Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban PEMBERIAN KASA STERIL FRAMECYTINE SULFATE DENGAN SALEP GENTAMYCIN TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA FULL THICKNESS AKIBAT KECELAKAAN DI RUANG ASOKA RSUD CARUBAN Lexy Oktora Wilda*; Puguh Gunarso* *Prodi Pendidikan Ners STIKES Satria Bhakti Nganjuk ABSTRAK Penggunaan kasa steril antimikroba topikal dapat menurunkan tingkat bakteri dan peningkatan penyembuhan pada luka, salah satunya dengan penggunaan kasa steril mengandung antibiotik topikal framycetin sulfat. Pemberian antibiotik topikal dapat efektif bila digunakan untuk melawan organisme yang sensitif dan untuk membunuh/ menghambat mikroba (bakteri) yang menyebabkan penyakit infeksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pemberian kasa steril framecytine sulfate dengan salep gentamycin terhadap proses penyembuhan luka full thickness akibat kecelakaaan di Ruang Asoka RSUD Caruban.Desain penelitian adalah Pre Eksperimen dengan pendekatan Static Group Comparism. Populasi semua pasien kecelakaan yang dirawat di Ruang Asoka RSUD Caruban, Tehnik sampling dalam penelitian ini adalah “Accidental Sampling” di dapatkan sampel 2 kelompok yaitu pasien dengan perawatan luka menggunakan kasa steril framecytin sulfate dan salep gentamicyn masing masing sebanyak 12 responden. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Analisa data menggunakan Uji statistik Mann-Whitney dengan α = 0,05.Penggunaan kasa steril framecytin sulfate didapatkan 7 responden (58%) proses penyembuhan luka baik, penggunaan salep gentamycin setengahnya 5 responden (50%) proses penyembuhan luka baik dan 5 responden (50%) dan dari hasil tabulasi silang didapatkan yang diberi kasa steril framecytin sulfate atau salep gentamycin sebagian besar proses penyembuhan luka baik yaitu sebanyak 13 responden (54 %).Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh (ρ = 0,803 > 0,05).Tidak ada perbedaan antara pemberian kasa steril framecytin sulfate dengan salep gentamycin terhadap penyembuhan luka full tickness. Pemberian kasa steril framecytin sulfate maupun salep gentamycin keduanya sama - sama efektif dalam mempercepat proses penyembuhan luka tetapi tanpa mengabaikan prinsip kelembapan pada metode perawatan pembalutan luka. Kata Kunci : kasa steril framecytin sulfate, salep gentamycin, luka full thickness ABSTRACT The application of topical antimicroba steril gauze can reduce the bactery level and increase the wound healing, one of it by using sterile gauze which contain framycetin sulfat topical antibiotic. The application of topical antibiotic can be effective if it is used to againts sensitive prganis and to kill / block microba (bactery) which can cause infection. The research purposes to determine the difference application between framecytine sulfate sterile gauze with gentamycin zalf to the full thickness wound healing proccess due to accident at Asoka Room Caruban General Hospital.The research design was pre experiment with Static group approach. The population was all of accident patient which taken care at Asoka Room Caruban General Hospital. The sampling technique was accidental sampling with 2 groups, a group patient of wound healing using framecytine sulfate sterile gauze and a group patient of wound healing using gentamycin zalf. Each groups contained 12 respondent. The data collecting used observation paper. The data analysis used Mann-Whitney statistic test with α = 0,05.The result shows that 7 respondent (58%)who using framecytine sulfate sterile gauze for wound healing were good,and 5 respondent (50%) who using gentamycin zalf was good. The result of cross tabulation was the wound healing of 13 respondents (54%) using framecytine sulfate 112 Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban sterile gauze or gentamycin zalf, most of them was good. The result of statistic analytic using Mann-Whitney test was (ρ = 0,803 > 0,05).There is no difference between the application of framecytine sulfate sterile gauze with