STRATEGI MEMBANGUN PERSEPSI KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN “AYAM GEPREK SPESIAL” CABANG YOGYAKARTA DAN SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh: SITI SARAH B 100 110 238 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 1 HALAMAN PENGESAHAN Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca Artikel Publikasi Ilmiah dengan judul : STRATEGI MEMBANGUN PERSEPSI KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN “AYAM GEPREK SPESIAL” CABANG YOGYAKARTA DAN SURAKARTA Yang ditulis oleh: SITI SARAH B 100 110 238 Penandatanganan berpendapat bahwa Artikel Publikasi Ilmiah tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima. Surakarta, Maret 2015 Pembimbing (Ahmad Mardalis, SE., MBA) 2 STRATEGI MEMBANGUN PERSEPSI KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN “AYAM GEPREK SPESIAL” CABANG YOGYAKARTA DAN SURAKARTA Oleh: Siti Sarah ABSTRAK Penelitian ini betujuan untuk Mengidentifikasi strategi-strategi yang digunakan untuk membangun persepsi konsumen pada Rumah Makan Ayam Geprek Spesial cabang Yogyakarta dan Surakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif yang digunakan untuk mengetahui dan mengkaji pengukuran kualitas layanan dengan importance-performance analysis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegunjung rumah makan Ayam Geprek Spesial cabang Yogyakarta dan Surakarta, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pengunjung rumah makan Ayam Geprek Spesial cabang Yogyakarta dan Surakarta yang berjumlah 100 orang dengan teknik sampling aksidental. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa atribut bervariasi, merek terjamin, pelayanan, kepedulian pada konsumen dan fasilitas pelengkap masuk dalam Kuadran A, hal ini menunjukkan bahwa atribut-atribut tersebut dianggap mempengaruhi kepuasan pengunjung, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum melaksanaan sesuai dengan keingingan pengunjung, sehingga pengunjung kecewa atau tidak puas. Atribut kualitas, penyajian, porsi, jaminan akan produk, cita rasa, terjangkau, sesuai kualitas, sesuai harga, lebih murah, mudah dijangkau, nyaman, handal, selera, cepat, memuaskan, jumlah karyawan masuk ke dalam Kuadran B, hal ini menunjukkan bahwa unsur jasa pokok telah berhasil dilaksanakan pengelola, untuk itu wajib dipertahankan dan dianggap bahwa atribut ini sangat penting dan sangat memuaskan. Atribut kemasan, brosur dan banner, logo dan tagline, visualisasi, promosi, parkir, penguasaan produk dan konsumen terlibat masuk ke dalam Kuadran C, yang menunjukkan bahwa beberapa atribut ini dianggap kurang penting, tetapi atribut ini tetap perlu ditingkatkan kualitasnya tetapi tidak dalam kategori mendesak. Atribut strategis, ramah, ulet dan cekatan masuk ke dalam Kuadran D yang menunjukkan bahwa atribut ini mempengaruhi konsumen kurang penting, akan tetapi pelaksanaanya berlebihan, artinya atribut ini dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan. Kata kunci: strategi, persepsi, kepentingan, kinerja. PENDAHULUAN Sekarang ini industri bisnis kian berkembang dan bersinar seiring dengan ketatnya persaingan di dunia kerja sehingga banyak masyarakat yang menjadi pengangguran. Hal ini diperkuat dengan banyaknya fenomena yang terjadi di masyarakat, sepertipada situs berita online careernews.web.idyang dimuat pada hari Sabtu, 9 November 2013 dengan judul “Career days hari pertama telah usai: 1 persaingan memasuki dunia kerja makin ketat” yang menyebutkan pada acara penyelenggaraan 14th Career Days UGM jumlah pencari kerja mencapai kurang lebih 20.000 orang, padahal peluang untuk diterima di suatu perusahaan sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah pelamar yang masuk, bisa dikatakan perbandingannya 1:1000. Pada fenomena yang lain yaitu di situs berita online kompas.comyang dimuat pada hari Kamis, 9 Oktober 2014 pukul 13.20 dengan judul “Atasi pengangguran, pemerintah Jokowi harus genjot pertumbuhan