bab iii isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi biro organisasi

advertisement
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
3.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Biro
Organisasi.
Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh Biro Organisasi
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat yang berkaitan dengan pelayanan kepada Kepala
Daerah dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dapat diidentifikasi 3 (tiga) klasifikasi
permasalahan pelayanan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, yaitu
permasalahan pada kebijakan, Program Kegiatan dan kebutuhan teknis operasional.
Pada tatanan kebijakan Biro Organisasi yang dapat diidentifikasi permasalahan
sebagai berikut :
1. Akuntabilitas Kinerja Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 mendapat nilai 62,72 dengan
Kategori CC, Tahun 2013 meningkat kurang signifikan menjadi 63,98 dengan Kategori
CC;
2. Belum optimalnya penataan ketatalaksanaan perangkat daerah;
3. Belum optimalnya penataan kelembagaan perangkat daerah;
4. Belum optimalnya peningkatan kualitas pelayanan publik, antara lain :
a. berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan Ombudsman, pada tahun 2013 dari 17 Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Provinsi Jawa Barat yang dilakukan sampel, sebanyak
7(tujuh) SKPD masih berada dalam zona merah;
b. rata-rata nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam kategori Baik, tahun 2012 sebesar
75,27; dan tahun 2013 sebesar 76,85.
Sedangkan dalam tingkat implementasi program dan kegiatan pada bagian/subbagian
di lingkungan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dapat diidentifikasi
permasalahan pelayanan sebagai berikut :
1.
Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yang menyampaikan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Daerah (LKIP) tahun 2013 tepat waktu sebesar 100% dan tahun 2013
sebesar 100%;
2.
OPD yang menyusun reviu Indikator Kinerja Utama terhadap Renstra sebesar 100%;
3.
OPD yang menyusun Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2013 sebesar 100% dan Tahun
2013 sebesar 100%;
RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018
III-1
4.
Belum optimalnya Rencana Strategis (RENSTRA) tingkat OPD;
5.
Peraturan Perundang-undangan yang tumpeng tindih.
Adapun permasalahan teknis operasional yang dapat diidentifikasi pada pelayanan
Biro Organisasi, sebagai berikut :
1. Kuantitas dan kualitas SDM Aparatur pada Bagian/Sub bagian masih kurang;
2. Penyajian Laporan kinerja masih terbatas pada ruang lingkup Administrasi pengendalian
program dan bina sarana prasarana;
3. Kurang memadainya sarana kerja terutama tata ruang kerja yang belum sepenuhnya dapat
memberikan kenyamanan dalam menunjang peningkatan kinerja aparatur.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Biro Organisasi Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa Barat sebagai Organisasi Perangkat Daerah secara internal dan eksternal dan
faktor secara internal diantaranya adalah :
1.
Jumlah dan kapasitas aparat belum seluruhnya memenuhi tuntutan tugas dan belum
sesuai dengan beban kerja;
2.
Masih lemahnya pemahaman Tupoksi para aparat pemerintah mengakibatkan tidak
maksimalnya hasil koordinasi;
3.
Pola pembinaan aparat yang belum terorientasikan pada peningkatan kinerja;
4.
Mekanisme dan pola kerja pada setiap unit kerja belum tertata dalam suatu sistem yang
terpadu, efektif dan efesien.
Selanjutnya permasalahan eksternal yang mempengaruhi kinerja Biro organisasi
antara lain :
-
Terlalu cepat dan sering berubahnya peraturan perundang-undangan oleh Pemerintah
Pusat yang tidak diikuti dengan peraturan;
-
Pelaksanaannya cenderung menyebabkan persepsi implementasi di daerah berbedabeda, seperti;
1. Kebijakan Pemerintah Pusat yang tidak konsisten dan tidak proporsioanl dapat
menimbulkan pengaruh terhadap kinerja Biro Organisasi;
2. Adanya multi interpretasi terhadap otonomi daerah yang dapat menimbulkan
kesenjangan dalam penyelenggaraan pemerintahan;
3. Masih adanya konflik dan egosektoral Pemerintah Pusat sehingga berdampak ke
RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018
III-2
pemerintah daerah.
