tetapi berdasarkan pengalaman yang sekali lagi sudah
teruji. Terakhir mengenai lokasi PLTSa mutlak harus jauh dari
permukiman
penduduk
untuk
menghindari
besarnya
kemungkinan dampak negatif pada masyarakat. Permasalahan
yang menjadi pemicu konflik, antara lain :
membutuhkan air dalam jumlah yang sangat banyak.
d. Adanya rasa tidak percaya masyarakat terhadap keberjalan
program tersebut yang ramah lingkungan.
Dioxin adalah nama sekelompok senyawa kimia beracun yang
terbentuk sebagai hasil pembakaran sampah dan bahan bakar.
Membakar senyawa berbahan dasar chlorine, seperti plastik
PVC, menghasilkan senyawa dioxin yang paling berbahaya.
Chlorine terdapat dalam berbagai jenis plastik, sehingga saat
plastik ini dibakar, maka chlorine dilepas dan dengan cepat
bereaksi dengan senyawa lain dan membentuk dioxin. Dioxin
merupakan senyawa yang sangat tahan lama, sebab senyawa
ini tidak mudah terurai di alam. Kalaupun seandainya
pembentukan dioxin dapat dihentikan saat ini juga, dioxin
tetap akan berada di lingkungan selama bertahun-tahun
mendatang. Karena dioxin tidak terurai, baik di alam maupun
di dalam tubuh, senyawa ini akan terakumulasi.
Ini
berarti
bahwa
tubuh
akan
menerima
dioxin
dan
menyimpannya. Seiring perjalanan waktu, paparan dalam
jumlah sedikit pun akan menumpuk – sampai berpengaruh
terhadap kesehatan. Saat terlepas ke udara, dioxin dapat
menempuh jarak yang cukup jauh. Di air, dioxin dapat
menumpuk
pada
tanah
sungai,
sehingga
menempuh
perjalanan lebih jauh ke hilir atau masuk ke tubuh ikan.
Kebanyakan paparan dioxin yang kita alami terjadi melalui
makanan.
Dioxin yang terlepas ke atmosfer, menumpuk pada tanaman
terpapar dioxin dalam jumlah besar di tempat kerja mereka
selama bertahun-tahun, memiliki risiko yang jauh meningkat
untuk mengalami kanker. Jika dioxin menembus plasenta
pada
kehamilan,
meski
dalam
jumlah
kecil,
ini
dapat
menyebabkan efek terhadap reproduksi atau perkembangan,
seperti keguguran, kemandulan, dan kelainan bawaan saat
lahir – deformitas tungkai, efek neurologis dan perubahan
terhadap sistem imun. Anak-anak daripada sejumlah wanita di
Jepang dan Taiwan yang mengonsumsi minyak goreng yang
terkontaminasi dioxin, menunjukkan berbagai jenis kelainan
fisik saat lahir dan kemampuan intelegensia yang rendah saat
dites.
Asal logam berat dalam abu PLTSA
 Timbal (Pb): pewarna plastik, baterai, accu, lapisan glossy,
keramik, bungkus kabel, timah solder, zat pelapis anti
bocor,
patri
untuk
kaca,
pembalans
roda,
amunisi,
campuran material bantalan, bahan pelapis seng, pemberat
pancing, pelindung radiasi, mainan anak, gelas kristal, PVC,
bahan cat, bahan keramik, pelumas, katoda tabung TV,
 Mercury (Hg): termometer, baterai Mercury - Oxide, lampu
neon, tambal gigi (amalgam), saklar elektonik, lampu,
barometer.
 Cadmium (Cd): baterai NiCad, PVC, pewarna plastik, pelapis
permukaan (plating & coating), perhiasan perak, sel surya.
 Chromium (Cr): bahan kulit, pengawet kayu, cat, pewarna
tekstil, baja tahan karat, pelapis logam (plating & coating),
bahan refractory.
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
A.
Visi
dan
Misi
Badan
Pengelola
Lingkungan
SASARAN,
Hidup
Kota
Bandung
V
isi menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah
nomor
penyusunan,
8
tahun
pengendalian,
2008
dan
tentang
evaluasi
tahapan,
tata
pelaksanaan
cara
rencana
pembangunan daerah, didefinisikan sebagai suatu rumusan umum
mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
Berdasarkan pengertian tersebut dan dalam rangka mendukung
pencapaian visi pemerintah Kota Bandung serta mewujudkan hak
masyarakat untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat sebagaimana amanah dari Undang Undang No. 23 Tahun 1997
tentang Lingkungan Hidup Pasal 5 ayat (1), BPLH Kota Bandung
menetapkan Visi sebagai berikut :
BANDUNG RAMAH LINGKUNGAN MENUJU KOTA NYAMAN
DAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE CITY)
Penjelasan makna dari visi tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1. Bandung, berarti Pemerintah Kota Bandung termasuk di dalamnya
BPLH Kota Bandung, penduduk kota dan warga lainnya yang
tinggal di Bandung ataupun melakukan kegiatan di Kota Bandung.
2. Ramah lingkungan, berarti memiliki perhatian dan kepedulian
terhadap lingkungan hidup sehingga timbul aktivitas-aktivitas yang
bersifat
melindungi/menjaga,
memelihara
dan
merehabilitasi
kondisi lingkungan hidup di sekitarnya.
3. Menuju Kota Nyaman, berarti kota yang menyenangkan untuk
dijadikan tempat tinggal khususnya karena kualitas lingkungannya
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
62
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
terpelihara dengan baik serta dapat memberikan kesegaran dan
kesejukan bagi penghuninya.
4. Berkelanjutan
(Sustainable
City),
yaitu
kota
yang
dalam
pembangunannya tidak hanya memprioritaskan aspek ekonomi
semata,
akan
tetapi
juga
mempertimbangkan
pula
aspek
lingkungan dan sosial dengan proporsi yang seimbang dalam
rangka menjaga ketersediaan dan kelestarian daya dukung dan
daya tampung lingkungan untuk pembangunan.
Dalam rangka mewujudkan visi dimaksud, masih menurut Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, perlu ditetapkan suatu
Misi yang didefinisikan sebagai suatu upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi.
Untuk maksud tersebut, BPLH Kota Bandung telah menetapkan tiga
misi yang diemban atau diselenggarakan sebagai upaya dalam rangka
mencapai visi yang telah ditetapkan sebelumnya. Ketiga Misi yang
harus diselenggarakan terdiri dari :
Meningkatkan
upaya
pengendalian
dan
pencegahan
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup serta dampak
negatif perubahan iklim
Meningkatkan upaya rehabilitasi lingkungan hidup yang
mengalami pencemaran dan perusakan serta dampak negatif
perubahan iklim
Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan
kinerja penyelenggaraan urusan bidang lingkungan hidup
Pernyataan misi tersebut mengandung makna bahwa :
 Dengan
meningkatkan
upaya
pengendalian
dan
pencegahan
pencemaran dan perusakan lingkungan serta dampak negatif
perubahan iklim maka kondisi lingkungan hidup Kota Bandung
diharapkan tercegah dari bahaya pencemaran, perusakan maupun
dampak negatif perubahan iklim yang lebih besar atau berat.
 Dengan meningkatkan upaya rehabilitasi lingkungan hidup yang
mengalami pencemaran dan kerusakan maka kondisi lingkungan
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
63
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
hidup Kota Bandung diharapkan terlindungi kelestarian dan
fungsinya.
 Dengan meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan
kinerja penyelenggaraan urusan Bidang Lingkungan Hidup yang
menjadi kewenangan BPLH Kota Bandung maka pembangunan
lingkungan hidup di Kota Bandung lebih dipercaya dan mendorong
partisipasi yang lebih luas dari masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya.
Melalui implementasi ketiga misi tersebut BPLH Kota Bandung
berusaha berperan aktif mewarnai pembangunan yang terjadi Kota
Bandung sehingga pembangunan yang sedang berlangsung merupakan
pembangunan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan atau
ramah terhadap lingkungan.
B. Tujuan dan Sasaran Strategis
Berdasarkan misi tersebut di atas, BPLH Kota Bandung untuk kurun
waktu Tahun 2013-2018 menetapkan tujuan sebagai berikut :
Berkurangnya dampak negatif pembangunan kota
perubahan iklim terhadap lingkungan hidup
dan
Terehabilitasinya sumber daya alam dan lingkungan hidup
dari pencemaran, perusakan dan dampak negatif perubahan
iklim
Terwujudnya tertib pengelolaan keuangan dan
penyelenggaraan urusan Bidang Lingkungan Hidup
kinerja
Pernyataan tujuan pertama yaitu berkurangnya dampak negatif
pembangunan kota dan perubahan iklim terhadap lingkungan hidup
memiliki makna bahwa BPLH Kota Bandung berkeinginan supaya
dampak negatif dari pembangunan kota dan perubahan iklim dapat
diminimalisir bahkan apabila bisa dihilangkan sehingga cita-cita
menjadikan Kota Bandung sebagai kota yang nyaman dapat dicapai.
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
64
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Sasaran strategis dari pernyataan tujuan pertama tersebut terdiri dari :
Terjaganya kualitas lingkungan (udara, air dan tanah)
sehingga tetap memenuhi baku mutu lingkungan
Berkurangnya timbulan sampah pada tempat - tempat
pembuangan sampah
Pernyataan tujuan kedua yakni terehabilitasinya sumber daya alam
dan lingkungan hidup memiliki makna bahwa BPLH Kota Bandung
berkeinginan agar sumber daya alam dan lingkungan hidup yang
tercemar dan atau mengalami kerusakan pulih kembali dan meningkat
fungsinya.
Sasaran strategis atas pernyataan tujuan kedua tersebut di atas adalah
sebagai berikut :
Terjaganya kelestarian dan fungsi lingkungan hidup
Pernyataan tujuan ketiga yaitu terwujudnya tertib pengelolaan
keuangan dan kinerja penyelenggaraan urusan Bidang Lingkungan
Hidup mengandung makna bahwa BPLH Kota Bandung berkeinginan
melakukan penatausahaan keuangan dan kinerja secara lebih baik lagi
dari tahun-tahun sebelumnya sehingga menumbuhkan kepercayaan
unsur penyelenggara pemerintahan maupun pemangku kepentingan
lingkungan hidup lainnya.
Tumbuhnya kepercayaan dari unsur penyelenggara pemerintahan
dimaksudkan salah satu manfaatnya adalah mendapatkan pengakuan
atas kewajaran dalam tata kelolah keuangan. Disamping itu, dapat
mendorong partisipasi yang lebih luas dari segenap pemangku
kepentingan lingkungan hidup.
Sasaran strategis dari pernyataan tujuan ketiga tersebut yaitu :
BPLH Kota Bandung mendapatkan penilaian pengelolaan
keuangan dan kinerja yang wajar dan baik
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
65
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka menengah Pelayanan BPLH Kota Bandung
NO
TUJUAN
SASARAN STRATEGIS
(1)
(2)
(3)
1.
Berkurangnya
dampak
negatif
pembangunan
kota
dan perubahan
iklim terhadap lingkungan
hidup
1.1. Terjaganya kualitas lingkungan
sehingga tetap memenuhi baku
mutu lingkungan
1.2. Berkurangnya timbulan sampah
pada
tempat-tempat
pembuangan sampah
1
2
3
4
5
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
50 %
55 %
60 %
65 %
70 %
Tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
menurun
2%
2%
2%
2%
2%
Jumlah sungai utama kualitas airnya
memenuhi status mutu kelas IV golongan
B
12,50 %
17,00 %
17,00%
17,00 %
17,00%
Cakupan sampah yang dikelola secara
Landfill
69 %
65 %
58 %
34 %
25 %
Cakupan sampah yang dikelola dengan
pola 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
18 %
20 %
22 %
25 %
30 %
1%
4%
15 %
30 %
35 %
(4)
Tingkat kualitas udara ambien
pantau memenuhi baku mutu
Cakupan sampah
energi
dengan
lingkungan
Renstra
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-
INDIKATOR KINERJA SASARAN
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
dikonversi
teknologi
titik
menjadi
ramah
67
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
NO
TUJUAN
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA SASARAN
(1)
(2)
2.