gentamycin zalf to the full thickness wound healing proccess due to accident. Both of them was effective to accelerate the wound healing without ignoring the moist of wound bandage method. Keywords : framecytin sulfate sterile gauze, gentamycin ointment , full tickness wound PENDAHULUAN antibiotik topikal. (Suriadi, 2007, Hal 58-59). Pada penelitian Bendy dkk, melaporkan penggunaan kasa steril antimikroba topikal dapat menurunkan tingkat bakteri dan peningkatan penyembuhan pada luka, salah satunya dengan penggunaan kasa steril mengandung antibiotik topikal framycetin sulfat sebagai lembaran halus seperti kasa halus yang digunakan untuk mencegah infeksi atau potensial infeksi oleh karena luka pada area kulit sekitarnya (Suriadi, 2007, Hal 63). Hanya sedikit antibakteri yang dapat membunuh semua bakteri patogen. Umumnya antibakteri hanya efektif terhadap beberapa bakteri patogen. Jika hanya efektif melawan bakteri dalam jumlah terbatas atau 1 golongan disebut berspektrum sempit (narrow spectrum) tetapi jika efektif melawan beberapa jenis atau golongan bakteri disebut berspektrum luas (broad spectrum). Dari hasil observasi di RSUD Caruban di ruang Asoka pada tanggal 6 - 10 mei 2013, para pemberi pelayanan terutama perawat yang melakukan rawat luka masih menggunakan antiseptik (betadine/povidone iodine) untuk mengobati luka dengan alasan tradisi dan selalu tersedia di ruangan. Tradisi ini harus dihentikan, karena penggunaan antiseptik secara langsung pada luka dapat mengakibatkan kerusakan sel jaringan. Hal tersebut dikarenakan ketidakmampuan larutan antiseptik masuk ke jaringan dan hanya digunakan sebagai agent profilaksis untuk membunuh bakteri pada permukaan jaringan luka. Dewasa ini perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat menunjang praktek perawatan luka ini. Luka merupakan suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh, yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat mengganggu aktifitas sehari – hari (Hidayat, 2006, Hal 134). Sebagai contoh luka karena kecelakan yang mengakibatkan kulit atau membran mukosa mengalami kerusakan stadium III/IV (Full Thickness) (Kozier & Erb, 2009, Hal 796). Walaupun saat ini mungkin ada yang beranggapan bahwa dengan larutan antiseptik (contoh 1:1000 atau 10.000) yang disesuaikan akan dapat membunuh bakteri. Mungkin anggapan ini betul juga akan tetapi antiseptik bukan untuk penyembuhan sel luka (Suriadi, 2007, Hal 62). Karena di Indonesia merupakan negara tropis, dimana infeksi masih merupakan penyakit utama dan penyebab kematian nomer satu. Oleh karena itu, penggunaan antibakteri atau antiinfeksi masih paling dominan dalam pelayanan kesehatan (Priyanto, 2010, Hal 83). Apabila luka sudah tampak bersih pertimbangan memerlukan terapi antibiotik topikal, bukan anti septik untuk menurunkan tingkat bakteri. Pada beberapa kasus terjadi penyembuhan luka yang lama hingga mencapai waktu lebih dari 2 minggu. Hal tersebut disebabkan kurang tepatnya dalam pemilihan 113 Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban Dalam dua tahun terakhir ini, kecelakaan lalu lintas di Indonesia oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, di bawah penyakit jantung koroner dan tuberculosis/TBC. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab terbanyak terjadinya cedera di seluruh dunia. Kecelakaan lalu lintas menempati urutan ke-9 pada disability adjusted life years (DALYs) dan diperkirakan akan menempati peringkat ke-3 di tahun 2020. Sedangkan di Negara berkembang urutan ke-28. Cedera akibat kecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama kematian di tempat maupun di rumah sakit, dan disabilitas (ketidakmampuan) secara umum terutama di Negara berkembang. Kematian akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia menunjukan kecenderungan yang meningkat. Data dari Ditlantas Markas Besar Kepolisian RI menunjukkan bahwa pada Tahun 2012 kecelakan sebanyak 109.038 kasus, sedangkan tahun 2011 sebanyak 109.776 kasus. Adapun jumlah korban kecelakaan lalu lintas