( Uḍhīyyah) Secara etimologi, Kurban berasal dari kata qurb atau

advertisement
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK
A. Pengertian Kurban (Uḍhīyyah)
Secara etimologi, Kurban berasal dari kata qurb atau qurban yang
berarti “dekat atau mendekati”. Dalam kamus besar Indonesia kurban,
“bentuk persembahan kepada Allah (seperti biri-biri, sapi, unta, yang
disembelih) pada hari lebaran Haji, Kurban dalam Ilmu fikih disebut
Uḍhīyyah (menyembelih binatang diwaktu matahari sedang naik dipagi
hari atau berkurban) yang berasal dari kata dahwah atau duha (waktu
matahari sedang naik di pagi hari). Dari kata dahwah atau duha tersebut
diambil kata dahiyyah yang bentuk jamaknya adalah uḍhīyyah.25
Menurut Abu Syujak kurban adalah penyembelihan binatang ternak
dilaksanakan pada hari raya haji dan hari-hari tasyriq ( tigahari kemudian
setelah hari raya haji ) dengan tujuan beribadah kepada Allah SWT.26
Secara terminologi, kurban adalah mendekatkan diri kepada Allah
SWT, dengan jalan menyembelih binatang yang diniatkan tertentu untuk
memberikan kenikmatan atas harta bendanya kepada orang yang behak
menerima kurban tersebut dengan tujuan mencari keridhaan Allah SWT,
semata dan dalam waktu yang tertentu pula. 27
25
Nina M. Armando, dkk (eds.), Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve,
2005, h. 155.
26
Imam Taqiyuddin Abubakar bin Muhammad al-Husaini, Kifayatul Akhyar, diterjemahkan
oleh Syaifuddin Anwar & Misbah Musthafa, Surabaya: Bina Imam, 2003, h. 490.
17
27
Hasan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2008.
18
Kurban juga dapat didefinisikan “ acara penyembelihan binatang
ternak yang dilakukan pada hari raya haji atau Idul Adha”, yakni tanggal
10, 11,12, dan 13 Zulhijjah, yang bertujuan untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT.28
Menurut penulis kurban adalah suatu ibadah yang dilaksanakan
pada hari Raya Haji dan hari Tasyrik dengan cara menyembelih hewan
yang telah ditentukan dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT dan mensyukuri atas harta bendanya yang telah diberikan oleh Allah
SWT.
B. Dasar Hukum
Secara garis besar, al-Quran berisikan tentang keimanan
(aqīdah), akhlak, janji, dan ancaman buruk, kisah/sejarah, syariat
(hukum), ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lain-lain. Untuk
pembahasan mengenai Kurban, jelas merupakan ayat-ayat yang
berkaitan dengan hukum.
1.
Alquran
Adapun dasar-dasar hukum yang menunjukkan perintah berkurban
dalam surah Al-Kautsar [108]: 1-3.





   
  

