63-69 - IJMS - Indonesian Journal on Medical Science

advertisement
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016
Hubungan Tingkat Stress Dengan Siklus Menstruasi
Pada Mahasiswa Kebidanan Tingkat I Dan II
Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
Relationship Between The Level Of Stress To The Menstrual
Cycle In Midwifery Students I And Ii Levels
Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
Francisca Endah Wahyuningrum Chusnul Chotimah ²
Prodi Kebidanan Poltekkes Bhakti Mulia
[email protected]
[email protected]
Abstract:
Keywords :
Abstrak:
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
63
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016
Kata kunci :
I.
PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi merupakan bagian
paling penting dalam program kesehatan,
kesehatan reproduksi mempunyai pengaruh
terhadap aspek kehidupan yaitu sejak
dalam kandungan sampai dia berusia lanjut.
Beberapa penyakit ginekologi dan gangguan
kesehatan reproduksi merupakan masalah
yang serius seperti siklus menstruasi yang tidak
teratur, kemandulan, keputihan, kanker rahim
(Wiknjosastro, 2007).
Siklus mensturasi merupakan waktu sejak
hari pertama mensturasi sampai datangnya
mensturasi
periode
berikutnya.
Siklus
mensturasi pada wanita normalnya berkisar
antara 21-32 hari dengan lama mensturasi 3-7
hari, dengan jumlah darah selama menstruasi
berlangsung tidak melebihi 80 ml, ganti
pembalut 2-6 kali per hari (Prawiroharjo, 2011).
Berdasarkan
hasil
studi
terhadap
4000 wanita, hanya 3% diantaranya yang
mempunyai siklus menstruasi yang teratur.
Hampir semua wanita mengalami siklus
menstruasi yang kurang teratur dari bulan yang
satu ke bulan yang lain, pasti ada perubahan
sedikit (Beri-Beri, 2010). Siklus haid yang
tidak teratur tidak memiliki pola tertentu seperti
siklus menstruasi yang memanjang atau lebih
dari 35 hari (oligomenore), siklus menstruasi
yang pendek kurang dari 21 hari atau dalam
sebulan mengalami menstruasi lebih dari sekali
(polimenore), bahkan tidak menstruasi selama
3 bulan (amenore) (Hestiantoro, 2007).
Siklus pendek maupun panjang sama-sama
menunjukkan ketidakberesan pada sistem
metabolisme dan hormonal. Dampaknya yaitu
jadi lebih sulit hamil (infertilitas). Siklus pendek
yang terjadi pada
wanita dapat mengalami unovulasi karena
sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit
64
untuk dibuahi. Siklus panjang pada wanita
menandakan sel telur jarang sekali diproduksi
atau wanita mengalami ketidaksuburan
yang cukup panjang. Apabila sel telur
jarang diproduksi berarti pembuahan akan
sangat
jarang
terjadi.
Ketidakteraturan
siklus menstruasi juga membuat wanita sulit
mencari kapan masa suburnya. Wanita yang
memiliki siklus 28 hari hanya sekitar 10-15%
(Hestiantoro, 2007).
Siklus menstruasi ditentukan oleh beberapa
faktor salah satunya adalah stress. Selain itu
fungsi hormon terganggu, kelainan sistemik,
kelenjar gondok, hormon proklatin dan hormon
proklatin berlebih juga merupakan penyebab
terjadinya
gangguan
siklus
menstruasi
(Hestiantoro,2007).
Wangsa (2010) menjelaskan bahwa
stress adalah suatu kondisi dimana keadaan
tubuh terganggu karena tekanan psikologis.
Penyebab utama stress (ketegangan) dan
masalah yang ada pada remaja berasal
dari hubungan dengan teman dan keluarga,
tekanan dan harapan dari diri mereka sendiri
dan orang lain, tekanan di sekolah oleh guru
dan pekerjaan rumah, tekanan ekonomi dan
hal buruk yang terjadi dalam kehidupan mereka
misalnya kematian, perceraian dan penyakit
yang dideritanya atau anggota keluarganya
(Nasution,2007).
Manusia mengalami stres dari tiga sumber
Stres lingkungan mencakup kebisingan,
kepadatan, tekanan waktu, standar prestasi,
ancaman terhadap rasa aman dan harga diri
serta penyesuaian diri dengan teman,pasangan
(dari tubuh) antara lain perubahan kondisi
tubuh seperti masa remaja, haid,proses
menua,kecelakaan, kurang gizi, kurang tidur.
