rumah makan “ayam geprek spesial”

advertisement
STRATEGI MEMBANGUN PERSEPSI KONSUMEN PADA
RUMAH MAKAN “AYAM GEPREK SPESIAL”
CABANG YOGYAKARTA DAN SURAKARTA
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh:
SITI SARAH
B 100 110 238
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
1
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca Artikel Publikasi Ilmiah dengan
judul :
STRATEGI MEMBANGUN PERSEPSI KONSUMEN PADA
RUMAH MAKAN “AYAM GEPREK SPESIAL”
CABANG YOGYAKARTA DAN SURAKARTA
Yang ditulis oleh:
SITI SARAH
B 100 110 238
Penandatanganan berpendapat bahwa Artikel Publikasi Ilmiah tersebut telah
memenuhi syarat untuk diterima.
Surakarta,
Maret 2015
Pembimbing
(Ahmad Mardalis, SE., MBA)
2
STRATEGI MEMBANGUN PERSEPSI KONSUMEN PADA
RUMAH MAKAN “AYAM GEPREK SPESIAL”
CABANG YOGYAKARTA DAN SURAKARTA
Oleh:
Siti Sarah
ABSTRAK
Penelitian ini betujuan untuk Mengidentifikasi strategi-strategi yang
digunakan untuk membangun persepsi konsumen pada Rumah Makan Ayam
Geprek Spesial cabang Yogyakarta dan Surakarta. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini
metode deskriptif yang digunakan untuk mengetahui dan mengkaji pengukuran
kualitas layanan dengan importance-performance analysis. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pegunjung rumah makan Ayam Geprek Spesial
cabang Yogyakarta dan Surakarta, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian pengunjung rumah makan Ayam Geprek Spesial cabang Yogyakarta dan
Surakarta yang berjumlah 100 orang dengan teknik sampling aksidental.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa atribut bervariasi, merek terjamin,
pelayanan, kepedulian pada konsumen dan fasilitas pelengkap masuk dalam
Kuadran A, hal ini menunjukkan bahwa atribut-atribut tersebut dianggap
mempengaruhi kepuasan pengunjung, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap
sangat penting, namun manajemen belum melaksanaan sesuai dengan keingingan
pengunjung, sehingga pengunjung kecewa atau tidak puas. Atribut kualitas,
penyajian, porsi, jaminan akan produk, cita rasa, terjangkau, sesuai kualitas,
sesuai harga, lebih murah, mudah dijangkau, nyaman, handal, selera, cepat,
memuaskan, jumlah karyawan masuk ke dalam Kuadran B, hal ini menunjukkan
bahwa unsur jasa pokok telah berhasil dilaksanakan pengelola, untuk itu wajib
dipertahankan dan dianggap bahwa atribut ini sangat penting dan sangat
memuaskan. Atribut kemasan, brosur dan banner, logo dan tagline, visualisasi,
promosi, parkir, penguasaan produk dan konsumen terlibat masuk ke dalam
Kuadran C, yang menunjukkan bahwa beberapa atribut ini dianggap kurang
penting, tetapi atribut ini tetap perlu ditingkatkan kualitasnya tetapi tidak dalam
kategori mendesak. Atribut strategis, ramah, ulet dan cekatan masuk ke dalam
Kuadran D yang menunjukkan bahwa atribut ini mempengaruhi konsumen
kurang penting, akan tetapi pelaksanaanya berlebihan, artinya atribut ini dianggap
kurang penting tetapi sangat memuaskan.
Kata kunci: strategi, persepsi, kepentingan, kinerja.
PENDAHULUAN
Sekarang ini industri bisnis kian berkembang dan bersinar seiring dengan
ketatnya persaingan di dunia kerja sehingga banyak masyarakat yang menjadi
pengangguran. Hal ini diperkuat dengan banyaknya fenomena yang terjadi di
masyarakat, sepertipada situs berita online careernews.web.idyang dimuat pada
hari Sabtu, 9 November 2013 dengan judul “Career days hari pertama telah usai:
1
persaingan memasuki dunia kerja makin ketat” yang menyebutkan pada acara
penyelenggaraan 14th Career Days UGM jumlah pencari kerja mencapai kurang
lebih 20.000 orang, padahal peluang untuk diterima di suatu perusahaan sangat
kecil jika dibandingkan dengan jumlah pelamar yang masuk, bisa dikatakan
perbandingannya 1:1000.
