studi kasus coping stress pada perempuan hamil diluar nikah

advertisement
1
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian
1.
Persiapan
Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk
mendukung proses penelitian yang lancar sesuai dengan tujuan
penelitian. Persiapan yang dilakukan di antaranya adalah; kertas, pena,
catatan. Selain itu peneliti juga mempersiapakan garis besar pertanyaan
wawancara agar wawancara dapat terarah pada informasi yang
diperlukan bagi peneliti.
Persiapan lain yang di lakukan oleh penulis adalah persiapan
mental, persiapan ini dilakuakan karena penulis merupakan instrumen
kunci dalam penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif, penulis
merupakan instrument penelitian/alat pengumpulan data utama.
2.
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan menentukan calon-calon
subjek penelitian. Kegiatan ini penulis lakukan dengan melakukan
observarsi dan melakukan wawancara informal. Hal ini dilakukan untuk
menentukan subjek-subjek yang mengalami stres terutama pada calon
subjek perempuan yang hamil di luar nikah. Dan ditentukan 3 orang
23
2
perempuan yang hamil di luar nikah yang mengalami stres setelah
mencari informasi dan melakukan observasi.
Setelah ditemukan 3 orang subjek, penulis menanyakan kesediaan
calon subjek untuk melakukan wawancara dengan kondisi, bahwa semua
hasil wawancara akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan
identitas subjek dirahasiakan. Penulis juga memberitahukan tujuan dari
penelitian yang sedang dilakuakan agar subjek dapat memberikan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan penulis. Salah satu faktor yang
di tekankan dalam wawancara adalah keterbukaan dan kepercayaan
subjek pada penulis sehingga perlu dipahami secara baik bahwa tujuan
dari penelitian ini semata-mata adalah untuk kepentingan penelitian.
Tempat dan waktu wawancara diatur sesuai dengan kesediaan subjek dan
diatur sedemikian rupa agar tidak tekanan di dalam wawancara. Hal ini
bertujuan agar hal-hal yang berkaitan dengan sikap subjek dapat bersifat
natural tanpa ada dibuat-buat.
Penulis melakukan pengamatan sebelum wawancara untuk melihat
kondisi calon subjek. Observasi ini dilakukan secara tidak langsung,
terutama melihat aktivitas subjek dalam menghadapi hamil di luar nikah.
Hal ini dilakuakan untuk memperoleh gambaran awal subjek dan tingkat
stres yang di alami oleh subjek.
3
3.
Wawancara
Setelah mengamati kegiatan yang dilakukan semua subjek, langkah
selanjutnya adalah melakukan proses wawancara pada subjek I,II, dan
III. Sebelum melakukan wawancara penulis meminta ijin terlebih dahulu
pada subjek untuk menggunakan alat perekam berupa alat tulis selama
proses wawancara berlangsung untuk merekam informasi. Karena hasil
wawancara adalah dokumen rahasia peneliti, maka peneliti tidak
mengekspos hasil transkrip hasil wawancara. Nama, tempat dan namanama yang di sebutkan dalam wawancara dirahasiakan untuk
kepentingan penelitian.
Proses wawancara dilakuakan pada hari yang berbeda-beda sesuai
dengan kesepakatan penulis dengan subjek. Agar proses wawancara
berjalan sesuai dengan harapan, maka penulis mempersiapkan pedoman
wawancara yang digunakan untuk mengarahkan pertanyaan pada subjek,
hal ini dapat membantu penulis tetap fokus pada pokok permasalahan
yang akan digali. Subjek peneliti ini telah dikenal sebelumnya oleh
peneliti sehingga memudahkan subjek untuk berbicara secara terbuka
pada peneliti tanpa merasa sungkan.
Subjek I adalah seorang perempuan dengan inisial LA. Saat ini
subjek berusia 20 tahun. Pendidikan terakhir subjek adalah SMU. Pada
saat wawancara subjek sedang hamil 3 bulan dan mengalami stres di
dalam masalah yang di hadapinya. Wawancara dilakukan pada tangggal
12 Juli 2012.
4
Subjek II adalah seorang perempuan dengan inisial TA. Saat ini
subjek berusia 22 tahun. Pendidikan terakhirnya subjek adalah SMU.
Pada saat wawancara subjek sedang hamil 4 bulan dan mengalami stres
di dalam masalah yang dihadapinya. Wawancara dilakukan pada tanggal
14 Juli 2012.
Subjek III adalah seorang perempuan dengan inisial DA. Saat ini
subjek berusia 22 tahun. Pendidikan terkahir subjek adalah SMU. Pada
saat wawancara subjek sedang hamil 4 bulan dan mengalami stres di
dalam masalah yang dihadapinya. Wawancara dilakukan pada tanggal 16
Juli 2012.
B. Pengumpulan Data
1.
Catatan lapangan
Penulisan catatan lapangan dalam bentuk transkripsi wawancara,
atau dapat dikatakan memberi catatan pada orang yang diwawancarai
dalam bentuk transkrip (Poerwandari dalam Maria, 2009), yaitu dengan
merekam hasil wawancara dan mencatat hasil wawancara yang pentingpenting.
2.
Reduksi Data
Dalam tahap ini, seluruh data yang terkumpul dirangkum, dipilih
hal-hal yang pokok dan penting. Sedangkan data-data yang tidak relevan
dengan tujuan dan fokus penelitian dibuang sehingga data yang tertinggal
adalah data yang diperlukan sesuai dengan fokus penelitian. Dengan
5
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih
jelas
sehingga
mempermudah
peneliti
pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya
untuk
melakukan
jika diperlukan
(Sugiyono, 2005).
3.
Kategori Hasil
Di dalam proses pengkategorisasian data yang berupa hasil
wawancara berupa coding, yaitu usaha untuk memaknai data melalui
simbol- simbol atau kode dalam rangka mempermudah proses
kategorisasi,
berupa
angka-
angka
latin
(1,2,3,4,5,dst...)
yang
menunjukan baris.
C. 1. Hasil Analisis
Penelitian dilakukan pada 3 orang subjek. Subjek penelitian ini
adalah perempuan yang hamil di luar nikah. Masing-masing subjek
penelitian diwawancarai dengan menggunakan panduan wawancara yang
sama dikembangkan berdasarkan situasi dan interaksi antara peneliti dan
subjek yang diwawancarai. Hasil wawancara masing-masing subjek di
analisis sebagai berikut:
I. Subjek 1
a.
Gambaran Umum Subjek
Subjek berinisial LA dan berusia 20 tahun. LA berasal dari
Salatiga. LA merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak LA
sudah bekerja wiraswasta di Salatiga. Dan adik LA masih sekolah di
bangku SMU di Salatiga. Orang tua LA bekerja swasta di Salatiga. LA
6
tinggal bersama neneknya. LA sudah menyelesaikan sekolahnya di
bangku SMU. Setelah lulus SMU LA mencoba untuk mencari kerja.Dan
LA mendapatkan kerja itu. Pekerjaan LA berada dikota Salatiga. LA
tergolong anak yang ramah terhadap tetangganya. Didalam pekerjaannya
juga LA tergolong anak yang ramah. LA mulai pacaran dengan pacarnya
kurang lebih sudah 3 tahun berpacaran. LA sering apabila keluar kemana
- mana bersama pacarnya. Dan juga LA sudah mengenalkan pacarnya
kepada keluarganya, begitu pula pacarnya mengenalkan LA terhadap
orang tuanya. LA mempunyai agama islam, tetapi LA jarang sekali untuk
ikut ibadah- ibadah atau sholat lima waktu seperti yang di ajarkan di
agama Islam. LA tergolong tidak aktif di dalam ibadahnya.
LA sebelumnya tidak mengetahui kalau dirinya sedang hamil. LA
menganggap gejala- gejala yang dirasakan subjek itu hanya sakit biasa.
LA mencoba mengobati rasa sakitnya itu dengan minum obat yang dibeli
di apotik. LA mengira sakit yang dirasakan itu sakit tipes. Karena tidak
kunjung sembuh LA mencoba memeriksakan sakitnya itu ke dokter. Dan
baru setelah diperikasakan LA baru mengetahui kalau dirinya sedang
hamil. Dan disitu LA mulai merasakan terpukul dan tekanan yang sangat
berat.
LA berusaha untuk menutupi kehamilannya itu kepada orang
tuanya.
Dengan
cara
berpakaian,
LA
berusaha
menutup
dan
menyembunyikan kehamilannya dari keluarganya. Tetapi keluarga LA
mulai curiga dengan apa yang di alami. Keluarga LA selalu bertanya
7
tentang apa yang di alami LA, tetapi LA masih terus menutupi
kehamilannya itu kepada keluarganya. LA merasakan stres dengan apa
yang dialaminya. Untuk mengatasi stres yang di alaminya, LA berusaha
untuk menyelesaikan masalahnya itu dengan menikah dengan pacaranya
yang telah menghamilinya
b. Gambaran orang terdekat
LA anaknya sangat ramah dan baik. LA mengalami kehamilan itu
yang pertama mengetahui bahwa LA hamil yaitu orang tua LA. Sering
kali LA selalu seperti orang sakit- sakitan. Selalu tidur dan tidak seperti
biasanya. Walaupun sering LA menutupi dan kalau ditanya sering
menyangkal, tetapi keluarga mulai curiga dengan kehamilan LA. Setelah
keluarga LA mengetahui kalau LA hamil, keluarga langsung bertanya
siapa yang menghamili dan kenapa bisa seperti itu. Keluarga sangat
terpukul dengan kondisi yang LA alami sekarang. Keluarga tidak
menyangka akan terjadi seperti itu dengan LA. Padahal LA adalah anak
yang di anggap rajin dan baik. Yang paling utama terpukul adalah orang
tua LA. Orang tua LA langsung menangis dengar semua penjelasan dari
LA. Setelah mendengar bahwa LA hamil dari pacarnya. Keluaraga LA
langsung mengambil tindakan untuk menikahkan LA secepatnya. Supaya
kehamilan ini ada yang bertanggung jawab dan bila bayi ini lahir sudah
ada bapaknya. Sehingga tidak berlarut- larut menjadi omongan orang
lain.
8
c.
Observasi selama wawancara
Sebelum wawancara penulis melakukan observasi kepada subjek 1.
Didalam sikap- sikap subjek terlihat selalu berusaha menutup
kehamilannya. Subjek kelihatan tidak seperti biasanya. Subjek selalu
murung dan selalu kelihatan ada rasa- rasa takut. Jika subjek mau
berpergian subjek selalu mengenakan jaket dan berusaha untuk menutupi
kehamilannya. Wajah subjek kelihatan ada sesuatu tekanan yang
sepertinya ingin diselesaikan dengan cepat. Walaupun subjek melakukan
kegiatan harianya dengan biasa tetapi subjek terlihat cepat lemas dan
seperti orang sakit. Terkadang subjek juga kelihatan habis menangis.
Subjek tidak seperti biasanya yang selalu ceria dan selalu kelihatan
bahagia. Setelah melakukan obsevasi yang cukup penulis melakukan
perjanjian wawancara tehadap subjek.
Wawancara dilakukan diluar rumah subjek, yaitu setelah subjek
pulang dari kerjanya. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat
panduan wawancara, catatan dan pensil untuk mencatat setiap pertanyaan
yang ditanyakan didalam wawancara. Selain itu, peneliti sudah mengenal
subjek sehingga wawancara menjadi lebih mudah.
Dari awal wawancara sampai akhir, subjek terlihat agak takut ingin
menceritakan apa yang dihadapinya. Karena subjek takut malu dengan
kejadian yang sedang dialaminya. Dan kadang- kadang di dalam
wawancara subjek sempat meneteskan air mata. Tetapi wawancara tetap
berjalan dengan lancar sampai akhir wawancara.
9
d. Analisis Data
Dari hasil penelitian pada subjek di peroleh hasil sebagai berikut:
1.
Gejala stres
Dari munculnya beberapa gejala stress yang dialami subjek
mengalami stress akibat dari kasus hamil di luar nikah yang dilaminya.
Gejala-gejala tersebut terdiri dari gejala fisik, gejala mental, dan gejala
perilaku. Namun semua gejala itu semakin berkurang sejalan dengan
menurunnya tingkat stress yang dialami subjek. Oleh karena itu, saat ini
gejala stress yang masih muncul hanya beberapa dari gejala yang pernah
muncul saat subjek masih merasa stress. Gejala-gejala yang muncul
sebagai berikut:
1) Kondisi di awal subjek mengalami masalah
a) Gejala fisik
Gejala
fisik
yang
dirasakan
subjek
antara
lain
sakit
kepala/pusing yang menyebabkan subjek lemas dan selalu tidur.
Subjek juga merasakan mual-mual dan dikira subjek sendiri
mengalami sakit biasa yaitu sakit tipes.
Ketika peneliti bertanya apa gejala- gejala fisik yang anda
rasakan, Subjek pun menjawab “ Saya merasakan sakit kepala dan
mual-mual terus mas. Dan saya hanya minum obat biasa, karena
saya mengira itu semua saya hanya sakit biasa, tipes gitu mas”. ( 22,
24 )
10
b) Gejala mental
Gejala mental yang di alami subjek adalah perasaan takut,
perasaan gelisah, bingung, cemas. Subjek juga sering menangis saat
kepikiran masalah yang di hadapi subjek.
“iya selalu merasa takut dan bingung, gelisah gitu mas...”.selalu
menangis terus kalau setiap memikirkan dan kepikiran masalah ini
mas” ( 10 )
c) Gejala perilaku
Gejala perilaku yang mucul adalah menutupi kehamilannya
kepada orang tua dan semua orang-orang terdekatnya. Subjek
berusaha untuk menutupi supaya tidak ada yang mengetahui bahwa
dirinya sedang hamil.
“Saya berusaha menutupi kehamilan saya ini sama orang tua saya
dalam berpakaian saya mas,” ( 16 )
2.
Coping stress
Coping stress yang dilakukan oleh subjek LA adalah sebagai
berikut:
2) Problem focused coping
a) Activecoping
Active coping yang di gunakan oleh subjek adalah menenangkan
diri sendiri, berusaha tetap tegar menghadapi masalahnya dan
berusaha menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Hal ini muncul dari
pernyataan subjek dalam wawancara:
11
“ saya tetap jalani saja aktivitas saya mas, biar tidak berfikiran
terus dan bisa menghilangkan pikiran saya ini dengan mengerjakan
pekerjaan rumah mas”. ( 38 )
b) Planning
Planing yaitu memikirkan tentang cara mengatasi penyebab stres.
Subjek memikirkan bagaimana mengatasi stres yang dialaminya,
bagaimana menentukan tindakan yang diambil serta bagaimana cara
penanganan yang terbaik untuk memecahakan masalah. Hal ini
mucul dalam pernyataan subjek dalam wawancara:
“ya saya berusaha semaksimal saya dan dibantu orang tua saya
untuk omong sama pacar saya dan keluarga pacar saya untuk nikahi
saya secepatnya mas dan tanggung jawab semuanya mas”. ( 50 )
c) Restraint coping
Restraint coping yaitu menunggu saat yang tepat untuk bertindak.
Subjek cenderung menahan diri untuk mengatasi tekanan. Subjek
juga mempertimbangkan situasi dan kondisi saat melakukan
tindakan. Hal ini dinyatakan oleh subjek:
“saya selalu menunggu saat yang tepat untuk omong sama
keluarga saya mas, ya di saat keluarga saya tidak ada pikiran dan
tenang mas. Dan di saat itu juga saya omong langsung yang saya
alami mas dan secepatnya harus nikah mas”. ( 54 )
12
1)
Emotional focused coping
a)
Positive reframing
Coping dengang positive reframing adalah mencoba menafsirkan
sesuatu kondisi dengan lebih postif. Hal ini ditunjukkan oleh subjek
dalam wawancara:
“semuanya sudah terlanjur mas, ya saya berfikir positif aja mas
karena juga ada yang tanggung jawab semua ini mas”. ( 44 )
II.
Subjek 2
a.
Gambaran umum subjek
Subjek berinisial TA dan berusia 22 tahun. TA berasal dari
Salatiga. Subjek merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Ayah
TA bekerja swasta di luar kota, ibu TA juga bekerja di luar kota di
tempat kerja bapak TA. Dan kakak-kakak TA sudah bekerja semua,
dan sudah menikah semua. Dan semua kakaknya nikah dikarenakan
hamil di luar nikah dan menghamili di luar nikah. TA sudah
menyelesaikan sekolahnya di bangku SMU dan sudah bekerja. TA
sudah bekerja selama 2 tahun. TA anak yang sopan dan ramah di
lingkungan keluarga maupun masyarakat. TA beragama kristen. TA
tergolong rajin di dalam beribadah di gereja karena di dalam
keluarga TA, keluarga TA sangat jarang beribadah di gereja, hanya
TA yang rajin beribadah
tiap minggu digereja. TA berpacaran
dengan pacarnya sudah 2 tahunnan saat TA bekerja ditempat TA
bekerja. TA mengenal pacarnya dari tempat kerja TA.
13
TA mengalami tekanan yang sangat membuat TA merasa malu
dan takut. TA melakukan hal yang benar- benar membuat orang
tuanya kecewa. TA adalah orang yang selalu dibanggakan oleh
kedua orang tuanya. Karena kedua kakaknya yang sudah membuat
kesalahan yang tidak diinginkan kedua orang tuanya. Dan maka dari
itu TA benar- benar merasakan sangat dan tertekan, karena yang
selama ini menjadi kebanggaan kedua orang tuanya juga membuat
kesalahan yang sama seperti kakak TA alami.
Sebelum TA mengetahui kalau dirinya sedang hamil, TA
mengira kalau TA hanya sakit seperti biasa. Salah satu keluarga dari
TA mulai curiga dengan yang dialami TA. TA selalu terus ditanya
oleh keluarga TA. Tetapi TA terus mencoba untuk menutupi
pertanyaan yang di tanyakan keluarganya. Keluarga TA mencurigai
dari gejala- gejala fisik dari TA. TA mulai sadar kalau dirinya
sedang hamil setelah TA mencoba memeriksakan sakitnya itu ke
dokter.
TA merasakan sangat stres di saat mengetahui dirinya sedang
hamil. TA merasa sangat takut dengan apa yang terjadi jika orang
tua TA mengetahuinya. Di saat itu TA mulai berusaha menutup dan
menyembunyikan kehamilannya dari orang tuanya, dengan cara
berpakaian TA. Walaupun sebenarnya salah satu keluarga TA sudah
mulai curiga dengan kehamilannya.
14
TA merasa tidak ingin terus- terusan di dalam tekanan yang
dialaminya. TA berusaha untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi TA dengan mengatakan kehamilannya kepada orang tua
TA dan pacarnya. Walaupun TA harus menunggu waktu yang tepat.
Supaya TA cepat dinikahkan dengan pacarnya yang telah
menghamilinya.
b. Gambaran umum orang terdekat
TA adalah anak kebanggaan orang tuanya. TA anak yang baik
didalam keluarganya dan sekitarnya. Yang pertama kali mengetahui
bahwa TA hamil adalah saudara TA yang juga adik dari orang tua
TA. Saudara TA mulai curiga dengan perubahan TA
dengan
perubahan fisik dan kegiatan sehari-harinya. TA tidak seperti
biasanya yang ceria dan semangat. Tapi akhir-akhir ini TA tidak
seperti biasanya yang ceria. TA terlihat sangat lemas dan dari
perubahan fisiknya TA seperti orang-orang yang hamil. Saudara TA
mulai memberitahukan kepada orang tua TA, bahwa TA sepertinya
sedang hamil. Orang tua TA sangat terpukul dan menangis saat
mendengar bahwa TA hamil. Padahal TA adalah anak yang
dibanggakan di dalam keluaraganya. Kenapa TA harus mengalami
seperti kakak- kakaknya dulu.
Mulai dari situ orang tua TA
menanyakan hal itu kepada TA. Setelah ditanya TA tidak bisa
mengelak dengan kejadian yang dialaminya.TA mulai jujur dengan
keluarganya bahwa dirinya sedang hamil dan kehamilan itu semua
15
dari pacar TA. Dari situ keluarga TA langsung mengambil tindakan
untuk TA menikah secepatnya. Supaya orang- orang terdekat dan
tetangga tidak menjelekkan nama keluarga TA. Walaupun keluarga
TA sudah terlanjur terpukul dan malu dengan kejadian kehamilan
TA.
c.
Observasi didalam Wawancara
Sebelum wawancara penulis melakukan observasi kepada subjek
2. Subjek setiap harinya melakukan aktifitasnya dengan seperti tidak
biasanya. Subjek selalu merasa ada ketakutan dan seperti ada
tekanan yang membuat subjek tidak seperti biasanya, yang tiap hari
subjek melakukan aktifitasnya dengan semangat. Subjek selalu
murung dan lemas sekali. Di dalam pekerjaanya subjek juga sering
murung seperti ada tekanan yang subjek pikirkan. Subjek selalu
mencoba menutupi kehamilannya dengan cara berpakaian dengan
mengenakan pakaian yang besar dan selalu memakai jaket jika
subjek berpergian kemanapun. Terkadang subjek juga pergi ke luar
kota di tempat temannya, untuk menutupi supaya tidak ada keluarga
yang tau akan kehamilan subjek. Setelah melakukan observasi yang
cukup penulis melakukan perjanjian wawancara tehadap subjek.
Wawancara dengan subjek TA dilakukan ditempat rumah teman
peneliti diSalatiga. Wawancara dilakukan pada malam hari, karena
subjek bisa waktunya di malam hari. Karena peneliti sudah
mengenal subjek, maka wawancara berjalan dengan baik.
16
Subjek memberikan informasi di dalam tekanan masalah yang
dihadapinya dengan terbuka walaupun itu sangat berat bagi subjek.
Selama wawancara subjek selalu menunduk, ada perasaan malu
dengan peneliti. Subjek juga terlihat mencoba untuk menahan
tangisnya.
Wawancara
berjalan
dengan
baik
samapi
akhir
wawancara selsai.
d. Analisis Data
Saat subjek TA mengetahui hamil di luar nikah, subjek
mengalami stres.
Dari hasil penelitian pada subjek di peroleh hasil sebagai berikut:
1.
Gejala stress
Dari munculnya beberapa gejala stress yang di alami subjek
mengalami stress akibat dari kasus hamil di luar nikah yang di
laminya. Gejala-gejala tersebut terdiri dari gejala fisik,gejala mental,
dan gejala perilaku. Namun semua gejala itu semakin berkurang
sejalan dengan menurunnya tingkat stress yang di alami subjek. Oleh
karena itu, saat ini gejala stress yang masih muncul hanya beberapa
dari gejala yang pernah muncul saat subjek masih merasa stress.
Gejala-gejala yang muncul sebagai berikut:
17
1)
a)
Kondisi di awal subjek mengalami masalah
Gejala fisik
Gejala fisik yang dirasakan subjek antara lain sakit kepala/pusing
yang menyebabkan subjek lemas. Subjek juga merasakan mual-mual
dan dikira subjek sendiri mengalami sakit biasa.
Ketika peneliti bertanya apa yang di rasa didalam gejala fisik saat
pertama yang di alami anda, Subjek menjawab
“ Saya merasakan sakit kepala, serasa pusing banget mas dan
mual-mual terus mas dan lemas banget mas. Dan saya hanya minum
obat biasa, karena saya mengira itu semua saya hanya sakit biasa
mas”. (32, 34 )
b)
Gejala mental
Gejala mental yang di alami subjek adalah perasaan takut,
perasaan gelisah, bingung. Subjek juga menangis dengan masalah
yang di hadapi subjek.
“saya selalu merasa takut dan bingung, mas...”.selalu menangis
terus karena juga saya kecewa terhadap diri saya mas ” ( 10, 12 )
c)
Gejala perilaku
Gejala perilaku yang mucul adalah menutupi kehamilannya
kepada orang lain. Subjek berusaha untuk menutupi supaya orang
lain tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya sedang hamil.
18
“Saya berusaha menutupi kehamilan saya ini sama orang lain mas
dengan cara berpakaian saya mas, supaya orang lain tidak tahu
kehamilan saya, karena saya malu mas.” ( 25 )
2.
Coping Stress
Coping stress yang di lakukan oleh subjek TA adalah sebagai
berikut:
1) Problem focused coping
a)
Active coping
Active coping yang di gunakan oleh subjek adalah menenangkan
diri sendiri dengan cara melakukan hal-hal yang positif. Hal ini
muncul dari pernyataan subjek dalam wawancara:
“dari pada saya kepikiran terus dengan masalah yang saya hadapi,
saya lebih baik melakukan hal-hal yang positif mas, saya sering
mendengarkan musik apa aja mas, biar saya lebih tenang.” ( 44 )
b) Planning
Planning yaitu memikirkan tentang cara mengatasi penyebab
stres. Subjek memikirkan bagaimana mengatasi stres yang
dialaminya, bagaimana melakukan tindakan yang di ambil serta
bagaimana cara penanganan yang terbaik untuk memecahakan
masalah.Hal ini mucul dalam pernyataan subjek dalam wawancara:
“saya omong sama pacar saya mas supaya saya di nikahi mas
secepatnya dan bertanggung jawab atas semua yang kita lakukan,
gitu mas..”. ( 54 )
19
c)
Restraint coping
Restraint coping yaitu menunggu saat yang tepat untuk bertindak.
Subjek
menunggu
untuk
mengatakan kehamilannya
dengan
pacarnya. Hal ini dinyatakan oleh subjek:
“saya selalu menunggu saat yang tepat untuk omong sama pacar
saya mas, untuk nikahi saya secepatnya mas dan supaya pacar saya
juga bilang sama keluarganya dengan kehamilan saya mas”. (58)
2) Emotional focused coping
a) Positive reframing
Coping dengang positive reframing adalah mencoba menafsirkan
sesuatu kondisi dengan lebih postif. Hal ini ditunjukkan oleh subjek
dalam wawancara:
“ya.... berfikir positif aja mas dan saya menerima apa yang
saya hadapi ini mas”. ( 48 )
b) Use of religion
Use
of
religion
adalah
menyelesaikan
masalah
dengan
keagamaan. Subjek lebih cenderung menyerahkan masalahnya
dengan Tuhan. Hal ini ditunjukkan oleh subjek dalam wawancara:
“saya lebih sering berdoa mas dan saya serahkan masalah
kehamilan saya ini kepada Tuhan dan saya hanya berpegang teguh
sama Tuhan supaya saya lebih kuat dan Tuhan buka jalan dengan
masalah kehamilan saya ini dan memberi yang terbaik buat saya
mas”. ( 50 )
20
III. Subjek 3
a.
Gambaran Umum Subjek
Subjek berinisial DA dan berusia 22 tahun. DA berasal dari luar
kota salatiga. DA merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. Ayah
DA bekerja swasta, ibu DA hanya dirumah saja sebagai ibu rumah
tangga. Dan kakak DA sudah bekerja di sebuah perusahaan diluar
kota dan sudah menikah. DA sudah menyelesaikan sekolahnya di
bangku SMU dan sudah bekerja. DA bekerja sebagai wiraswasta di
salatiga. DA tinggal di Salatiga ngekos. DA sudah bekerja selama 1
tahunan. DA anak yang rajin di dalam pekerjaanya. DA didalam
keluarganya sangat sopan kepada orang tuanya. DA juga senang
sekali bermain atau jalan- jalan bersama teman- temannya. DA
mengenal pacarnya dari teman. DA menjalani pacaran dengan
pacarnya sudah 2 tahunan pacaran. DA jarang mengikuti ibadah tiap
minggu. DA beragama kristen protestan. Di dalam keluarga DA, DA
sering membantu orang tuanya dan mengirim uang sedikit dari
kerjanya untuk orang tuanya. DA tergolong anak yang menghormati
orang tuanya.
DA mengalami tekanan yang sangat membuat DA merasa malu,
takut dan bingung. DA hanya bisa menangis disaat memikirkan
tekanan yang dihadapi DA. DA selalu berfikir dengan kehamilannya
yang membuat tertekan DA. Sebelum mengetahui diri DA hamil,
DA mengira bahwa gejala- gejala yang dirasakan DA seperti pusing,
21
lemas, mual itu hanya sakit biasa saja. DA mencoba mencari tau
gejala-gejala yang di alami DA. DA memeriksakan sakitnya ke
dokter, dan dari periksa itu DA mulai percaya kalau dirinya sedang
hamil. DA mendengar itu semua DA hanya bisa menangis. Karena
DA takut jika kehamilan itu diketahui oleh orang tua DA. DA
berusaha menutupi kehamilannya itu kepada orang tua DA, DA
selalu menghindar di depan keluargnya, dengan cara DA jarang
pulang. Karena kehamilan itu makin lama akan makin membesar,
DA berusaha bersama pacarnya untuk membicarakan kehamilan DA
bersama orang tua mereka, supaya mereka secepatnya di nikahkan
karena DA ingin masalah dan tekanan yang dihadapi DA bisa selsai
dan DA bisa lebih tenang.
b. Gambaran umun orang terdekat
DA adalah anak yang baik sekali dengan keluaraganya. DA
sangat bertanggung jawab dengan keluarganya. Walaupun jauh
dengan tempat tinggalnya DA sangat mandiri. Didalam pekerjaanya
juga DA sangat bertanggung jawab. Jika waktu terima gaji, DA tidak
pernah lupa dengan orang tuanya. DA sering menyisihkan uang
gajinya untuk dikirim ke pada orang tuanya. DA sangat sayang
sekali dengan keluarganya. Dengan kejadian sekarang yang DA
alami. DA merasakan sangat terpukul dan selalu mengeluh. Yang
pertama kali mengetahui DA hamil itu teman dekat DA. Walaupaun
DA sering menutupi kehamilannya dan menyangkalnya. Dengan
22
perbedaan sehari- hari yang dilakukan DA. Teman DA mulai curiga
dengan masalah yang dihadapi DA. DA mulai jujur dengan teman
dekatnya yang di anggap seperti keluarga sendiri dan bisa menjaga
rahasia DA setelah DA di tanya terus menerus sama teman dekatnya.
Teman DA sangat terpukul dengan kejadian yang di alami DA. DA
menceritakan semuanya yang dialaminya. Langsung dengar rasa
kecewa dan sedih teman DA langsung menangis dengan kejadian
yang di alami DA. Tetapi teman DA selalu memberi semangat dan
motifasi untuk DA bisa jujr dengan orang tua DA. Karena masalah
ini tidak bisa di biarkan lama- lama. Supaya Da tidak berlarut
dengan rasa malu dan tekanan. Teman DA mencoba untuk
mendorong DA membicarakan kehamilanya dengan orang tua DA
dan orang tua pacar DA, secepatnya dinikahkan. Sebelum anak yang
dikadung DA lahir. Supaya dipandang orang lain kalau anak itu ada
bapaknya supaya masalah dan tekanan yang DA rasakan cepat
selesai.
c.
Observasi Selama Wawancara
Sebelum wawancara penulis melakukan observasi kepada subjek
3. Subjek tinggal di tempat kos di Salatiga. Subjek mengalami hamil
diluar nikah, tetapi orang tua subjek belum mengetahui kejadian ini.
Subjek berusaha menutupi kehamilannya kepada orang lain dengan
memakai baju-baju yang besar, supaya tidak terlihat sekali
kehamilannya. Subjek sering cerita masalah itu dengan teman
23
dekatnya yang tinggal satu kos dengan subjek. Subjek kadangkadang terlihat murung dan sedih. Kadang subjek selalu mengurung
dirinya dikamar. Subjek terlihat tidak seperti biasanya. Terkadang
subjek juga tidak berangkat bekerja. Subjek terlihat seperti orang
yang sakit, selalu lemas dan tidak ceria seperti biasanya. Subjek
terlihat sekali ada tekanan yang sangat membuat subjek stres. Subjek
juga tidak pernah pulang ke kampungnya setelah kejadian ini.
Subjek selalu cerita dengan teman dekatnya bahwa ingin masalah ini
cepat selesai. Setelah melaukan obsevasi yang cukup penulis
melakukan perjanjian wancara tehadap subjek.
Wawancara dilakukan ditempat depan rumah teman subjek,
karena subjek ingin mencari tempat yang sepi karena malu.
Wawancara dilakukan pada sore hari, karena subjek bisa waktu sore
hari. Pada awal wawancara subjek menunjukan muka yang takut dan
bingung karena harus menceritakan tekanan yang dihadapinya.
Subjek menceritakan rasa tertekannya dengan sangat sedih. Subjek
terus berusaha tegar dan kuat didalam wawancara. Wawancara
berlangsung dengan baik dan lancar sampai akhir wawancara.
24
d. Analisis Data
Saat subjek DA mengetahui hamil di luar nikah ini, subjek
mengalami stress. Dari hasil penelitian stres pada subjek di peroleh
hasil sebagai berikut:
1.
Gejala stres
Dari munculnya beberapa gejala stress yang di alami subjek
mengalami stress akibat dari kasus hamil di luar nikah yang di
laminya. Gejala-gejala tersebut terdiri dari gejala fisik,gejala mental,
dan gejala perilaku. Namun semua gejala itu semakin berkurang
sejalan dengan menurunnya tingkat stress yang dialami subjek. Oleh
karena itu, saat ini gejala stress yang masih muncul hanya beberapa
dari gejala yang pernah muncul saat subjek masih merasa stress.
Gejala-gejala yang muncul sebagai berikut:
1) Kondisi di awal subjek mengalami masalah
a) Gejala fisik
Gejala fisik yang dirasakan subjek antara lain sakit kepala yang
menyebabkan subjek lemas dan selalu ingin tidur. Subjek juga
merasakan mual-mual dan dikira subjek sendiri mengalami sakit.
Ketika peneliti bertanya apa yang di rasa didalam gejala fisik saat
pertama yang di alami anda, Subjek menjawab
“ Saya merasakan sakit kepala, serasa pusing banget dan mualmual terus pengen muntah mas dan lemas banget mas dan rasanya
pengen tidur terus mas”.( 30 )
25
b) Gejala mental
Gejala mental yang di alami subjek adalah perasaan takut,
perasaan gelisah, bingung,cemas. Subjek juga sering menangis jika
memikirkan masalahnya.
“saya merasa takut dan bingung, gelisah cemas dan sering saya
hanya bisa menangis saja jika saya kepikiran semuanya ini mas ”. (
16 )
c) Gejala perilaku
Gejala perilaku yang mucul adalah menutupi kehamilannya
kepada orang terdekat . Subjek berusaha untuk menutupi supaya
tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya sedang hamil.
“Saya berusaha menutupi kehamilan saya ini sama orang terdekat
saya mas dengan berpakaian saya mas dan saya selalu menghindar
jika ada ngumpul-ngumpul gitu mas, supaya orang terdekat tidak
tahu kehamilan saya.” ( 24 )
2.
CopingStress
Coping stress yang di lakukan oleh subjek DA adalah sebagai
berikut:
1) Problem focused coping
a) Active coping
Active coping yang di gunakan oleh subjek adalah menenangkan
diri dengan mencari kesibukan sehari hari yang bisa membuat subjek
26
tenang dan melupakan sejenak masalahnya. Hal ini muncul dari
pernyataan subjek dalam wawancara:
“saya berusaha melupakan masalah saya dengan mencari
kesibukan saya sehari-hari dengan mencari pekerjaan apa aja mas
dan di luar mas, supaya saya melupakan dan menenangkan sejenak
masalah saya mas.” ( 42 )
b) Planning
Planing yaitu memikirkan tentang cara mengatasi penyebab stres.
Subjek memikirkan bagaimana mengatasi stres yang dialaminya,
bagaimana melakukan tindakan yang di ambil serta bagaimana cara
penanganan yang terbaik untuk memecahakan masalah.Hal ini
mucul dalam pernyataan subjek dalam wawancara:
“saya mencoba dengan pacar saya menemui orang tua kita mas,
mau omong kehamilan saya dan minta supaya kita nikah secepatnya
mas ”. ( 50 )
c) Restraint coping
Restraint coping yaitu menunggu saat yang tepat untuk bertindak.
Subjek menunggu untuk mengatakan kehamilannya kepada orang
tua mereka. Hal ini dinyatakan oleh subjek:
“saya selalu menunggu saat yang tepat untuk berbicara sama
orang tua kita, untuk kita di nikahkan secepatnya mas supaya saya
tidak terlalu lama kepikiran masalah ini , walaupun sangat berat dan
pasti akan kena marah besar mas”. ( 54 )
27
2) Emotional focused coping
a) Positive reframing
Coping dengang positive reframing adalah mencoba menafsirkan
sesuatu kondisi dengan lebih postif. Hal ini ditunjukkan oleh subjek
dalam wawancara:
“saya lebih baik berfikir postif saja mas karena masih banyak
orang yang lebih menderita dari saya mas,supaya juga pikiran ini
memotifasi saya untuk bangkit mas”. ( 46 )
b) Use of religion
Use
of
religion
adalah
menyelesaikan
masalah
dengan
keagamaan. Subjek lebih cenderung menyerahkan masalahnya
dengan Tuhan. Hal ini ditunjukkan oleh subjek dalam wawancara:
“saya mencari pengutan dengan saya sering membaca alkitab dan
saya sering berdoa supaya Tuhan beri saya kekuatan dan membuka
jalan untuk masalah kehamilan saya ini mas”. ( 48 )
28
Tabel 4.1 Hasil Wawancara
sub
jek
Usia
Gejala
fisik
Gejala
mental
Gejala
perilaku
20
thn
Usia
keham
ilan
3
bulan
LA
Sakit
kepala,
mual
Takut,
gelisah,bingu
ng,cemas
Menutupi
kehamilann
ya dengan
berpakaian
TA
22
thn
4
bulan
Pusing
, mual,
lemas
Takut,gelisah
,bingung
Menutupi
kehamilann
ya dengan
cara
berpakaian
DA 22
thn
4
bulan
Lemas
, sakit
kepala,
sering
tidur,
mualmual
Takut,
gelisah,
bingung,
cemas
Menutupi
kehamilann
ya
Memakai
aspek coping
stress
a) Problem
focused
coping :
active
coping,pla
nning,restr
aint coping
b) Emotional
focused
coping :
postif
reframing
a) Problem
focused
coping :
active
coping,
planning,
restraint
coping
b) Emotional
focused
coping :
positive
reframing,
use of
religion
a) Problem
focused
coping :
active
coping,
planning,
restraint
coping,
b) Emotional
focused
coping
:positive
reframing,
use of
religion
29
D. Pembahasan
Di awal subjek mengetahui bahwa dirinya telah hamil diluar nikah,
subjek merasa stres. Hal tersebut dapat diketahui dari gejala- gejala yang
mucul. Gejala tersebut adalah gejala fisik, gejala mental, dan gejala perilaku.
Gejala fisik yang di alami subjek yaitu, sakit kepala,mual-mual dan
subjek merasa lemas ingin selalu tidur. Subjek juga selalu menangis setiap
kali subjek teringat masalah yang sedang dihadapinya. Kemudian gejala
mental yang dialami subjek yaitu perasaan gelisah, takut, bingung.Gejala
selanjutnya yang di alami subjek yaitu gejala perilaku yang sering berbohong
dan menutup- nutupi kehamilannnya dengan cara berpakaiannya.
Akibat stress yang dirasakan subjek, subjek pun berusaha melakukan
coping stress. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masing-masing subjek
menggunakan jenis coping yang berbeda-beda untuk mengatasi stres yang
dirasakan subjek. Secara sederhana dapat di susun tabel coping stres subjek
sebagai berikut:
Tabel 4.2Coping Stres Subjek Penelitian
Subjek
Problem focused coping
Emotional focused coping
1
Active coping
Planning
Restraint coping
Positive reframing
2
Active coping
Planning
Restraint coping
Positive reframing
Use of religion
3
Active coping
Planing
Restraint coping
Positive reframing
Use of religion
30
Dari tabel ini dapat di lihat bahwa subjek melakukan problem focused
coping dan emotional focused coping dan emotional focused coping. Jenis
problem focused coping yang digunakan oleh ketiga subjek adalah sama yaitu
active coping, planning dan restraint coping, sedangkan emotional focused
coping yang digunakan oleh subjek 1,2 dan 3 yang berbeda yaitu subjek 1
hanya memakai positive reframing, sedangkan subjek 2 dan 3 menggunakan
emotional focused coping yang sama. Ini berarti bahwa ketika subjek
mengalami stres saat hamil di luar nikah, subjek sebagaian besar
mengatasinya menggunakan coping stres yang sama yang digunakan untuk
mengurangi stressor dan untuk mengubah situasi.
Coping stress merupakan bentuk tindakan atau usaha yang dilakukan
individu sebagai reaksi dari situasi yang penuh tekanan baik berasal dari luar
maupun dari dalam dirinya. Masalah hamil diluar nikah yang di alami
beberapa subjek membuat subjek mengalami tekanan. Oleh karena itu ketidak
mampuan mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan yang ada,
baik kenyataan yang ada didalam maupun di luar diri, sehingga menimbulkan
tekanan batin dan konflik. Active coping,planning dan restraint coping
digunakan sebagai alternatif menccari solusi mengatasi stres oleh semua
subjek. Ini menunjukkan bahwa subjek mengunakan coping stress yang
berfokus pada masalah yang dihadapi.
Pada masalah yang dihadapi subjek hamil diluar nikah, misalanya saat
subjek mengalami kebingungan dan perasaan yang sangat membuat subjek
takut di dalam masalah yang dihadapi, subjek memilih melakukan active
31
coping dengan melakuakan hal atau pekerjaan yang lebih positif supaya dapat
menghilangkan perasaan-perasaan subjek yang takut dan bingung di dalam
masalah yang dihadapi. Ini menunjukan adanya usaha dari subjek untuk
mengurangi stres yang dihadapi subjek. Selain itu subjek juga mempunyai
planning atau rencana supaya masalah yang dihadapi subjek cepat selsai dan
tidak membuat beban subjek, misalnya yaitu dengan subjek mau berusaha
membicarakan masalah yang dihadapi kepada orang- orang terdekatnya
seperti keluarga supaya subjek cepat dinikahkan dan supaya tidak berlarutlarut membawa nama jelek di dalam keluarga.
Subjek penelitian ini juga menggunakan restraint coping atau
menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Ini berarti bahwa subjek
menunggu saat yang tepat untuk membicarakan masalah yang dihadapi di
dalam hamil di luar nikahnya kepada orang terdekatnya atau keluarga untuk
mencari pemecahan masalah yang dihadapi subjek. Ini dilakukan subjek
untuk mengurangi potensi timbulnya tekanan yang membawa dampak stres
pada subjek.
Jenis emotional focused coping yang digunakan oleh ketiga subjek
adalah positive reframing. Ini menunjukan bahwa subjek mencoba untuk
menerima dan berfikir yang lebih positif dengan masalah hamil diluar nikah
yang dihadapi subjek supaya mengurangi tekanan stres yang di alami subjek
dan memberikan motivasi subjek untuk bangkit didalam masalah yang
dihadapinya. Ada pula dua subjek menggunakan jenis emotional focused
coping yang sama yaitu use of religion sebagai alternatif mengurangi tekanan
32
di dalam masalah hamil diluar nikahnya. Subjek yang religius menggunakan
agama sebagai salah satu usaha untuk mengurangi stress yang di alaminya
dengan cara membaca alkitab dan berdoa menyerahkan bebanya kepada
Tuhan.
Download