perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: EVA RHISNA ANDRETTI NIM. F0307101 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul : STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN commit to user ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN PENGESAHAN Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, guna melengkapi tugas-tugas dan dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, 17 Desember 2011 Tim Penguji Skripsi : 1. (Dr. Payamta, M.Si., Ak.) NIP. 19660925 199203 1 002 2. Muhammad Syafiqurrahman, S.E., M.M., Ak. NIP. 19800604 200501 1 001 3. (Sri Hanggana, M.Si., Ak.) NIP. 19661125 199402 1 001 commit to user iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini aku persembahkan untuk : Mama dan Papaku Rhesa, Pipin dan Yaya Keluarga Besarku Sahabat-sahabatku Semua orang yang pernah hadir dalam hidupku Masa depanku commit to user iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN MOTTO Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak. (Mazmur 37:5) Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. (Amsal 23:18) Write your plan in pencil, but give God the eraser. His way is much better than we could have chosen. Trust Him! (Awanama) commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Kelayakan Peternakan Ayam Ras Petelur Ditinjau dari Aspek Ekonomi dan Keuangan”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik. Namun, penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Tetapi, berkat adanya bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, maka akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih atas segala bimbingan dan bantuan kepada: 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Dr. Wisnu Untoro, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Santoso Tri H, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Sri Hanggana, M.Si, Ak., selaku dosen pembimbing yang selama ini telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan sehingga skripsi ini dapat to diselesaikan dengan baik. commit user vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5. Lulus Kurniasih, SE, M.Si.Ak., selaku pembimbing akademik yang selama masa perkuliahan selalu memberikan bimbingan dan arahannya. 6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staf dan karyawan yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan, serta pelayanan kepada penulis. 7. Mama dan Papaku tersayang, Mama Dalyanti dan Papa Andre Sugiyanto yang selalu memberiku kasih sayang, perhatian, dukungan, didikan serta doa di setiap waktu. 8. Adik-adikku, Rhesa Rhisma Andrean, Yosephin Rhistra Andretti dan Chintia Rizta Andretti, yang memberiku dukungan dan doa. 9. Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku. 10. Sahabat-sahabatku, Putri, Cui, Ninuk, Dina, dan Nia yang selalu membantu, mendukung, dan mendoakanku serta mengisi hari-hariku. Kebersamaan dengan kalian akan selalu menjadi kenangan. J 11. Sahabat doaku, Terezia Mei Indriarti Pinto, yang selalu mendukungku dalam keseharian lewat motivasi dan doa serta terimakasih bantuan laptopnya. J 12. Mas-mbak dan adek-adek keluarga besar PMK FE UNS terkasih, yang telah mengisi hari-hariku dengan memberikan keceriaan, motivasi, dan dukungan doanya untukku. Selamanya kita bersaudara dalam JC. J 13. Kakak rohaniku, Meyka Fatmawati, yang mengajar serta membimbingku untuk menjadi seorang yang takut akan Tuhan dan melayani-Nya. 14. Sahabatku terkasih, Maria Kristin Pancawati, yang selalu mendukung dan mendoakanku meskipun jarak kita jauh. commit to user vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15. Prasetyo, yang selalu mendoakanku dan mendukungku. Terimakasih untuk setiap kenangan yang ada. 16. Rekan seperjuanganku, Fajrika Cahyaning Dewi, yang telah bersama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsi ini dan terimakasih untuk kebersamaan kita selama ini. J 17. Teman-teman Akuntansi’07, yang melewati suka dan duka di jurusan Akuntansi bersama semasa kuliah. 18. Semua kawan yang pernah singgah dalam hidupku dan mengisi hari-hari bersama, terimakasih untuk setiap kenangan dan pelajaran hidup yang telah kalian berikan. 19. Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis tulis satu per satu. Pembuatan skripsi ini telah memberikan pengalaman dan manfaat yang besar bagi penulis, dan penulis pun berharap semoga skripsi ini juga dapat bermanfaat bagi orang lain. Sesungguhnya penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan pada skripsi ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat menjadi lebih baik lagi. Surakarta, 9 November 2011 Penulis commit to user viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL…………………………………….....….…..…... I HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....……………..……. ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………..…….. iii HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………..……... iv HALAMAN MOTTO…………………………………………..…..…. v KATA PENGANTAR………………………………………..…….…. vi DAFTAR ISI…………………….…………………......……....…….... ix DAFTAR TABEL……………………...…………………..…..…........ xi DAFTAR LAMPIRAN………………………………….…….....….... xiii ABSTRAK………………………………………………..….……….... xiv ABSTRACT………………………………………….....…….………... xv BAB I PENDAHULUAN……...…...……………....……………....... 1 A. Latar Belakang..............………...……..…....…………........…… 1 B. Rumusan Masalah………………………....…………......…….... 5 C. Tujuan Penelitian…….………………......………………...……. 5 D. Manfaat Penelitian……………….......……………...……..……. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..……….......………............... 7 A. Peternakan Ayam Ras Petelur..............................................…..... 7 B. Value Chain Analysis………...…....……......…......……….…..... 11 C. Studi Kelayakan Bisnis..…………...................………..….…...... 13 D. Aspek Ekonomi dan Keuangan dalam Studi Kelayakan............... commit to user ix 14 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN..........………….............……….. 19 A. Populasi dan Sampel….......…..…..…..…..…..…..…......……. 19 B. Jenis Data..........................................................................……. 21 C. Metode Pengumpulan Data.…..…..…..…..…..................……. 22 D. Metode Analisis Data.......................…..…..…..…..….....……. 22 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN…..…..…..…....…......... 24 A. Pelaksanaan Penelitian.............................…..…..…..….....…… 24 B. Pembahasan Hasil Penelitian..............................................…… 24 BAB V PENUTUP…..…..…..….....…....…....…....…....…....…....... 48 A. Simpulan…………………………………………................ 48 B. Keterbatasan Penelitian..….....…....…...…....…..............…...... 49 C. Saran............………………………………………….............. 50 DAFTAR PUSTAKA……………………………….......………….. 52 LAMPIRAN DAFTAR TABEL Halaman Tabel III.1 Populasi Ayam Petelur di Eks-Karesidenan Surakarta Tahun 2010............................................................... Tabel III.2 19 Distribusi Sampel......................................................... 20 Tabel IV. 1 Investasi Peternakan Ayam Ras Petelur Per 100 Ekor Ayam per 31 commit Juli 2011……….....………………… to user x 26 perpustakaan.uns.ac.id Tabel IV. 2 digilib.uns.ac.id Pendapatan Peternakan Ayam Petelur Per 100 Ekor Ayam Per Bulan……….......…....….........…....….... Tabel IV. 3 Perincian Biaya Depresiasi Kandang Per 100 Ekor Ayam Per Bulan...….......….........….................….... Tabel IV. 4 35 .. Perincian Biaya Tetap Peternakan Ayam Ras Petelur Per 100 Ekor Ayam Per Bulan…...……...…............. Tabel IV. 12 34 Perincian Biaya Listrik Per 100 Ekor Ayam Per Bulan...…................................................................... Tabel IV. 11 34 Perincian Biaya Gaji Pegawai Kandang Per 100 Ekor Ayam Per Bulan......................................................... Tabel IV. 10 33 Perincian Biaya Gaji Pegawai Kantor Per 100 Ekor Ayam Per Bulan....……………………………....... Tabel IV. 9 31 Perincian Biaya Amortisasi Ayam Afkir Per 100 Ekor Ayam Per Bulan…....................................…....…..... Tabel IV. 8 31 Perincian Biaya Depresiasi Sepeda Motor Per 100 Ekor Ayam Per Bulan.….........................…....…..... Tabel IV. 7 30 Perincian Biaya Depresiasi Mobil Per 100 Ekor Ayam Per Bulan.....…..….........….......….........…....…...... Tabel IV. 6 30 Perincian Biaya Depresiasi Bangunan Per 100 Ekor Ayam Per Bulan....…....….........………............…... Tabel IV. 5 28 36 Perincian Biaya Pakan Per 100 Ekor Ayam Per Hari....….........…....…................................................ 38 Tabel IV. 13 .. Perincian Biaya Vaksin dan Obat Per 100 Ekor Ayam Per Hari.......…..........…....…....….........…....…....... Tabel IV. 14 Perincian Biaya Variabel Peternakan Ayam Petelur Per 100 Ekor Ayam Per Hari…......…....…....…............. Tabel IV. 15 40 Laba Peternakan Ayam Petelur Per 100 Ekor Ayam Per Bulan…..….........…....…....….........…....…....... Tabel IV. 16 39 41 ROI Peternakan Ayam Petelur Per 100 Ekor Ayam Per commit to user Bulan..….....…....…....……....…....….........…....….. ..... xi 43 perpustakaan.uns.ac.id Tabel IV. 17 digilib.uns.ac.id PBP Peternakan Ayam Petelur Per 100 Ekor Ayam Per Bulan..….....…....…....….......…....….........…....…... Tabel IV. 18 44 .... Peternakan Ayam Petelur Per 100 Ekor Ayam Per BEP Bulan..….....…....…....…....……....….........…....….. 46 ..... DAFTAR LAMPIRAN halaman Lampiran I Kuesioner Penelitian............................................................. 53 Lampiran II Rekap Data Kuesioner …………………….................