Berdasarkan data dan informasi tersebut secara umum isu-isu strategis yang dihadapi
Biro Organisasi dalam kurun waktu 2013-2018 adalah :
1. Restrukturisasi Organisasi dan Manajemen Publik
Perwujudan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance)
diperlukan upaya-upaya penataan dan penyempurnaan kelembagaan (Institutional
re-engineering) yang “ramping struktur, kaya fungsi‟. Keberhasilan tujuan
penataan organisasi tidak terlepas dari daya dukung penyelenggaraan manajemen
publik yang baik.
Penataan kelembagaan/organisasi menyangkut pembenahan seluruh alat-alat
pemerintahan di daerah, baik struktur maupun infrastrukturnya, sedangkan
penyelenggaraan manajemen publik lebih kepada menata pada sistem
penyelenggaraan layanan publik yang lebih responsif dan adaptif sesuai dengan
tuntutan perkembangan jaman.
2. Pendayagunaan Sumber Daya Aparatur Daerah
Tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan pelayanan prima (services excelent)
perlu diimbangi dengan citra birokrasi yang mempunyai kompetensi yang baik
dalam bidang profesionalisme aparatur, penguasaan komunikasi dan presentasi
serta pemahaman terhadap manajemen standar pelayanan minimal public services
and public complaint.
Sumber daya aparatur merupakan aset strategis
dalam kerangka perwujudan
good governance. Kata kunci dalam penataan sumber daya aparatur adalah budaya
kerja aparatur yang lebih menekankan kepada semangat kerja dan menghidupkan
kembali paradigma aparatur sebagai pelayan masyarakat. Selain hal itu sumber
daya aparatur juga diarahkan kepada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, yang
menekankan pada transparansi, manajemen pemerintahan yang lebih transparan,
akuntabilitas, dan peningkatan efektivitas dan efisiensi serta ada upaya dan
perhatian yang sungguh-sungguh terhadap penanganan dan pemberantasan
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018
III-3
Pendayagunaan aparatur pemerintah provinsi, dalam makna lain adalah juga
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang pada hakekatnya merupakan upaya
pembinaan, penyempurnaan, penertiban, pengawasan dan pengendalian manajemen secara
terencana, bertahap dan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja seluruh aparatur
pemerintah provinsi, melalui kerjasama secara terkoordinasi guna mengambil langkah
pembaharuan sektor penyelenggara negara (public service reform) dalam rangka
mewujudkan good governance.
3.2. Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah
Birokrasi Pemerintah Daerah merupakan faktor yang sangat menentukan berjalannya
penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diamanatkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku oleh karena itu reformasi birokrasi pemerintah daerah
sejak dicanangkan pada Tahun 2005, senantiasa harus dilanjutkan secara terus menerus
sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan di masa depan yang semakin
kompleks dan beragam sejalan dengan perkembangan dan perubahan kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan daerah, tuntutan masyarakat serta dinamika global yang
senantiasa mempengaruhi manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Reformasi birokrasi pemerintah daerah yang harus dilakukan adalah restrukturisasi
dan refungsionalisasi lembaga perangkat daerah, ketatalaksanaan (mekanisme dan standar
operasional prosedur), pelayanan perijinan, sistem pengelolaan keuangan daerah,
manajemen kepegawaian daerah, manajemen pelayanan kepada masyarakat, sistem
pengawasan dan pengendalian internal serta artikulasi partisipasi masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Faktor kunci keberhasilan restrukturisasi kelembagaan ini terletak pada
pemberdayaan masing-masing elemen di daerah, yaitu masyarakat umum sebagai
stakeholder, Pemerintah Daerah sebagai eksekutif dan DPRD sebagai sebagai shareholder.
Jika demikian halnya, maka manajemen sektor publik perlu melakukan perubahan
menuju profesionalisme birokrasi dan lebih menekankan langkah-langkah efisiensi dan
profesionalisme birokrasinya, melalui penataan pegawai, meninjau kembali model
pendidikan dan pelatihan pegawai, memperbaiki reward and punishment system, perbaikan
kesejahteraan pegawai, serta mengubah kultur organisasi.
RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018
III-4
3.3. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
3.3.1. Visi dan Misi
Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagaimana ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
sebagai tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun
2005-2025, merupakan tahap memantapkan pembangunan secara menyeluruh dalam rangka
penyiapan kemandirian masyarakat Jawa Barat. Dengan mempertimbangkan potensi,
kondisi, permasalahan, tantangan dam peluang serta isu strategis yang terjadi di Jawa Barat,
Visi Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 adalah :
“Jawa Barat Maju dan Sejahtera untuk Semua”
Dalam rangka pencapaian visi tersebut, ditetapkan 5 (lima) misi sebagai berikut :
Misi Pertama, Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya Saing.
Misi ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat pada tahun 2018 yaitu masyarakat Jawa Barat
yang agamis, berakhlak mulia, cerdas, bermoral, berbudaya Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK), memiliki spirit juang dan siap berkompetisi serta didukung oleh
ketahanan keluarga yang kokoh;
Misi Kedua, Membangun Perekonomian yang Kokok dan Berkeadilan. Misi ini
untuk menciptakan sosok Jawa Barat pada tahun 2018, yaitu perekonomian Jawa Barat yang
semakin maju dan berdaya saing, bersinergi antar skala usaha, berbasis ekonomi pertanian
dan non-pertanian yang mampu manarik investasi dalam dan luar negeri, menyerap banyak
tenaga kerja, serta memberikan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
Misi Ketiga, Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatuur,
dan Perluasan partisipasi Publik. Misi ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat pada tahun
2018 yaitu pemerintahan Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya
dalam pelayanan yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem yang modern berbasis
IPTEK menuju tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan
yang bersih (Clean Government) serta menerapkan model manajemen pemerintahan hibrida
yang mengkombinasikan manajemen berbasis kabupaten/kota dengan manajemen lintas
kabupaten/kota.
RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018
III-5
Misi Keempat, Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan
Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat
pada Tahun 2018 yaitu pembangunan Jawa Barat yang selaras dengan kondisi daya dukung
dan daya tampung lingkungan, memiliki infrastruktur dasar yang memadai, serta didukung
oleh tersedianya infrastruktur yang mampu meningkatkan konektivitas antar wilayah dan
pertumbuhan ekonomi.
Misi Kelima, Meningkatkan Kehidupan Sosial dan Budaya, Peran Pemuda dan
Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal. Hal ini
untuk menciptakan sosok Jawa Barat pada Tahun 2018 yaitu kehidupan sosial
kemasyarakatan yang kokoh dan berbudaya yang bercirikan tingginya pemanfaatan modal
sosial dalam pembangunan, menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS), tingginya peran pemuda dalam pembangunan, meningkatnya prestasi olah raga
tingkat nasionaal dan internasional, terpeliharanya seni dan warisan budaya dan
meningkatkan industri pariwisata yang berdaya saing dalam bingkai kearifan lokal.
3.3.2. Faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Biro Organisasi
Beberapa hal yang menjadi permasalahan dan faktor yang menghambat dan
pendorong terlaksananya tugas pelayanan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Barat dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 20132018, sebagaimana pada tabel 3.1. berikut :
RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018
III-6
Tabel 3.1.
FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDORONG PELAYANAN BIRO ORGANISASI
TERHADAP PENCAPAIAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH
DAN WAKIL KEPALA DAERAH
VISI : JAWA BARAT MAJU DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA
NO
MISI DAN
PROGRAM KDH
DAN WAKIL KDH
TERPILIH
FAKTOR
PERMASALAHAN
PELAYANAN SKPD
PENGHAMBAT
PENDORONG
Misi Ketiga : MENINGKATKAN KINERJA PEMERINTAHAN, PROFESIONALISME APARATUR,
DAN PERLUASAN PARTISIPASI PUBLIK
1.