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016
Stres pikiran merupakan pemaknaan diri dan
lingkungan dimana pikiran menginterpretasidan
menerjemahkan
pengalaman
perubahan
(Gunarya, 2008).
Menurut Kusmiran (2011), faktor dari
variasi siklus menstruasi yaitu pengaruh dari
merupakan faktor penting yang berhubungan
dengan ketidakteraturan siklus menstruasi dan
nyeri pada saat menstruasi (dismenorhea).
Hasil wawancara terstruktur terhadap
10 mahasiswa kebidanan tingkat I dan II
Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo menunjukkan
bahwa keluhan terbesar yaitu oligomenore 7
mahasiswa (70%) dan 2 mahasiswa (20%)
mengalami polimenore 1 mahasiswa (10%)
mengalami amenorea.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
adakah hubungan tingkat Stress dengan siklus
menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat
I dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo tahun
2016?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan tingkat Stress dengan siklus
menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat
I dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo tahun
2016.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Prodi D III
Kebidanan tingkat I dan II Poltekkes Bhakti
Mulia Sukoharjo. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Mei – Juli 2016. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian analitik
dengan pendekatan cross sectional. Jumlah
sampel yang digunakan 46 mahasiswa. Tehnik
pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Total sampling. Variabel
penelitian meliputi a) variabel bebas: tingkat
stress. b) variabel terikat: siklus menstruasi.
Pengumpulan data dalam penelitian
ini yang menggunakan kuesioner meliputi
variabel tingkat stress sedangkan variabel
siklus menstruasi menggunakan pedoman
wawancara.
Hubungan tingkat stress dengan siklus
menstruasi dianalisis dengan Uji Chi Square.
Kemaknaan statistik ditunjukan oleh nilai p.
III. HASIL PENELITIAN
Distribusi frekuensi untuk karakteristik
responden berdasarkan semester tercantum
pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.
Karakteristik
berdasarkan semester
responden
Frekuensi
Persen %
Semester II
15
32,6
Semester IV
31
67,4
Total
46
100,0
Sumber : data sekunder, 2016
Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan
bahwa dari 46 responden sebagian besar
adalah mahasiswa semester IV dengan jumlah
mahasiswa 31 mahasiswa dengan presentase
67,4 %.
Distribusi frekuensi untuk tingkat stress
tercantum pada tabel dibawah ini :
Tingkat
stress
Normal
Frekuensi
(jiwa)
33
Persentase
(%)
71,7
Ringan
7
15,2
Sedang
Berat
4
2
8,7
4,3
Sangat berat
0
0
Total
46
100,0
Sumber : data primer, 2016
Berdasarkan tabel 2, dari 46 responden
sebagian besar mengalami stress normal
sebanyak 33 mahasiswa (71,7%) dan sebagian
kecil mengalami stress berat sebanyak 2
mahasiswa (4,3 %) dan tidak ada mahasiswa
yang mengalami tingkat stress sangat berat.
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
65
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016
Data keteraturan siklus menstruasi didapat
melalui teknik wawancara. Distribusi frekuensi
keteraturan siklus menstruasi tercantum pada
tabel dibawah ini :
Tabel 3. Distribusi frekuensi responden
berdasarkan keteraturan siklus menstruasi
Siklus
menstruasi
Frekuensi
(jiwa)
Persentase
(%)
Teratur
33
71,7
Tidak teratur
13
28,3
Total
46
100,0
Sumber : data primer, 2016
Berdasarkan tabel 3, dari 46 responden
sebagian besar mengalami siklus menstruasi
yang teratur yaitu dengan persentase (71,7%),
33 mahasiswa.
Analisis
bivariat
digunakan
untuk
mengetahui hubungan tingkat stress dengan
siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan
tingkat I dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
Tabel 4. Hubungan tingkat stress dengan
siklus
menstruasi
pada
mahasiswa
kebidanan tingkat I dan II Poltekkes Bhakti
Mulia Sukoharjo
Siklus
menstruasi
Tingkat
stress
Tidak
teratur
(jiwa)
Teratur
(jiwa)
Total
x2
p
Value
Normal
3 (6,5)
30
(65,2%)
33
(71,7%)
24,
092
0,000
Ringan
4 (8,7%)
3
(6,5%)
7
(15,2%)
Sedang
4 (8,7%)
0 (0%)
4 (8,7%)
Berat
2 (4,3%)
0 (0%)
2 (4,3%)
Sangat
berat
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
Total
13
(28,3%)
33
(71,7%)
46
(100,0%)
66
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dari 46
responden dapat diketahui bahwa responden
yang mempunyai tingkat stress berat dengan
siklus haid tidak teratur adalah 2 mahasiswa
dengan persentasi 4,3 %. Sedangkan
responden yang mengalami tingkat stress
normal dengan siklus menstruasi teratur
sebanyak 30 mahasiswa prosentasenya
65,2 %.
