BoE Pendes Kunigami, BoE Desa Kunigami: Kelompok Belajar Kunigami “YUI” Peningkatan Keterampilan Mengajar Upay-upaya Guru ~Menjamin pembelajaran seluruh siswa tanpa kecuali~ Guru perlu menyadari bahwa dirinya sendiri adalah penggerak reformasi. Reformasi sekolah berawal dari reformasi kegiatan pembelajaran, dan pelaksanaan pembelajarannya diserahkan kepada para guru. Oleh karena itu jika para guru tidak menyadari bahwa dirinya adalah pelaksana reformasi maka tidak akan terjadi reformasi kegiatan pembelajaran maupun reformasi sekolah. Namun demikian para guru tidak perlu merasa terbebani dengan hal tersebut tetapi selalu tidak lupa untuk “berupaya” dan “lebih peduli” dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari. Dua kata kunci dalam pelaksanan pembelajaran: (1) “berupaya”, (2) “peduli” 1. Berupaya Berupaya untuk menghadapi siswa dengan tenang dan melembutkan suaranya. Berupaya agar terjadi dialog-----Daripada memaparkan, lebih utamakanlah menerima; “menyimak”, “menghubungkan” dan “mempelajari kembali”. Berupaya untuk memberi soal/tugas sharing yang harus dikuasai semua siswa dan soal/tugas jumping. Berupaya untuk mengamati gumaman, raut wajah dan perilaku siswa. Berupaya untuk memiliki pandangan setara dengan siswa--- berdialog dengan duduk bersama. Berupaya untuk berdialog dengan koleganya---berbagi informasi dan berkonsultasi tentang masalah dalam praktek. 2. Peduli Peduli kebersihan ruang kelas Peduli jarak antar meja siswa Peduli celah antar kelompok Peduli siswa yang mukanya menelungkup Peduli siswa yang melarikan diri dari dialog Semua guru perlu menyapa siswa dengan sabar dan kontinu. Selalu bersedia menemani siswa dan peduli dengan kegiatan pembelajaran. BoE Pendes Kunigami, “Learning Community” Desa Kunigami ~Demi menjamin hak belajar semua siswa tanpa kecuali~ Komisi Peningkatan Kemampuan Akademik Siswa Desa Kunigami Martabat anak Filosofi “kepentingan umum”, “demokrasi” dan “keunggulan” Kepentingan Umum Sekolah merupakan ruang milik publik dimana warga masyarakat yang beragam saling belajar. Sekolah dikelola atas dasar misi publik untuk menjamin hak belajar seluruh anak dan membangun masyarakat demokratis. Demokrasi Sekolah merupakan tempat dimana warga masyarakat yang beragam berkolaborasi. Di situ hak belajar serta martabat setiap siswa harus dihormati, dan pola hidup maupun pola pandangan yang beragam juga dihargai, sehingga watak kepribadian satu sama lain akan saling berpengaruhan secara positif. Keunggulan Keunggulan disini bukan bermaksud untuk lebih unggul dibanding dengan pihak lain. Akan tetapi bermaksud bahwa di dalam kondisi yang betapa sulit pun, tetap berupaya keras untuk mencapai tingkat yang terbaik bagi dirinya sendiri. Dasar Filosofi “Learning Community” Azas “kepentingan umum” mendesak kita agar menyimak suara pihak lain, dan juga sebaliknya suara kita didengarkan oleh pihak lain. Hal itu mendesak kita untuk memiliki toleransi terhadap orang lain dan menghargai keanekaragaman. Azas “demokrasi” mendesak kita agar hubungan antara siswa, guru, kepala sekolah dan orangtua adalah setara, dan setiap orang memainkan “peran utama” di sekolah untuk mewujudkan haknya dan bertanggungjawab atas perwujudan itu. Azas “keunggulan” membuat guru maupun siswa berupaya untuk mencapai yang terbaik. Guru harus menghormati martabat masing-masing siswa, menjunjung pengembangan materi pelajaran dan filosofi pendidikan diri sendiri. Sedangkan setiap siswa berupaya untuk mencapai level yang terbaik tanpa membandingkan dengan pihak lain, dan terus-menerus BoE Pendes Kunigami, mencoba mempelajari hal yang levelnya “agak tinggi (step on toes) dan tinggi (jumping)” Upaya penyelesaian tantangan dengan damai di Selatan Masalah kemampuan akademik di desa Kunigami Polarisasi kemampuan ↓ ↓ Celah antara yang mampu dan yang kurang mampu sangat besar. Nilai rata-rata lebih tinggi daripada nilai rata-rata di wilayah (regional), tetapi jumlah anak yang rasio jawabannya benar dibawah dari 30% juga meningkat. [Langkah-langkah yang diambil pemdes] Perbaikan kegiatan pembelajaran yang lebih memusatkan perhatiannya untuk meningkatkan golongan yang lemah kemampuan akademiknya. Lebih mengutamakan untuk mengurangi jumlah siswa yang kurang mampu daripada meningkatkan jumlah siswa yang mampu. ↓ ↓ ~Menjamin hak belajar seluruh siswa secara merata~ Reformasi sekolah menuju pembelajaran kolaboratif Reformasi diawali secara top-down oleh kepala sekolah sebagai filosofi manajemen sekolah Reformasi tidak dapat dijalankan tanpa bottom-up dari para guru. Supaya reformasi dapat dijalankan, keterlibatan siswa merupakan persyaratan mutlak. Percaya kemampuan para siswa untuk mewujudkan pembelajaran kolaboratif. Bergantung pada para siswa dalam arti yang positif. Kegiatan belajar dan mengajar berdasarkan pembelajaran kolaboratif Daripada “PBM yang hebat” (untuk dipertontonkan kepada pihak lain) lebih baik mengarah ke “PBM yang menarik bagi siswa” Daripada “PBM yang ramai dengan suara siswa” lebih baik mengarah ke “PBM yang tenang dan tenteram” peduli pada siswa yang lemah 3 (tiga) peranan guru: menyimak, menghubungkan dan mempelajari kembali (dari “memberi penjelasan” ke “menerima” suara hati siswa). [Apersepsi ] : Sebaiknya kegiatan belajar mengajar dimulai dengan suasana yang lemah BoE Pendes Kunigami, lembut dan tenang. Denah duduk dengan huruf U individu, pleno, berpasangan, kelompok dan sebagainya sesuai dengan situasi dan konten pelajaran [Kegiatan Inti] [Memberi soal/tugas (1) : soal/tugas yang dasar; individu bertanya kepada kawan (kelompok kecil) (1): adegan untuk berbagi pengetahun dasar para siswa yang lemah Pleno/sekelas (huruf U) : paduserasikan pendapat masing-masing [Memberi soal/tugas (2) : soal/tugas jump (tugas yang levelnya lebih tinggi dan tidak mudah diselesaikan) (kelompok kecil) (2) : adegan untuk menantang soal yang levelnya tinggi para siswa yang mampu [Akhir] Pleno/sekelas (huruf U) : Upaya untuk berbagi dan menghargai pendapat yang beragam Menghindari ungkapan berupa evaluasi atau kesan, tetapi lebih menekankan untuk mendorong siswa agar berpikir bagaimana pemahamannya dikembangkan di esok hari dan akhir kegiatan belajar mengajar menjadi tidak terasa karena sangat menyenangkan. Reformasi sekolah dari dalam ~ Pembelajaran dinamis, kolaboratif dan berbagi sesamanya~ Reformasi berjalan perlahan tapi pasti. Mari kita berkegiatan dengan tenang, bertahap dan menikmatinya.