BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 3.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Biro Organisasi. Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat yang berkaitan dengan pelayanan kepada Kepala Daerah dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dapat diidentifikasi 3 (tiga) klasifikasi permasalahan pelayanan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, yaitu permasalahan pada kebijakan, Program Kegiatan dan kebutuhan teknis operasional. Pada tatanan kebijakan Biro Organisasi yang dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut : 1. Akuntabilitas Kinerja Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 mendapat nilai 62,72 dengan Kategori CC, Tahun 2013 meningkat kurang signifikan menjadi 63,98 dengan Kategori CC; 2. Belum optimalnya penataan ketatalaksanaan perangkat daerah; 3. Belum optimalnya penataan kelembagaan perangkat daerah; 4. Belum optimalnya peningkatan kualitas pelayanan publik, antara lain : a. berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan Ombudsman, pada tahun 2013 dari 17 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Provinsi Jawa Barat yang dilakukan sampel, sebanyak 7(tujuh) SKPD masih berada dalam zona merah; b. rata-rata nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam kategori Baik, tahun 2012 sebesar 75,27; dan tahun 2013 sebesar 76,85. Sedangkan dalam tingkat implementasi program dan kegiatan pada bagian/subbagian di lingkungan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dapat diidentifikasi permasalahan pelayanan sebagai berikut : 1. Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yang menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Daerah (LKIP) tahun 2013 tepat waktu sebesar 100% dan tahun 2013 sebesar 100%; 2. OPD yang menyusun reviu Indikator Kinerja Utama terhadap Renstra sebesar 100%; 3. OPD yang menyusun Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2013 sebesar 100% dan Tahun 2013 sebesar 100%; RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018 III-1 4. Belum optimalnya Rencana Strategis (RENSTRA) tingkat OPD; 5. Peraturan Perundang-undangan yang tumpeng tindih. Adapun permasalahan teknis operasional yang dapat diidentifikasi pada pelayanan Biro Organisasi, sebagai berikut : 1. Kuantitas dan kualitas SDM Aparatur pada Bagian/Sub bagian masih kurang; 2. Penyajian Laporan kinerja masih terbatas pada ruang lingkup Administrasi pengendalian program dan bina sarana prasarana; 3. Kurang memadainya sarana kerja terutama tata ruang kerja yang belum sepenuhnya dapat memberikan kenyamanan dalam menunjang peningkatan kinerja aparatur. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai Organisasi Perangkat Daerah secara internal dan eksternal dan faktor secara internal diantaranya adalah : 1. Jumlah dan kapasitas aparat belum seluruhnya memenuhi tuntutan tugas dan belum sesuai dengan beban kerja; 2. Masih lemahnya pemahaman Tupoksi para aparat pemerintah mengakibatkan tidak maksimalnya hasil koordinasi; 3. Pola pembinaan aparat yang belum terorientasikan pada peningkatan kinerja; 4. Mekanisme dan pola kerja pada setiap unit kerja belum tertata dalam suatu sistem yang terpadu, efektif dan efesien. Selanjutnya permasalahan eksternal yang mempengaruhi kinerja Biro organisasi antara lain : - Terlalu cepat dan sering berubahnya peraturan perundang-undangan oleh Pemerintah Pusat yang tidak diikuti dengan peraturan; - Pelaksanaannya cenderung menyebabkan persepsi implementasi di daerah berbedabeda, seperti; 1. Kebijakan Pemerintah Pusat yang tidak konsisten dan tidak proporsioanl dapat menimbulkan pengaruh terhadap kinerja Biro Organisasi; 2. Adanya multi interpretasi terhadap otonomi daerah yang dapat menimbulkan kesenjangan dalam penyelenggaraan pemerintahan; 3. Masih adanya konflik dan egosektoral Pemerintah Pusat sehingga berdampak ke RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018 III-2 pemerintah daerah. Berdasarkan data dan informasi tersebut secara umum isu-isu strategis yang dihadapi Biro Organisasi dalam kurun waktu 2013-2018 adalah : 1. Restrukturisasi Organisasi dan Manajemen Publik Perwujudan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance) diperlukan upaya-upaya penataan dan penyempurnaan kelembagaan (Institutional re-engineering) yang “ramping struktur, kaya fungsi‟. Keberhasilan tujuan penataan organisasi tidak terlepas dari daya dukung penyelenggaraan manajemen publik yang baik. Penataan kelembagaan/organisasi menyangkut pembenahan seluruh alat-alat pemerintahan di daerah, baik struktur maupun infrastrukturnya, sedangkan penyelenggaraan manajemen publik lebih kepada menata pada sistem penyelenggaraan layanan publik yang lebih responsif dan adaptif sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. 