Double Digit” menyebutkan bahwa lonjakan tenaga kerja mencapai dua juta penduduk per tahun sehingga pemerintah harus menciptakan pertumbuhan ekonomi sebesar 10%, jika hanya 5-6% maka hanya memenuhi 800.000 angkatan kerja dan menyisakan 1,2 juta penduduk angkatan kerja yang menganggur. Masih menurut kompas.com yang dimuat pada hari Rabu, 5 November 2014 pukul 14.54 dengan judul “BPS: Pengangguran di Indonesia mencapai 7,24 juta jiwa” menyebutkan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran pada Agustus 2014 sebanyak 7,24 juta jiwa, naik 90.000 jiwa jika dibandingkan dengan jumlah pengangguran pada februari 2014 yang tercatat sebanyak 7,15 jiwa. Seiring dengan fenomena tersebut maka muncullah peluang untuk berwirausaha. Saat ini mulai banyak individu yang mencoba untuk berwirausaha. Hal ini didukung oleh data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa jumlah wirausahawan per Februari 2014 mencapai 44,20 juta orang dari 118,17 juta orang penduduk Indonesia yang bekerja. Jumlah tersebut terdiri dari jumlah penduduk berusaha sendiri 20,32 juta orang, berusaha dibantu buruh tidak tetap 19,74 juta orang dan berusaha dibantu buruh tetap 4,14 juta orang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan survei yang dihelat BPS Februari 2013 yang jumlahnya mencapai 44,01 juta orang dengan perincian jumlah penduduk berusaha sendiri 19,66 juta orang, berusaha dibantu buruh tidak tetap 20,18 juta orang dan berusaha dibantu buruh tetap 4,06 juta orang. International Finance Corporation (IFC), anggota dari Grup Bank Dunia juga melansir bertajuk doing bussiness 2014 dalam laporan yang bertujuan memotret kemudahan 2 berbisnis di suatu negara, Indonesia menempati urutan 120 atau naik delapan peringkat dibandingkan 2013. Dalam berwirausaha banyak bidang yang dapat ditekuni. Pada penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai usaha dalam bidang kuliner yaitu usaha rumah makan. Dengan banyaknya orang yang ingin berwirausaha, para wirausahawan harus berlomba-lomba untuk menjadikan produknya menjadi yang paling unggul dan juga mengamati kondisi persaingan bisnis yang selalu berkembang atau berubah setiap saatnya. Oleh karena itu wirausahawan harus menggunakan strategi yang tepat. Menurut Kotler (2006) dalam meningkatkan persaingan masing-masing perusahaan harus dapat memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah. Pengertian strategi sendiri menurut Siagian (2008) adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Sedangkan menurut Grant dan Craig (2009) strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan dan arah tindakan seta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan. Dengan adanya perbedaan strategi dalam menarik konsumen, maka terdapat pula perbedaan pada diri konsumen dari segi persepsi dalam memilih dan akhirnya memutuskan rumah makan yang sesuai. Persepsi sendiri menurut Schiffman dan Kanuk (2007) merupakan suatu proses yang membuat seseorang untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsanganrangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya. Sedangkan menurut Kotler (2007) persepsi adalah proses individu dalam memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang bermakna. Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumah makan Ayam Geprek Spesial yang berada di kota Yogyakarta dan Surakarta. Rumah makan Ayam Geprek Spesial yang berada di kota Yogyakarta saat ini sudah memiliki tujuh cabang. Rumah makan Ayam Geprek Spesial dapat bertahan sampai saat ini 3 karena menerapkan berbagai macam strategi. Strategi pemasaran tersebut tergabung dalam teori bauran pemasaran. Bauran pemasaran menurut Kotler (2005) adalah sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Alat pemasaran dikenal dengan 7P. Menurut Kotler dan Keller (2007) 7P didefinisikan sebagai produk (product), harga (price), promosi (promotion), tempat (place), orang (people), bukti fisik (physical evidence), proses (process). Penerapan teori 7P pada rumah makan Ayam Geprek Spesial yang pertama produk adalah rangkaian daftar menu yang terdiri dari ayam goreng, ayam krispy, ayam bakar, sosis, nugget, bakso, jamur krispy, terong, tahu, dan tempe. Yang kedua, harga (price) adalah kisaran harga antara Rp 500,- sampai Rp 7000,-. Yang ketiga, promosi (promotion) adalah melalui selebaran brosur hingga baliho. Yang keempat, tempat (place) yang berada di pinggir jalan besar dan cenderung dekat dengan instansi pendidikan. Yang kelima, orang (people) adalah perekrutan terhadap karyawankaryawan yang dianggap memenuhi syarat. Yang keenam, bukti fisik (physicalevidence) adalah berbagai inovasi yang dilakukan sebagai usulan nilai tambah konsumen. Yang ketujuh, proses (process) adalah prosedur pembuatan hingga penyajian yang ditujukan kepada konsumen. Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi memiliki peranan penting dalam membangun persepsi konsumen yang pada akhirnya digunakan sebagai langkah dalam mengambil keputusan dan sikap. Berdasarkan fenomena dan uraian di atasmaka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Strategi Membangun Persepsi Konsumen Pada Rumah Makan Ayam Geprek Spesial Cabang Yogyakarta dan Surakarta”. TINJAUAN PUSTAKA Strategi Pengertian strategi didefinisikan oleh beberapa tokoh, antara lain menurut Siagian (2008) menyatakan bahwa strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimpementasikan 4 oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan oirganisasi tersebut. Menurut Kotler (2000) strategi adalah suatu rencana permainan untuk mencapai sasaran yang diinginkan dari suatu unit bisnis. Menurut Hamel dan Prahalad (2011) strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terusmenerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh konsumen di masa depan. Menurut Marrus (2002) strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Selanjutnya Quinn (2002) mengartikan strategi adalah suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Menurut Lutwak (2007) strategi merupakan perencanaan yang harus sukses melawan musuh yang bukan alam, melalui taktik, pelaksanaan, strategis, dan dialog moral. Menurut Mintzberg (2007) konsep strategi itu sekurang-kurangnya mencakup lima pengertian atau arti yang saling terkait, pertama yaitu perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh organisasi secara rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjang. Kedua yaitu acuan yang berkenaan dengan penilaian konsistensi ataupun inkonsistensi perilaku serta tindakan yang dilakukan oleh organisasi. Ketiga yaitu sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan aktivitasnya. Keempat yaitu suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintregasi antara organisasi dengan lingkungan yang menjadi batas bagi aktivitasnya. Yang terakhir kelima yaitu rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengelabuhi para pesaing. Marketing Mix 1. Product (produk) Product atau produk menurut Kotler & Amstrong (2008) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan, ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk merupakan persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui 5 hasil produksinya. Produk diangap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono, 2008). 2. Promotion (Promosi) Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran suatu barang. Kegiatan promosi adalah segala usaha yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka agar membeli, serta mengingatkan kembali konsumen lama agar melakukan pembelian ulang (Asri, 2009). 3. Place (lokasi) Strategi pemilihan tempat meliputi kegiatan perussahaan dalam membuat suatu produk tersedia bagi konsumen sasaran. Tempat ini berkaitan dengan tersedianya produk, dimana konsumen dapat membelinya, sehingga produk atau jasa yang ditawarkan lebih mudah terjangkau oleh konsumen dan dapat tersedia pada sasaran pasar yang tepat. Variabel tempat juga meliputi saluran distriubusi untuk menjangkau konsumen yang tersebar luas sehingga beberapa perusahaan membuka cabang di daerah–daerah untuk memudahlkan konsumennya. Faktor tempat ini meliputi: lokasi, transportasi, dan persediaan logistic. 