21. 199-207. A. Kadir

advertisement
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0199
pp. 199- 207
9 Pages
PENGARUH KEPEMIMPINAN INDIVIDU, BUDAYA DAN
KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERKEBUNAN PROVINSI ACEH
1)
A. Kadir1, Amri2, T. Roli Ilhamsyah Putra 3
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract The purpose of this study was to determine (1) the individual leadership, organizational
culture and commitment simultaneously to employee performance, (2) the influence of the
individual leadership on employee performance, (3) organizational culture on employee
performance, (4) the effect of organizational commitment to employee performance , This research
was conducted at the Department of Plantation Aceh province, the number of respondents as many
as 152 people. Analytical equipment used in this study using multiple linear regression. The results
showed that individual leadership, organizational culture and organizational commitment
simultaneously have an influence on employee performance Plantation Office employee Aceh
province, then the individual's leadership has dominant influence on employee performance
Plantation Office employee Aceh province, the results also showed that that organizational culture
affects the employee performance employee at Plantation Office of Aceh province, while
organizational commitment also affects the performance of employees at the Department of
Plantation employee Aceh Province
Keywords Leadership Style, Organizational Culture, Organizational Commitment and
employee performance
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) kepemimpinan individu, budaya organisasi
dan komitmen secara simultan terhadap kinerja pegawai, (2) pengaruh kepemimpinan individu
terhadap kinerja pegawai, (3) budaya organisasi terhadap kinerja pegawai, (4) pengaruh komitmen
organisasi terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perkebunan Provinsi Aceh,
dengan jumlah responden sebanyak 152 orang. Peralatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan individu,
budaya organisasi dan komitmen organisasi secara simultan mempunyai pengaruh terhadap kinerja
pegawai pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh, kemudian kepemimpinan individu mempunyai
pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh, hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pegawai
pada Dinas Perkebunan Provinsi Aceh, sedangkan komitmen organisasi juga berpengaruh terhadap
kinerja pegawai pegawai pada Dinas Perkebunan Provinsi Aceh
Kata kunci :
Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Kinerja
pegawai
PENDAHULUAN
Keberadaan seorang pemimpin dalam
dan organisasi. Kepemimpinan seseorang dapat
mencerminkan karakter pribadinya disamping
organisasi sangat dibutuhkan untuk membawa
itu
organisasi kepada tujuan yang telah ditetapkan.
berpengaruh
Berbagai gaya kepemimpinan akan mewarnai
Komitmen organisasi bawahannya.
perilaku seorang pemimpin dalam menjalankan
dampak
kepemimpinannya
terhadap
Kepemimpinan
Stress
kerja
merupakan
akan
dan
proses
tugasnya. Bagaimanapun gaya kepemimpinan
mempengaruhi orang lain untuk mencapai
seseorang tentunya akan diarahkan untuk
tujuan
kepentingan bersama yaitu kepentingan anggota
kepemimpinan terjadi pada saat seseorang
199 -
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
organisasi.
Artinya
bahwa
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
menggunakan pengaruhnya kepada orang lain
pemimpin berkewajiban memberikan perhatian
terhadap
yang
pencapaian
organisasi.
tujuan
Menurut
dalam
Terry
suatu
(2007:458)
sungguh-sungguh
untuk
membina,
menggerakkan, mengarahkan semua potensi
“Leadership is the relationship in which one
karyawan
person, or the leader, influences others to work
volume dan beban kerja yang terarah pada
together willingly on related task to attain that
tujuan. Pimpinan perlu melakukan pembinaan
which the leaders desire” Pada hakekatnya
yang sungguh-sungguh terhadap karyawan agar
kepemimpinan merupakan hubungan dimana
dapat meningkatkan kinerja dan menimbulkan
diri
pemimpin,
kepuasan kerja yang tinggi. Ketika pemimpin
mempengaruhi orang-orang lain untuk mau
menunjukkan kepemimpinan yang baik, para
bekerja sama secara sukarela, sehubungan
karyawan
dengan
mempelajari
perilaku
yang
diinginkan pemimpin. Sedangkan Musselman
berhadapan
dengan
pekerjaan
dan Jackson (2002:112) mengatakan bahwa
Demikian pula halnya dengan birokrasi publik,
Kepemimpinan
adalah
untuk
pemimpin memegang peranan yang sangat
mempengaruhi
orang-orang
untuk
strategis. Berhasil atau tidaknya birokrasi
berperilaku
dalam
seseorang
atau
tugasnya
seorang
untuk
tertentu.Mengingat
mencapai
kemampuan
lain
suatu
setiap
orang
yang
cara
publik
dilingkungannya
akan
agar
terwujud
berkesempatan
menjalankan
untuk
tepat
untuk
mereka.