2. Pendayagunaan Sumber Daya Aparatur Daerah Tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan pelayanan prima (services excelent) perlu diimbangi dengan citra birokrasi yang mempunyai kompetensi yang baik dalam bidang profesionalisme aparatur, penguasaan komunikasi dan presentasi serta pemahaman terhadap manajemen standar pelayanan minimal public services and public complaint. Sumber daya aparatur merupakan aset strategis dalam kerangka perwujudan good governance. Kata kunci dalam penataan sumber daya aparatur adalah budaya kerja aparatur yang lebih menekankan kepada semangat kerja dan menghidupkan kembali paradigma aparatur sebagai pelayan masyarakat. Selain hal itu sumber daya aparatur juga diarahkan kepada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, yang menekankan pada transparansi, manajemen pemerintahan yang lebih transparan, akuntabilitas, dan peningkatan efektivitas dan efisiensi serta ada upaya dan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap penanganan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018 III-3 Pendayagunaan aparatur pemerintah provinsi, dalam makna lain adalah juga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang pada hakekatnya merupakan upaya pembinaan, penyempurnaan, penertiban, pengawasan dan pengendalian manajemen secara terencana, bertahap dan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja seluruh aparatur pemerintah provinsi, melalui kerjasama secara terkoordinasi guna mengambil langkah pembaharuan sektor penyelenggara negara (public service reform) dalam rangka mewujudkan good governance. 3.2. Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah Birokrasi Pemerintah Daerah merupakan faktor yang sangat menentukan berjalannya penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku oleh karena itu reformasi birokrasi pemerintah daerah sejak dicanangkan pada Tahun 2005, senantiasa harus dilanjutkan secara terus menerus sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan di masa depan yang semakin kompleks dan beragam sejalan dengan perkembangan dan perubahan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah, tuntutan masyarakat serta dinamika global yang senantiasa mempengaruhi manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah. Reformasi birokrasi pemerintah daerah yang harus dilakukan adalah restrukturisasi dan refungsionalisasi lembaga perangkat daerah, ketatalaksanaan (mekanisme dan standar operasional prosedur), pelayanan perijinan, sistem pengelolaan keuangan daerah, manajemen kepegawaian daerah, manajemen pelayanan kepada masyarakat, sistem pengawasan dan pengendalian internal serta artikulasi partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian penyelenggaraan pemerintahan daerah. Faktor kunci keberhasilan restrukturisasi kelembagaan ini terletak pada pemberdayaan masing-masing elemen di daerah, yaitu masyarakat umum sebagai stakeholder, Pemerintah Daerah sebagai eksekutif dan DPRD sebagai sebagai shareholder. Jika demikian halnya, maka manajemen sektor publik perlu melakukan perubahan menuju profesionalisme birokrasi dan lebih menekankan langkah-langkah efisiensi dan profesionalisme birokrasinya, melalui penataan pegawai, meninjau kembali model pendidikan dan pelatihan pegawai, memperbaiki reward and punishment system, perbaikan kesejahteraan pegawai, serta mengubah kultur organisasi. RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018 III-4 3.3. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.3.1. Visi dan Misi Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 sebagai tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025, merupakan tahap memantapkan pembangunan secara menyeluruh dalam rangka penyiapan kemandirian masyarakat Jawa Barat. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dam peluang serta isu strategis yang terjadi di Jawa Barat, Visi Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 adalah : “Jawa Barat Maju dan Sejahtera untuk Semua” Dalam rangka pencapaian visi tersebut, ditetapkan 5 (lima) misi sebagai berikut : Misi Pertama, Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya Saing. Misi ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat pada tahun 2018 yaitu masyarakat Jawa Barat yang agamis, berakhlak mulia, cerdas, bermoral, berbudaya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), memiliki spirit juang dan siap berkompetisi serta didukung oleh ketahanan keluarga yang kokoh; Misi Kedua, Membangun Perekonomian yang Kokok dan Berkeadilan. Misi ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat pada tahun 2018, yaitu perekonomian Jawa Barat yang semakin maju dan berdaya saing, bersinergi antar skala usaha, berbasis ekonomi pertanian dan non-pertanian yang mampu manarik investasi dalam dan luar negeri, menyerap banyak tenaga kerja, serta memberikan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Misi Ketiga, Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatuur, dan Perluasan partisipasi Publik. Misi ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat pada tahun 2018 yaitu pemerintahan Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya dalam pelayanan yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem yang modern berbasis IPTEK menuju tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta menerapkan model manajemen pemerintahan hibrida yang mengkombinasikan manajemen berbasis kabupaten/kota dengan manajemen lintas kabupaten/kota. RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018 III-5 Misi Keempat, Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat pada Tahun 2018 yaitu pembangunan Jawa Barat yang selaras dengan kondisi daya dukung dan daya tampung lingkungan, memiliki infrastruktur dasar yang memadai, serta didukung oleh tersedianya infrastruktur yang mampu meningkatkan konektivitas antar wilayah dan pertumbuhan ekonomi. Misi Kelima, Meningkatkan Kehidupan Sosial dan Budaya, Peran Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat pada Tahun 2018 yaitu kehidupan sosial kemasyarakatan yang kokoh dan berbudaya yang bercirikan tingginya pemanfaatan modal sosial dalam pembangunan, menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), tingginya peran pemuda dalam pembangunan, meningkatnya prestasi olah raga tingkat nasionaal dan internasional, terpeliharanya seni dan warisan budaya dan meningkatkan industri pariwisata yang berdaya saing dalam bingkai kearifan lokal. 3.3.2. Faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Biro Organisasi Beberapa hal yang menjadi permasalahan dan faktor yang menghambat dan pendorong terlaksananya tugas pelayanan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 20132018, sebagaimana pada tabel 3.1. berikut : RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018 III-6 Tabel 3.1. FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDORONG PELAYANAN BIRO ORGANISASI TERHADAP PENCAPAIAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH VISI : JAWA BARAT MAJU DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA NO MISI DAN PROGRAM KDH DAN WAKIL KDH TERPILIH FAKTOR PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD PENGHAMBAT PENDORONG Misi Ketiga : MENINGKATKAN KINERJA PEMERINTAHAN, PROFESIONALISME APARATUR, DAN PERLUASAN PARTISIPASI PUBLIK 1. Program Perencanaaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Keterpaduan proses perencanaan diharapkan akan lebih banyak dapat menampung aspirasi masyarakat, sehingga untuk penyelenggaraan pembangunan akan sesuai dengan kebutuhan. 2. Program Otonomi Sistem Daerah Peningkatan efisiensi dan a. efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien dan terukur menjadi target yang ingin dicapai dalam meingkatkan efisiensi dan efektivitass proses manajemen pemerintahan serta kinerja Pemerintah Daerah Pemantapan Daerah dan Administrasi Belum siapnya atau tidak kompetennya aparatur pelaksana perencanaan untuk menghasilkan rencana pembangnan. b. Paradigma birokrasi yang cenderung untuk minta dilayani ketimbang melayani, Pola penyelenggaraan, dukungan sumber daya manusia, dan kelembagaan yang mengakibatkan berbagai persoalan, seperti berbelit-belit, tidak efektif dan efisien, sulit dipahami, sulit dilaksanakan, tidak akurat, tidak transparan, tidak adil, birokratis, tidak profesional, tidak akuntabel, keterbatasan teknologi, keterbatasan informasi, kurangnya kepastian hukum, KKN, biaya tinggi, sentralistik, tidak adanya standar baku dan lemahnya kontrol masyarakat RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018 Peningkatan kemampuan teknis perencanaan dalam bentuk diklat untuk peningkatan kualitas aparatur dalam mewujudkan good governance. Peningkatan sifat-sifat kepribadian atau prilaku seperti kedisiplinan, tanggung jawab, kerjasama, semangat kerja, yang sangat berguna dalam menunjang pelaksanaan tugas dan pekerjaan. Meningkatkan tuntutan penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, yaitu transparansi, akuntabilitas dan kualitas kinerja publik Meningkatkan tuntutan dalam penyerahan tanggung jawab, kewenangan dan pengambilan keputusan III-7 VISI : JAWA BARAT MAJU DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA NO MISI DAN PROGRAM KDH DAN WAKIL KDH TERPILIH FAKTOR PERMASALAHAN PELAYANAN SKPD PENGHAMBAT c. 3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Belum adanya indikator capaian kinerja untuk memenuhi kebutuhan dan melindungi kepentingan publik Tumpang tindih peraturan dan kewenangan pelaksanaan tugas dan fungsi. Sulit untuk ditemukan alat ukur kinerja yang sesuai PENDORONG Mendorong penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Adanya komitmen pimpinan mellaui kesepakatan ukuran kinerja organisasi publik yang dibangun dalam sebuah sistem yang terintegrasi, terdiri atas SDM, peralatan dan saranaprasarana, keuangan, dan mekanisme kerrja, akan menjadi organisasi yang berkinerja. 3.4. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014 bahwa Visi Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014 adalah : “Terwujudnya Sistem Politik yang Demokratis, Pemerintahan yang Desentralistik, Pembangunan Daerah yang Berkelanjutan, serta Keberdayaan Masyarakat yang Partisipatif, dengan didukung Sumber Daya Aparatur yang Profesional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia” Dengan Misi Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014 yaitu Menetapkan Kebijaksanaan Nasional dan Memfasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan dalam upaya : a. Memperkuat Keutuhan NKRI, serta memantapkan sistem politik dalam negeri yang demokratis; b. Memantapkan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum; RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018 III-8 c. Memantapkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan yang desentralistik; d. Mengembangkan keserasian hubungan pusat-daerah, antar daerah dan antar kawasan, serta kemandirian daerah dalam pengelolaan pembangunan secara berkelanjutan; e. Memperkuat otonomi desa dan meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam aspek ekonomi, sosial, dan budaya; serta f. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa. 3.5. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Tujuan penataan ruang Provinsi adalah untuk mewujudkan tata ruang yang aman, nyaman, produktif, efektif, efisien, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, berbasis perdagangan, jasa dan industri kreatif yang bertaraf nasional. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis meliputi kajian fungsi, kedudukan, kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi berfungsi sebagai berikut : 1. Penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Provinsi dan Daerah; dan 2. Acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mengarahkan program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang. Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi menjadi pedoman bagi: 1. Penataan Ruang kawasan strategis Provinsi; 2. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan antar daerah dan antar pemangku kepentingan; 3. Pemanfaatan dan pengendalian ruang provinsi; dan 4. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Rinci Tata Ruang Kota, dan rencana sektoral lainnya. 3.6. Penentuan Isu-Isu Strategis Selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan, Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dituntut lebih responsif, kreatif dan inovatif dalam menghadapi perubahan-perubahan baik ditingkat lokal, regional maupun nasional. Perencanaan pembangunan hendaknya selalu memperhatikan isu-isu dan permasalahan yang mungkin RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018 III-9 dihadapi kedepan oleh masyarakat sehingga arah pelaksanaan pembangunan menjadi lebih tepat sasaran. Untuk itu perlu diantisipasi dengan perencanaan yang matang dan komprehensif sehingga arah pembangunan sesuai dengan tujuan pembangunan daerah. Memperhatikan isu-isu dan permasalahan pembangunan yang dihadapi diharapkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan menuju good governance and clean government sehingga akan berdampak pada kualitas pembangunan daerah. Berkaitan dengan isu-isu dan masalah pembangunan yang akan dihadapi Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2013-2018 tidak bisa dilepaskan dengan permasalahan dan isu pembangunan nasional. Secara umum, isu dan permasalahan yang dihadapi antara lain : a. Adanya tuntutan akuntabilitas tata pengelolaan pemerintahan. b. Perkembangan IPTEK yang pesat tidak dibarengi dengan semangat SDM untuk meningkatkan kemampuannya. c. Dinamika pengorganisasian dan ketatalaksanaan perangkat daerah d. Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan TUPOKSI untuk mewujudkan komitmen; Permasalahan tersebut memerlukan penanganan secara komprehensif yang mencakup arahan pemanfaatan ruang, indikasi program pemanfaatan ruang dan indikasi sumber pendanaan program serta pemanfaatan ruang. Implikasinya terhadap pelayanan tugas pokok dan fungsi Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut : 1. Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan TUPOKSI untuk mewujudkan akuntabilitas. 2. Meningkatkan komitmen aparatur dalam penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat. 3. Menerapkan kebijakan pola kerja, yang sesuai dengan potensi dan kondisi daerah sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Pusat dalam menetapkan kebijakan Nasional yang strategis dengan memperhatikan kepentingan Daerah. Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat adalah kondisi yang menjadi perhatian karena dampaknya yang signifikan dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018 III-10 sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang. Berdasarkan hasil analisis terhadap isu strategis Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, dapat diidentifikasi beberapa yaitu : 1. Efektivitas penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi perangkat daerah; dan 2. Optimalisasi kapasitas pelayanan dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan. RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2013-2018 III-11