BAB II KAJIAN TEORI Bagian kedua dari Penelitian ini merupakan pembahasan mengenai kajian teori-teori yang akan digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian yang Berjudul “KREDIBILITAS RADIO BASS FM SEBAGAI RADIO BERNUANSA ISLAMI(studi kasus Radio Bass Fm)”. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. 2.1 Radio Sebagai Komunikasi Massa Terdapat banyak media yang menjadi alat komunikasi, salah satunya adalah radio, sebagai media massa, radio memiliki sifat yang khas dibanding media massa yang lainnya. Kekhasannya adalah sifatnya yang audial, untuk indera telinga. Oleh karena itu ketika pendengar menerima pesan dari radio dengan tatanan mental yang pasif (Effendy 2003:314). Sesuai fungsinya sebagai media massa, radio memiliki empat fungsi yaitu : a. Menghibur (to entertain) b. Menginformasikan (to inform) c. Mendidik (to educate) d. Mempegaruhi (to persuade) Radio tidak hanya sebagai media massa yang berfungsi sebagai sumber informasi dan penyedia hiburan saja, tetapi sebagai sarana pengasah keterampilan, seni dan ilmu.Berkaitan dengan keilmuan, media massa harus menjalankan fungsinya sebagai pendidik. Ketika media massa, dalam hal ini radio, menjalankan fungsinya sebagai pendidik, seharusnya media sadar bahwa ia sedang membangun konstruksi makna dan kognitif khalayak. Peran ini dinilai cukup signifikan karena akan membentuk pola pikir masyarakat (Fluer dan Rokeach, 1982:228-271). 2.2 Radio Bass Fm Radio Bass Fm adalah radio muslim pertama di Salatiga yang berada di frekuensi 93.2 Mhz. Radio Bass Fm berasal dari kata Bahana as Sunah yang Bahana berarti suara atau kumandang dan as Sunnah yang berarti ajaran Rosulluloh, jika digabungkan menjadi seruan yang sesuai dengan ajaran Rosulloh. Radio Bass Fm terletak di jalan bridgjen sudiarto nomor 16 dan kebanyakan konten siaran radio Bass Fm ini bernuansa Islami seperti murottal quran, kajian Islam, bussines muslim, agro bisnis. 1 2.3 Kredibilitas Proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan melalui media tertentu dengan efek tertentu. Sebuah proses komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan dari komunikator dapat sampai kepada khalayak sasaran(komunikan). Agar sebuah pesan dapat sampai kepada khalayak maka seorang komunikator harus mengetahui karakteristik khalayaknya agar dapat menentukan 1 (http://www.bassfmsalatiga.com/.). strategi dan media komunikasi yang efektif. Maka dari itu “mengenali khalayak” adalah prinsip dasar dalam komunikasi, karena dengan mengetahui dan mengetahui karakteristik penerima (khalayak), berarti telah tercipta suatu peluang untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam komunikasi (cangara 2007:26). Untuk menjadi seorang komunikator yang baik, seorang komunikator harus memiliki sebuah kredibilitas (credibility) agar proses penyampaian pesan tepat sasaran kepada yang dituju yaitu khalayak. Kredibilitas memiliki pengertian seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima dan diikuti oleh khalayak (cangara 2007:91). Adabun bentuk-bentuk kredibilitas seorang komunikator yaitu : 2.3.1 Bentuk-Bentuk Kredibilitas Cangara (2003:97) mengemukakan menurut bentuknya kredibilitas dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu : 1. Initial credibility Kredibilitas yang diperoleh komunikator sebelum proses komunikasi berlangsung. Kredibilitas disini diuji ketika proses penyampaian pesan belum berlangsung yaitu Radio Bass fm dengan visi dan misi yang membentuknya. 2. Derived credibility Kredibilitas yang diperoleh komunikator pada saat proses komunikasi berlangsung. Kredibilitas ini diuji ketika proses penyampaian pesan sedang berlangsung yaitu ketika program-program Radio Bass Fm mulai disiarkan. 