reo virus - Balai Penelitian Ternak

advertisement
Tenm Teknis Nasional Tenaga Fungsional Perlanian 2006
ISOLASI VIRUS ENTERO (REO VIRUS) DARI SALURAN
PENCERNAAN (USUS KECIL) AYAM KERDIL
KuSMAEDI
Balai Besar Pene/itian f'eteriner, J/. R. E t4artadinata No . 30 PO BOX 151 Bogor
RINGKASAN
Grup enterovirus dari saluran pencernaan ayam broiler dengan gejala kerdil diisolasi dari kasus lapang yang
terjadi pada tahwi 1999-2000, karena dugaan bahwa penyebab kekerdilan pada ayam pedaging disebabkan
oleh agen infeksius . Tulisan ini menjabarkan cara isolasi yang dikerjakan di BALITVET untuk mengisolasi
agen peyebab yang infeksius dari berbagai wabah ayam kerdil pada ayam pedaging .
Kata kunci : enterovirus, ayam, infectious .
PENDAHULUAN
kekerdilan
pada
ayam
Gejala
pedaging di Indonesia mulai terlihat pada
tahun 1996. Kelainan pertumbuhan bulu
sayap
sering
dinamakan , "pen vakit
helicopter" karena bulu-bulunya seperti
baling-baling rotor menjelang umur 5
minggu anak ayam kerdil mencapai 25%
dari seluruh kawanan ayam dengan hanya
memiliki bobot badan 250 gram dan
ukurannya kurang dari separuh ukuran
normal kawan sekandangnya, pemeriksaan
terhadap kotoran yang berwarna kuning dan
dari
ayam
yang terinfeksi
lembek
menunjukkan adaya partikel bi_ji-bijian yang
tidak dicerna (SHANE, 1997).
Pada masa panen ayam berumur 42
hari, tidak terlihat ada kenaikan berat badan
yang berarti dibandingkan ayam normal,
padahal konsumsi pakan diberikan dalam
jumlah normal dan konfersi pakan terlihat
normal . Kerugian yang disebabkan oleh
sindroma kekerdilan dapat menyebabkan
35% bobot badan ayam broiler yang
menyusut .
Banyak
faktor
yang
menyebabkan kekerdilan, penyebab non
infeksius seperti manejemen yang tidak baik
maupun yang infeksius seperti reovirus
(Parede, laporan APBN 2000), maupun
virus
lainnya
infeksi
enteropartikel
(SYAFRIATI, 2001) . Tulisan ini men jabarkan
entero dari saluran
cara isolasi virus
pencernaan ayam kerdil .
Pusar Peneliiian clcrn Pengernbangan Perernakan
MATERI DAN METODE
Sampel ayam
Sampel ayam diambil dari hasil
survei peternak yang mempunyai masalah
kekerdilan di Bogor, Bandung, Majalengka,
dan, Cianjur, Tangerang, Sukabumi dan
Ciamis . Ayam normal sebagai pendamping
foto dan ayam yang terlihat kerdil ditimbang
untuk data berat badan, diambil darah atau
serum serta dikukan bedah bangkat
(patologi-anatomi) seksi dan mengambil
pencernaan, sampel diambil dari 5 ekor
ayam sakit dan 2 ekor ayam normal .
Serum
Serum
diambil
dengan
mempergunakan jarum 21x11/2 G dan spuit
3 cc yang steril . Darah ayam diambil dari
bagian leher (vena jugularis) atau dari
jantung pada ayam kecil, tetapi pada ayam
yang cukup besar dapat pula diambil dari
vena perifer dibagian
sayap ayam .
Pengambilan darah ayam sebanyak 2-5 cc
perekor, kemudian dibiarkan membeku pada
suhu ruang dan serum dipisahkan pada
kontainer steril (0 .2-2 cc) pada temperatur
4°C sampai siap diuji .
Spesimen dari usus ayam
Cara pengumpulan bahan untuk
isolasi virus dilakukan secara steril dengan
membuka bagian usus tetapi tidak boleh
sobek . Bagian usus halus diambil sepanjang
mu ngkin, usus Besar (caecum)
tidak
termasuk, langsung masukkan kedalam
media transport Dulbeccos Modified Eagle
291
Ternu Teknis ANasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006
Medium (DMEM) yang mengandung
penicillin
1000
IIJ
dan
antihiotik
streptomicyn 1000 ug/ml media . Diamkan
selama 30-60 menit pada suhu ruang,
sehinggga antibiotik dapat hekerja untuk
mengurangi
aktivitas
bahan-bahan
kontaminasi .
Media
yang
sudah
mengandung bahan isi usus dimasukkan ke
dalam tahung 10 cc, disentrifius dengan
kecepatan 3000 rpm selama 15 menit .