4. Price (Harga) Menurut Kotler dan Amstrong (2008), harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang ditukar konsumen atas manfaat–manfaat memiliki atau menggunkan produk atau jasa tersebut. Harga merupakan satu–satunya urusan bauran pemasaran yang dapat memberikan pemasukan bagi perusahaan. Tingkat harga yang ditetapkan akan berpengaruh pada kualitas barang yang terjual dan secara tidak langsung mempengaruhi biaya karena terkait dengan efisiensi produksi karena harga akan berpengaruh pada pendapatan dan biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan. 5. People (orang) Menurut Kotler dan Amstrong (2012) people adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga deapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai 6 perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan karyawan, cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa. 6. Process (proses) Yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas dengan mana jasa disampingkan yang merupakan sistem penyajian atas operasi jasa. (Boom dan Bitner, 2000). 7. Physical Evidence (pelayanan) Menurut Kotler dan Amstrong (2012) merupakan hal nyata tang turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam physical evidence adalah lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan barang-barang lainnya. Persepsi Persepsi didefinisikan menurut beberapa tokoh diantaranya menurut Robbins (2006) persepi adalah suatu proses pengorganisasian dan pemaknaan terhadap kesan-kesan sensori untuk memeberi arti pada lingkungan. Menurut Fred Luthans (2006) mengatakan persepsi dapat didefinisikan sebagai interaksi yang rumit dalam penyeleksian, pengorganisasian, dan penafsiran stimulus. Menurut Milton (1981) dalam Arisandy (2004) persepsi adalah proses seleksi, organisasi, dan interpretasi stimulus yang berasal dari lingkungan. Menurut Solomon (2007) persepsi didefinisikan sebagai proses dimana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilih dan dipilah, kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan.Dari beberapa definisi persepsi menurut beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pengorganisasian stimulus yang ada pada lingkungan dan sampai kemudian ditafsirkan. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif yang digunakan untuk 7 mengetahui dan mengkaji pengukuran kualitas layanan dengan importanceperformance analysis yang dilakukan dengan cara merangking berbagai eleman dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan Customer Satisfaction Index (CSI) merupakan suatu indeks yang menentukan tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan pendekatan yang memperhatikan tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut yang diukur. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pegunjung rumah makan Ayam Geprek Spesial cabang Yogyakarta dan Surakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian pengunjung rumah makan Ayam Geprek Spesial cabang Yogyakarta dan Surakarta yang berjumlah 100 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap individu populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik nonprobability sampling yang digunakan adalah sampling accidetal yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang cocok dengan sumber data, dalam penelitian ini yaitu setiap pembeli di Rumah Makan Ayam Geprek Spesial cabang Yogjakarta dan Surakarta. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis tingkat kepentingan dan kinerja atau Importance and Performance Analysis (IPA) yang merupakan suatu teknik penerapan yang mudah untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan dan kinerja yang berguna untuk pengembangan program pemasaran yang efektif. Caranya konsumen diminta untuk menjawab tingkat kinerja dari berbagai atribut atau dimensi yang mempengaruhi kepuasan konsumen. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tingkat kepentingan dan kinerja atau Importance and Performance Analysis (IPA) strategi membangun persepsi konsumen pada Rumah Makan Ayam Geprek Spesial Cabang Yogyakarta dan Surakartadapat dilihat pada diagram kartesius sebagai berikut: 8 4,15 Pelayanan Jaminan akan produk 4,10 4,05 Sesuai kualitas 4,00 Sesuai harga Memuaskan Cepat Penyajian Selera Kualitas Bervariasi Terjangkau Nyaman Handal Porsi Mudah dijangkau Kepedulian pada konsumen Jumlah Karyawan Lebih murah Ulet dan cekatan Fasilitas Pelegkap Ramah Merek terjamin Strategis 3,95 Kepentingan 3,90 3,85 3,84 3,80 Parkir 3,75 Cita rasa Promosi Penguasaan produk 3,70 Konsumen terlibat 3,65 Kemasan 3,60 Logo dan tagline 3,55 Brosur dan banner Visualisasi 3,50 3,45 3,30 3,35 3,40 3,45 3,50 3,55 3,60 3,65 3,70 3,73 3,75 3,80 3,85 3,90 3,95 4,00 4,05 Kinerja/Kepuasan Gambar IV.1 Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja atau Importance and Performance Analysis (IPA) Strategi Membangun Persepsi Konsumen pada Rumah Makan Ayam Geprek Spesial Cabang Yogyakarta dan Surakarta 9 Dalam berwirausaha banyak bidang yang dapat ditekuni. Pada penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai usaha dalam bidang kuliner yaitu usaha rumah makan. Dengan banyaknya orang yang ingin berwirausaha, para wirausahawan harus berlomba-lomba untuk menjadikan produknya menjadi yang paling unggul dan juga mengamati kondisi persaingan bisnis yang selalu berkembang atau berubah setiap saatnya. Oleh karena itu wirausahawan harus menggunakan strategi yang tepat. Menurut Kotler (2006) dalam meningkatkan persaingan masing-masing perusahaan harus dapat memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah. Pengertian strategi sendiri menurut Siagian (2004) adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Sedangkan menurut Grant dan Craig (2006) strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan dan arah tindakan seta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan. Dengan adanya perbedaan strategi dalam menarik konsumen, maka terdapat pula perbedaan pada diri konsumen dari segi persepsi dalam memilih dan akhirnya memutuskan rumah makan yang sesuai. Persepsi sendiri menurut Schiffman dan Kanuk (2007) merupakan suatu proses yang membuat seseorang untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsangan-rangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya. Sedangkan menurut Kotler (2007) persepsi adalah proses individu dalam memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang bermakna. Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan dan kinerja atau Importance and Performance Analysis (IPA) pada strategi membangun persepsi konsumen pada Rumah Makan Ayam Geprek Spesial Cabang Yogyakarta dan Surakarta diketahui bahwa rata-rata tingkat kepentingan adalah 3,84, sedangkan rata-rata tingkat kinerja adalah 3,73. Hasil perhitungan 10 di atas menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian antara kinerja dan kepentingan pada Rumah Makan Ayam Geprek Spesial Cabang Yogyakarta dan Surakarta adalah 97,23%. Berdasarkan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atau Importance and Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengetahui strategi membangun persepsi konsumen pada Rumah Makan Ayam Geprek Spesial Cabang Yogyakarta dan Surakarta diketahui bahwa atribut bervariasi, merek terjamin, pelayanan, kepedulian pada konsumen dan fasilitas pelengkap masuk dalam Kuadran A, hal ini menunjukkan bahwa atribut-atribut tersebut dianggap mempengaruhi kepuasan pengunjung, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum melaksanaan sesuai dengan keingingan pengunjung, sehingga pengunjung kecewa atau tidak puas. Atribut kualitas, penyajian, porsi, jaminan