IMPLIKASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR Daswarman Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta [email protected] Abstract Mathematics learning is more emphasis on efforts to revive the initiative or the role of students in digging his own knowledge. This is in line with a constructivist approach in which students construct their own knowledge based on individual experience and apply it directly to their environment. Application of constructivism in mathematics learning approach will train primary school students to learn independently and make their own understanding. Thus, in learning mathematics students do not just memorize formulas but rather to understand the concept to solve the problem. Through this constructivist approach of primary school students are expected to solve mathematical problems. The main target of this problem solving skills that students are able to solve a math problem in many ways completion. Key Words: problem solving, constructivist approach, primary school permasalahan sosial, ekonomi dan PENDAHULUAN Matematika merupakan salah alam. Matematika memiliki mata pelajaran yang diajarkan di keterkaitan dengan ilmu yang lain. Sekolah Dasar (SD). Matematika Matematika sangat bermanfaat dalam berdampingan dengan mata pelajaran kehidupan yang lain. Matematika tidak bisa dinayatakan beridiri (2003:58) sendiri, sebagaimana manusia. Sebagaimana oleh Suherman bahwa dinyatakan oleh Suherman (2003:17) diberikannya bahwa jenjang matematika itu bukanlah tujuan umum matematika pada pendidikan dasar dan pengetahuan menyendiri yang dapat menengah meliputi dua hal yaitu : a) sempurna karena dirinya sendiri, mempersiapkan siswa agar sanggup tetapi itu menghadapi perubahan keadaan di terutama untuk membantu manusia dalam kehidupan dan di dunia nyata dalam memahami dan menguasai yang selalu berkembang, melalui adanya matematika Implikasi Pendekatan ... (Daswarman) latihan bertindak dasar Pembelajaran matematika haruslah pemikiran secara logis, rasional, bertahap dan berkelanjutan sehingga kritis, cermat, jujur, efektif, dan terjadi efisien, b) mempersiapkan siswa agar mewujudkan hal ini perlu peran guru dapat menggunakan matematika dan mencari pendekatan pembelajaran pola dalam yang sesuai agar siswa bisa belajar kehidupan sehari-hari dan dalam dengan baik sehingga bisa menggali mempelajari potensi dirinya. Uno (2011:127) pikir atas 44 matematika berbagai ilmu pengetahuan. Karena diajarkan itulah di matematika setiap jenjang pendidikan. Hal ini ditegaskan oleh proses berfikir. Untuk menjelaskan bahwa belajar matematika penekanannya adalah pada proses anak belajar, sedangkan guru sebagai fasilitator. Uno (2011:126) bahwa matematika Pembelajaran matematika di merupakan salah satu disiplin ilmu beberapa sekolah dasar mitra Praktek yang Lapangan dipelajari di lembaga setiap jenjang pendidikan. Di pendidikan terdapat pelajaran Kependidikan Universitas Bung menggunakan Hatta (PLK) masih pendekatan matematika. Oleh karena itu perlu pembelajaran berorientasi pada guru penguasaan matematika oleh siswa (teacher centered approaches). sekolah dasar. Suherman (2003:25) Rusman (2013:45) menjelaskan menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran sebagai ratu dimaksudkan bahwa matematika atau ibunya bahwa ilmu matematika berorientasi pada guru yaitu pembelajaran yang menempatkan adalah sumber dari ilmu yang lain. siswa sebagai objek dalam belajar Dengan perkataan lain, banyak ilmu- dan kegiatan belajar bersifat klasik ilmu atau yang penemuan dan konvensional dimana guru pengembangannya bergantung dari menempatkan diri sebagai orang matematika. Matematika berkenaan yang serba bisa dan sebagai satu- dengan konsep-konsep satunya sumber belajar. Pendekatan abstrak yang tersusun secara hirarki pembelajaran berorientasi pada guru dan mengakibatkan siswa hampir tidak ide-ide, penalaran deduktif. Implikasi Pendekatan ... (Daswarman) melakukan aktivitas