Untuk mengetahui hubungan tingkat
stress sebagai variabel bebas dengan
siklus menstruasi sebagai variabel terikat
menggunakan uji statistik chi square yang
diperoleh dari uji hipotesis dengan rumus chi
square dan didapatkan nilai x2 hitung = 24,092
> x2 tabel = 7,81473 dan p value = 0,000 <0,05
dengan demikian disimpulkan bahwa ada
dengan siklus menstruasi pada mahasiswa
kebidanan tingkat I dan II Poltekkes Bhakti
Mulia Sukoharjo tahun 2016.
IV. PEMBAHASAN
1. Tingkat stress pada mahasiswa kebidanan
tingkat I Dan II Poltekkes Bhakti Mulia
Sukoharjo
Dari hasil penelitian diperoleh data seperti
pada tabel 4.2 tentang tingkat stress yang
dilakukan pada mahasiswa kebidanan tingkat
I dan II di Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
tahun 2016 dapat diketahui bahwa dari
semua responden sebagian besar mahasiswa
mengalami stress normal, disusul oleh
mahasiswa yang mengalami stress ringan,
selanjutnya oleh mahasiswa yang mengalami
stress sedang, adapun sebagian kecil
mahasiswa mengalami stress berat dan tidak
ada yang mengalami stress sangat berat.
Ini sesuai dengan teori menurut Agolla dan
Ongori dalam Purwati (2012) mengemukakan
bahwa sumber stres akademik meliputi
manajemen waktu, tuntutan akademik, dan
lingkungan akademik. Sumber stres tersebut
dijabarkan dan diperoleh berupa tugastugas akademik, penurunan motivasi, peran
akademik, jadwal perkulihan yang padat dan
tidak jelas, serta kecemasan tidak mendapatkan
pekerjaan setelah lulus kuliah. Adapun teori
lain yang mendukung penelitian ini adalah teori
Psychology Foundation of Australia (2010),
yang mengatakan bahwa stress normal yang
dihadapi secara teratur dan merupakan bagian
alamiah dari kehidupan. Seperti dalam situasi
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016
kelelahan setelah mengerjakan tugas, takut
tidak lulus ujian, merasakan detak jantung
berdetak lebih keras setelah aktivitas. Stress
normal alamiah dan menjadi penting, karena
setiap orang pasti pernah mengalami stress
bahkan sejak dalam kandungan.
rentang sedang. Karakteristik mahasiswa
reguler angkatan 2010 FIK UI rata-rata berusia
19,38 tahun, didominasi oleh perempuan,
memiliki indeks prestasi cum laude, dan
tidak pernah mengunjungi pusat pelayanan
kesehatan dalam waktu satu bulan terakhir.
Stress adalah suatu kondisi yang
disebabkan oleh transaksi antara individu
dengan
lingkungan
yang menimbulkan
persepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari
situasi sumber daya sistem biologis, psikologis
dan sosial dari seseorang. Stress yang dialami
seseorang tidak saja yang bersangkutan
mengeluh
secara
subyektif
bagaimana
diuraikan pada tahapan Stress. (Sriati, 2008).
2. Siklus menstruasi pada mahasiswa
kebidanan Tingkat I Dan II Poltekkes Bhakti
Mulia Sukoharjo
Dari hasil penelitian diperoleh data seperti
pada tabel 4.3 tentang siklus mestruasi yang
dilakukan pada mahasiswa kebidanan tingkat
I dan II di Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
tahun 2016 dapat diketahui bahwa dari semua
responden terdapat sebagian besar mahasiswa
dengan siklus menstruasi teratur dan sebagian
kecil mengalami siklus tidak teratur.
Tingkatan stress, stress normal yang
dihadapi secara teratur dan merupakan bagian
alamiah dari kehidupan. Seperti dalam situasi:
kelelahan setelah mengerjakan tugas, takut
tidak lulus ujian, merasakan detak jantung
Stress ringan adalah stressor yang
dihadapi secara teratur yang dapat berlangsung
beberapa menit atau jam. Situasi seperti banyak
tidur, kemacetan atau dimarahi dosen.