akan produk, cita rasa, terjangkau, sesuai kualitas, sesuai harga, lebih murah, mudah dijangkau, nyaman, handal, selera, cepat, memuaskan, jumlah karyawan masuk ke dalam Kuadran B, hal ini menunjukkan bahwa unsur jasa pokok telah berhasil dilaksanakan pengelola, untuk itu wajib dipertahankan dan dianggap bahwa atribut ini sangat penting dan sangat memuaskan. Atribut kemasan, brosur dan banner, logo dan tagline, visualisasi, promosi, parkir, penguasaan produk dan konsumen terlibat masuk ke dalam Kuadran C, yang menunjukkan bahwa beberapa atribut ini dianggap kurang penting,tetapi atribut ini tetap perlu ditingkatkan kualitasnya tetapi tidak dalam kategori mendesak. Atribut strategis, ramah, ulet dan cekatan masuk ke dalam Kuadran D yang menunjukkan bahwa atribut ini mempengaruhi konsumen kurang penting, akan tetapi pelaksanaanya berlebihan, artinya atribut ini dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan. Rumah makan Ayam Geprek Spesial yang berada di kota Yogyakarta saat ini sudah memiliki tujuh cabang. Rumah makan Ayam Geprek Spesial dapat bertahan sampai saat ini karena menerapkan berbagai macam strategi. Strategi pemasaran tersebut tergabung dalam teori bauran pemasaran. Bauran pemasaran menurut Kotler (2005) adalah sekumpulan alat pemasaran 11 (marketing mix) yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.Alat pemasaran dikenal dengan 7P. Menurut Kotler dan Keller (2007) 7P didefinisikan sebagai produk (product), harga (price), promosi (promotion), tempat (place), orang (people), bukti fisik (physical evidence), proses (process). Penerapan teori 7P pada rumah makan Ayam Geprek Spesial yang pertama produk adalah rangkaian daftar menu yang terdiri dari ayam goreng, ayam krispy, ayam bakar, sosis, nugget, bakso, jamur krispy, terong, tahu, dan tempe. Yang kedua, harga (price) adalah kisaran harga antara Rp 500,- sampai Rp 7000,-. Yang ketiga, promosi (promotion) adalah melalui selebaran brosur hingga baliho. Yang keempat, tempat (place) yang berada di pinggir jalan besar dan cenderung dekat dengan instansi pendidikan. Yang kelima, orang (people) adalah perekrutan terhadap karyawan-karyawan yang dianggap memenuhi syarat. Yang keenam, bukti fisik (physicalevidence) adalah berbagai inovasi yang dilakukan sebagai usulan nilai tambah konsumen. Yang ketujuh, proses (process) adalah prosedur pembuatan hingga penyajian yang ditujukan kepada konsumen. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi membangun persepsi konsumen pada Rumah Makan Ayam Geprek Spesial Cabang Yogyakarta dan Surakarta dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi konsumen terhadap Rumah Makan Ayam Geprek Spesial cabang Yogyakarta dan Surakarta sudah baik dilihat dari angka kepuasan 3.84,3.73. 2. Atribut bervariasi, merek terjamin, pelayanan, kepedulian pada konsumen dan fasilitas pelengkap masuk dalam Kuadran A, artinya manajemen rumah makan belum efisien dalam memberikan pelayanan atribut bervariasi, merek terjamin, pelayanan, kepedulian pada konsumen dan fasilitas pelengkap, sehingga pengunjung kecewa atau tidak puas. 3. Atribut kualitas, penyajian, porsi, jaminan akan produk, cita rasa, terjangkau, sesuai kualitas, sesuai harga, lebih murah, mudah dijangkau, nyaman, handal, 12 selera, cepat, memuaskan, jumlah karyawan masuk ke dalam Kuadran B, artinya manajemen rumah makan telah cukup efisien dalam memberikan pelayanan berupa kualitas, penyajian, porsi, jaminan akan produk, cita rasa, terjangkau, sesuai kualitas, sesuai harga, lebih murah, mudah dijangkau, nyaman, handal, selera, cepat, memuaskan, jumlah karyawan, sehingga unsur jasa pokok telah berhasil dilaksanakan pengelola, untuk itu wajib dipertahankan dan dianggap bahwa atribut ini sangat penting dan sangat memuaskan. 