tugas-tugasnya
sangat
pemimpin
ditentukan oleh kualitas pimpinannya, karena
mempunyai cara tersendiri dalam menjalankan
kedudukan pemimpin sangat mendominasi
kepemimpinannya maka dalam
semua aktivitas yang dilakukan.
mencapai
tujuan organisasi akan menggunakan seefektif
Dalam organisasi publik, bawahan
mungkin kekuasaannya agar orang lain dapat
bekerja selalu tergantung pada pimpinan. Bila
diarahkan perilakunya dalam berbagai kondisi.
pimpinan
Kualitas
dianggap
dari
sebagai
pemimpin
faktor
seringkali
terpenting
dari
tidak
memiliki
kemampuan
memimpin, maka tugas-tugas yang sangat
kompleks tidak dapat dikerjakan dengan baik.
keberhasilan atau kegagalan organisasi (Menon,
Kepemimpinan
2002)
atau
kemampuan
yang
memotivasi individu untuk mencapai tujuan
berorientasi bisnis maupun publik, biasanya
organisasi (Gibson et.al 2006). Kemampuan
dipersepsikan
atau
mempengaruhi akan menentukan cara yang
kegagalan pemimpin. Begitu pentingnya peran
digunakan karyawan dalam mencapai hasil
pemimpin sehingga isu mengenai pemimpin
kerja. Hal ini didasari pada argumen bahwa
menjadi faktor yang menarik perhatian para
seorang pemimpin memiliki otoritas dalam
peneliti bidang perilaku keorganisasian. Hal ini
merencanakan,
akan membawa konsistensi bahwa setiap
mengkoordinasikan, dan mengawasi perilaku
demikian
kegagalan
suatu
juga
keberhasilan
organisasi
sebagai
baik
keberhasilan
didefinisikan
menggunakan
sebagai
pengaruh
dan
mengarahkan,
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
- 200
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
karyawan.
Pemimpin
mempengaruhi
organisasi
dapat
dengan
cara
perilaku
diberlakukan seperti suatu kebutuhan yang
tidak diterima.
menciptakan sistem dan proses organisasi yang
sesuai kebutuhan, baik kebutuhan individu,
kebutuhan
kelompok
maupun
kebutuhan
Setiap karyawan dalam organisasi harus
memiliki komitmen yang tinggi terhadap
pencapaian misi, visi, dan tujuan organisasi.
Dalam organisasi sektor publik, ikatan batin
antara karyawan dengan organisasi dapat
dibangun dari kesamaan misi, visi, dan tujuan
organisasi, bukan sekedar ikatan kerja. Ikatan
mereka untuk bekerja diinstansi pemerintah
bukan sekedar gaji, namun lebih pada ikatan
batin misalnya ingin menjadi abdi negara dan
abdi masyarakat, status sosial, dan sebagainya.
Sehingga
bila
setiap
karyawan
memiliki
komitmen yang kuat untuk memberikan prestasi
terbaik bagi negara dan pelayanan terbaik pada
masyarakat, maka tentunya kinerja sektor
Peningkatan
kinerja
organisasi
bergerak
berorientasi
kontrol
akan
terjadi
dari
jika
pendekatan
tradisional
terhadap
manajemen tenaga kerja, yang terletak pada
perintah yang telah ada, melaksanakan kontrol
dan “mencapai efisiensi dalam penerapan
tenaga kerja” (Sunarto, 2005). Pendekatan
harus
diganti
dengan
strategi
komitmen. Tenaga kerja akan membalas dengan
sangat baik dan kreatif tidak seperti ketika
mereka dikontrol dengan sangat ketat oleh
manajemen, ditempatkan dalam jabatan yang
201 -
ditetapkan
bersamaan dengan dimulainya sejarah manusia,
yaitu sejak manusia menyadari pentingnya
hidup berkelompok untuk mencapai tujuan
bersama. Mereka membutuhkan seseorang atau
beberapa orang yang mempunyai kelebihankelebihan daripada yang lain, terlepas dalam
bentuk apa kelompok manusia itu dibentuk. Hal
ini tidak dapat dipungkiri karena manusia selalu
mempunyai
keterbatasan
dan
kelebihan-
kelebihan tertentu.
