BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan rumusan tujuan penelitian yang dikemukakan pada Bab I, maka metode penelitian ini meliputi 2 hal pokok yakni 1) pengembangan model perangkat pembelajaran, dan 2) hasil penerapannya pada pembelajaran materi IPA SD. PENGEMBANGAN MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN Serangkaian kegiatan pengembangan model perangkat pembelajaran ini meliputi: 1) pemilihan model pengembangan, 2) prosedur pengembangan, dan 3) uji coba produk. Masing-masing komponen kegiatan tersebut diuraikan sebagai berikut. Pemilihan Model Pengembangan Pemilihan sebuah model pengembangan pembelajaran tidak tergantung pada model yang terbaik. Hal ini karena pada dasarnya tidak ada model yang terbaik. Akan tetapi, model yang dipilih sebaiknya harus disesuaikan dengan kondisi serta karakteristik bidang studi itu sendiri. Kegiatan pengembangan model perangkat pembelajaran pada penelitian ini mengadopsi model Dick and Carey (1990) yang telah disesuaikan sendiri dengan keperluan dalam pengembangan. Pertimbangan digunakannya model ini adalah: 1) model Dick dan Carey merupakan salah satu model disain pembelajaran yang berfokus pada sistem pembelajaran (instructional system orientation) dan memberi tekanan pada pengembangan bahan pembelajaran, 2) dapat digunakan untuk merancang bahan pembelajaran, baik untuk keperluan 43 pembelajaran klasikal maupun pembelajaran individual, 3) dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah paket pembelajaran dalam ranah keterampilan kognitif, sikap, psikomotor, serta informasi verbal, dan 4) dapat digunakan memecahkan masalah-masalah pembelajaran karena model ini telah direkomendasikan agar perancang (tutor, guru) mampu melaksanakan tugasnya sebagai perancang, pelaksana, dan penilai kegiatan pembelajaran. Prosedur Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langkah-langkah model Dick and Carey (1990) adalah: (1) mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (2) melakukan analisis pembelajaran, (3) mengidentifikasi perilaku dan karakteristik pebelajar, (4) merumuskan tujuan khusus pembelajaran, (5) mengembangkan butir tes, (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan isi program pembelajaran, (8) merancang dan melaksanakan evaluasi formatif, dan (9) revisi paket pembelajaran. Prosedur yang ditempuh dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini sebagai berikut. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar Salah satu kompetensi dasar (KD) dalam KTSP mata pelajaran IPA Kelas V semester 2 yang berbasis lingkungan adalah mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan dan sebagainya. Berdasarkan KD ini ditetapkan tujuan pembelajaran yakni 1) Menyimpulkan kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi yang berdasarkan pengamatan, dan 2) Mengumpulkan informasi cara manusia menggunakan sumber daya alam. Untuk mengetahui tercapainya kedua rumusan tujuan pembelajaran di atas, maka ditetapkan indikator yakni mampu menyusun 44 laporan tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi berdasarkan pengamatan. Pembelajaran tentang mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi dipandang cocok untuk diterapkan dengan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan. Hal ini mengingat pada kedua rumusan tujuan memberikan tekanan pada siswa untuk dapat melakukan pengamatan dan percobaan. Sesuai dengan karakteristik model konstruktivis ini, di mana di dalamnya melakukan kegiatan penyelidikan, menafsirkan dan menyampaikan informasi berdasarkan hasil penyelidikannya. Dengan demikian, tepat kiranya untuk kedua rumusan tujuan tersebut dicapai melalui pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan. Analisis Pembelajaran Kegiatan analisis ini dimulai dari mengidentifikasi subketerampilan serta merumuskan tingkah laku untuk setiap subketerampilan. Hasil analisis ini mencakup analisis isi, konsep, dan prosedural. Analisis isi Mengacu pada KTSP bahan kajian bumi dan alam semesta diperoleh hasil analisis isi sebagai berikut. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : : Materi Indikator : : Tujuan : Pengalaman Belajar : Bumi dan Alam Semesta Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan dan sebagainya). Kegiatan manusia mengubah permukaan bumi. Menyusun laporan tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi berdasarkan pengamatan/ pengalaman pribadi. 1) Menyimpulkan kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi yang berdasarkan pengamatan. 2) Mengumpulkan informasi cara manusia menggunakan sumber daya alam. 1) Menegaskan siswa untuk mendiskusikan masalah kegiatan yang dapat seperti pembuatan bangunan. 2) Membimbing anak untuk berdiskusi mengenai pemanfaatan sumber daya alam 45 Analisis prosedural Analisis prosedural ini dimaksudkan menganalisis tugas dengan cara mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaiannya. Sesuai dengan bahan kajian bumi dan alam semesta, analisis prosedural akan dikembangkan setelah dilakukan analisis instruksional. Analisis instruksional akan dilaksanakan setelah melakukan eksplorasi lingkungan belajar para siswa. Identifikasi Karaktristik dan Kemampuan Awal Siswa Analisis siswa ini meliputi latar belakang dan perkembangan kognitif siswa, yang meliputi: kemampuan akademik, keterampilan, tingkat usia, kemampuan bekerjasama, pengalaman siswa baik secara individu maupun kelompok. Analisis latar belakang pengetahuan siswa. Sesuai konsep pembelajaran IPA SD, siswa SD di Provinsi Kalimantan Selatan khususnya SD-SD yang dijadikan pusat pengembangan inovasi pembelajaran telah memperoleh pengetahuan IPA sejak kelas III dan kelas IV, berupa materi yang berkaitan dengan lingkungan alami. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti ingin mengembangkan materi tentang bumi dan alam semesta. Analisis perkembangan kognitif siswa Dalam kegiatan menganalisis perkembangan koginitif siswa, peneliti berpegang pada teori perkembangan kognitif Piaget (Slavin, 1994:34). Semua anak tumbuh melalui urutan perkembangan kognitif yang sama, akan tetapi kecepatan perkembangan setiap anak berbeda. Berdasarkan teori tadi siswa kelas V berada pada tahap operasional kongkrit, meskipun sebagian sudah memasuki tahap formal. 46 Perumusan Tujuan Pembelajaran Proses kegiatan ini didahului oleh analisis instruksional. Dari sini dikembangkan tujuan, pengalaman belajar, dan indicator. Setiap rumusan tujuan pembelajaran memiliki 3 komponen yakni kondisi, target, dan kriteria. Hal ini akan memberikan tuntunan tentang apa yang akan dikerjakan oleh si pebelajar setelah selesai mengikuti suatu unit pembelajaran tertentu (Dick and Carey, 1990). Hasil yang diperoleh adalah seperangkat rumusan tujuan pembelajaran yang lengkap untuk setiap satu satuan pembelajaran. Rumusan-rumusan tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan materi bumi dan alam semesta dibuat dalam beberapa pertemuan, setiap pertemuan mencakup kemampuan kognitif, proses, dan sikap. Mengembangkan Butir Tes Kegiatan pengembangan butir-butir tes pembelajaran ini diawali dengan menentukan bagaimana soal-soal tes dapat dipergunakan untuk mengukur penampilan uraian isi sesuai dengan kriteria yang ditentukan dalam tujuan pembelajaran. Kegiatan selanjutnya adalah membuat kisi-kisi tes, merumuskan soalsoal tes yang paralel dengan setiap tujuan pembelajaran, dan mempertimbangkan hubungan langsung dengan tingkah laku dan kondisi yang tercantum dalam tujuan pembelajaran . Hasil akhir dari kegiatan ini berupa instrumen perangkat tes yang meliputi instrumen tes obyektif untuk mengukur hasil belajar siswa (produk), instrumen tes hasil belajar proses keterampilan berpikir, dan instrumen tes kinerja keterampilan berpikir. Instrumen-instrumen tes tersebut sebelum digunakan terlebih dahulu dilakukan validasi. Sejumlah validator instrumen tes seperti pada Tabel 3.1. 