112 pemberian kasa steril framecytine sulfate dengan salep

advertisement
Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses
Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban
PEMBERIAN KASA STERIL FRAMECYTINE SULFATE DENGAN SALEP
GENTAMYCIN TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN
LUKA FULL THICKNESS AKIBAT KECELAKAAN
DI RUANG ASOKA RSUD CARUBAN
Lexy Oktora Wilda*; Puguh Gunarso*
*Prodi Pendidikan Ners STIKES Satria Bhakti Nganjuk
ABSTRAK
Penggunaan kasa steril antimikroba topikal dapat menurunkan tingkat bakteri
dan peningkatan penyembuhan pada luka, salah satunya dengan penggunaan kasa steril
mengandung antibiotik topikal framycetin sulfat. Pemberian antibiotik topikal dapat efektif
bila digunakan untuk melawan organisme yang sensitif dan untuk membunuh/
menghambat mikroba (bakteri) yang menyebabkan penyakit infeksi. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui perbedaan pemberian kasa steril framecytine sulfate dengan salep
gentamycin terhadap proses penyembuhan luka full thickness akibat kecelakaaan di
Ruang Asoka RSUD Caruban.Desain penelitian adalah Pre Eksperimen dengan
pendekatan Static Group Comparism. Populasi semua pasien kecelakaan yang dirawat di
Ruang Asoka RSUD Caruban, Tehnik sampling dalam penelitian ini adalah “Accidental
Sampling” di dapatkan sampel 2 kelompok yaitu pasien dengan perawatan luka
menggunakan kasa steril framecytin sulfate dan salep gentamicyn masing masing
sebanyak 12 responden. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Analisa
data menggunakan Uji statistik Mann-Whitney dengan α = 0,05.Penggunaan kasa steril
framecytin sulfate didapatkan 7 responden (58%) proses penyembuhan luka baik,
penggunaan salep gentamycin setengahnya 5 responden (50%) proses penyembuhan
luka baik dan 5 responden (50%) dan dari hasil tabulasi silang didapatkan yang diberi
kasa steril framecytin sulfate atau salep gentamycin sebagian besar proses
penyembuhan luka baik yaitu sebanyak 13 responden (54 %).Dari hasil analisa statistik
dengan menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh (ρ = 0,803 > 0,05).Tidak ada
perbedaan antara pemberian kasa steril framecytin sulfate dengan salep gentamycin
terhadap penyembuhan luka full tickness. Pemberian kasa steril framecytin sulfate
maupun salep gentamycin keduanya sama - sama efektif dalam mempercepat proses
penyembuhan luka tetapi tanpa mengabaikan prinsip kelembapan pada metode
perawatan pembalutan luka.
Kata Kunci : kasa steril framecytin sulfate, salep gentamycin, luka full thickness
ABSTRACT
The application of topical antimicroba steril gauze can reduce the bactery level
and increase the wound healing, one of it by using sterile gauze which contain framycetin
sulfat topical antibiotic. The application of topical antibiotic can be effective if it is used to
againts sensitive prganis and to kill / block microba (bactery) which can cause infection.
The research purposes to determine the difference application between framecytine
sulfate sterile gauze with gentamycin zalf to the full thickness wound healing proccess
due to accident at Asoka Room Caruban General Hospital.The research design was pre
experiment with Static group approach. The population was all of accident patient which
taken care at Asoka Room Caruban General Hospital. The sampling technique was
accidental sampling with 2 groups, a group patient of wound healing using framecytine
sulfate sterile gauze and a group patient of wound healing using gentamycin zalf. Each
groups contained 12 respondent. The data collecting used observation paper. The data
analysis used Mann-Whitney statistic test with α = 0,05.The result shows that 7
respondent (58%)who using framecytine sulfate sterile gauze for wound healing were
good,and 5 respondent (50%) who using gentamycin zalf was good. The result of cross
tabulation was the wound healing of 13 respondents (54%) using framecytine sulfate
112
Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses
Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban
sterile gauze or gentamycin zalf, most of them was good. The result of statistic analytic
using Mann-Whitney test was (ρ = 0,803 > 0,05).There is no difference between the
application of framecytine sulfate sterile gauze with gentamycin zalf to the full thickness
wound healing proccess due to accident. Both of them was effective to accelerate the
wound healing without ignoring the moist of wound bandage method.