Program
Perencanaaan,
Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah
Keterpaduan
proses
perencanaan
diharapkan
akan lebih banyak dapat
menampung
aspirasi
masyarakat, sehingga untuk
penyelenggaraan
pembangunan akan sesuai
dengan kebutuhan.
2.
Program
Otonomi
Sistem
Daerah
Peningkatan efisiensi dan a.
efektivitas sistem, proses,
dan prosedur kerja yang
jelas, efektif, efisien dan
terukur menjadi target yang
ingin
dicapai
dalam
meingkatkan efisiensi dan
efektivitass
proses
manajemen pemerintahan
serta kinerja Pemerintah
Daerah
Pemantapan
Daerah
dan
Administrasi
Belum siapnya atau tidak
kompetennya
aparatur
pelaksana
perencanaan
untuk
menghasilkan
rencana pembangnan.
b.
Paradigma birokrasi
yang cenderung untuk
minta
dilayani
ketimbang melayani,
Pola penyelenggaraan,
dukungan
sumber
daya manusia, dan
kelembagaan
yang
mengakibatkan
berbagai
persoalan,
seperti berbelit-belit,
tidak
efektif
dan
efisien, sulit dipahami,
sulit
dilaksanakan,
tidak akurat, tidak
transparan, tidak adil,
birokratis,
tidak
profesional,
tidak
akuntabel,
keterbatasan
teknologi,
keterbatasan
informasi, kurangnya
kepastian
hukum,
KKN, biaya tinggi,
sentralistik,
tidak
adanya standar baku
dan lemahnya kontrol
masyarakat
RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018
Peningkatan kemampuan
teknis
perencanaan
dalam bentuk diklat
untuk
peningkatan
kualitas aparatur dalam
mewujudkan
good
governance.
 Peningkatan sifat-sifat
kepribadian
atau
prilaku
seperti
kedisiplinan,
tanggung
jawab,
kerjasama, semangat
kerja, yang sangat
berguna
dalam
menunjang
pelaksanaan tugas dan
pekerjaan.
 Meningkatkan
tuntutan
penerapan
prinsip-prinsip
tata
pemerintahan
yang
baik,
yaitu
transparansi,
akuntabilitas
dan
kualitas kinerja publik
 Meningkatkan
tuntutan
dalam
penyerahan
tanggung
jawab,
kewenangan
dan
pengambilan
keputusan
III-7
VISI : JAWA BARAT MAJU DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA
NO
MISI DAN
PROGRAM KDH
DAN WAKIL KDH
TERPILIH
FAKTOR
PERMASALAHAN
PELAYANAN SKPD
PENGHAMBAT
c.
3.
Program
Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan
Capaian
Kinerja dan Keuangan
Belum adanya indikator
capaian kinerja untuk
memenuhi kebutuhan dan
melindungi kepentingan
publik
Tumpang
tindih
peraturan
dan
kewenangan
pelaksanaan tugas
dan fungsi.
Sulit untuk ditemukan
alat ukur kinerja yang
sesuai
PENDORONG
Mendorong
penyelenggaraan
pemerintahan
yang
bersih dan bebas KKN
Adanya
komitmen
pimpinan
mellaui
kesepakatan ukuran
kinerja
organisasi
publik yang dibangun
dalam sebuah sistem
yang
terintegrasi,
terdiri atas SDM,
peralatan dan saranaprasarana, keuangan,
dan mekanisme kerrja,
akan
menjadi
organisasi
yang
berkinerja.
3.4. Telaahan Renstra K/L dan Renstra
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2010 Tentang
Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014 bahwa Visi Kementerian
Dalam Negeri Tahun 2010-2014 adalah :
“Terwujudnya Sistem Politik yang Demokratis, Pemerintahan yang Desentralistik,
Pembangunan Daerah yang Berkelanjutan, serta Keberdayaan Masyarakat yang
Partisipatif, dengan didukung Sumber Daya Aparatur yang Profesional dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia”
Dengan Misi Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014 yaitu Menetapkan
Kebijaksanaan Nasional dan Memfasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan dalam upaya :
a. Memperkuat Keutuhan NKRI, serta memantapkan sistem politik dalam negeri yang
demokratis;
b. Memantapkan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum;
RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018
III-8
c. Memantapkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
pemerintahan yang
desentralistik;
d. Mengembangkan keserasian hubungan pusat-daerah, antar daerah dan antar kawasan,
serta kemandirian daerah dalam pengelolaan pembangunan secara berkelanjutan;
e. Memperkuat otonomi desa dan meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam aspek
ekonomi, sosial, dan budaya; serta
f. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa.