dengan minat pelaksanaan dan disajikan bisa beradaptasi dengan keinginannya. Pendekatan agar siswa. menurunnya kemampuan pemecahan pembelajaran yang bisa diterapkan masalah pada siswa. dalam pembelajaran pendekatan perlu dilaksanakan pembelajaran satu yang pembelajaran ini akan berakibat akan Oleh karena itu, pada proses Salah konsep 45 pembelajaran pendekatan matematika adalah pendekatan kondtruktivisme. Suherman (2003:79) menjelaskan yang bahwa di dalam konstruktivisme menjadikan siswa sebagai subjek. peranan guru bukan pemberi jawaban Suherman akhir (2003:26) menjelaskan atas pertanyaan siswa, mengarahkan mereka bahwa proses pembelajaran adalah melainkan pembentukan untuk untuk membentuk (mengkonstruksi) menuju pada pembangunan manusia pengetahuan matematika sehingga seutuhnya, jadi tidak melalui ‘trial diperoleh struktur matematika. Hal and eror’. Hal ini lebih lanjut ini berbeda sekali dengan pendekatan dijelaskan oleh Rusman (2013:46) konvensional dimana guru bahwa mendominasi pembelajaran dan diri siswa pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai senantiasa menjawab dengan segera subjek belajar dan kegiatan belajar setiap pertanyaan-pertanyaan siswa. merupakan pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa (student PEMBAHASAN centered approaches). Pendekatan Matematika adalah mata pembelajaran yang berorientasi pada pelajaran yang sangat penting bagi siswa akan memberikan kesempatan perkembangan kemampuan berpikir kepada siswa untuk beraktivitas dan siswa sekolah dasar. Tetapi, tidak berkreatifitas sesuai dengan minat sedikit siswa yang kurang berminat dan keinginannya. dalam Suherman mengikuti pembelajaran (2003:74) matematika. Sebagian besar siswa pendekatan dalam pembelajaran matematika di pembelajaran matematika yaitu cara kelas hanya duduk pasif dan siap yang menerima menyatakan bahwa ditempuh guru dalam materi yang akan Implikasi Pendekatan ... (Daswarman) disampaikan oleh guru, tetapi mereka tidak ikut terlibat secara aktif c. Memiliki sikap kegunaan 46 menghargai matematika dalam sehingga pembelajaran yang terjadi kehidupan, yaitu memiliki rasa hanya transfer pengetahuan. Pada ingin tahu, perhatian, dan minat dasarnya dalam mempelajari matematika, tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah menyiapkan siswa agar memiliki serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. kompetensi matematika. Kompetensi atau kemahiran dalam memahami Siswa cenderung menghapal rumus dan langkah-langkah matematika diharapkan dapat dicapai penyelesaian melalui pembelajaran matematika. memahami konsep. Sehingga potensi Depdiknas (2006) melalui yang ada dalam diri siswa tidak dapat Permendiknas No. tentang berkembang Standar Isi telah dinyatakan bahwa Pemahaman tujuan pembelajaran matematika di diperlukan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan berpikir SMK/MAK adalah diantaranya agar bermanfaat dalam proses pemecahan peserta didik: masalah. Kemampuan pemecahan a. Memahami konsep matematika, masalah menjelaskan 22 soal dari dengan maksimal. konsep agar kritis siswa pada siswa sehingga masih sangat terbiasa dapat perlu keterkaitan ditingkatkan agar mereka terbiasa antarkonsep dan mengaplikasikan menuangkan pemikiran mereka baik konsep atau algoritma, secara itu dalam bentuk lisan maupun luwes, akurat, efisien, dan tepat, tulisan. dalam pemecahan masalah. kemampuan b. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media memperjelas masalah. lain keadaan untuk atau Untuk meningkatkan pemecahan masalah matematika siswa tidaklah mudah, namun bukan tidak mungkin diwujudkan. Karena itu pemilihan pendekatan pembelajaran harus disesuaikan dengan bentuk-bentuk tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran matematika. Implikasi Pendekatan ... (Daswarman) Muhsetyo menjelaskan (2009:1.26) bahwa matematika pembelajaran adalah pemberian Suherman 47 (2003:75) menyatakan bahwa konstruktivisme merupakan teori belajar pengalaman belajar kepada peserta implikasinya didik melalui serangkaian kegiatan dapat yang terencana sehingga peserta dijelaskan oleh Trianto (2011:28) didik memperoleh bahwa menurut teori konstruktivis ini tentang bahan kompetensi matematika yang dalam dimana disusun. siswa harus matematika Lebih lanjut membangun sendiri dipelajari. Sejalan dengan Muhsetyo, pengetahuan di dalam benaknya. Nikson memberikan penjelasannya Dalam teori konstuktivisme ini lebih dalam Muliyardi (2002:3) bahwa ditekankan pembelajaran belajar secara mandiri memecahkan upaya matematika membantu adalah siswa masalah kepada siswa matematika. untuk Rusman mengkonstruksi konsep atau prinsip- (2013:247) prinsip dengan konstruktivisme (individual learning) melalui dapat matematika kemampuannya sendiri menyatakan mendorong pelajar internalisasi sehingga konsep atau membangun prinsip tersebut terbangun kembali. sendiri berdasarkan Pembelajaran tersebut individu dan menekankan pada lebih upaya membangkitkan inisiatif atau peran siswa dalam bahwa pengetahuan untuk mereka pengalaman mengaplikasikannya secara langsung pada lingkungan mereka. menggali Melalui pendekatan pengetahuannya dan bukan hasil konstruktivisme diharapkan siswa transformasi bisa dari guru. Dalam membangun pembelajaran matematika diharapkan mereka siswa membuat pengertian sendiri dalam bisa pengetahuannya sejalan mengkonstruk sendiri. dengan konstruktivisme Hal ini pendekatan dimana siswa sendiri pengetahuan pembelajaran (2011:127) orang sehingga matematika. menjelaskan mempelajari mampu membangun pengetahuannya senantiasa sendiri. sendiri. membentuk Diharapkan bisa Uno bahwa matematika pengertian siswa bisa Implikasi Pendekatan ... (Daswarman) memahami matematika sesuai mampu. Interaksi 48 sosial ini pengertian sendiri bukan sekedar memacu terbentuknya ide baru menghafal dan memperkaya perkembangan rumus matematika. Dengan memiliki pengertian sendiri intelektual siswa. Menurut maka mudah Vygotsky fungsi kognitif melalui manusia berasal dari interaksi belajarnya. sosial masing-masing individu siswa memecahkan akan lebih masalah pengalaman Sebagaimana dijelaskan oleh dalam konteks budaya. Rusman (2013:37) bahwa belajar Pengetahuan menurut pandangan konstruktivistik dikonstruksi bila seorang terlibat lebih sebagai proses regulasi diri secara dalam Pembentukan menyelesaikan konflik dan sosial pengertian dalam dialog. makna adalah kognitif yang sering muncul melalui dialog antar pribadi dalam hal pengalaman ini konkret, wacana pebelajar tidak hanya kolaboratif, dan interpretasi. Belajar memerlukan akses pengalaman adalah kegiatan aktif siswa untuk fisik tetapi juga interaksi dengan membangun pengetahuannnya. pengalaman yang dimiliki oleh Ratumanan (2004:45) individu lain. Prinsip ini menyatakan ada 5 prinsip-prinsip melahirkan model pembelajaran kunci teori Konstruktivisme oleh kooperatif (cooperative learning). Vygotsky: 1. 2. Penekanan pada hakekat Daerah Perkembangan Terdekat (Zone of Proximal Development sosiokultural belajar. Vygotsky = menekankan pentingnya peranan bahwa belajar terjadi jika anak lingkungan kebudayaan bekerja atau belajar menangani interaksi sosial perkembangan tipe-tipe sebaiknya dan dalam sifat-sifat dan ZPD). Vygotsky tugas-tugas dipelajari yang tetapi yakin belum tugas-tugas manusia. Siswa tersebut masih berada dalam belajar melalui daerah perkembangan proksimal interaksi dengan orang dewasa mereka. dan teman sebaya yang lebih adalah Daerah tingkat proksimal perkembangan Implikasi Pendekatan ... (Daswarman) sedikit diatas tingkat teman sebaya atau 49 orang perkembangan seseorang saat ini, dewasa. Pembelajaran di sekolah artinya bahwa daerah ini adalah hendaknya bekerja dalam daerah daerah ini, antara tingkat perkembangan kemampuan sesungguhnya (aktual) dan kemampuananak maksud tingkat perkembangan potensial anak. menarik dengan mendorong pertumbuhan seefektifnya. Tingkat perkembangan adalah pemfungsian menekankan bahwa pemagangan