tinjauan pustaka

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Sindrom pra menstruasi
Pengertian
Sindrom pra menstruasi (PMS) adalah kumpulan gejala akibat perubahan
hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari
ovarium). Sindrom ini akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai
beberapa hari setelah selesai haid (Baziad 2002).
Etiologi
Penyebab munculnya gejala ini memang belum jelas, beberapa teori
menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan
antara hormon estrogen dan progesteron, namun teori lain menyebutkan
dikarenakan hormon estrogen yang berlebihan. Berdasarkan hasil penelitian
dijelaskan
salah satu kemungkinan yang kini sedang diteliti adalah adanya
perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang
menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel telur yang berhubungan
dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial atau fungsi
serotonin yang dialami penderita (Shreeve 1989).
Sindrom ini biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka
terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid. Terdapat beberapa faktor yang
dapat meningkatkan resiko terjadinya PMS. (1) Wanita yang pernah melahirkan
(PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah
mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima), (2) Status perkawinan
(wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang
belum menikah), (3) Usia (PMS semakin sering dan mengganggu dengan
bertambahnya usia, terutama antara usia 30-45 tahun), (4) Stres (faktor stres
memperberat gangguan PMS), (5) Diet (faktor kebiasaan makan seperti tinggi
gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan
dapat memperberat gejala PMS), (6) Kekurangan zat-zat gizi seperti kurang
vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng,
mangan, asam lemak linoleat. Kebiasaan merokok dan minuman beralkohol juga
dapat memperberat gejala PMS, (7) Kegiatan fisik (kurang berolahraga dan
aktivitas fisik dapat menyebabkan semakin beratnya PMS) (Anonim 2007).
Gejala Klinis
Gejala
yang
paling
sering
ditemukan
adalah
iritabilitas
(mudah
tersinggung) dan disforia (prasaan sedih). Gejala ini mulai dirasakan 7-10 hari
menjelang
menstruasi
berupa
gejala
fisik
maupun
psikis
yang
dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari dan menghilang setelah menstruasi. Menurut
Dr. Guy E Abraham (1984), ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas
Kedokteran UCLA, AS membagi sindrom pra menstruasi menurut gejalanya
yakni tipe A, H, C dan D.
Wanita yang mengalami sindrom pra menstruasi tipe A (anxiety) sekitar
80%,
ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang,
perasaan labil. Beberapa wanita dapat mengalami depresi ringan sampai
sebelum mendapatkan haid. Gejala ini timbil akibat ketidakseimbangan hormon
estrogen dan progesteron, dimana hormon estrogen lebih tinggi dibandingkan
dengan hormon progesteron.
Penderita sindrom pra menstruasi tipe H (hyperhydration) sebanyak 60%,
memiliki gejala edema (pembengkakan, perut kembung, nyeri pada buah dada,
pembengkakan tangan dan kaki dan peningkatan berat badan sebelum haid).
Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe sindrom pra
menstruasi lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan
ekstrasel karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita.
Pemberian obat diuretik untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium
pada tubuh.
Sindrom pra menstruasi tipe C (craving) sekitar 40% diderita oleh wanita,
ditandai dengan rasa lapar, rasa ingin untuk mengkonsumsi makanan yang
manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula atau
sirup). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah mengkonsumsi gula dalam
jumlah banyak akan timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung
berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul
karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin
mengkonsumsi makanan manis dapat dikarenakan oleh faktor stres, tinggi garam
dalam diet makanan, asupan asam lemak essensial (omega 6) yang kurang atau
kurangnnya asupan magnesium.
Wanita yang mengalami Sindrom pra menstruasi tipe D (depression)
sekitar 20%, ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah,
gangguan
tidur,
pelupa,
bingung,
sulit
dalam
mengucapkan
kata-kata
(verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba
bunuh diri. Biasabya sindrom pra menstruasi tipe D berlangsung bersamaan
dengan sindrom pra menstruasi tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh tipe
sindrom pra menstruasi benar-benar murni tipe D. Sindrom pra menstruasie tipe
D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen
dimana hormon progesteron dalam siklus haid lebih tinggi dibandingkan dengan
hormon estrogennya. Kombinasi sindrom pra menstruasie tipe D dan tipe A
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino
tyrosine, penyeerapan dan penyimpanan timbal di tubuh atau kekurangan
magnesium dan vitamin B (terutama B6).
Penatalaksanaan Gizi
Pencegahan PMS (sindrom pra-menstruasi) dapat dilakukan melalui
diet yang tepat dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Membatasi kosumsi makanan seperti tinggi gula, tinggi garam, daging
merah (sapi dan kambing), alkohol, kopi, teh, coklat, serta minuman
bersoda.