Terehabilitasi SDA dan LH
dari
pencemaran,
perusakan dan dampak
negatif perubahan iklim
2.1. Terjaganya
kelestarian
fungsi lingkungan hidup
Terwujudnya
tertib
pengelolaan keuangan &
kinerja penyelenggaraan
urusan
Bidang
Lingkungan Hidup
3.1 BPLH mendapatkan penilaian
pengelolaan
keuangan
dan
kinerja yang wajar dan baik
3.
1
2
3
4
5
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Tingkat muka air tanah (MAT) meningkat
-31,30
-31,27
-31,24
-31,21
-31,18
Jumlah sumber air yang telah dipulihkan
akibat pencemaran
1 titik
mata air
dan 2
sungai
1 titik
mata air
dan 2
sungai
1 titik
mata air
dan 2
sungai
1 titik
mata air
dan 2
sungai
1 titik
mata air
dan 2
sungai
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
(3)
dan
Persentase
tertib
barang/aset daerah
administrasi
Persentase temuan pengelolaan anggaran
oleh BPK/Inspektorat yang
ditindaklanjuti
Nilai evaluasi Akuntabilitas
Instansi Pemerintah (AKIP)
Renstra
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
Kinerja
68
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
C. Strategi dan Kebijakan
Untuk
memujudkan
tujuan
dan
sasaran
strategis
yang
telah
ditetapkan sebelumnya, BPLH Kota Bandung dalam tahun 2013 - 2018
telah menetapkan strategi dan kebijakan sebagai berikut :
Strategi
1. Pengendalian dan pencegahan polusi udara yang bersumber
dari sumber pencemar bergerak maupun tidak bergerak lebih
diarahkan
kepada
peningkatan
kesadaran
stakeholder
lingkungan melalui pembinaan dan monitoring.
2. Pengendalian
pencegahan
pencemaran
dan
perusakan
lingkungan hidup dan dampak dampak negatif perubahan iklim
diarahkan
kepada
permasalahan
pembinaan,
lingkungan
dan
penanganan
monitoring
pengaduan
tindak
lanjut
rekomendasi permasalahan lingkungan.
3. Meningkatkan kualitas dan akses informasi sumber daya alam
dan lingkungan hidup bagi stakeholder lingkungan.
4. Pembinaan
dan
pengembangan
pemanfaatan
energi
dan
ketenagalistrikan sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan
daerah.
5. Melakukan pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
sehingga permasalahan sampah dapat teratasi dan bermanfaat
ekonomi.
6. Meningkatkan pengelolaan air tanah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebutuhan
daerah.
7. Meningkatkan
mengalami
upaya rehabilitasi sumber daya alam yang
pencemaran maupun kerusakan sehingga tetap
lestari dan berkembali berfungsi dengan baik.
8. Meningkatkan pemenuhan kriteria pelaporan keuangan dan
kinerja yang baik
Kebijakan
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembinaan pengendalian
dan pencegahan pencemaran dan perusakan udara kepada
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
68
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
stakeholder lingkungan dan ketersediaan sarana dan prasarana
pendukung upaya pengendalian dan pencegahan pencemaran,
perusakan udara & dampak negatif perubahan iklim.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembinaan pencegahan
pencemaran dan perusakan lingkungan
kepada stakeholder
lingkungan dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
upaya
pengendalian
dan
pencegahan
pencemaran
dan
perusakan lingkungan hidup lainnya (non udara).
3. Memberikan informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup
akurat dan terkini seluas-luasnya kepada masyarakat, pelaku
usaha, dan pemangku kepentingan (stakeholder) lingkungan
lainnya.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembinaan pengelolaan
energi dan ketenagalistrikan serta melakukan pengembangan
energi.
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembinaan pengelolaan
sampah (kepada masyarakat, pelaku usaha, dan pemangku
kepentingan lingkungan lainnya) dan timbulan sampah dikelola
dengan prioritas penanganan yaitu pola 3R, landfill dan
dikonversi menjadi energi dengan teknologi ramah lingkungan.
6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembinaan pengelolaan
air tanah (kepada masyarakat, pelaku usaha, dan pemangku
kepentingan lingkungan lainnya) dan memberikan sanksi bagi
pihak-pihak yang melanggar pemanfaatan air tanah.
7. Mengidentifikasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang
mengalami pencemaran maupun kerusakan untuk kemudian
segera dilakukan perbaikan dan konservasi. Upaya perbaikan
dan koervasi tersebut dilakukan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat, pelaku usaha dan pemangku kepentingan lainnya
sehingga lebih optimal.
8. Mengembangkan
pelaporan keuangan dan kinerja urusan
bidang lingkungan hidup yang lebih baik.
9. Menyedianakan
sarana
dan
prasarana
pelayanan
sesuai
prioritas.
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
69
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Tabel 4.2
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan BPLH Kota Bandung Tahun 2013-2018
Visi
Bandung Ramah Lingkungan Menuju Kota Nyaman
Misi Pertama
Meningkatkan Upaya Pengendalian dan Pencegahan Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup serta Dampak Negatif Perubahan
Iklim
Tujuan
Sasaran Strategis
Strategi
Kebijakan
Berkurangnya
dampak
negatif pembangunan kota
dan
perubahan
iklim
terhadap lingkungan hidup
1. Terjaganya
kualitas
lingkungan (udara, air dan
tanah)
sehingga
tetap
memenuhi
baku
mutu
lingkungan
Pengendalian dan pencegahan polusi udara
yang bersumber dari sumber pencemar
bergerak maupun tidak bergerak lebih
diarahkan kepada peningkatan kesadaran
stakeholder lingkungan melalui pembinaan
dan monitoring
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembinaan
pengendalian dan pencegahan pencemaran dan
perusakan udara kepada stakeholder lingkungan dan
ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
upaya pengendalian dan pencegahan pencemaran,
perusakan udara & dampak negatif perubahan iklim
Pengendalian pencegahan pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup dan dampak
dampak negatif perubahan iklim diarahkan
kepada
pembinaan,
penanganan
pengaduan permasalahan lingkungan dan
monitoring tindak lanjut rekomendasi
permasalahan lingkungan
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembinaan
pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan
kepada stakeholder lingkungan dan ketersediaan
sarana
dan
prasarana
pendukung
upaya
pengendalian dan pencegahan pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup lainnya (non udara)
Meningkatkan kualitas dan akses informasi
sumber daya alam dan lingkungan hidup
bagi stakeholder lingkungan
Memberikan informasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup akurat dan terkini seluas-luasnya
kepada masyarakat, pelaku usaha, dan pemangku
kepentingan (stakeholder) lingkungan lainnya
Pembinaan & pengembangan pemanfaatan
energi dan ketenagalistrikan sesuai dengan
ketentuan dan kebutuhan daerah
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembinaan
pengelolaan energi dan ketenagalistrikan serta
melakukan pengembangan energi
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
70
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Tujuan
Strategi
Kebijakan
2. Berkurangnya
timbulan
sampah
pada
tempattempat
pembuangan
sampah
Melakukan
pengembangan
kinerja
pengelolaan persampahan sehingga
permasalahan sampah dapat teratasi
dan bermanfaat ekonomi
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembinaan
pengelolaan sampah (kepada masyarakat, pelaku
usaha, dan pemangku kepentingan lingkungan
lainnya) dan timbulan sampah dikelola dengan
prioritas penanganan yaitu pola 3R, landfill dan
dikonversi menjadi energi dengan teknologi ramah
lingkungan
Meningkatkan Upaya Rehabilitasi Lingkungan Hidup yang Mengalami Pencemaran dan Perusakan serta Dampak Negatif
Perubahan Iklim
Misi Kedua
Tujuan
Sasaran Strategis
Terehabilitasi
sumber
daya
alam dan lingkungan hidup
dari pencemaran, perusakan
dan dampak negatif perubahan
iklim
Renstra
Sasaran Strategis
Terjaganya kelestarian
fungsi lingkungan hidup
dan
Strategi
Kebijakan
Meningkatkan pengelolaan air tanah
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan
kebutuhan daerah
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembinaan
pengelolaan air tanah (kepada masyarakat, pelaku
usaha, dan pemangku kepentingan lingkungan
lainnya) dan memberikan sanksi bagi pihak-pihak
yang melanggar pemanfaatan air tanah
Meningkatkan
upaya
sumber daya alam yang
pencemaran
maupun
sehingga tetap lestari dan
berfungsi dengan baik
Mengidentifikasi sumber daya alam dan lingkungan
hidup yang mengalami pencemaran maupun
kerusakan untuk kemudian segera dilakukan
perbaikan dan konservasi. Upaya perbaikan dan
koervasi tersebut dilakukan dengan melibatkan
partisipasi masyarakat, pelaku usaha dan pemangku
kepentingan lainnya sehingga lebih optimal.
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
rehabilitasi
mengalami
kerusakan
berkembali
71
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Misi Ketiga
Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Kinerja Penyelenggaraan Urusan Bidang Lingkungan Hidup
Tujuan
Sasaran Strategis
Strategi
Kebijakan
Terwujudnya tertib pengelolaan
keuangan
dan
kinerja
penyelenggaraan
urusan
Bidang Lingkungan Hidup
BPLH mendapatkan penilaian
pengelolaan keuangan dan
kinerja yang wajar dan baik.
Meningkatkan
pemenuhan
kriteria
pelaporan keuangan dan kinerja yang
baik sesuai ketentuan.
Mengembangkan pelaporan keuangan dan kinerja
urusan Bidang Lingkungan Hidup sesuai ketentuan
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
Menyediakan sarana dan
berdasarkan skala prioritas
prasarana
pelayanan
72
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2014 - 2018
BAB V
RENCANA
PROGRAM
DAN
KEGIATAN,
INDIKATOR DAN TARGET KINERJA SERTA
PENDANAAN INDIKATIF
A.
Program dan Kegiatan BPLH Kota Bandung Tahun 2014 - 2018
B
erdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 dan
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008, program didefinisi
sebagai instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk
mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran,
sedangkan kegiatan yaitu bagian dari program yang dilaksakan oleh
satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian
sasaran terukur pada suatu program.
