Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ISSN 2302-0199 pp. 199- 207 9 Pages PENGARUH KEPEMIMPINAN INDIVIDU, BUDAYA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI ACEH 1) A. Kadir1, Amri2, T. Roli Ilhamsyah Putra 3 Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract The purpose of this study was to determine (1) the individual leadership, organizational culture and commitment simultaneously to employee performance, (2) the influence of the individual leadership on employee performance, (3) organizational culture on employee performance, (4) the effect of organizational commitment to employee performance , This research was conducted at the Department of Plantation Aceh province, the number of respondents as many as 152 people. Analytical equipment used in this study using multiple linear regression. The results showed that individual leadership, organizational culture and organizational commitment simultaneously have an influence on employee performance Plantation Office employee Aceh province, then the individual's leadership has dominant influence on employee performance Plantation Office employee Aceh province, the results also showed that that organizational culture affects the employee performance employee at Plantation Office of Aceh province, while organizational commitment also affects the performance of employees at the Department of Plantation employee Aceh Province Keywords Leadership Style, Organizational Culture, Organizational Commitment and employee performance Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) kepemimpinan individu, budaya organisasi dan komitmen secara simultan terhadap kinerja pegawai, (2) pengaruh kepemimpinan individu terhadap kinerja pegawai, (3) budaya organisasi terhadap kinerja pegawai, (4) pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perkebunan Provinsi Aceh, dengan jumlah responden sebanyak 152 orang. Peralatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan individu, budaya organisasi dan komitmen organisasi secara simultan mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh, kemudian kepemimpinan individu mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pegawai pada Dinas Perkebunan Provinsi Aceh, sedangkan komitmen organisasi juga berpengaruh terhadap kinerja pegawai pegawai pada Dinas Perkebunan Provinsi Aceh Kata kunci : Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Kinerja pegawai PENDAHULUAN Keberadaan seorang pemimpin dalam dan organisasi. Kepemimpinan seseorang dapat mencerminkan karakter pribadinya disamping organisasi sangat dibutuhkan untuk membawa itu organisasi kepada tujuan yang telah ditetapkan. berpengaruh Berbagai gaya kepemimpinan akan mewarnai Komitmen organisasi bawahannya. perilaku seorang pemimpin dalam menjalankan dampak kepemimpinannya terhadap Kepemimpinan Stress kerja merupakan akan dan proses tugasnya. Bagaimanapun gaya kepemimpinan mempengaruhi orang lain untuk mencapai seseorang tentunya akan diarahkan untuk tujuan kepentingan bersama yaitu kepentingan anggota kepemimpinan terjadi pada saat seseorang 199 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015 organisasi. Artinya bahwa Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala menggunakan pengaruhnya kepada orang lain pemimpin berkewajiban memberikan perhatian terhadap yang pencapaian organisasi. tujuan Menurut dalam Terry suatu (2007:458) sungguh-sungguh untuk membina, menggerakkan, mengarahkan semua potensi “Leadership is the relationship in which one karyawan person, or the leader, influences others to work volume dan beban kerja yang terarah pada together willingly on related task to attain that tujuan. Pimpinan perlu melakukan pembinaan which the leaders desire” Pada hakekatnya yang sungguh-sungguh terhadap karyawan agar kepemimpinan merupakan hubungan dimana dapat meningkatkan kinerja dan menimbulkan diri pemimpin, kepuasan kerja yang tinggi. Ketika pemimpin mempengaruhi orang-orang lain untuk mau menunjukkan kepemimpinan yang baik, para bekerja sama secara sukarela, sehubungan karyawan dengan mempelajari perilaku yang diinginkan pemimpin. Sedangkan Musselman berhadapan dengan pekerjaan dan Jackson (2002:112) mengatakan bahwa Demikian pula halnya dengan birokrasi publik, Kepemimpinan adalah untuk pemimpin memegang peranan yang sangat mempengaruhi orang-orang untuk strategis. Berhasil atau tidaknya birokrasi berperilaku dalam seseorang atau tugasnya seorang untuk tertentu.Mengingat mencapai kemampuan lain suatu setiap orang yang cara publik dilingkungannya akan agar terwujud berkesempatan menjalankan untuk tepat untuk mereka. tugas-tugasnya sangat pemimpin ditentukan oleh kualitas pimpinannya, karena mempunyai cara tersendiri