Pada fenomena yang lain yaitu di situs berita online kompas.comyang
dimuat pada hari Kamis, 9 Oktober 2014 pukul 13.20 dengan judul “Atasi
pengangguran, pemerintah Jokowi harus genjot pertumbuhan Double Digit”
menyebutkan bahwa lonjakan tenaga kerja mencapai dua juta penduduk per tahun
sehingga pemerintah harus menciptakan pertumbuhan ekonomi sebesar 10%, jika
hanya 5-6% maka hanya memenuhi 800.000 angkatan kerja dan menyisakan 1,2
juta penduduk angkatan kerja yang menganggur. Masih menurut kompas.com
yang dimuat pada hari Rabu, 5 November 2014 pukul 14.54 dengan judul “BPS:
Pengangguran di Indonesia mencapai 7,24 juta jiwa” menyebutkan bahwa
berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran pada Agustus
2014 sebanyak 7,24 juta jiwa, naik 90.000 jiwa jika dibandingkan dengan jumlah
pengangguran pada februari 2014 yang tercatat sebanyak 7,15 jiwa. Seiring
dengan fenomena tersebut maka muncullah peluang untuk berwirausaha.
Saat ini mulai banyak individu yang mencoba untuk berwirausaha. Hal ini
didukung oleh data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa
jumlah wirausahawan per Februari 2014 mencapai 44,20 juta orang dari 118,17
juta orang penduduk Indonesia yang bekerja. Jumlah tersebut terdiri dari jumlah
penduduk berusaha sendiri 20,32 juta orang, berusaha dibantu buruh tidak tetap
19,74 juta orang dan berusaha dibantu buruh tetap 4,14 juta orang. Jumlah
tersebut mengalami peningkatan dibandingkan survei yang dihelat BPS Februari
2013 yang jumlahnya mencapai 44,01 juta orang dengan perincian jumlah
penduduk berusaha sendiri 19,66 juta orang, berusaha dibantu buruh tidak tetap
20,18 juta orang dan berusaha dibantu buruh tetap 4,06 juta orang. International
Finance Corporation (IFC), anggota dari Grup Bank Dunia juga melansir bertajuk
doing bussiness 2014 dalam laporan yang bertujuan memotret kemudahan
2
berbisnis di suatu negara, Indonesia menempati urutan 120 atau naik delapan
peringkat dibandingkan 2013.
Dalam berwirausaha banyak bidang yang dapat ditekuni. Pada penelitian
ini, peneliti akan membahas mengenai usaha dalam bidang kuliner yaitu usaha
rumah makan. Dengan banyaknya orang yang ingin berwirausaha, para
wirausahawan harus berlomba-lomba untuk menjadikan produknya menjadi yang
paling unggul dan juga mengamati kondisi persaingan bisnis yang selalu
berkembang atau berubah setiap saatnya. Oleh karena itu wirausahawan harus
menggunakan strategi yang tepat. Menurut Kotler (2006) dalam meningkatkan
persaingan masing-masing perusahaan harus dapat memenangkan persaingan
tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan dapat memenuhi selera
konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah. Pengertian strategi sendiri
menurut Siagian (2008) adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar
yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran
suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Sedangkan
menurut Grant dan Craig (2009) strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan
jangka panjang sebuah perusahaan dan arah tindakan seta alokasi sumber daya
yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan.
Dengan adanya perbedaan strategi dalam menarik konsumen, maka terdapat
pula perbedaan pada diri konsumen dari segi persepsi dalam memilih dan
akhirnya memutuskan rumah makan yang sesuai. Persepsi sendiri menurut
Schiffman dan Kanuk (2007) merupakan suatu proses yang membuat seseorang
untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsanganrangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap
tentang dunianya. Sedangkan menurut Kotler (2007) persepsi adalah proses
individu dalam memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan masukan informasi
untuk menciptakan gambaran yang bermakna.
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumah makan Ayam
Geprek Spesial yang berada di kota Yogyakarta dan Surakarta. Rumah makan
Ayam Geprek Spesial yang berada di kota Yogyakarta saat ini sudah memiliki
tujuh cabang. Rumah makan Ayam Geprek Spesial dapat bertahan sampai saat ini
3
karena menerapkan berbagai macam strategi. Strategi pemasaran tersebut
tergabung dalam teori bauran pemasaran. Bauran pemasaran menurut Kotler
(2005) adalah sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) yang digunakan oleh
perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Alat
pemasaran dikenal dengan 7P.