Dengan pengertian tersebut, BPLH Kota Bandung menetapkan rencana
program dan kegiatan Tahun 2014-2018 sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Pengendalian Polusi Udara
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
1.1. Kegiatan pembinaan dan pengendalian pencemaran udara.
1.2. Kegiatan kampanye langit biru dan pengujian emisi bersih
kendaraan bermotor
1.3. Kegiatan pemantauan kualitas udara
1.4. Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pemantau kualitas
udara
2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan dari program ini terdiri
dari :
2.1. Kegiatan penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup
2.2. Kegiatan pengendalian dampak perubahan iklim
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
72
2.3. Kegiatan perlindungan lapisan ozon
2.4. Kegiatan sosialisasi dan penerapan ECO Office
2.5. Kegiatan pemantauan kualitas air sungai dan air limbah dari
sumber pencemar
2.6. Kegiatan
pemantauan
pengelolaan
B3
dan
limbah
B3
(Pengelolaan B3 dan Limbah B3)
2.7. Kegiatan pemantauan kualitas tanah
2.8. Kegiatan edukasi dan komunikasi bidang lingkungan hidup
2.9. Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana laboratorium
lingkungan
2.10. Kegiatan penanganan pengaduan kasus lingkungan hidup
2.11. Kegiatan evaluasi penaatan lingkungan (Proper)
2.12. Kegiatan pengembangan produksi ramah lingkungan
2.13. Kegiatan penerapan dan fasilitasi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL)
2.14. Kegiatan pengawasan implementasi dokumen lingkungan
2.15. Kegiatan penyiapan komponen titik pantau kebersihan kota
2.16. Kegiatan pengembangan teknologi pengolahan air minum dan
air limbah
2.17. Kegiatan fasilitasi sekolah berbudaya lingkungan
2.18. Kegiatan gerakan penghijauan kota
3. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini antara
lain :
3.1. Kegiatan penyusunan basis data dan status lingkungan hidup
daerah
3.2. Kegiatan penyusunan peta kawasan rawan bencana karena
perubahan iklim
3.3. Kegiatan
penyusunan
laporan
penerapan
SPM
Bidang
Lingkungan Hidup
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
73
3.4. Kegiatan penguatan jejaring informasi lingkungan berbasis
teknologi informasi
4. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Energi
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan dari program ini yaitu :
4.1. Kegiatan pembuatan masterplan energi baru terbarukan
4.2. Kegiatan inventarisasi dan pemetaan ketenagalistrikan non
PLN
4.3. Kegiatan pemantauan tindak lanjut hasil audit energi pada
bangunan/gedung
4.4. Kegiatan pembuatan rencana umum ketenagalistrikan daerah
4.5. Kegiatan inventarisasi dan pemetaan pengguna energi
4.6. Kegiatan monitoring tindak lanjut rekomendasi audit energi
4.7. Kegiatan pelaksanaan earth hour Kota Bandung
5. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini adalah
sebagai berikut :
5.1. Kegiatan penyusunan kebijakan pengelolaan persampahan
5.2. Kegiatan pelatihan pengelolaan sampah pola 3R
5.3. Kegiatan sosialisasi pembentukan dan pengelolaan bank
sampah
5.4. Kegiatan pengembangan teknologi pengolahan persampahan
5.5. Kegiatan pembentukan model kawasan pengelolaan sampah
terpadu
5.6. Kegiatan sosialisasi waste to energy (Biogas)
5.7. Kegiatan pembangunan sarana percontohan waste to energy
(Biogas)
5.8. Kegiatan penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan
persampahan
5.9. Kegiatan
pembangunan
model
tempat
penampungan
sementara sampah ramah lingkungan
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
74
5.10. Kegiatan pengawasan & pengendalian pembangunan dan
operasional tempat pengolahan sampah berbasis teknologi
ramah lingkungan
5.11. Kegiatan sosialisasi pengelolaan persampahan skala RW
6. Program Pengelolaan Bidang Air Tanah
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan terkait program ini
terdiri dari :
6.1. Kegiatan penyusunan kebijakan pengelolaan air tanah
6.2. Kegiatan pembangunan sumur pantau dan resapan dalam
6.3. Kegiatan pengadaan peralatan pembaca meter air tanah
otomatis
6.4. Kegiatan pengawasan pemanfaatan air tanah
6.5. Kegiatan pengembangan model teknologi konservasi air tanah
6.6. Kegiatan penyusunan dan update basis data air tanah
berdasarkan zonasi
6.7. Kegiatan penyusunan & update data sistem informasi air
tanah
6.8. Kegiatan kajian pengelolaan air tanah (hidrogeologi)
6.9. Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan penggunaan air
tanah secara otomatis
6.10. Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana air bersih dengan
sumber air tanah
7. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
7.1. Kegiatan pembangunan sumur resapan dangkal pada daerah
tangkapan air
7.2. Kegiatan pengadaan peralatan pelubang biopori
7.3. Kegiatan konservasi air tanah dan mata air
7.4. Kegiatan konservasi sungai dan anak sungai
7.5. Kegiatan pengelolaan keanekaragaman hayati
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
75
8. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
8.1. Kegiatan penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar
realisasi kinerja SKPD
8.2. Kegiatan penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun
9. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
9.1. Kegiatan penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan
listrik
9.2. Kegiatan
penyediaan
jasa
pemeliharaan
dan
perizinan
kendaraan dinas/operasional
9.3. Kegiatan penyediaan alat tulis kantor
9.4. Kegiatan penyediaan barang cetakan dan penggandaan
9.5. Kegiatan penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
9.6. Kegiatan penyediaan peralatan rumah tangga
9.7. Kegiatan penyediaan makanan dan minuman
9.8. Kegiatan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar
daerah
9.9. Kegiatan penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi
perkantoran/teknis perkantoran
10. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
10.1. Kegiatan pengadaan kendaraan dinas/operasional
10.2. Kegiatan pengadaan mebeulair
10.3. Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
10.4. Kegiatan
pemeliharaan
rutin/berkala
peralatan
gedung
kantor
11. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
76
11.1. Kegiatan pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
11.2. Kegiatan pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
12. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatan indikatif yang akan dilaksanakan atas program ini yaitu :
12.1. Kegiatan
bimbingan
teknis
implementasi
peraturan
perundang-undangan
12.2. Kegiatan pembinaan kinerja aparatur
B.
Program dan Kegiatan Lintas SKPD
P
rogram dan kegiatan indikatif di atas ada yang bersifat lintas
SKPD dan tidak. Program dan kegiatan indikatif yang bersifat
lintas
SKPD
terdiri
dari
program
pengendalian
polusi,
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, dan
program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan.
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
77
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2014 - 2018
C.
Indikator dan Target Kinerja serta Pendanaan Program/Kegiatan Indikatif
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung telah menetapkan indikator kinerja dan pendanaan indikatif atas program
dan kegiatan Tahun 2014-2018 sebagai berikut :
Tabel C. 1-1
Rencana Program/Kegiatan dan Indikator & Target Kinerja Tahun 2014-2018
Tujuan
Sasaran dan
Indikator
Sasaran
1
2
Berkurangnya
dampak negatif
pembangunan
kota
dan
perubahan
iklim terhadap
lingkungan
hidup
Kondisi
Kinerja pada
Akhir Periode
Renstra
Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja
Program (outcome) dan
Kegiatan (Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
50 %
1.297
Juta
55 %
1.000
Juta
60 %
1.150
Juta
65 %
8.200
Juta
70 %
1.750
70 %
13.397
Juta
Terjaganya kualitas Program Peningkatan  Usaha dan atau kegiatan
lingkungan (udara, Pengendalian
Polusi sumber tdk bergerak yang
air dan tanah) Udara
memenuhi
persyaratan
sehingga
tetap
adm. & teknis pencegahan
memenuhi
baku
pencemaran udara
mutu lingkungan
 Kendaraan bermotor yang
 Tingkat kualitas
dilakukan
uji
emisi
udara
ambien
memenuhi standar emisi
memenuhi baku
bersih
mutu
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2014
90 %
Tahun 2015
90 %
Tahun 2016
95 %
Tahun 2017
95 %
Tahun 2018
100 %
200
Orang
250
Juta
200
Orang
300
Juta
200
Orang
350
Juta
200
Orang
400
Juta
200
Orang
450
Juta
1.000
Orang
1.750
Juta
2.750
Orang
300
Juta
3.000
Orang
350
Juta
3.250
Orang
400
Juta
3.500
Orang
400
Juta
3.750
Orang
400
Juta
3.750
Orang
1.850
Juta
 Kegiatan pemantauan  Data kualitas udara pada
kualitas udara
titik pantau
80
Titik
747
Juta
82
Titik
350
Juta
84
Titik
400
Juta
86
Titik
400
Juta
88
Titik
400
Juta
88
Titik
2.297
Juta
 Kegiatan
Renstra
pengadaan  Peralatan
pemantau
-
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
-
-
1
7.000
1
18
Lokasi
19
100 %
 Tingkat emisi Gas  Kegiatan Pembinaan  Pelaku usaha & masyarakat
Rumah
Kaca dan
pengendalian telah diberikan pembinaan
(GRK) menurun
pencemaran udara.
tentang
pengendalian
pencemaran udara
 Jumlah
sungai  Kegiatan
kampanye  Pengguna kendaraan ber
utama memenuhi langit biru & pengujian motor mendapatkan info
status mutu kelas emisi bersih kenda emisi bersih kendaraan
IV golongan B
raan bermotor
bermotor dan diuji emisi
kendaraannya
Unit Kerja
Penanggung
Jawab
500
2
7.500
76
Tujuan
Sasaran dan
Indikator
Sasaran
1
2
Indikator Kinerja
Program (outcome) dan
Kegiatan (Output)
Program dan
Kegiatan
3
4
sarana dan prasarana kualitas udara
pemantau
kualitas  Suku cadang peralatan
udara
pemantau kualitas udara
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
5
6
7
8
9
10
11
12
Unit
13
Juta
14
Unit
15
Juta
16
Unit
17
Juta
100
%
9.050
Juta
100
%
9.750
Juta