Suspensi supernatan yang telah hening
disaring dengan menggunakan 0,45 .tm
cellulose acetate membrane filter (hollmen
dkk, 2002), kemudian diheri serum yang
mengandung titer tinggi yang steril terhadap
Newcastle Dsease (ND) dan infectious
Bursal Disease (1BD) dan diinkuuasi pada
suhu 37°C selama 30 menit, disentrifus
6000 rpm 15 menit,inokulum supernatan
dimasukkan ke tahung 5 ml, disimpan pada
suhu -70°C dan hahan siap diinokulasikan
pada sel Chicken Embryo Fibroplast (CEF)
primer
Penyiapan biakan sel pelapis CEF
primer
Penyiapan sel CEF
Sel Embryo Fibroblast disaapkan dari
organ emhrio ayam SPF berumur 10 hari,
dihuang bagian kepala, sayap, kaki dan
organ hagian dalam (jeroan) . Embrio
dihaluskan dengan gunting dan pinset lalu
dicuci beherapa kali dengan larutan PBS
steril untuk membuang sel darah merah .
Setelah hersih organ yang sudah halus
ditambah media DMEM, Foetal Bovine
Serum (FBS) 10%, Penisilin 200 IU,
Streptoinisin
200 pg, ATV (Antibiotik
Trvpsin 1 ersen) 0 .25%, Fungi_one .(heggenpeay etc all, 2002) . Kerabang telur
dibersihkan
dengan
kapas
berakohol
pindahkan kedalam botol trypsin yang diberi
batang magnet steril, ditambahkan larutan
ATV steril, disakukan trypsinasi dalam
penangas air (waterbath) hermagnet dengan
suhu 37°C selama 5-10 menit sampai larutan
botol
terlihat
keruh .
Cairan
dalam
dipindahkan dalam botol steril lain dan
ditamhahkan 5% FBS, kemudian simpan
dalam tempat dingin (kulkas) sedangkan
organ yang belum hancur ditripsinasi ulang
2-3 kali .
292
Larutan sel dari hasil trysinasi ke I &
ke
2
disatukan
kemudian
disaring
mempergunakan corong yang telah diberi
kawat kasa halus steril dan dipindahkan
kedalam tabung sentrifus McCartney 20 cc,
diputar dengan kecepatan 1000-1500 rpm
selama 10 menit . Supernatan dibuang dan
tambahkan media penumbuh DMEM pada
endapan sel dibolak-halik perlahan-lahan
sehingga sel terpisah dengan baik . Larutan
sel dimasukkan pada botol biakan jaringan
(flask)
dengan jumlah sel 5X105/ml
sebanyak 5 ml pada flask 25 cm 2 atau 15 ml
pada flask 75 cm 2 dan inkubasikan pada
suhu 37 ° C dengan kandungan 5% CO, .
Diamati
1-2
hari
sampai terbentuk
monolayer dan siap pakai .
Inokulasi Virus
Sel CEF yang sudah membentuk
monolayer (konfulent) dibuang media
penumbuh kemudian dibilas dengan PBS
steril + antibiotik penisillin 200 IU,
streptomisin 200 ug lalu diinokulasikan I
in I sampel yang sudah difilter, sebagai
pembanding kontrol positif untuk melihat
kerusakan
sel
yang
terjadi
setelah
diinokulasi diamati pada flask yang diberi
virus vaksin Reo 1133 (viral arthritis .
Intervet Ltd) . Sehagai pembanding untuk
melihat normal sel (kontrol negatif), diamati
pada flask yang tidak diberi inokulum
diinkubasikan pada suhu 37°C dalam
inkubator 5% CO 2 (hegggen-peay dkk
46 :32-47, 2002) .Ketiga flask, Kontrol
positif, kontrol negatif, dan sampel lapangan
diamati setiap hari selama 5 hari untuk
melihat perubahan Cvto Patho Effect (CPE)
sel yang mengalami kerusakan 100%,
(Hollmen dkk, 2002) dan dibandingkan
dengan
kontrol positif Reo 1133 (viral
artiritis) dan kontrol negatif. Bila sudah
terlihat kerusakan, maka virus siap untuk
dipanen . dan dibeku cairkan selama 3 kali,
lalu dimasukkan tahung 5 ml dan disimpan
pada suhu 70°C .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pemeriksaan secara electron
inicroskope (EM) dan telah diisolasi 2
virus dengan ukuran 25-100 nm dari saluran
Dan hasil
pencernaan
ayam
kerdil .
Pnsat Penelitian don Perigenibangan Peternakan
Tennt Teknis Nasionol Tenaga Fangsional Perlanian 2006
gambaran elektron miktroskop sampel yang
dikirim ke Central Veterinary Labotory
Weybridge, Inggris
terlihat
bentuk
morphologi reo virus dan enteropartikel
virus untuk mendapat peneguhan basil
isolasi .
Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan untuk keberhasilan isolasi virus
reo dari geala kerdil pada ayam broiler yaitu
1 . Perlu isolasi dari pakan dilumen usus
perlu diikut sertakan, tanpa merusak organ
usus yang banyak mengandung sel kebal . 2 .
Pemberian antibiotik yang tepat cukup untuk
menghambat pertumbuhan bakteri apatogen
bila bahan diinokulasi . 3 . Pemakaian zat
kebal untuk menetralisir virus vaksin yang
terdapat pada saluran pencernaan karena
pemakaian vaksin hidup . 4 . Perlunya difilter
untuk mengurangi kontaminasi virus vaksin
yang lebih bersih dari virus Reo yang
terdapat pada saluran pencernaan . 5 .
Perlunya konfirmasi ke Laboratorium
referensi untuk membedakan virus reo dari
virus enteropartikel lain penghuni saluran
pecernaan . 6 . Sebagai tambahan gambaran
kerusakan vili usus sehingga menjadi
abnormal (oleh bagian patologi) dapat
menunjukkan beda penyerapan sari makanan
di dalam usus ayam normal dari ayam
kerdil .
Tabel I . Gangguan Pertumbuhan Pada Beberapa Strain Ayam Niaga Pedaging dari Jawa Barat
Lokasi
No . Peternak
I
Bandung
_
_
Sukabumi
_
Cianjur
5
6
Bogor
7
_
8
Tangerang
9
_ 10
1I
12
Majalengka
13
14
15
16
Ciamis
17
18
19
20
7 Kab .
Umur
(hari)
25-31
' 24
29
21-24
26
19
22
19
19
21
28
17
17
14
18
19
25
16
23
15
30
22
16
23
23
14-30
Pusat Penelitian dan Pengenibangan Peternakan
B .b . Rata-rata
Kerdi/Normal(%)
238/678 (35,1)
272/580(46,9)
325/803 (40,5)
223/605 (36,8)
283/710 (39,8)
203/545 (37,2)
209/(no, data)
151/(no, data)
275/(no,data)
184/515 (35,7)
308/450 (68,4)
187/550 (34)
238/595 (40)
143/290 (49,4)
163/495 (33,0)
180/430 (41,9)
240/680 (35,3)
230/360 (63,8)
440/785 (56,0)
202/430 (47,0)
620/1040 (59,6)
148/no, data
90/no, data
11 8/no data
144/no data
33,0% - 68,4%
B .b . Rata-rata
Kerdi/Standar(%)
238/703-986(33,8-24,1)
272/661 (41,1)
325/884 (36,8)
223/548-661 (40,6-337) ~_
283/745 (37,9)
203/470 (36,9)
209/585 (35,7)
_
151/472 (32,0)
275/472 (58,2)
184/548 (33,2)
308/837 (36,8)
187/402 (46,2)
238/402 (49,2)
143/300 (47,7)
163/437 (37,3)
180/472 (38,1)
240/703 (34,2)
230/368 (62,8)
440/622 (70,7)
202/334 (60,5)
620/934 (66,4)
148/585 (25,3)
90/368 (24,4)
118/622 (19,0)
144/622 (23,1)
19,0% - 70,7%
293
7enni Tekn,s ,Vasianal Tenaga Fn~grional PerJanian 2006
KESIM PULAN
Dapat disim ]III lkail hahwa isolasi
harus
virus
pada saluran
pencernaan
diperlakukan secara khusus, mengingat
saluran pcncernaan merupakan organ yang
banyak dihuni
olch berhagai
mikroorganisme
(patogcn maupun
apatogen) . Selain itu dipengaruhi pula oleh
herbagai
enzini
yang
herperan dalam
pencernaan pakan menjadi nutrisi yang
efisien bagi pertumbuhan terutama pada
ayam pedaging .
DAFTAR BACAAN
SHANE . Buku pedoman penyakit
unggas
1997, Sindroma kekerdilan
sinonim : malabsorpsi ; Infectious Stunting
Syndrome . 1999, 128-130 .
SIRION M .
TATTY
SYAFRIATI DKK, Laporan AN3N 2000 .
Sindroma Kekerdilan Pada Ayam niaga
Pedaging.
TL 1 .LA
IIOLLNiEN
DKK,
Isolation
and
characterization of a Reovirus from
common eiders (soniateria mollisima)
from Finland, Avian disease 46 : 478-484 .
2002 .
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada
kesempatan
ini
penulis
mengucapkan terima kasih kepada Drh . Lies
Parede. MSc ., PhD ., atas himbingan clan
saran yang telah diherikan dalam pembuatan
makalah ini .
2 94
C . L . Heggen-Peat', Isolasition of Reovirus from
poultry enteritis and mortality syndrome
and its pathogenicity in turkey poults .
Avian disease 46 :32-47, 2002 .
Pusal Penelji,an don Penigernbangan Pe,erna am
Download