pendahuluan - IPB Repository

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam
mewujudkan
keadaan
gizi
yang
baik,
tubuh
manusia
membutuhkan macam dan jumlah zat gizi dalam ukuran yang sebanding dengan
yang dibutuhkan tubuh (Notoatmojdo, 2003). Keadaan gizi meliputi proses
penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
pemeliharaan serta aktivitas. Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah
gizi utama yaitu kurang gizi makro dan kurang gizi mikro. Kurang gizi makro pada
dasarnya merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan
asupan energi dan protein. Masalah gizi makro adalah masalah gizi yang
utamanya disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi
dan protein. Kekurangan zat gizi makro umumnya disertai dengan kekurangan
zat gizi mikro (Notoatmodjo, 2003). Kekurangan zat gizi tersebut akan
mempengaruhi status kesehatan seseorang yang mempengaruhi fungsi organ
tubuh. Salah satu dampak akibat kekurangan zat gizi tersebut akan
menyebabkan
gangguan
organ
reproduksi
pada
wanita.
Gangguan
perkembangan organ reproduksi ini dapat berupa gangguan saat menstruasi
yang disebut sindrom pra menstruasi (Dharmady 2010).
Prevalensi gangguan saat menstruasi ini dapat terjadi pada perempuan
sekitar 85% (Shreeve 1989). Biasanya berlangsung antara satu minggu sebelum
dan sesudah mentruasi atau haid. Sekitar 40% perempuan dengan rentan umur
14-50 tahun beresiko mengalami sindrom pra menstruasi (PMS) dan banyak
perempuan yang mengalami gejala sindrom pra menstruasi (PMS) dalam rentan
waktu yang cukup lama. Pada wanita usia subur gejala sindrom pra menstruasi
terjadi sebesar 75% (Priyo 2010). Mereka dapat merasakan gejala tersebut lebih
dari dua minggu dalam satu bulan dengan gangguan mulai dari yang ringan
hingga berat. Gejala yang dapat dirasakan yaitu pusing, mual, pembengkakan
payudara, perut kembung sampai pingsan, ledakan emosi dalam bentuk amarah,
sensitivitas yang tinggi, sedih, sunyi dan hingga rasa ingin bunuh diri (Shreeve
2010).
Penyebab sindrom pra menstruasi sampai saat ini belum jelas terungkap,
namun beberapa teori menyatakan antara lain disebabkan karena faktor
hormonal dimana terjadi ketidakseimbangan antara hormon, dimana estrogen
lebih tinggi dibandingkan dengan progesterone (Shreeve 1989). Faktor konsumsi
zat gizi yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan tersebut yaitu kekurangan
zat-zat gizi seperti protein hewani, vitamin dan mineral, diantaranya yaitu vitamin
B6, Vitamin C, Vitamin E, magnesium, kalsium dan asam lemak linoleat. Pola
hidup seperti kegiatan fisik seperti berolahraga yang kurang, kebiasaan merokok
dan minum minuman beralkohol dapat memperberat gejala sindrom pra
menstruasi (Karyadi 2005).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 menyatakan
bahwa prevalensi tingkat aktivitas fisik yang rendah pada usia 10 tahun keatas
mencapai sekitar 48,2%. Aktivitas fisik yang rendah ini dapat mempengaruhi
sistem kontraksi otot. Penelitian yang dilakukan Agustini (2007) menyatakan
bahwa rendahnya konsumsi sayur-mayur dan buah-buahan yang merupakan
sumber vitamin dan mineral selain serat kasar akan meningkatkan gejala
sindrom pra menstruasi. Hasil Riset Penelitian Dasar 2007, menunjukkan bahwa
secara keseluruhan, penduduk umur 10 tahun ke atas kurang konsumsi buah
dan sayur sebesar 93,6% secara nasional sedangkan untuk Provinsi Jawa Barat
96,4%.
Polisi sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan negara harus memiliki
kemampuan dan kualitas yang prima agar dapat melaksanakan tugas pokok
sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan maupun kekuatan sosial dan politik
(Suciani 2007). Polres merupakan lembaga kepolisian yang berada di tingkat
Kabupaten. Salah satunya adalah Polres Cimahi yang berada di Kota Cimahi.
Personil yang terdapat di Polres Cimahi tidak hanya pria saja namun juga
terdapat wanita atau yang lebih dikenal dengan sebutan polwan. Polwan
bertugas sesuai dengan bagian yang telah ditentukan oleh Kepala Polisi Resor
Cimahi. Polisi yang mempunyai aktivitas berat harus dapat memenuhi kebutuhan
zat gizi. Seorang akan dapat berprestasi maksimal apabila keseimbangan zat gizi
ini dapat terus diciptakan.
Aktivitas yang tinggi sebagai anggota polisi dapat dirasakan pula oleh
atlet bulutangkis putri dimana berlatih untuk sesuai instruksi pelatih untuk dapat
berprestasi pada sebuah turnamen pertandingan. Berdasarkan latar belakang
yang
diungkapkan
di
atas,
penulis
tertarik
untuk
melanjutkan
dan
membandingkan hasil penelitian Yesika Tenia mengenai “Hubungan Status Gizi
dan Aktivitas Fisik Terhadap Keluhan Menstruasi pada Atlet dan Nonatlet
Bulutangkis Putri Pemusatan Latihan Nasional Cipayung” dengan penelitian ini
dengan menganalisis faktor yang mempengaruhi sindrom pra menstruasi pada
polwan di Polres Kota Cimahi.
Tujuan
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu menganalisis faktor yang
mempengaruhi sindrom pra menstruasi pada polisi wanita di Polres Kota Cimahi.
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu
1. Mempelajari tingkat pengetahuan sampel
2. Mempelajari tingkat aktivitas sampel
3. Mempelajari frekuensi konsumsi pangan hewani,konsumsi sayuran dan
konsumsi buah
4. Mempelajari usia menarche, lama menstruasi dan periode menstruasi
sampel
5. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan, aktivitas fisik, frekuensi
konsumsi pangan hewani, frekuensi konsumsi sayuran, frekuensi
konsumsi buah, usia menarche, lama menstruasi dan periode menstruasi
dengan sindrom pra menstruasi
6. Menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan, aktivitas fisik, frekuensi
konsumsi pangan hewani, frekuensi konsumsi sayuran, frekuensi
konsumsi buah, usia menarche, lama menstruasi dan periode menstruasi
terhadap sindrom pra menstruasi
Hipotesis
1. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan, aktivitas fisik, frekuensi
konsumsi pangan hewani, frekuensi konsumsi sayuran, frekuensi
konsumsi buah, usia menarche, lama menstruasi dan periode menstruasi
dengan sindrom pra menstruasi
2. Ada pengaruh tingkat pengetahuan, aktivitas fisik, frekuensi pangan
hewani, frekuensi konsumsi sayuran, frekuensi konsumsi buah, usia
menarche, lama menstruasi dan periode menstruasi terhadap sindrom
pra menstruasi
Kegunaan
1. Praktik
Sebagai sarana latihan dan pengalaman dalam menerapkan ilmuilmu yang telah didapat di bangku kuliah, dengan kenyataan yang
sesungguhnya dilapangan.
2. Keilmuan
Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap faktor-faktor penyebab
dari terjadinya pre menstruasi sindrom.
Download