100
%
40.150
Juta
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2014
-
Tahun 2015
-
Tahun 2016
-
Tahun 2017
1
Unit
Tahun 2018
1
Unit
2
Unit
Program Pengendalian  Penanganan
pengaduan
Pencemaran
dan kasus lingkungan
Perusakan Lingkungan
 Kegiatan dan atau usaha
Hidup
memenuhi tertib adminis
trasi & teknis pengelolaan
lingkungan
100
%
4.500
Juta
100
%
8.350
Juta
100
%
8.500
Juta
 Kegiatan penyusunan  Naskah akademis menge
kebijakan pengendali nai pengendalian pencema
an pencemaran dan ran dan kerusakan LH
kerusakan LH
2
Berkas
300
Juta
2
Berkas
300
Juta
2
Berkas
400
Juta
2
Berkas
400
Juta
2
Berkas
500
Juta
10
Berkas
1.900
Juta
1
Berkas
562
Juta
1
Berkas
500
Juta
1
Berkas
600
Juta
1
Berkas
700
Juta
1
Berkas
800
Juta
5
Berkas
3.162
Juta
 Dokumen Rencana Aksi
Daerah dalam menghadapi
perubahan iklim
1
Berkas
 Kegiatan
Koordinasi 
Penilaian
Kota
Sehat/Adipura
 Kegiatan pengendalian  Tersedianya data aktual
dampak
perubahan gas rumah kaca per sektor
iklim
sumber dan penyerap gas
rumah kaca
 Kegiatan perlindungan  Data
aktual
lapisan ozon
perusak ozon
 Kegiatan sosialisasi & 
penerapan ECO Office
potensi
 Kegiatan pemantauan  Data aktual kualitas air
kualitas air sungai dan sungai dan anak sungai
air limbah dari Sumber Kota Bandung
Pencemar (SP)
 Data aktual kualitas air
limbah dari SP pada titik
Renstra
Kondisi
Kinerja pada
Akhir Periode
Renstra
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
70
%
-
-
46
Berkas
-
50
Berkas
75
%
1
Berkas
-
1
Berkas
300
Juta
700
Juta
46
Berkas
850
Juta
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
72
SKPD
100
Berkas
850
Juta
80
%
1
Berkas
1
Berkas
400
Juta
46
Berkas
900
Juta
72
SKPD
150
Berkas
900
Juta
85
%
1
Berkas
1
Berkas
500
Juta
46
Berkas
950
Juta
72
SKPD
200
Berkas
950
Juta
90
%
1
Berkas
1
Berkas
72
SKPD
46
Berkas
250
Berkas
600
Juta
1.000
Juta
950
Juta
90
%
5
Berkas
5
Berkas
1.800
Juta
46
Berkas
4.350
Juta
72
SKPD
250
Berkas
Unit Kerja
Penanggung
Jawab
18
Lokasi
19
3.700
Juta
77
Tujuan
Sasaran dan
Indikator
Sasaran
1
2
Program dan
Kegiatan
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
 Kegiatan pemantauan  Data aktual pengelolaan
Pengelolaan B3 dan TPS limbah B3 pada titik
limbah B3
pantau
50
Berkas
650
Juta
100
Berkas
700
Juta
150
Berkas
750
Juta
200
Berkas
800
Juta
250
Berkas
5
Unit
850
Juta
1.000
Juta
250
Berkas
3.750
Juta
 Kegiatan pemantauan  Data aktual kualitas tanah
kualitas tanah
pd lokasi sampel pengujian
-
-
16
Berkas
400
Juta
16
Berkas
500
Juta
16
Berkas
600
Juta
16
Berkas
700
Juta
16
Berkas
2.200
Juta
1
Set
1.000
Juta
1
Set
1.000
Juta
1
Set
1.000
Juta
1 Unit
3 Set
1.900
Juta
pantau
 Kegiatan pengembang  Jumlah
percontohan
an teknologi pengola pengolahan air bersih dan
han air bersih & air air limbah
limbah
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2014
1
Unit
500
Juta
Tahun 2015
2
Unit
100
%
250
Juta
100
%
400
Juta
100
%
500
Juta
100
%
400
Juta
100
%
450
Juta
100
%
2.000
Juta
 Kegiatan
evaluasi  Laporan hasil evaluasi
penaatan lingkungan
penaatan lingkungan oleh
pelaku usaha
10
Berkas
300
Juta
10
Berkas
350
Juta
10
Berkas
350
Juta
10
Berkas
400
Juta
10
Berkas
400
Juta
50
Berkas
1.800
Juta
 Kegiatan pengembang  Jumlah pelaku usaha dan
an produksi ramah masyarakat yg mendapat
lingkungan
informasi
pentingnya
pengurangan penggunaan
kantong plastik
1.000
Orang
568
Juta
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
1.000
Orang
600
Juta
50
%
1.000
Orang
600
Juta
-
1.000
Orang
650
Juta
5
Kali
-
1.000
Orang
800
Juta
700
Juta
5
Kali
100
%
5.000
Orang
Unit Kerja
Penanggung
Jawab
18
Lokasi
19
3.900
Juta
 Kegiatan penanganan  Jumlah pengaduan kasus
pengaduan
kasus LH yang telah dilakukan
lingkungan hidup (LH)
penanganan
50
%
800
Juta
15
Unit
1.700
Juta
-
5
Kali
900
Juta
1
Unit
-
800
Juta
4
Unit
-
pos
5
Kali
800
Juta
Tahun 2018
670
Juta
 Terbentuknya
pengaduan LH
700
Juta
3
Unit
Tahun 2017
5
Kali
-
5
Kali
700
Juta
Tahun 2016
 Kegiatan edukasi dan  Masyarakat mendapatkan
komunikasi
bidang info pentingnya menjaga
lingkungan hidup
dan memelihara LH
 Kegiatan
pengadaan  Jumlah kendaraaan roda
sarana dan prasarana empat
laboratorium
laboratorium lingkung lingkungan
an
 Jumlah peralatan labora
torium lingkungan
Renstra
Kondisi
Kinerja pada
Akhir Periode
Renstra
Indikator Kinerja
Program (outcome) dan
Kegiatan (Output)
3.770
Juta
3.118
Juta
78
Tujuan
Sasaran dan
Indikator
Sasaran
1
2
Kondisi
Kinerja pada
Akhir Periode
Renstra
Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja
Program (outcome) dan
Kegiatan (Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
3
Media
1.100
Juta
300
Juta
3
Media
1
Berkas
1.300
Juta
300
Juta
3
Media
1
Berkas
1.450
Juta
300
Juta
3
Media
1
Berkas
1.550
Juta
300
Juta
3
Media
1
Berkas
1.600
Juta
300
Juta
3
Media
5
Berkas
7.000
Juta
Program peningkatan  Informasi
lingkungan
kualitas
dan
akses hidup
Kota
Bandung
informasi SDA dan LH
mudah diakses
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
 Kegiatan penyusunan  Tersedianya basis data dan
basis data dan status status lingkungan hidup
lingkungan
hidup aktual Kota Bandung
daerah
1
Berkas
1
Berkas
500
Juta
1
Berkas
550
Juta
1
Berkas
600
Juta
1
Berkas
650
Juta
1
Berkas
700
Juta
5
Berkas
3.000
Juta
 Kegiatan penyusunan  Laporan penerapan SPM
laporan
penerapan Bidang Lingkungan Hidup
SPM Bidang LH
Kota Bandung
1
Berkas
200
Juta
1
Berkas
250
Juta
1
Berkas
250
Juta
1
Berkas
300
Juta
1
Berkas
300
Juta
5
Berkas
1.300
Juta
1
Set
500
Juta
 Kegiatan penyusunan  Tersedianya peta kawasan
peta kawasan rawan rawan bencana karena
bencana
karena perubahan iklim
perubahan iklim
 Kegiatan
penguatan  Terpeliharanya
jejaring
informasi informasi LH
lingkungan berbasis TI
sistem
 Kegiatan Peningkatan 
Kapasitas
Sekolah
Berbudaya
Lingkungan/Adiwiyata
 Program pembinaan  Persentase tindak lanjut
dan
pengembangan hasil audit energi
bidang energi dan

ketenagalistrikan
100
Juta
200
Juta
300
Juta
300
Juta
300
Juta
Unit Kerja
Penanggung
Jawab
18
Lokasi
19
1.500
Juta
1.200
Juta
2.500
Juta

 Kegiatan pembuatan  Tersedianya
masterplan
masterplan
energi energi baru terbarukan
baru terbarukan
 Kegiatan Inventarisasi  Tersedianya basis data
& pemetaan ketenaga aktual pengguna listrik non
listrikan non PLN
PLN Kota Bandung
Renstra
1
Set
1
Berkas
500
Juta
250
Juta
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
1
Berkas
275
Juta
1
Berkas
300
Juta
1
Berkas
325
Juta
1
Berkas
350
Juta
5
Berkas
1.500
Juta
79
Tujuan
Sasaran dan
Indikator
Sasaran
1
2
Berkurangnya
timbulan sampah
pada tempattempat
pembuangan
sampah
Program dan
Kegiatan
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
 Kegiatan pemantauan  Laporan hasil audit energi
tindaklanjut hasil audit pada
bangunan/gedung
energi pada bangunan/ dan industri
gedung
30
Berkas
500
Juta
30
Berkas
525
Juta
30
Berkas
550
Juta
30
Berkas
575
Juta
30
Berkas
600
Juta
150
Berkas
2.750
Juta
 Kegiatan pembuatan  Tersedianya RUKD Kota
Rencana Umum Ketena Bandung
galistrikan Daerah
1
Berkas
200
Juta
-
-
-
-
-
500
Juta
100
%
525
Juta
1
Berkas
300
Juta
1
Berkas
325
Juta
1
Berkas
350
Juta
500
Juta
100
%
275
Juta
2
Berkas
 Kegiatan monitoring  Rekomendasi audit energi
tindak lanjut rekomen yang telah dimonitoring
dasi audit energi
tindak lanjutnya
1
Berkas
300
Juta
-
 Kegiatan identifikasi &  Basis data aktual pengguna
inventarisasi pengguna energi migas hilir
energi
1
Berkas
225
Juta
1
Kali
250
Juta
1
Kali
275
Juta
1
Kali
300
Juta
 Kegiatan pelaksanaan  Jumlah penyelenggaraan
earth
hour
Kota perayaan earth hour di
Bandung
Kota Bandung
Program Pengembang 
an Kinerja Pengelolaan
Persampahan
 Kegiatan penyusunan  Naskah
akademis
kebijakan pengelolaan kebijakan
pengelolaan
persampahan
persampahan
 Kegiatan
pelatihan  Masyarakat telah men
pengelolaan sampah dapatkan pelatihan penge
pola 3R
lolaan sampah pola 3R
 Kegiatan
sosialisasi  Masyarakat
telah
pembentukan
dan mendapatkan
sosialisasi
pengelolaan
bank pembentukan
dan
sampah
pengelolaan bank sampah
 Jumlah bank sampah skala
kecamatan
 Kegiatan pengembang  Jumlah
Renstra
Kondisi
Kinerja pada
Akhir Periode
Renstra
Indikator Kinerja
Program (outcome) dan
Kegiatan (Output)
prototipe
alat
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2014
1
Kali
500
Orang
100
Orang
30
Unit
-
250
Juta
200
Juta
10.020
Juta
-
200
Juta
320
Juta
-
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
Tahun 2015
1
Berkas
1
Kali
1
Berkas
500
Orang
150
Orang
30
Unit
2
7.190
Juta
Tahun 2016
100
%
500
Juta
1
Berkas
400
Juta
200
Orang
250
Juta
300
500
Orang
30
Unit
1
550
Juta
9.094
Juta
Tahun 2017
100
%
500
Juta
1
Berkas
450
Juta
250
Orang
300
Juta
450
500
Orang
30
Unit
1
575
Juta
10.613
Juta
Tahun 2018
100
%
500
Juta
1
Berkas
500
Juta
300
Orang
350
Juta
600
500
Orang
30
Unit
1
600
Juta
11.950
Juta
5
Berkas
1.500
Juta
5
Kali
1.250
Juta
100
%
500
Juta
4
Berkas
550
Juta
1.000
Orang
400
Juta
750
2.500
Orang
150
Unit
5
Unit Kerja
Penanggung
Jawab
18
Lokasi
19
2.750
Juta
48.867
Juta
2.000
Juta
1.500
Juta
2.220
Juta
2.100
80
Tujuan
Sasaran dan
Indikator
Sasaran
1
2
Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja
Program (outcome) dan
Kegiatan (Output)
3
an teknologi pengola
han persampahan
4
pengolahan sampah skala
rumah tangga
 Kegiatan pembentukan  Terbentuknya model kawa
model kawasan penge san bebas sampah skala
lolaan sampah terpadu
RW
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
6
7
6
Kec.
750
Juta
8
Unit
9
Juta
10
Unit
11
Juta
12
Unit
13
Juta
14
Unit
15
Juta
16
Unit
17
Juta
200
Juta
100
Orang
14
Unit
250
Juta
1.540
Juta
100
Orang
14
Unit
300
Juta
1.694
Juta
100
Orang
14
Unit
350
Juta
1.863
Juta
100
Orang
14
Unit
400
Juta
2.050
Juta
500
Orang
1
Paket
500
Juta
1
Paket
750
Juta
1
Paket
850
Juta
1
Paket
1.000
Juta
5
Paket
Tahun 2014
Tahun 2015
6
Kec.