4. Atribut kemasan, brosur dan banner, logo dan tagline, visualisasi, promosi, parkir, penguasaan produk dan konsumen terlibat masuk ke dalam Kuadran C, artinya manajemen rumah makan belum cukup efisien dalam melaksanakan strategi kemasan, brosur dan banner, logo dan tagline, visualisasi, promosi, parkir, penguasaan produk dan konsumen terlibat, sehingga atribut ini dianggap kurang penting, tetapi atribut ini tetap perlu ditingkatkan kualitasnya tetapi tidak dalam kategori mendesak. Untuk itu agar lebih efisien atributatribut tersebut perlu dikemas secara lebih menarik agar konsumen menjadikan atribut tersebut menjadi penting, namun bukan menjadi skala prioritas bagi pengelola rumah makan. 5. Atribut strategis, ramah, ulet dan cekatan masuk ke dalam Kuadran D, artinya manajemen rumah makan tidak cukup efisien dalam melaksanakan strategi strategis, ramah, ulet dan cekatan, sehingga atribut ini kurang penting dalam mempengaruhi konsumen, namun pelaksanaanya berlebihan, artinya atribut ini dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan. Untuk itu agar lebih efisien, maka atribut-atribut tersebut agar dikelola secara wajar dan tidak berlebihan supaya tidak menimbulkan kerugian bagi pengelola rumah makan. Adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi manajemen rumah makan diharapkan senantiasa menganalisis tingkat persepsi konsumen, sehingga akan diketahui tingkat kepentingan yang diharapkan oleh konsumen, sehingga akan memberikan kepuasan bagi konsumen dalam berkunjung di Rumah Makan Ayam Geprek Spesial. 13 2. Bagi konsumen Rumah Makan Ayam Geprek Spesialdiharapkan senantiasa memberikan saran dan kritik serta harapan kepada manajemen, sehingga pengelola dapat semakin memperbaiki kinerja demi persepsi konsumen yang lebih baik. 3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan meningkatkan penelitian dengan memperluas obyek penelitian, serta melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen pada Rumah Makan Ayam Geprek Spesial. 14 DAFTAR PUSTAKA Arisandy, Desy. 2004. Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Bagian Produksi Pabrik Keramik “Ken Lila Production” Di Jakarta, Jurnal Psyche, 1 (2). Asri, Marwan. 2009. Marketing. Yogyakarta. AMP YKPN. Booms dan Bitner, 2000. Marketing Strategies and Organizational Structures for Service Firms in Marketing of Services, American Marketing Association, Chicago. Grant, Robert M dan James C. Craig. 2009. Manajemen Strategik. Jakarta: Mediator. Hamel, G dan Prahalad, C, K, 2011. Kompetisi Masa Depan. Yogyakarta: Bina Rupa. Aksara. Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks. Kelompok Gramedia. Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran. Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks. Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Pengendalian, Prentice Hall, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Salemba Empat. Kotler, P. & Keller, K.L. 2007. Manajemen Pemasaran, Ed12. Jilid 2. Penerbit PT Indeks: Jakarta. Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1,. Erlangga, Jakarta. Kotler Philip, dan Gary Amstrong. 2012. Principles Of Marketing, Global Edition,. 14 Edition, Pearson Education. Lutwak, Edward. 2007. Coup d Etat: Practical Handsbook. Ab. Hartono Hadikusumo, Kudeta, Teori dan Praktek Penggulingan Kekuasan. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Luthans, Fred. 2006. Organizational Behavior. Singapore: McGraw Hill. Marrus, Stephanie K. 2002 Building The Strategic Plan: Find Analyze, And Present The Right Information. Wiley. USA. Mintzberg, H. 2007. Mintzberg on Management (2thed ). New York: Free Press. Quinn, B. 2002. Chinese Style. The Art Of Living. Conran Octopus. Robbins, S. P. 2006. Organizational behavior: Concepts, Controversies, applications (8th ed). Upper Sadlle River, NJ: Prentice-Hall. Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara. Schiffman, L.G dan Kanuk, Lesley L, 2007. Consumer Behavior, New Jersey: Perason Prestice Hall. Solomon, 2008. The Noni Phenomenon. Direct Source Publishing, Utah. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi Ofset. Yogyakarta. 15