dalam menjalankan kedudukan pemimpin sangat mendominasi kepemimpinannya maka dalam semua aktivitas yang dilakukan. mencapai tujuan organisasi akan menggunakan seefektif Dalam organisasi publik, bawahan mungkin kekuasaannya agar orang lain dapat bekerja selalu tergantung pada pimpinan. Bila diarahkan perilakunya dalam berbagai kondisi. pimpinan Kualitas dianggap dari sebagai pemimpin faktor seringkali terpenting dari tidak memiliki kemampuan memimpin, maka tugas-tugas yang sangat kompleks tidak dapat dikerjakan dengan baik. keberhasilan atau kegagalan organisasi (Menon, Kepemimpinan 2002) atau kemampuan yang memotivasi individu untuk mencapai tujuan berorientasi bisnis maupun publik, biasanya organisasi (Gibson et.al 2006). Kemampuan dipersepsikan atau mempengaruhi akan menentukan cara yang kegagalan pemimpin. Begitu pentingnya peran digunakan karyawan dalam mencapai hasil pemimpin sehingga isu mengenai pemimpin kerja. Hal ini didasari pada argumen bahwa menjadi faktor yang menarik perhatian para seorang pemimpin memiliki otoritas dalam peneliti bidang perilaku keorganisasian. Hal ini merencanakan, akan membawa konsistensi bahwa setiap mengkoordinasikan, dan mengawasi perilaku demikian kegagalan suatu juga keberhasilan organisasi sebagai baik keberhasilan didefinisikan menggunakan sebagai pengaruh dan mengarahkan, Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 200 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala karyawan. Pemimpin mempengaruhi organisasi dapat dengan cara perilaku diberlakukan seperti suatu kebutuhan yang tidak diterima. menciptakan sistem dan proses organisasi yang sesuai kebutuhan, baik kebutuhan individu, kebutuhan kelompok maupun kebutuhan Setiap karyawan dalam organisasi harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap pencapaian misi, visi, dan tujuan organisasi. Dalam organisasi sektor publik, ikatan batin antara karyawan dengan organisasi dapat dibangun dari kesamaan misi, visi, dan tujuan organisasi, bukan sekedar ikatan kerja. Ikatan mereka untuk bekerja diinstansi pemerintah bukan sekedar gaji, namun lebih pada ikatan batin misalnya ingin menjadi abdi negara dan abdi masyarakat, status sosial, dan sebagainya. Sehingga bila setiap karyawan memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan prestasi terbaik bagi negara dan pelayanan terbaik pada masyarakat, maka tentunya kinerja sektor Peningkatan kinerja organisasi bergerak berorientasi kontrol akan terjadi dari jika pendekatan tradisional terhadap manajemen tenaga kerja, yang terletak pada perintah yang telah ada, melaksanakan kontrol dan “mencapai efisiensi dalam penerapan tenaga kerja” (Sunarto, 2005). Pendekatan harus diganti dengan strategi komitmen. Tenaga kerja akan membalas dengan sangat baik dan kreatif tidak seperti ketika mereka dikontrol dengan sangat ketat oleh manajemen, ditempatkan dalam jabatan yang 201 - ditetapkan bersamaan dengan dimulainya sejarah manusia, yaitu sejak manusia menyadari pentingnya hidup berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Mereka membutuhkan seseorang atau beberapa orang yang mempunyai kelebihankelebihan daripada yang lain, terlepas dalam bentuk apa kelompok manusia itu dibentuk. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena manusia selalu mempunyai keterbatasan dan kelebihan- kelebihan tertentu. Menurut Yuki (2005), kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain, untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk publik akan meningkat. telah Kepemimpinan Individu Masalah kepemimpinan telah muncul organisasi. tersebut KAJIAN KEPUSTAKAAN secara sempit, Volume 4, No. 3, Agustus 2015 dan mencapai tujuan bersama. Menurut Robbins (2006), kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya suatu tujuan. Definisi kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu, kepemimpinan juga mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwaperistiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala memelihara hubungan kerja sama dan kerja dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama terarah pada tujuan bersama. dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi (Rivai, 2004). Demikian halnya Budaya Organisasi Dalam kehidupan sehari-hari seseorang Locander et al. (2002) menjelaskan bahwa kepemimpinan mengandung makna pemimpin mempengaruhi yang dipimpin tapi hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin bersifat saling menguntungkan kedua belah pihak. Lok (2001) memandang kepemimpinan sebagai sebuah proses mempengaruhi aktivitas suatu organisasi dalam upaya menetapkan dan Dalam kehidupan manusia di dunia ditemui usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yang disepakati bersama. Kerja sama dilakukan oleh beberapa orang (dua orang atau lebih) dalam berbagai kegiatan yang terarah pada tujuan yang lebih mudah dicapai dari pada dikerjakan secara individu. Dan keseluruhan proses kerja sama ini disebut terlepas dari lingkungannya. Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh lingkungannya, dan agar kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan perilaku yang positif tentunya harus didukung oleh suatu norma yang diakui tentang kebenarannya dan dipatuhi sebagai pedoman dalam bertindak. berada dalam kehidupan organsisasi berusaha untuk menentukan dan membentuk sesuatu yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak, agar dalam menjalankan aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan perilaku dari masing-masing individu. Sesuatu yang dimaksud tidak lain adalah budaya dimana individu berada, seperti nilai, keyakinan, anggapan, harapan, dan sebagainya. dengan organisasi. Dalam kenyataannya apapun bentuk organisasi pasti memerlukan seseorang untuk menempati posisi sebagai pimpinan. Seorang pimpinan selalu mempunyai misi/tujuan yang harus dicapai dan tujuan ini baru direalisasikan, bila terdapat kerjasama diantara pimpinan dan para bawahannya. Seseorang yang menduduki posisi sebagai pimpinan di dalam suatu mengemban akan Pada dasarnya manusia atau seseorang yang mencapai tujuan. organisasi tidak tugas untuk melaksanakan kepemimpinannya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas dari segi organisasi kepemimpinan dapat diartikan kemampuan mendorong sejumlah orang agar bekerja sama Budaya dalam arti sempit adalah seni (art), sedangkan dalam arti luas budaya berarti segala segala sesuatu hasil cipta, rasa, dan karsa manusia baik berupa nilai-nilai, gagasan atau ide pemikiran hingga barang-barang fisik buatan manusia yang tujuannya untuk memelihara dan mempertahankan kehidupanya. Dengan demikian budaya merupakan hasil kesepakatan bersama dalam berintaraksi antar anggota (manusia) dalam suatu lingkungan tertentu. Menurut Robins (2006 : 12) : “Kebudayaan merupakan inti dari apa yang Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 202 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala penting dalam organisasi, seperti aktivitas kemampuan/ketrampilan serta lingkungan dari memberi pada pekerjaan tersebut. perintah, dan larangan serta menggambarkan sesuatu yang dilakukan dan tidak dilakukan yang perilaku jelas menyatakan bahwa kinerja atau prestasi anggota”. Robins (2006 : 21) : “Budaya kerja adalah hasil kerja baik secara kualitas merupakan berbagai interaksi dari ciri-ciri maupun kebiasaan seseorang karyawan dalam periode tertentu yang mengatur Dari pengertian tersebut di atas, sangat mempengaruhi kelompok- kuantitas yang dihasilkan oleh kelompok orang dalam lingkungannya”. Jadi sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. budaya mengandung apa yang boleh dilakukan Faktor atau tidak boleh dilakukan sehingga dapat keberhasilan jangka panjang organisasi adalah dikatakan sebagai suatu pedoman yang dipakai kemampuan untuk mengukur seberapa baik untuk menjalankan aktivitas organisasi. karyawannya Pada dasarnya budaya kerja dalam perusahaan informasi merupakan alat untuk mempersatukan setiap pelaksanaannya individu yang melakukan aktivitas secara sekarang dan terus meningkat sepanjang waktu. bersama-sama. Lebih lanjut Robins (2006 : Teknik yang paling tua yang digunakan 532), mengemukakan bahwa “Budaya kerja manajemen adalah melalui penilaian kerja adalah perekat sosial yang mengikat anggota (performance apprasial). Penilaian kerja dapat organisasi”. suatu pula menjadi sumber kerisauan dan frustasi karakteristik atas kepribadian yang berbeda- bagi manajer dan karyawan. Hal ini disebabkan beda antara orang yang satu dengan orang yang ketidakpastian di sekitar sistem penilaian lain dapat disatukan dalam suatu kekuatan kinerja. Pada intinya penilaian kinerja dapat organisasi maka perlu adanya perekat sosial. dianggap sebagai alat untuk menverifikasi Nampaknya agar kritis yang bekerja tersebut berkaitan dengan serta menggunakan guna memastikan memenuhi standar-standar bahwa individu-individu memenuhi standar Komitmen Organisasi Robbins (2007 : kinerja yang telah ditetapkan serta membantu 212), mendefinisikan prestasi kerja karyawan sebagai hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Oleh karena itu prestasi kerja umumnya menyangkut dengan pekerjaan atau macam mengerjakan 203 - pekerjaan manusia yang pekerjaan tersebut dan Volume 4, No. 3, Agustus 2015 individu mengelola kinerja mereka. Jadi untuk menilai kinerja karyawan dibutuhkan penilaian kerja. Dalam penilaian kinerja dinilai kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode tertentu. Melalui