Menurut Yuki (2005), kepemimpinan
adalah proses untuk mempengaruhi orang lain,
untuk memahami dan setuju dengan apa yang
perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu
dilakukan secara efektif, serta proses untuk
memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk
publik akan meningkat.
telah
Kepemimpinan Individu
Masalah kepemimpinan telah muncul
organisasi.
tersebut
KAJIAN KEPUSTAKAAN
secara
sempit,
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
dan
mencapai tujuan bersama. Menurut Robbins
(2006), kepemimpinan merupakan kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah
tercapainya
suatu
tujuan.
Definisi
kepemimpinan secara luas meliputi proses
mempengaruhi
dalam
menentukan
tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai
tujuan,
mempengaruhi
untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya.
Selain
itu,
kepemimpinan
juga
mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwaperistiwa para pengikutnya, pengorganisasian
dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran,
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
memelihara hubungan kerja sama dan kerja
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama
terarah pada tujuan bersama.
dari orang-orang di luar kelompok atau
organisasi (Rivai, 2004). Demikian halnya
Budaya Organisasi
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang
Locander et al. (2002) menjelaskan bahwa
kepemimpinan mengandung makna pemimpin
mempengaruhi yang dipimpin tapi hubungan
antara pemimpin dengan yang dipimpin bersifat
saling menguntungkan kedua belah pihak. Lok
(2001) memandang kepemimpinan sebagai
sebuah proses mempengaruhi aktivitas suatu
organisasi
dalam
upaya
menetapkan
dan
Dalam kehidupan manusia di dunia
ditemui usaha kerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu yang disepakati bersama. Kerja
sama dilakukan oleh beberapa orang (dua orang
atau lebih) dalam berbagai kegiatan yang
terarah pada tujuan yang lebih mudah dicapai
dari pada dikerjakan secara individu. Dan
keseluruhan proses kerja sama ini disebut
terlepas
dari
lingkungannya.
Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh
lingkungannya, dan agar kepribadian tersebut
mengarah kepada sikap dan perilaku yang
positif tentunya harus didukung oleh suatu
norma yang diakui tentang kebenarannya dan
dipatuhi sebagai pedoman dalam bertindak.
berada dalam kehidupan organsisasi berusaha
untuk menentukan dan membentuk sesuatu
yang dapat mengakomodasi kepentingan semua
pihak, agar dalam menjalankan aktivitasnya
tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan
perilaku dari masing-masing individu. Sesuatu
yang dimaksud tidak lain adalah budaya dimana
individu berada, seperti nilai, keyakinan,
anggapan, harapan, dan sebagainya.
dengan organisasi.
Dalam kenyataannya apapun bentuk
organisasi pasti memerlukan seseorang untuk
menempati posisi sebagai pimpinan. Seorang
pimpinan selalu mempunyai misi/tujuan yang
harus dicapai dan tujuan ini baru direalisasikan,
bila terdapat kerjasama diantara pimpinan dan
para bawahannya. Seseorang yang menduduki
posisi sebagai pimpinan di dalam suatu
mengemban
akan
Pada dasarnya manusia atau seseorang yang
mencapai tujuan.
organisasi
tidak
tugas
untuk
melaksanakan kepemimpinannya. Sehubungan
dengan hal tersebut di atas dari segi organisasi
kepemimpinan dapat diartikan kemampuan
mendorong sejumlah orang agar bekerja sama
Budaya dalam arti sempit adalah seni (art),
sedangkan dalam arti luas budaya berarti segala
segala sesuatu hasil cipta, rasa, dan karsa
manusia baik berupa nilai-nilai, gagasan atau
ide pemikiran hingga barang-barang fisik
buatan
manusia
yang
tujuannya
untuk
memelihara dan mempertahankan kehidupanya.
Dengan demikian budaya merupakan hasil
kesepakatan bersama dalam berintaraksi antar
anggota (manusia) dalam suatu lingkungan
tertentu.