28
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995, h.516
19
Artinya: “Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat
yang banyak. Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan
berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah
yang terputus”.29
Menurut Quraisy Shihab dalam kitab tafsirnya al-Misbah
mengatakan bahwa dalam surah (Al-kautsar [108] ayat: 2) Allah telah
menganugrahkan sedemikian banyak anugrah kepada nabi Muhammad
SAW. wajar sekali jika ayat ini memerintahkan beliau bahwa: maka
shalatlah demi Tuhan pemelihara-Mu dan sembelihlah binatang untuk
kamu sedekahkan kepada yang butuh.
Menurut ulama Kata shalli adalah bentuk dari kata shallah yang
dikemukakan dari satu riwayat yang disandarkan kepada Ibn ‘Abbas
bahwakata tersebut adalah perintah melaksanakan shalat lima waktu.
Riwayat lain dari beberapa murid Ibn ‘Abbas memahaminya dalam
perintah shalat, tetapi shalat idul Adha. Berdasarkan itu bahwa surah ini
turun untuk menuntun Nabi agar melakukan shalat Idul Adha baru
menyembelih hewan kurban.
Menurut Quraisy Shihab perintah shalat dalam surah ini bukan
berarti shalat wajib atau pun shalat sunnah tetapi mengandung arti
beribadah. Kata an-nahr ada beberapa pendapat yaitu ada yang
memaknai perintah menyembelih binatang, baik dalam rangka shalat Idul
Adha maupun Aqiqah. Dan pendapat lainnya adalah bahwa makna
tersebut meletakkan tangan pada an-nahr yaitu dada. Dan menurut
29
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya. h. 1110
20
Quraisy Shihab memaknai kata tersebut adalah menyembelih binatang,
baik dalam konteks ‘Idul Adha maupun Aqiqah.30
Asbab An-nuzul dari ayat tersebut ialah Imam bazzar dan lainlainnya tengah mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang shahih
melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan bahwa ka’ab ibnul
Asyraf datang berkunjung ke Mekkah. Orang-orang Quraisy berkata
kepadanya : “engkau adalah pemimpin mereka, tidakkah kamu lihat
orang yang sabar lagi terputus oleh kaumnya ini (yakni Nabi Muhammad
SAW); dia mengira bahwa dirinya lebih baik dari pada kami, padahal
kami adalah ahli haji, pemilik siqayah dan sidanah”. Maka turunlah ayat
ini, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu,
dialah orang yang terputus”.31
Imam Ibnu Jarir telah mengetengahkan sebuah hadis melalui sa’id
ibnu Jubair sehubungan dengan firman-Nya: Maka dirikanlah sholat
karena tuhanmu, dan berkurbanlah QS: 108 alkausar 2
Ubair mengatakan, bahwa ayat tersebut diturunkan pada hari
perjanjian hudaibiyah: Nabi SAW. kedatangan malaikat Jibril seraya
berkata kepadanya: “berkurbanlah dan dirikanlah shalat” lalu Nabi SAW
berdiri untuk melakukan khutbah hari raya, kemudian shalat dua rekaat ,
setelah itu nabi SAW pergi menuju ketempat unta kurbannya, lalu
menyembelihnya. Imam Ibnu Jarir memberikan komentarnya, hanya saja
30
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002, h. 665-667.
Imam Jalaluddin al-Mahali & Jalaluddin as-Suyuti, Terjemahan Tafsir Jalalain berikut
Asbabun Nuzul, diterjemahkan oleh Bahrun Abubakar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004, h.
1384.
31
21
didalam hadis ini terdapat keanehan yang sangat. Imam Ibnu Jarir telah
mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Syamr Ibnu Athiyyah yang
telah menceritakan: “sesungguhnya aqabah ibnu Abu Mu’it telah
mengatakan bahwasannya tiada lagi anak yang masih hidup bagi nabi
SAW, dia adalah orang yang terputus keturunannya.32maka Allah
menurunkan ayat ini sehubungan dengan dia, yaitu firmannya:
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus
QS. Al-kautsar ayat 3.
Imam ibnu Munzir telah mengetengahkan sebuah hadis melalui
Ibnu Juraij yang telah menceritakan: telah sampai suatu hadis kepadaku
bahwasannya ketika Ibrahim anak Nabi SAW. Meninggal dunia, orangorang Quraisy mengatakan: Kini Muhammad menjadi orang yang abtar (
yakni terputus keturunanya). Mendengar kata-kata tersebut Nabi SAW,
berduka cita, lalu turunlah ayat ini, yaitu firmanNya. Sesungguhnya
kami telah memberikan kepadamu QS: al-kausar [108] ayat 1,
Dimaksudkan sebagai ucapan bela sungkawa kepada Nabi SAW.33
Ibadah kurban telah dicontohkan oleh Habil dan Qabil, dua putra
Nabi Adam a.s. dan oleh Nabi Ibrahim a.s beserta putranya Nabi Ismai’l
a.s. sesuai dengan firman Allah SWT, dalam QS. Al-maidah [5] : 27.
   