3.5. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Tujuan penataan ruang Provinsi adalah untuk mewujudkan tata ruang yang aman,
nyaman, produktif, efektif, efisien, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, berbasis
perdagangan, jasa dan industri kreatif yang bertaraf nasional. Telaahan Rencana Tata Ruang
Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis meliputi kajian fungsi, kedudukan,
kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi berfungsi sebagai berikut :
1. Penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Provinsi dan Daerah; dan
2. Acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk
mengarahkan program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang.
Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi menjadi pedoman bagi:
1. Penataan Ruang kawasan strategis Provinsi;
2. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan antar daerah dan antar
pemangku kepentingan;
3. Pemanfaatan dan pengendalian ruang provinsi; dan
4. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Rinci
Tata Ruang Kota, dan rencana sektoral lainnya.
3.6. Penentuan Isu-Isu Strategis
Selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan, Biro Organisasi Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa Barat dituntut lebih responsif, kreatif dan inovatif dalam menghadapi
perubahan-perubahan baik ditingkat lokal, regional maupun nasional. Perencanaan
pembangunan hendaknya selalu memperhatikan isu-isu dan permasalahan yang mungkin
RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018
III-9
dihadapi kedepan oleh masyarakat sehingga arah pelaksanaan pembangunan menjadi lebih
tepat sasaran. Untuk itu perlu diantisipasi dengan perencanaan yang matang dan
komprehensif sehingga arah pembangunan sesuai dengan tujuan pembangunan daerah.
Memperhatikan isu-isu dan permasalahan pembangunan yang dihadapi diharapkan
kualitas penyelenggaraan pemerintahan menuju good governance and clean government
sehingga akan berdampak pada kualitas pembangunan daerah. Berkaitan dengan isu-isu dan
masalah pembangunan yang akan dihadapi Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi
Jawa Barat pada Tahun 2013-2018 tidak bisa dilepaskan dengan permasalahan dan isu
pembangunan nasional. Secara umum, isu dan permasalahan yang dihadapi antara lain :
a. Adanya tuntutan akuntabilitas tata pengelolaan pemerintahan.
b. Perkembangan IPTEK yang pesat tidak dibarengi dengan semangat SDM
untuk
meningkatkan kemampuannya.
c. Dinamika pengorganisasian dan ketatalaksanaan perangkat daerah
d. Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan TUPOKSI untuk
mewujudkan komitmen;
Permasalahan tersebut memerlukan penanganan secara komprehensif yang
mencakup arahan pemanfaatan ruang, indikasi program pemanfaatan ruang dan indikasi
sumber pendanaan program serta pemanfaatan ruang. Implikasinya terhadap pelayanan
tugas pokok dan fungsi Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, sebagai
berikut :
1. Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan TUPOKSI
untuk
mewujudkan akuntabilitas.
2. Meningkatkan komitmen aparatur dalam penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan
dan pelayanan masyarakat.
3. Menerapkan kebijakan pola kerja, yang sesuai dengan potensi dan kondisi daerah
sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Pusat dalam menetapkan kebijakan Nasional
yang strategis dengan memperhatikan kepentingan Daerah.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Biro Organisasi Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa Barat adalah kondisi yang menjadi perhatian karena dampaknya yang
signifikan dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan
yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau
RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018
III-10
sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk
meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Berdasarkan
hasil analisis terhadap isu strategis Biro Organisasi Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa Barat, dapat diidentifikasi beberapa yaitu :
1. Efektivitas penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi perangkat daerah; dan
2. Optimalisasi kapasitas pelayanan dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan.
RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018
III-11
Download