750
Juta
100
Orang
14
Unit
1.400
Juta
 Kegiatan penyediaan  Alat pengangkut sampah
sarana
pengelolaan
persampahan
 Alat pengolahan sampah
skala rumah tangga
1
Paket
5.500
Juta
 Kegiatan pembangun  Jumlah
model
tempat
an model TPS sampah penampungan sementara
ramah lingkungan
sampah ramah lingkungan
5
Unit
150
Juta
500
Juta
1
Berkas
1.000
Juta
-
-
-
-
100
RW
1.000
Juta
200
RW
1.200
Juta
 Alat kebersihan
 Kegiatan pengawasan  Laporan hasil pengawasan
dan
pengendalian pembangunan
pembangunan
dan infrastruktur pengolahan
operasional
TPS sampah
berbasis
teknologi
 Laporan hasil pengawasan
ramah lingkungan
operasional infrastruktur
pengolahan sampah
 Kegiatan
sosialisasi  Jumlah masyarakat yang
pengelolaan
mendapat
sosialisasi
persampahan
skala pengelolaan persampahan
RW
skala RW
Renstra
Target
5
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
 Kegiatan
sosialisasi  Jumlah pelaku usaha yang
waste to energy (WtE)
mendapat sosialisasi penge
lolaan WtE
 Kegiatan pembangun  Jumlah
sarana
dan
an sarana &prasarana prasarana
percontohan
percontohan WtE
pengelolaan
waste
to
energy (Biodigester)
Kondisi
Kinerja pada
Akhir Periode
Renstra
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
1
Paket
1
Paket
1
Berkas
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
1
Paket
1
Paket
5
Unit
500
Juta
Tahun 2016
6
Kec.
1
Paket
1
Paket
5
Unit
750
Juta
500
Juta
-
2.000
Juta
1
Berkas
-
300
RW
1.400
Juta
Tahun 2017
6
Kec.
1
Paket
1
Paket
5
Unit
750
Juta
750
Juta
-
2.500
Juta
1
Berkas
-
400
RW
1.600
Juta
Tahun 2018
6
Kec.
1
Paket
1
Paket
5
Unit
750
Juta
750
Juta
30
Kec.
3.750
Juta
70
Unit
8.547
Juta
5
Paket
5
Paket
25
Unit
-
3.000
Milyar
2
Berkas
1
Berkas
-
3
Berkas
500
RW
1.800
Juta
500
RW
Unit Kerja
Penanggung
Jawab
18
Lokasi
19
1.500
Juta
8.600
Juta
2.650
Juta
9.000
Juta
7.000
Juta
81
Tujuan
Sasaran dan
Indikator
Sasaran
1
2
Program dan
Kegiatan
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
2.750
1
Unit
8.065
1
Unit
7.030
1
Unit
7.595
1
Unit
9.660
4
Unit
35.100
Juta
Program
Air Tanah
Pengelolaan  Tersedianya sumur pantau
 Tersedianya
resapan dalam
 Tersedianya
resapan dangkal
sumur
sumur
 Terpeliharanya mata air
akademis
 Kegiatan penyusunan  Naskah
kebijakan pengelolaan kebijakan pengelolaan air
tanah
air tanah
 Kegiatan penyusunan  Masterplan pengelolaan air
masterplan pengelolaan tanah Kota Bandung
air tanah
 Kegiatan pembangunan  Jumlah sumur pantau yang
telah dibangun
sumur pantau
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2014
-
2
Unit
20
Unit
5
Titik
Tahun 2015
2
Unit
20
Unit
5
Titik
-
1
Berkas
750
Juta
-
-
1
Set
750
Juta
400
Juta
1
Unit
-
-
 Kegiatan pengawasan  Tersedianya data aktual
pemanfaatan air tanah
pemanfaatan air tanah dan
NPA Kota Bandung
891
Berkas
 Kegiatan penyusunan  Basis data aktual air tanah
dan update basis data berdasarkan zonasi
-
1
Berkas
 Kegiatan
pengadaan  Jumlah peralatan AMR
peralatan
pembaca yang telah terpasang pada
meter
air
tanah sumur produksi
otomatis
 Kegiatan pengembang  Laporan hasil kajian peng
an model teknologi embangan model teknologi
konservasi air tanah
konservasi air tanah
2
Unit
Tahun 2016
2
Unit
20
Unit
-
-
 Jumlah sumur resapan
dalam yang dibangun
Renstra
Kondisi
Kinerja pada
Akhir Periode
Renstra
Indikator Kinerja
Program (outcome) dan
Kegiatan (Output)
5
Titik
Tahun 2017
2
Unit
20
Unit
-
-
-
-
2
Unit
20
Unit
5
Titik
1
Set
450
Juta
1
Unit
500
Juta
1
Unit
550
Juta
1
Unit
55
Unit
1.500
Juta
55
Unit
1.600
Juta
55
Unit
1.700
Juta
700
Juta
891
Berkas
840
Juta
891
Berkas
980
Juta
891
Berkas
1.120
Juta
-
-
-
-
-
750
Juta
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
2
Unit
1
Berkas
900
Juta
2
Unit
1
Berkas
1
Berkas
300
Juta
1.050
Juta
2
Unit
1
Berkas
25
Titik
-
-
1.200
Juta
10
Unit
750
Juta
1
Berkas
750
Juta
2
Set
1.500
Juta
600
Juta
4
Unit
55
Unit
1.800
Juta
220
Unit
6.600
Juta
891
Berkas
1.260
Juta
891
Berkas
4.900
Juta
1
Berkas
1.350
Juta
5
Berkas
5.250
Juta
2
Unit
1
Berkas
Unit Kerja
Penanggung
Jawab
18
Lokasi
19
100
Unit
5
Titik
-
Tahun 2018
450
Juta
10
Unit
2
Berkas
2.100
Juta
750
Juta
82
Tujuan
Sasaran dan
Indikator
Sasaran
1
2
Program dan
Kegiatan
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
Berkas
300
Juta
1
Berkas
350
Juta
1
Berkas
400
Juta
1
Berkas
450
Juta
4
Berkas
3
air tanah berdasarkan
zonasi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
 Kegiatan penyusunan  Basis data aktual sistem
dan update data sistem informasi air tanah Kota
informasi air tanah
Bandung
-
 Kegiatan monitoring,  Laporan hasil monitoring
evaluasi dan pelaporan dan evaluasi pengguna air
penggunaan air tanah tanah secara otomatis
secara otomatis
1
Berkas
300
Juta
1
Berkas
375
Juta
1
Berkas
450
Juta
1
Berkas
525
Juta
1
Berkas
600
Juta
5
Berkas
2.250
Juta
2
Paket
1.000
Juta
2
Paket
1.250
Juta
2
Paket
1.500
Juta
2
Paket
1.750
Juta
2
Paket
2.000
Juta
2
Paket
7.500
Juta
1.850
Juta
5
Titik
2.950
Juta
5
Titik
3.300
Juta
5
Titik
3.650
Juta
5
Titik
4.000
Juta
20
Titik
15.750
Juta
 Kegiatan
kajian  Dokumen hasil kajian
pengelolaan air tanah hidrogeologi Kota Bandung
(hidrogeologi)
 Kegiatan
pengadaan  Jumlah
sarana
dan
sarana dan prasarana prasarana
air
bersih
air bersih dengan dengan sumber air tanah
sumber air tanah
skala rumah tangga pada
daerah rawan air
Terehabilitasi
Terjaganya kelesta Program perlindungan  Jumlah mata air yang
sumber
daya rian dan fungsi dan konservasi sumber terlindungi
alam dan LH lingkungan hidup
daya alam dan LH
 Jumlah sungai dan anak
dari pencema
sungai yang terlindungi
ran, perusakan
dan
dampak
 Jumlah sumur resapan
negatif peruba
dangkal
han iklim
 Jumlah lubang biopori
 Kegiatan
pembangu
 Jumlah sumur
nan sumur resapan
dangkal
dangkal dan dalam
 Kegiatan
Renstra
Kondisi
Kinerja pada
Akhir Periode
Renstra
Indikator Kinerja
Program (outcome) dan
Kegiatan (Output)
 Jumlah
dalam
sumur
resapan
resapan
pengadaan  Jumlah peralatan pelubang
1
Berkas
-
30
Unit
1 Juta
unit
30
Unit
15
Unit
350
Juta
1.050
300
2
Unit
1
sungai
300
Juta
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
1 Juta
unit
1
sungai
350
Juta
30
Unit
15
Unit
450
Juta
1.050
350
2
Unit
1
Berkas
1 Juta
unit
1
sungai
400
Juta
30
Unit
15
Unit
550
Juta
1.050
450
2
Unit
1
Berkas
1 Juta
unit
1
sungai
450
Juta
30
Unit
15
Unit
650
Juta
1.050
550
2
Unit
1
Berkas
1 Juta
unit
4
sungai
18
Lokasi
19
1.500
Juta
1.500
Juta
150
Unit
15
Unit
750
Juta
1.050
650
2
Unit
4
Berkas
Unit Kerja
Penanggung
Jawab
5 Juta
unit
75
Unit
2.750
Juta
5.250
2.300
10
Unit
83
Tujuan
Sasaran dan
Indikator
Sasaran
1
2
Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja
Program (outcome) dan
Kegiatan (Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
3
4
5
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
7
Juta
8
Unit
9
Juta
10
Unit
11
Juta
12
Unit
13
Juta
14
Unit
15
Juta
16
Unit
17
Juta
5
Titik
-
700
Juta
5
Titik
800
Juta
5
Titik
850
Juta
5
Titik
900
Juta
5
Titik
950
Juta
25
Titik
4.200
Juta
 Kegiatan pengelolaan  Dokumen basis data aktual
keanekaragaman
keanekaragaman
hayati
hayati
Kota Bandung
1
Berkas
500
Juta
1
Berkas
550
Juta
1
Berkas
600
Juta
1
Berkas
650
Juta
1
Berkas
700
Juta
5
Berkas
3.000
Juta
Program Peningkatan  Nilai evaluasi Laporan
Pengembangan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Pelaporan
Capaian
 Tingkat Kewajaran Lapo
Kinerja dan Keuangan
ran SKPD
Baik
Baik
865
Juta
Baik
450
Juta
Baik
475
Juta
Baik
500
Juta
Baik
WDP
500
Juta
 Kegiatan penyusunan
lap. capaian kinerja &  Jumlah
ikhtisar
realisasi kinerja
kinerja SKPD
...
Berkas
pelubang
biopori
 Jumlah sumur resapan
dangkal yang dibangun
air
yang
 Kegiatan
konservasi  Jumlah sungai dan anak
sungai dan anak sungai sungai yang dikonservasi
 Laporan hasil kajian jenis
tanaman penyerap pence
maran udara, pengikat air,
penetralisir pencemaran
tanah dan senangi burung
khas Kota Bandung
 % temuan pengelolaan
anggaran BPK/Inspektorat
yang ditindak lanjuti
laporan
capaian
 Kegiatan penyusunan
pelaporan keuangan  Jumlah Laporan keuangan
akhir tahun
Program
Pelayanan  Cakupan
Administrasi
administrasi
Renstra
Tahun 2015
6
Unit
 Kegiatan
konservasi  Jumlah mata
air tanah dan mata air
dikonservasi
BPLH mendapat
kan penilaian pe
ngelolaan keuang
an & kinerja yang
wajar dan baik
Tahun 2014
Kondisi
Kinerja pada
Akhir Periode
Renstra
Target
peralatan
biopori
Terwujudnya
kepercayaan
atas pengelola
an urusan
Bidang LH
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
pelayanan
dan teknis
15
Unit
1
Berkas
-
100
%
...
Berkas
100
20
Unit
1
Sungai
1
Berkas
WDP
800
Juta
100
%
200
Juta
300
Juta
2.711
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
...
Berkas
...
Berkas
100
25
Unit
1
Sungai
1
Berkas
WTP
850
Juta
100
%
300
Juta
565
Juta
3.347
...
Berkas
...
Berkas
100
30
Unit
1
Sungai
1
Berkas
WTP
900
Juta
100
%
175
Juta
275
Juta
1.745
...
Berkas
...
Berkas
100
35
Unit
1
Sungai
1
Berkas
WTP
950
Juta
100
%
185
Juta
290
Juta
1.830
...
Berkas
...
Berkas
100
4
Sungai
5
Berkas
WTP
Unit Kerja
Penanggung
Jawab
18
Lokasi
19
3.500
Juta
2.790
Juta
100
%
200
Juta
...