32
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir at-Thabari, Tafsir at-Thabari juz ‘amma, diterjemahkan
oleh Amir Hamzah, Jakarta: Pustaka Azam, 2009, h. 1035.
33
Imam Jalaluddin al-Mahali & Jalaluddin as-Suyuti, Terjemahan Tafsir Jalalain berikut
Asbabun Nuzul, h. 1385.
22
  
  



   



 
Artinya: “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil
dan
Qabil)
menurut yang
Sebenarnya, ketika
keduanya
mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari
mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia
Berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil:
"Sesungguhnya Allah Hanya menerima (korban) dari orang-orang yang
bertakwa".34
Q.S. Ash-Shaffat [37] 100 – 107.






  
  









  














 

  



 
   



 


 
34
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya. h. 163
23


  
Artinya: “Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang
termasuk orang-orang yang saleh. Maka kami beri dia khabar gembira
dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai
(pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa
Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia
menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar". Tatkala keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim
membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran
keduanya ). Dan kami panggillah dia: "Hai Ibrahim. Sesungguhnya
kamu Telah membenarkan mimpi itu[1284] Sesungguhnya Demikianlah
kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya Ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus
anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.yang dimaksud ialah
nabi Ismail a.s. yang dimaksud dengan membenarkan mimpi ialah
mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib
melaksana- kannya. sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim
dan Ismail a.s. Maka Allah melarang menyembelih Ismail dan untuk
meneruskan korban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan
(kambing). peristiwa Ini menjadi dasar disyariatkannya qurban yang
dilakukan pada hari raya haji”.35
Dari ayat di atas, bahwasanya menunujukkan asal-usul ibadah
kurban dalam Islam, yang berawal dari peristiwa Nabi Ibrahim a.s.
bersama anaknya, Nabi Isma’il a.s. peristiwa itu dimulai dari mimpi
hingga Nabi Ibrahim a.s. melaksanakan perintah Allah tersebut.
Selain ayat diatas ibadah
kurban secara mendasar digambarkan dan
diperlihatkan dengan jelas di dalam beberapa ayat al-Quran, di antaranya:
QS. Al-hajj [22] : 28.
35
Departemen Agama RI, al-Qur’an danTerjemahnya.h. 724-725
24


  

















Artinya:“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka
dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang Telah
ditentukan[985] atas rezki yang Allah Telah berikan kepada mereka
berupa binatang ternak[986]. Maka makanlah sebahagian daripadanya
dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang
sengsara dan fakir”.36
QS. Al-hajj [22] : 34.
  









  






 
Artinya: “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan
(kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak
yang telah direzkikan Allah kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan
yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan
berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada
Allah)”.37
QS. Al-hajj [22] : 37.
36
Departemen Agama RI, al-Qur’an danTerjemahnya. h. 516
Departemen Agama RI, al-Qur’an danTerjemahnya. h 517.
37
25
   










  
   
