Islam Digest (Page 6)

advertisement
tema utama
REPUBLIKA ● AHAD, 14 NOVEMBER 2010
B4
DARMAWAN/REPUBLIKA
pertaniannya, yakni berupa sayur-mayur dan
buah-buahan. Sebagai peternak, Habil
mengeluarkan hewan-hewan peliharaannya
untuk kurban. Karena ketulusan dan
keikhlasan yang diberikan Habil, persembahannya diterima oleh Allah, sedangkan
persembahan Qabil ditolak.
Harta yang dikurbankan itu disimpan di
suatu tempat di Padang Arafah, yang
sekarang menjadi napak tilas bagi para
jamaah haji. Sebagai tanda diterimanya
kurban itu ialah dengan datangnya api dari
langit lalu membakarnya. Dan, ternyata api
menyambar hewan kurbannya Habil. Melihat
hal demikian, Qabil menaruh dendam kepada
Habil. Ia pun marah dan membunuh
saudaranya itu.
Peristiwa kurban yang dilakukan oleh
kedua anak Nabi Adam ini telah dijelaskan
Allah SWT dalam Alquran surah Al-Maidah
[5] ayat 27, “Ceritakanlah kepada mereka
kisah tentang dua anak Adam (Habil dan
Qabil) dengan benar tatkala mereka (masingmasing) berkurban satu kurban, lalu diterima
dari seorang di antara mereka berdua (Habil)
dan tidak diterima dari yang lainnya (Qabil).
Ia berkata (Qabil), ‘Aku pasti membunuhmu!’
Berkata Habil, ‘Sesungguhnya Allah hanya
menerima (kurban) dari orang-orang yang
bertakwa.”
Sejarah Kurban
KURBAN TELAH
Oleh Syahruddin El-Fikri,
Nidia Zuraya
DIPRAKTIKKAN SEJAK
ZAMAN NABI ADAM AS
MELALUI DUA
PUTRANYA, HABIL DAN
QABIL.
urban adalah salah satu
ibadah yang disyariatkan
dalam Islam. Ajaran ini merupakan ibadah yang pernah
dijalankan Nabi Ibrahim AS
saat akan menyembelih
putranya, Ismail, sebelum diganti dengan
seekor kibas (domba) oleh Allah SWT.
Ibadah kurban sesungguhnya merupakan
bentuk kepasrahan seorang hamba kepada
Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Kata kurban berasal dari bahasa Arab, yakni
Qaraba dengan bentuk isim mashdar ‘qurbanan’, yang berarti dekat. Karena itu, tujuan
berkurban adalah untuk mendekatkan diri
kepada Allah (taqarrub ilallah).
Secara istilah, sebagaimana disebutkan
dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam bab
“Ajaran”, kurban adalah penyembelihan
hewan dalam rangka ibadah kepada Allah
SWT. Perintah untuk berkurban ini telah
digariskan oleh Allah SWT dalam Alquran
surah Al-Kautsar [108] ayat 1-2.
“Sesungguhnya Kami telah memberikan
nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat
karena Tuhanmu dan berkurbanlah.”
Namun, bila mencermati perintah Allah
tentang disyariatkannya ibadah kurban ini
sesungguhnya seluruh Nabi dan Rasul Allah
telah melaksanakan perintah ini. Lihat surah
Al-Hajj [22] ayat 34.
“Bagi tiap-tiap umat telah Kami syari-
K
Oleh Nidia Zuraya
anusia adalah makhluk sosial.
Manusia tak mungkin hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain.
Ia membutuhkan manusia
lainnya untuk berinteraksi. Bahkan, manusia
juga membutuhkan hewan sebagai
kendaraan dan lainnya, tumbuh-tumbuhan
sebagai makanan, serta ilmu pengetahuan
untuk memahami seluruh ciptaan Allah.
Dari sekian banyak syariat Islam yang
diperintahkan kepada kaum Muslim, yang
mengandung hubungan horizontal bagi
M
Kurban
Membentuk
Solidaritas
Sosial
atkan penyembelihan (kurban) supaya
mereka menyebut nama Allah terhadap
binatang ternak yang telah direzekikan Allah
kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang
Maha Esa. Karena itu, berserah dirilah kamu
kepada-Nya dan berilah kabar gembira
kepada orang-orang yang tunduk patuh
(kepada Allah).” (QS Al-Hajj [22]: 34).