Menurut Kotler dan Keller (2007) 7P didefinisikan sebagai
produk
(product), harga (price), promosi (promotion), tempat (place), orang (people),
bukti fisik (physical evidence), proses (process). Penerapan teori 7P pada rumah
makan Ayam Geprek Spesial yang pertama produk adalah rangkaian daftar menu
yang terdiri dari ayam goreng, ayam krispy, ayam bakar, sosis, nugget, bakso,
jamur krispy, terong, tahu, dan tempe. Yang kedua, harga (price) adalah kisaran
harga antara Rp 500,- sampai Rp 7000,-. Yang ketiga, promosi (promotion)
adalah melalui selebaran brosur hingga baliho. Yang keempat, tempat (place)
yang berada di pinggir jalan besar dan cenderung dekat dengan instansi
pendidikan. Yang kelima, orang (people) adalah perekrutan terhadap karyawankaryawan yang dianggap memenuhi syarat. Yang keenam, bukti fisik
(physicalevidence) adalah berbagai inovasi yang dilakukan sebagai usulan nilai
tambah konsumen. Yang ketujuh, proses (process) adalah prosedur pembuatan
hingga penyajian yang ditujukan kepada konsumen.
Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi memiliki peranan
penting dalam membangun persepsi konsumen yang pada akhirnya digunakan
sebagai langkah dalam mengambil keputusan dan sikap. Berdasarkan fenomena
dan uraian di atasmaka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Strategi Membangun Persepsi Konsumen Pada Rumah Makan Ayam Geprek
Spesial Cabang Yogyakarta dan Surakarta”.
TINJAUAN PUSTAKA
Strategi
Pengertian strategi didefinisikan oleh beberapa tokoh, antara lain menurut
Siagian (2008) menyatakan bahwa strategi adalah serangkaian keputusan dan
tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimpementasikan
4
oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan oirganisasi
tersebut. Menurut Kotler (2000) strategi adalah suatu rencana permainan untuk
mencapai sasaran yang diinginkan dari suatu unit bisnis. Menurut Hamel dan
Prahalad (2011) strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
(senantiasa meningkat) dan terusmenerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh konsumen di masa depan. Menurut
Marrus (2002) strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Selanjutnya Quinn (2002) mengartikan strategi adalah suatu bentuk atau rencana
yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan dan rangkaian
tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Menurut Lutwak (2007) strategi merupakan perencanaan yang harus sukses
melawan musuh yang bukan alam, melalui taktik, pelaksanaan, strategis, dan
dialog moral. Menurut Mintzberg (2007) konsep strategi itu sekurang-kurangnya
mencakup lima pengertian atau arti yang saling terkait, pertama yaitu perencanaan
untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh organisasi secara rasional dalam
mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjang. Kedua yaitu acuan yang berkenaan
dengan penilaian konsistensi ataupun inkonsistensi perilaku serta tindakan yang
dilakukan oleh organisasi. Ketiga yaitu sudut yang diposisikan oleh organisasi
saat memunculkan aktivitasnya. Keempat yaitu suatu perspektif yang menyangkut
visi yang terintregasi antara organisasi dengan lingkungan yang menjadi batas
bagi aktivitasnya. Yang terakhir kelima yaitu rincian langkah taktis organisasi
yang berisi informasi untuk mengelabuhi para pesaing.
Marketing Mix
1. Product (produk)
Product atau produk menurut Kotler & Amstrong (2008) adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan, ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan.
Produk merupakan persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui
5
hasil produksinya. Produk diangap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono, 2008).
2. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan
pemasaran suatu barang. Kegiatan promosi adalah segala usaha yang
dilakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan
membujuk mereka agar membeli, serta mengingatkan kembali konsumen lama
agar melakukan pembelian ulang (Asri, 2009).