47 Tabel 3.1 Daftar Nama Validator Instrumen Tes Jenis Perangkat Instrumen tes hasil belajar produk Instrumen tes proses (LKS) Nama Validator Drs. Akhmad Naparin, M.Si Drs. H. Sumartono, M.Pd Dr. Supramono, M.Pd (Penuntas) Dra. Sri Amintarti, M.Si Dra. Aulia Ajizah, M.Kes Drs. H. Karim, M.Si Dr. Supramono, M.Pd (Penuntas) Mengembangkan Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran dalam kegiatan penelitian ini telah ditetapkan, yakni pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan. Pendekatan PBM menekankan pada tujuan dan sintak pembelajaran, sedangkan pendekatan lingkungan menekankan pada lingkungan belajar siswa. Pendekatan PBM dipilih atas pertimbangan 1) dapat membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, 2) merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, 3) membuat pendidikan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan nyata. Pemilihan pendekatan lingkungan sesuai dengan topic yang akan dibelajarkan dan permasalahan maupun isu-isu yang ada di masyarakat saat ini. Pengembangan dan Pemilihan Bahan Pembelajaran Langkah pengembangan dan pemilihan bahan pembelajaran ini merupakan bagian inti dari kegiatan pengembangan pembelajaran dalam penelitian, yakni untuk menghasilkan sebuah produk berwujud topik bahan pembelajaran yang tersaji dalam bentuk perangkat pembelajaran. Sumber bahan yang dipilih dalam kegiatan pengembangan perangkat pembelajaran ini mengeksplorasi kondisi riil lingkungan belajar siswa. 48 Merancang dan Mengadakan Evaluasi Formatif Langkah merancang dan mengadakan evaluasi formatif dilakukan dengan cara melakukan ujicoba produk pengembangan berupa model perangkat pembelajaran yang terdiri dari bahan ajar, lembar kerja siswa, rencana pelaksanaan pelajaran. Merevisi Pembelajaran dan Merancang Ujicoba Langkah merevisi pembelajaran dalam kaitannya pengembangan perangkat pembelajaran ini disesuaikan dengan hasil ujicoba lapangan. Rancangan ujicoba pengembangan perangkat pembelajaran dilaksanakan secara volunter oleh para guru yang berkepentingan untuk menyiapkan bahan sertifikasi guru. Pengembangan perangkat pembelajaran untuk materi IPA SD dilakukan di SD-SD peralihan rawa dan perbukitan (Kota Banjarbaru). Ujicoba lapangan ini dilakukan berbarengan dengan pemilihan subyek ujicoba, Ujicoba lapangan di lingkungan perbukitan/pegunungan. PENERAPAN MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN Penerapan model perangkat pembelajaran berkaitan dengan tujuan-tujuan penelitian 1) Mendeskripsikan aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran IPA, 2) Melihat pengaruh kegiatan pembelajaran IPA melalui model perangkat pembelajaran, dan mengetahui hasil selama proses pembelajaran IPA melalui model perangkat pembelajaran dengan menggunakan PBM dan pendekatan lingkungan. Jenis Penelitian Jenis penelitian berhubungan dengan tujuan penelitian tentang aktivitas siswa dan guru dan hasil selama proses pembelajaran. Aktivitas siswa dan guru dalam 49 proses pembelajaran IPA melalui model perangkat pembelajaran dengan menggunakan PBM dan pendekatan lingkungan dilakukan secara deskriptif sebagai berikut: 1. Instrumen kinerja siswa selama proses pembelajaran dan cara pemberian skornya dengan menggunakan lembar observasi pembelajaran (Borich, 1994 dalam Supramono, 2005). Instrumen ini meliputi 1) Membimbing siswa memahami LKS, 2) Membimbing siswa melakukan pengamatan/percobaan, 3) Membimbing siswa menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran, 4) Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru, 5) Membimbing siswa melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, 6) Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru, 7) Membimbing siswa menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan, dan 8) Membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran. Kriteria skor ditentukan berdasarkan nilai persen rata-rata frekuensi kemunculan yakni T = Tinggi (> 20), R = Rendah (< 10) dan S = Sedang (11-20). 