Menurut
Robins
(2006
:
12)
:
“Kebudayaan merupakan inti dari apa yang
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
- 202
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
penting dalam organisasi, seperti aktivitas
kemampuan/ketrampilan serta lingkungan dari
memberi
pada pekerjaan tersebut.
perintah,
dan
larangan
serta
menggambarkan sesuatu yang dilakukan dan
tidak
dilakukan
yang
perilaku
jelas menyatakan bahwa kinerja atau prestasi
anggota”. Robins (2006 : 21) : “Budaya
kerja adalah hasil kerja baik secara kualitas
merupakan berbagai interaksi dari ciri-ciri
maupun
kebiasaan
seseorang karyawan dalam periode tertentu
yang
mengatur
Dari pengertian tersebut di atas, sangat
mempengaruhi
kelompok-
kuantitas
yang
dihasilkan
oleh
kelompok orang dalam lingkungannya”. Jadi
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
budaya mengandung apa yang boleh dilakukan
Faktor
atau tidak boleh dilakukan sehingga dapat
keberhasilan jangka panjang organisasi adalah
dikatakan sebagai suatu pedoman yang dipakai
kemampuan untuk mengukur seberapa baik
untuk menjalankan aktivitas organisasi.
karyawannya
Pada dasarnya budaya kerja dalam perusahaan
informasi
merupakan alat untuk mempersatukan setiap
pelaksanaannya
individu yang melakukan aktivitas secara
sekarang dan terus meningkat sepanjang waktu.
bersama-sama. Lebih lanjut Robins (2006 :
Teknik yang paling tua yang digunakan
532), mengemukakan bahwa “Budaya kerja
manajemen adalah melalui penilaian kerja
adalah perekat sosial yang mengikat anggota
(performance apprasial). Penilaian kerja dapat
organisasi”.
suatu
pula menjadi sumber kerisauan dan frustasi
karakteristik atas kepribadian yang berbeda-
bagi manajer dan karyawan. Hal ini disebabkan
beda antara orang yang satu dengan orang yang
ketidakpastian di sekitar sistem penilaian
lain dapat disatukan dalam suatu kekuatan
kinerja. Pada intinya penilaian kinerja dapat
organisasi maka perlu adanya perekat sosial.
dianggap sebagai alat untuk menverifikasi
Nampaknya
agar
kritis
yang
bekerja
tersebut
berkaitan
dengan
serta
menggunakan
guna
memastikan
memenuhi
standar-standar
bahwa individu-individu memenuhi standar
Komitmen Organisasi
Robbins
(2007
:
kinerja yang telah ditetapkan serta membantu
212),
mendefinisikan
prestasi kerja karyawan sebagai hasil kerja
seseorang karyawan selama periode tertentu
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
misalnya standar, target/sasaran atau kriteria
yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah
disepakati bersama. Oleh karena itu prestasi
kerja umumnya menyangkut dengan pekerjaan
atau
macam
mengerjakan
203 -
pekerjaan
manusia
yang
pekerjaan
tersebut
dan
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
individu mengelola kinerja mereka.
Jadi untuk menilai kinerja karyawan dibutuhkan
penilaian kerja. Dalam penilaian kinerja dinilai
kontribusi karyawan kepada organisasi selama
periode tertentu. Melalui penilaian kinerja,
karyawan mendapatkan informasi mengenai
seberapa baik ia bekerja jika dibandingkan
dengan standar organisasi. Dengan kata lain
karyawan mendapatkan umpan balik atas
kinerja mereka sebagai pedoman perilaku di
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
masa depan. Sehingga diperlukan penilaian
organisasi dan komitmen organisasi terhadap
kinerja yang dilakukan secara benar dan tepat
kinerja
agar hasilnya dapat djadikan informasi terhadap
Provinsi Aceh menggunakan Regresi Linear
fokus strategik organisasi.
Berganda (Multiple linear regression method)
Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang
hendak dicapai dan aktivitasnya yang dilakukan
pegawai
pada
Dinas
Perkebunan
dimana variable indenpenden adalah lebih dari
satu, Supranto, (2007;303).
akan membawa kepada suatu keadaan yang
lebih
memuaskan
dari
pada
keadaan
sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa pada diri manusia terdapat kebutuhankebutuhan yang pada saatnya akan membentuk
tujuan-tujuan
yang
hendak
dicapai
HASIL PEMBAHASAN
Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya
Organisasi dan Komitmen Organisasi
Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Dinas
Perkebunan Provinsi Aceh
Koefisien korelasi (R) = 0.739 yang
dan
dipenuhinya. Yang menjadi persoalan sekarang
menunjukkan
adalah bagaimana perusahaan dapat membuat
(korelasi) antara variabel bebas dengan varibel
pegawainya menjadi pekerja yang berprestasi
terikat sebesar 73.9%. Artinya prestasi kerja
dalam bidangnya dan bersemangat menjalankan
pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh
tugasnya, bekerja keras, dan siap menghadapi
mempunyai hubungan yang erat dengan faktor-
tantangan sehingga tujuan perusahaan tercapai.
faktor
gaya
bahwa
derajat
kepemimpinan
hubungan
(X1),
budaya
organisasi (X2) dan komitmen organisasi (X3)
METODE PENELITIAN
dalam hubungan dengan peningkatan prestasi
Lokasi dan Objek Penelitian
kerja pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh.