Stress sedang adalah stressor yang
dihadapi lebih lama, antara beberapa jam
sampai beberapa hari. Misalnya masalah
perselisihan yang tidak dapat diselesaikan
dengan teman atau pacar.
Stress berat adalah situasi kronis yang
dapat terjadi dalam beberapa minggu sampai
tahun, seperti perselisihan dengan dosen
atau teman secara terus-menerus, kesulitan
Stress sangat berat adalah situasi kronis
yang dapat terjadi dalam beberapa bulan
dan dalam beberapa waktu yang tidak dapat
ditentukan. Seseorang yang mengalami stress
sangat berat tidak memeiliki motivasi untuk
hidup dan cenderung pasrah (Psychology
Foundation of Australia, 2010).
Hasil penelitian ini hampir sama dengan
hasil penelitian yang dilakukan Susi Purwati
2012) yaitu Tingkat Stress Akademik Pada
Mahasiswa Reguler Angkatan 2010 Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas indonesia.
Dengan hasil Tingkat Stres Akademik Pada
Mahasiswa Keperawatan Universitas Indonesia
Siklus menstruasi yaitu merupakan salah
satu siklus menstruasi yang berlangsung
selama 28 hari. Siklus normal berlangsung
dalam rentang waktu 21-35 hari. Panjang daur
dapat bervariasi pada satu wanita selama saatsaat yang berbeda dalam hidupnya, bahkan
dari bulan kebulan tergantung pada berbagai
wanita tersebut. Selama siklus menstruasi,
ovarium menghasilkan hormone estrogen dan
progesteron (Saryono, 2009).
Faktor – faktor penyebab gangguan
siklus menstruasi adalah fungsi hormon yang
terganggu ini dikarenakan menstruasi terkait
erat dengan sistem hormon yang diatur oleh
sistemik yaitu wanita yang memiliki tubuh terlalu
gemuk maupun terlalu kurus. Stress ini jangan
dianggap enteng sebab akan mengganggu
sistem metabolisme didalam tubuh. Kelenjar
gondok jika terganggunya fungsi kelenjar
gondok atau tiroid juga bisa menjadi penyebab
tidak teraturnya siklus menstruasi. Jika kelenjar
gondok terlalu tinggi atau terlalu rendah
akan mengganggu sistem hormonal tubuh.
Hormon prolaktin berlebih pada ibu menyusui,
ini dikarenakan hormon ini menekan tingkat
kesuburan ibu, hormon prolaktin juga bisa
tinggi biasanya disebabkan kelainan pada
(Proverawati dan Misaroh, 2009).
Penelitian ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan Desty Nur Isnaeni (2010),
yaitu Hubungan tingkat stress dengan pola
menstruasi pada mahasiswa D IV Kebidanan
Jalur Reguler Universitas sebelas Maret
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
67
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016
Surakarta. Dengan hasil ada hubungan
antara stress dengan pola menstruasi dengan
kekuatan korelasi lemah.
3. Hubungan tingkat stress dengan siklus
mentruasi pada mahasiswa kebidanan
Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo tahun
2016
Dari hasil penelitian diperoleh data seperti
pada tabel 4.4 tentang hubungan tingkat stress
dengan siklus mestruasi yang dilakukan pada
mahasiswa kebidanan tingkat I dan II di Poltekkes
Bhakti Mulia Sukoharjo tahun 2016 dapat
dikatakan bahwa tingkat stress berpengaruh
pada siklus menstruasi. Sebagian besar
responden mengalami tingkat stress normal
dengan siklus menstruasi normal, sedangkan
sebagian kecil mengalami tingkat stress normal
dengan siklus menstruasi tidak normal. Disusul
oleh responden yang mengalami tingkat stress
ringan dengan siklus menstruasi tidak teratur
maupun responden yang mengalami tingkat
stress ringan dengan siklus menstruasi teratur.
Berikutnya ada responden yang mengalami
tingkat stress sedang dengan siklus menstruasi
tidak normal, untuk tingkat stress
sedang
dengan siklus menstruasi normal tidak ada
responden yang mengalaminya. Bagian paling
kecil responden mengalami tingkat stress berat
dengan siklus menstruasi tidak teratur, dan
tidak ada responden yang mengalami tingkat
stress berat dengan siklus menstruasi teratur.