Keywords : framecytin sulfate sterile gauze, gentamycin ointment , full tickness wound
PENDAHULUAN
antibiotik topikal. (Suriadi, 2007, Hal
58-59).
Pada penelitian Bendy dkk,
melaporkan penggunaan kasa steril
antimikroba topikal dapat menurunkan
tingkat bakteri dan peningkatan
penyembuhan pada luka, salah
satunya dengan penggunaan kasa
steril mengandung antibiotik topikal
framycetin sulfat sebagai lembaran
halus seperti kasa halus yang
digunakan untuk mencegah infeksi
atau potensial infeksi oleh karena luka
pada area kulit sekitarnya (Suriadi,
2007, Hal 63). Hanya sedikit
antibakteri yang dapat membunuh
semua bakteri patogen. Umumnya
antibakteri hanya efektif terhadap
beberapa bakteri patogen. Jika hanya
efektif melawan bakteri dalam jumlah
terbatas atau 1 golongan disebut
berspektrum
sempit
(narrow
spectrum) tetapi jika efektif melawan
beberapa jenis atau golongan bakteri
disebut berspektrum luas (broad
spectrum). Dari hasil observasi di
RSUD Caruban di ruang Asoka pada
tanggal 6 - 10 mei 2013, para pemberi
pelayanan terutama perawat yang
melakukan
rawat
luka
masih
menggunakan
antiseptik
(betadine/povidone
iodine)
untuk
mengobati luka dengan alasan tradisi
dan selalu tersedia di ruangan. Tradisi
ini
harus
dihentikan,
karena
penggunaan
antiseptik
secara
langsung
pada
luka
dapat
mengakibatkan
kerusakan
sel
jaringan. Hal tersebut dikarenakan
ketidakmampuan larutan antiseptik
masuk ke jaringan dan hanya
digunakan sebagai agent profilaksis
untuk membunuh bakteri pada
permukaan jaringan luka.
Dewasa ini perawatan luka telah
mengalami
perkembangan
yang
sangat pesat terutama dalam dua
dekade terakhir ini. Teknologi dalam
bidang kesehatan juga memberikan
kontribusi yang sangat menunjang
praktek perawatan luka ini. Luka
merupakan
suatu
keadaan
terputusnya
kontinuitas
jaringan
tubuh, yang dapat menyebabkan
terganggunya fungsi tubuh sehingga
dapat mengganggu aktifitas sehari –
hari (Hidayat, 2006, Hal 134). Sebagai
contoh luka karena kecelakan yang
mengakibatkan kulit atau membran
mukosa
mengalami
kerusakan
stadium III/IV (Full Thickness) (Kozier
& Erb, 2009, Hal 796).
Walaupun saat ini mungkin ada
yang beranggapan bahwa dengan
larutan antiseptik (contoh 1:1000 atau
10.000) yang disesuaikan akan dapat
membunuh
bakteri.
Mungkin
anggapan ini betul juga akan tetapi
antiseptik bukan untuk penyembuhan
sel luka (Suriadi, 2007, Hal 62).
Karena di Indonesia merupakan
negara tropis, dimana infeksi masih
merupakan penyakit utama dan
penyebab kematian nomer satu. Oleh
karena itu, penggunaan antibakteri
atau antiinfeksi masih paling dominan
dalam
pelayanan
kesehatan
(Priyanto, 2010, Hal 83). Apabila luka
sudah tampak bersih pertimbangan
memerlukan terapi antibiotik topikal,
bukan anti septik untuk menurunkan
tingkat bakteri. Pada beberapa kasus
terjadi penyembuhan luka yang lama
hingga mencapai waktu lebih dari 2
minggu. Hal tersebut disebabkan
kurang tepatnya dalam pemilihan
113
Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses
Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban
Dalam dua tahun terakhir ini,
kecelakaan lalu lintas di Indonesia
oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO)
dinilai menjadi pembunuh terbesar
ketiga, di bawah penyakit jantung
koroner
dan
tuberculosis/TBC.