…… 55 commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK STUDI KELAYAKAN PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN Eva Rhisna Andretti NIM. F0307101 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan dari peternakan ayam ras petelur jika ditinjau dari aspek ekonomi dan keuangannya. Penelitian ini mengambil sampel lima peternakan ayam ras petelur yang tersebar di beberapa area eks-Karesidenan Surakarta. Data diperoleh dengan melakukan wawancara kuesioner terhadap pemilik atau pengelelola peternakan, dan data yang digunakan seperti data keuangan peternakan bulan Juli 2011. Dalam penelitian ini telah digunakan analisis kriteria investasi, yang dilihat dari nilai ROI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh sampel termasuk dalam usaha yang layak untuk diteruskan, karena nilai rata-rata ROI yang dihasilkan sampel lebih besar dari tingkat suku bunga bank per bulan. ROI yang dihasilkan sampel adalah 2,56% dan suku bunga bank 1,05%. Selain itu, penulis juga memperhitungkan PBP dan BEP di mana hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel peternakan membutuhkan rata-rata PBP selama 3 tahun 3 bulan untuk dapat menutup keseluruhan biaya investasinya. Selanjutnya, untuk dapat mencapai BEP sampel peternakan harus melakukan penjualan sebanyak 1.302 butir atau 81,37kg per 100 ekor ayam layer. Kata kunci : kelayakan, peternakan ayam ras petelur, ROI, PBP, BEP commit to user xiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRACT FEASIBILITY STUDY OF LAYER CHICKEN FARM OBSERVED FROM ECONOMICS AND FINANCIAL ASPECT Eva Rhisna Andretti NIM. F0307101 The purpose of this researsch is to find out about feasibility of layer chicken farm if being observed from economics and financial aspect. The research use five layer farms for sample which spread in some areas of ex-Karesidenan Surakarta. Data was collected by doing questionnaire interview to the owner or manager of the farm, and data which be used like farm’s financial data on July 2011. In this research have used the analysis of investment criteria, which was seen from value of ROI. The results of this research showed that all of the samples were categorized as feasible to be forwarded, because the average value of ROI was bigger than their bank interest rate per month. It means that ROI was 2,56% and interest rate was 1,05%. Besides, the writer also calculated PBP and BEP where the results of this research showed that samples need average of PBP for 3 years and 3 months to cover all of the invenstment costs. Moreover, to reach BEP samples must sale 1.083 piece of eggs or 81,37 kg per 100 layers. Keywords : feasibility, layer farm, ROI, PBP, BEP commit to user xv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang diikuti peningkatan dalam gerak kemajuan pembangunan, peningkatan pendapatan masyarakat, perbaikan tingkat pendidikan, perubahan gaya hidup (lifestyle), perkembangan jumlah penduduk dan kesadaran akan arti penting peningkatan gizi berdampak pada pola makanan yang terus meningkat pada masyarakat (Daryanto, 2008). Daging, susu dan telur adalah produk pangan asal ternak yang sangat penting dalam memenuhi gizi dan mencerdaskan masyarakat, di samping itu juga adalah komoditas ekonomi yang strategis. Daging asal ternak diperoleh dari berbagai sumber yaitu unggas, ruminansia besar, ruminansia kecil dan ternak lain. Sementara itu susu diperoleh dari ruminansia besar dan ruminansia kecil, dan telur diperoleh dari unggas. Kebutuhan protein bagi manusia berbeda-beda tergantung kepada umur, jenis aktivitas, dan faktor lainnya. Protein asal hewan sangat penting bagi manusia karena komposisi asam aminonya lebih seimbang dibandingkan protein nabati. Selain itu, protein hewani merupakan sumber mineral penting, sumber vitamin B12 yang tidak terdapat dalam produk nabati, dan yang lebih penting adalah memiliki rasa yang lebih lezat. Kebutuhan protein dari hewani dapat dipenuhi hewan air, yaitu ikan dan produk air lainnya, serta hewan ternak, seperti ayam, kambing, dan sapi. Dari berbagai sumber protein tersebut, daging dan telur yang berasal dari ayam merupakan sumber protein yang mudah ditemukan dan memiliki harga yang mudah dijangkau. Namun commit to user jika melihat dari tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap daging dan telur perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2 ayam yang merupakan sumber protein masih rendah, menandakan bahwa masyarakat Indonesia masih kekurangan asupan protein, padahal daging dan telur ayam merupakan sumber protein yang mudah paling didapatkan. Telur merupakan jenis makanan bergizi yang sangat populer di kalangan masyarakat dan merupakan salah satu sumber protein hewani (Sanjaya, 2007). Telur dihasilkan oleh unggas seperti ayam, bebek, angsa, dll. Telur paling banyak dipasok oleh ayam ras petelur dan merupakan sumber protein hewani asal ternak termurah dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Ayam dapat diternakkan dengan mudah dengan modal yang relatif kecil. Telur merupakan sumber protein hewani yang paling tinggi nilai biologisnya, hal ini berarti telur merupakan sumber protein yang paling mudah dicerna. Khomsan (2010) menyatakan bahwa tingkat konsumsi protein telur di Indonesia tertinggal jauh dibanding negara lain. Konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia masih jauh ketinggalan dibandingkan negara lain, seperti Jepang dan Inggris. Jumlah penduduk yang besar dengan konsumsi telur yang hanya 50 butir per kapita per tahun sangat kecil jika dibandingkan dengan Jepang yang sebanyak 269 butir dan Inggris yang mencapai angka 290 butir per kapita per tahunnya. Ali Khomsan juga menyatakan bahwa kurangnya asupan protein yang cukup akan membuat seseorang berpikir lambat dan memiliki perkembangan otak tidak optimal yang kemudian dapat berdampak pada minimnya SDM berkualitas. Bahkan dalam suatu studi pada tahun 2008 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia hanya menduduki peringkat 107, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan bangsa Indonesia rendah (United Nation Development Programme - UNDP 2007/2008). commit to user Untuk mengatasi hal tersebut, konsumsi protein hewani bangsa Indonesia harus perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3 ditingkatkan, karena protein hewani memiliki peran dominan dalam hubungan antara kualitas otak dan gizi. Cara yang dapat ditempuh salah satunya dengan meningkatkan konsumsi telur di kalangan masyarakat. Selama ini masyarakat Indonesia makan hanya untuk menghilangkan rasa lapar saja bukan sebagai sarana pemenuhan nutrisi (Utoyo, 2008). Tetapi data standar nasional menunjukkan bahwa konsumsi protein per hari per kapita ditetapkan 55 gram, yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani (Merdeka, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa hal yang harus diupayakan untuk pemenuhan gizi bagi masyarakat masih tinggi baik dalam hal pemberian pengetahuan dan penyediaan sumber protein bagi masyarakat salah satunya adalah telur ayam. Telur ayam selain dibutuhkan sebagai pemenuh kecukupan gizi juga memiliki sifat income estic demand. Artinya, jika pendapatan seseorang meningkat, maka konsumsi telur juga akan meningkat. Beberapa tahun yang lalu industri perunggasan baik ayam pedaging maupun petelur mengalami krisis karena serangan virus Avian Influenza (AI). Namun demikian, banyak yang memprediksi bahwa pada tahun-tahun mendatang konsumsi telur akan meningkat. Rahimi et. Al (2007) menyatakan bahwa dengan pemberian antibodi kepada ayam serta pemeliharaan sistem pemeliharaan yang baik dapat menekan kemungkinan ayam terjangkit virus AI. Dengan kemungkinan untuk menekan penyebaran virus AI serta adanya pertambahan pada permintaan pasokan telur dari ayam ras ini berkorelasi secara positif pada usaha ternak ayam ras petelur yang telah ada di Indonesia karena dengan pertimbangan tersebut pengembangan usaha ternak ayam petelur akan menjadi lebih potensial di masa depan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4 Rendahnya konsumsi masyarakat terhadap telur ayam serta upaya Pemerintah untuk meningkatkan konsumsi tersebut merupakan suatu peluang bagi para pengusaha perunggasan untuk mendukung peningkatan konsumsi telur ayam di Indonesia. Hal tersebut didukung juga adanya keberhasilan atas upaya penekanan virus AI. Indonesia memiliki penduduk yang banyak, dan pendapatan masyarakat diperkirakan akan terus meningkat, tentunya faktor ini akan mendorong peningkatan konsumsi daging dan telur ayam. Merdeka (2010) menyatakan bahwa secara ekonomi pengembangan usaha ternak ayam ras petelur ini memiliki prospek bisnis menguntungkan, karena permintaan selalu bertambah. Hal tersebut dapat berlangsung ketika perekonomian berjalan secara normal. Peningkatan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat yang diikuti dengan kesadaran akan gizi menyebabkan permintaan produk hewani menjadi tinggi. Tentunya faktor tersebut akan mendorong peningkatan konsumsi telur ayam, dan hal ini merupakan indikasi yang baik bagi para pengusaha ternak untuk menjalankan usaha ternak. Upaya pengembangan terhadap suatu usaha tentunya tidak lepas pada masalah kepentingan investasi yang harus diupayakan. Mengupayakan suatu investasi untuk sebuah usaha perlu melakukan studi kelayakan bisnis. Hal ini dilakukan untuk melihat peluang perusahaan dalam jangka panjang, mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian. Studi kelayakan adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan commit to user untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5 ditunda dan bahkan tidak dijalankan (wikipedia, 2011). Untuk mendesain suatu studi kelayakan bisnis perlu ditentukan aspek-aspek apa saja yang akan dipelajari. Faktorfaktor yang umumnya perlu dinilai dalam menyusun studi kelayakan bisnis adalah menyangkut dengan beberapa aspek antara lain aspek pemasaran, aspek teknik, aspek manajemen dan aspek keuangan. Apabila gagasan usaha yang telah dinyatakan layak secara segi ekonomi, dalam pelaksanaan jarang mengalami kegagalan kecuali disebabkan oleh faktor-faktor uncontrollable (seperti banjir, kebakaran, dan bencana alam lainnya). Studi kelayakan bisnis ini menjadi pedoman kinerja bukan saja dalam hal investasi tetapi juga pada proses produksi, pengeluaran biaya, pemasaran, hingga kepemimpinan dalam usaha yang dilakukan. Banyaknya usaha ternak ayam ras petelur di wilayah surakarta yang masih mungkin untuk berkembang menjadi lebih besar lagi maka dalam skripsi ini penulis mengambil judul “Uji Kelayakan Peternakan Ayam Ras Petelur Menurut Aspek Ekonomi dan Keuangan”. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka perumusan masalah yang diambil adalah Apakah usaha peternakan ayam ras petelur layak dijalankan ditinjau dari aspek ekonomi dan keuangan? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisa kelayakan secara ekonomi dan finansial usaha peternakan ayam ras petelur yang ada. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Dapat dijadikan sebagai masukan dan informasi dalam menghitung dan menganalisis kelayakan dari usaha peternakan yang telah dijalankan serta dapat berguna bagi perkembangan usaha yang terkait. 2. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan kajian dalam hal terkait, yaitu mengenai masalah kelayakan finansial agroindustri ayam ras petelur. 3. Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah ke dalam praktik yang sesungguhnya serta memberikan tambahan wawasan yang lebih luas. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul. Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe: 1. Tipe Ayam Petelur Ringan. Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari to user galur murni white leghorn. commit Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan. 2. Tipe Ayam Petelur Medium. Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga. Meskipun terdapat perbedaan pada fisik telur, dari segi gizi dan rasa relatif sama. Produksi telur yang baik dapat tercapai jika beberapa parameter dapat terpenuhi, seperti bobot badan dan keseragaman sebagai penentu kualitas serta sistem manajemen yang baik. Pedoman teknis budidaya ayam ras petelur: a. Penentuan Lokasi Tiga syarat lokasi yang baik bagi peternakan adalah: 1. Lokasi yang jauh dari keramaian/perumahan penduduk. commit to user 2. Lokasi mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 3. Lokasi terpilih bersifat menetap, tidak berpindah-pindah. b. Penyiapan sarana dan peralatan 1) Kandang Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 oC, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan. 2) Peralatan Hal yang harus diperhatikan adalah pentingnya peralatan teknis yang memadai dan lengkap untuk menunjang kelancaran proses produksi peternakan. 3) Penerangan dan pengaturan suhu Pengaturan temperatur disesuaikan commit to user sengan umur anak ayam. Pengaturan ini hanya dilakukan pada masa pemeliharaah stater. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 4) Penyiapan bibit Kriteria dari bibit yang baik adalah berasal dari induk yang sehat, bulu tampak halus dan lembut, pertumbuhannya baik, punya nafsu makan yang bagus, tidak ada letakan kotoran di duburnya, gemuk, dan tidak ada cacat fisik. 5) Konversi ransum Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih baik dari sejumlah ransum yang dimakannya. Protein pada ransum yang diberikan pada ayam ras petelur akan berpengaruh pada performans produksi telur (Suprijatna, 2005). c. Pemeliharaan Kualitas masa pemeliharaan pullet (calon petelur) akan menentukan kualitas layer (ayam ptelur dewasa). Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan adalah sebagai berikut: 1) Sanitasi dan Tindakan Preventif Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. 2) Pemberian Pakan Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu). Pemberian commit to user pakan ini akan mempengaruhi kualitas dari telur yang akan dihasilkan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 3) Pemberian Vaksinasi dan Obat Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam, yaitu: a) Vaksin aktif vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif. b) Vaksin inaktif vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan atau dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit. B. VALUE CHAIN ANALYSIS Womack et al. (1990) dalam Widarsono (2005) mendefinisikan Value Chain Analysis (VCA) sebagai berikut: “ …..is a technique widely applied in the fields of operations management, process engineering and supply chain management, for the analysis and subsequent improvement of resource utilization and product flow within manufacturing processes.” commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 Sedangkan Shank and Govindarajan (1992); Porter (2001) juga dalam Widarsono (2005), mendefinisikan value chain analysis sebagai alat untuk memahami rantai nilai yang membentuk suatu produk. Rantai nilai ini berasal dari seluruh aktivitas yang dilakukan, mulai dari pengadaan bahan baku hingga sampai ke tangan konsumen, termasuk juga pelayanan purna jual. Jika mengacu pada pengertian-pengertian tersebut, maka value chain analysis terhadap industri peternakan ayam adalah sebagai berikut: 1. Ayam yang diternak (baik untuk jenis pedaging maupun petelur) berasal dari telur. 2. Selanjuntnya ayam tersebut dierami dan ditetaskan, sehingga dihasilkan ayam DOC (Daily Old Chicken). 3. DOC yang sudah lahir, dipilih dan ditentukan untuk menjadi ayam ras pedaging ataupun ras petelur. 4. Para peternak akan memasok DOC sebagai bibit usaha ternak mereka, DOC yang dipilih sesuai dengan usaha peternak, DOC pedaging untuk usaha ayam broiler, dan DOC petelur untuk usaha ayam petelur. 5. Setelah dipelihara dan dikembangkan sebagai ayam pedaging atau petelur, kemudian ayam-ayam tersebut dapat dipanen dan diperoleh hasilnya. Hasil yang diperoleh adalah daging untuk ayam jenis pedaging, dan telur untuk ayam petelur. 6. Daging yang dihasilkan oleh ayam jenis pedaging akan dipasarkan dan dijual kepada masyarakat luas, yang akan mengkonsumsinya untuk memenuhi kebutuhan gizinya (protein hewani). Konsumsi ini dapat dilakukan oleh commit to user keluarga-keluarga, ataupun industri-industri seperti restaurant, catering, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 rumah makan cepat saji, dan jenis-jenis usaha lainnya yang memerlukan daging ayam. 7. Jika daging ayam yang berasal dari ayam ras pedaging akan dikonsumsi oleh masyarakat, maka telur yang berasal dari ayam petelur juga akan dijual kepada masyarakat yang membutuhkan telur untuk memenuhi kebutuhan proteinnya, dan sama seperti ayam pedaging, konsumsi terhadap telur mungkin dilakukan oleh keluarga-keluarga ataupun usaha-usaha yang memerlukan telur. C. STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan proyek atau bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek ekonomi dan keuangannya, di mana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditidakjalankan (Wikipedia, 2011). Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu ide usaha yang direncanakan (Ibrahim, 2009). Pengertian layak dalam penelitian ini adalah kemungkinan dari ide suatu usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat (benefit), baik dalam aspek financial ataupun nonfinansial. Aspek-aspek dalam studi kelayakan usaha terbagi menjadi dua bagian yaitu aspek primer dan aspek sekunder. Aspek primer merupakan aspek yang commit to user utama dalam penyusunan studi kelayakan. Aspek primer ini terdapat dalam semua perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 sektor usaha yang terdiri dari: aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, dan aspek ekonomi. Aspek sekunder adalah aspek pelengkap yang disusun berdasarkan permintaan instansi/lembaga yang terkait dengan objek studi, yaitu aspek analisis mengenai dampak lingkungan dan aspek social. Secara umum analisis kelayakan usaha terbagi menjadi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, dan aspek keuangan. D. ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN DALAM STUDI KELAYAKAN Untuk melakukan uji kelayakan bisnis terhadap peternakan ayam petelur yang tersebar di eks-Karesidenan Surakarta, penulis akan menggunakan aspek ekonomi dan keuangan untuk menentukan kelayakan industri tersebut. Penilaian dari aspek ekonomi dan keuangan menyangkut dengan hal-hal berikut: 1. Investasi Jumlah dan investasi apa saja yang diperlukan dalam rencana kegiatan usaha atau proyek yang akan dikerjakan harus jelas, baik mengenai jumlah dan jenisnya, maupun harga dari masing-masing investasi. Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan usaha atau proyek, terdiri dari pengadaan tanah, gedung, mesin, peralatan, biaya pemasangan, biaya feasibility study, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan pembangunan proyek. Investasi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan jumlah biaya pembangunan awal dan modal kerja yang dibutuhkan sampai suatu usaha dapat beroperasi dan menghasilkan produknya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 2. Pendapatan Pendapatan merupakan arus masuk yang menambah harta bersih (ekuitas) dari seluruh transaksi yang bersifat peripheral atas kegiatan operasional pokok entitas dalam satu periode tertentu. Dalam SAK, IAI (2007:23.1) menyatakan bahwa pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa. Jenis pendapatan yang diperoleh dari usaha peternakan ayam ras petelur adalah penjualan atas telur. 3. Biaya Biaya merupakan arus keluar yang mengurangi harta bersih (ekuitas) dari seluruh transaksi yang bersifat peripheral atas kegiatan operasional pokok entitas dalam satu periode tertentu. IAI (2007:13) mendefinisikan beban sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Istilah biaya dan beban yang tersebut di atas memiliki pengertian yang sama. Perhitungan biaya ini harus disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga tidak ada unsur biaya yang tertinggal. Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost), dan biaya semi variabel (semi vaiable cost). Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan commit to user tertentu, contohnya adalah biaya depresiasi, asuransi, dan bahan bakar. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan maka semakin rendah pula jumlah biaya variabelnya, contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku. Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding, contohnya adalah biaya listrik. Karena perilaku biaya semi variabel mendekati perilaku biaya tetap, maka biaya semi variabel diasumsikan sebagai biaya tetap. 