sendiri sebanyak 25.131 orang untuk korban meninggal dunia. Sedangkan di tahun 2011 sebanyak 31.185 orang yang mengalami luka berat dan ringan. Sedangkan Kasus kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, selama tahun 2012 meningkat. Selama periode Januari hingga pertengahan Desember 2012 tercatat ada 642 kasus kecelakaan. Tahun 2012, kecelakaan meningkat sekitar 85 persen dibandingkan dengan tahun 2011. Sementara itu korban luka berat dalam kecelakaan justru mengalami penurunan dari 30 orang pada tahun 2011 menjadi 23 orang saja pada tahun ini. Laporan-laporan rumah sakit di Indonesia yang menunjukkan infeksi nosokomial berupa infeksi luka adalah di R.S. Hasan Sadikin Bandung 9,9% (2009),di R.S. Pirngadi Medan 13,92% (2009), R.S. Dr. Karyadi Semarang 7,3% (2009), R.S.Dr. Soetomo Surabaya 5,32% (2009) dan RSCM 5,4% (2009) (Depkes RI Jakarta, 2009). Luka yang mengalami infeksi sulit untuk berkembang lebih baik karena migrasi jaringan epitelial dihambat oleh toksin bakteri dan epitelium baru akan mudah menjadi lisis dan mengering oleh protease notropil yang akhirnya kontraksi luka menjadi terhambat dengan banyaknya jumlah bakteri (Suriadi, 2007, Hal 48). Maka penggunaan Pemberian antibiotik topikal dapat efektif bila digunakan untuk melawan organisme yang sensitif dan untuk membunuh/ menghambat mikroba (bakteri) yang menyebabkan penyakit infeksi. Namun dalam praktiknya, penggunaan antibiotik harus ditentukan berdasarkan indikasi. Dengan memperhatikan indikasi penggunaan antibiotik serta mengetahui jenis antibiotik yang harus digunakan, diharapkan akan tercapai efektifitas pengobatan yang baik. Sifat resistensi bakteri terhadap antibiotik dapat terjadi, apabila rejimen pengobatan kurang tepat. Adanya sifat resistensi ini dapat menyebabkan pengobatan menjadi tidak efektif, lebih sulit, dan lebih mahal. Apabila keadaan ini tidak disikapi akan menyebabkan keadaan luka semakin memburuk dan penyembuhan menjadi lama. Seseorang yang menderita luka akan merasakan adanya ketidaksempurnaan yang pada akhirmya cenderung untuk mengalami gangguan fisik dan emosional. Hal tidak dapat dipungkiri bahwa luka yang akan terjadi akan berdampak pada kualitas hidup bagi yang menderita dan juga yang memberikan perawatan. (Suriadi, 2007, Hal 17 – 23). Salah satu intervensi yang dapat di lakukan perawat yaitu memberikan perawatan luka untuk mempercepat proses penyembuhan bebas dari infeksi. Sofra Tulle 114 Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban merupakan jenis obat golongan generik dengan kandungan Framycetin Sulfat. Framycetin merupakan antibiotic dari kelas aminoglikosida mirip dengan neomycin. Seperti neomycin, golongan obat ini memiliki penyerapan sistemik yang rendah. Hal ini digunakan dalam persiapan topical bagi infeksi kulit, Penggunaan umum dari topical antibiotik adalah untuk membantu melindungi kulit tubuh dari infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang didapat melalui luka. Dalam melakukan perawatan luka tidak cukup dengan melakukan tindakan sederhana dengan memberikan obat jenis topikal antibiotik, tetapi harus memperhatikan tehnik atau prinsip perawatan luka yang dianjurkan. penggunaan jangka panjang framycetin dapat menyebabkan pertumbuhan berlebih dari bakteri tertentu, jamur atau organism lain yang tidak dapat dibunuh oleh obat, sehingga dapat berakibat pada timbulnya infeksi lain. (Healt Publcation, 2003). Tujuan umum penelitian mengetahui perbedaan pemberian kasa steril framecytine sulfate dengan salep gentamycin terhadap proses penyembuhan luka full thickness akibat kecelakaaan di Ruang Asoka RSUD Caruban. Manfaat penelitian Sebagai masukan dalam penyusunan standar operating procedure rawat luka dengan kasa steril framecytine sulfate di Rumah Sakit. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 – 28 September 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien kecelakaan yang dirawat diruang Asoka RSUD Caruban sejumlah 24 responden. Sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah total sampling. Data yang didapatkan dilakukan analisis dengan menggunakan uji Mann - whitney dengan derajat kemaknaan α = 0,05. HASIL Proses penyembuhan luka full thickness dengan menggunakan kasa steril framecytine sulfate menunjukkan bahwa dari 12 responden sebagian besar 7 responden (58%) proses penyembuhan luka baik (tabel 1). Proses penyembuhan luka full thickness dengan menggunakan salep gentamycin menunjukkan bahwa dari 12 responden setengahnya 6 responden (50%) proses penyembuhan luka baik dan 6 responden (50%) proses penyembuhan luka tidak baik (tabel 2). Tabel 1 Proses penyembuhan luka full tickness dengan menggunakan kasa steril framecytin sulfate di ruang Asoka RSUD Caruban tanggal 2 – 28 September 2013 No Kategori Frek Persentase 1 Luka Baik 7 58 2 Luka 5 42 Tidak Baik Jumlah 12 100 BAHAN DAN METODE Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Pre Eksperimen dengan pendekatan Static Group Comparism. Kelompok eksperimen (kasa steril framecytin sulfate) diobservasi pada hari ke 5 kemudian pengukuran kelompok kontrol (salep gentamycin) diobservasi pada hari ke 5. Hasil observasi kelompok eksperimen kemudian dibandingkan dengan hasil observasi pada kelompok kontrol. Tabel 2 proses penyembuhan luka full tickness dengan menggunakan salep gentamycin di ruang Asoka RSUD Caruban tanggal 2 – 28 September 2013 115 Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban No Keterangan Frek Persentase 1 2 Luka Baik Luka Tidak Baik Jumlah 6 6 50 50 12 100 dengan prinsip perawatan luka modern atau terkini yang mempertahankan prinsip lembab yang seimbang pada luka. Hasil penelitian menunjukkan 58% proses penyembuhan luka baik dipengaruhi beberapa faktor yang sangat berperan dalam mendukung penyembuhan luka, yaitu faktor lokal dan faktor umum. Faktor lokal yang dapat mendukung penyembuhan luka adalah kondisi luka, seperti hidrasi luka, penatalaksanaan luka (aplikasinya), dan ada tidaknya infeksi. Sedangkan faktor umum adalah usia, vaskularisasi, nutrisi, status psikologi, terapi radiasi dan obat – obatan. Ada faktor lain juga yang mempengaruhi penyembuhan luka yaitu pengkajian yang tepat, perencanaan perawatan yang efektif dan efisien, persiapan dasar luka, pemilihan balutan atau terapi topikal yang tepat, dan waktu/lama penggantian balutan. Pada penelitian Bendy dkk melaporkan dengan penggunaan gentamycin topikal dapat menurunkan tingkat bakteri pada proses penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik topikal meskipun dalam aplikasinya menggunakan bantuan kasa kering steril. Kasa steril memiliki dua sisi, sisi yang kontak dengan luka berguna untuk mengabsorpsi drainase luka sedangkan sisi yang kering/tidak kontak dengan luka berguna untuk menyerap eksudat dan debris luka. Hasil penelitian menunjukkan 50 % penyembuhan luka baik, 50% proses penyembuhan tidak baik. Pada penelitian yang telah di lakukan juga ditemukan bahwa laju epitelisasi pada luka juga berlangsung cepat tidak hanya pada luka luka superfisial, tapi terjadi pada luka-luka yang lebih dalam, sehingga walaupun didapatkan sebagian besar responden menderita hyperglikemia dan setengah dari responden berusia 5059 tahun, kondisi luka yang lembab membantu proses regenerasi jaringan Uji statistik Mann-Whitney diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,803, sehingga nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (ρ = 0,803 > α = 0,05) maka dapat diartikan H1 ditolak, kesimpulannya tidak ada perbedaan antara pemberian kasa steril framecytin sulfate dengan salep gentamycin terhadap penyembuhan luka full tickness di Ruang Asoka RSUD Caruban Kabupaten Madiun (tabel 3). Tabel 3 pemberian kasa steril framecytine sulfate dengan salep gentamycin terhadap proses penyembuhan luka full thickness di Ruang Asoka RSUD Caruban tanggal 2 – 28 September 2013 No Penggunaan Proses Penyembuhan Luka Baik Jumlah Tidak baik 1 Kasa steril 7 5 12 Framecytin sulfate 2 Salep 6 6 12 gentamycin Jumlah 13 11 24 Hasil uji Mann-Whitney yaitu ρ = 0,803 α = 0,05 Dengan Mean Kasa Steril