 
Artinya:“Daging dan darah (unta yang dikurbankan)itu sekali-kali tidak
akan dapat sampai kepada Allah, akan tetapi hanya ketaqwaan dari
kalianlah yang akan mencapainya”.38
Dari ayat yang disebutkan di atas, diterangkan dengan jelas
tentang
disyaria’atkannya
berkurban,
sebagaimana
yang
telah
dicontohkan kedua putra Nabi Adam, Qabil dan Habil kemudian Nabi
Ibrahim yang telah melakukan kurban terhadap anaknya yang dicintainya
yaitu
Nabi Ismail. Kemudian juga dijelaskan agar senantiasa ingat
kepada Allah SWT, atas rejeki yang telah diberikan, kemudian juga
dijelaskan daging dan darah (unta yang dikurbankan), itu sekali-kali tidak
akan dapat sampai kepada Allah, akan tetapi hanya ketaqwaan yang akan
mencapainya.39
Selain disebutkan di dalam ayat-ayat al-Quran, kurban juga
banyak dicontohkan oleh Sunnah Rasulullah SAW. yang diungkapkan
dalam kitab-kitab hadis. Secara koheren, Sunnah adalah sumber utama
kedua dalam Islam menguatkan al-Quran dengan cara mengupas semua
38
Departemen Agama RI, al-Qur’an danTerjemahnya. h. 517
Hasan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer, h. 254.
39
26
sisi kewajiban Islam yang pokok ini, yaitu kurban, serta aturan dan
ruhnya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa sunah memandang
kurban bukan hanya sebagai bagian dari rukun Islam saja. Melainkan
juga merupakan bukti keimanan dan ketaqwaan dalam ungkapan rasa
syukur, menunjukkan secara tulus akan ketaatan,
kecintaan dan
ketaqwaannya kepada dan penguji derajat kecintaan kepada Allah
SWT.40
2. Hadis
Sejumlah hadis di bawah ini membuktikan uraian di atas:
a.
Hadis dari Al-Barra’ yang Diriwayatkan oleh Bukhari :
ْ ‫ﻲﱢ ﻋَﻦ‬
ِْ ‫ﺎﻣِاﻹ‬
ٍ‫ْﻦ ُ ﺑ َ ﺸﱠﺎرٍ ﺣ َ ﺪﱠ ﺛـَﻨَﺎ ﻏُﻨْﺪَ ر ٌ ﺣ َ ﺪﱠ ﺛـَﻨَﺎ ﺷُ ﻌ ْ ﺒ َ ﺔُ ﻋَﻦ ْ زُ ﺑـ َ ﻴﻳ َْ ﺪ‬
: َ ‫ اﷲ ُ ﻋَ ﻠَﻴ ْ ﻪِ و َ ﺳ َ ﻠﱠﻢ‬:‫ﻗَﺎلَﻞﱠ‬
َ ‫ﻋَﱠﱮﻨْﻪِ ُﱡ ﺻ‬
‫ﻗَﺎلَ اﻟﻨ‬
ُ ‫ﺿِ َﻰا اﷲ‬
‫ﱠﻌ ِْ رﺒِ ﻴﻌَاـﱢﻟَْﺒـﻦَِ ﺮ‬
‫اﻟﺸ ء‬
ْ‫ﻠﱢﻰ ْ ﰒُﱠ ﻧـَﺮ ْ ﺟ ِ ﻊ ُ ﻓـَ ﻨـَ ﻨْﺤ َ ﺮ ُ ﻣ َ ﻦ ْ ﻓـَﻌ َ ﻠَﻪ ُ ﻓـَﻘَﺪ‬
‫ﻧُﺼنﱠَ اَو‬
ِ ‫ﻳـ َ ﻮ ْ ﻣِ ﻨَﺎ ﻫﺬَا ا‬
ِ‫ﳊَْﱠﻣﻪَِ ﻪﻟ َُﻴ ِْﺲﻻََ ﻣِ ﻦ َ اﻟﻨﱡﺴ ُ ﻚ‬
ِ‫ﻫْﻗَﺪﻠ‬
َ ‫ﻫُ ٌﻮ‬
‫ﻨَﺎَ و ﻗَـَﺒﻣ َْﻞﻦ ُْ ﻓَﺎِ ﳕﱠ َﺎ ﻢ‬
‫ذَﺑـََﺢ‬
‫اَﺻ َ ﺎب َ ﺳ ُ ﻨﱠﺘ‬
َ‫ﺎرٍ َِنﱠ ﻋِ ﻨْﺪِ ى ْ ﺟ َ ﺬَﻋَ ﺔً ﻓـَﻘَ ﺎل‬
‫ﺎلَ او‬
َ ‫َﺢ َْﻦ ُﻓـَﻘَﻧِ ﻴ‬
‫ﻗَﺪْدَذَﺑةَ ﺑ‬
ْ ‫ﻰ ْ ء ٍ ﻓـَﻘَ ﺎم َ اَ ﺑـ ُ ﻮ ْ ﺑـ ُ ﺮ‬
َ‫ﺎﻣِﻟْﺒـﺮٍَ ﺮ َ اء ِ ﻗَﺎل‬
‫ﻄَﺮﱢفٌ ﻋَﻦ ْﻋَ ﻦﻋَْ ا‬
َ‫ﻘَﺎلَـ َ ﻣﻌ ُْ ﺪَﻛ‬
‫ْﻬ َ ﺎو َ ﻟَﻦ ْ ﲡَْﺰِى َ ﻋَﻦ ْ اﺟ َ ﺪٍ ﺑ‬
َ‫و َ ﺳ َ ﻠﱠﻢ َ ﻣ َ ﻦ ْ ذَﺑ َﺢ َ ﺑـ َ ﻌ ْ ﺪَ اﻟﺼﱠﻼَ ةِ ﰎَﱠ ﻧُﺴ ُ ﻜُﻪ ُ و َ أَﺻ َ ﺎب َ ﺳ ُ ﻨﱠﺔ‬
. َ‫اﻟْﻤ ُ ﺴ ْ ﻠِﻤِ ﲔ‬
41
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah
menceritakan kepada kami Ghundar telah menceritakan kepada kami
Syu'bah dari Zubaid Al Iyyami dari As Sya'bi dari Al Barra` radliallahu