penilaian kinerja, karyawan mendapatkan informasi mengenai seberapa baik ia bekerja jika dibandingkan dengan standar organisasi. Dengan kata lain karyawan mendapatkan umpan balik atas kinerja mereka sebagai pedoman perilaku di Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala masa depan. Sehingga diperlukan penilaian organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja yang dilakukan secara benar dan tepat kinerja agar hasilnya dapat djadikan informasi terhadap Provinsi Aceh menggunakan Regresi Linear fokus strategik organisasi. Berganda (Multiple linear regression method) Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapai dan aktivitasnya yang dilakukan pegawai pada Dinas Perkebunan dimana variable indenpenden adalah lebih dari satu, Supranto, (2007;303). akan membawa kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan dari pada keadaan sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada diri manusia terdapat kebutuhankebutuhan yang pada saatnya akan membentuk tujuan-tujuan yang hendak dicapai HASIL PEMBAHASAN Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh Koefisien korelasi (R) = 0.739 yang dan dipenuhinya. Yang menjadi persoalan sekarang menunjukkan adalah bagaimana perusahaan dapat membuat (korelasi) antara variabel bebas dengan varibel pegawainya menjadi pekerja yang berprestasi terikat sebesar 73.9%. Artinya prestasi kerja dalam bidangnya dan bersemangat menjalankan pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh tugasnya, bekerja keras, dan siap menghadapi mempunyai hubungan yang erat dengan faktor- tantangan sehingga tujuan perusahaan tercapai. faktor gaya bahwa derajat kepemimpinan hubungan (X1), budaya organisasi (X2) dan komitmen organisasi (X3) METODE PENELITIAN dalam hubungan dengan peningkatan prestasi Lokasi dan Objek Penelitian kerja pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Koefisien Determinasi (R²) = 0.546. Perkebunan Provinsi Aceh. Objek penelitian Artinya sebesar 54.6% perubahan-perubahan adalah individu, dalam variabel terikat (prestasi kerja pegawai) budaya kerja dan komitmen organisasi terhadap dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan kinerja pegawai pada Dinas Perkebunan dan dalam faktor-faktor gaya kepemimpinan (X1), Kehutanan Provinsi Aceh. budaya pengaruh kepemimpinan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh para pegawai pada komitmen sebesar 45.4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar tiga variabel yang dijadikan Konstanta sebesar 2.565. Artinya jika untuk melihat faktor-faktor gaya kepemimpinan (X1), individu, budaya budaya organisasi (X2) dan komitmen data kepemimpinan dari Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Peralatan Analisis Data pengaruh dan indikator penelitian ini. Dinas Perkebunan Provinsi Aceh. Menganalisis (X2) organisasi (X3). Sedangkan selebihnya yaitu Populasi dan Sampel Populasi organisasi Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 204 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala organisasi (X3) dianggap konstan, maka besarnya prestasi kerja pegawai pada Dinas Perkebunan Provinsi Aceh adalah sebesar 2.565 pada satuan skala likert atau prestasi kerja pegawai relatif sudah baik, karena Pembuktian Hipotesis 1. Pengaruh secara simultan gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap prestasi kerja pegawai pada rentang jawaban baik. secara sebesar 0.148. Artinya bahwa setiap 100% simultan dan Ftabel sebesar 2,703 dengan demikian berpengaruh terhadap peningkatan prestasi Fhitung > Ftabel, maka hipotesis yang diajukan kerja pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Koefisien regresi budaya organiasi (X2) sebesar 0.103. Artinya bahwa setiap 100% nilai budaya organisasi secara relatif akan dan dengan diperoleh nilai Fhitung sebesar 36.815 kepemimpinan Aceh. organisasi gaya pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh Perkebunan Provinsi Aceh, sebesar 14.8%, gaya budaya antara komitmen organisasi terhadap prestasi kerja meningkatkan prestasi kerja pegawai Dinas secara signifikan kepemimpinan, nilai gaya kepemimpinan secara relatif akan demikian pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Koefisien regresi gaya kepemimpinan (X1) dengan Hasil terima. 