Framecytin Sulfate = 12, 83 dan Salep Gentamycyn = 12, 17 PEMBAHASAN Kasa steril framecytin sulfate adalah kasa yang mengandung hidrogel sehingga luka akan kontak dengan permukaan balutan membentuk gel sebagai cairan yang diabsobsi dan mempertahankan lingkungan lembab sehingga memberi dukungan penyembuhan pada luka granulasi bersih. Hal ini sesuai juga 116 Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban berlangsung optimal. Pemilihan jenis balutan dan metode pembalutan luka akan mempengaruhi kemajuan penyembuhan luka. Perawatan luka dengan balutan lembab akan mempercepat angiogennesis, dalam keadaan hypoksia pada perawatan luka lembab akan merangsang pembentukan pembuluh darah dengan lebih cepat. Selain itu keadaan lembab juga menurunkan kejadian infeksi, dimana kejadian infeksi pada perawatan luka lembab ternyata relatif lebih rendah dibandingkan dengan kondisi kering. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan pemberian kasa steril framecytine sulfate dengan salep gentamycin terhadap proses penyembuhan luka full thickness di Ruang Asoka RSUD Caruban dengan ρ (0,803) ˃ (0,05). Saran Pemberian kasa steril framecytin sulfate maupun salep gentamycin keduanya sama - sama efektif dalam mempercepat proses penyembuhan luka tetapi tanpa mengabaikan prinsip kelembapan pada metode perawatan pembalutan luka. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan prosedur tetap penatalaksaan rawat luka baik di Instalasi Rawat Jalan maupun di Instalasi Rawat Inap di RSUD Caruban Kabupaten Madiun. 117 Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban KEPUSTAKAAN Mansjoer. A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius. Arikunto, S. ( 2010 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Marks, Arnold, E. (1994). Nursing Practice And Health Care 2nd Edition. London : Great Britain. R. (1993). Roxburghs Common Skin Diseases 2nd Edition. London : Chapman & Hall. Morison, M.J. (2004). Manajemen Luka. Jakarta : EGC. Bagian Farmakologi FKUI. (2000). Farmakologi dan Terapi. Jakarta. Gaya Baru Notoadmojo,S. ( 2005 ). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Black, J.M & Jacobs. (1997). Medical Surgical Nursing Clinical Management For Continuity Of Care 5th Edition. Usa : Sounders Company. Nursalam.(2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta . Salemba Medika Departemen Farmakologi Dan Terapeutik FKUI. (2009). Farmakologi Dan Terapi Edisi 5. Jakarta. Balai penerbit FKUI. Oswari, E. (2000). Bedah Dan Perawatannya. Jakarta : FKUI Perry. Potter. (2012) . Fundamental Of Nursing Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika Gitarja (2002). Perawatan Luka Diabetes. Bogor, Wicore, Indonesia Priyanto, (2010). Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan. Jakarta. Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi (Leskonfi). Hidayat, A.A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika Santoso, (2004). Mengatasi Berbagai Masalah Statistik Dengan SPSS. Jakarta : Pt Alex Media Komputindo ___________ (2010). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Sastroasmoro Dan Ismail, S. (2002). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinik. Jakarta : EGC Kozier & Erb. (2009). Buku Ajar Praktik Keperwatan Klinis Edisi 5. Jakarta. EGC __________. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses & Praktik. Edisi 7 Volume 2. Jakarta .EGC. Setiadi, (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta. Graha Ilmu. Sugiyono, (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Lusianah dkk. (2012). Prosedur Keperawatan. Jakarta. Trans Info Media. Sulistyo, J. (2011). 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta : Kompas Gramedia Group. 118 Pemberian Kasa Steril Framecttine Sulfate dengan Salep Gentamycin terhadap Proses Penyembuhan Luka Full Thickness Akibat Kecelakaan di Ruang Asoka RSUD Caruban Suriadi. (2007). Manajemen Luka. Pontianak. STIKEP Muhammadiyah Wahyudi. H. (2011). Laporan Kasus Kecelakaan Lalu Lintas. Denpasar. FK Udayana RSUP Sanglah 119