BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olahraga senam sudah sedemikian maju, khususnya senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota besar maupun di kota-kota kecil. Senam merupakan salah satu jenis latihan fisik yang digunakan sebagai sarana mencegah dan menurunkan berat badan serta sebagai sarana rehabilitasi atau terapi yang efektif. Memang banyak manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas ini, mulai dari meningkatkan kerja jantung, meningkatkan kekuatan otot, membakar lemak, serta manfaat-manfaat lainnya bagi tubuh (Rahayu dkk, 2012) Aerobik adalah suatu bentuk olahraga dimana energi yang dihasilkan berasal dari oksigen yang dihirup. Ada pula yang menyebutnya latihan kardiovaskuler (cardiovascular exercise). Gerakan-gerakan yang dilakukan dalam senam aerobik tidak sulit dilakukan ibu-ibu maupun anak remaja yang pemula, karena diciptakan secara sistematis dan terencana sehingga mudah untuk diikuti, dan dapat membawa manfaat bagi kesegaran jasmani bagi pelakunya. Senam aerobik secara teratur dan terukur dapat membentuk tubuh menjadi lebih proporsional, indah 1 2 dipandang dan menimbulkan daya tarik, dimana komposisi tubuh menunjukkan perbandingan kumpulan otot, tulang, lemak, dan cairan. Senam aerobik yang dilakukan secara teratur dapat mencegah kegemukan, mengurangi stres, membentuk otot dan memperbaiki tonus otot. Senam aerobik juga telah terbukti dapat memelihara elastisitas dan kesehatan kulit sehingga tidak cepat keriput dan tampak awet muda (Rahayu dkk, 2012) Latihan olahraga senam aerobik yang dilakukan terlalu sedikit atau cenderung tidak pernah olahraga, dapat menyebabkan siklus menstruasi yang panjang, tidak teratur dan dapat mengakibatkan nyeri pada saat menstruasi (dismenore). Hubungan senam aerobik dengan siklus menstruasi, senam aerobik memiliki manfaat untuk mengurangi stress yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi (Kurniali dan Brotoasmoro, 2007). Menstruasi adalah luruhnya sel ovum yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Hal ini terjadi secara periodik atau terdapat siklus menstruasi. Dalam siklus menstruasi, perubahan kadar hormon di dalam tubuh wanita akan terjadi, khususnya pada masa sebelum menstruasi. Berubahnya jumlah hormon dapat menyebabkan dampak pada fisik dan emosi yang terkadang dapat muncul berhari-hari sebelum menstruasi. Lama menstruasi biasanya antara 3-7 hari, Lama siklus menstruasi pada setiap wanita 21-35 hari tergantung dari wanita itu sendiri (Winkjosastro, 2011; Wirasasmita, 2014). 3 Salah satu penyebab gangguan siklus menstruasi adalah stres, stres tersebut menyebabkan peningkatan kadar hormon corticotropin-relasing hormone dan glucocorticoid sehingga menghambat sekresi GnRH oleh hipotalamus dan dapat menyebabkan fluktuasi kadar FSH dan LH yang akan mempengaruhi siklus menstruasi (Varney, 2008). Masa remaja adalah masa peralihan yang membuat sebagian besar orang mengalami krisis mental yang sangat labil. Ketidakseimbangan hormon adalah penyebabnya, penyebab lain gejala ketidakseimbangan hormon pada remaja adalah stres. Tekanan yang ada di rumah, persaingan di sekolah dan persaingan antar teman membuat remaja menjadi stress (Wijaya, 2009). Stres juga menempatkan tekanan tambahan pada kelenjar adrenal yang mengatur hormon dalam tubuh. Ketidakseimbangan ini menyebabkan beberapa masalah emosional serta fisik lainnya yang berkaitan dengan hormon pada remaja. Kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar kortisol yang menurunkan produksi progesteron, menurunnya hormon progesteron berpengaruh pada siklus menstruasi remaja sehingga siklus menstruasi remaja menjadi tidak stabil. Menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007, remaja adalah laki-laki dan perempuan yang belum kawin dengan batasan usia meliputi 15-24 tahun (Wijaya, 2009; Sarwono, 2013). 4 Berdasarkan hasil penelitian Asmarani (2010) terdapat hubungan antara latihan dan siklus haid atlet pada frekuensi yang terendah 1 kali/minggu dan frekuensi tertinggi 11 kali/minggu, durasi latihan terendah 1 jam dan durasi tertinggi 3,5 jam. Berdasarkan hasil survei studi pendahuluan dengan melakukan wawancara pada tanggal 12 Desember 2015 di tempat aerobik Bengawan Sport Centre pada 5 mahasiswi di dapatkan hasil 4 orang yang mengalami siklus menstruasi teratur setelah melakukan senam aerobik teratur dan 1 orang yang senam aerobik tidak teratur. Urgensi atau pentingnya penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh keikutsertaan senam aerobik terhadap siklus menstruasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Keikutsertaan Senam Aerobik terhadap Siklus Menstruasi pada Mahasiswi di Bengawan Sport Centre Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang muncul adalah adakah pengaruh keikutsertaan senam aerobik terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi di Bengawan Sport Centre Surakarta ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keikutsertaan senam aerobik terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi di Bengawan Sport Centre Surakarta. 5 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui frekuensi senam aerobik pada mahasiswi di Bengawan Sport Centre Surakarta. b. Mengetahui siklus menstruasi pada mahasiswi di Bengawan Sport Centre Surakarta. c. Menganalisa pengaruh keikutsertaan senam aerobik terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi di Bengawan Sport Centre Surakarta. D. Manfaat Penelitian Memberi informasi mengenai pengaruh keikutsertaan senam aerobik terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi di Bengawan Sport Centre Surakarta.