intelektual individu saat ini dan kognitif mengacu pada proses di kemampuan untuk mempelajari mana seseorang yang sedang sesuatu dengan kemampuannya belajar sendiri memperoleh keahlian melalui aktual 3. (kemampuan memecahkan tahap demi tahap secara interaksinya dengan pakar. Pakar tingkat yang dimaksud adalah orang perkembangan potensial anak menguasai permasalahan yang adalah dapat dipelajari, jadi dapat berupa dicapai oleh seseorang individu orang dewasa atau teman sebaya. dengan bantuan orang dewasa Dalam konteks kooperatif, siswa atau melalui kerja sama dengan yang teman sebaya yang lebih mampu. kelompoknya dapat merupakan (kemampuan pakar bagi teman-teman dalam mandiri), sedang kondisi masalah orang masalah Pemagangan kognitif. Vygotsky yang memecahkan dibawah dewasa bimbingan atau pandai dalam kelompok tersebut. Perancahan (Scaffolding). sebaya). Jadi pada saat siswa Perancahan (scaffolding) bekerja mengacu dalam perkembangan teman lebih daerah 4. kepada pemberian terdekat sejumlah bantuan oleh teman (ZPD) mereka, tugas-tugas yang sebaya atau orang dewasa yang tidak dapat mereka selesaikan berkompeten sendiri, mereka Menurut bantuan 2004:47), akan selesaikan dapat dengan kepada Slavin anak. (Ratumanan, scaffolding berarti Implikasi Pendekatan ... (Daswarman) memberikan kepada anak siswa ke jenjang lebih tinggi sejumlah besar dukungan selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian bantuan dan menjadi optimum. 5. Bergumam (Private Speech). mengurangi Berguman adalah berbicara memberikan dengan diri sendiri atau hati untuk membimbing dan kesempatan kepada anak untuk berbicara mengambil jawab tujuan segera mengarahkan yang tanggung semakin 50 besar dalam diri sendiri. setelah ia mampu melakukan Menurut tugas tersebut secara mandiri. speech Bantuan diberikan interaksi sosial anak dengan berupa orang lain. Private speech dapat petunjuk, peringatan, dorongan, dilihat pada seorang anak yang menguraikan dalam dihadapkan pada suatu masalah bentuk lain yang memungkinkan dalam sebuah ruangan di mana siswa dapat mandiri. Vygotsky terdapat orang lain, biasanya mengemukakan orang yang pembelajar dapat pencapaian masalah tiga kategori siswa dalam upayanya memecahkan Vygotsky dapat private memperkuat dewasa. kelihatannya dirinya Anak berbicara sendiri pada mengenai permasalahan, yaitu (1) siswa masalah mencapai keberhasilan dengan pembicaraanya diarahkan pada baik, mencapai orang dewasa. Private speech keberhasilan dengan bantuan, (3) kemudian dihalangi, tertangkap siswa dan ditransformasikan ke dalam (2) gagal siswa dalam meraih keberhasilan. Scaffolding, berarti upaya pembelajar membimbing siswa untuk Dari 5 prinsip-prinsip kunci dalam teori Konstruktivisme oleh Vygotsky perlu Dorongan kemampuan dibutuhkan agar tetapi proses berfikir. upayanya mencapai keberhasilan. guru tertentu, sangat pencapaian dalam juga siswa memiliki pemecahan masalah belajar matematika. Uno (2011:131) menjelaskan bahwa ada Implikasi Pendekatan ... (Daswarman) 51 delapan tipe belajar yaitu : 1) belajar masalah dipandang sebagai suatu sinyal, 2) belajar stimulus respon, 3) proses untuk menemukan kombinasi belajar merangkai tingkah laku, 4) dari sejumlah aturan yang dapat belajar sosial verbal, 5) belajar diterapkan dalam upaya mengatasi diskriminasi, 6) belajar konsep, 7, situasi baru. belajar aturan, 8) belajar memecahkan masalah. Winkel menjelaskan Suherman (1999:96) bahwa cara belajar (2003:75) memecahkan masalah menghasilkan dalam suatu prinsip yang dapat dipergunkan konstruktivisme proses pembelajaran dalam pemecahan suatu problem. senantiasa”problem Problem yang dihadapi akan dapat menjelaskan bahwa centered approach” dimana guru dan siswa dipecahkan terikat hubungkan dalam pembicaraan yang dengan menghubung- beberapa kaidah memiliki makna matematika. Dengan sedemikian rupa, sehingga terbentuk kata lain dapat dijelaskan bahwa suatu kaidah yang lebih tinggi, dan pembelajaran pendekatan kerap