Berkas
960
Juta
300
Juta
...
Berkas
1.730
Juta
1.665
100
11.298
84
Tujuan
Sasaran dan
Indikator
Sasaran
1
2
Program dan
Kegiatan
3
Perkantoran
Indikator Kinerja
Program (outcome) dan
Kegiatan (Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
4
5
perkantoran
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Kondisi
Kinerja pada
Akhir Periode
Renstra
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
6
%
7
Juta
8
%
9
Juta
10
%
11
Juta
12
%
13
Juta
14
%
15
Juta
16
%
17
Juta
 Kegiatan penyediaan  Tersedianya jasa komuni
jasa komunikasi, SDA kasi, Sumberdaya Air dan
dan listrik
listrik sesuai kebutuhan
100
%
 Kegiatan penyediaan  Tersedianya
alat tulis
alat tulis kantor
kantor sesuai kebutuhan
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
 Kegiatan penyediaan  Tersedianya peralatan dan
peralatan
dan perlengkapan
kantor
perlengkapan kantor
sesuai kebutuhan
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
 Kegiatan penyediaan  Tersedianya
jasa
jasa pemeliharaan & pemeliharaan & perizinan
perizinan kendaraan kendaraan
dinas/ops
dinas/operasional
sesuai kebutuhan
 Kegiatan penyediaan  Tersedianya
barang
barang cetakan dan cetakan dan penggandaan
penggandaan
sesuai kebutuhan
 Kegiatan penyediaan  Tersedianya
peralatan
peralatan
rumah rumah
tangga
sesuai
tangga
kebutuhan
 Kegiatan penyediaan  Tersedianya makanan dan
makanan & minuman
minuman
sesuai
kebutuhan
 Kegiatan rapat-rapat  Jumlah fasilitasi rapat
koordinasi &konsultasi koordinasi dan konsultasi
ke luar daerah
ke luar daerah
 Kegiatan penyediaan
 Tersedianya jasa tenaga
jasa tenaga pendukung
pendukung
administrasi
administrasi
dan teknis perkantoran
perkantoran / teknis
sesuai kebutuhan
perkantoran
Program Peningkatan  Persentase layanan sarana
Sarana dan Prasarana dan prasarana aparatur
Renstra
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
1.595
Juta
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
100
%
100
%
3.410
Juta
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
570
Juta
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
600
Juta
100
%
19
100
%
100
%
100
%
100
%
18
Lokasi
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
Unit Kerja
Penanggung
Jawab
100
%
630
Juta
100
%
6.805
Juta
85
Tujuan
Sasaran dan
Indikator
Sasaran
1
2
Program dan
Kegiatan
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Aparatur
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
 Kegiatan
pengadaan  Tersedianya
kendaraan
kendaraan
dinas / operasional baru
dinas/operasional
sesuai kebutuhan
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
 Kegiatan pemeliharaan  Terpeliharanya
rutin/berkala gedung kantor secara
kantor
sesuai kebutuhan
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
 Kegiatan
pengadaan  Tersedianya
mebeulair
mebeulair
baru sesuai kebutuhan
gedung
berkala
 Kegiatan pemeliharaan
 Terpeliharanya peralatan
rutin/berkala
gedung
kantor
secara
peralatan
gedung
berkala sesuai kebutuhan
kantor
100
%
100
%
100
%
Program Peningkatan  Persentase
aparatur
Disiplin Aparatur
mendapatkan
penilaian
disiplin
‘baik’
dalam
berpakaian
100
%
 Kegiatan
pengadaan  Tersedianya
pakaian
pakaian khusus hari- khusus hari-hari tertentu
hari tertentu
sesuai kebutuhan
100
%
100
%
100
%
140
Juta
100
%
100
%
100
%
235
Juta
100
%
100
%
100
%
96
Juta
100
%
100
%
105
Juta
100
%
114
Juta
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
Program Peningkatan  Persentase aparatur yang
Kapasitas Sumber Daya telah
dapat
Aparatur
mengimplementasikan
hasil
bimtek
dan
pembinaan lainnya
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
100
%
18
Lokasi
19
100
%
100
%
100
%
Unit Kerja
Penanggung
Jawab
100
%
 Kegiatan
pengadaan  Tersedianya pakaian dinas
pakaian dinas beserta beserta perlengkapannya
perlengkapannya
sesuai kebutuhan
 Kegiatan
bimtek  Jumlah aparatur yang telah
implementasi
mendapatkan
bimtek
peraturan perundang- peraturan
perundangundangan
undangan
Renstra
Kondisi
Kinerja pada
Akhir Periode
Renstra
Indikator Kinerja
Program (outcome) dan
Kegiatan (Output)
690
Juta
100
%
100
%
86
Tujuan
Sasaran dan
Indikator
Sasaran
1
2
Program dan
Kegiatan
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaan
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
Rp
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
 Kegiatan pembinaan  Jumlah aparatur yang telah
kinerja aparatur
mendapatkan pembinaan
mengenai kinerja tertentu
Renstra
Kondisi
Kinerja pada
Akhir Periode
Renstra
Indikator Kinerja
Program (outcome) dan
Kegiatan (Output)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tahun 2014
100
%
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2014-2018
Tahun 2015
100
%
Tahun 2016
100
%
Tahun 2017
100
%
Tahun 2018
100
%
100
%
Unit Kerja
Penanggung
Jawab
18
Lokasi
19
87
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
BAB VI
INDIKATOR KINERJA BPLH KOTA BANDUNG
MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD
I
ndikator kinerja menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor
54
Tahun
2010
tentang
pelaksanaan
Peraturan
Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara
penyusunan,
pengendalian,
dan
evaluasi
pelaksanaan
rencana
pembangunan daerah, didefinisikan sebagai suatu alat ukur spesifik
secara kuantitatif dan/atau kualitatif menggambarkan tingkat capaian
kinerja dari apa yang diukurnya.
BPLH Kota Bandung telah menetapkan seperangkat indikator kinerja
yang dapat menggambarkan ukuran keberhasilan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi yang ditargetkan dalam Renstra Tahun 2013 – 2018.
Indikator kinerja tersebut dalam perumusannya telah mengacu kepada
pernyataan tujuan dan sasaran strategis
dan indikator kinerja
sebagaimana tertuang dalam uraian pada BAB V dari RPJMD
Pemerintah Kota Bandung Tahun 2013 – 2018.
Indikator kinerja ini merupakan seperangkat indikator keberhasilan
dari sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup” dan
tujuan “Mewujudkan Pembangunan Kota yang Nyaman, Hijau dan
Berkelanjutan” pada Misi Pertama RPJMD Pemerintah Kota Bandung
Tahun
2013-2018
Perencanaan
Tata
“Mewujudkan
Ruang,
Bandung
Pembangunan
Nyaman
melalui
Infrastruktur
serta
Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang Berkualitas dan Berwawasan
Lingkungan”.
Seperangkat indikator kinerja BPLH Kota Bandung Tahun 2013 – 2018
yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD tersebut terdiri dari :
1.
Kualitas Udara Ambien Titik Pantau Memenuhi Baku Mutu
Indikator
kinerja
ini
merupakan
salah
satu
ukuran
atau
parameter keberhasilan pencapaian sasaran strategis terjaganya
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
92
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
kualitas
lingkungan
sehingga
tetap
memenuhi
baku
mutu
dengan
cara
lingkungan.
Pengukuran
kinerja
kualitas
udara
dilakukan
melakukan pengujian kualitas udara ambien 24 jam dan atau
pengujian kualitas udara pada titik pantau indoor dan outdoor.
2.
Tingkat Emisi Gas Rumah Kaca Menurun
Indikator kinerja ini juga merupakan salah satu ukuran atau
parameter keberhasilan pencapaian sasaran strategis terjaganya
kualitas
lingkungan
sehingga
tetap
memenuhi
baku
mutu
lingkungan.
Pengukuran kinerja penurunan tingkat emisi gas rumah kaca
yang terdiri dari emisi CO2, CH4 dan N2O dilakukan dengan cara
melakukan penghitungan emisi masing-masing komponon gas
rumah kaca tersebut di atas pada sumber kegiatan penghasil
emisi.
3.
Jumlah Sungai dengan Status Mutu Kelas IV Golongan B
Indikator kinerja tersebut merupakan ukuran salah satu ukuran
atau
parameter
keberhasilan
pencapaian
sasaran
strategis
terjaganya kualitas lingkungan sehingga tetap memenuhi baku
mutu lingkungan.
Pengukuran kinerja jumlah sungai dengan status mutu kelas IV
golongan B dilakukan melalui serangkaian pengujian kualitas air
sungai pada hulu dan hilir serta titik-titik tertentu pada sungai
utama Kota Bandung yang dianggap mewakili sampel.
4.
Cakupan Sampah Dikelola secara Landfill
Indikator kinerja tersebut merupakan salah satu ukuran atau
parameter
keberhasilan
pencapaian
sasaran
strategis
berkurangnya timbulan sampah pada tempat-tempat pembuangan
sampah.
Pengukuran kinerja cakupan sampah dikelola secara landfill
dilakukan melalui penghitungan volume sampah yang diangkut ke
lokasi TPA.
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
93
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
5.
Cakupan Sampah Dikelola dengan Pola 3R
Indikator kinerja ini juga merupakan salah satu ukuran atau
parameter
keberhasilan
pencapaian
sasaran
strategis
berkurangnya timbulan sampah pada tempat-tempat pembuangan
sampah.
Pengukuran kinerja cakupan sampah dikelola dengan pola 3R
dilakukan melalui penghitungan pengurangan volume
sampah
yang diangkut ke TPS dari sumber timbulan.
6.
Cakupan Sampah Dikonversi Menjadi Energi dengan Teknologi
Ramah Lingkungan
Indikator kinerja tersebut juga merupakan merupakan salah satu
ukuran atau parameter keberhasilan pencapaian sasaran strategis
berkurangnya timbulan sampah pada tempat-tempat pembuangan
sampah.
Pengukuran kinerja cakupan sampah dikonversi menjadi energi
dengan teknologi ramah lingkungan dilakukan dengan cara
penghitungan jumlah volume sampah organik yang diolah menjadi
energi baru terbarukan.
7.
Tingkat Muka Air Tanah Meningkat
Indikator kinerja tersebut merupakan merupakan salah satu
ukuran atau parameter keberhasilan pencapaian sasaran strategis
terjaganya kelestarian dan fungsi lingkungan hidup.
Pengukuran kinerja atas indikator kinerja ‘muka air tanah’
dilakukan dengan cara melihat ketinggian muka air tanah dari
alat pantau otomatis dan manual yang tersebar di beberapa titik.
8.
Jumlah Sumber Air yang Telah Dipulihkan Akibat Pencemaran
Indikator kinerja tersebut juga merupakan salah satu ukuran atau
parameter keberhasilan pencapaian sasaran strategis terjaganya
kelestarian dan fungsi lingkungan hidup.
Pengukuran kinerja atas indikator kinerja ‘sumber air yang telah
dipulihkan akibat pencemaran’ dilakukan dengan cara melihat
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
94
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
hasil pengujian kualitas air pada sumber air (mata air dan sungai
yang telah tercemar berat) dibandingkan dengan baku mutunya.
9.
Persentase Tertib Administrasi Barang/Aset Daerah
Indikator kinerja tersebut merupakan salah satu ukuran atau
parameter
keberhasilan
pencapaian
sasaran
strategis
BPLH
melaksanakan administrasi barang/aset BPLH Kota Bandung
secara tertib dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pengukuran kinerja atas indikator kinerja ‘Persentase Tertib
Administrasi Barang/Aset Daerah’ dilakukan dengan cara melihat
hasil
penilaian
Keuangan
yang
dilaksanakan
(BPK)/Inspektorat
oleh
terhadap
Badan
laporan
Pemeriksa
pelaksanaan
administrasi barang/aset BPLH Kota Bandung.