Penelitian ini dilakukan pada Dinas
Koefisien Determinasi (R²) = 0.546.
Perkebunan Provinsi Aceh. Objek penelitian
Artinya sebesar 54.6% perubahan-perubahan
adalah
individu,
dalam variabel terikat (prestasi kerja pegawai)
budaya kerja dan komitmen organisasi terhadap
dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan
kinerja pegawai pada Dinas Perkebunan dan
dalam faktor-faktor gaya kepemimpinan (X1),
Kehutanan Provinsi Aceh.
budaya
pengaruh
kepemimpinan
yang
dimaksud
dalam
penelitian ini adalah seluruh para pegawai pada
komitmen
sebesar 45.4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
diluar

tiga
variabel
yang
dijadikan
Konstanta sebesar 2.565. Artinya jika
untuk
melihat
faktor-faktor gaya kepemimpinan (X1),
individu,
budaya
budaya organisasi (X2) dan komitmen
data
kepemimpinan
dari
 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Peralatan Analisis Data
pengaruh
dan
indikator penelitian ini.
Dinas Perkebunan Provinsi Aceh.
Menganalisis
(X2)
organisasi (X3). Sedangkan selebihnya yaitu
Populasi dan Sampel
Populasi
organisasi
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
- 204
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
organisasi (X3)
dianggap konstan, maka
besarnya prestasi kerja pegawai pada Dinas
Perkebunan Provinsi Aceh adalah sebesar
2.565 pada satuan skala likert atau prestasi
kerja pegawai relatif sudah baik, karena
Pembuktian Hipotesis
1. Pengaruh
secara
simultan
gaya
kepemimpinan, budaya organisasi dan
komitmen organisasi terhadap prestasi
kerja pegawai

pada rentang jawaban baik.

secara
sebesar 0.148. Artinya bahwa setiap 100%
simultan
dan Ftabel sebesar 2,703 dengan demikian
berpengaruh terhadap peningkatan prestasi
Fhitung > Ftabel, maka hipotesis yang diajukan
kerja pegawai Dinas Perkebunan Provinsi
Koefisien regresi budaya organiasi (X2)
sebesar 0.103. Artinya bahwa setiap 100%
nilai budaya organisasi secara relatif akan
dan
dengan diperoleh nilai Fhitung sebesar 36.815
kepemimpinan
Aceh.
organisasi
gaya
pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh
Perkebunan Provinsi Aceh, sebesar 14.8%,
gaya
budaya
antara
komitmen organisasi terhadap prestasi kerja
meningkatkan prestasi kerja pegawai Dinas

secara
signifikan
kepemimpinan,
nilai gaya kepemimpinan secara relatif akan
demikian
pengujian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
Koefisien regresi gaya kepemimpinan (X1)
dengan
Hasil
terima.
2. Pengaruh
secara
parsial
gaya
kepemimpinan terhadap prestasi kerja
pegawai

Hasil penelitian terhadap variabel gaya
meningkatkan prestasi kerja pegawai Dinas
kepemimpinan (X1) pada Dinas Perkebunan
Perkebunan Provinsi Aceh, sebesar 10.3%,
Provinsi Aceh diperoleh nilai thitung sebesar
dengan demikian semakin bagus budaya
6.217 sedangkan ttabel = 1,985,
organisasi,
perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung >
terhadap
maka
akan
peningkatan
berpengaruh
prestasi
kerja
hasil
ttabel dengan tingkata signifikansi sebesar
0.000 atau probabilitas jauh dibawah  =
pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh.
5%
Koefisien regresi komitmen organisasi (X3)
sebesar 0.112. Artinya setiap 100% perubahan
nilai komitmen organisasi maka secara relatif
3. Pengaruh
secara
parsial
budaya
organisasi terhadap prestasi kerja
pegawai pada Dinas Perkebunan
Provinsi Aceh
akan meningkatkan prestasi kerja pegawai
Dinas Perkebunan Provinsi Aceh sebesar 11.2%,

Hasil penelitian terhadap variabel budaya
jadi dengan semakin kuat komitmen organisasi
organisasi (X2) pada Dinas Perkebunan
para pegawai maka akan semakin berpengaruh
Provinsi Aceh diperoleh nilai thitung sebesar
terhadap peningkatan prestasi kerja pegawai
3,742 sedangkan ttabel = 1,985,
Dinas Perkebunan Provinsi Aceh.
perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung >
hasil
ttabel dengan tingkata signifikansi sebesar
205 -
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
0.000 atau probabilitas jauh dibawah  =
Saran
5%.