'anhu dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
40
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir at-Thabari, Tafsir at-Thabari juz ‘amma, h. 1040.
al-Imam Abi al-Husain Muslim bin Hajjaj al-Qusyairi Naisabury, Shahih Muslim Juz
Tsani, Dārul Fikr: Libanon, h. 35
41
27
"Sesungguhnya yang pertama kali kita lakukan pada hari ini ('iedul adha)
adalah mengerjakan shalat kemudian pulang dan menyembelih binatang
kurban, barangsiapa melakukan hal itu, maka dia telah bertindak sesuai
dengan sunnah kita, dan barangsiapa menyembelih biantang kurban
sebelum (shalat ied), maka sesembelihannya itu hanya berupa daging
yang ia berikan kepada keluarganya, tidak ada hubungannya dengan
ibadah kurban sedikitpun." Lalu Abu Burdah bin Niyar berdiri seraya
berkata; "Sesungguhnya aku masih memiliki jad'ah (anak kambing yang
berusia dua tahun), maka beliau bersabda: "Sembelihlah, namun hal itu
tidak untuk orang lain setelahmu." Muttharif berkata; dari 'Amir dari Al
Barra`, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa
menyembelih (hewan kurban) setelah shalat (ied) maka ibadah
kurbannya telah sempurna dan dia telah melaksanakan sunnah kaum
Muslimin dengan tepat.".42
b. Hadis yang Diriwayatkan oleh Muslim
‫ُ ﻳ ُﻮﻧُﺲ َ ﺣ َ ﺪﱠ ﺛـَﻨَﺎ زُﻫَ ﻴـ ْ ﺮ ٌ ﺣ َ ﺪﱠ ﺛـَﻨَﺎ اﻷ ْ َﺳ ْ ﻮ َ دُ ﺑ ْﻦ ُ ﻗـَﻴ ْﺲٍ ح و‬
ِ ‫ﲕ َ ﺑ ْﻦ ُ ﳛَْﲕ َ أَﺧ ْ ﺒـ َ ﺮ َ ﻧَﺎ أَﺑ ُ ﻮ ﺧ َ ﻴ ْاﻷ ْﺜَﻤَﺳَْ ﻮﺔَ َﻋَدِﻦ ﺑْْ ﻦِ ﻗـَﻴ ْﺲٍ ﺣ َ ﺪﱠ ﺛَﲏ‬
ِ‫ﻊ َ ر َ ﺳ ُ ﻮ ْ ِ ﷲِ ﺻ َ ﻠﱠﻰ اﷲ ُ ﻋَ ﻠَﻴ ْ ﻪ‬: ََ‫ﻗَﺎل‬
‫ ﻣ‬. َ‫ﺎن‬
َ ‫ﺤﻰ‬
َ ‫اْﻻَﺿْﻔْ ﻴ‬
ُ ‫ﺪْ ﺑتُْﻦِ ﺳ‬
ِ‫ﻨْﺪُب‬
ِ‫ﺟ ُ ﺷَ ﻬ‬
َ ‫ َ ﺮ َ ى ﳊَْﻢ‬.‫ذَاﻫُﻠﱠﻢﻮ َ ﻳـ‬
,‫ﺗِﻪ‬
َ ‫ﻓَﺎِ ﺳ‬
َ‫ﻓـَﻠَﻢ ْ ﻳـ َ ﻌ ْ ﺪُ اَنْ ﺻ َ ﻠﱠﻰ و َ ﻓـَﺮ َغَ ﻣِ ﻦ ْ ﺻ َ ﻼ‬
َ ‫ﻛَﺎنَ ذَﺑ َﺢ‬
": َ‫َـَﻘَﻦ ْﺎل‬.‫اَنْ ﻣِ ﻦ ْ ﺻ َ ﻼَﺗِﻪﻓﻣ‬
َ‫ﻔْﺮ ُغ‬
َ ‫ﻞ‬,َْ ‫َﺖـَﻴﻳْـ‬
‫اَﺿَ ﺎﺣ ِ ﻲﱠ ﻗَﺪْ ذُﲝ ِ ﻗ‬
َْ‫ْ ﻛَ ﺎنَ ﱂ‬.‫ﺎاُﺧَْﺮﻣََىﻦ‬
‫ْﻞ َ اَنْ ﻳ ُﺼ َ ﻠﱢﻰ اَو ْ ﻧُﺼ َ ﻠﱢﻰ ﻓـَ ﻠْﻴ َ ﺬْ ﺑ َﺢ ُ ﻣ َ ﻜَﺎﻧـَﻬ َ و‬
." ِ‫َﺢ ْ ﺑِﺎﺳ ْ ﻢِ اﷲ‬. ‫َﺢ ْﺑ‬
ْ‫َﺬْْﻴﺑَ ﺬ‬
‫ﻳﻓـَ ﻠ‬
43
42
Imam Abu Husain Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim Juz III, h. 389.
al-Imam Abi ‘Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Magirah ibn Bardi Zabah
Bukhary Ja’fi, Shahih Bukhary juz Awwal, Dārul Fikr: Libanon, t.th, h. 224
43
28
Artinya: “.Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus telah
menceritakan kepada kami Zuhair telah menceritakan kepada kami Al
Aswad bin Qais. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan
kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Abu
Khaitsamah dari Al Aswad bin Qais telah menceritakan kepadaku Jundab
bin Sufyan : aku pernah mengalami hari raya kurban bersama Rasulullah
SAW. Beliau tidak terlalu lama melakukan shalat.Dan ketika beliau telah