Kecelakaan
lalu
lintas
merupakan penyebab
terbanyak
terjadinya cedera di seluruh dunia.
Kecelakaan lalu lintas menempati
urutan ke-9 pada disability adjusted
life years (DALYs) dan diperkirakan
akan menempati peringkat ke-3 di
tahun 2020. Sedangkan di Negara
berkembang urutan ke-28.
Cedera akibat kecelakaan lalu
lintas adalah
penyebab
utama
kematian di tempat maupun di rumah
sakit,
dan
disabilitas
(ketidakmampuan) secara umum
terutama di Negara berkembang.
Kematian akibat kecelakaan lalu lintas
di
Indonesia
menunjukan
kecenderungan yang meningkat. Data
dari
Ditlantas
Markas
Besar
Kepolisian RI menunjukkan bahwa
pada
Tahun
2012
kecelakan
sebanyak 109.038 kasus, sedangkan
tahun 2011 sebanyak 109.776 kasus.
Adapun
jumlah
korban
kecelakaan
lalu
lintas
sendiri
sebanyak 25.131 orang untuk korban
meninggal dunia. Sedangkan di tahun
2011 sebanyak 31.185 orang yang
mengalami luka berat dan ringan.
Sedangkan Kasus kecelakaan lalu
lintas di Kabupaten Madiun, Jawa
Timur, selama tahun 2012 meningkat.
Selama periode Januari hingga
pertengahan Desember 2012 tercatat
ada 642 kasus kecelakaan. Tahun
2012, kecelakaan meningkat sekitar
85 persen dibandingkan dengan
tahun 2011. Sementara itu korban
luka berat dalam kecelakaan justru
mengalami penurunan dari 30 orang
pada tahun 2011 menjadi 23 orang
saja pada tahun ini. Laporan-laporan
rumah sakit di Indonesia yang
menunjukkan
infeksi
nosokomial
berupa infeksi luka adalah di R.S.
Hasan
Sadikin
Bandung
9,9%
(2009),di R.S. Pirngadi Medan
13,92% (2009), R.S. Dr. Karyadi
Semarang 7,3% (2009), R.S.Dr.
Soetomo Surabaya 5,32% (2009) dan
RSCM 5,4% (2009)
(Depkes RI
Jakarta, 2009).
Luka yang mengalami infeksi
sulit untuk berkembang lebih baik
karena migrasi jaringan epitelial
dihambat oleh toksin bakteri dan
epitelium baru akan mudah menjadi
lisis dan mengering oleh protease
notropil yang akhirnya kontraksi luka
menjadi terhambat dengan banyaknya
jumlah bakteri (Suriadi, 2007, Hal 48).
Maka penggunaan Pemberian
antibiotik topikal dapat efektif bila
digunakan untuk melawan organisme
yang sensitif dan untuk membunuh/
menghambat mikroba (bakteri) yang
menyebabkan
penyakit
infeksi.
Namun
dalam
praktiknya,
penggunaan
antibiotik
harus
ditentukan
berdasarkan
indikasi.
Dengan
memperhatikan
indikasi
penggunaan
antibiotik
serta
mengetahui jenis antibiotik yang harus
digunakan, diharapkan akan tercapai
efektifitas pengobatan yang baik. Sifat
resistensi bakteri terhadap antibiotik
dapat
terjadi,
apabila
rejimen
pengobatan kurang tepat. Adanya
sifat resistensi ini dapat menyebabkan
pengobatan menjadi tidak efektif,
lebih sulit, dan lebih mahal. Apabila
keadaan ini tidak disikapi akan
menyebabkan keadaan luka semakin
memburuk
dan
penyembuhan
menjadi lama. Seseorang yang
menderita luka akan merasakan
adanya ketidaksempurnaan yang
pada akhirmya cenderung untuk
mengalami gangguan fisik dan
emosional. Hal tidak dapat dipungkiri
bahwa luka yang akan terjadi akan
berdampak pada kualitas hidup bagi
yang menderita dan juga yang
memberikan perawatan. (Suriadi,
2007, Hal 17 – 23).