1. Diharapkan
kepada
Perkebunan
4. Pengaruh
organisasi
pegawai

secara parsial komitmen
terhadap prestasi kerja
pimpinan
Dinas
Aceh
bisa
Provinsi
mempertahankan gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas dalam rangka untuk
Temuan hasil penelitian terhadap variabel
komitmen organisasi (X3) diperoleh nilai
thitung sebesar 4,016 sedangkan ttabel sebesar
1,985, hasil perhitungan ini menunjukkan
bahwa thitung > ttabel dengan signifikansi
sebesar 0.000 atau probabilitas dibawah 
lebih meningkatkan kinerja pegawai dalam
mencapai tujuan organisasi.
2. Budaya organisasi juga perlu ditingkatkan
terutama
berkaitan
dengan
kebiasaan
pegawai
dalam
mengorganisasikan
pekerjaan
sendiri,
sehingga
dapat
meningkatkan prestasi kerjanya.
5%.
3. Komitmen organisasi pegawai juga perlu
KESIMPULAN DAN SARAN
ditingkatkan terutama berkaitan dengan
Kesimpulan
keterlibatan pegawai dalam setiap kegiatan
1. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
kepemimpinan individu, budaya organisasi
organisasi,
sehingga
pegawai
merasa
memiliki organisasi.
dan komitmen organisasi secara simultan
4. Sedangkan mengenai prestasi kerja pegawai
mempunyai pengaruh terhadap prestasi
juga perlu ditingkatkan terutama dalam
kerja pegawai Dinas Perkebunan Provinsi
memberikan pelayanan kepada masyarakat,
Aceh.
sedangkan
2. Hasil
penelitian
kepemimpinan
kerja
yang
perlu
bahwa
diperhatikan terutama berkaitan dengan
mempunyai
memberikan tugas kepada pegawai secara
menunjukkan
individu
prestasi
pengaruh dominan terhadap prestasi kerja
berdayaguna dan berhasilguna.
pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh.
3. Sedangkan hasil penelitian bahwa budaya
organisasi berpengaruh terhadap prestasi
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Dessler, G. 2007. Manajemen Sumber Daya
Manusia (Terj.). PT. Indeks, Jakarta.
kerja pegawai pada Dinas Perkebunan
Provinsi Aceh.
4. Sedangkan
berpengaruh
komitmen
terhadap
organisasi
juga
prestasi
kerja
pegawai pada Dinas Perkebunan Provinsi
Aceh.
Flippo., dan Edwin, B. 2003. Manajemen
Personalia (Penerjemah : Moh. Mas'ud).
Erlangga, Jakarta.
Gibson., Ivannenich and Donnelly. 2003.
Organisasi. Edisi ke Lima Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Handoko, T. Hani. 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi.
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
- 206
Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Manullang. 2004. Manajemen
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Personalia.
Mathis, R. L., and Jackson, J. H. 2002.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Salemba Empat.
Miftah, T. 2008. Perilaku Organisasi Konsep
Dasar dan Aplikasinya. PT. Rajawali
Grafindo, Jakarta.
Nawawi dan Hadari. 2005. Administrasi dan
Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan.
Jakarta, Ghalia Indonesia.
Ranupandoyo, H. dan S. Husnan. 2007.
Manajemen
Personalia.
Fakultas
Ekonomi UGM (BPFE), Yogyakarta.
Rivai, V. 2005. Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi (Cetakan Pertama). Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku Organisasi.
PT. Indeks Jakarta.
Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi 10,01,
Mengolah Data Statistik Secara
Profesional. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Saydan, 2006.
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta, Penerbit Jambatan.
Siagian, Sondang P. 2003. Teori Motivasi dan
Aplikasinya. Jakarta Rineka Cipta.
Thomson. 2001. Manajemen, Edisi Bahasa
Indonesia, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Wahjisumidjo. 2002. Kepemimpian dan
Motivasi. Cetakan III, Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Winardi. 2001. Motivasi dan Pemotivasian
dalam Manajemen (Cetakan Pertama).
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
207 -
Volume 4, No. 3, Agustus 2015
Download