3. Place (lokasi)
Strategi pemilihan tempat meliputi kegiatan perussahaan dalam
membuat suatu produk tersedia bagi konsumen sasaran. Tempat ini berkaitan
dengan tersedianya produk, dimana konsumen dapat membelinya, sehingga
produk atau jasa yang ditawarkan lebih mudah terjangkau oleh konsumen dan
dapat tersedia pada sasaran pasar yang tepat. Variabel tempat juga meliputi
saluran distriubusi untuk menjangkau konsumen yang tersebar luas sehingga
beberapa perusahaan membuka cabang di daerah–daerah untuk memudahlkan
konsumennya. Faktor tempat ini meliputi: lokasi, transportasi, dan persediaan
logistic.
4. Price (Harga)
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), harga adalah jumlah dari seluruh
nilai
yang
ditukar
konsumen
atas
manfaat–manfaat
memiliki
atau
menggunkan produk atau jasa tersebut. Harga merupakan satu–satunya urusan
bauran pemasaran yang dapat memberikan pemasukan bagi perusahaan.
Tingkat harga yang ditetapkan akan berpengaruh pada kualitas barang yang
terjual dan secara tidak langsung mempengaruhi biaya karena terkait dengan
efisiensi produksi karena harga akan berpengaruh pada pendapatan dan biaya
total yang dikeluarkan oleh perusahaan.
5. People (orang)
Menurut Kotler dan Amstrong (2012) people adalah semua pelaku yang
memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga deapat
mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai
6
perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan
karyawan, cara berpakaian karyawan dan penampilan karyawan memiliki
pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa.
6. Process (proses)
Yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas dengan
mana jasa disampingkan yang merupakan sistem penyajian atas operasi jasa.
(Boom dan Bitner, 2000).
7. Physical Evidence (pelayanan)
Menurut Kotler dan Amstrong (2012) merupakan hal nyata tang turut
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan
produk dan jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam physical
evidence adalah lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan,
logo, warna, dan barang-barang lainnya.
Persepsi
Persepsi didefinisikan menurut beberapa tokoh diantaranya menurut
Robbins (2006) persepi adalah suatu proses pengorganisasian dan pemaknaan
terhadap kesan-kesan sensori untuk memeberi arti pada lingkungan. Menurut Fred
Luthans (2006) mengatakan persepsi dapat didefinisikan sebagai interaksi yang
rumit dalam penyeleksian, pengorganisasian, dan penafsiran stimulus. Menurut
Milton (1981) dalam Arisandy (2004) persepsi adalah proses seleksi, organisasi,
dan interpretasi stimulus yang berasal dari lingkungan. Menurut Solomon (2007)
persepsi didefinisikan sebagai proses dimana sensasi yang diterima oleh seseorang
dipilih dan dipilah, kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan.Dari beberapa
definisi persepsi menurut beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah proses pengorganisasian stimulus yang ada pada lingkungan dan
sampai kemudian ditafsirkan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif yang digunakan untuk
7
mengetahui dan mengkaji pengukuran kualitas layanan dengan importanceperformance analysis yang dilakukan dengan cara merangking berbagai eleman
dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan Customer
Satisfaction Index (CSI) merupakan suatu indeks yang menentukan tingkat
kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan pendekatan yang memperhatikan
tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut yang diukur.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pegunjung
rumah makan Ayam Geprek Spesial cabang Yogyakarta dan Surakarta. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian pengunjung rumah makan
Ayam Geprek Spesial cabang Yogyakarta dan Surakarta yang berjumlah 100
orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang
sama bagi setiap individu populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik
nonprobability sampling yang digunakan adalah sampling accidetal yaitu siapa
saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel bila dipandang cocok dengan sumber data, dalam penelitian ini yaitu
setiap pembeli di Rumah Makan Ayam Geprek Spesial cabang Yogjakarta dan
Surakarta.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis tingkat
kepentingan dan kinerja atau Importance and Performance Analysis (IPA) yang