merampungkan shalatnya, beliau bersalam, tiba-tiba beliau melihat
hewan kurban suda disembelih sebelum beliau menyelesaikan shalatnya.
Lalu beliau bersabda : “ barang siapa telah menyembelih hewan
kurbanya sebelum shalat ( shalat ‘ied ), maka hendaklah dia
menyembelihh hewan lain sebagai gantinya. Dan barang siapa belum
menyembelih, hendaklah dia menyembelih dengan menyebut asma
Allah”.
Jika dilihat
secara
lahiriah,
maka
kurban
adalah acara
penyembelihan hewan kemudian dibagi-bagikan hasil sembelihan
sebagiannya. Dalam pandangan Allah tidak demikian, tetapi malahan
bertambah, mungkin harta itu akan bertambah karena membawa berkah,
atau mungkin pahala yang bertambah, karena kurban itu dilaksanakan
atas dasar kesadaran akan ketulusan dan keikhlasan.44
C. Syarat-syarat Kurban
Adapun persyaratan yang dituntut dalam pelaksanaan ibadah
kurban adalah:
1.
Orang yang berkurban harus mampu menyediakan hewan kurbanya
tanpa menghutang.
2.
Hewan yang dijadikan kurban yang sudah disyariatkan oleh Allah
SWT. Karena tidak semua hewan bisa dijadikan kurban sesuai dengan
firman Allah dalam surat Al-Haj [22] .
44
Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, diterjemahkan oleh Mujahidin Muhayyan, Jakarta: PT Pena
Pumbi Aksara, 2009, h. 287.
29
Hari yang ditentukan ialah hari raya haji dan hari tasyriq, yaitu tanggal
10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. dan yang dimaksud dengan binatang
ternak di sini ialah binatang-binatang yang termasuk jenis unta,
lembu, kambing dan biri-biri.
3.
Binatang yang akan dikurbankan harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. Tidak cacat maksudnya adalah yang mengurangi dagingnya atau
bisa menimbulkan bahaya :
b. Telah cukup umur yaitu unta harus berumur 1tahun atau lebih, sapi
atau kerbau berumur 2 tahun, domba atau kambing berumur 2
tahun:
c. Disembelih pada waktu yang telah ditentukan syara’ hukum islam,
yaitu pada hari raya ‘Idul Adha atau pada hari tasyrik
4. Orang yang melakukan kurban hendaklah orang islam yang
merdeka, akil baligh, berakal.
Syarat pertama yaitu: Hewan ternak yang telah ditetapkan oleh
syaria’t dan disepakati oleh para ulama yaitu: Unta, sapi, kerbau dan
kambing atau domba baik jantan ataupun betina, adapun umur unta, sapi
kerbau harus mencapai 5 tahun, sedangkan kambing atau domba berumur
2 tahun.
Adapun beberapa sifat hewan yang dapat dijadikan kurban yaitu:
a. Tidak sakit
b. Tidak ada kudis
c. Tidak cacat
30
d. Tidak buta
e. Tidak kerempeng dan punya otak (sumsum)45
Syarat kedua yaitu waktu penyembelihan kurban:Waktu kurban
masuk sejak matahari terbit pada hari kurban dan kira-kira berlalu waktu
shalat dua rakaat dan dua khutbah yang pendek menurut mażhab. QS. Alhajj [22] : 28.
 