Salah satu intervensi yang
dapat di lakukan perawat yaitu
memberikan perawatan luka untuk
mempercepat proses penyembuhan
bebas dari infeksi. Sofra Tulle
114
Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses
Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban
merupakan jenis obat golongan
generik
dengan
kandungan
Framycetin
Sulfat.
Framycetin
merupakan antibiotic dari kelas
aminoglikosida
mirip
dengan
neomycin.
Seperti
neomycin,
golongan
obat
ini
memiliki
penyerapan sistemik yang rendah.
Hal ini digunakan dalam persiapan
topical bagi infeksi kulit, Penggunaan
umum dari topical antibiotik adalah
untuk membantu melindungi kulit
tubuh dari infeksi yang disebabkan
oleh bakteri yang didapat melalui luka.
Dalam melakukan perawatan luka
tidak cukup dengan melakukan
tindakan
sederhana
dengan
memberikan
obat
jenis
topikal
antibiotik, tetapi harus memperhatikan
tehnik atau prinsip perawatan luka
yang dianjurkan. penggunaan jangka
panjang
framycetin
dapat
menyebabkan pertumbuhan berlebih
dari bakteri tertentu, jamur atau
organism lain yang tidak dapat
dibunuh oleh obat, sehingga dapat
berakibat pada timbulnya infeksi lain.
(Healt Publcation, 2003).
Tujuan
umum
penelitian
mengetahui perbedaan pemberian
kasa steril framecytine sulfate dengan
salep gentamycin terhadap proses
penyembuhan luka full thickness
akibat kecelakaaan di Ruang Asoka
RSUD Caruban. Manfaat penelitian
Sebagai masukan dalam penyusunan
standar operating procedure rawat
luka dengan kasa steril framecytine
sulfate di Rumah Sakit.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal
2 – 28 September 2013.
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua pasien kecelakaan
yang dirawat diruang Asoka RSUD
Caruban sejumlah 24 responden.
Sampling
yang
dipakai
dalam
penelitian ini adalah total sampling.
Data
yang
didapatkan
dilakukan
analisis
dengan
menggunakan uji Mann - whitney
dengan derajat kemaknaan α = 0,05.
HASIL
Proses penyembuhan luka full
thickness
dengan menggunakan
kasa
steril
framecytine
sulfate
menunjukkan
bahwa
dari
12
responden
sebagian
besar
7
responden
(58%)
proses
penyembuhan luka baik (tabel 1).
Proses penyembuhan luka full
thickness
dengan menggunakan
salep
gentamycin
menunjukkan
bahwa
dari
12
responden
setengahnya 6 responden (50%)
proses penyembuhan luka baik dan 6
responden
(50%)
proses
penyembuhan luka tidak baik (tabel
2).
Tabel 1 Proses penyembuhan luka full
tickness
dengan
menggunakan
kasa
steril
framecytin sulfate di ruang
Asoka RSUD Caruban tanggal
2 – 28 September 2013
No Kategori Frek Persentase
1 Luka Baik
7
58
2 Luka
5
42
Tidak
Baik
Jumlah
12
100
BAHAN DAN METODE
Desain
penelitian
yang
dipergunakan dalam penelitian ini
adalah Pre Eksperimen dengan
pendekatan Static Group Comparism.
Kelompok eksperimen (kasa steril
framecytin sulfate) diobservasi pada
hari ke 5 kemudian pengukuran
kelompok kontrol (salep gentamycin)
diobservasi pada hari ke 5. Hasil
observasi
kelompok
eksperimen
kemudian dibandingkan dengan hasil
observasi pada kelompok kontrol.
Tabel 2 proses penyembuhan luka full
tickness
dengan
menggunakan
salep
gentamycin di ruang Asoka
RSUD Caruban tanggal 2 – 28
September 2013
115
Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses
Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban
No
Keterangan
Frek
Persentase
1
2
Luka Baik
Luka Tidak
Baik
Jumlah
6
6
50
50
12
100
dengan prinsip perawatan luka
modern
atau
terkini
yang
mempertahankan prinsip lembab yang
seimbang pada luka.