2. Pengaruh secara parsial gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja pegawai Hasil penelitian terhadap variabel gaya meningkatkan prestasi kerja pegawai Dinas kepemimpinan (X1) pada Dinas Perkebunan Perkebunan Provinsi Aceh, sebesar 10.3%, Provinsi Aceh diperoleh nilai thitung sebesar dengan demikian semakin bagus budaya 6.217 sedangkan ttabel = 1,985, organisasi, perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung > terhadap maka akan peningkatan berpengaruh prestasi kerja hasil ttabel dengan tingkata signifikansi sebesar 0.000 atau probabilitas jauh dibawah = pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh. 5% Koefisien regresi komitmen organisasi (X3) sebesar 0.112. Artinya setiap 100% perubahan nilai komitmen organisasi maka secara relatif 3. Pengaruh secara parsial budaya organisasi terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Perkebunan Provinsi Aceh akan meningkatkan prestasi kerja pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh sebesar 11.2%, Hasil penelitian terhadap variabel budaya jadi dengan semakin kuat komitmen organisasi organisasi (X2) pada Dinas Perkebunan para pegawai maka akan semakin berpengaruh Provinsi Aceh diperoleh nilai thitung sebesar terhadap peningkatan prestasi kerja pegawai 3,742 sedangkan ttabel = 1,985, Dinas Perkebunan Provinsi Aceh. perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung > hasil ttabel dengan tingkata signifikansi sebesar 205 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 0.000 atau probabilitas jauh dibawah = Saran 5%. 1. Diharapkan kepada Perkebunan 4. Pengaruh organisasi pegawai secara parsial komitmen terhadap prestasi kerja pimpinan Dinas Aceh bisa Provinsi mempertahankan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dalam rangka untuk Temuan hasil penelitian terhadap variabel komitmen organisasi (X3) diperoleh nilai thitung sebesar 4,016 sedangkan ttabel sebesar 1,985, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel dengan signifikansi sebesar 0.000 atau probabilitas dibawah lebih meningkatkan kinerja pegawai dalam mencapai tujuan organisasi. 2. Budaya organisasi juga perlu ditingkatkan terutama berkaitan dengan kebiasaan pegawai dalam mengorganisasikan pekerjaan sendiri, sehingga dapat meningkatkan prestasi kerjanya. 5%. 3. Komitmen organisasi pegawai juga perlu KESIMPULAN DAN SARAN ditingkatkan terutama berkaitan dengan Kesimpulan keterlibatan pegawai dalam setiap kegiatan 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan individu, budaya organisasi organisasi, sehingga pegawai merasa memiliki organisasi. dan komitmen organisasi secara simultan 4. Sedangkan mengenai prestasi kerja pegawai mempunyai pengaruh terhadap prestasi juga perlu ditingkatkan terutama dalam kerja pegawai Dinas Perkebunan Provinsi memberikan pelayanan kepada masyarakat, Aceh. sedangkan 2. Hasil penelitian kepemimpinan kerja yang perlu bahwa diperhatikan terutama berkaitan dengan mempunyai memberikan tugas kepada pegawai secara menunjukkan individu prestasi pengaruh dominan terhadap prestasi kerja berdayaguna dan berhasilguna. pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Aceh. 3. Sedangkan hasil penelitian bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap prestasi DAFTAR KEPUSTAKAAN Dessler, G. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia (Terj.). PT. Indeks, Jakarta. kerja pegawai pada Dinas Perkebunan Provinsi Aceh. 4. Sedangkan berpengaruh komitmen terhadap organisasi juga prestasi kerja pegawai pada Dinas Perkebunan Provinsi Aceh. Flippo., dan Edwin, B. 2003. Manajemen Personalia (Penerjemah : Moh. Mas'ud). Erlangga, Jakarta. Gibson., Ivannenich and Donnelly. 2003. Organisasi. Edisi ke Lima Penerbit Erlangga, Jakarta. Handoko, T. Hani. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Volume 4, No. 3, Agustus 2015 - 206 Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Manullang. 2004. Manajemen Jakarta: Ghalia Indonesia. Personalia. Mathis, R. L., and Jackson, J. H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Miftah, T. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT. Rajawali Grafindo, Jakarta. Nawawi dan Hadari. 2005. Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta, Ghalia Indonesia. Ranupandoyo, H. dan S. Husnan. 2007. Manajemen Personalia. Fakultas Ekonomi UGM (BPFE), Yogyakarta. Rivai, V. 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Cetakan Pertama). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku Organisasi. PT. Indeks Jakarta. Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi 10,01, Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Saydan, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, Penerbit Jambatan. Siagian, Sondang P. 2003. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta Rineka Cipta. Thomson. 2001. Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia, PT. Prenhallindo, Jakarta. Wahjisumidjo. 2002. Kepemimpian dan Motivasi. Cetakan III, Jakarta: Ghalia Indonesia. Winardi. 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen (Cetakan Pertama). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 207 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015