  

















Artinya:“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka
dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang Telah
ditentukan[985] atas rezki yang Allah Telah berikan kepada mereka
berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan
(sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara
dan fakir.46
Maksud ayat diatas adalah Hari yang ditentukan ialah hari raya
haji dan hari tasyriq, yaitu tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Dan
yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang
yang termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.47
45
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 155.
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya. h. 516
47
Syaraf an-Nawawi Ad-Dimasyqi, Imam Abu Zakariyya Yahya, Raudhatuth Thalibin,
diterjemahkan oleh A. Shalahuddin, Ubaidillah Saiful Ahyar, Anshar, Jakarta: Pustaka Azzam,
2007, h. 665.
46
31
D. Pembagian Daging Kurban
Setelah selesai prosesi penyembelihan hewan kurban dan
penanganan
hewan kurban selanjutnya adalah pemanfaatan hasil
sembelihan kurban, dalam pemanfaatan hasil sembelihan kurban
khususnya mengenai daging kurban, bahwa jumhur ulama yang terdiri
dari ulama mażhab Hanafi, mażhab Maliki dan mażhab Hambali
membolehkan orang yang melaksanakan kurban memakan sedikit dari
daging kurbannya itu, kecuali kurban yang di nadzarkan, menurut Ulama
Mażhab Hanafi
memakan daging kurban yang dinadzarkan adalah
haram, akan tetapi akan tetapi Ulama Mażhab Maliki dan Ulama Mażhab
Hambali membolehkannya memakan daging kurban yang dinadzarkan.
Adapun menurut Ulama
mażhab Syāfi‘ī,
daging kurban yang
dinadzarkan memang tidak boleh dimakan, akan tetapi jika memakan
daging kurban sunah maka hukumnya sunah.48
Disunahkan agar orang yang bekurban memakan sebagian daging
kurbannya, dan menghadiahkan sebagian yang lain kepada para
kerabatnya, dan menyedekahkan sebagian yang lain lagi kepada orangorang fakir49.
Sunah bagi orang yang berkurban memakan daging kurban yang
sunnah tapi yang terafdhal
yang dimakan itu adalah hati dan yang
sisanya disedekahkan karena Nabi SAW. Seperti yang diriwayatkan oleh
48
Mughniyah, Muhammad Jawad, Fiqh al-Imam Ja’far ash-Shadiq: Ard wa Istidlal,
diterjemahkan oleh Samsuri Rifa’i, Ibrahim, Abu Zainab, Jakarta: PT Lentera Basritama, 1999, h.
497.
49
Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Kitab Sabilal Muhtadin II, Surabaya: PT Bina
Ilmu, t.th, h. 451.
32
Baihaqi hanya memakan hati kurbannya dan sesudah itu yang afdhal
memakan sepertiga dari jumlah dagingnya dan dua pertiga disedekahkan
dan yang afdhal itu dimakan sepertiga disedekahkan kepada orang miskin
sepertiga dan dihadiahkan kepada orang yang mampu sepertiga. maka
dari tiga bentuk ini diberi pahala atas seluruh kurbanya dengan
disedekahkan tidak menghilangkan dari sebagian pahala kurban Karena
dimakan atau diahadiahkan sebagiannya. Wajib bagi orang yang
berkurban pada kurban yang sunnah menyedekahkan sebagian daging
kurbannya sekalipun sedikit dan haram memakan semuannya. 50
Allah SWT befirman dalam surah Alhaj [22] 28.




