BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (WHO, 2001). Hal ini berarti seseorang dikatakan sehat apabila seluruh aspek dalam dirinya dalam keadaan tidak terganggu baik tubuh, psikis, maupun sosial. Apabila fisiknya sehat, maka mental (jiwa) dan sosialpun sehat, demikian pula sebaliknya, jika mentalnya terganggu atau sakit, maka fisik dan sosialnya akan sakit. Kesehatan harus dilihat secara menyeluruh sehingga kesehatan jiwa merupakan bagian dari kesehatan yang tidak dapat dipisahkan (Stuart, 2007). American Psychiathric Association (1994) mendefinisikan gangguan jiwa sebagai suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang sangat penting. Secara klinis yang terjadi pada seorang dan dikaitkan dengan adanya distres atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih fungsi area penting) atau disertai peningkatan risiko kematian yang menyakitkan, atau sangat kehilangan kebebasan (Videbeck, 2008). Asuhan Keperawatan Pada.., DYAS DESTIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013 Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan perilaku klien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi sistem klien atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. American Nurse Association mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa sebagai suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya (Stuart, 2007). Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat langsung, seperti pada masalah kesehatan fisik yang memperlihatkan bermacam - macam gejala dan disebabkan berbagai hal. Kejadian masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang berbeda. Banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan masalahnya mungkin menceritakan hal yang berbeda dan kontrakdiksi. Kemampuan mereka untuk berperan dalam menyesaikan masalah juga bervariasi (Keliat, 2007). Menurut data World Health Organization (2010), sebanyak 450 juta orang mengalami gangguan jiwa dan lebih dari 150 juta orang mengalami depresi, 25 juta orang menderita skizofernia, lebih dari 90 juta orang pengguna alkohol dan satu juta orang lebih bunuh diri setiap tahun. Menurut data Departemen Kesehatan (2009), jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 28 juta orang, Asuhan Keperawatan Pada.., DYAS DESTIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013 dengan kategori gangguan jiwa ringan 11,6 % dan gangguan jiwa berat 0,46 %. Hasil penelitian WHO (2009) di Jawa Tengah menyebutkan dari setiap 1.000 warga Jawa Tengah terdapat 3 orang yang mengalami gangguan jiwa. Sementara 19 orang dari setiap 1.000 warga Jawa Tengah mengalami stress. Berdasarkan hasil laporan Ruang Sadewa RSUD Banyumas bahwa jumlah klien yang mengalami gangguan jiwa tiga bulan terakhir yaitu Maret - Mei pada periode 2012 – 2013 terdapat sebanyak 191 klien. Untuk kondisi umum dari 191 klien diruang Sadewa didapatkan data 115 klien (60%) mengalami risiko perilaku kekerasan, 57 klien (30%) mengalami halusinasi, 19 klien (10%) mengalami harga diri rendah, isolasi sosial, waham, defisit perawatan diri. Skizofrenia yang mempunyai gejala utama penurunan persepsi sensori yaitu Halusinasi. Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem pengindraan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan baik. Maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat klien dapat menerima rangsangan dari luar dari dalam diri individu. Dengan kata lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dibutuhkan suatu pendekatan proses asuhan keperawatan bagi klien yang mengalami gangguan jiwa khususnya gangguan persepsi sensori halusinasi (Nasution, 2003). Asuhan Keperawatan Pada.., DYAS DESTIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013 A. Identifikasi Masalah Dalam identifikasi masalah ini, penulis mengidentifikasi permasalahan tentang bagaimana cara menegakkan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah keperawatan yang utama yaitu gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran yang meliputi pengkajian klien, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan. B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Tujuan Umum : Melaporkan penerapan asuhan keperawatan jiwa pada Ny. J dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran. Tujuan Khusus : Untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada klien Ny. J dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran meliputi : 1. Menggambarkan pengkajian pada klien yang mengalami gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran. 2. Menggambarkan data klien dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran. 3. Menggambarkan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran. 4. Menggambarkan intervensi keperawatan pada klien dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran. Asuhan Keperawatan Pada.., DYAS DESTIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013 5. Menggambarkan implementasi keperawatan pada klien dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran. 6. Menggambarkan hasil tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran. 7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan jiwa secara lengkap pada klien dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran. C. Pengumpulan Data Pengumpulan data study kasus ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Observasi Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pendekatan dan observasi terhadap klien secara langsung dirumah sakit. 2. Wawancara Pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya jawab dan anamnesis kepada klien atau orang terdekat dan pada tenaga kesehatan lainya. 3. Studi Literatur Pengumpulan data dengan cara menggali sumber – sumber buku yang ada dan browsing internet yang berkaitan dengan halusinasi pendengaran. 4. Studi Dokumentasi Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah catatan – catatan tentang kasus klien yang terdapat pada format – format dokumentasi maupun yang terdapat pada rekam medis. Asuhan Keperawatan Pada.., DYAS DESTIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013 D. Tempat dan Waktu Asuhan keperawatan dilakukan di ruang Sadewa RSUD Banyumas dari tanggal 10 – 12 Juni 2013. E. Manfaat Penulisan Manfaat penulisan adalah 1) Bagi penulis sebagai sarana atau alat untuk menambah pengetahuan dan memperoleh pengalaman khususnya dibidang keperawatan jiwa. 2) Bagi Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa Terpadu RSUD Banyumas : a) Hasil tugas akhir / asuhan keperawatan ini dapat dipakai sebagai bahan masukan terhadap hasil penerapan asuhan keperawatan yang telah diberikan. b) Hasil tugas akhir / asuhan keperawatan ini dapat dipakai sebagai dokumentasi asuhan keperawatan halusinasi pendengaran di ruang Sadewa RSUD Banyumas. 3) Bagi institusi universitas muhammadiyah purwokerto yang menggunakan RSUD Banyumas sebagai lahan praktek, dengan hasil tugas akhir / asuhan keperawatan ini dapat dijadikan sebagai gambaran dan masukan dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan jiwa tentang halusinasi. 4) Bagi para pembaca diharapkan hasil tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan masukan dalam pengembangan ilmu keperawatan di masa yang akan datang bagi institusi akademik. Asuhan Keperawatan Pada.., DYAS DESTIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013 F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penulisan, pengumpulan data, tempat dan waktu, manfaat penulisan, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka membahas tentang pengertian, etiologi, tanda dan gejala, proses terjadinya masalah, psikopatologi, rentang respon, pohon masalah, diagnosa keperawatan, dan fokus intervensi. BAB III : TINJAUAN KASUS Tinjauan kasus membahas tentang pengkajian, masalah keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan, evaluasi. BAB IV : PEMBAHASAN Menguraikan tentang pembahasan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pembahasan yang menelaah kesenjangan antara teori dengan masalah laporan kasus dalam hal pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. BAB V : PENUTUP Penutup membahas tentang kesimpulan dan saran. yang berisi tentang kesimpulan dari pembahasan kasus secara teori dan langsung yang terjadi di lapangan serta saran yang penulis berikan kepada berbagai pihak. Asuhan Keperawatan Pada.., DYAS DESTIANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013