2. Kurangi rokok atau berhenti merokok.
3. Batasi konsumsi protein (sebaiknya sebanyak 1,5 gr/kg berat badan per
orang).
4. Meningkatkan konsumsi ikan, ayam, kacang-kacangan, dan biji-bijibijian sebagai sumber protein.
5. Batasi konsumsi makanan produk susu dan olahannya (keju, es krim,
dan lainnya) dan gunakan kedelai sebagai penggantinya.
6. Batasi konsumsi lemak dari bahan hewani dan lemak dari makanan
yang digoreng.
7. Meningkatkan konsumsi sayuran hijau.
8. Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung asam lemak
esensial linoleat seperti minyak bunga matahari, minyak sayuran.
9. Konsumsi vitamin B kompleks terutama vitamin B6, vitamin E, kalsium,
magnesium juga omega-6 (asam linolenat gamma GLA).
Di samping diet, berikut ini untuk mencegah munculnya PMS:
1. Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara teratur.
2. Menghindari dan mengatasi stres.
3. Menjaga berat badan. Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan
risiko menderita PMS (Abraham 2011)
Konsumsi Zat Gizi
Zat gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk
melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan dan mengatur proses-proses kehidupan. Makanan yang sehari-hari
dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk
fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh
akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial
adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan.
Zat gizi yang berperan dalam memberi energi yaitu karbohidrat, lemak
dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan oleh
tubuh untuk melakukan kegiatan atau aktivitas, fungsi zat gizi tersebut
dinamakan zat pembakar. Selain itu zat gizi berperan dalam pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh yang berasal dari protein, mineral dan air yang
diperlukan tubuh untuk membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti selsel yang rusak, ketiga zat gizi disebut zat pembangun. Zat gizi yang memiliki
peranan dalam mengatur proses tubuh yaitu protein, mineral, air dan vitamin.
Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel dan membentuk antibodi
sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif. Mineral dan vitamin
diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf
dan otot. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh seperti
darah, cairan pencernaan, jaringan dan mengatur suhu tubuh, peredaran darah,
pembuangan sisa-sisa atau ekskresi. Dalam fungsi mengatur proses tubuh ini
protein, mineral, air dan vitamin dinamakan zat pengatur.
Konsumsi Pangan Hewani
Pangan hewani adalah kelompok pangan yang terdiri dari daging, telur,
susu, ikan dan hasil olahannya. Daging adalah bagian dari karkas hewan ternak
unggas maupun ruminansia. Telur adalah hasil produksi dari ternak unggas
meliputi telur ayam buras, telum ayam ras, telur penyu dan telur itik. Susu adalah
cairan yang diperoleh dari kambing ternak perah sehat dengan cara pemerahan
yang benar, terus-menerus dan tidak dikurangi sesuatu atau ditambahkannya ke
dalamnya sesuatu bahan lain. Ikan adalah komoditas yang berupa binatang air
dan biota perairan lainnya, yang berasal dari kegiatan penangkapan di laut
maupun di perairan umum (waduk, sungai dan rawa) dan hasil dari kegiatan budi
daya (tambak, kolam, keramba dan sawah) yang dapat diolah menjadi bahan
makanan yang lazim atau umum dikonsumsi masyarakat (Baliwati 2004).
Konsumsi Sayur dan Buah
Sayur dan buah adalah sumber vitamin dan mineral yang berasal dari
tanaman, yaitu bunga, daun, batang, umbi atau buah. Sayuran pada umumnya
berumur kurang dari satu tahun. Sayuran daun misalnya bayam, kangkung, sawi,
daun pepaya dan daun singkong. Sayuran yang berasal dari akar adalah wortel,
lobak, bit dan rebung. Sayuran bunga misalnya bunga kol, kubis, brokoli, bunga
turi, bunga pisang dan bunga pepaya. Buah-buahan adalah bagian tanaman
yang berupa buah, baik berasal dari tanaman tahunan ( misalnya durian dan
mangga) maupun tanaman semusim (misalnya melon, semangka, tomat dan
stoberi) dan dapat dikonsumsi tanpa dimasak (Baliwati 2004).
Aktivitas Fisik
Aktivitas olahraga adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan
sistem penunjangnya. Selama melakukan aktivitas olahraga, otot memerlukan
energi di luar energi metabolisme untuk bergerak. Banyaknya energi yang
dibutuhkan bergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama,
dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan. Aktiftas olahraga memerlukan energi
diluar kebutuhan untuk metabolisme basal. Banyaknya energi yang dibutuhkan
tergantung pada berapa banyak otot yang bergerak,berapa lama dan berapa
berat pekerjaan yang dilakukan. Wanita yang rajin berolahraga jarang
mempunyai keluhan premenstruasi bila dibandingkan dengan wanita yang tidak
rajin terlatih.