10. Persentase
Temuan
Pengelolaan
Anggaran
Oleh
BPK/
Inspektorat yang Ditindaklajuti
Indikator kinerja tersebut merupakan salah satu ukuran atau
parameter
keberhasilan
pencapaian
sasaran
strategis
BPLH
mendapatkan penilaian pengelolaan keuangan dan kinerja yang
lebih baik atas penyelenggaraan urusan bidang lingkungan hidup.
Pengukuran kinerja atas indikator kinerja ‘Temuan Pengelolaan
Anggaran Oleh BPK/Inspektorat yang Ditindaklajuti’ dilakukan
dengan cara melihat bukti-bukti tindak lanjut temuan dimaksud
dalam tahun berjalan dibandingkan dengan target tindak lanjut
atas temuan tersebut.
11. Nilai Evaluasi AKIP
Indikator kinerja tersebut merupakan salah satu ukuran atau
parameter
keberhasilan
pencapaian
sasaran
strategis
BPLH
mendapatkan penilaian pengelolaan keuangan dan kinerja yang
lebih baik atas penyelenggaraan urusan bidang lingkungan hidup.
Pengukuran kinerja atas indikator kinerja ‘Nilai Evaluasi AKIP’
dilakukan dengan cara melihat hasil evaluasi AKIP tahun berjalan
yang dilakukan oleh Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi maupun oleh Inspektorat Kota Bandung dibandingkan
dengan target nilainya.
Renstra
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
95
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
Tabel 6.1
Indikator Kinerja BPLH yang mengacu kepada Tujuan dan Sasaran RPJMD
2014
2015
2016
2017
2018
Kondisi Kinerja
pada akhir periode
RPJMD
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
NO
Indikator Kinerja
Kondisi
Kinerja pada awal periode RPJMD
(1)
(2)
1.
Kualitas udara ambien
memenuhi Baku Mutu (BM)
pantau
Baru 25% lokasi pemantauan yang kualitas
udara ambiennya memenuhi baku mutu
50%
55%
60%
65%
70%
70% Titik Pantau
Memenuhi BM
2.
Tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) titik
pantau menurun
Tingkat emisi CO2 = 2127,06 Gg; emisi CH4 =
7,44 Gg; emisi N2O = 0,07 Gg
2
%
2
%
2
%
2
%
2
%
10 % dari kondisi
awal RPJMD
3.
Jumlah sungai utama kualitas airnya
memenuhi status mutu kelas IV golongan B
Baru 1 sungai dari 16 sungai utama yang
memenuhi status mutu kelas IV golongan B
12,50%
17,00%
17,00%
17,00%
17,00%
17% dari 16
sungai utama
4.
Cakupan
Landfill
sampah yang dikelola secara
Volume sampah yang diangkut ke lokasi TPA
(dikelola secara Landfill) = 70%
69 %
65 %
58 %
34 %
25 %
25 % dari total
volume sampah
5.
Cakupan sampah yang dikelola dengan
pola 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
Baru 16% dari total volume sampah yang
dikelola melalui pola 3R
18
20
22
25
30
30 % dari total
volume sampah
6.
Cakupan sampah dikonversi menjadi
energi dengan teknologi ramah lingkungan
Baru 0,14% dari total volume sampah yang
dikelola dengan cara dikonversi menjadi WtE
1
4
15
30
35
35 % dari total
volume sampah
7.
Tingkat Muka Air Tanah (MAT)
Rata-rata muka air tanah pada titik pantau
berada pada posisi -31,33
-31,30
-31,27
-31,24
-31,21
-31,18
-31,18 rata-rata
MAT titik pantau
8.
Jumlah sumber air yang telah dipulihkan
akibat pencemaran
Terdapat 5 titik mata air dan 16 sungai utama
belum dikonservasi
1 titik
mata
air & 2
sungai
1 titik
mata
air & 2
sungai
1 titik
mata
air & 2
sungai
1 titik
mata
air & 2
sungai
1 titik
mata
air & 2
sungai
5 titik mata air &
10 Sungai Utama
dipulihkan dari
pencemaran
9.
Persentase tertib administrasi barang/aset
daerah
Sudah dilaksanakan inventarisasi dan
pengadministrasian barang/aset BPLH Kota
Bandung
100%
100%
100%
100%
100%
100 %
administrasi
barang/aset
dilaksanakan
10.
Persentase temuan pengelolaan anggaran
oleh BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti
100 % temuan pengelolaan anggaran oleh
BPK/Inspektorat ditindaklanjuti
100%
100%
100%
100%
100%
100% temuan
ditindaklajuti
Renstra
titik
Target Capaian Setiap Tahun
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
96
Rencana Strategis Badan Pengelola Lingkungan Hidup
Kota Bandung Tahun 2013 - 2018
NO
Indikator Kinerja
11.
Nilai evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP)
Renstra
Kondisi
Kinerja pada awal periode RPJMD
Nilai evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP) kategori cukup
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung 2013-2018
Target Capaian Setiap Tahun
2014
Baik
2015
Baik
2016
Baik
2017
Baik
2018
Baik
Kondisi Kinerja
pada akhir periode
RPJMD
Nilai evaluasi
Akuntabilitas
Kinerja Instansi
Pemerintah
(AKIP) kategori
Baik
97
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BPLH YANG TERCANTUM DALAM RPJMD TAHUN 2013-2018
SESUAI DENGAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BPLH KOTA BANDUNG
NO
I
1
SASARAN
STRATEGIS
Terwujudnya
infrastruktur
sanitasi dan air
bersih
yang
berkualitas
dan
merata
2
a
b
II
1
Meningkatnya
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
yang berkualitas
dan
Tertanggulanginya
bencana
secara
dini komprehensif
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
Tingkat Pengelolaan
Sampah Kota
% Layanan
Persentase
pemrosesan sampah
di Landfill (tingkat
pengangkutan ke TPA)
Persentase
Persentase
Pengolahan
dan
Pengurangan Sampah
di Sumber
Persentase
Persentase
sampah
yang dikelola dengan
sistem
3R
(Pengomposan, Bank
Sampah dll)
Persentase
sampah
yang dikelola dengan
mengkonversi
menjadi WTE
Persentase
Tingkat kualitas udara
perkotaan memenuhi
baku mutu udara
ambien
Persentase
Sungai
yang
memenuhi baku mutu
kelas IV gol.B (Dari
tercemar berat mjd
tercemar ringan)
Persentase
Persentase
ALASAN
Termasuk ke
dalam target
RPJPD Kota
Bandung Tahap III
2014-2018
Termasuk ke
dalam target
RPJPD Kota
Bandung Tahap III
2014-2018
Termasuk ke
dalam target
RPJPD Kota
Bandung Tahap III
2014-2018
Termasuk ke
dalam target
RPJPD Kota
Bandung Tahap III
2014-2018
Termasuk ke
dalam target
RPJPD Kota
Bandung Tahap III
2014-2018
Termasuk ke
dalam target
RPJPD Kota
Bandung Tahap III
2014-2018
Termasuk ke
dalam target
RPJPD Kota
Bandung Tahap III
2014-2018
PENJELASAN
FORMULASI/ RUMUS PERHITUNGAN
Tingkat pengelolaan sampah kota
100 %
Jumlah timbulan sampah kota
Jumlah tonase sampah yang diangkut ke TPA per tahun
Jumlah tonase sampah kota per tahun
Jumlah tonase sampah yang diolah per tahun
Jumlah tonase sampah kota per tahun
PROGRAM/KEGIATAN
SUMBER DATA
Program pengembangan
kinerja pengelolaan
persampahan
100 %
100 %
Jumlah tonase sampah yang diolah secara 3R per tahun
Jumlah tonase sampah kota per tahun
100 %
Jumlah tonase sampah yang diolah dengan WTE per tahun
Jumlah tonase sampah kota per tahun
100 %
Hasil pemantauan kualitas udara ambien oleh stasiun monitoring
Jumlah Sungai yang memenuhi baku mutu kelas IV gol. B
16 sungai utama di Kota Bandung
100 %
Pencatatan operasional PD.
Kebersihan
Program pengembangan
kinerja pengelolaan
persampahan
Rekapitulasi data dari
masing-masing kecamatan
dan pencatatan operasional
PD. Kebersihan
Program pengembangan
kinerja pengelolaan
persampahan
Rekapitulasi data dari
masing-masing kecamatan
dan pencatatan operasional
PD. Kebersihan
Program pengembangan
kinerja pengelolaan
persampahan
Pendataan di masingmasing operasional WTE
oleh BPLH Kota Bandung
Program pengembangan
kinerja pengelolaan
persampahan
Pencatatan hasil monitoring
oleh BPLH Kota Bandung
Program Pengendalian
Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan
Hidup serta Program
Peningkatan Pengendalian
Polusi Udara
Hasil pengolahan data
pemantauan kualitas sungai
oleh BPLH Kota Bandung
Program Pengendalian
Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan
Hidup
KET
NO
2
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
Persentase penurunan
emisi Gas Rumah Kaca
Persentase
ALASAN
Target penurunan
emisi Gas Rumah
Kaca Nasional
PENJELASAN
FORMULASI/ RUMUS PERHITUNGAN
Perhitungan komposisi masing-masing gas penyebab efek rumah kaca
SUMBER DATA
Hasil inventarisasi dan
kajian oleh BPLH Kota
Bandung
PROGRAM/KEGIATAN
Program Pengendalian
Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan
Hidup
KET
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BPLH KOTA BANDUNG TAHUN 2013-2018 SESUAI DENGAN RENCANA STRATEGIS BPLH KOTA BANDUNG
NO
I
SASARAN
STRATEGIS
Terjaganya
kualitas
lingkungan
(udara, air dan
tanah) sehingga
tetap memenuhi
baku
mutu
lingkungan
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
1
Tingkat kualitas udara
ambien
memenuhi
baku mutu
Persentase
2
Tingkat
emisi
rumah kaca (GRK)
gas
Persentase
3
Jumlah sungai utama
memenuhi status mutu
kelas IV golongan B
Persentase
1
Cakupan sampah yang
dikelola secara landfill
Persentase
2
Cakupan sampah yang
dikelola dengan pola 3R
(Reduce,
Reuse,
Recycle)
Persentase
3
Cakupan
dikonversi
energi
Persentase
II
Berkurangnya
timbulan sampah
pada
tempattempat
pembuangan
sampah
sampah
menjadi
dengan
ALASAN
Termasuk ke
dalam target
RPJPD Kota
Bandung Tahap III
2014-2018
Target penurunan
emisi Gas Rumah
Kaca Nasional
Termasuk ke
dalam target
RPJPD Kota
Bandung Tahap III
2014-2018
Termasuk ke
dalam target
RPJPD Kota
Bandung Tahap III
2014-2018
Termasuk ke
dalam target
RPJPD Kota
Bandung Tahap III
2014-2018
Termasuk ke
dalam target
RPJPD Kota
PENJELASAN
FORMULASI/ RUMUS PERHITUNGAN
SUMBER DATA
PROGRAM/KEGIATAN
Hasil pemantauan kualitas udara ambien oleh stasiun monitoring
Pencatatan hasil
monitoring oleh BPLH Kota
Bandung
Program Peningkatan
Pengendalian Polusi Udara
Perhitungan komposisi masing-masing gas penyebab efek rumah kaca
Hasil inventarisasi dan
kajian oleh BPLH Kota
Bandung
Hasil pengolahan data
pemantauan kualitas sungai
oleh BPLH Kota Bandung
Program Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup
Program Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup
Pencatatan operasional PD.