3. Terminal credibility Kredibilitas yang diperoleh komunikator setelah pendengar atau pembaca mengikuti ulasannya. Kredibilitas ini muncul ketika proses komunikasi telah berlangsung yaitu pada saat siaran radio Bass Fm selesai disiarkan dan pendengar telah selesai mendengarkan program-program dari radio Bass fm. (cangara 2007:93) Ketiga bentuk kredibilitas inilah yang akan peneliti kaji dalam penelitian tentang kredibilitas Radio Bass Fm yang bernuansa Islami. Sehingga nantinya peneliti akan dapat menggambarkan seberapa kredibilitaskah Radio Bass Fm ini. 2.4 Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek,peristiwa,atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (Rakhmat,2004:51). Sensasi adalah bagian dari persepsi,walaupun begitu menafsirkan makna indrawi tidak hanya melibatkan sensasi,tetapi atensi,ekspektasi,motivasi dan memori(Rakhmat, 2004:51). Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan situasional. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor personal(Rakhmat, 2004:51). Yang menentukan persepsi bukan jenis dan bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi adalah faktor sosio budaya juga berpengaruh besar dan langsung atas makna-makna yang kita bangun dalam persepsi kita, faktor tersebut adalah sistem kepercayaan, nilai, dan sikap. Sebuah radio, misalnya, bahwa sebuah radio yang memegang teguh suatu paham seperti radio bass fm yang menganut paham radio yang bernuansa islami ini maka dibutuhkan pendapat atau persepsi masyarakat agar persepsi radio bass fm bahwa radio ini bernuansa islami sama seperti persepsi masyarakat barulah bisa disebut radio bass fm ini merupakan radio yang memiliki kredibilitas. 2.5 Teori SOR Teori S-O-R merupakan singkatan dari teori Stimulus-Organism-Response. Teori ini semula berasal dari Psikologi, namun kemudian menjadi teori komunikasi karena objek model dari Psikologi dan Ilmu Komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksireaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 1999:254). Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ; a. Stimulus (S) = Pesan b. Organism (O) = Responden/komunikan c. Response (R) = Efek (Effendy, 2005: 254) Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah “how”, bukan “what” atau “why”. Dalam proses perubahan sikap, tampak bahwa sikap yang dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Hovland, Janis, dan Kelley mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu : a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan Organism Stimulus : -perhatian -pengertian -penerimaan Response Gambar 1 Model S-O-R (Effendy, 1999: 254-255) Bagan diatas menujukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya, komunikan mengerti, setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. 2.6 Khalayak Aktif dan Khalayak Pasif Kekuatan media massa yang besar dalam mempengaruhi khalayak salah satunya adalah program program yang ditawarkan dari pemilik media massa kepada masyarakat. Melalui program acara yang ada, media massa khususnya radio mencoba mempengaruhi khalayak yang mendengarkan. Khalayak merupakan target audiens yang potensial bagi sebuah program. Sehingga memungkinkan produsen media secara efektif menyampaikan pesan dan pasti tujuan akhirnya adalah meraup keuntungan atau profit. Menurut John B. Thompson, (2004:330) media massa seringkali beranggapan bahwa audiensnya (pemirsa/konsumen) pasif, yaitu terdiri dari kumpulan orang yang sama (undiffirentiated), anggapan ini menyembunyikan kenyataan bahwa pesan yang ditransmisikan industri media diterima individu tertentu yang berada dalam konteks sosial-historikal tertentu pula. Individu tersebut menghadapi pesan media dengan tingkatan konsentrasi yang berbeda, secara aktif menginterpretasikan dan berusaha memahami isi pesan serta mengaitkannya dengan aspek kehidupannya yang lain. Lebih dari sekedar melihat individu itu sebagai bagian dari massa yang pasif dan sama, kita akan membuka kemungkinan bahwa penerimaan pesan media merupakan sesuatu yang aktif (Thompson, 2004). Konsep Khalayak pasif adalah suatu kelompok orang patuh yang bila diberi pesan yang kuat, menerima dan menyerap pesan apa saja yang