merupakan suatu teknik penerapan yang mudah untuk mengukur atribut dari
tingkat kepentingan dan kinerja yang berguna untuk pengembangan program
pemasaran yang efektif. Caranya konsumen diminta untuk menjawab tingkat
kinerja dari berbagai atribut atau dimensi yang mempengaruhi kepuasan
konsumen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tingkat kepentingan dan kinerja atau Importance and Performance Analysis
(IPA) strategi membangun persepsi konsumen pada Rumah Makan Ayam Geprek
Spesial Cabang Yogyakarta dan Surakartadapat dilihat pada diagram kartesius
sebagai berikut:
8
4,15
Pelayanan
Jaminan akan produk
4,10
4,05
Sesuai kualitas
4,00
Sesuai harga
Memuaskan
Cepat
Penyajian
Selera
Kualitas
Bervariasi
Terjangkau
Nyaman
Handal Porsi
Mudah dijangkau
Kepedulian pada konsumen
Jumlah Karyawan
Lebih murah
Ulet dan cekatan
Fasilitas Pelegkap
Ramah
Merek terjamin
Strategis
3,95
Kepentingan
3,90
3,85
3,84
3,80
Parkir
3,75
Cita rasa
Promosi
Penguasaan produk
3,70
Konsumen terlibat
3,65
Kemasan
3,60
Logo dan tagline
3,55
Brosur dan banner
Visualisasi
3,50
3,45
3,30
3,35
3,40
3,45
3,50
3,55
3,60
3,65
3,70
3,73 3,75
3,80
3,85
3,90
3,95
4,00
4,05
Kinerja/Kepuasan
Gambar IV.1
Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja atau Importance and Performance Analysis (IPA) Strategi Membangun
Persepsi Konsumen pada Rumah Makan Ayam Geprek Spesial
Cabang Yogyakarta dan Surakarta
9
Dalam berwirausaha banyak bidang yang dapat ditekuni. Pada penelitian
ini, peneliti akan membahas mengenai usaha dalam bidang kuliner yaitu usaha
rumah makan. Dengan banyaknya orang yang ingin berwirausaha, para
wirausahawan harus berlomba-lomba untuk menjadikan produknya menjadi
yang paling unggul dan juga mengamati kondisi persaingan bisnis yang selalu
berkembang atau berubah setiap saatnya. Oleh karena itu wirausahawan harus
menggunakan strategi yang tepat. Menurut Kotler (2006) dalam meningkatkan
persaingan masing-masing perusahaan harus dapat memenangkan persaingan
tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan dapat memenuhi selera
konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah. Pengertian strategi
sendiri menurut Siagian (2004) adalah serangkaian keputusan dan tindakan
mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh
seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
tersebut. Sedangkan menurut Grant dan Craig (2006) strategi adalah
penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan dan arah
tindakan seta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran
dan tujuan.
Dengan adanya perbedaan strategi dalam menarik konsumen, maka
terdapat pula perbedaan pada diri konsumen dari segi persepsi dalam memilih
dan akhirnya memutuskan rumah makan yang sesuai. Persepsi sendiri menurut
Schiffman dan Kanuk (2007) merupakan suatu proses yang membuat
seseorang untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan
rangsangan-rangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti
dan lengkap tentang dunianya. Sedangkan menurut Kotler (2007) persepsi
adalah proses individu dalam memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan
masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang bermakna.
Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan dan kinerja atau
Importance and Performance Analysis (IPA) pada strategi membangun
persepsi konsumen pada Rumah Makan Ayam Geprek Spesial Cabang
Yogyakarta dan Surakarta diketahui bahwa rata-rata tingkat kepentingan
adalah 3,84, sedangkan rata-rata tingkat kinerja adalah 3,73. Hasil perhitungan
10
di atas menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian antara kinerja dan kepentingan
pada Rumah Makan Ayam Geprek Spesial Cabang Yogyakarta dan Surakarta
adalah 97,23%.
Berdasarkan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atau Importance
and Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengetahui strategi
membangun persepsi konsumen pada Rumah Makan Ayam Geprek Spesial
Cabang Yogyakarta dan Surakarta diketahui bahwa atribut bervariasi, merek
terjamin, pelayanan, kepedulian pada konsumen dan fasilitas pelengkap masuk
dalam Kuadran A, hal ini menunjukkan bahwa atribut-atribut tersebut
dianggap mempengaruhi kepuasan pengunjung, termasuk unsur-unsur jasa
yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum melaksanaan sesuai
dengan keingingan pengunjung, sehingga pengunjung kecewa atau tidak puas.