Sedangkan untuk tingkat stress sangat berat
dengan siklus menstruasi teratur ataupun tidak
teratur tidak ada yang mengalaminya.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan Mulastin (2010) yaitu Hubungan
stress dengan siklus menstruasi pada wanita
pekerja di desa Palemkerep kecamatan Mayong
kabupaten Jepara. Dengan hasil penelitian
sebagian besar responden mengalami stress
dengan siklus normal, dan sebagian kecil
mengalami stress dengan siklus tidak normal.
Stress seringkali membuat siklus mentruasi
yang tidak teratur. Hal ini terjadi karena
Stress sebagai rangsangan sistem saraf
diteruskan ke susunan saraf pusat yaitu limbic
system melalui tranmisi saraf, selanjutnya
melalui saraf autonom akan diteruskan ke
kelenjar- kelenjar hormonal (endokrin) hingga
mengeluarkan secret (cairan) neurohormonal
menuju hipofhisis melalui sistem prontal guna
mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk
FSH (Folikell
Stimulazing Hormone) dan
68
LH (Leutenizing Hormon), produksi kedua
hormon tersebut adalah dipengaruhi oleh RH
(Realizing Hormone) yang di salurkan dari
sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan
balik estrogen terhadap hipotalamus sehingga
selanjutnya mempengaruhi proses menstuasi
(Prawirohardjo, 2011).
V. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang
hubungan tingkat stress dengan siklus
menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat
I dan II Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo tahun
2016 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat stress pada mahasiswa kebidanan
tingkat I dan II Poltekkes Bhakti Mulia
Sukoharjo sebagian besarnya mengalami
tingkat stress normal, sebanyak 33
mahasiswa (71,7%).
2. Siklus menstruasi pada mahasiswa
kebidanan tingkat I dan II Poltekkes Bhakti
Mulia Sukoharjo sebagian besar siklusnya
adalah teratur yaitu 33 mahasiswa (71,7%).
3. Dengan nilai p=0,000 < 0,05. Dan nilai
X2hitung =24,092 > X2tabel= 7,81473.
Maka dapat disimpulkan Ada hubungan
dengan siklus menstruasi pada mahasiswa
kebidanan Poltekkes
Bhakti
Mulia
Sukoharjo.
DAFTAR PUSTAKA
Beri-beri.
2010.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi tidak teraturnya siklus
menstruasi pada mahasiswa tingkat
program studi kebidanan. http://www. Beriberi.com//Diakses tanggal 27 Mei 2016.
Desti, N. 2010. Hubungan Stress dengan pola
menstruasi. Surakarta. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Universitas Negeri Surakarta.
Gunarya, A. 2008. Manajemen Stress.http://
www.unhas.ac.id//Manajemen.
Diakses
tanggal 30 Mei 2016
Hestiantoro, A. 2007. Mengapa Haid Tidak
teratur? Penyebab dan solusinya.http://
www.gambarhidup.blogspot. com. Diakses
tanggal 5 Juni
Kusmiran, E. 2011. Reproduksi Remaja dan
Wanita.Jakarta:Salemba Medika
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 2 - Juli 2016
Mulastin. 2011. Hubungan Stress dengan Siklus
Menstruasi pada Wanita Pekerja Di Desa
Pelemkerep Kecaatan Mayong Kabupaten
Jepara. Karya Tulis Ilmiah. Jepara.
Nasution, Indri Kemala. 2007. Stres pada
Remaja. http://library.usu.ac.id//. Diakses
tanggal 10 Juni 2016.
Prawirohardjo, S 2011. Ilmu kandungan. Edisi
3. Jakarta : EGC.
Proverawati, A dan Misaroh, S. 2009.
Menarche: mentruasi pertama penuh
makna. Yogyakarta: Nuha Medika.
Psychology Foundamention of Australia. 2010.
Depression anxiety Stress scale. British
Journal of Clinical Psycology.[Diakses
tanggal 3 April 2016]. Didapat dari : http://
www.academia.edu/
Purwati, S. 2012. Tingkat Stres Akademik
Pada Mahasiswa Reguler Angkatan 2010
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia. Depok. Skripsi. Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
Saryono. 2009. Sindrom Premenstruasi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sriati, A. 2008. Tinjauan tentang Stress.
[Diakses pada tanggal 5 maret 2015].
Didapat dari http://resources.unpad. ac.id.
Wangsa, T. 2010. Menghadapi Stress Dan
Depresi,
Seni Menikmati Hidup agar
Selalu Bahagia. Jakarta : Oryza
Wiknjsastro, H. 2007. Ilmu Kandungan dan
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Pustaka
Sarwono
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
69
Download