4. Laba Laba adalah keuntungan bersih yang diperoleh dari pengurangan jumlah keseluruhan pendapatan yang diperoleh dengan keseluruhan biaya operasional setiap periodenya. Laba usaha dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Laba 5. Analisis Kriteria Investasi Analisis kriteria yang dimaksud ini adalah mengadakan perhitungan mengenai layak (feasible) atau tidaknya usaha atau proyek yang dikembangkan dilihat dari segi kriteria investasi. Analisis ini sangat diperlukan apabila usaha yang direncanakan dalam bentuk jenis kegiatan produksi. Analisis kriteria dilihat dari segi berikut ini: a. Return on Investment (ROI) Return on Investment (ROI) adalah kriteria investasi yang commit to user digunakan untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyediaan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 pendanaan ekuitas dan utang, yaitu investor dan kreditur. Rasio ini digunakan untuk melakukan analisis profitabilitas dari suatu usaha atau proyek. ROI digunakan untuk membandingkan laba atas investasi antara investasi-investasi yang sulit dibandingkan dengan menggunakan nilai moneter. Semakin tinggi ROI sebuah usaha atau proyek, maka proyek tersebut semakin bagus kinerjanya. Rumus dari ROI adalah sebagai berikut: b. Pay Back Period (PBP) Pay back period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas bersih (net cash flows). Dengan demikian PBP dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang dibutuhkan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Ibrahim (2009:154) menyatakan bahwa semakin cepat pengembalian biaya investasi sebuah proyek, semakin baik proyek tersebut, karena semakin lancar perputaran modalnya. Berikut ini adalah formula untuk menghitung pay back period : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 c. Break-Even Point (BEP) Analisa break-even adalah suatu teknik untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, dan volume kegiatan (Rianto, 2010:359). Sedangkan break-even point adalah titik pulang pokok di mana total revenue = total cost, sehingga perusahaan tidak mendapatkan keuntungan atau menderita kerugian. Semakin lama sebuah perusahaan mencapai titik pulang pokok, semakin besar saldo rugi karena keuntungan yang diterima masih menutupi segala biaya yang telah dikeluarkan. Perhitungan break-even point dapat dilakukan dengan menggunakan rumus aljabar, dan dapat dlakukan dengan dua cara, yaitu : 1) Break-even point atas dasar unit (Quantity) BEP (Q) = FC P - VC 2) Break-even point atas dasar sales dalam rupiah BEP (Rupiah) = FC VC 1P Keterangan: Q = Kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual FC = Fixed Cost (Biaya tetap) P = Harga jual per unit V = Biaya variabel per unit commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19 BAB III METODE PENELITIAN A. POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang ingin diteliti oleh penulis (Sekaran, 2006). Populasi yang diteliti oleh penulis adalah peternakan-peternakan ayam ras petelur yang berlokasi di wilayah eksKaresidenan Surakarta, yaitu Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, dan Klaten. Jumlah seluruh populasi peternakan ayam ras petelur di wilayah eks-Karisidenan Surakarta tersaji dalam tabel di bawah ini: Tabel III.1 Populasi Ayam Petelur di Eks-Karesidenan Surakarta Tahun 2010 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Kabupaten/ Kota Kabupaten Boyolali Kabupaten Karanganyar Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Klaten Kabupaten Sragen Kabupaten Wonogiri Kota Surakarta JUMLAH Jumlah (ekor) 793.413 1.853.142 706.654 936.742 398.047 11.150 4.699.148 Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Tabel III. 1 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan populasi ayam petelur yang berada di wilayah eks-Karesidenan Surakarta pada tahun 2010 adalah sejumlah 4.699.148 ekor ayam. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 2. Sampel Adalah sekelompok atau sebagian dari populasi, sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006). Sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah 5 peternakan ayam ras petelur yang tersebar di sentra peternakan yang ada di Kabupaten Karanganyar dan Boyolali dengan kriteria-kriteria di bawah ini: a. Merupakan usaha Peternakan ayam ras petelur. b. Berlokasi di wilayah eks-Karisidenan Surakarta. c. Mampu memberikan data dan informasi yang wajar. Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan di peternakan ayam ras petelur, penulis memperoleh 5 sampel peternakan yang bersedia memberikan data dan informasi. Berikut ini adalah distribusi sampel dalam penelitian ini: Tabel III. 2 Distribusi Sampel Nama Peternakan Lokasi Kapasitas (ekor) Star Farm Desa Pronasan, Karanganyar 66.000 THR Farm Desa Gondangrejo, Karanganyar 12.000 Peternakan Yudianto Desa Gondangrejo, Karanganyar 10.000 Peternakan Antonius Desa Sambi, Boyolali 8.000 Peternakan Tulus Desa Sambi, Boyolali 6.000 Tabel III.2 menunjukkan jumlah kapasitas masing-masing sampel peternakan ayam ras petelur yang ada di Kabupaten Karanganyar dan Boyolali. Jumlah kapasitas tersebut bila ditotal menjadi 102.000 ekor ayam. Jumlah kapasitas tersebut memang tidak dapat mewakili seluruh kapasitas total ayam yang ada di eks-Karisidenan Surakarta. Hal tersebut dikarenakan sulitnya akses commit to user bagi penulis unttuk memperoleh data dan informasi dari peternakan ayam ras perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 petelur yang ada. Tidak semua peternakan bersedia memberikan data dan informasi yang diperlukan karena menurut kebanyakan peternak data dan informasi tersebut besifat rahasia. . B. JENIS DATA 1. Data Primer Sekaran (2006) menyatakan bahwa data primer merupakan data mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik suatu studi. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan data primer yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada pemilik atau pengelola peternakan ayam ras petelur yang ada di Kabupaten Karanganyar dan Boyolali. Dengan dasar kuesioner yang ada dilakukan wawancara untuk mendapatkan data secara langsung dari peternak. Selain dengan menyebar kuesioner, penulis juga melakukan pengamatan terhadap peternakan ayam petelur yang diteliti. 2. Data Sekunder Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang, dan bukan peneliti yang melakukan studi mutakhir (Sekaran, 2006). Data sekunder dapat berupa data internal atau eksternal organisasi dan diakses melalui internet, penelusuran dokumen, atau publikasi informasi. Data sekunder yang dipakai oleh penulis adalah literatur-literatur seperti buku, majalah, dan jurnal-jurnal ilmiah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti penulis yang dapat diperoleh dari internet maupun perpustakaan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22 C. METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan cara memberikan kuesioner kepada pemilik atau pengelola peternakan ayam ras petelur yang ada di Kabupaten Karanganyar dan Boyolali. Pengisian kuesioner dilakukan penulis dengan cara wawancara dengan dasar pertanyaan-pertanyaan yang tertera di kuesioner yang meliputi data inventaris peternakan, biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, dan penjualan yang terjadi. D. METODE ANALISIS DATA Agar dapat mengetahui kelayakan bisnis peternakan ayam petelur yang berlokasi di eks-Karesidenan Surakarta, penulis akan menggunakan salah satu aspek dalam studi kelayakan bisnis, yaitu aspek ekonomi dan keuangan. Dalam aspek ekonomi dan keuangan yang dianalisa adalah : 1. Investasi. 2. Pendapatan. 3. Biaya. 4. Laba. 5. Kriteria investasi yang dilihat dari segi Return on Investment (ROI), Pay Back Period (PBP), dan Break-Even Point (BEP). Untuk dapat menentukan kelayakan bisnis peternakan ayam petelur yang tersebar di Karesidenan Surakarta, penulis akan melakukan analisis dengan cara menghitung kriteria-kriteria investasi berikut ini : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23 1. Return on Investment (ROI) Semakin tinggi ROI sebuah usaha atau proyek, maka proyek tersebut semakin bagus kinerjanya, dan proyek tersebut semakin layak. Suatu usaha dikatakan layak apabila ROI lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku pada saat usaha tersebut diusahakan. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga pinjaman bank responden pada saat survey dilaksanakan. Apabila ROI > tingkat suku bunga pinjaman, berarti proyek layak, sedangkan jika ROI < tingkat suku bunga pinjaman, proyek tidak feasible (layak). 2. Pay Back Period (PBP) PBP dapat digunakan untuk menilai kualitas sebuah proyek, semakin cepat pengembalian investasi sebuah proyek, maka semakin baik proyek tersebut. 3. Break-Even Point (BEP) Semakin lama sebuah proyek mencapai break-even point, semakin besar saldo rugi karena keuntungan yang diterima masih menutupi segala biaya yang telah dikeluarkan. Sehingga akan lebih baik apabila sebuah proyek semakin cepat dalam mencapai BEP-nya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner ke beberapa peternakan ayam ras petelur yang berada di daerah Kabupaten Karanganyar dan Boyolali yang mewakili seluruh peternakana ayam petelur di wilayah eksKarisidenana Surakarta secara langsung. Penelitian ini mengambil 5 peternakan ayam ras petelur yang berlokasi di dua Kabupaten tersebut sebagai sampel. Peternakan-peternakan ayam ras petelur tersebut adalah Peternakan Tulus dan Peternakan Antonius yang berlokasi di Desa Sambi, Boyolali; Peternakan Yudianto dan THR Farm yang berlokasi di Desa Gondangrejo serta Star Farm yang berlokasi di Desa Pronasan, Karanganyar. B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Studi kelayakan merupakan cara yang dapat dilakukan untuk menentukan tingkat kelayakan suatu proyek sehingga dapat diketahui kelayakan dari proyek tersebut untuk dijalankan. Penelitian ini melihat kelayakan suatu proyek berdasarkan aspek ekonomi dan keuangan. Dalam penelitian ini, proyek yang dimaksudkan adalah usaha peternakan ayam ras petelur yang berlokasi di Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari kedua Kabupaten tersebut sebanyak 5 usaha peternakan. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dan diolah oleh penulis, berikut adalah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25 pembahasan mengenai kelayakan usaha peternakan ayam petelur yang tersebar di eks-Karesidenan Surakarta apabila dilihat dari segi ekonomi dan keuangan: 1. Investasi Investasi yang diperlukan dalam usaha peternakan ayam petelur adalah aktiva-aktiva yang terkait dengan segala bentuk persiapan atas usaha peternakan tersebut mulai dari pembangunan hingga pelaksanaan kegiatan operasinya. Aktiva-aktiva yang terkait dengan pembangunan usaha antara lain adalah tanah, kandang ayam, pembangunan gudang penyimpanan dan mess untuk pegawai, sarana transportasi seperti mobil ataupun motor. Selain aktiva-aktiva tersebut, aktiva-aktiva yang dibutuhkan dalam pelaksanaan usaha setiap periodenya juga harus diperhitungkan, seperti kas yang digunakan untuk pembayaran gaji pegawai dan listrik, serta persediaan ayam siap telur (layer), konsentrat, katul, jagung, serta vaksin dan obat. Penelitian ini membagi aktiva-aktiva yang ada ke dalam dua kelompok yaitu aktiva tetap dan aktiva lancar. Jumlah dan jenis investasi yang dimiliki oleh peternakan sampel sangat dipengaruhi oleh kapasitas peternakan dan juga kemampuan pemilik peternakan dalam mendanai pembangunan peternakan. Penghitungan atas investasi ini sangat diperlukan untuk menentukan biaya, titik impas, menghitung laba, dan penghitungan keuangan serta pendanaan peternakan lainnya. Berikut ini disajikan rincian atas investasi peternakan ayam petelur yang ada di Kabupaten Karanganyar dan Boyolali dalam Tabel IV.1: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26 Tabel IV.1 Investasi Peternakan Ayam Petelur per 100 Ekor Ayam Per 31 Juli 2011 Nama Peternakan THR Farm Star Farm Peternak an Yudianto Peternak an Antonius Peternak an Tulus 21.600.000 3.600.000 3.350.000 3.150.000 2.600.000 34.300.000 148.500.00 0 27.720.000 21.000.00 0 18.000.00 0 13.140.00 0 228.360.000 74.250.000 13.860.000 10.500.00 0 9.000.000 6.570.000 114.180.000 3.300.000.0 00 600.000.00 0 500.000.0 00 400.000.0 00 300.000.0 00 5.100.000.00 0 Persediaan Pakan: Persediaan vaksin & obat 762.300.00 0 164.160.00 0 122.130.0 00 100.512.0 00 72.468.00 0 1.155.351.96 0 3.300.000 600.000 500.000 400.000 300.000 5.100.000 Total Aktiva Lancar AKTIVA TETAP 4.309.950.0 00 809.940.00 0 657.530.0 00 531.102.0 00 494.900.0 00 6.803.752.00 0 Tanah 700.000.00 0 187.500.00 0 46.250.00 0 112.500.0 00 180.000.0 00 1.226.250.00 0 Bangunan 10.000.000 9.500.000 9.000.000 6.000.000 11.000.00 0 45.500.000 Kandang 1.980.000.0 00 300.000.00 0 250.000.0 00 240.000.0 00 180.000.0 00 2.950.000.00 0 Mobil 200.000.00 0 - - - - 200.000.000 Kendaraan 26.000.000 - - - - 26.000.000 Total Aktiva Tetap 2.916.000.0 00 497.000.00 0 305.250.0 00 358.500.0 00 371.000.0 00 4.447.750.00 0 TOTAL INVESTASI Jumlah Ayam Layer Harga Ayam Layer Kapasitas Kandang 7.225.950.0 00 1.306.940.0 00 962.780.0 00 889.602.0 00 865.900.0 00 11.251.502.0 00 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000 commit 50.000 to user 50.000 50.000 50.000 50.000 12.000 15.000 177.000 Keterangan Total AKTIVA LANCAR Kas Piutang Dagang Persediaan Telur Persediaan Ayam Layer 50.000 100.000 32.000 18.000 perpustakaan.uns.ac.id INVESTASI PER 100 EKOR digilib.uns.ac.id 27 10.948.409 10.891.167 9.627.800 11.120.02 5 14.431.66 7 11.030.884 Sumber : data yang diolah Tabel IV.1 merupakan perincian investasi yang diperlukan dalam usaha peternakan ayam ras petelur yang ada di Kabupaten Karanganyar dam Boyolali. Perincian di atas di dapatkan kesimpulan bahwa, untuk menjalankan sebuah usaha peternakan ayam petelur diperlukan investasi sebesar Rp11.030.884,00. Nilai total investasi yang diperlukan untuk peternakan dengan total kapasitas 102.000 ekor ayam siap telur (layer) adalah sebesar Rp11.251.502.000,00 yang terbagi atas aktiva lancar sebesar Rp6.803.752.000,00 dan aktiva tetap Rp4.447.750.000,00. Dapat dilihat pula di dalam tabel, bahwa dari kelima peternakan ayam petelur yangg menjadi sampel, Peternakan Tulus memiliki keperluan investasi yang paling tinggi yaitu sebesar Rp14.431.667,00 dengan kapasitas 6.000 ekor ayam layer. 2. Pendapatan Pendapatan merupakan aliran kas masuk yang diperoleh dari penjualan barang-barang hasil produksi atas kegiatan usaha yang dilakukan. Peternakan ayam ras petelur memiliki produk berupa telur ayam, jadi pendapatan yang diterimanya berasal dari penjualan telur yang dihasilkan. Peternakan ayam ras petelur dapat menghasilkan dan menjual produksi telurnya setiap hari. Jumlah pendapatan dalam usaha peternakan ayam ras petelur ini dapat dihitung dengan mengalikan nilai kilogram telur ayam yang diproduksi dengan harga jual telur tersebut. Perhitungan atas pendapatan ini commit to user dilakukan dalam masa satu bulan untuk setiap 100 ekor ayam siap telur perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28 (layer). Perhitungan jumlah produksi telur dilakukan dengan berpedoman pada kemungkinan ayam bertelur setiap harinya, berdasarkan data yang diperoleh. Jumlah tersebut kemudian dikonversikan ke dalam satuan kilogram, selanjutnya dikalikan dengan harga normal telur. Berikut merupakan rincian penghitungan pendatapan peternakan ayam ras petelur yang ada di Kabupaten Karanganyar dan Boyolali, yang dihitung per 100 ekor ayam setiap bulannya: Tabel IV. 2 Pendapatan Peternakan Ayam Petelur per 100 Ekor Ayam per Bulan Keterangan Jumlah Ayam Layer Persentase ayam bertelur per hari Jumlah Telur per hari (butir) Jumlah Telur per hari (kg) Harga Telur per kg Penjualan Telur per hari Penjualan Telur per bulan Pendapatan per 100 ekor per bulan THR Farm Nama Peternakan Peternak Peternak Star an an Farm Yudianto Antonius Peternak an Tulus Total 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000 75% 77% 70% 75% 73% 74% 49.500 9.240 7.000 6.000 4.380 75.480 3.094 578 438 375 274 4.718 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 37.125.000 6.930.000 5.250.000 4.500.000 3.285.00 0 56.610.000 1.113.750. 000 207.900.0 00 157.500.0 00 135.000.0 00 98.550.0 00 1.698.300. 000 1.687.500 1.732.500 1.575.000 1.687.500 1.642.50 0 1.665.000 Asumsi: 1 kg telur = 16 butir Sumber : data yang diolah Data pada Tabel commit IV.2 di to atas menunjukkan persentase ayam bertelur user setiap harinya adalah 74% dari jumlah layer yang ada, hal ini berarti dalam perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29 suatu peternakan ayam petelur mampu menghasilkan 74 telur per harinya per 100 ekor ayam atau sebanyak 4,62 kg telur per hari per 100 ekor. Hasil produksi dari total kapasitas 102.000 ekor ayam layer adalah 75.480 butir telur atau 4.718 kg telur. Jumlah telur tersebut menghasilkan pendapatan dalam periode satu bulan peternakan ayam petelur sebesar Rp1.665.000,00 atas penjualan produk telur yang dihasilkan dari 100 ekor ayam layer. Sedangkan untuk pendapatan yang mampu dihasilkan seluruh kapasitas (120.000 ekor ayam layer) adalah sebesar Rp1.698.300.000,00 dalam satu bulan. Peternakan yang memperoleh pendapatan paling tinggi adalah Star Farm yaitu Rp1.732.500,00 dengan tingkat persentase ayam bertelur 77% dari 12.000 ekor ayam layer, sedangkan peternakan yang pendapatannya paling sedikit adalah Peternakan Yudianto yaitu Rp1.575.000,00 dengan tingkat persentase ayam bertelur 70% dari kapasitas 10.000 ekor ayam layer. 3. Biaya Biaya merupakan seluruh pengeluaran kas yang dilakukan dalam proses pelaksanaan usaha peternakan ayam ras petelur ini. Biaya dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya tetap terdiri atas biaya depresiasi aktiva tetap, biaya amortisasi ayam afkir, biaya gaji pegawai, dan biaya listrik. Biaya variabel dikeluarkan untuk melakukan pembelian pakan yang terdiri dari konsentrat, jagung dan katul serta biaya pembelian vaksin dan obat. Berikut merupakan perincian masing-masing biaya yang ada: a. Biaya tetap (Fixed cost) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30 Biaya tetap dalam usaha peternakan ayam petelur terdiri dari gaji pegawai, biaya listrik, biaya depresiasi kandang, biaya depresiasi bangunan, biaya depresiasi mobil, biaya depresiasi motor, dan biaya amortisasi ayam afkir. Berikut ini adalah perincian biaya tetap yang dikeluarkan sampel peternakan ayam petelur: 1) Biaya depresiasi Aktiva tetap yang dimiliki oleh peternakan ayam petelur seperti kandang, bangunan, mobil, dan sepeda motor harus dihitung biaya depresiasi per periodenya. Penghitungan biaya depresiasi akan disajikan dalan Tabel IV.3, Tabel IV.4, Tabel IV.5, dan Tabel IV.6. Berikut adalah penghirungan biaya depresiasi aktiva tetap yang ada: Tabel IV.3 Perincian Biaya Depresiasi Kandang per 100 Ekor per Bulan Keterangan Nilai Kandang Unit Total nilai kandang Umur Ekonomis (Tahun) Tingkat Depresiasi Depresiasi Kandang per tahun Depresiasi Kandang per bulan THR Farm Nama Peternakan Star P. P. Farm Yudianto Antonius P. Tulus Total 60.000.000 25.000.00 0 25.000.00 0 30.000.00 0 30.000.00 0 170.000.00 0 33 12 10 8 6 69 1.980.000.0 00 300.000.0 00 250.000.0 00 240.000.0 00 180.000.0 00 2.950.000.0 00 10 10 10 10 10 10 10% 10% 10% 10% 10% 10% 198.000.00 0 30.000.00 0 25.000.00 0 24.000.00 0 18.000.00 0 295.000.00 0 16.500.000 2.500.000 2.000.000 1.500.000 24.583.333 commit to user 2.083.333 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31 Jumlah Ayam 66.000 Depresiasi Kandang per 100 25.000 per bulan Sumber: data yang diolah 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000 20.833 20.833 25.000 25.000 24.101 Tabel IV.4 Perincian Biaya Depresiasi Bangunan per 100 Ekor per Bulan Keterangan Total nilai Bangunan Umur Ekonomis (Tahun) Tingkat Depresiasi Depresiasi Bangunan per tahun Depresiasi Bangunan per bulan Nama Peternakan Peternak Peternak Star an an Farm Yudianto Antonius THR Farm Peternak an Tulus Total 10.000.0 00 9.500.0 00 9.000.000 6.000.000 11.000.00 0 45.500.0 00 20 20 20 20 20 20 5% 5% 5% 5% 5% 5% 500.000 475.000 450.000 300.000 550.000 2.275.00 0 41.667 39.583 37.500 25.000 45.833 189.583 Jumlah Ayam 66.000 Depresiasi Bangunan per 100 per 63 bulan Sumber : data yang diolah 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000 330 375 313 764 186 Tabel IV.5 Perincian Biaya Depresiasi Mobil per 100 