Menurut FAO/WHO/UNU (2001), aktivitas fisik adalah variabel utama,
setelah angka metabolism basal dalam perhitungan pengeluaran energy. Orangorang yang memiliki aktivitas fisik yang ringan apabila tidak banyak melakukan
kegiatan fisik, tidak banyak berjalan kaki dengan jarak yang jauh, menggunakan
alat transportasi, tidak melakukan olahraga secara teratur dan lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk kegiatan dalam posisi berdiri atau duduk, dengan
sedikit pergerakan tubuh seperti berbicara, membaca, menonton televise,
mendengarkan radio dan menggunakan computer. Orang-orang dengan aktivitas
sedang melakukan pekerjaan yang tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga,
tapi energy yang dikeluarkan sedikit lebih tinggi daripada orang-orang yang
beraktivitas ringan. Orang-orang yang memiliki aktivitas berat biasanya
melakukan aktivitas yang banyak mengeluarkan energi seperti menari, berenang
dan berjalan kali dalam jarak yang jauh dengan membawa beban yang berat.
Periode Menstruasi
Siklus menstruasi atau daur haid adalah pematangan dan pelepasan
sebuah ovum yang terjadi secara siklik. Siklus ini terdiri dari pertumbuhan folikel,
ovulasi ovum dan perubahan-perubahan khas di lapisan endometrium uterus.
Hari pertama daur haid adalah hari pertama pendarahan (haid). Pengertian lain
dari siklus haid yaitu jarak antara dua masa haid (jarak hari pertama haid ke I ke
hari pertama haid berikutnya). Lama setiap siklus haid adalah sekitar 28 hari,
namun tiap perempuan memiliki siklus haid yang tidak sama, antara 21 hari
sampai 35 hari. Apabila siklus haidnya kurang dari 21 atau lebih dari 35 hari
berarti ada yang tidak beres, harus dikonsultasikan ke dokter, begitu pula jika
menstruasi lebih dari 2 minggu, harus diperiksa (Hadipranoto 1997)
Terdapat dua fase berbeda pada daur haid: Fase Folikularis dan Fase
Lutealis. Kedua fase tersebut dipisahkan oleh ovulasi. Selama fase folikularis,
folikel berkembang dan mengeluarkan estrogen. Sel-sel endometrium uterus
bereproduksi dan tumbuh. Selama fase lutealis, progesterone disekresikan oleh
sel-sel folikel yang masih ada dan lapisan uterus menjadi sangat tervaskularisasi
dan sekretorik. Hormon-hormon hipotalamus, hipofisis dan ovarium bekerja sama
dalam suatu keseimbangan yang rumit untuk mengontrol daur haid (Corwin
2000).
Menarche
Menarche adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan cirri khas
kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja
wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarche baik dari faktor usia terjadinya
menarche, adanya keluhan-keluhan selama menarche maupun lamanya hari
menarche. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid
akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman dan mengeluh perutnya terasa
begah. Tetapi pada beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan,
hal ini dipengaruhi oleh asupan zat gizi yang adekuat yang biasa dikonsumsi dan
olahraga yang teratur.
Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarche adalah
estrogen dan progesterone. Estrogen berfungsi mengatur siklus menstruasi,
sedangkan progesterone berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi
kontraksi selama siklus haid. Agar menarche tidak menimbulkan keluhankeluhan, sebaiknya status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik, apabila
asupan zat gizi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin
dan air digunakan oleh tubuh sesuai kebutuhan ( Paath 2005).
Polisi Wanita
Polisi sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan negara harus
memiliki kemampuan dan kualitas yang prima agar dapat melaksanakan tugas
pokok sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan maupun kekuatan sosial dan
politik. Kemampuan dan kualitas kepolisian ditentukan oleh kondisi polisi yang
tangguh
yang
dapat
diandalkan
dalam
setiap
saat
maupun
dalam
melaksaanakan tugasnya. Polisi yang berada di kepolisian tidak hanya kaum pria
namun wanita. Tugas Polwan di Indonesia terus berkembang tidak hanya
menyangkut masalah kejahatan wanita, anak-anak dan remaja, narkotika dan
masalah administrasi bahkan berkembang jauh hampir menyamai berbagai tugas
Polisi pria (Suciani 2007). Kegiatan keseharian mereka dalam lingkup kepolisian
di polres cimahi tergantung dengan sub bidang kerja seperti bertugas dikantor
dan lapangan. Polisi wanita sama halnya dengan perempuan lainnya, dimana
mereka mempunyai metabolisme reproduksi yang rutin setiap bulannya yang
disebut dengan menstruasi. Kejadian menstruasi ini diawali dengan kejadian
sindrom pra menstruasi, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi setiap
pekerjaan mereka.
Download