disampaikan oleh media massa. Khalayak demikian dapat dimanipulasi untuk membeli produk apa saja yang diiklankan secara nasional, khalayak ini dianggap terdiri dari orang-orang yang tidak berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya, orang-orang yang tidak dilihat sebagai hidup dalam suatu konteks sosial tertentu (Tubbs-Moss, 2005:209). Namun dewasa ini menurut Schramm dan Robert (1971) dalam Tubbs-Moss, (2005) masyarakat semakin dianggap sebagai khalayak aktif, dan melukiskan pandangan tersebut sebagai berikut : Suatu khalayak yang aktif mencari apa yang mereka inginkan, menolak lebih banyak isi media daripada menerimanya, berinteraksi dengan anggota-anggota kelompok yang mereka masuki dan dengan isi media yang mereka terima, dan sering menguji pesan media massa dengan membicarakannya dengan orang-orang lain atau membandingkannya dengan isi media lainnya. Frank A. Biocca dalam artikelnya yang berjudul „Opposing conceptions of the audience: the active and passive hemispheres of communication theory‟ (1998) memberikan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh khalayak aktif. Pertama, khalayak aktif dianggap selektif ketika mengkonsumsi media yang akan digunakan. Kedua, utilitarianisme (utilitarianism), audience dianggap aktif apabila ketika mengkonsumsi suatu media selalu dilatarbelakangi kepentingan dan tujuan. Mereka mengkonsumsi media untuk memenuhi kepentingan serta kebutuhan yang mereka miliki. Karakteristik yang ketiga adalah intensionalitas (intentionality), yaitu menggunakan secara sengaja. Audiens aktif ketika mengkonsumsi suatu media tidak hanya „sekedar‟ menonton saja, tetapi dalam setiap aktifitas menonton yang mereka lakukan selalu dilakukan secara sengaja. Keempat, keikutsertaan (involvement), yaitu alasan yang selalu menyertai ketika mereka mengkonsumsi media. Kelima, khalayak aktif dianggap sebagai khalayak yang tidak mudah terpengaruh dan tidak mudah dibujuk oleh rayuan media (Stephen W Littlejohn, 2001: 333). Dengan melihat karakteristik diatas dapat disimpulkan bahwa khalayak aktif adalah khalayak yang sudah dewasa atau matang dalam memilih dan mengkonsumsi media massa. Mereka dapat memisahkan/membedakan antara realita dengan konstruksi media. Pada dasarnya khalayak aktif merupakan khalayak yang berpendidikan dan terpelajar. 2.7 Peneliti Pendahulu Penelitian tentang radio sudah banyak diteliti di berbagai universitas dan tentunya berhubungan dengan ilmu komunikasi. Radio merupakan media yang memiliki kekuatan disuara dan sarana tercepat lebih cepat dari koran maupun televisi dalam menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu banyak seperti siaran televisi atau sajian media(asep,2009:1920).Dibawah ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang masalah-masalah yang muncul di dalam media khususnya radio. Tabel 2.1 Penelitian Pendahulu Tentang Radio Sumber : skripsi S1 mahasiswa fiskom UKSW Peneliti dan judulnya Tujuan Penelitian Metodologi Hasil Penelitian 1. Nugroho Surya Putra ”Ideologi Radio Budaya 1.menjelaskan budaya Radio DeskriptifJodhipati kualitatif Jawa JodhiPati di Era membangun sebuah Menurut hasil penelitian radio jodhipati menjadikan dirinya sebagai media sekaligus Kapitalisme Media” media yang berada dalam sebuah wahana yang menarik (penelitian era kapitalisme sehingga untuk pelestarian studi kasus pada Radio melahirkan warna media jawa. Dengansegala Jodhipati program, kemasan bahasa siaran, sudah program off dilakukan untuk memiliki sebuah semangat mendukung dalam untuk ngleluri budaya jawa. menunjukan warna khas Radio ini menjadi sebuah sebagai semangat Turi deskriptif FM desa kec.Rejoso Jawa Timur” dusun yang berbeda ngadiboyo 2. menjelaskan strategi Nganjuk program yang radio budaya jawa 3. terhadap menjelaskan kiprah media budaya yang massa acara, hingga air kajian jenis yang positif mengenai yang harus radio budaya Jodhipati tetapmenjaga sebuah visi misi ditinjau warisan budaya daerah, dan dari konsep kapitalisasi dan komersialisasi radio siaran membentuk sebuah pola hidup sosial, beserta gaya hidupnya. Tentunya Budaya Jodhipati radio ingin membuat sebuah terobosan baru, dengan berani tampil beda dengan segala resiko atas keterpojokan oleh zaman, untuk tetap berdiri sebagai radio komersil menjadikan dan warna budaya untuk sebuah komersialisasi yang positif. 