 
Artinya: Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi)
berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.51
Dalam tafsir Al-Qurtubi “maka makanlah sebagian dari
padanya”. Menurut mayoritas Ulama, firman Allah ini adalah Amr
(perintah) yang mengandung an-nadb (anjuran). Disunnahkan kepada
seseorang untuk memakan sebagian hewan sembelihan dan hewan
kurbannya,
demikian,
dan
menyedekahkannya
merekan
juga
sebagian
membolehkan
keseluruhannya atau memakan keseluruhannya.
50
Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, h. 290.
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya. h. 516
51
besarnya.
untuk
Namun
menyedekahkan
33
Fuqaha telah sependapat bahwa orang yang berkurban itu disuruh
memakan daging kurbannya dan menyedekahkannya, berdasarkan frman
Allah dalam surah Al-haj [ 22 ]ayat 36:





Artinya: “Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang
rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan
orang yang meminta”.52
Kebanyakan ulama menganjurkan pembagian daging kurban
tersebut kepada tiga bagian, yakni sebagian untuk disimpan, sebagian
disedekahkan, dan sebagian lagi untuk dimakan. Hal ini kemudian
didasarkan atas sabda Nabi SAW.“makanlah, bersedekahlah dan
menyimpanlah kamu”.53
Mengenai hadis diatas sudah jelas untuk bagaiman memanfaatkan
daging kurban tersebut. Para ulama telah sependapat sebagaimana ulama
telah sependapat sebagaimana telah diketahui bahwa: daging kurban itu
tidak boleh dijual.54
52
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya. h. 517
Syaikh Muhammad Musthafa al-Farran, Tafsir al-Imam Syāfi‘ī , diterjemahkan oleh
Imam Gazali Masykur, Jakarta: PT Niaga Swadaya, 2008, h. 121.
54
Ibid.
53
Download