Dalam Alquran dijelaskan, selain bentuk
pendekatan diri kepada Allah dan syukur
atas karunia yang diberikan-Nya, kurban
adalah bentuk ketakwaan seorang Muslim
dan melaksanakan segala perintah Allah.
“Daging-daging unta dan darahnya itu
sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan)
Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang
dapat mencapainya. Demikianlah, Allah telah
menundukkannya untuk kamu supaya kamu
mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya
kepadamu. Dan, berilah kabar gembira
kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS
Al-Hajj [22]: 37).
Adapun saudara Habil bernama Labuda.
Adam memerintahkan kepada anak-anaknya
untuk menikah secara bersilang. Misalnya,
Habil menikah dengan Iklima dan Qabil
menikahi Labuda. Perintah Adam ini ditolak
oleh Qabil dengan alasan ia lebih mencintai
Iklima, yang lebih cantik dibandingkan
saudara Habil, Labuda.
Untuk itulah, Allah memerintahkan Nabi
Adam AS untuk menguji kedua anaknya itu
dalam memberikan persembahan terbaik
dari hasil usaha mereka kepada Allah, Tuhan
Maha Pencipta.
Qabil memberikan persembahan berupa
hasil perkebunannya, sedangkan Habil mempersembahkan hewan ternak. Qabil memberikan hasil kebun yang kurang baik,
sedangkan Habil memberikan hewan ternak
yang gemuk. Qabil mewakili kelompok
petani, dan Habil mewakili peternak.
Dalam beberapa riwayat disebutkan, pada
zaman Nabi Adam sudah diperintahkan
untuk mengeluarkan sebagian harta yang
dimiliki untuk dikurbankan. Sebagai petani,
Qabil mengeluarkan kurbannya dari hasil
Kurban zaman Nabi Ibrahim AS
Dikisahkan, di usianya yang sudah menginjak 100 tahun, Nabi Ibrahim belum dikaruniai seorang anak pun. Karenanya, ia ingin
sekali mendapat karunia seorang anak, dan
beliau selalu berdoa, “Rabbii hablii minashshaalihiin!” Wahai Rabbku, karuniakanlah
kepadaku sebagian dari keturunanku dari
orang-orang yang saleh! Doa Nabi Ibrahim
itu dikabulkan Allah SWT. Dia diberi kabar
akan mendapat anak yang saleh.
Anak yang sangat didambakan Nabi
Ibrahim telah lahir dari rahim istrinya yang
kedua, bernama Siti Hajar. Dia amat mencintai
dan menyayangi anaknya. Untuk menguji
kecintaannya itu, Allah memerintahkan
Ibrahim untuk menyembelih putranya tersayang. Namun, kecintaan Ibrahim kepada
Allah jauh melebihi cintanya kepada anaknya.
Hal ini pulalah yang menyebabkan
Ibrahim mendapat gelar Al-Khalil (Sang
kekasih). Dalam sebuah riwayat disebutkan,
ketika Allah memberi julukan kepada
Ibrahim sebagai kekasih-Nya, para Malaikat
melakukan protes. Sebab, julukan itu dianggap berlebihan. Namun, Allah menerangkan
SAIFUL BAHRI/ANTARA
Kurban zaman Nabi Adam AS
Dalam sejarahnya, ibadah kurban telah
dipraktikkan sejak zaman Nabi Adam AS.
Dalam berbagai buku sejarah, termasuk
karya KHE Abdurrahman, Hukum Kurban,
Akikah dan Sembelihan, disebutkan bahwa
kurban pertama kali di dunia dilakukan oleh
dua anak Adam, yakni Habil dan Qabil.
