BERITA TERKINI Arbaclofen untuk Autisme Dari sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan, terungkap bahwa arbaclofen (obat golongan agonis GABA-B) dapat memperbaiki iritabilitas dan agitasi pada anak dengan gangguan spektrum autisme (Autism Spectrum Disorder, ASD). Penelitian fase 2 berdesain acak cross-sectional ini membandingkan arbaclofen dengan plasebo pada anak-anak pengidap sindrom fragile X. Hasil penelitian menunjukkan perbaikan tingkat perilaku sosial pada anak yang menggunakan arbaclofen. Sindrom fragile X, disebut juga sindrom Mar tin-Bell atau sindrom Escalante, merupakan salah satu sindrom genetik penyebab autisme dan disabilitas intelektual herediter. Keadaan ini mengakibatkan keterbatasan fisik dan intelektual serta gangguan emosi dan perilaku, dengan manifestasi ringan hingga berat. Sindrom ini berkaitan dengan ekspansi gen trinukleotida tunggal pada kromosom X, menyebabkan gagalnya ekspresi kode protein oleh gen FMR1 yang dibutuhkan untuk perkembangan saraf normal. Sindrom fragile X ini hanya mengenai sekitar 5% populasi anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah arbaclofen dapat ditoleransi dengan baik dan perbaikan apa yang dialami oleh pasien anak dan dewasa pengidap gangguan spektrum autisme idiopatik. Penelitian dilangsungkan selama 8 minggu, menggunakan metode open label dengan dosis fleksibel, di delapan tempat di Amerika Serikat dan mengikutsertakan 25 anak berusia 6 hingga 17 tahun. Semua subjek penelitian terdiagnosis mengidap ASD berdasarkan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder dan hasil wawancara diagnostik autisme serta memiliki skor Aberrant Behaviour Checklist irritability (ABC-I) lebih dari 16. Para subjek penelitian diperkenankan mengonsumsi dua obat psikoaktif, kecuali antipsikotik. Dari hasil penelitian ini, peneliti menemukan bahwa pada umumnya arbaclofen dapat ditoleransi dengan baik. Arbaclofen d i h e n t i k a n p a d a d u a a n a k k a re n a meningkatnya agitasi atau agresi, dan lima anak keluar dari penelitian karena sebabsebab lain. Selama penelitian, terlapor satu kejadian efek samping berupa peningkatan agresi yang terjadi selama penurunan dosis arbaclofen. Pada populasi intent-to-treat, peneliti menemukan perbaikan bermakna, baik pada skala orang tua maupun skala dokter. Skor ABC-I berubah dari rerata 24,7 ± 8,3 pada awal penelitian menjadi 17,3 ± 10,5 pada minggu ke-8 penelitian, dan skor Social Withdrawal membaik dari rerata 18,1 ± 8, 2 CDK 187 / vol. 38 no. 6 / Agustus - September 2011 menjadi 12,6 ± 9,3. Dari seluruh pasien, sebanyak 20 anak masuk ke klasifikasi ”much improved” atau ”very much improved” pada sk ala Clinical Global Impression for Improvement. Awal Setelah terapi Skor ABC-I 24,7 ± 8,3 17,3 + 10,5 Skor social withdrawal 18,1 ± 8, 2 12,6 ± 9,3 Simpulannya, arbaclofen dapat ditoleransi dengan baik dan memberikan efek positif terhadap perbaikan gejala utama dan gejalagejala yang terkait dengan gangguan spektrum autisme.(SFN) REFERENSI: Lowry F. Novel agent shows promise in autism. Medscape Medical News – Psychiatry. Available from: http://www.medscape.com/ 445