1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Coliform

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Coliform merupakan salah satu kelompok bakteri terbesar dari famili
Enterobacteriaceae. Famili Enterobacteriaceae atau biasa disebut enterik,
merupakan kelompok bakteri yang ada di saluran gastrointestinal manusia dan
hewan lainnya. Coliform merupakan organisme yang berbentuk batang, bersifat
aerob dan fakultatif anaerob, bersifat Gram-negatif dan dapat memfermentasikan
laktosa dengan memproduksi asam dan gas, memiliki daya tahan hidup yang
tinggi. Bakteri coliform merupakan indikator sanitasi lingkungan yang penting.
Escherichia coli termasuk dalam kelompok coliform, yang merupakan bakteri
gram negatif, berbentuk batang dan bersifat fakultatif anaerob dan mampu
memfermentasikan laktosa. Secara umum, Escherichia coli ditemukan di saluran
intestinum pada manusia dan hewan, sehingga digunakan sebagai indikator
adanya kontaminasi feses pada lingkungan dan bahan pangan, sehingga dapat
menimbulkan penyakit pada manusia. Beberapa strain Escherichia coli bersifat
patogen dan mempunyai kemampuan menyebabkan penyakit pada saluran
pencernaan, dan sistem syaraf pusat pada manusia (Tortora et al, 1986 ;
Sumiarto., 2004).
Salah satu strain Escherichia coli yang bersifat patogen yaitu Escherichia
coli O157:H7, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan pada beberapa negara
maju. Wabah yang terjadi berkaitan dengan makanan atau bahan pangan,
khususnya daging sapi dan susu segar yang proses pemasakannya kurang
sempurna. Escherichia coli O157:H7 menghasilkan Verocytotoxin (VTEC) yang
2
dapat menyebabkan penyakit diare berdarah yang tidak disertai demam,
Hemolytic Uremic Syndrome (HUS) dan Thrombotic Thrombocytopenic Purpura
(TTP). Pada tahun 1987–1991 di Alberta, Canada dilaporkan bahwa rata-rata
infeksi VTEC yang diproduksi Escherichia coli sangat tinggi di wilayah America
Utara (Steinhart et al., 1996). Pada tanggal 18 September 2006, California
Department of Public Health (CDPH) memberitahukan bahwa dua anak dirawat di
Rumah sakit karena menderita Hemolytic uremic syndrome (HUS). Kedua anak
tersebut terinfeksi setelah mengkonsumsi susu mentah atau susu segar dan salah
satu anak ditetapkan terinfeksi Escherichia coli O157:H7. Pada tanggal 6 - 24
September 2006, telah terjadi kasus yang disebabkan oleh Escherichia coli
O157:H7, karena mengkonsumsi susu segar. Sebanyak 6 pasien dilaporkan
terkena diare berdarah, 3 diantaranya dirawat di Rumah sakit (Anonim, 2008).
Susu mentah memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Susu mentah
mengandung protein dan karbohidrat (laktosa) yang sangat tinggi, dimana
mikroorganisme dapat menggunakan laktosa sebagai sumber carbon sehingga
sangat memungkinkan bagi Escherichia coli O157:H7 yang positif laktosa untuk
dapat hidup dan akhirnya terjadi kontaminasi terhadap susu. Kontaminasi
Escherichia coli O157:H7 yang terjadi pada susu sapi mentah dapat ditimbulkan
dari proses pemerahan susu, sanitasi kandang yang kurang baik, kebersihan
penjaga yang kurang baik dan kebersihan sapi yang kurang terjaga. Sehingga
akibat dari mengkonsumsi susu yang terkontaminasi Escherichia coli dapat
menimbulkan penyakit yang berbahaya bagi kesehatan manusia (Hadiwiyoto,
1994).
3
Susu sapi yang dihasilkan dari peternakan biasanya ditampung di
kelompok peternakan. Setelah semua susu terkumpul dikelompok peternak, susu
mentah kemudian disetor ke koperasi. Dari koperasi susu mentah akan di setor ke
pabrik-pabrik susu setempat. Di Yogyakarta terdapat beberapa koperasi susu
diantaranya Koperasi Sarana Makmur, Koperasi UPP Kaliurang dan Koperasi
Warga Mulya. Koperasi-koperasi susu mentah tersebut pada umumnya tergabung
dalam suatu organisasi yaitu GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia). GKSI
ini berperan sebagai koordinator dan pengembang usaha peternakan sapi perah.
Koperasi UPP Kaliurang, memiliki anggota kurang lebih 19 kelompok peternak
yang tergabung dalam Koperasi tersebut, dan anggota masing-masing kelompok
peternak terdiri dari 20-40 peternak. Anggota koperasi banyak terdapat di daerah
kaliurang, daerah Kali Adem dan dusun gondang Cangkringan. Pemerahan susu di
peternakan dilakukan sebanyak 2 kali sehari, yaitu pagi pkl. 04.00-06.00 WIB dan
sore hari pkl. 13.00-15.00 WIB. Susu hasil pemerahan di peternakan di
kumpulkan di posko-posko penampungan susu yang kemudian akan di ambil oleh
truk khusus dan disetor ke koperasi UPP Kaliurang. Setiap hari koperasi UPP
Kaliurang menerima kurang lebih 12.000 liter susu dan disimpan kedalam tangki
penampungan.
Kualitas susu ditentukan oleh beberapa faktor seperti proses pemerahan
yang masih dilakukan secara tradisional, yaitu hanya menggunakan tangan. Lantai
peternakan sudah terbuat dari semen, namun tempat pemerahan dan tempat
tinggal sapi masih menjadi satu sehingga sangat memungkinkan susu hasil
pemerahan dapat terkontaminasi coliform dari feses ternak. Air yang digunakan
untuk memandikan sapi di peternakan menggunakan air dari pegunungan. Air
4
gunung dapat terkontaminasi oleh bakteri colifrom yang berasal dari feses
manusia atau hewan ternak sehingga saat air digunakan untuk memandikan sapi,
membersihkan
peralatan
dan
peternakan
dapat
memberikan
kontribusi
terkontaminasinya susu oleh bakteri coliform. Dalam sehari sapi hanya
dimandikan satu kali pada saat sebelum pemerahan sore hari. Feses atau kotoran
dapat masih melekat pada tubuh sapi seperti bagian lipatan-lipatan paha yang sulit
dijangkau untuk dibersihkan, bagian ekor dan daerah ambing. Sehingga sangat
memungkinkan keadaan ini menjadi faktor kontaminasi pada susu sapi mentah.
Melihat kondisi peternakan yang masih kurang bersih, kurangnya kesadaran
peternak dalam masalah kebersihan dapat menjadi permasalahan yang serius yang
dapat menurunkan kualitas susu mentah. Hal inilah yang mendorong peneliti
untuk melakukan penelitian untuk mendeteksi Coliform, Escherichia coli,
Escherichia coli 0157:H7 pada susu sapi mentah dari kelompok peternakan UPP
Kaliurang, Sleman, DIY.
B.
Rumusan Masalah
Bakteri coliform dapat berasosiasi dengan saluran intestinal sehingga dapat
keluar bersamaan dengan feses. Kurangnya kesadaran peternak dalam kebersihan
sapi, kebersihan tempat tinggal sapi dan peralatan yang digunakan selama
pemerahan susu dapat menjadi media penyebaran bakteri coliform, Escherichia
coli dan Escherichia coli O157:H7.
Download