dilahirkan sebagai hasil dari merupakan berpikir, bila orang menganggap dengan konstruktivisme pendekatan pembelajaran yang berpusat pada masalah. Masalah suatu problem untuk dipecahkan. Rusman timbul (2011:230) menyatakan karena bahwa masalah dapat mendorong adanya ketidak sesuaian antara apa keseriusan, inquiry, dan berpikir yang diharapkan dengan kenyataan, dengan cara yang bermakna dan antara apa yang telah diketahui dan sangat kuat (powerful). apa yang ingin diketahui, serta apa Beberapa indikator yang dimiliki dengan apa yang kemampuan pemecahan masalah dibutuhkan. menurut NCTM sesuaian Karena tersebut itu ketidak matematika harus diatasi. (1989:209) sebagai berikut: 1) Proses mengatasi ketidak sesuaian mengidentifikasi unsur-unsur yang tersebut diketahui, disebut dengan proses yang ditanyakan, dan pemecahan masalah. Wena (2013:52) kecukupan unsur yang diperlukan, 2) menyatakan merumuskan bahwa pemecahan masalah matematik Implikasi Pendekatan ... (Daswarman) atau menyusun model matematik, 3) menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah 52 PENUTUP Kemampuan masalah siswa pemecahan akan (sejenis dan masalah baru) dalam ditingkatkan atau 4) pendekatan konstruktivisme. Melalui atau pendekatan konstruktivisme siswa sesuai akan memiliki pengalaman konkret di luar matematika, menjelaskan menginterpretasikan hasil dengan dapat permasalahan asal, 5) menggunakan dalam matematika secara bermakna. sendiri. Siswa akan belajar secara Pemecahan masalah membangun penerapan pengetahuan mandiri karena pada hakekatnya merupakan salah satu kemampuan penerapan matematik konstruktivisme merupakan belajar yang sangat penting pendekatan dalam proses pembelajaran dimana mandiri siswa memperoleh Melalui pendekatan konstruktivisme menggunakan pembelajaran lebih berpusat pada pengetahuan serta keterampilan yang siswa dimana siswa diharapkan bisa sudah dimiliki untuk diterapkan pada memecahkan masalah matematika penyelesaian secara mandiri. dimungkinkan pengalaman (2009:1.27) soal. Muhsetyo menyatakan bahwa sasaran utama pemecahan masalah adalah: 1) soal yang mempunyai banyak penyelesaian, 2) soal yang diperluas, 3) soal yang mempunyai banyak cara menyelesaikan. Dengan kemampuan pemecahan masalah ini siswa akan mampu menyelesaikan soal dengan penyelesaiannya. banyak cara (individual Pemecahan learning). masalah merupakan salah satu kemampuan matematik yang perlu dimiliki oleh siswa sekolah dasar. Masalah dapat mengarahkan siswa untuk melakukan investigasi, mengeksplorasi pola- pola, dan berpikir secara kritis. Untuk memecahkan masalah, siswa perlu melakukan pengamatan yang teliti, membuat hubungan, bertanya dan menyimpulkan. Kemampuan memecahkan masalah adalah hasil Implikasi Pendekatan ... (Daswarman) utama dari suatu proses pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia matematika atau dengan kata lain pemecahan masalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua pembelajaran matematika. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2006. Permendiknas No. 22 tentang SI dan SKL. Jakarta: Sinar Grafika. Muhsetyo, Gatot dkk. 2009. Pembelajaran Matematika SD, Jakarta: Universitas Terbuka Muliyardi. 2002. Strategi Pembelajaran Matematika. Padang : Jurusan FMIPA UNP. NCTM. 1989. Curriculum and Evaluation Standars for School Mathematics. Reston, VA: NCTM Ratumanan, T.G. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa Univercity Press. Rusman. 2013. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. ______. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Suherman, Erman Strategi 53 dkk. 2003. Pembelajaran Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran InovatifProgresif: Konsep, Landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Prenada Media Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara. Wena, Made. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara. Winkel, W.S. 1999. Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT Grasindo