Sebagaimana dikisahkan dalam berbagai
buku sejarah Islam, kedua anak Adam ini
diperintahkan oleh Allah untuk berkurban
sebagai syarat utama untuk menikahi
saudara kembar Qabil yang bernama Iklima.
sesama manusia, misalnya zakat, haji, shalat,
dan kurban. Sedangkan puasa, sebagaimana
diterangkan dalam hadis Qudsi adalah untuk
Allah, karena hanya Allah yang mengetahuinya. Namun, puasa sesungguhnya juga
mengandung unsur sosial, karena orang yang
berpuasa bisa merasakan rasa lapar yang
biasa dirasakan kaum dhuafa. Karenanya,
seluruh praktik dan ritual ibadah yang diajarkan dalam Islam memiliki nilai-nilai sosial.
Seperti halnya shalat, puasa, zakat, dan
haji, dalam ibadah kurban juga terdapat nilainilai sosial. Terlebih lagi dalam kitab suci
Alquran maupun hadis banyak terkandung
ajaran-ajaran sosial kemanusiaan, seperti
MUSIRON/REPUBLIKA
berbuat baik kepada tetangga, menolong
orang lain, berbakti kepada kedua orang tua,
menyantuni anak yatim, menjenguk orang
sakit, memberi makan fakir miskin, dan lain
sebagainya.
Melalui ibadah kurban, seorang hamba
ditempa untuk memiliki jiwa kepedulian terhadap orang lain. Salah satu hikmah berkurban adalah menggembirakan golongan fakir
miskin. Sebab, tidak semua orang mampu
makan dengan daging walaupun dia tinggal di
kota besar. Maka dianjurkan sekali bagi orang
yang mampu untuk berkurban dan membagibagikan daging dari hewan kurban tersebut
kepada fakir miskin.
Dalam ajaran Islam, disyariatkan daging
kurban untuk disedekahkan kepada yang
berhak, yaitu orang yang layak untuk menerimanya, yang tentunya bukanlah orang kaya.
“Beliau (Rasulullah) memberi makan dari dua
kurbannya itu untuk orang miskin, dan ia
beserta ahlinya ikut memakannya.” (HR
Ahmad).
“Makanlah (dari kurbanmu, berilah orangorang, dan simpanlah. Sesungguhnya pada
tahun yang lalu itu orang-orang mendapat
kesusahan, aku ingin agar kamu menolong
mereka.” (Muttafaq Alaih).
Keutamaan kurban
Allah SWT telah menjanjikan surga bagi
mereka yang telah menyisihkan sebagian dari
harta mereka untuk berkurban dengan niat
yang ikhlas. Hewan yang telah kita kurbankan diyakini di kemudian hari akan
mengantarkan kita menuju surga. Rasul SAW
bersabda, “Tiap-tiap rambut yang dikurbankan merupakan khair. Ungkapan ‘khair’
ini mengandung arti keselamatan, kebaikan,
kesejahteraan, kebahagiaan, dan kemurahan
Allah SWT.”
Ibadah kurban juga mengandung pesanpesan moral yang ditunjukkan dengan
simbol-simbol yang ada dalam ritual ibadah
kurban. Sejarah kurban Nabi Ibrahim merupakan sejarah yang penuh dengan nilai pengorbanan. Dalam hal ini kita meneladani
bahwa sikap Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan anak yang dicintainya, menandakan
kerelaannya pula dalam mengorbankan
segala hal yang dimilikinya.
Kata ‘pengorbanan’ yang dimunculkan
dalam ritual ibadah kurban ini merupakan
salah satu bentuk sikap moral yang apabila
diaplikasikan oleh berbagai lapisan
masyarakat dapat menjadi solusi berbagai
permasalahan.
Contohnya adalah orang kaya yang mau
berkorban dengan hartanya untuk orangorang miskin sehingga memberikan solusi
bagi permasalahan orang-orang miskin di
sekitarnya. Begitu juga seorang pemimpin
yang rela berkorban dengan meninggalkan
hawa nafsu dan egonya demi kemaslahatan
masyarakat, bukan untuk kemaslahatan
pribadi dan golongan.
Lebih jauh lagi, kaum Muslim harus rela
berkorban baik harta dan jiwa, maupun
tenaga dan fikirannya untuk menjalankan apa
yang Allah perintahkan, sebagaimana yang
telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim.
■ ed: syahruddin el-fikri
Download