Kebersihan
Program pengembangan
kinerja pengelolaan
persampahan
Rekapitulasi data dari
masing-masing kecamatan
dan pencatatan operasional
PD. Kebersihan
Program pengembangan
kinerja pengelolaan
persampahan
Pendataan di masingmasing operasional WTE
oleh BPLH Kota Bandung
Program pengembangan
kinerja pengelolaan
persampahan
Jumlah Sungai yang memenuhi baku mutu kelas IV gol. B
16 sungai utama di Kota Bandung
100 %
Jumlah tonase sampah yang diangkut ke TPA per tahun
Jumlah tonase sampah kota per tahun
100 %
Jumlah tonase sampah yang diolah secara 3R per tahun
Jumlah tonase sampah kota per tahun
100 %
Jumlah tonase sampah yang diolah dengan WTE per tahun
Jumlah tonase sampah kota per tahun
100 %
KET
NO
III
SASARAN
STRATEGIS
Terjaganya
kelestarian
dan
fungsi lingkungan
hidup
INDIKATOR KINERJA
teknologi
lingkungan
SATUAN
ramah
1
Tingkat muka air tanah
(MAT) meningkat
Meter
2
Jumlah sumber air yang
telah dipulihkan akibat
pencemaran air
Titik mata
air dan
sungai
ALASAN
Bandung Tahap III
2014-2018
Merupakan Misi
pada Renstra
BPLH 2014-2018
Merupakan Misi
pada Renstra
BPLH 2014-2018
PENJELASAN
FORMULASI/ RUMUS PERHITUNGAN
Pengukuran level muka air tanah
Pengukuran kualitas air
SUMBER DATA
Hasil kajian mengenai
tingkat penurunan muka air
tanah
Laporan dan analisis
pengukuran kualitas air
PROGRAM/KEGIATAN
Program perlindungan dan
konservasi sumber daya alam
dan lingkungan hidup
KET
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA
BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDUNG
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2014
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif,
transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang
bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Jabatan
: ERIC M. ATTHAURIQ, SH
: Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama
: MOCHAMAD RIDWAN KAMIL, S.T., M.UD.
Jabatan
: Walikota Bandung
Selaku atasan langsung PIHAK PERTAMA.
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMApada tahun 2014 ini berjanji akan mewujudkan target
kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai
target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam
dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
PIHAK KEDUA akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan
melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari
perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka
pemberian penghargaan dan sanksi.
Bandung, 10 Juli 2014
PIHAK KEDUA
WALIKOTA BANDUNG
PIHAK PERTAMA
KEPALA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP
KOTA BANDUNG
MOCHAMAD RIDWAN KAMIL,ST.,M.UD.
ERIC M. ATTHAURIQ, SH
Pembina Tingkat I
NIP. 19711102 199603 1 003
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BPLH KOTA BANDUNG TAHUN 2014
No.
1.
2.
3.
Sasaran
Indikator Sasaran
Satuan Target
Terjaganya
kualitas Tingkat kualitas udara ambien memenuhi baku mutu
lingkungan (udara, air dan
tanah)
sehingga
tetap Tingkat emisi gas rumah kaca (GRK)
memenuhi
baku
mutu
Jumlah sungai utama memenuhi status mutu kelas IV golongan B
lingkungan
%
50
%
2
%
12,50
Berkurangnya
timbulan Cakupan sampah yang dikelola secara landfill
sampah
pada
tempattempat
pembuangan Cakupan sampah yang dikelola dengan pola 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
sampah
Cakupan sampah dikonversi menjadi energi dengan teknologi ramah lingkungan
%
69
%
18
%
1
Meter
-31,30
meter
Titik
mata air
dan
sungai
1 titik
mata
air dan
2
sungai
Terjaganya kelestarian dan Tingkat muka air tanah (MAT) meningkat
fungsi lingkungan hidup
Jumlah sumber air yang telah dipulihkan akibat pencemaran air
No.
4.
Sasaran
Indikator Sasaran
Satuan Target
Meningkatnya
kapasitas Nilai evaluasi AKIP
dan akuntabilitas kinerja
Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yang ditindaklajuti
birokrasi
Kategori
Baik
%
100
%
100
Prosentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah
BANDUNG,
2014
KEPALA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP
KOTA BANDUNG
ERIC M. ATTHAURIQ, SH
Pembina Tk. I
NIP. 19711102 199603 1 003
PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) BPLH KOTA BANDUNG TAHUN 2014
Satuan Kerja Perangkat Daerah
Tahun Anggaran
: Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung
: 2014
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
PROGRAM / KEGIATAN
1
2
3
4
1. Terjaganya kualitas lingkungan
(udara, air dan tanah) sehingga
tetap memenuhi baku mutu
lingkungan
- Tingkat kualitas udara ambien memenuhi baku mutu
50%
- Tingkat emisi gas rumah kaca (GRK)
- Jumlah sungai utama memenuhi status mutu kelas IV
golongan B
2%
12,50%
-3-
ANGGARAN
5
I Program peningkatan pengendalian polusi udara
Rp
300.000.000
1 Kegiatan pengujian emisi kendaraan bermotor
Rp
300.000.000
II Program pengendalian pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup
Rp
5.460.500.000
1 Kegiatan koordinasi penilaian Kota Sehat/Adipura
Rp
610.000.000
2 Kegiatan pemantauan kualitas lingkungan
Rp
747.500.000
3 Kegiatan pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang
lingkungan hidup
4 Kegiatan pengelolaan B3 dan limbah B3
Rp
250.000.000
Rp
635.000.000
5 Kegiatan pengkajian dampak lingkungan
Rp
250.000.000
6 Kegiatan peningkatan peringkat kinerja perusahaan
Rp
(Proper)
7 Kegiatan koordinasi pengelolaan Prokasih/Superkasih Rp
300.000.000
8 Kegiatan pengembangan produksi ramah lingkungan
Rp
568.000.000
9 Kegiatan penyusunan kebijakan pengendalian
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
10 Kegiatan koordinasi penyusunan AMDAL
Rp
300.000.000
Rp
550.000.000
11 Kegiatan peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengendalian lingkungan hidup
12 Kegiatan gerakan penghijauan
Rp
250.000.000
Rp
300.000.000
III Program perlindungan dan konservasi sumber daya Rp
alam
862.000.000
700.000.000
1 Kegiatan pengendalian dampak perubahan iklim
Rp
862.000.000
IV Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan
sumber daya alam
Rp
500.000.000
1 Kegiatan perencanaan dan penyusunan program
pembangunan pengendalian sumber daya alam dan
lingkungan hidup
Rp
500.000.000
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
1
2
TARGET
PROGRAM / KEGIATAN
3
4
V Program peningkatan kualitas dan akses informasi
SDA dan lingkungan hidup
2. Berkurangnya timbulan sampah - Cakupan sampah yang dikelola secara landfill
pada tempat-tempat
pembuangan sampah
- Cakupan sampah yang dikelola dengan pola 3R (Reduce,
Reuse, Recycle )
- Cakupan sampah dikonversi menjadi energi dengan
teknologi ramah lingkungan
3. Terjaganya kelestarian dan
fungsi lingkungan hidup
- Tingkat muka air tanah (MAT) meningkat
- Jumlah sumber air yang telah dipulihkan akibat
pencemaran air
Rp
5
1.918.000.000
1 Kegiatan peningkatan edukasi dan komunikasi
masyarakat di bidang lingkungan
2 Kegiatan pengembangan data dan informasi
lingkungan
3 Kegiatan peningkatan kapasitas Sekolah Berbudaya
Lingkungan
4 Kegiatan penyelenggaraan Air Quality Monitoring
System (AQMS)
Rp
670.000.000
Rp
300.000.000
Rp
850.000.000
Rp
98.000.000
VI Program pembinaan dan pengembangan bidang
energi
Rp
792.125.000
1 Kegiatan inventarisasi, identifikasi data pengelolaan
energi
2 Kegiatan Kajian Energi Listrik Non PLN di Kota
Bandung
Rp
250.000.000
Rp
542.125.000
69%
I Program pengembangan kinerja pengelolaan
persampahan
Rp
7.640.000.000
18%
1 Kegiatan penyediaan prasarana dan sarana
pengelolaaan persampahan
2 Kegiatan pengembangan teknologi pengolahan
persampahan
3 Kegiatan bimbingan teknis persampahan
Rp
5.550.000.000
Rp
470.000.000
Rp
370.000.000
4 Kegiatan peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan persampahan
Rp
1.250.000.000
II Program pengendalian pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup
Rp
1.828.980.000
1 Kegiatan peningkatan sarana prasarana bidang
lingkungan hidup (DAK)
2 Kegiatan peningkatan sarana prasarana bidang
lingkungan hidup (Pendamping DAK)
Rp
1.528.980.000
Rp
300.000.000
III Program pembinaan dan pengembangan bidang
energi
Rp
1.565.000.000
1 Kegiatan kebijakan pengelolaan energi
Rp
1.565.000.000
I Program pengelolaan bidang air tanah
Rp
750.000.000
1 Kegiatan penatagunaan dengan zonasi air tanah
Rp
750.000.000
II Program pengendalian pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup
Rp
500.000.000
1 Kegiatan perencanaan sistem air limbah dan sanitasi
di sempadan sungai utama Kota Bandung
Rp
500.000.000
1%
-31,30
meter
1 titik
mata air
dan 2
sungai
-3-
ANGGARAN
fungsi lingkungan hidup
1 titik
mata air
dan 2
sungai
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
1
2
4. Meningkatnya kapasitas dan
akuntabilitas kineja birokrasi
TARGET
3
PROGRAM / KEGIATAN
ANGGARAN
4
III Program perlindungan dan konservasi sumber daya Rp
alam
5
5.536.000.000
1 Kegiatan konservasi sumber daya air dan
pengendalian kerusakan sumber-sumber air
2 Kegiatan peningkatan konservasi daerah tangkapan
air dan sumber-sumber air
3 Kegiatan pengendalian dan pengawasan pemanfaatan
SDA
4 Kegiatan pengelolaan keanekaragaman hayati dan
ekosistem
5 Kegiatan peningkatan peran serta masyarakat dalam
perlindungan dan konservasi SDA
6 Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan
Rp
400.000.000
Rp
316.000.000
Rp
700.000.000
Rp
220.000.000
Rp
900.000.000
Rp
2.800.000.000
7 Kegiatan inventarisasi komunitas burung
Rp
200.000.000
IV Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan
sumber daya alam
Rp
1.000.000.000
1 Kegiatan peningkatan peran serta masyarakat dalam
rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA
Rp
1.000.000.000
- Nilai evaluasi AKIP
Baik
I Program peningkatan pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Rp
500.000.000
- Prosentase temuan pengelolaan anggaran BPK/ Inspektorat
yang ditindaklajuti
- Prosentase tertib administrasi barang / aset daerah
100%
1 Kegiatan penyusunan laporan capaian kinerja dan
ikhtisar realisasi kinerja SKPD
2 Kegiatan penyusunan pelaporan keuangan
semesteran
3 Kegiatan penyusunan pelaporan keuangan akhir
tahun
Rp
200.000.000
Rp
70.000.000
Rp
230.000.000
100%
Jumlah Anggaran :
- Program/Kegiatan = Rp 29.152.605.000,WALIKOTA BANDUNG
KEPALA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP
KOTA BANDUNG
MOCHAMAD RIDWAL KAMIL, ST., M.UD
ERIC M. ATTHAURIQ, SH
Pembina Tk. I
NIP. 19711102 199603 1 003
-3-
Download