2. Instrumen kinerja guru dalam mengelola pembelajaran dan cara pemberian skornya dengan menggunakan lembar observasi pembelajaran (Borich, 1994 dalam Supramono, 2005). Instrumen ini meliputi 1) Memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain, 2) Membaca LKS atau buku-buku yang relevan, 3) Melakukan pengamatan atau percobaan, 4) Menulis hal-hal yang relevan dengan pembelajaran, 5) Berdiskusi antara siswa atau kelompok lain, 6) Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, 7) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru, 8) Menyusun atau melaporkan dan menyajikan hasil penyelidikan, dan 9) Membuat atau menulis rangkuman pelajaran. Kriteria skor 50 ditentukan berdasarkan nilai persen dari frekuensi yakni B = Baik (< 10), S = Sedang (10-15), K = Kurang (> 15) Hasil selama proses pembelajaran melalui LKS, analisis data yang diperoleh dari proses belajar ditafsirkan ke dalam kalimat kualitatif yakni baik (76-100%), sedang (56-75%), kurang (40-55%), dan buruk (<40%) (Arikunto, 1998:246). Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dikhususkan pada perolehan data kuantiatif yakni untuk menjawab hipotesis penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian eksperimen semu. Rancangan eksperimen semu ini menggunakan rancangan one group pretest–posttest design (Tuckman, 1978: 129). Penelitian ini melibatkan variabel bebas berupa model perangkat pembelajaran yang digabung dengan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan, skema rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut. O1 X O2 (Tuckman, 1978: 129) Keterangan: O1 = Uji awal O2 = Uji akhir X = perlakuan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan variabel terikat yang dilibatkan dalam rancangan eksperimen. Variabel bebas berupa model perangkat pembelajaran (gabungan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah berupa hasil belajar siswa (produk) tentang materi IPA SD Kelas V. Kemudian variabel kontrol pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa tanpa menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan. 51 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah semua siswa SD kelas V semester 1 tahun pelajaran 2007/2008 pada 3 daerah yakni Banjarmasin, Banjarbaru dan Tanah Laut. Sampel penelitian adalah siswa SD kelas V semester 1 tahun pelajaran 2007/2008 dari ketiga daerah yang ditetapkan secara bertujuan. Teknik Pengumpulan Data Secara ringkas instrumen penelitian yang digunakan dan jenis data dalam penelitian ini seperti pada Tabel 3.3. Sampel penelitian ini adalah siswa SD kelas V Tabel 3.3 Matrik Instrumen dan Jenis Data Penelitian Sumber data Pengambilan data Siswa Siswa Guru dan siswa Tes Tes (LKS) Observasi Jenis data Skor tes Skor tes (LKS) Skor penilaian yang dilibatkan dalam pemberian perlakuan seperti pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Sekolah-sekolah yang Dijadikan Sentra Kegiatan Penelitian Sentra Kegiatan SDN Surgi Mufti 1 SDN Landasan Ulin Tengah 1 SDN Tirta Jaya Lokasi sekolah Kecamatan Banjarmasin Utara Kecamatan landasan Ulin Kecamatan Pelaihari Kabupaten/kota Banjarmasin Tipe daerah Rawa/pasang surut Banjarbaru Peralihan rawa dan perbukitan/pegunungan Perbukitan/pegunungan Tala Teknik Analisis Data Tes hasil belajar dianalisis dengan anacova, tes selama proses pembelajaran (LKS) dilakukan secara kategorikal, aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan secara deskriptif normatif.