6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian AirBersih Air merupakan sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media penularan penyakit misalnya penyakit diare. Supaya air yang masuk ketubuh manusia, baik berupa minuman atau makanan tidak menyebabkan/merupakan pembawa bibit penyakit mutlak diperlukan pengolahan air. Pengolahan air yang berasal dari sumber atau dari jaringan transmisi atau distribusi diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan (Sutrisno,2000). Menurut Dirjen PPM PLP Departemen Kesehatan RI, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syaratsyarat kesehatan dan dapat diminum apabila dimasak. Persyaratan air bersih diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air (Suyono, 2010). Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara berkelanjutan. Penggunaan air bersih sangat penting untuk komsumsi rumah tangga,kebutuhan industri dan tempat umum. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di 7 daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan berkelanjutan. Sedang kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat yang terkadang tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan. Peningkatan kebutuhan ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan warga serta perkembangan kota/kawasan pelayanan ataupun hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi warga. Mengingat pentingnya air bagi kehidupan manusia, masyarakat berupaya untuk membangun sarana-sarana air bersih baik berupa yang sederhana seperti sumur gali maupun sumur pompa tangan, sampai dengan perpipaan. Dengan harapan air yang akan digunakan oleh masyarakat nanti benar-benar memenuhi standar, baik dari kualitas maupun kuantitas. 2.2 Sumber - Sumber Air Bersih Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000). Macam-macam sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air minum sebagai berikut : 8 a. Air laut Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum. b. Air hujan disebut dengan air atmosfer Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat di jadika air minum yang sehat perlu di tambahkan kalsium di dalamnya. c. Air Permukaan Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah. 9 d. Air tanah Air yang tersimpan dalam tanah disebut air tanah. Air tanah ini tersimpan di antara batu-batuan kedap air atau pada lapisan batuan tidak kedap air, atau tersimpan dalam lapisan tanah. Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada air dalam lapisan-lapisan tanah. Secara praktis air tanah air bebas polutan karena berada dibawah permukaan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa air tanah dapat tercemar oleh zat-zat yang mengganggu kesehatan. Bila ditinjau dari kedalaman air tanah maka air tanah dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal mempunyai kualitas lebih rendah dibanding kualitas air tanah dalam. Hal ini disebabkan karena air tanah dangkal lebih mudah mendapat kontaminasi dari luar dan fungsi tanah sebagai penyaring lebih sedikit. Pemanfaatan air tanah dapat di lakukan dengan menggali atau mengebor sampai kedalaman tertentu. Jenis sumur yang di gunakan untuk memperoleh air tanah ini adalah sumur gali, sumur pompa tanah dangkal dan sumur pompa tanah dalam (Suyono, 2010). e. Mata air Mata air yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam. Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini, bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat di jadikan air minum langsung. Akan tetapi 10 karena kita belum yakin apakah belum tercemar, maka alangkah baiknya air tersebut di rebus dahulu sebelum di minum (Notoatmodjo, 2003). 2.3 Syarat-Syarat Air Bersih Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energy, atau komponen lain dalam air (Purwitasari, 2007). Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan kesehatan, setidak-tidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut (Notoatmodjo, 2007). Persyaratan air bersih diatur oleh Peraturan Menteri KesehatanRI No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat - syarat dan Pengawasan Kualirtas Air. Sedangkan untuk air minumdiatur oleh Peraturan Menteri KesehatanRI No. 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat – syarat Pengawasan Kualitas Air Minum (Suyono,2010). Air bersih harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut (Suyono,2010).: 1. Syarat Fisik : a) Tidak berbau b) Tidak berwarna c) Tidak berasa d) Terasa segar 11 2. Syarat Kimia : a) Derajat keasaman (pH) antara 6,5 – 9,2 b) Tidak boleh ada zat kimia berbahaya (beracun), kalaupun ada jumlahnya harus sedikit sekali c) Unsur kimiawi yang diizinkan tidak boleh melebihi standar yang telah ditentukan d) Unsur kimiawi yang diisyaratkan mutlak harus ada dalam air. 3. Syarat Bakteriologis : a) Tidak ada bakteri/virus kuman berbahaya (pathogen) dalam air b) Bakteri yang tidak berbahaya namun menjadi indicator pencemaran tinja (Coliform bacteria) harus negatif. 4. Syarat radioaktivitas : Tidak ada zat radiasi yang berbahaya dalam air. 2.4. Pengertian Bakteri Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil). A. Bakteri Coliform Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penentuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan 12 sebagai indicator keberadaan organisme patoghen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali (Servais dalam Badiamurti dkk, 2007). Jenis bakteri ini berbentuk bulat, gram negatif, tidak berspora serta memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas apabila di inkubasi pada 35-37°C. Bakteri ini terdapat sangat banyak pada feses organisme berdarah panas, dapat juga ditemukan di lingkungan perairan, di tanah dan pada vegetasi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa apabila terdapat bakteri Coliform pada badan air maka badan air tersebut sudah tercemar oleh feses. Genus yang termasuk dalam kelompok bakteri Coliform antara lain Citrobacter, Enterobacter, Escherichia, Hafnia, Klebsiella, Serratia. Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak pathogen, mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri pathogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya 13 bakteri pathogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri pathogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan. B. Bakteri Escherichia coli Bakteri Escherichia coli berbentuk batang, Gram negatif, fakultatif aerob tumbuh baik pada media sederhana. Dapat melakukan fermentsi laktosa dan fermentasi glukosa serta menghasilkan gas. Escherichia coli merupakan flora normal, hidup komensal di dalam colon manusia dan diduga membantu pembuatan vitamin K yang penting untuk pembekuan darah. Escherichia coli digunakan untuk menilai tentang baik tidaknya persediaan air untuk keperluan rumah tangga. Hal ini penting karena air keperluan rumah tangga seringkali menyebabkan terjadinya epidemic penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan, seperti kolera, thypus, disentri dan penyakit cacing. Bibit penyakit ini berasal dari feses manusia yang menderita penyakit-penyakit tersebut. Karena itu diusahakan agar air rumah tangga dijaga sampai tidak dikotori feses manusia karena mungkin dalam feses manusia itu terdapat bibit-bibit penyakit tersebut. Keberadaan E. coli dalam air dapat menjadi indikator adanya pencemaran oleh air tinja. Bakteri-bakteri ini apabila ditemukan di dalam sampel air maka air tersebut mengandung bakteri patogen, sebaliknya bila sampel air tidak mengandung bakteri-bakteri ini berarti tidak ada pencemaran oleh tinja manusia dan hewan, menunjukkan bahwa ia bebas dari bakteri pathogen (Pitojo,2002). 14 Indikator yang paling baik untuk menunjukkan bahwa air rumah tangga sudah dikotori feses adalah dengan adanya Escherichia coli dalam air tersebut, karena dalam feses manusia, baik sakit maupuun sehat terdapat bakteri ini. Dalam satu (1) gram feses terdapat sekitar 100 juta Escherichia coli (Entjang, 2003). Pengidentifikasian adanya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna berbeda pada media, dan terdapat gas saat di kultur pada media EMB-A, hasil positif Escherichia coli adalah koloni berwarna hijau metalik (Badiamurti, 2007). 2.5. Pengujian Kualitas Air Secara Mikrobiologis Pengujian kualitas air secara mikrobiologis dapat diuji dengan ada tidaknya kandungan bakteri yang terdapat di dalamnya. Apabila ditinjau berdasarkan kandungan bakteri Coliform total berdasarkan SK. Dirjen PPM dan PLP Nomor 1/PO.03.04.PA.91 dan SK Juklak PKA Tahun 2000/2001, dapat dibedakan kedalam 5 kategori (Pitojo,2007) sebagai berikut : 1) Air bersih kelas Akategori baik mengandung total Coliform kurang dari 50. 2) Air bersih kelas B kategori kurang baik mengandung Coliform 51-100. 3) Air bersih kelas C kategori jelek mengandung Coliform 101-1000. 4) Air bersih kelas D kategori amat jelek mengandung Coliform 1001-2400. 5) Air bersih kelas E kategori sangat amat jelek mengandung Coliform lebih 2400. 15 Untuk mengetahui besar kandungan bakteri dalam air dapat menggunakan metode MPN (Most Probable Number), perhitungan dengan metode MPN dapat dilakukan setelah melalui beberapa tahap, yakni uji penduga, uji penguat, dan uji pelengkap. Apabila ditinjau dari adanya bakteri Escherichia coli menurut Permenkes keputusan Menteri Kesehatan Repblik Indonesia Nomor 416/Menkes/IX/1990 tentang Syarat – Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, dinyatakan bahwa kualitas bakteriologis air bersih untuk non perpipaan adalah 50 sel/100ml. Sedangkan menurut Standart Nasional Indonesia (SNI 01-3553-1996) syarat Coliform dalam minuman < 2 MPN/100 ml dan Escherichia coli dalam minuman 0 (nol) koloni per 100 ml. 1.6 Penyakit Yang Disebabkan Oleh Air Menurut Suyono, tahun 2010 bahwa ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air, yaitu: 1. Melalui mulut. Penularan terjadi karena minum air yang tidak bersih antara lain: a. Kolera disebabkan oleh Vibrio Cholera b. Demam tifoid oleh Salmonella thypi c. Disentri basiler oleh Shygella dysentriae, Shygella flexneri, Shygella boydii, Shygella sonnei d. Disentri amuba oleh Protozoa entamoeba hystolytica e. Demam paratifoid oleh Salmonella parathypi, Salmonella schottmulleri, Salmonella hirschfelfi 16 f. Tularemia oleh Pasteurella tularensis g. Poliomielitis akuta oleh virus polio h. Hepatitis infeksiosa oleh virus hepatitis i. Guinea worm disease (dracuntiasis) disebabkan oleh cacing gelang Dracunculus medimensis j. Toksik sianobakteria, keracunan akibat toksin yang diakibatkan oleh bakteri dalam air. 2. Melalui kulit. Penularan yang terjadi karena kontak langsung air dengan kulit, antara lain: a. Scabies disebabkan oleh Sarcoptes scabiei b. Penyakit mata oleh virus 2.7. Kerangka Teori Kualitas Air Bersih Syarat Air Bersih Yang Sehat Parameter Fisik Parameter Biologis Parameter Kimia Parameter Radioaktivitas Indikator Pencemar Air - Tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya - pH 6,5 – 9,2 Tidak ada zat radiasi yang berbahaya dalam air Tidak Berwarna Tidak Berbau Tidak Berasa Terasa Segar Coliform Gambar 2.1. Kerangka Teori Escherichia coli 17 2.8. Kerangka Konsep Bakteri Coliform Kualitas Bakteriologis Pada Sumber Mata Air Pegunungan Aladi sebagai Air Bersih Bakteri Escherichia coli Keterangan : : Variabel Dependen : Variabel Independen : Garis Yang Menghubungkan Antara Variabel Independen Dan Variabel Dependen Gambar 2.2. Kerangka konsep 18