2.Esterika sutatna 1.untuk memproleh RSPD yang seharusnya sudah ”Manajemen Penyiaran gambaran mengenai -Deskriptif menjadi lembaga penyiaran Radio penyiaran - Kualitatif publik lokal. Hingga saat ini dalam Masa manajemen Transisi Menuju Lembaga radio siaran pemerintah Penyiaran daerah suara salatiga pada Publik Lokal”(studi dalam deskriptif pada radio menuju masa transisi lembaga siaran pemerintah daerah penyiaran publik lokal. suara salatiga) statusnya transisi masih menuju dalam lembaga penyiaran publik lokal. 3.Yonala Anggraeni -Untuk mengetahui peran -deskriptif Rosiana radio ”Jurnalistik (studi kasus Radio” proses produksi program”buletin sore” diradio SoloPos Fm) Solopos mengembangkan Fm -kualitatif Radio Solopos merupakan satu-satunya radio berita yang iklim ada di kota solo untuk saat ini demokrasi sesuai visinya dengan 19 jam siaran mulai didalam pukul 05.00 wib-24.00wib menyiarkan beritanya kepada masyarakat kota solo melalui program ”berita sore” 4.Mayda Fitriana ”Daya 1.mendeskripsikan -deskriptif 1Penulis lebih menekankan Tarik Program ”Pasar konsep siaran program -kualitatif pada daya tarik yang dimiliki Senggol” Radio Rasika ”pasar senggol” Radio program USA Ungaran” Rasika Hasil penelitian menunjukkan USA Ungaran “Pasar daya Senggol”. yang meliputi product, bahwa Price,place,promotion dimiliki program 2.mengidentifikasikan Senggol” Radio daya tarik program ”pasar USA Ungaran terletak pada senggol” Radio RASIKA elemen USA UNGARAN energi, timing dan tren durasi, tarik yang “Pasar RASIKA kesukaan, 2.8 Kerangka Pikir Penelitian Media massa Media cetak New media Media elektronik radio komunitas komersil Radio Bass Fm kredibilitas Derived credibility Initial credibility Persepsi/pandangan masyarakat Gambar 2 Bagan Kerangka Pikir Penelitian Terminal credibility Keterangan : Kerangka pikir diatas akan digunakan untuk menjelaskan kredibilitas Radio Bass Fm. Dari kerangka pikir diatas dapat dijelaskan bahwa media massa terbagi menjadi tiga yaitu media cetak, radio, dan media elektronik. Radio yang menjadi objek penelitian ini masih terbagi menjadi dua yaitu radio komunitas dan komersil sedangkan Radio Bass Fm masuk kedalam radio komersil. Radio Bass Fm ini merupakan radio baru bernuansa islami yang membutuhkan masyarakat pendengar untuk memunculkan kredibilitas untuk radio tersebut. Untuk memunculkan kredibilitas Radio Bass Fm ini maka diperlukan teori-teori dan konsep kredibilitas untuk mengetahui radio Bass Fm ini memiliki kredibilitas atau tidak serta masyarakat pendengar yang aktif Radio Bass Fm juga diperlukan untuk mengetahui Radio Bass yang bernuansa Islami ini untuk melihat bentuk kredibilitas. Dengan menggunakan konsep kreadibilitas yang terbagi menjadi tiga konsep yaitu initial credibility yang artinya kredibilitas muncul sebelum proses komunikasi berlangsung, derived credibility yaitu kredibilitas yang muncul pada saat komunikasi berlangsung diantaranya melalui program-program yang disajikan oleh Radio Bass Fm serta terminal credibility dimana kredibilitas muncul setelah pendengar mengikuti ulasannya. Dengan konsep diatas penulis akan mencoba menggambarkan konsep teori dan juga fakta empiric yang ada dalam melihat kredibilitas Radio Bass Fm . Sehingga dalam penelitian ini nantinya akan mendapatkan dua hasil yaitu persepsi masyarakat dan kredibilitas radio Bass Fm itu sendiri. Karena dari persepsi masyarakat yang bervariasi tentang radio Bass Fm ini akan memunculkan kesimpulan bahwa radio Bass Fm ini merupakan radio yang berkredibilitas atau radio yang tidak memiliki kredibilitas.