Atribut kualitas, penyajian, porsi, jaminan akan produk, cita rasa, terjangkau,
sesuai kualitas, sesuai harga, lebih murah, mudah dijangkau, nyaman, handal,
selera, cepat, memuaskan, jumlah karyawan masuk ke dalam Kuadran B, hal
ini menunjukkan bahwa unsur jasa pokok telah berhasil dilaksanakan
pengelola, untuk itu wajib dipertahankan dan dianggap bahwa atribut ini
sangat penting dan sangat memuaskan. Atribut kemasan, brosur dan banner,
logo dan tagline, visualisasi, promosi, parkir, penguasaan produk dan
konsumen terlibat masuk ke dalam Kuadran C, yang menunjukkan bahwa
beberapa atribut ini dianggap kurang penting,tetapi atribut ini tetap perlu
ditingkatkan kualitasnya tetapi tidak dalam kategori mendesak. Atribut
strategis, ramah, ulet dan cekatan masuk ke dalam Kuadran D yang
menunjukkan bahwa atribut ini mempengaruhi konsumen kurang penting,
akan tetapi pelaksanaanya berlebihan, artinya atribut ini dianggap kurang
penting tetapi sangat memuaskan.
Rumah makan Ayam Geprek Spesial yang berada di kota Yogyakarta
saat ini sudah memiliki tujuh cabang. Rumah makan Ayam Geprek Spesial
dapat bertahan sampai saat ini karena menerapkan berbagai macam strategi.
Strategi pemasaran tersebut tergabung dalam teori bauran pemasaran. Bauran
pemasaran menurut Kotler (2005) adalah sekumpulan alat pemasaran
11
(marketing mix) yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan
pemasarannya dalam pasar sasaran.Alat pemasaran dikenal dengan 7P.
Menurut Kotler dan Keller (2007) 7P didefinisikan sebagai produk
(product), harga (price), promosi (promotion), tempat (place), orang (people),
bukti fisik (physical evidence), proses (process). Penerapan teori 7P pada
rumah makan Ayam Geprek Spesial yang pertama produk adalah rangkaian
daftar menu yang terdiri dari ayam goreng, ayam krispy, ayam bakar, sosis,
nugget, bakso, jamur krispy, terong, tahu, dan tempe. Yang kedua, harga
(price) adalah kisaran harga antara Rp 500,- sampai Rp 7000,-. Yang ketiga,
promosi (promotion) adalah melalui selebaran brosur hingga baliho. Yang
keempat, tempat (place) yang berada di pinggir jalan besar dan cenderung
dekat dengan instansi pendidikan. Yang kelima, orang (people) adalah
perekrutan terhadap karyawan-karyawan yang dianggap memenuhi syarat.
Yang keenam, bukti fisik (physicalevidence) adalah berbagai inovasi yang
dilakukan sebagai usulan nilai tambah konsumen. Yang ketujuh, proses
(process) adalah prosedur pembuatan hingga penyajian yang ditujukan kepada
konsumen.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi membangun persepsi
konsumen pada Rumah Makan Ayam Geprek Spesial Cabang Yogyakarta dan
Surakarta dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Persepsi konsumen terhadap Rumah Makan Ayam Geprek Spesial cabang
Yogyakarta dan Surakarta sudah baik dilihat dari angka kepuasan 3.84,3.73.
2. Atribut bervariasi, merek terjamin, pelayanan, kepedulian pada konsumen dan
fasilitas pelengkap masuk dalam Kuadran A, artinya manajemen rumah
makan belum efisien dalam memberikan pelayanan atribut bervariasi, merek
terjamin, pelayanan, kepedulian pada konsumen dan fasilitas pelengkap,
sehingga pengunjung kecewa atau tidak puas.
3. Atribut kualitas, penyajian, porsi, jaminan akan produk, cita rasa, terjangkau,
sesuai kualitas, sesuai harga, lebih murah, mudah dijangkau, nyaman, handal,
12
selera, cepat, memuaskan, jumlah karyawan masuk ke dalam Kuadran B,
artinya manajemen rumah makan telah cukup efisien dalam memberikan
pelayanan berupa kualitas, penyajian, porsi, jaminan akan produk, cita rasa,
terjangkau, sesuai kualitas, sesuai harga, lebih murah, mudah dijangkau,
nyaman, handal, selera, cepat, memuaskan, jumlah karyawan, sehingga unsur
jasa pokok telah berhasil dilaksanakan pengelola, untuk itu wajib
dipertahankan dan dianggap bahwa atribut ini sangat penting dan sangat
memuaskan.
