124 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Rotasi Jabatan dengan Prestasi Kerja Karyawan di PT. INTI (Persero) Bandung”. Setelah membuat suatu kesimpulan selanjutnya penulis mencoba memberikan saran-saran, dengan harapan adanya perbaikan khususnya bagi objek penelitian dan pihak lain yang berkepentingan dengan skripsi ini. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Rotasi Jabatan di PT. INTI (Persero) Bandung, yang diukur melalui indikator (1) sikap kerja, (2) sikap pribadi, dan (3) kondisi kerja telah berjalan dengan baik walaupun masih ada kelamahan. Dari ketiga indikator tersebut, indikator yang memiliki rata-rata skor terbesar adalah sikap kerja, disusul oleh kondisi kerja sedangkan sikap pribadi berada pada urutan terakhir atau urutan paling rendah. 2. Prestasi kerja karyawan yang telah mengalami rotasi jabatan di PT. INTI (Persero) Bandung, yang diukur melalui indikator (1) kinerja, (2) kompetensi, dan (3) pengembangan SDM sudah baik walaupun masih belum tercapai secara maksimal, sehingga perlu ditingkatkan lagi. Dari ketiga indikator tersebut, indikator yang memiliki rata-rata skor terbesar adalah 125 kinerja, disusul oleh kompetensi sedangkan Pengembangan SDM berada pada urutan terakhir atau urutan paling rendah. 3. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa tingkat prestasi kerja antara karyawan laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan. Sedangkan tingkat prestasi kerja antara karyawan yang berusia 21-30 tahun dengan karyawan yang berusia 31-40 tahun berbeda, tingkat prestasi kerja karyawan yang berusia 21-30 tahun dan usia ≥ 41 tahun berbeda, sementara antara karyawan yang berusia 31-40 tahun dan ≥ 41 tahun tidak ada perbedaan yang signifikan. Dilihat dari jenjang pendidikan menunjukkan bahwa terjadi perbedaan tingkat prestasi kerja antara karyawan yang berpendidikan SMU dan Diploma, SMU dan Sarjana. Sedangkan antara karyawan yang berpendidikan Diploma dan Sarjana tidak ada perbedaan. 4. Terdapat hubungan yang positif antara rotasi jabatan dengan prestasi kerja karyawan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji korelasi Rank Spearman menunjukkan hubungan tingkat sedang yaitu sebesar 0,46. Setelah melakukan uji signifikasi atau uji ternyata thitung lebih besar ttabel dengan 3,6616 > 2,0105, dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Terdapat Hubungan yang Positif antara Rotasi Jabatan dengan Prestasi Kerja Karyawan”, dapat diterima. Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi antara variabel X dan Y dilihat dari karyawan yang berusia 21-30 tahun sebesar 0,06 (sedang), usia 31-40 tahun sebesar 0,54 (sedang), dan usia ≥ 41 tahun sebesar 0,64 (tinggi). 126 Sedangkan uji korelasi antara variabel X dan Y dilihat dari karyawan yang berpendidikan SMU sebesar 0,41 (sedang), pendidikan Diploma sebesar 0,42, dan pendidikan Sarjana sebesar 0,56. B. Saran Atas dasar temuan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka saransaran yang diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Data hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata indikator sikap pribadi pada variabel rotasi jabatan memiliki rata-rata paling rendah di antara indikator yang lain. Hasil ini menunjukkan bahwa rotasi jabatan khususnya sikap pribadi karyawan harus lebih diperhatikan. Dalam hal ini pihak perusahaan lebih meningkatkan kepedulian terhadap minat dan kepuasan kerja karyawan, antara lain dengan memberikan pemahaman kepada karyawan bahwa rotasi jabatan yang dilakukan sebagai langkah untuk promosi jabatan. Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi yang terus menerus mengenai kebijakan rotasi jabatan. 2. Data hasil penelitian juga menunjukkan skor rata-rata indikator Pengembangan SDM pada variabel prestasi kerja memiliki rata-rata paling rendah diantara indikator yang lain. Hasil ini menunjukkan pengembangan SDM karyawan di PT. INTI (Persero) Bandung perlu ditingkatkan lagi antara lain melalui peningkatkan pengembangan karyawan sesuai dengan teknologi dan tuntutan pekerjaan, memberi dorongan kepada karyawan untuk menjalin hubungan kemanusiaan yang harmonis baik dengan pimpinan maupun dengan 127 rekan kerja. Selain itu Perusahaan perlu memperhatikan perbaikan berkesinambungan terhadap karyawan, dalam hal ini karyawan memperoleh kesempatan yang sama dalam pengembangan karirnya. 3. Untuk karyawan yang berusia 21-30 tahun pihak perusahaan harus lebih meningkatkan kepedulian terhadap Pendidikan dan kompetensi yang dimiliki oleh setiap karyawan, dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan yang memadai untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan. 4. Rotasi jabatan memiliki hubungan dengan prestasi kerja karyawan. Untuk itu perusahaan harus senantiasa memperhatikan faktor tersebut untuk dijadikan indikator peningkatan prestasi kerja perusahaan. Hal ini dapat dilakukan melalui penetapan kebijakan rotasi jabatan yang tepat agar dapat memotivasi karyawan untuk dapat bekerja lebih efektif dan efisien sehingga akan meningkatkan produktivitas bagi perusahaan. Pihak perusahaan harus memperhatikan faktor usia karyawan, karena semakin bertambahnya usia karyawan dengan sendirinya memiliki masa kerja yang lama sehingga dalam waktu yang lama akan ada kecenderungan menurunnya semangat kerja karena jenuh dengan rutinitas sehari-hari. Selain itu jenjang pendidikan karyawan juga perlu dipertimbangkan didalam pelaksanaan rotasi jabatan, agar perusahaan dapat dengan mudah melakukan rotasi jabatan seorang karyawan ke pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Diharapkan dengan saran ini akan dapat memberikan masukan-masukan yang berrmanfaat bagi perusahaan dalam melaksanakan rotasi jabatan sehingga dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan.