1 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mendukung proses penelitian yang lancar sesuai dengan tujuan penelitian. Persiapan yang dilakukan di antaranya adalah; kertas, pena, catatan. Selain itu peneliti juga mempersiapakan garis besar pertanyaan wawancara agar wawancara dapat terarah pada informasi yang diperlukan bagi peneliti. Persiapan lain yang di lakukan oleh penulis adalah persiapan mental, persiapan ini dilakuakan karena penulis merupakan instrumen kunci dalam penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif, penulis merupakan instrument penelitian/alat pengumpulan data utama. 2. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan menentukan calon-calon subjek penelitian. Kegiatan ini penulis lakukan dengan melakukan observarsi dan melakukan wawancara informal. Hal ini dilakukan untuk menentukan subjek-subjek yang mengalami stres terutama pada calon subjek perempuan yang hamil di luar nikah. Dan ditentukan 3 orang 23 2 perempuan yang hamil di luar nikah yang mengalami stres setelah mencari informasi dan melakukan observasi. Setelah ditemukan 3 orang subjek, penulis menanyakan kesediaan calon subjek untuk melakukan wawancara dengan kondisi, bahwa semua hasil wawancara akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan identitas subjek dirahasiakan. Penulis juga memberitahukan tujuan dari penelitian yang sedang dilakuakan agar subjek dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penulis. Salah satu faktor yang di tekankan dalam wawancara adalah keterbukaan dan kepercayaan subjek pada penulis sehingga perlu dipahami secara baik bahwa tujuan dari penelitian ini semata-mata adalah untuk kepentingan penelitian. Tempat dan waktu wawancara diatur sesuai dengan kesediaan subjek dan diatur sedemikian rupa agar tidak tekanan di dalam wawancara. Hal ini bertujuan agar hal-hal yang berkaitan dengan sikap subjek dapat bersifat natural tanpa ada dibuat-buat. Penulis melakukan pengamatan sebelum wawancara untuk melihat kondisi calon subjek. Observasi ini dilakukan secara tidak langsung, terutama melihat aktivitas subjek dalam menghadapi hamil di luar nikah. Hal ini dilakuakan untuk memperoleh gambaran awal subjek dan tingkat stres yang di alami oleh subjek. 3 3. Wawancara Setelah mengamati kegiatan yang dilakukan semua subjek, langkah selanjutnya adalah melakukan proses wawancara pada subjek I,II, dan III. Sebelum melakukan wawancara penulis meminta ijin terlebih dahulu pada subjek untuk menggunakan alat perekam berupa alat tulis selama proses wawancara berlangsung untuk merekam informasi. Karena hasil wawancara adalah dokumen rahasia peneliti, maka peneliti tidak mengekspos hasil transkrip hasil wawancara. Nama, tempat dan namanama yang di sebutkan dalam wawancara dirahasiakan untuk kepentingan penelitian. Proses wawancara dilakuakan pada hari yang berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan penulis dengan subjek. Agar proses wawancara berjalan sesuai dengan harapan, maka penulis mempersiapkan pedoman wawancara yang digunakan untuk mengarahkan pertanyaan pada subjek, hal ini dapat membantu penulis tetap fokus pada pokok permasalahan yang akan digali. Subjek peneliti ini telah dikenal sebelumnya oleh peneliti sehingga memudahkan subjek untuk berbicara secara terbuka pada peneliti tanpa merasa sungkan. Subjek I adalah seorang perempuan dengan inisial LA. Saat ini subjek berusia 20 tahun. Pendidikan terakhir subjek adalah SMU. Pada saat wawancara subjek sedang hamil 3 bulan dan mengalami stres di dalam masalah yang di hadapinya. Wawancara dilakukan pada tangggal 12 Juli 2012. 4 Subjek II adalah seorang perempuan dengan inisial TA. Saat ini subjek berusia 22 tahun. Pendidikan terakhirnya subjek adalah SMU. Pada saat wawancara subjek sedang hamil 4 bulan dan mengalami stres di dalam masalah yang dihadapinya. Wawancara dilakukan pada tanggal 14 Juli 2012. Subjek III adalah seorang perempuan dengan inisial DA. Saat ini subjek berusia 22 tahun. Pendidikan terkahir subjek adalah SMU. Pada saat wawancara subjek sedang hamil 4 bulan dan mengalami stres di dalam masalah yang dihadapinya. Wawancara dilakukan pada tanggal 16 Juli 2012. B. Pengumpulan Data 1. Catatan lapangan Penulisan catatan lapangan dalam bentuk transkripsi wawancara, atau dapat dikatakan memberi catatan pada orang yang diwawancarai dalam bentuk transkrip (Poerwandari dalam Maria, 2009), yaitu dengan merekam hasil wawancara dan mencatat hasil wawancara yang pentingpenting. 2. Reduksi Data Dalam tahap ini, seluruh data yang terkumpul dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok dan penting. Sedangkan data-data yang tidak relevan dengan tujuan dan fokus penelitian dibuang sehingga data yang tertinggal adalah data yang diperlukan sesuai dengan fokus penelitian. Dengan 5 demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas sehingga mempermudah peneliti pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya untuk melakukan jika diperlukan (Sugiyono, 2005). 3. Kategori Hasil Di dalam proses pengkategorisasian data yang berupa hasil wawancara berupa coding, yaitu usaha untuk memaknai data melalui simbol- simbol atau kode dalam rangka mempermudah proses kategorisasi, berupa angka- angka latin (1,2,3,4,5,dst...) yang menunjukan baris. C. 1. Hasil Analisis Penelitian dilakukan pada 3 orang subjek. Subjek penelitian ini adalah perempuan yang hamil di luar nikah. Masing-masing subjek penelitian diwawancarai dengan menggunakan panduan wawancara yang sama dikembangkan berdasarkan situasi dan interaksi antara peneliti dan subjek yang diwawancarai. Hasil wawancara masing-masing subjek di analisis sebagai berikut: I. Subjek 1 a. Gambaran Umum Subjek Subjek berinisial LA dan berusia 20 tahun. LA berasal dari Salatiga. LA merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak LA sudah bekerja wiraswasta di Salatiga. Dan adik LA masih sekolah di bangku SMU di Salatiga. Orang tua LA bekerja swasta di Salatiga. LA 6 tinggal bersama neneknya. LA sudah menyelesaikan sekolahnya di bangku SMU. Setelah lulus SMU LA mencoba untuk mencari kerja.Dan LA mendapatkan kerja itu. Pekerjaan LA berada dikota Salatiga. LA tergolong anak yang ramah terhadap tetangganya. Didalam pekerjaannya juga LA tergolong anak yang ramah. LA mulai pacaran dengan pacarnya kurang lebih sudah 3 tahun berpacaran. LA sering apabila keluar kemana - mana bersama pacarnya. Dan juga LA sudah mengenalkan pacarnya kepada keluarganya, begitu pula pacarnya mengenalkan LA terhadap orang tuanya. LA mempunyai agama islam, tetapi LA jarang sekali untuk ikut ibadah- ibadah atau sholat lima waktu seperti yang di ajarkan di agama Islam. LA tergolong tidak aktif di dalam ibadahnya. LA sebelumnya tidak mengetahui kalau dirinya sedang hamil. LA menganggap gejala- gejala yang dirasakan subjek itu hanya sakit biasa. LA mencoba mengobati rasa sakitnya itu dengan minum obat yang dibeli di apotik. LA mengira sakit yang dirasakan itu sakit tipes. Karena tidak kunjung sembuh LA mencoba memeriksakan sakitnya itu ke dokter. Dan baru setelah diperikasakan LA baru mengetahui kalau dirinya sedang hamil. Dan disitu LA mulai merasakan terpukul dan tekanan yang sangat berat. LA berusaha untuk menutupi kehamilannya itu kepada orang tuanya. Dengan cara berpakaian, LA berusaha menutup dan menyembunyikan kehamilannya dari keluarganya. Tetapi keluarga LA mulai curiga dengan apa yang di alami. Keluarga LA selalu bertanya 7 tentang apa yang di alami LA, tetapi LA masih terus menutupi kehamilannya itu kepada keluarganya. LA merasakan stres dengan apa yang dialaminya. Untuk mengatasi stres yang di alaminya, LA berusaha untuk menyelesaikan masalahnya itu dengan menikah dengan pacaranya yang telah menghamilinya b. Gambaran orang terdekat LA anaknya sangat ramah dan baik. LA mengalami kehamilan itu yang pertama mengetahui bahwa LA hamil yaitu orang tua LA. Sering kali LA selalu seperti orang sakit- sakitan. Selalu tidur dan tidak seperti biasanya. Walaupun sering LA menutupi dan kalau ditanya sering menyangkal, tetapi keluarga mulai curiga dengan kehamilan LA. Setelah keluarga LA mengetahui kalau LA hamil, keluarga langsung bertanya siapa yang menghamili dan kenapa bisa seperti itu. Keluarga sangat terpukul dengan kondisi yang LA alami sekarang. Keluarga tidak menyangka akan terjadi seperti itu dengan LA. Padahal LA adalah anak yang di anggap rajin dan baik. Yang paling utama terpukul adalah orang tua LA. Orang tua LA langsung menangis dengar semua penjelasan dari LA. Setelah mendengar bahwa LA hamil dari pacarnya. Keluaraga LA langsung mengambil tindakan untuk menikahkan LA secepatnya. Supaya kehamilan ini ada yang bertanggung jawab dan bila bayi ini lahir sudah ada bapaknya. Sehingga tidak berlarut- larut menjadi omongan orang lain. 8 c. Observasi selama wawancara Sebelum wawancara penulis melakukan observasi kepada subjek 1. Didalam sikap- sikap subjek terlihat selalu berusaha menutup kehamilannya. Subjek kelihatan tidak seperti biasanya. Subjek selalu murung dan selalu kelihatan ada rasa- rasa takut. Jika subjek mau berpergian subjek selalu mengenakan jaket dan berusaha untuk menutupi kehamilannya. Wajah subjek kelihatan ada sesuatu tekanan yang sepertinya ingin diselesaikan dengan cepat. Walaupun subjek melakukan kegiatan harianya dengan biasa tetapi subjek terlihat cepat lemas dan seperti orang sakit. Terkadang subjek juga kelihatan habis menangis. Subjek tidak seperti biasanya yang selalu ceria dan selalu kelihatan bahagia. Setelah melakukan obsevasi yang cukup penulis melakukan perjanjian wawancara tehadap subjek. Wawancara dilakukan diluar rumah subjek, yaitu setelah subjek pulang dari kerjanya. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat panduan wawancara, catatan dan pensil untuk mencatat setiap pertanyaan yang ditanyakan didalam wawancara. Selain itu, peneliti sudah mengenal subjek sehingga wawancara menjadi lebih mudah. Dari awal wawancara sampai akhir, subjek terlihat agak takut ingin menceritakan apa yang dihadapinya. Karena subjek takut malu dengan kejadian yang sedang dialaminya. Dan kadang- kadang di dalam wawancara subjek sempat meneteskan air mata. Tetapi wawancara tetap berjalan dengan lancar sampai akhir wawancara. 9 d. Analisis Data Dari hasil penelitian pada subjek di peroleh hasil sebagai berikut: 1. Gejala stres Dari munculnya beberapa gejala stress yang dialami subjek mengalami stress akibat dari kasus hamil di luar nikah yang dilaminya. Gejala-gejala tersebut terdiri dari gejala fisik, gejala mental, dan gejala perilaku. Namun semua gejala itu semakin berkurang sejalan dengan menurunnya tingkat stress yang dialami subjek. Oleh karena itu, saat ini gejala stress yang masih muncul hanya beberapa dari gejala yang pernah muncul saat subjek masih merasa stress. Gejala-gejala yang muncul sebagai berikut: 1) Kondisi di awal subjek mengalami masalah a) Gejala fisik Gejala fisik yang dirasakan subjek antara lain sakit kepala/pusing yang menyebabkan subjek lemas dan selalu tidur. Subjek juga merasakan mual-mual dan dikira subjek sendiri mengalami sakit biasa yaitu sakit tipes. Ketika peneliti bertanya apa gejala- gejala fisik yang anda rasakan, Subjek pun menjawab “ Saya merasakan sakit kepala dan mual-mual terus mas. Dan saya hanya minum obat biasa, karena saya mengira itu semua saya hanya sakit biasa, tipes gitu mas”. ( 22, 24 ) 10 b) Gejala mental Gejala mental yang di alami subjek adalah perasaan takut, perasaan gelisah, bingung, cemas. Subjek juga sering menangis saat kepikiran masalah yang di hadapi subjek. “iya selalu merasa takut dan bingung, gelisah gitu mas...”.selalu menangis terus kalau setiap memikirkan dan kepikiran masalah ini mas” ( 10 ) c) Gejala perilaku Gejala perilaku yang mucul adalah menutupi kehamilannya kepada orang tua dan semua orang-orang terdekatnya. Subjek berusaha untuk menutupi supaya tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya sedang hamil. “Saya berusaha menutupi kehamilan saya ini sama orang tua saya dalam berpakaian saya mas,” ( 16 ) 2. Coping stress Coping stress yang dilakukan oleh subjek LA adalah sebagai berikut: 2) Problem focused coping a) Activecoping Active coping yang di gunakan oleh subjek adalah menenangkan diri sendiri, berusaha tetap tegar menghadapi masalahnya dan berusaha menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Hal ini muncul dari pernyataan subjek dalam wawancara: 11 “ saya tetap jalani saja aktivitas saya mas, biar tidak berfikiran terus dan bisa menghilangkan pikiran saya ini dengan mengerjakan pekerjaan rumah mas”. ( 38 ) b) Planning Planing yaitu memikirkan tentang cara mengatasi penyebab stres. Subjek memikirkan bagaimana mengatasi stres yang dialaminya, bagaimana menentukan tindakan yang diambil serta bagaimana cara penanganan yang terbaik untuk memecahakan masalah. Hal ini mucul dalam pernyataan subjek dalam wawancara: “ya saya berusaha semaksimal saya dan dibantu orang tua saya untuk omong sama pacar saya dan keluarga pacar saya untuk nikahi saya secepatnya mas dan tanggung jawab semuanya mas”. ( 50 ) c) Restraint coping Restraint coping yaitu menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Subjek cenderung menahan diri untuk mengatasi tekanan. Subjek juga mempertimbangkan situasi dan kondisi saat melakukan tindakan. Hal ini dinyatakan oleh subjek: “saya selalu menunggu saat yang tepat untuk omong sama keluarga saya mas, ya di saat keluarga saya tidak ada pikiran dan tenang mas. Dan di saat itu juga saya omong langsung yang saya alami mas dan secepatnya harus nikah mas”. ( 54 ) 12 1) Emotional focused coping a) Positive reframing Coping dengang positive reframing adalah mencoba menafsirkan sesuatu kondisi dengan lebih postif. Hal ini ditunjukkan oleh subjek dalam wawancara: “semuanya sudah terlanjur mas, ya saya berfikir positif aja mas karena juga ada yang tanggung jawab semua ini mas”. ( 44 ) II. Subjek 2 a. Gambaran umum subjek Subjek berinisial TA dan berusia 22 tahun. TA berasal dari Salatiga. Subjek merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Ayah TA bekerja swasta di luar kota, ibu TA juga bekerja di luar kota di tempat kerja bapak TA. Dan kakak-kakak TA sudah bekerja semua, dan sudah menikah semua. Dan semua kakaknya nikah dikarenakan hamil di luar nikah dan menghamili di luar nikah. TA sudah menyelesaikan sekolahnya di bangku SMU dan sudah bekerja. TA sudah bekerja selama 2 tahun. TA anak yang sopan dan ramah di lingkungan keluarga maupun masyarakat. TA beragama kristen. TA tergolong rajin di dalam beribadah di gereja karena di dalam keluarga TA, keluarga TA sangat jarang beribadah di gereja, hanya TA yang rajin beribadah tiap minggu digereja. TA berpacaran dengan pacarnya sudah 2 tahunnan saat TA bekerja ditempat TA bekerja. TA mengenal pacarnya dari tempat kerja TA. 13 TA mengalami tekanan yang sangat membuat TA merasa malu dan takut. TA melakukan hal yang benar- benar membuat orang tuanya kecewa. TA adalah orang yang selalu dibanggakan oleh kedua orang tuanya. Karena kedua kakaknya yang sudah membuat kesalahan yang tidak diinginkan kedua orang tuanya. Dan maka dari itu TA benar- benar merasakan sangat dan tertekan, karena yang selama ini menjadi kebanggaan kedua orang tuanya juga membuat kesalahan yang sama seperti kakak TA alami. Sebelum TA mengetahui kalau dirinya sedang hamil, TA mengira kalau TA hanya sakit seperti biasa. Salah satu keluarga dari TA mulai curiga dengan yang dialami TA. TA selalu terus ditanya oleh keluarga TA. Tetapi TA terus mencoba untuk menutupi pertanyaan yang di tanyakan keluarganya. Keluarga TA mencurigai dari gejala- gejala fisik dari TA. TA mulai sadar kalau dirinya sedang hamil setelah TA mencoba memeriksakan sakitnya itu ke dokter. TA merasakan sangat stres di saat mengetahui dirinya sedang hamil. TA merasa sangat takut dengan apa yang terjadi jika orang tua TA mengetahuinya. Di saat itu TA mulai berusaha menutup dan menyembunyikan kehamilannya dari orang tuanya, dengan cara berpakaian TA. Walaupun sebenarnya salah satu keluarga TA sudah mulai curiga dengan kehamilannya. 14 TA merasa tidak ingin terus- terusan di dalam tekanan yang dialaminya. TA berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi TA dengan mengatakan kehamilannya kepada orang tua TA dan pacarnya. Walaupun TA harus menunggu waktu yang tepat. Supaya TA cepat dinikahkan dengan pacarnya yang telah menghamilinya. b. Gambaran umum orang terdekat TA adalah anak kebanggaan orang tuanya. TA anak yang baik didalam keluarganya dan sekitarnya. Yang pertama kali mengetahui bahwa TA hamil adalah saudara TA yang juga adik dari orang tua TA. Saudara TA mulai curiga dengan perubahan TA dengan perubahan fisik dan kegiatan sehari-harinya. TA tidak seperti biasanya yang ceria dan semangat. Tapi akhir-akhir ini TA tidak seperti biasanya yang ceria. TA terlihat sangat lemas dan dari perubahan fisiknya TA seperti orang-orang yang hamil. Saudara TA mulai memberitahukan kepada orang tua TA, bahwa TA sepertinya sedang hamil. Orang tua TA sangat terpukul dan menangis saat mendengar bahwa TA hamil. Padahal TA adalah anak yang dibanggakan di dalam keluaraganya. Kenapa TA harus mengalami seperti kakak- kakaknya dulu. Mulai dari situ orang tua TA menanyakan hal itu kepada TA. Setelah ditanya TA tidak bisa mengelak dengan kejadian yang dialaminya.TA mulai jujur dengan keluarganya bahwa dirinya sedang hamil dan kehamilan itu semua 15 dari pacar TA. Dari situ keluarga TA langsung mengambil tindakan untuk TA menikah secepatnya. Supaya orang- orang terdekat dan tetangga tidak menjelekkan nama keluarga TA. Walaupun keluarga TA sudah terlanjur terpukul dan malu dengan kejadian kehamilan TA. c. Observasi didalam Wawancara Sebelum wawancara penulis melakukan observasi kepada subjek 2. Subjek setiap harinya melakukan aktifitasnya dengan seperti tidak biasanya. Subjek selalu merasa ada ketakutan dan seperti ada tekanan yang membuat subjek tidak seperti biasanya, yang tiap hari subjek melakukan aktifitasnya dengan semangat. Subjek selalu murung dan lemas sekali. Di dalam pekerjaanya subjek juga sering murung seperti ada tekanan yang subjek pikirkan. Subjek selalu mencoba menutupi kehamilannya dengan cara berpakaian dengan mengenakan pakaian yang besar dan selalu memakai jaket jika subjek berpergian kemanapun. Terkadang subjek juga pergi ke luar kota di tempat temannya, untuk menutupi supaya tidak ada keluarga yang tau akan kehamilan subjek. Setelah melakukan observasi yang cukup penulis melakukan perjanjian wawancara tehadap subjek. Wawancara dengan subjek TA dilakukan ditempat rumah teman peneliti diSalatiga. Wawancara dilakukan pada malam hari, karena subjek bisa waktunya di malam hari. Karena peneliti sudah mengenal subjek, maka wawancara berjalan dengan baik. 16 Subjek memberikan informasi di dalam tekanan masalah yang dihadapinya dengan terbuka walaupun itu sangat berat bagi subjek. Selama wawancara subjek selalu menunduk, ada perasaan malu dengan peneliti. Subjek juga terlihat mencoba untuk menahan tangisnya. Wawancara berjalan dengan baik samapi akhir wawancara selsai. d. Analisis Data Saat subjek TA mengetahui hamil di luar nikah, subjek mengalami stres. Dari hasil penelitian pada subjek di peroleh hasil sebagai berikut: 1. Gejala stress Dari munculnya beberapa gejala stress yang di alami subjek mengalami stress akibat dari kasus hamil di luar nikah yang di laminya. Gejala-gejala tersebut terdiri dari gejala fisik,gejala mental, dan gejala perilaku. Namun semua gejala itu semakin berkurang sejalan dengan menurunnya tingkat stress yang di alami subjek. Oleh karena itu, saat ini gejala stress yang masih muncul hanya beberapa dari gejala yang pernah muncul saat subjek masih merasa stress. Gejala-gejala yang muncul sebagai berikut: 17 1) a) Kondisi di awal subjek mengalami masalah Gejala fisik Gejala fisik yang dirasakan subjek antara lain sakit kepala/pusing yang menyebabkan subjek lemas. Subjek juga merasakan mual-mual dan dikira subjek sendiri mengalami sakit biasa. Ketika peneliti bertanya apa yang di rasa didalam gejala fisik saat pertama yang di alami anda, Subjek menjawab “ Saya merasakan sakit kepala, serasa pusing banget mas dan mual-mual terus mas dan lemas banget mas. Dan saya hanya minum obat biasa, karena saya mengira itu semua saya hanya sakit biasa mas”. (32, 34 ) b) Gejala mental Gejala mental yang di alami subjek adalah perasaan takut, perasaan gelisah, bingung. Subjek juga menangis dengan masalah yang di hadapi subjek. “saya selalu merasa takut dan bingung, mas...”.selalu menangis terus karena juga saya kecewa terhadap diri saya mas ” ( 10, 12 ) c) Gejala perilaku Gejala perilaku yang mucul adalah menutupi kehamilannya kepada orang lain. Subjek berusaha untuk menutupi supaya orang lain tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya sedang hamil. 18 “Saya berusaha menutupi kehamilan saya ini sama orang lain mas dengan cara berpakaian saya mas, supaya orang lain tidak tahu kehamilan saya, karena saya malu mas.” ( 25 ) 2. Coping Stress Coping stress yang di lakukan oleh subjek TA adalah sebagai berikut: 1) Problem focused coping a) Active coping Active coping yang di gunakan oleh subjek adalah menenangkan diri sendiri dengan cara melakukan hal-hal yang positif. Hal ini muncul dari pernyataan subjek dalam wawancara: “dari pada saya kepikiran terus dengan masalah yang saya hadapi, saya lebih baik melakukan hal-hal yang positif mas, saya sering mendengarkan musik apa aja mas, biar saya lebih tenang.” ( 44 ) b) Planning Planning yaitu memikirkan tentang cara mengatasi penyebab stres. Subjek memikirkan bagaimana mengatasi stres yang dialaminya, bagaimana melakukan tindakan yang di ambil serta bagaimana cara penanganan yang terbaik untuk memecahakan masalah.Hal ini mucul dalam pernyataan subjek dalam wawancara: “saya omong sama pacar saya mas supaya saya di nikahi mas secepatnya dan bertanggung jawab atas semua yang kita lakukan, gitu mas..”. ( 54 ) 19 c) Restraint coping Restraint coping yaitu menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Subjek menunggu untuk mengatakan kehamilannya dengan pacarnya. Hal ini dinyatakan oleh subjek: “saya selalu menunggu saat yang tepat untuk omong sama pacar saya mas, untuk nikahi saya secepatnya mas dan supaya pacar saya juga bilang sama keluarganya dengan kehamilan saya mas”. (58) 2) Emotional focused coping a) Positive reframing Coping dengang positive reframing adalah mencoba menafsirkan sesuatu kondisi dengan lebih postif. Hal ini ditunjukkan oleh subjek dalam wawancara: “ya.... berfikir positif aja mas dan saya menerima apa yang saya hadapi ini mas”. ( 48 ) b) Use of religion Use of religion adalah menyelesaikan masalah dengan keagamaan. Subjek lebih cenderung menyerahkan masalahnya dengan Tuhan. Hal ini ditunjukkan oleh subjek dalam wawancara: “saya lebih sering berdoa mas dan saya serahkan masalah kehamilan saya ini kepada Tuhan dan saya hanya berpegang teguh sama Tuhan supaya saya lebih kuat dan Tuhan buka jalan dengan masalah kehamilan saya ini dan memberi yang terbaik buat saya mas”. ( 50 ) 20 III. Subjek 3 a. Gambaran Umum Subjek Subjek berinisial DA dan berusia 22 tahun. DA berasal dari luar kota salatiga. DA merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. Ayah DA bekerja swasta, ibu DA hanya dirumah saja sebagai ibu rumah tangga. Dan kakak DA sudah bekerja di sebuah perusahaan diluar kota dan sudah menikah. DA sudah menyelesaikan sekolahnya di bangku SMU dan sudah bekerja. DA bekerja sebagai wiraswasta di salatiga. DA tinggal di Salatiga ngekos. DA sudah bekerja selama 1 tahunan. DA anak yang rajin di dalam pekerjaanya. DA didalam keluarganya sangat sopan kepada orang tuanya. DA juga senang sekali bermain atau jalan- jalan bersama teman- temannya. DA mengenal pacarnya dari teman. DA menjalani pacaran dengan pacarnya sudah 2 tahunan pacaran. DA jarang mengikuti ibadah tiap minggu. DA beragama kristen protestan. Di dalam keluarga DA, DA sering membantu orang tuanya dan mengirim uang sedikit dari kerjanya untuk orang tuanya. DA tergolong anak yang menghormati orang tuanya. DA mengalami tekanan yang sangat membuat DA merasa malu, takut dan bingung. DA hanya bisa menangis disaat memikirkan tekanan yang dihadapi DA. DA selalu berfikir dengan kehamilannya yang membuat tertekan DA. Sebelum mengetahui diri DA hamil, DA mengira bahwa gejala- gejala yang dirasakan DA seperti pusing, 21 lemas, mual itu hanya sakit biasa saja. DA mencoba mencari tau gejala-gejala yang di alami DA. DA memeriksakan sakitnya ke dokter, dan dari periksa itu DA mulai percaya kalau dirinya sedang hamil. DA mendengar itu semua DA hanya bisa menangis. Karena DA takut jika kehamilan itu diketahui oleh orang tua DA. DA berusaha menutupi kehamilannya itu kepada orang tua DA, DA selalu menghindar di depan keluargnya, dengan cara DA jarang pulang. Karena kehamilan itu makin lama akan makin membesar, DA berusaha bersama pacarnya untuk membicarakan kehamilan DA bersama orang tua mereka, supaya mereka secepatnya di nikahkan karena DA ingin masalah dan tekanan yang dihadapi DA bisa selsai dan DA bisa lebih tenang. b. Gambaran umun orang terdekat DA adalah anak yang baik sekali dengan keluaraganya. DA sangat bertanggung jawab dengan keluarganya. Walaupun jauh dengan tempat tinggalnya DA sangat mandiri. Didalam pekerjaanya juga DA sangat bertanggung jawab. Jika waktu terima gaji, DA tidak pernah lupa dengan orang tuanya. DA sering menyisihkan uang gajinya untuk dikirim ke pada orang tuanya. DA sangat sayang sekali dengan keluarganya. Dengan kejadian sekarang yang DA alami. DA merasakan sangat terpukul dan selalu mengeluh. Yang pertama kali mengetahui DA hamil itu teman dekat DA. Walaupaun DA sering menutupi kehamilannya dan menyangkalnya. Dengan 22 perbedaan sehari- hari yang dilakukan DA. Teman DA mulai curiga dengan masalah yang dihadapi DA. DA mulai jujur dengan teman dekatnya yang di anggap seperti keluarga sendiri dan bisa menjaga rahasia DA setelah DA di tanya terus menerus sama teman dekatnya. Teman DA sangat terpukul dengan kejadian yang di alami DA. DA menceritakan semuanya yang dialaminya. Langsung dengar rasa kecewa dan sedih teman DA langsung menangis dengan kejadian yang di alami DA. Tetapi teman DA selalu memberi semangat dan motifasi untuk DA bisa jujr dengan orang tua DA. Karena masalah ini tidak bisa di biarkan lama- lama. Supaya Da tidak berlarut dengan rasa malu dan tekanan. Teman DA mencoba untuk mendorong DA membicarakan kehamilanya dengan orang tua DA dan orang tua pacar DA, secepatnya dinikahkan. Sebelum anak yang dikadung DA lahir. Supaya dipandang orang lain kalau anak itu ada bapaknya supaya masalah dan tekanan yang DA rasakan cepat selesai. c. Observasi Selama Wawancara Sebelum wawancara penulis melakukan observasi kepada subjek 3. Subjek tinggal di tempat kos di Salatiga. Subjek mengalami hamil diluar nikah, tetapi orang tua subjek belum mengetahui kejadian ini. Subjek berusaha menutupi kehamilannya kepada orang lain dengan memakai baju-baju yang besar, supaya tidak terlihat sekali kehamilannya. Subjek sering cerita masalah itu dengan teman 23 dekatnya yang tinggal satu kos dengan subjek. Subjek kadangkadang terlihat murung dan sedih. Kadang subjek selalu mengurung dirinya dikamar. Subjek terlihat tidak seperti biasanya. Terkadang subjek juga tidak berangkat bekerja. Subjek terlihat seperti orang yang sakit, selalu lemas dan tidak ceria seperti biasanya. Subjek terlihat sekali ada tekanan yang sangat membuat subjek stres. Subjek juga tidak pernah pulang ke kampungnya setelah kejadian ini. Subjek selalu cerita dengan teman dekatnya bahwa ingin masalah ini cepat selesai. Setelah melaukan obsevasi yang cukup penulis melakukan perjanjian wancara tehadap subjek. Wawancara dilakukan ditempat depan rumah teman subjek, karena subjek ingin mencari tempat yang sepi karena malu. Wawancara dilakukan pada sore hari, karena subjek bisa waktu sore hari. Pada awal wawancara subjek menunjukan muka yang takut dan bingung karena harus menceritakan tekanan yang dihadapinya. Subjek menceritakan rasa tertekannya dengan sangat sedih. Subjek terus berusaha tegar dan kuat didalam wawancara. Wawancara berlangsung dengan baik dan lancar sampai akhir wawancara. 24 d. Analisis Data Saat subjek DA mengetahui hamil di luar nikah ini, subjek mengalami stress. Dari hasil penelitian stres pada subjek di peroleh hasil sebagai berikut: 1. Gejala stres Dari munculnya beberapa gejala stress yang di alami subjek mengalami stress akibat dari kasus hamil di luar nikah yang di laminya. Gejala-gejala tersebut terdiri dari gejala fisik,gejala mental, dan gejala perilaku. Namun semua gejala itu semakin berkurang sejalan dengan menurunnya tingkat stress yang dialami subjek. Oleh karena itu, saat ini gejala stress yang masih muncul hanya beberapa dari gejala yang pernah muncul saat subjek masih merasa stress. Gejala-gejala yang muncul sebagai berikut: 1) Kondisi di awal subjek mengalami masalah a) Gejala fisik Gejala fisik yang dirasakan subjek antara lain sakit kepala yang menyebabkan subjek lemas dan selalu ingin tidur. Subjek juga merasakan mual-mual dan dikira subjek sendiri mengalami sakit. Ketika peneliti bertanya apa yang di rasa didalam gejala fisik saat pertama yang di alami anda, Subjek menjawab “ Saya merasakan sakit kepala, serasa pusing banget dan mualmual terus pengen muntah mas dan lemas banget mas dan rasanya pengen tidur terus mas”.( 30 ) 25 b) Gejala mental Gejala mental yang di alami subjek adalah perasaan takut, perasaan gelisah, bingung,cemas. Subjek juga sering menangis jika memikirkan masalahnya. “saya merasa takut dan bingung, gelisah cemas dan sering saya hanya bisa menangis saja jika saya kepikiran semuanya ini mas ”. ( 16 ) c) Gejala perilaku Gejala perilaku yang mucul adalah menutupi kehamilannya kepada orang terdekat . Subjek berusaha untuk menutupi supaya tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya sedang hamil. “Saya berusaha menutupi kehamilan saya ini sama orang terdekat saya mas dengan berpakaian saya mas dan saya selalu menghindar jika ada ngumpul-ngumpul gitu mas, supaya orang terdekat tidak tahu kehamilan saya.” ( 24 ) 2. CopingStress Coping stress yang di lakukan oleh subjek DA adalah sebagai berikut: 1) Problem focused coping a) Active coping Active coping yang di gunakan oleh subjek adalah menenangkan diri dengan mencari kesibukan sehari hari yang bisa membuat subjek 26 tenang dan melupakan sejenak masalahnya. Hal ini muncul dari pernyataan subjek dalam wawancara: “saya berusaha melupakan masalah saya dengan mencari kesibukan saya sehari-hari dengan mencari pekerjaan apa aja mas dan di luar mas, supaya saya melupakan dan menenangkan sejenak masalah saya mas.” ( 42 ) b) Planning Planing yaitu memikirkan tentang cara mengatasi penyebab stres. Subjek memikirkan bagaimana mengatasi stres yang dialaminya, bagaimana melakukan tindakan yang di ambil serta bagaimana cara penanganan yang terbaik untuk memecahakan masalah.Hal ini mucul dalam pernyataan subjek dalam wawancara: “saya mencoba dengan pacar saya menemui orang tua kita mas, mau omong kehamilan saya dan minta supaya kita nikah secepatnya mas ”. ( 50 ) c) Restraint coping Restraint coping yaitu menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Subjek menunggu untuk mengatakan kehamilannya kepada orang tua mereka. Hal ini dinyatakan oleh subjek: “saya selalu menunggu saat yang tepat untuk berbicara sama orang tua kita, untuk kita di nikahkan secepatnya mas supaya saya tidak terlalu lama kepikiran masalah ini , walaupun sangat berat dan pasti akan kena marah besar mas”. ( 54 ) 27 2) Emotional focused coping a) Positive reframing Coping dengang positive reframing adalah mencoba menafsirkan sesuatu kondisi dengan lebih postif. Hal ini ditunjukkan oleh subjek dalam wawancara: “saya lebih baik berfikir postif saja mas karena masih banyak orang yang lebih menderita dari saya mas,supaya juga pikiran ini memotifasi saya untuk bangkit mas”. ( 46 ) b) Use of religion Use of religion adalah menyelesaikan masalah dengan keagamaan. Subjek lebih cenderung menyerahkan masalahnya dengan Tuhan. Hal ini ditunjukkan oleh subjek dalam wawancara: “saya mencari pengutan dengan saya sering membaca alkitab dan saya sering berdoa supaya Tuhan beri saya kekuatan dan membuka jalan untuk masalah kehamilan saya ini mas”. ( 48 ) 28 Tabel 4.1 Hasil Wawancara sub jek Usia Gejala fisik Gejala mental Gejala perilaku 20 thn Usia keham ilan 3 bulan LA Sakit kepala, mual Takut, gelisah,bingu ng,cemas Menutupi kehamilann ya dengan berpakaian TA 22 thn 4 bulan Pusing , mual, lemas Takut,gelisah ,bingung Menutupi kehamilann ya dengan cara berpakaian DA 22 thn 4 bulan Lemas , sakit kepala, sering tidur, mualmual Takut, gelisah, bingung, cemas Menutupi kehamilann ya Memakai aspek coping stress a) Problem focused coping : active coping,pla nning,restr aint coping b) Emotional focused coping : postif reframing a) Problem focused coping : active coping, planning, restraint coping b) Emotional focused coping : positive reframing, use of religion a) Problem focused coping : active coping, planning, restraint coping, b) Emotional focused coping :positive reframing, use of religion 29 D. Pembahasan Di awal subjek mengetahui bahwa dirinya telah hamil diluar nikah, subjek merasa stres. Hal tersebut dapat diketahui dari gejala- gejala yang mucul. Gejala tersebut adalah gejala fisik, gejala mental, dan gejala perilaku. Gejala fisik yang di alami subjek yaitu, sakit kepala,mual-mual dan subjek merasa lemas ingin selalu tidur. Subjek juga selalu menangis setiap kali subjek teringat masalah yang sedang dihadapinya. Kemudian gejala mental yang dialami subjek yaitu perasaan gelisah, takut, bingung.Gejala selanjutnya yang di alami subjek yaitu gejala perilaku yang sering berbohong dan menutup- nutupi kehamilannnya dengan cara berpakaiannya. Akibat stress yang dirasakan subjek, subjek pun berusaha melakukan coping stress. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masing-masing subjek menggunakan jenis coping yang berbeda-beda untuk mengatasi stres yang dirasakan subjek. Secara sederhana dapat di susun tabel coping stres subjek sebagai berikut: Tabel 4.2Coping Stres Subjek Penelitian Subjek Problem focused coping Emotional focused coping 1 Active coping Planning Restraint coping Positive reframing 2 Active coping Planning Restraint coping Positive reframing Use of religion 3 Active coping Planing Restraint coping Positive reframing Use of religion 30 Dari tabel ini dapat di lihat bahwa subjek melakukan problem focused coping dan emotional focused coping dan emotional focused coping. Jenis problem focused coping yang digunakan oleh ketiga subjek adalah sama yaitu active coping, planning dan restraint coping, sedangkan emotional focused coping yang digunakan oleh subjek 1,2 dan 3 yang berbeda yaitu subjek 1 hanya memakai positive reframing, sedangkan subjek 2 dan 3 menggunakan emotional focused coping yang sama. Ini berarti bahwa ketika subjek mengalami stres saat hamil di luar nikah, subjek sebagaian besar mengatasinya menggunakan coping stres yang sama yang digunakan untuk mengurangi stressor dan untuk mengubah situasi. Coping stress merupakan bentuk tindakan atau usaha yang dilakukan individu sebagai reaksi dari situasi yang penuh tekanan baik berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Masalah hamil diluar nikah yang di alami beberapa subjek membuat subjek mengalami tekanan. Oleh karena itu ketidak mampuan mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan yang ada, baik kenyataan yang ada didalam maupun di luar diri, sehingga menimbulkan tekanan batin dan konflik. Active coping,planning dan restraint coping digunakan sebagai alternatif menccari solusi mengatasi stres oleh semua subjek. Ini menunjukkan bahwa subjek mengunakan coping stress yang berfokus pada masalah yang dihadapi. Pada masalah yang dihadapi subjek hamil diluar nikah, misalanya saat subjek mengalami kebingungan dan perasaan yang sangat membuat subjek takut di dalam masalah yang dihadapi, subjek memilih melakukan active 31 coping dengan melakuakan hal atau pekerjaan yang lebih positif supaya dapat menghilangkan perasaan-perasaan subjek yang takut dan bingung di dalam masalah yang dihadapi. Ini menunjukan adanya usaha dari subjek untuk mengurangi stres yang dihadapi subjek. Selain itu subjek juga mempunyai planning atau rencana supaya masalah yang dihadapi subjek cepat selsai dan tidak membuat beban subjek, misalnya yaitu dengan subjek mau berusaha membicarakan masalah yang dihadapi kepada orang- orang terdekatnya seperti keluarga supaya subjek cepat dinikahkan dan supaya tidak berlarutlarut membawa nama jelek di dalam keluarga. Subjek penelitian ini juga menggunakan restraint coping atau menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Ini berarti bahwa subjek menunggu saat yang tepat untuk membicarakan masalah yang dihadapi di dalam hamil di luar nikahnya kepada orang terdekatnya atau keluarga untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi subjek. Ini dilakukan subjek untuk mengurangi potensi timbulnya tekanan yang membawa dampak stres pada subjek. Jenis emotional focused coping yang digunakan oleh ketiga subjek adalah positive reframing. Ini menunjukan bahwa subjek mencoba untuk menerima dan berfikir yang lebih positif dengan masalah hamil diluar nikah yang dihadapi subjek supaya mengurangi tekanan stres yang di alami subjek dan memberikan motivasi subjek untuk bangkit didalam masalah yang dihadapinya. Ada pula dua subjek menggunakan jenis emotional focused coping yang sama yaitu use of religion sebagai alternatif mengurangi tekanan 32 di dalam masalah hamil diluar nikahnya. Subjek yang religius menggunakan agama sebagai salah satu usaha untuk mengurangi stress yang di alaminya dengan cara membaca alkitab dan berdoa menyerahkan bebanya kepada Tuhan.