4. Atribut kemasan, brosur dan banner, logo dan tagline, visualisasi, promosi,
parkir, penguasaan produk dan konsumen terlibat masuk ke dalam Kuadran
C, artinya manajemen rumah makan belum cukup efisien dalam melaksanakan
strategi kemasan, brosur dan banner, logo dan tagline, visualisasi, promosi,
parkir, penguasaan produk dan konsumen terlibat, sehingga atribut ini
dianggap kurang penting, tetapi atribut ini tetap perlu ditingkatkan kualitasnya
tetapi tidak dalam kategori mendesak. Untuk itu agar lebih efisien atributatribut tersebut perlu dikemas secara lebih menarik agar konsumen
menjadikan atribut tersebut menjadi penting, namun bukan menjadi skala
prioritas bagi pengelola rumah makan.
5. Atribut strategis, ramah, ulet dan cekatan masuk ke dalam Kuadran D,
artinya manajemen rumah makan tidak cukup efisien dalam melaksanakan
strategi strategis, ramah, ulet dan cekatan, sehingga atribut ini kurang penting
dalam mempengaruhi konsumen, namun pelaksanaanya berlebihan, artinya
atribut ini dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan. Untuk itu agar
lebih efisien, maka atribut-atribut tersebut agar dikelola secara wajar dan tidak
berlebihan supaya tidak menimbulkan kerugian bagi pengelola rumah makan.
Adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi manajemen rumah makan diharapkan senantiasa menganalisis tingkat
persepsi konsumen, sehingga akan diketahui tingkat kepentingan yang
diharapkan oleh konsumen, sehingga akan memberikan kepuasan bagi
konsumen dalam berkunjung di Rumah Makan Ayam Geprek Spesial.
13
2. Bagi konsumen Rumah Makan Ayam Geprek Spesialdiharapkan senantiasa
memberikan saran dan kritik serta harapan kepada manajemen, sehingga
pengelola dapat semakin memperbaiki kinerja demi persepsi konsumen yang
lebih baik.
3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan meningkatkan penelitian dengan
memperluas obyek penelitian, serta melakukan penelitian tentang faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen pada Rumah Makan Ayam
Geprek Spesial.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arisandy, Desy. 2004. Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Disiplin
Kerja Karyawan Bagian Produksi Pabrik Keramik “Ken Lila Production”
Di Jakarta, Jurnal Psyche, 1 (2).
Asri, Marwan. 2009. Marketing. Yogyakarta. AMP YKPN.
Booms dan Bitner, 2000. Marketing Strategies and Organizational Structures for
Service Firms in Marketing of Services, American Marketing Association,
Chicago.
Grant, Robert M dan James C. Craig. 2009. Manajemen Strategik. Jakarta:
Mediator.
Hamel, G dan Prahalad, C, K, 2011. Kompetisi Masa Depan. Yogyakarta: Bina
Rupa. Aksara.
Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks.
Kelompok Gramedia.
Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran. Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks.
Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan,
Pengendalian, Prentice Hall, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Salemba
Empat.
Kotler, P. & Keller, K.L. 2007. Manajemen Pemasaran, Ed12. Jilid 2. Penerbit
PT Indeks: Jakarta.
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1,.
Erlangga, Jakarta.
Kotler Philip, dan Gary Amstrong. 2012. Principles Of Marketing, Global
Edition,. 14 Edition, Pearson Education.
Lutwak, Edward. 2007. Coup d Etat: Practical Handsbook. Ab. Hartono
Hadikusumo, Kudeta, Teori dan Praktek Penggulingan Kekuasan.
Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Luthans, Fred. 2006. Organizational Behavior. Singapore: McGraw Hill.
Marrus, Stephanie K. 2002 Building The Strategic Plan: Find Analyze, And
Present The Right Information. Wiley. USA.
Mintzberg, H. 2007. Mintzberg on Management (2thed ). New York: Free Press.
Quinn, B. 2002. Chinese Style. The Art Of Living. Conran Octopus.
Robbins, S. P. 2006. Organizational behavior: Concepts, Controversies,
applications (8th ed). Upper Sadlle River, NJ: Prentice-Hall.
Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit
PT. Bumi Aksara.
Schiffman, L.G dan Kanuk, Lesley L, 2007. Consumer Behavior, New Jersey:
Perason Prestice Hall.
Solomon, 2008. The Noni Phenomenon. Direct Source Publishing, Utah.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi Ofset.
Yogyakarta.
15
Download