Hasil penelitian menunjukkan
58% proses penyembuhan luka baik
dipengaruhi beberapa faktor yang
sangat berperan dalam mendukung
penyembuhan luka, yaitu faktor lokal
dan faktor umum. Faktor lokal yang
dapat mendukung penyembuhan luka
adalah kondisi luka, seperti hidrasi
luka,
penatalaksanaan
luka
(aplikasinya), dan ada tidaknya
infeksi. Sedangkan faktor umum
adalah usia, vaskularisasi, nutrisi,
status psikologi, terapi radiasi dan
obat – obatan. Ada faktor lain juga
yang mempengaruhi penyembuhan
luka yaitu pengkajian yang tepat,
perencanaan perawatan yang efektif
dan efisien, persiapan dasar luka,
pemilihan balutan atau terapi topikal
yang
tepat,
dan
waktu/lama
penggantian balutan.
Pada penelitian Bendy dkk
melaporkan dengan penggunaan
gentamycin topikal dapat menurunkan
tingkat
bakteri
pada
proses
penyembuhan luka. Penggunaan
antibiotik topikal meskipun dalam
aplikasinya menggunakan bantuan
kasa kering steril. Kasa steril memiliki
dua sisi, sisi yang kontak dengan luka
berguna
untuk
mengabsorpsi
drainase luka sedangkan sisi yang
kering/tidak kontak dengan luka
berguna untuk menyerap eksudat dan
debris luka.
Hasil penelitian menunjukkan
50 % penyembuhan luka baik, 50%
proses penyembuhan tidak baik. Pada
penelitian yang telah di lakukan juga
ditemukan bahwa laju epitelisasi pada
luka juga berlangsung cepat tidak
hanya pada luka luka superfisial, tapi
terjadi pada luka-luka yang lebih
dalam,
sehingga
walaupun
didapatkan sebagian besar responden
menderita
hyperglikemia
dan
setengah dari responden berusia 5059 tahun, kondisi luka yang lembab
membantu proses regenerasi jaringan
Uji statistik Mann-Whitney
diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,803, sehingga nilai signifikansi
lebih besar dari taraf signifikansi
0,05 (ρ = 0,803 > α = 0,05) maka
dapat
diartikan
H1
ditolak,
kesimpulannya tidak ada perbedaan
antara
pemberian
kasa
steril
framecytin sulfate dengan salep
gentamycin terhadap penyembuhan
luka full tickness di Ruang Asoka
RSUD Caruban Kabupaten Madiun
(tabel 3).
Tabel 3 pemberian kasa steril
framecytine
sulfate
dengan salep gentamycin
terhadap
proses
penyembuhan luka full
thickness di Ruang Asoka
RSUD Caruban tanggal 2
– 28 September 2013
No
Penggunaan
Proses
Penyembuhan
Luka
Baik
Jumlah
Tidak
baik
1
Kasa steril
7
5
12
Framecytin
sulfate
2 Salep
6
6
12
gentamycin
Jumlah 13
11
24
Hasil uji Mann-Whitney yaitu ρ =
0,803 α = 0,05 Dengan Mean Kasa
Steril Framecytin Sulfate = 12, 83 dan
Salep Gentamycyn = 12, 17
PEMBAHASAN
Kasa steril framecytin sulfate
adalah kasa yang mengandung
hidrogel sehingga luka akan kontak
dengan
permukaan
balutan
membentuk gel sebagai cairan yang
diabsobsi
dan
mempertahankan
lingkungan lembab sehingga memberi
dukungan penyembuhan pada luka
granulasi bersih. Hal ini sesuai juga
116
Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses
Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban
berlangsung optimal. Pemilihan jenis
balutan dan metode pembalutan luka
akan
mempengaruhi
kemajuan
penyembuhan luka. Perawatan luka
dengan
balutan
lembab
akan
mempercepat angiogennesis, dalam
keadaan hypoksia pada perawatan
luka lembab akan merangsang
pembentukan
pembuluh
darah
dengan lebih cepat. Selain itu
keadaan lembab juga menurunkan
kejadian infeksi, dimana kejadian
infeksi pada perawatan luka lembab
ternyata
relatif
lebih
rendah
dibandingkan dengan kondisi kering.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penelitian ini menunjukkan
tidak ada perbedaan pemberian kasa
steril framecytine sulfate dengan
salep gentamycin terhadap proses
penyembuhan luka full thickness di
Ruang Asoka RSUD Caruban dengan
ρ (0,803) ˃  (0,05).