Ekor per Bulan Keterangan Nilai Mobil Unit Total nilai Mobil Umur Ekonomis (Tahun) THR Farm Nama Peternakan Peternaka Peternaka Star n n Farm Yudianto Antonius Peternaka n Tulus Total 200.000.0 00 - - - - 200.000.0 00 1 - - - - - - - - 200.000.0 00 8 8 8 8 200.000.0 00 8 commit- to 8 user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32 Tingkat Depresiasi Mobil Depresiasi Mobil per tahun Depresiasi Mobil per bulan 12,50% 12,50% 12,50% 12,50% 12,50% 12,50% 25.000.00 0 - - - - 25.000.00 0 2.083.333 - - - - 2.083.333 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000 3.157 - - - - 2.042 Jumlah Ayam Depresiasi Mobil per 100 per bulan Sumber; data yang diolah Tabel IV.6 Perincian Biaya Depresiasi Sepeda Motor per 100 Ekor per Bulan Keterangan Nama Peternakan Peternaka Peternaka Star n n Farm Yudianto Antonius THR Farm Nilai Sepeda Motor Total 13.000.00 0 - - - - 13.000.00 0 2 - - - - 2 Unit Total nilai Sepeda Motor Umur Ekonomis (Tahun) Tingkat Depresiasi Depresiasi Sepeda Motor per tahun Depresiasi Sepeda Motor per bulan Peternaka n Tulus 26.000.00 0 26.000.00 0 4 25% 4 25% 4 25% 4 25% 4 25% 4 25% 6.500.000 - - - - 6.500.000 541.667 - - - - 541.667 66.000 120.00 0 10.000 8.000 6.000 102.000 821 - - - - 531 Jumlah Ayam Depresiasi Speda Motor per 100 per bln Sumber: data yang diolah Data pada Tabel IV.3 menunjukkan adanya biaya depresiasi atas kandang yang harus ditanggung peternakan sebesar Rp24.101,00 per bulan per 100 ekor ayam, di man kandang memiliki umur ekonomis selama 10 tahun dan tingkat depresiasi sebesar 10%. Dari Tabel IV.4 dapat disimpulkan biaya depresiasi commit to user bangunan sebesar Rp186,00 per bulan per 100 ekor ayam dengan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33 umur ekonomis selama 20 tahun d an tingkat depresiasi 5%. Tingkat depresiasi 12,5% dan umur ekonomis selama 8 tahun, diperoleh biaya depresiasi mobil Rp2.042,00 per bulan per 100 ekor ayam, rincian atas penghitungannya dapat dilihat di Tabel IV.5. Tabel IV.6 menyajikan rincian biaya depresiasi sepeda motor yang menghasilkan biaya depresiasi sebesar Rp531,00 per bulan per 100 ekor ayam dengan tingkat depresiasi 25% dan umur ekonomis 4 tahun. 2) Biaya Amortisasi Ayam Afkir Biaya amortisasi dikenakan atas nilai ayam layer yang dimiliki dikurangi dengan nilai dari ayam yang mati. Jumlah dari ayam mati diasumsikan sebesar 20% dari jumlah ayam layer yang ada. Nilai ayam layer dihitung dengan mengalikan harga perolehan ayam dengan jumlah ayam layer yang ada, sedangkan nilai ayam yang mati diperoleh dari jumlah ayam yang mati dengan harga jual ayam afkir. Ayam layer memiliki umur ekonomis 2 tahun, artinya ayam layer memiliki masa produktif untuk menghasilkan telur hingga usia 2 tahun. Ayam dengan usia diatas 2 tahun sudah tidak produktif lagi untuk menghasilkan telur. Dari Tabel IV.7 diperoleh biaya amortisasi usaha peternakan ayam petelur secara keseluruhan (102.000 ekor ayam) adalah sebesar Rp195.925.000,00 setiap bulan dari nilai yang harus diamortisasi sebesar Rp4.702.200.000,00, sedangkan biaya amortisasi yang harus ditanggung oleh peternakan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34 ayam ras petelur untuk 100 ekor ayam setiap bulan adalah Rp192.083,00. Berikut adalah rincian biaya amortisasi yang ada: Tabel IV.7 Perincian Biaya Amortisasi Ayam Afkir Per 100 Ekor Per bulan Keterangan THR Farm Jumlah Ayam Layer Harga Ayam Layer Nilai Ayam Layer Risiko Kematian Nilai diamortisasi Umur Ekonomis (Tahun) Amortisasi Amortisasi per bulan Amortisasi 100 ekor per bulan Peternak an Tulus Total 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 3.300.000. 000 20% 600.000. 000 20% 500.000. 000 20% 400.000.00 0 20% 300.000. 000 20% 5.100.000. 000 20% 13.200 2.400 2.000 1.600 1.200 20.400 13.000 13.000 13.000 13.000 13.000 13.000 257.400.00 0 46.800.0 00 39.000.0 00 31.200.000 23.400.0 00 397.800.00 0 3.042.600. 000 553.200. 000 461.000. 000 368.800.00 0 276.600. 000 4.702.200. 000 2 2 2 2 2 2 1.521.300. 000 276.600. 000 230.500. 000 184.400.00 0 138.300. 000 2.351.100. 000 126.775.00 0 23.050.0 00 19.208.3 33 15.366.667 11.525.0 00 195.925.00 0 192.083 192.083 192.083 192.083 192.083 192.083 Kematian (ekor) Harga Ayam Afkir Nilai kematian Nama Peternakan Peternak Peternaka Star an n Farm Yudianto Antonius Asumsi: 1 ekor ayam afkir = 1.5kg Harga ayam afkir Rp13000/kg Sumber: data yang diolah 3) Biaya Gaji Pegawai Pelaksanaan kegiatan operasi usaha peternakan ayam petelur, dibutuhkan beberapa tenaga kerja. Dalam usaha peternakan ayam petelur, pegawai dibagi menjadi 2 yaitu pegawai kantor dan commit to user pegawai kandang. Pegawai kantor bertugas mencatat hasil perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35 produksi telur sehari-hari, mengatur keuangan peternakan, melakukan pembukuan dan fungsi administratif lainnya. sedangkan pegawai kandang adalah mereka yang berkegiatan secara langsung di kandang ayam untuk memberi pakan, memberikan vaksin dan obat, membersihkan kandang, mengawasi kesehatan ayam, serta mengambil dan mengumpulkan telur dari kandang setiap harinya. Rincian penghitungan gaji pegawai kantor dan gaji pegawai kandang peternakan ayam petelur di Kabupaten Karanganyar dan Boyolali disajikan secara terpisah. Berikut merupakan rincian biaya gaji pegawai kantor dan kandang: Tabel IV.8 Perincian Biaya Gaji Pegawai Kantor Per 100 Ekor Per Bulan Keterangan Gaji Pegawai Kantor per bulan Jumlah Pegawai Kantor Total Gaji Pegawai Kantor per bulan Jumlah Ayam Gaji Pegawai Kantor per 100 per bulan Nama Peternakan Peternaka Peternaka n n Yudianto Antonius Total THR Farm Star Farm 800.000 750.000 750.000 600.000 600.000 700.000 2 1 1 1 1 6 1.600.00 0 750.000 750.000 600.000 600.000 4.200.00 0 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000 2.424 6.250 7.500 7.500 10.000 4.118 Peternaka n Tulus Sumber: data yang diolah Tabel IV.9 Perincian Biaya Gaji Pegawai Kandang Per 100 Ekor Per Bulan Keterangan Gaji Pegawai Kandang Jumlah Pegawai Kandang THR Farm 600.000 25 Nama Peternakan Peternaka Peternaka Star n n Farm Yudianto Antonius commit to user 450.000 525.000 5 4 Peternaka n Tulus Total 450.000 450.000 495.000 5 4 43 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36 Total Gaji Pegawai Kandang 15.000.00 0 2.250.00 0 2.100.000 2.250.000 1.800.000 21.285.00 0 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000 22.727 18.750 21.000 28.125 30.000 20.868 Jumlah Ayam Gaji Pegawai Kandang per 100 per bulan Sumber: data yang diolah Tabel IV.8 menunjukkan bahwa dengan total 6 pegawai untuk kapasitas keseluruhan (102.000 ekor) diperlukan biaya gaji sebesar Rp4.200.000,00 per bulan, sedangkan untuk biaya gaji pegawai kantor setiap bulan yang harus dibayarkan oleh peternakan untuk setiap 100 ekor ayam adalah sebesar Rp4.118,00. Pada Tabel IV.9 ditunjukkan perhitungan atas biaya gaji pegawai kandang. Tabel tersebut menunjukkan bahwa, peternakan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp21.285.000,00 untuk 43 pegawai dengan kapasitas total (102.000 ekor) per bulannya, atau sebesar Rp20.868,00 per bulan untuk setiap 100 ekor ayam. 4) Biaya Listrik Biaya listrik yang harus dikeluarkan oleh peternakan ayam petelur berbeda-beda, hal ini dipengaruhi luasnya lahan dan banyaknya kapasitas ayam layer yang ada. Berikut ini adalah rincian perhitungan biaya listrik per bulan dan per 100 ekor ayam peternakan ayam petelur: Tabel IV.10 Perincian Biaya Listrik Per 100 Ekor Per Bulan Keterangan THR Farm commit to Star Farm Nama Peternakan Peternaka Peternaka user n n Yudianto Antonius Peternaka n Tulus Total perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37 Biaya Listrik seluruh kapasitas per bulan Jumlah Ayam Biaya Listrik per 100 per bulan 5.000.00 0 600.00 0 500.000 300.000 200.000 6.600.00 0 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000 7.576 5.000 5.000 3.750 3.333 6.471 Sumber: data yang diolah Pada Tabel IV.10 tersaji total biaya listrik yang harus dikeluarkan oleh peternakan adalah sebesar Rp1.320.000,00 per bulan untuk semua kapasitas. Sedangkan, untuk biaya listrik yang harus dikeluarkan peternakan per 100 ekor adalah sebesar Rp1.294,00 per bulannya. Biaya listrik secara individu menunjukkan bahwa, THR Farm memiliki biaya listrik yang paling tinggi yaitu Rp7.576,00 per bulan per 100 ekor ayam, sedangkan Peternakan Tulus memiliki biaya yang paling kecil yaitu Rp3.333,00 per 100 ekor ayam per bulan. Setelah melakukan perincian terhadap komponen-komponen biaya tetap yang ada, dilakukan perincian secara keseluruhan biayabiaya tetap yang ada. Komponen-komponen biaya tetap yang telah dijabarkan, disatukan dan dijumlahkan. Berikut adalah perincian biaya tetap peternakan ayam petelur per 100 ekor per bulan: Tabel IV.11 Perincian Biaya Tetap Peternakan Ayam Petelur per 100 Per Bulan Biaya Tetap Gaji Pegawai Kantor Gaji Pegawai Kandang Listrik THR Farm 2.424 22.727 7.576 Nama Peternakan Peternak Peternak Star an an Farm Yudianto Antonius 6.250 Total 7.500 7.500 10.000 4.118 21.000 5.000 28.125 3.750 30.000 3.333 20.868 1.294 commit to user 18.750 5.000 Peternak an Tulus perpustakaan.uns.ac.id Depresiasi: Depresiasi Kandang Depresiasi Bangunan Depresiasi Mobil Depresiasi Kendaraan Amortisasi Ayam Afkir Biaya Tetap per 100 ekor ayam per bulan Kapasitas Biaya Tetap Keseluruhan digilib.uns.ac.id 38 25.000 20.833 20.833 25.000 25.000 24.101 63 330 375 313 764 186 3.157 - - - - 2.042 821 - - - - 531 192.083 192.083 192.083 192.083 192.083 192.083 253.851 243.247 246.792 256.771 261.181 245.223 66.000 167.541.6 67 120.000 29.189.5 83 10.000 24.679.16 7 8.000 20.541.66 7 6.000 15.670.83 3 102.000 250.127.9 17 Sumber:data yang diolah Tabel IV.11 di atas merupakan rincian dari seluruh biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh peternakan setiap bulan untuk 100 ekor ayam layer. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh sampel peternakan ayam petelur setiap bulannya untuk 100 ekor ayam adalah sebesar Rp245.223,00. Peternakan Tulus merupakan peternakan yang mengeluarkan total biaya tetap per 100 ekor yang paling besar apabila dibandingkan dengan sampel lainnya, yaitu sebesar Rp261.181,00, sedangkan pengeluaran biaya tetap terkecil dikeluarkan oleh Star Farm, dengan jumlah sebesar Rp243.247,00. Dari Tabel IV. 11 juga diketahui bahwa biaya tetap keseluruhan yang harus dikeluarkan sampel peternakan untuk 102.000 ekor ayam adalah sebesar Rp250.127.917,00. Tabel IV.11 tersebut merupakan penyajian secara keseluruhan dari biaya-biaya tetap yang sebelumnya telah dirinci pada tabel-tabel yang sebelumnya. Tabel-tabel tersebut antara lain Tabel IV.3, tabel commit useryang merinci biaya depresiasi aktiva IV.4, tabel IV.5, dan tabeltoIV.6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39 tetap per 100 ekor per bulan. Tabel IV.7 yang merinci biaya amortisasi per 100 ekor per bulan. Rincian biaya gaji pada tabel IV.8 dan tabel IV.9 per 100 ekor per bulan. selain itu, Tabel IV.10 yang merinci biaya listrik per 100 ekor per bulan. b. Biaya variabel (Variable cost) Biaya variabel terdiri dari biaya pembelian pakan (jenis pakan yang digunakan oleh sampel peternakan dalam penelitian ini adalah konsentrat, jagung, dan katul) dan pembelian vaksin dan obat. Berikut ini adalah pembahasan biaya-biaya tersebut: 1) Biaya pembelian pakan Peternakan ayam petelur memerlukan 3 jenis bahan sebagai campuran pakan ayam layer. Campuran tersebur terdiri atas konsentrat, jagung, dan katul. Berikut ini adalah perincian biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pakan ayam petelur: Tabel IV. 12 Perincian Biaya Pakan per 100 Ekor Ayam per Hari Keterangan THR Farm Nama Peternakan Peternaka Peternaka Star Farm n n Yudianto Antonius Peternak an Tulus Total Konsentrat per 100 ekor per hari: Jumlah (kg) 3,30 9,50 3,45 3,60 3,30 4,63 Harga per kg Nilai Konsentrat per 100 ekor per hari 5.000 4.800 5.000 4.700 5.000 4.900 16.500 45.600 17.250 16.920 16.500 22.687 Katul per 100 ekor per hari: Jumlah (kg) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40 2,20 - 2,30 2,40 2,20 1,82 2.500 - 2.700 2.400 2.800 2.080 5.500 - 6.210 5.760 6.160 3.786 Jumlah (kg) 5,50 - 5,75 6,00 5,50 4,55 Harga per kg Nilai Jagung per 100 ekor per hari 3.000 - 3.000 3.200 3.200 2.480 16.500 - 17.250 19.200 17.600 11.284 Biaya Pakan per 100 ekor per hari 38.500 45.600 40.710 41.880 40.260 37.757 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000 25.410.00 0 5.472.000 4.071.000 3.350.400 2.415.600 38.511.732 762.300.0 00 164.160.0 00 122.130.0 00 100.512.0 00 72.468.00 0 1.155.351.9 60 Harga per kg Nilai Katul per 100 ekor per hari Jagung per 100 ekor per hari: Jumlah Ayam Biaya Pakan seluruh Kapasitas per hari Biaya Pakan seluruh Kapasitas per bln Sumber: data yang diolah Tabel IV.12 merupakan rincian dari biaya yang harus dikeluarkan oleh peternakan dalam memenuhi kebutuhan pakan ayam layer yang ada. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan biaya yang diperlukan oleh peternakan ayam petelur dengan kapasitas 102.000 ekor ayam layer adalah sebesar Rp38.511.732,00 setiap harinya atau Rp37.757,00 per 100 ekor per hari. Peternakan yang memiliki biaya penyediaan pakan paling besar adalah Star Farm yaitu sebesar Rp45.600,00 per 100 ekor per hari, hal tersebut karena peternakan tersebur hanya menggunakan konsentrat untuk pakan sedangkan harga konsentrat sangat tinggi dibandingkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41 harga katul maupun jagung. Biaya pakan terendah adalah THR Farm yaitu sebesar Rp38.500,00 per 100 ekor per hari. 2) Biaya Vaksin dan Obat Berikut ini adalah perincian penggunaan vaksin dan obat oleh sampel peternakan ayam petelur selama satu periode: Tabel IV. 13 Perincian Biaya Vaksin dan Obat per 100 Ekor Ayam per Hari Keterangan Nama Peternakan Peternaka Peternaka n n Yudianto Antonius Peternaka n Tulus Total THR Farm Star Farm Biaya vaksin dan obat per bulan 3.300.00 0 600.000 500.000 400.000 300.000 5.100.00 0 Jumlah Ayam Biaya vaksin &obat per 100 per bulan Biaya vaksin &obat per 100 per hari 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 167 167 167 167 167 167 Sumber: data yang diolah Tabel IV.13 merinci biaya vaksin dan obat yang harus dikeluarkan oleh peternakan per 100 ekor ayam per hari. Dari penghitungan tersebut diperoleh hasil bahwa dibutuhkan biaya sebesar Rp167,00 per 100 ekor per hari untuk penyediaan vaksin dan obat. Angka tersebut besarnya sama untuk semua peternakan, hal ini karena harga vaksin dan obat uang cenderung stabil dan sama di setiap daerah. Biaya vaksin dan obat yang paling besar dimiliki THR Farm sebesar Rp3.300.000,00 untuk 66.000 ekor ayam. Biaya terendah dimiliki Peternakan Tulus sebesar Rp300.000,00 untuk 6.000 ekor ayam. Besar kecilnya biaya vaksin commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 42 dan obat ini sangat dipengaruhi oleh kapasitas masing-masing peternakan. Dari beberapa tabel perincian biaya di atas, dapat dibuat sebuah ringkasan biaya variabel seperti di tabel berikut: Tabel IV. 14 Perincian Biaya Variabel Peternakan Ayam Petelur per 100 Ekor per Hari Biaya Variabel Pakan Vaksin dan Obat Biaya Variabel per 100 ekorper hari Biaya Variabel per 100 ekorper bulan Jumlah Ayam Biaya Variabel per Seluruh Kapasitas per hari Biaya Variabel per Seluruh Kapasitas per bulan THR Farm Nama Peternakan Peternak Peternak Star an an Farm Yudianto Antonius Peternak an Tulus Total 38.500 45.600 40.710 41.880 40.260 37.757 167 167 167 167 167 167 38.667 45.767 40.877 42.047 40.427 37.923 1.160.000 1.373.000 1.226.300 1.261.400 1.212.800 1.137.698 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000 25.520.00 0 5.492.000 4.087.667 3.363.733 2.425.600 38.681.732 765.600.0 00 164.760.0 00 122.630.0 00 100.912.0 00 72.768.00 0 1.160.451.9 60 Sumber: data yang diolah Tabel IV.14 merupakan rincian biaya variable peternakan secara keseluruhan yang dihitung per 100 ekor ayam per hari. Tabel tersebut merangkum hasil dari perincian atas biaya pakan dalam tabel IV.12 dan biaya vaksin dan obat dalam tabel IV.13. penghitungan diatas menunjukkan kebutuhan biaya variable peternakan ayam ras petelur untuk 102.000 ekor ayam per harinya adalah Rp38.681.732,00 atau sebesar Rp1.160.451.960,00 per bulannya. Biaya per hari untuk 100 commit to user ekor ayam adalah sebesar Rp37.923,00. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43 4. Laba Usaha Laba usaha merupakan hasil yang diperoleh dari pengurangan atas total pendapatan dengan total biaya yang harus dikeluarkan. Laba dihitung dengan mengurangi total pendapatan yang diperoleh dengan total biaya variabel yang dikeluarkan untuk mendapatkan margin kontribusi. Margin kontribusi yang didapat kemudian dikurangi dengan biaya tetap yang dikeluarkan oleh peternakan untuk menentukan jumlah laba usaha yang di dapat. Laba usaha akan dihitung per 100 ekor ayam per bulan. Perincian atas laba usaha sampel peternakan ayam ras petelur yang ada di Kabupaten Karanganyar dan Boyolali akan disajikan dalam Tabel IV.15 berikut ini: Tabel IV. 15 Laba Peternakan Ayam Petelur per 100 Ekor Ayam per Bulan Nama Peternakan Keterangan THR Farm Total Peternak an Yudianto Peternak an Antonius Peternak an Tulus 1.575.000 1.687.500 1.642.500 1.665.000 1.226.300 1.261.400 1.212.800 1.137.698 Biaya Variabel Margin Kontribusi Biaya Tetap Laba Usaha per 100 Ekor Ayam per bulan 1.160.000 Star Farm 1.732.50 0 1.373.00 0 527.500 253.851 359.500 243.247 348.700 246.792 426.100 256.771 429.700 261.181 527.302 245.223 273.649 116.253 101.908 169.329 168.519 282.079 Jumlah Ayam Laba Usaha per Seluruh Kapasitas per bulan 66.000 12.000 10.000 8.000 6.000 102.000 180.608.3 40 13.950.3 60 10.190.80 0 13.546.32 0 101.111.4 00 287.720.5 80 Total Pendapatan 1.687.500 Sumber: data yang diolah Laba usaha yang diperoleh peternakan atas penjualan produk telur adalah Rp282.079,00 per 100 ekor ayam per bulan. Laba usaha seluruh commit to user kapasitas adalah Rp 287.720.580,00 per bulannya untuk 102.000 ekor ayam. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 44 Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel IV.15 yang merinci penghitungan laba usaha peternakan ayam petelur. Dari tabel tersebut juga dapat dilihat peternakan yang mampu menghasilkan laba usaha paling besar adalah THR Farm Rp273.649,00 per 100 ekor dan yang terendah adalah Peternakan Yudianto sebesar Rp101.908,00 per 100 ekor ayam. 5. Analisis Kriteria Investasi Kriteria investasi dilihat dari segi-segi berikut ini: a. Return on Investment (ROI) Rasio ini digunakan untuk menilai kelayakan investasi usaha atau proyek, suatu usaha dikatakan layak ungtuk dijalankan apabila ROI lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku pada saat usaha tersebut diusahakan. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung ROI: Dengan menggunakan rumus ROI tersebut, dapat dilakukan perhitungan terhadap sampel peternakan ayam petelur, berikut ini adalah hasil perhitungan ROI atas sampel yang diteliti penulis : Tabel IV. 16 ROI Peternakan Ayam Ras Petelur Per 100 Ekor Ayam Per Bulan Keterangan THR Farm Nama Peternakan Peternak Star an an Farm Yudianto Antonius commit to Peternak user Peternak an Tulus Total perpustakaan.uns.ac.id Laba Usaha per 100 ekor digilib.uns.ac.id 45 273.649 116.253 101.908 169.329 168.519 282.079 Investasi per 10.948.4 100 ekor 09 ROI 2,50% Suku Bunga Bank Per Bulan 1,05% Sumber: data yamg diolah 10.891.1 67 1,07% 9.627.80 0 1,06% 11.120.0 25 1,52% 14.431.6 67 1,17% 11.030.8 84 2,56% 1,05% 1,05% 1,05% 1,05% 1,05% Dengan melihat dan menganalisis Tabel IV. 16, dapat disimpulkan bahwa seluruh sampel peternakan ayam petelur dalam penelitian ini termasuk dalam usaha atau proyek yang layak untuk dijalankan. Kelayakan tersebut dapat dilihat dari rata-rata ROI yang dihasilkan oleh sampel peternakan yaitu 2,56% yang lebih besar dari suku bunga bank sebesar 1,05% per bulan. Kelayakan usaha untuk dijalankan juga terlihat dalam penrhitungan ROI untuk masing-masinh peternakan.. Dari Tabel IV. 16 juga diketahui bahwa peternakan yang menghasilkan ROI tertinggi adalah THR Farm dengan ROI 2,50%, dan peternakan yang menghasilkan ROI terkecil adalah Peternakan Yudianto dengan ROI sebesar 1,06%. b. Pay Back Period (PBP) Pay Back Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi yang dilakukan dengan menggunakan aliran kas bersih. Semakin cepat pengembalian dari sebuah proyek, maka kinerja proyek tersebut semakin baik. Rumus untuk menghitung pay back period adalah sebagai berikut : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 46 Berdasarkan rumus yang ada, pay back period sampel peternakan ayam petelur yang digunakan dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut : Tabel IV. 17 PBP Peternakan Ayam Ras Petelur Per 100 Ekor Per Bulan Keterangan THR Farm Investasi per 10.948.4 100 ekor 09 Laba Usaha per 100 ekor 273.649 Payback Period (bulan) 40,0 Payback Period (tahun) 3,33 Sumber: data yang diolah Nama Peternakan P. P. Star Yudiant Antoniu Farm o s P. Tulus Total 10.891.1 67 9.627.8 00 11.120.0 25 14.431.6 67 11.030.8 84 116.253 101.908 169.329 168.519 282.079 93,7 94,5 65,7 85,6 39,1 7,81 7,87 5,47 7,14 3,26 Dari Tabel IV. 17 di atas dapat diketahui bahwa jumlah total investasi yang diperlukan peternakan ayam petelur sebesar Rp11.030.884,00 untuk 100 ekor ayam dengan jumlah laba tahunan sebesar Rp282.079,00 membutuhkan rata-rata jangka waktu pengembalian selama 3 tahun 3 bulan untuk dapat menutup keseluruhan biaya investasinya. Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa peternakan yang memiliki PBP paling singkat adalah THR Farm yaitu 3 tahun 3 bulan untuk investasi sebesar Rp10.948.409,00. Sedangkan peternakan yang memiliki PBP terlama adalah Peternakan Yudianto dan Star Farm yaitu selama 7 tahun 10 bulan. Perbedaan PBP ini dipengaruhi oleh besar kecilnya investasi yang dilakukan oleh masing-masing peternakan. commit to user c. Break-Even Point (BEP) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 47 Break-even point adalah titik pulang pokok di mana total revenue sama dengan total cost. Semakin cepat suatu proyek dapat mencapai titik impas, maka semakin baik proyek tersebut.BEP dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1.) Break-even point atas dasar unit (Quantity) BEP (Q) = FC P - VC 2.) Break-even point atas dasar sales dalam rupiah BEP (Rupiah) = FC VC 1P Keterangan : Q = Jumlah unit produk yang dihasilkan dan dijual FC = Fixed Cost (Biaya tetap) P = Harga jual per unit V = Biaya variabel per unit Berdasarkan kedua rumus tersebut, maka Break-Even Point sampel peternakan dapat dihitung, dan hasil perhitungannuya dapat dilihat Tabel IV. 18 berikut ini : commit to user Tabel IV. 18 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 48 BEP Peternakan Ayam Ras Petelur Per 100 Ekor Per Bulan Nama Peternakan Peternak Peternak Star an an Farm Yudianto Antonius Keterangan THR Farm Biaya Tetap 253.851 243.247 246.792 256.771 261.181 245.223 Biaya Variabel Biaya variabel per unit Harga jual per unit 1.160.0 00 1.373.0 00 1.226.300 1.261.400 1.212.800 1.137.6 98 516 594 584 561 554 562 750 750 750 750 750 750 1.083 1.563 1.486 1.356 1.331 1.302 BEP (Dalam 812.083 rupiah) Sumber: data yang diolah 1.172.2 54 1.114.704 1.016.900 998.347 976.509 BEP (Q) Peternak an Tulus Total Perhitungan pada Tabel IV. 18 menunjukkan bahwa untuk mencapai titik pulang pokok atau BEP, peternakan harus mampu menjual produknya (telur) sebanyak 1.302 butir per 100 ekor ayam per bulan atau sebanyak 81,37 kg bila diasumsikan 1kg telur sama dengan 16 butir telur. Di dalam tabel juga dapat dilihat besarnya tingkat pendapatan yang harus dicapai oleh peternakan ayam petelur agar mencapai kondisi BEP adalah sebesar Rp976.509,00 per 100 ekor ayam per bulan. Masing-masing sampel peternakan ayam ras petelur yang ada memiliki jumlah produk dan pendapatan yang berbeda untuk mencapai kondisi BEP-nya. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah biaya tetap usaha itu, semakin besar jumlah biaya tetap sebuah usaha maka penjualan produknya juga harus semakin banyak, guna menutup biaya tetap yang dikeluarkan tersebut. Selain itu,persentase ayam bertelur per harinya juga commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49 berpengaruh. Semakin besar kemungkinan ayam bertelur, maka kondisi BEP juga semakin cepat dicapai. THR Farm harus mampu menjual produk telur sebanyak 1.083 butir dengan persentase ayam bertelur setiap harinya sebesar 75% untuk menutup biaya tetap sebesar Rp253.851,00. Star Farm harus mampu menjual produk telur sebanyak 1.563 butir dengan persentase ayam bertelur setiap harinya sebesar 77% untuk menutup biaya tetap sebesar Rp243.247,00. Peternakan Yudianto harus mampu menjual produk telur sebanyak 1.486 butir dengan persentase ayam bertelur setiap harinya sebesar 70% untuk menutup biaya tetap sebesar Rp246.792,00. Peternakan Antonius harus mampu menjual produk telur sebanyak 1.356 butir dengan persentase ayam bertelur setiap harinya sebesar 75% untuk menutup biaya tetap sebesar Rp256.771,00. Peternakan Tulus harus mampu menjual produk telur sebanyak 1.331 butir dengan persentase ayam bertelur setiap harinya sebesar 73% untuk menutup biaya tetap sebesar Rp261.181,00. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 50 BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Dari penelitian terhadap peternakan ayam ras petelur di wilayah eksKaresidenan Surakarta ini, kesimpulan mengenai kelayakan usaha peternakan tersebut jika ditinjau dari aspek ekonomi dan keuangan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Penghitungan dan analisis atas penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh sampel peternakan ayam ras petelur dalam penelitian ini layak untuk dijalankan. Kelayakan tersebut dapat dilihat dari rata-rata Return on Investment (ROI) per 100 ekor ayam yang dihasilkan oleh sampel peternakan yaitu 2,56%, yang jumlahnya lebih besar dari suku bunga bank keseluruhan per bulan sebesar 1,05%. Dari data yang diolah juga diketahui bahwa peternakan yang menghasilkan ROI tertinggi adalah THR Farm dengan ROI 2,50%, dan peternakan yang menghasilkan ROI terkecil adalah Peternakan Yudianto dengan ROI sebesar 1,06%. 2. Penghitungan dan analisis atas Pay Back Period menunjukkan bahwa jumlah total investasi keseluruhan sampel peternakan ayam petelur sebesar Rp 11.030.884 membutuhkan waktu pengembalian selama 3 tahun 3 bulan untuk dapat menutup keseluruhan investasinya tersebut. Peternakan yang memiliki commit to user PBP tersingkat adalah THR Farm yaitu 3 tahun 3 bulan untuk investasi sebesar perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51 Rp 10.948.409. Sedangkan peternakan yang memiliki PBP terlama adalah Peternakan Yudianto dan Star Farm yaitu selama 7 tahun 10 bulan. 3. Penghitungan dan analisis atas Break-Even Point yang dilakukan menunjukkan bahwa peternakan ayam ras petelur harus mampu menjual produk (telur) sebanyak 1.302 butir per 100 ekor ayam per bulan atau sebanyak 81,37 kg bila diasumsikan 1kg telur sama dengan 16 butir telur. Besarnya tingkat pendapatan yang harus dicapai oleh peternakan ayam petelur agar mencapai kondisi BEP adalah sebesar Rp 976.509 per 100 ekor ayam per bulan. Peternakan yang harus mampu menjual paling banyak produk dan memperoleh tingkat pendapatan paling tinggi adalah Star Farm, yaitu sebanyak 1.563 butir telur harus terjual dengan tingkat pendapatan Rp1.172.254. Peternakan yang harus mampu menjual paling rendah produk dan memperoleh tingkat pendapatan paling rendah adalah THR Farm, yaitu sebanyak 1.083 butir telur harus terjual dengan tingkat pendapatan Rp 812.083. B. KETERBATASAN PENELITIAN Di dalam penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan oleh penelitian yang berikutnya, yaitu : 1. Dalam sebuah studi kelayakan usaha secara keseluruhan banyak aspek yang perlu diteliti, antara lain aspek ekonomi dan keuangan, aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, serta aspek teknis dan teknologi. Sedangkan dalam penelitian ini hanya digunakan satu aspek saja, yaitu aspek ekonomi dan keuangan. Hal tersebut menyebabkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 52 kelayakan usaha dari aspek-aspek yang lain tidak dapat disajikan dalam penelitian ini. 2. Peneliti hanya menggunakan masa satu bulan dalam penelitian ini, sedangkan dalam jelannya usaha pasti terjadi fluktuasi harga. Fluktuasi tersebut mulai dari biaya penyediaan ayam layer, penyediaan pakan, penyediaan vaksin dan obat, bahkan harga jual produk pun pasti mengalami fluktuasi. Hal ini mengakibatkan hasil yang kurang maksimal dalam penelitian ini. 3. Penelitian ini hanya mengambil sampel sebanyak 5 peternakan yang berlokasi di 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali, sehingga masih kurang mewakili seluruh populasi peternakan ayam ras petelur yang ada di seluruh eks-Karisidenan Surakarta. Hal ini disebabkan susahnya akses untuk memperoleh data dari peternakan. Tidak semua peternakan ayam ras petelur bersedia memberikan data dan informasi. C. SARAN Karena adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan saran bagi peneliti selanjutnya agar lebih baik. Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat diberikan penulis: 1. Untuk penelitian selanjutnya mengenai studi kelayakan usaha sebaiknya tidak hanya meneliti kelayakan suatu usaha hanya dari aspek ekonomi dan keuangan saja, tetapi juga meneliti dari aspek-aspek yang lainnya seperti commit to user aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53 serta aspek teknis dan teknologinya. Sehingga kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dapat digambarkan dari seluruh aspek kelayakan yang ada. 2. Dalam penelitian selanjutnya sebaiknya peneliti menambah jangka waktu pengamatan penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dengan mempertimbangkan fluktuasi harga juga dalam penghitungan dan analisisnya. 3. Sebaiknya dalam penelitian berikutnya peneliti mengambil sampel peternakan ayam ras petelur lebih banyak lagi, sehingga sampel dapat mewakili seluruh populasi. Sampel yang diambil sebaiknya juga tidak hanya dari 2 Kabupaten saja, melainkan dari Kabupaten-Kabupaten lainnya juga yang masuk dalam eks-Karisidenan Surakarta, sehingga dapat mewakili seluruh peternakan yang ada di eks-Karisidenan Surakarta. commit to user