Saran
Pemberian
kasa
steril
framecytin sulfate maupun salep
gentamycin keduanya sama - sama
efektif dalam mempercepat proses
penyembuhan luka tetapi tanpa
mengabaikan prinsip kelembapan
pada metode perawatan pembalutan
luka.
Dapat
digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan
dalam
penyusunan
prosedur
tetap
penatalaksaan rawat luka baik di
Instalasi Rawat Jalan maupun di
Instalasi Rawat Inap di RSUD
Caruban Kabupaten Madiun.
117
Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses
Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban
KEPUSTAKAAN
Mansjoer. A. (2000). Kapita Selekta
Kedokteran.
Jakarta
:
Media
Aesculapius.
Arikunto, S. ( 2010 ). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta.
Marks,
Arnold, E. (1994). Nursing Practice
And Health Care 2nd Edition.
London : Great Britain.
R.
(1993).
Roxburghs
Common Skin Diseases 2nd
Edition. London : Chapman &
Hall.
Morison, M.J. (2004). Manajemen
Luka. Jakarta : EGC.
Bagian Farmakologi FKUI. (2000).
Farmakologi
dan
Terapi.
Jakarta. Gaya Baru
Notoadmojo,S. ( 2005 ). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta
: Rineka Cipta.
Black, J.M & Jacobs. (1997). Medical
Surgical
Nursing
Clinical
Management For Continuity Of
Care 5th Edition. Usa :
Sounders Company.
Nursalam.(2008).
Konsep
dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta . Salemba Medika
Departemen
Farmakologi
Dan
Terapeutik
FKUI.
(2009).
Farmakologi Dan Terapi Edisi 5.
Jakarta. Balai penerbit FKUI.
Oswari, E. (2000). Bedah Dan
Perawatannya. Jakarta : FKUI
Perry. Potter. (2012) . Fundamental
Of
Nursing Fundamental
Keperawatan Buku 3 Edisi 7.
Jakarta: Salemba Medika
Gitarja (2002). Perawatan Luka
Diabetes. Bogor, Wicore,
Indonesia
Priyanto, (2010). Farmakologi Dasar
Untuk Mahasiswa Farmasi dan
Keperawatan. Jakarta. Lembaga
Studi
dan
Konsultasi
Farmakologi (Leskonfi).
Hidayat,
A.A. (2006). Pengantar
Kebutuhan
Dasar
Manusia
Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta. Salemba
Medika
Santoso, (2004). Mengatasi Berbagai
Masalah
Statistik
Dengan
SPSS. Jakarta : Pt Alex Media
Komputindo
___________
(2010). Metode
Penelitian Keperawatan Dan
Teknik Analisa Data. Jakarta :
Salemba Medika.
Sastroasmoro Dan Ismail, S. (2002).
Dasar-Dasar
Metodologi
Penelitian Klinik. Jakarta :
EGC
Kozier & Erb. (2009). Buku Ajar
Praktik Keperwatan Klinis Edisi
5. Jakarta. EGC
__________. (2011). Buku Ajar
Fundamental
Keperawatan
Konsep, Proses & Praktik. Edisi
7 Volume 2. Jakarta .EGC.
Setiadi,
(2007).
Konsep
dan
Penulisan Riset Keperawatan.
Yogyakarta. Graha Ilmu.
Sugiyono, (2010). Statistik untuk
Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Lusianah dkk. (2012). Prosedur
Keperawatan. Jakarta. Trans
Info Media.
Sulistyo, J. (2011). 6 Hari Jago SPSS
17. Yogyakarta : Kompas
Gramedia Group.
118
Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses
Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban
Suriadi. (2007). Manajemen Luka.
Pontianak.
STIKEP
Muhammadiyah
Wahyudi. H. (2011). Laporan Kasus
Kecelakaan
Lalu
Lintas.
Denpasar. FK Udayana RSUP
Sanglah
119
Download